Anda di halaman 1dari 17

Ke IPNU-IPPNU an

I. PENDAHULUAN
IPNU-IPPNU sebagai organisasi keagamaan yang berhaluan Islam Ahlussunah wal
Jamaah, ternyata dalam perkembangannya mengalami perubahan-perubahan yang diakibatkan
oleh tuntutan situasi dan kondisi.
Oleh karenanya menjadi kewajiban setiap warga IPNU-IPPNU untuk terus mempelajari
perubahan itu, mengkajinya kemudian mencoba untuk mengatisipasinya. Dan tentunya faktor
historis sangat mendukung pula apabila warganya juga senantiasa merenunginya, mempelajari
motivasi apa yang melatarbelakangi kelahirannya, dan bagaimana perkembangan organisasi ini
dari masa ke masa. Karena dari segi historis pula kita akan mampu untuk menentukan langkah
dan alternatif apa yang terbaik yang akan kita jadikan saran untuk terus menyebarluaskan IPNU
- IPPNU sekaligus wadah generasi muda NU untuk menyalurkan aspirasi sekaligus sebagai
media dakwah.
II. SEJARAH KELAHIRAN IPNU DAN IPPNU
Ketika NU dilahirkan pada tahun 1926 adalah sebagai reaksi spontan terjadinya
penyimpangan ajaran Ahlussunah Wal Jamaah di dalam negeri dan dunia internasional, hal ini
mendapat sambutan dan dukungan luar biasa dari berbagai komunitas, baik tua maupun muda,
terpelajar maupun awam. Terbukti dengan munculnya berbagai organisasi pelajar dan santri di
berbagai pelosok negeri, tahun 1936 di Surabaya berdiri Tsamrotul Mustafidin dan PERSANO
(Persatuan Nahdlatul Oelama) di Malang. Pada tahun 1941 berdiri PAMNO (Persatuan Anak
Murid Nahdlatul Oelama), dan tahun 1945 berdiri Ikatan Murid Nahdlatul Oelama (IMNO),
tahun 1946 di Sumbawa berdiri Idjtimaut Tolabah Nahdlatul Oelama (ITNO), dan masih banyak
organisasi yang bermuatan lokal.
Pergerakan tumbuhnya organisasi tersebut nampak menggeliat pada tahun lima puluhan,
dengan berdirinya beberapa organisasi pelajar di tingkat lokal seperti IKSIMNO (Ikatan Siswa
Mubalighin Nahdlatul Oelama) tahun 1952 di Semarang, PERSENO (persatuan Pelajar
Nahdlatul Oelama) 13 Juni 1953 di Kediri, IPINO (Ikatan Pelajar Islam Nahdlatul Oelama) 27
Desember 1953 di Surakarta, dll.
Meskipun pendirian berbagai organisasi lokal tersebut atas inisiatif dan kreatifitas sendiri
namun pada dasarnya mereka berpijak pada satu keyakinan untuk menegakkan Dien Al Islam
Ahlussunah Wal Jamaah. Kesamaan itulah yang kemudian mendorong didirikannya
organisasi pelajar dan santri di tingkat nasional.
Tanggal 20 Jumadil Akhir 1373 H bertepatan dengan tanggal 24 Pebruari 1954 M, Ikatan
Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) secara resmi dibentuk melalui persidangan Konbes Maarif NU
pelopornya antara lain : M. Sofyan, Cholil, mustahal, Achmad Masjhub dan A. Ghani Farida M.
Uda. Sebagai ketua umum disepakati Mochamad Tolchah Mansur.
Tanggal 28 Pebruari 1955 IPNU melaksanakan Konggres yang pertama di Malang Jawa
Timur. Dalam forum ini diundang beberapa tokoh pelajar, santri, dan mahasiswa putri. Dari
sinilah muncul gagasan untuk mendirikan Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU).
Tanggal 8 Rajab 1374 H / 2 Maret 1955 M IPPNU secara resmi didirikan di Solo, dan dipilih
Umroh Mahfudhoh sebagai ketua umumnya.
Status organisasi IPNU dan IPPNU semula menjadi anaak asuh LP. Maarif NU dan sejak
tanggal 30 Agustus 1960 (Konggres IPNU VI dan IPPNU V). Status keduanya menjadi salah
satu Badan Otonom NU yang tercantum dalam AD NU pasal 13 ayat 4.
III. DINAMIKA PERKEMBANGAN IPNU - IPPNU
A. Kondisi IPNU - IPPNU sebelum khithoh NU

Sebagai salah satu badan otonom NU, perkembangan IPNU - IPPNU tidak terlepas dari
keberadaan NU, pada saat NU berstatus parpol tahun 1955 yang juga merupakan tahun-tahun
perkembangan awal IPNU - IPPNU ternyata belum begitu banyak berkembang karena
senantiasa bergelut dengan permasalahan politik praktis, sehingga yang terjadi prioritas IPNU-
IPPNU perhatian adalah masalah perkembangan kuantitas bukan kualitas dan iklim yang
berkurang sehat ternyata telah juga mempengaruhi perkembangannya, dan tragisnya banyak
kader IPNU - IPPNU harus memakai baju lain dan kurang leluasa memakai identitas NU dalam
gerak sosial dalam masyarakat.
Hal inilahlah yang kemudian juga melatar belakangi berdirinya PMII. Ketika soekarno
berkuasa dan merekrut NU dalam sistem NASAKOM (Nasional Agama dan Komunis) dalam
kabinetnya, tak urung sikap kritis IPNU-IPPNU sangat sulit untuk diungkapkan. IPNU-IPPNU
yang terdiri dari komponen pelajar, Santri dan Mahasiswa pada saat itu mempunyai divisi (saat
ini serupa dengan departemen atau lembaga) Kemahasiswaan yang menggarap bidang
kemahasiswaan. Kebijakan-kebijakan rezim pemerintah saat ini sangat sulit dan sungkan untuk
dikritisi. Sedangkan di satu sisi para mahasiswa NU merasa gerah akibat sikap idealisme
mereka yang tersekat.
Ketika komunis mulai giat untuk bergerak dan Soekarno dianggap lemah memunculkan
kekhawatiran para mahasiswa pada saat itu untuk bergerak mengamankan NKRI. Sehingga
IPNU-IPPNU kemudian melakukan beberapa kali informal meeting untuk menyikapi hal tersebut
yang kemudian muncul keinginan untuk membentuk suatu organ mahasiswa yang berisi
komunitas mahasiswa NU untuk bisa bersikap kritis di luar sistem NU yang saat itu cukup dekat
dengan pemerintah. Akhirnya para tokoh IPNU-IPPNU saat itu kemudian pada tanggal 17 April
1960 membidangi berdirinya Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII)
B. Kondisi IPNU - IPPNU sesudah Khithoh NU 1926 dan Kongres Jombang
Tepatnya diawali oleh hasil muktamar NU XXVII di Situbondo Jawa Timur khithoh NU
1926 terjawab, sehingga perjuangan NU adalah dalam bidang dakwah, Mabarot dan
Pendidikan sebagaimana garis perhubungan yang telah ditetapkan oleh pendiri NU dan
ternyata khithoh NU telah membawa angin segar IPNU - IPPNU merasakan keleluasaan
memakai identitas NU karena NU bukan lagi menjadi salah satu parpol tetapi sebagai
organisasi keagamaan dan kemasyarakatan.
Sedang kondisi IPNU - IPPNU pasca Kongres Jombang ternyata juga banyak membawa
perubahan semula basis pembinaan IPNU - IPPNU adalah hanya putra putri NU yang
berstatus sebagai pelajar, tetapi sejak ditetapkannya perubahan nama dari Ikatan Putra
Nahdlatul Ulama, berarti basis pembinaan IPNU - IPPNU semakin luas yakni seluruh putra
putri NU baik berstatus pelajar, santri maupun mahasiswa dan ternyata orientasi IPNU - IPPNU
pun harus semakin luas.
IV. PERJALANAN IPNU DAN IPPNU DARI MASA KE MASA
A. Masa Pertumbuhan
Masa ini ditandai berlangsungnya Muktamar IPPNU 1 di Yogyakarta Januari 1956 dan
Muktamar IPNU ke II,1-4 Januari 1956 di Pekalongan yang berhasil mamutuskan adanya
lambang IPNU,pada masa itu juga masa yang sulit namun IPNU dan IPPNU tetap eksis
melakukuan aktifitasnya.
B. Masa Pengokohan
Di masa ini IPNU semakin mampu menunjukkan jati dirinya dan sekaligus melakukan
penataan serta pemantapan langkah organisasi.Hal ini bisa dilihat ketika IPNU memasuki WAY
(world Assembly of Youth ) suatu organisasi kepemudaan dunia yang berafilitasi kepada
UNESCO,Di masa ini pula IPNU IPPNU melahirkan PMII tanggal 21 syawal 1379 H /17 April
1960 M.
C. Masa Pembaktian
Masa ini kerja keras IPNU-IPPNU mulai menunjukkan hasilnya terbukti banyaknya kader
dan binaan yang mendapatkan kedudukan sebagai pimpinan di berbagai sektor.Pada masa
inilah dibentuk CBP (Crop Brigade Pembangunan) berdasar PP No lV Th.1965 dengan tujuan
mengamankan Pembangunan dan Revolusi Indonesia.
D. Masa Pembaruan
Periode ini diawali diselenggarkannya Kongres IPNU ke IX dan IPPNU ke VIII di
Cirebon.Kongres ini banyak mengkritisi kegiatan yang terbengkalai akibat kebijakan pemerintah
yang membatasi IPNU-IPPNU sebagai organisasi ekstrakulikuler dalam sekolah-sekolah,dan
memberikan peluang yang besar kepada CSIS.Setelah berbagai macam cobaan yang dialami
pd tgl 29-31 Desember 1988 IPNU-IPPNU menggelar Kongresnya kembali yang ke X dan IX di
Jombang.Dalam Kongres ini lahir keputusan penting ,yaitu pembaruan singkatan IPNU menjadi
Ikatan Putra Nahdlatul Ulama dan IPPNU menjadi Ikatan Putri Putri Nahdlatul Ulama.Asas
Islam Ahlussunnah Waljamaah diganti dengan asas Pancasila .Hal tersebut sebagai upaya
penyesuaian atas diberlakukannya UU No 8 Th 1985 tentang Keormasan.Pasca Kongres
Jombang dinamika organisasi berjalan secara dinamis,bahkan mampu menularkan citra diri
IPNU-IPPNU.
Kongres ke XI dan X di Lasem masih merupakan penguatan hasil.Kongres XII dan XI di
Garut mulai dipertanyakan kembali perubahan nama IPNU dan IPPNU.Isu pengambilan nama
mulai digulirkan,namun IPNU dan IPPNU masih tetap sebagaimana hasil Kongres Jombang.
E. Periode Penegasan
Sejalan dengan perkembangan dan tuntutan masa, IPNU dan IPPNU pun mengalami
berbagai dinamika organisasi. Setelah perubahan nama Pelajar menjadi Putra dan Putri
membuka peluang bagi remaja dan pemuda NU untuk bergabung sekaligus berekspresi melalui
IPNU dan IPPNU sehingga sering terjadi pembelokan Visi dari Visi kepelajaran dan santri
menjadi visi kepemudaan. Hal inilah nyang kemudian direkomendasikan oleh kongres IPNU
dan IPPNU ke XIII dan XII di Makassar Sulawesi Selatan dalam wujud Deklarasi. Dimana IPNU
dan IPPNU kenmbali kevisi kepelajaran denga basic anggota: remaja, santri, pelajar dan
mahasiswa. Pasca Kongres ini berhasil didirikan komisariat IPNU dan IPPNU di berbagai
Perguruan Tinggi dan Pondok Pesantren.
F. Periode Pasca Kongres Surabaya 2003
Hasil Kongres Surabaya merupakan kesadaraan bersama para kader IPNU-IPPNU untuk
merubah nama dan sekaligus visi kepelajaran dan orientasi pengkaderannya baik di Pondok
Pesantren maupun disekolah-sekolahan. Kongres telah mengembalikan IPNU dan IPPNU pada
garis perjuangan yang semestinya. Artinya IPNU dan IPPNU adalah Organisasi Pelajar dan
Organisasi Kader. Merujuk hasil Kongres tersebut menuntut komitmen bersama untuk dapat
mewujudkan/mengembalikan masa keemasan kita yang telah hilang, karena riskan bahkan
ironis bila momen ini tidak dapat dipergunakan dengan sebaik-baiknya dan seoptimal mugkin
oleh semua jajaran NU, khususnya IPNU dan IPPNU lebih khusus lagi Pondok Pesantren dan
Maarif.
G. Periode 2003-2009
Periode ini IPNU-IPPNU diuji dengan berbagi bentuk kepentingan, karena melihat realita
yang terjadi dalam pemilihan umum baik lokal maupun nasional, oleh karena itu dalam masa ini
IPNU-IPPNU berkomitmen mengembalikan lagi kepada Khittoh perjuangan yaitu sebagi
organisasi kader dan kepelajaran

V. PENGERTIAN, TUJUAN DAN USAHA


A. Pengertian
IPNU dan IPPNU adalah organisasi yang berazaskan pancasila, beraqidah Islam
Ahlussunah Wal Jamaah yang mengikuti salah satu madzhab 4 (empat) (Hanafi, Maliki, Syafii,
Hambali) yang bersifat keagamaan, kekeluargaan, kemasyarakatan dan kepemudaan yang
dilahirkan pada tanggal 20 Jumadil Akhir 1373 H untuk IPNU dan 8 Rojab 1374 H untuk IPPNU.
B. Tujuan IPNU - IPPNU
Tujuan IPNU - IPPNU adalah sebagai berikut :
1. Terbentuknya kesempurnaan pelajar Indonesia yg bertaqwa kepada Allah, berilmu dan
berakhlakul karimah.
2. Terbentuknya kader Islam yang berwawasan kebangsaan.
3. Bertanggung jawab atas tegak dan berkembangnya syariah Islam menurut faham Aswaja.
4. Terbentuknya masyarakat Indonesia yang adil makmur berdasarkan pancasila dan UUD 1945.
C. Fungsi :
Wadah perjuangan dalam pendidikan dan kepelajaran, wadah pengkaderan dalam
mempersiapkan kader-kader bangsa dan pemimpin NU, wadah penguwatan dalam
melaksanakan dan mengembangkan islam ahlussunnah waljamaah untuk melanjutkan
semangat jiwa dan nilai-nilai nahdliyin, wadah komunikasi untuk meperkokoh ukhuwah
nahdliyah, islamiyah, insaniyah dan wathoniyah.
D. Usaha IPNU-IPPNU
Usaha IPNU-IPPNU adalah sebagai berikut :
1. Menghimpun dan membina Pelajar NU dalam wadah IPNU IPPNU.
2. Mempersiapkan kader intelektual sebagai penerus perjuangan bangsa.
3. Mengusahakan tercapainya tujuan organisasi dengan menyusun landasan program perjuangan
sesuai dengan perkembangan masyarakat.
4. Menjalin dan mengusahakan kerja sama dengan berbagai pihak selama tidak merugikan IPNU
IPPNU.
VI. KEANGGOTAAN, PERMUSYAWARATAN, STRUKTUR, LAMBANG
1. Keanggotaan IPNU dan IPPNU
Keanggotaan IPNU dan IPPNU terdiri dari :
Anggota biasa, yaitu Pelajar Indonesia yang menyetujui PD / PRT IPNU IPPNU.
Anggota Istimewa, yaitu Alumni pengurus IPNU - IPPNU dan orang yang dianggap berjasa
terhadap organisasi IPNU IPPNU.
Setiap anggota berkewajiban :
1) Menjaga dan membela ajaran agama Islam.
2) Menaati Peraturan Dasar dan Peraturan Rumah Tangga serta Peraturan Organisasi.
3) Membayar iuran anggota.
Setiap anggota biasa berhak :
1) Memperoleh perlakuan yang sama dari / untuk organisasi.
2) Mengeluarkan usul, saran serta pendapat.
3) Mengikuti kegiatan yang diselenggarakan organisasi
4) Memilih dan dipilih sebagai pengurus.
2. Struktur Kepengurusan IPNU dan IPPNU
Masa Masa
Struktur Singkatan Tingkat Jabatan Jabatan
IPNU IPPNU
PP Pimpinan Pusat Ibu Kota 3 Tahun 3 Tahun
PW Pimpinan Wilayah Propinsi 3 Tahun 3 Tahun
PC Pimpinan Cabang Kabupaten/Kota 2 Tahun 2 Tahun
PAC Pimpinan Anak Cabang Kecamatan 2 Tahun 2 Tahun
PK Pimpinan Komisariat Sekolah/Ponpes/P 1 Tahun 1 Tahun
T
PR Pimpinan Ranting Desa/kelurahan 2 Tahun 2 Tahun
3. Permusyawaratan IPNU dan IPPNU
GRES
AKERNAS (Rapat Kerja Nasional)
ONBES (Konferensi Besar)
APIMNAS (Rapat Pimpinan Nasional)
ONWIL (Konferensi Wilayah)
AKERWIL (Rapat Kerja Wilayah)
APIMWIL (Rapat Pimpinan Wilayah)
ONCAB (Konferensi Cabang)
AKERCAB (Rapat Kerja Cabang)
APIMCAB (Rapat Pimpinan Cabang)
FERENSI ANAK CABANG
AT KERJA ANAK CABANG
AT ANGGOTA
VII. LAMBANG ORGANISASI
a. LAMBANG IPNU
1) Lambang organisasi berbentuk bulat

2) Warna dasar hijau berlingkar kuning ditepinya dengan diapit dua


lingkaran putih.
3) Dibagian atas tercantum huruf IPNU dengan titik diantaranya diapit oleh tiga garis pendek (satu
diantaranya lebih panjang pada bagian kanan dan kirinya, semua berwarna putih).
4) Dibawahnya terdapat bintang sembilan, lima terletak sejajar yang satu diantaranya lebih besar
terletak ditengah dan empat bintang lainnya terletak mengapit membentuk sudut segi tiga,
semua berwarna kuning.
5) Diantara bintang yang mengapit terdapat dua kitab dan dua bulu angsa yang bersilangan
berwarna putih.
Arti Lambang IPNU :
Warna hijau : subur, warna kuning : himmah/cita-cita yang tinggi, warna putih : suci.
Bentuk bulat : kontinuitas / terus-menerus / istiqomah
Tiga titik diantara huruf IPNU : Islam, Iman, Ikhsan
Enam garis / strip pengapit huruf IPNU : Rukun Iman
Bintang : ketinggian cita-cita
Sembilan bintang : Lambang keluarga besar NU
5 bintang diatas : 1 bintang yang besar ditengah : Nabi Muhammad SAW sedangkan 4 bintang
di kanan kiri : Khulafaur Rosyidin, yaitu sahabat : Abu bakar Ashidiq, Umar bin Khotob, Utsman
bin Affan dan Ali bin Abi Tholib RA.
4 bintang di bawah : 4 madzhab, yaitu Imam Hanafi, Imam Hambali, Imam Syafii, dan Imam
Maliki ra.
Dua kitab : Al-Quran dan Al-Hadits
Bulu : Lambang ilmu, 2 bulu angsa bersilang : sintesis / perpaduan ilmu agama dan ilmu umum.
Bintang bersudut 5 : Rukun Islam

b. LAMBANG IPPNU

a. Lambang organisasi segitiga sama kaki.


b. Warna dasar hijau bergaris berwarna kuning yang diapit dua warna putih ditepinya.
c. Isi lambang : Bintang sembilan, yang satu besar terletak diatas, empat menurun disisi kiri dan
empat lainnya menurun disisi kanan dan berwarna kuning. Dua kitab dan dua bulu ayam
bersilang berwarna putih, dua bunga melati di sudut bawah berwarna putih.
d. Dibawah dua bulu dan diantara dua bunga melati terdapat tulisan IPPNU dengan titik diantara
huruf-hurufnya berwarna putih.
Arti Lambang IPPNU :
Warna hijau : kebenaran, warna kuning : kejayaan dan himmah / cita-cita yang tinggi, warna putih
: kesucian.
Bentuk segi tiga : Islam Iman Ikhsan
Dua garis tepi : 2 Kalimat Syahadat
Sembilan bintang : Lambang keluarga besar NU
1 bintang yang besar diatas : Nabi Muhammad SAW
4 bintang menurun di sisi kanan : Khulafaur Rosyidin, yaitu sahabat : Abu bakar Ashidiq, Umar
bin Khotob, Utsman bin Affan dan Ali bin Abi Tholib RA.
4 bintang menurun di sisi kiri : 4 madzhab, yaitu Imam Hanafi, Imam Hambali, Imam Syafii, dan
Imam Maliki ra.
Dua kitab : Al-Quran dan Al-Hadits
Bulu : Lambang ilmu, 2 bulu bersilang :aktif menuntut ilmu agama dan ilmu umum, aktif membaca
dan menulis.
Dua bunga : sintesis / perpaduan ilmu agama dan ilmu umum
Lima titik diantara huruf IPPNU : Rukun Islam.

VIII. BIDANG GARAPAN IPNU DAN IPPNU


Bidang garapan IPNU - IPPNU terbagi pada tiga bagian :
a. Bidang Organisasi
b. Bidang Kaderisasi
c. Bidang Partisipasi
Penjelasan :
a. Bidang Organisasi
Dalam bidang ini ditargetkan terwujudnya konsolidasi organisasi IPNU - IPPNU mencakup
pemantapan struktur, personalia dan pemantapan wawasan anggota serta makin mantapnya
peran organisasi dalam perkembangan ormas kepemudaan dan masyarakat.
b. Bidang Kaderisasi
Dalam bidang ini ditargetkan terbentuknya kader-kader yang loyal dan berdedikasi berwawasan
kebangsaan, komitmen terhadap nilai dasar perjuangan dan memiliki kemampuan manajerial
serta laku gerak akhlakul karimah.
Adapun jenjang pengkaderan dalam IPNU - IPPNU adalah :
1. Makesta (Masa Kesetiaan Anggota)
2. Lakmud (Pelatihan Kader Muda)
3. Lakut (Pelatihan Kader Utama)
Bentuk ini adalah pengkaderan formal, dan masih banyak bentuk pengkaderan lainnya.
Misalnya Pelatihan Pengembangan Sumber Daya Manusia, Pelatihan Pelatih dan lain-lain.
c. Bidang Partisipasi
Target programnya adalah menumbukan kesadaran dan kepedulian anggota dan kader
terhadap pembangunan bangsa dan kepedulian menjalin kerja sama dengan ormas pemuda,
Lembaga Pemerintah dan Lembaga Swadaya Masyarakat, serta kepedulian menghayati khitoh
nahdliyah.
IX. MARS IPNU DAN IPPNU

MARS IPNU MARS IPPNU


Wahai Pelajar Indonesia Sirnalah gelap terbilah terang
Siapkanlah Barisanmu Mentari timur sudah bercahya
Bertekad Bulat Bersatu Ayunkan langkah pukul genderang
Di Bawah Kibaran Panji IPNU Sgala rintangan mundur semua

Ayo Hai Pelajar Islam yang Setia Tiada laut sedalam iman
Kembangkanlah Agamamu Tiada gunung setinggi cita
Dalam Negara Indonesia Sujud kepala kepada Tuhan
Tanah air yang kucinta Tegak kepala lawan derita

Dengan berpedoman kita belajar Di malam yang sepi di pagi yang terang
Berjuang serta bertaqwa Hatiku teguh padamu ikatan
Kita bina watak nusa dan bangsa Di malam yang hening
Tuk kejayaan masa depan di pagi membakar
Hatiku penuh bagimu pertiwi
Bersatu wahai pelajar Islam jaya
Tunaikanlah kewajiban yang mulia Mekar seribu bunga di taman
Ayo maju pantang mundur Mekar cintaku pada ikatan
Dengan rahmat Tuhan Ilmu ku cari amal ku beri
kita perjuangkan Untuk agama bangsa negeri
Ayo maju pantang mundur
Pasti tercapai adil makmur

X. PRINSIP PERJUANGAN IPNU-IPPNU


Dalam kitab suci Al Quran, ditegaskan, makna manusia sebagai khalifah memiliki dimensi
sosial (horizontal), yakni mengenal alam (QS 2:31), memikirkannya (QS 2: 164) dan
memanfaatkan alam dan isinya demi kebaikan dan ketinggian derajat manusia sendiri (QS
11:61). Sedangkan fungsi manusia sebagai abdullah memiliki dimensi ilahiah (vertical) yaitu
mempertanggungjawabkan segala perbuatan dan ucapan di hadapan Allah swt.
Menghidupi cita-cita perjuangan dan tantangan sosial tersebut mendorong IPNU-IPPNU
untuk merumuskan konsepsi ideologis (pandangan hidup yang diyakininya) berupa Prinsip
Perjuangan IPNU-IPPNU sebagai landasan berfikir, analisis, bertindak, berperilaku, dan
berorganisasi. Prinsip Perjuangan IPNU-IPPNU adalah perwujudan dari tugas pesan kenabian
dalam konteks IPNU-IPPNU
I. LANDASAN BERFIKIR IPNU
Sebagaimana ditetapkan dalam khittah 1926, Aswaja (Ahlussunnah wal jamaah) adalah
cara berfikir, bersikap, dan bertindak bagi warga Nahdliyin. Sikap dasar itu yang menjadi watak
IPNU, dengan watak keislamannya yang mendalam dan dengan citra keindonesiaannya yang
matang. Semua itu kemudian diwujudkan dalam berfikir dan bersikap serta bertindak.
Cara Berfikir: Cara berfikir menurut IPNU sebagai gambaran dari ahlussunah wal
jamaah adalah cara berfikir teratur dan runtut dengan memadukan antara dalil naqli (yang
berdasar Al quran dan Hadits) dengan dalil aqli (yang berbasis pada akal budi) dan dalil waqii
(yang berbasis pengalaman).
Cara Bersikap: IPNU memandang dunia sebagai kenyataan yang beragam; karena itu
keberagaman diterima sebagai kenyataan. Namun juga bersikap aktif yakni menjaga dan
mempertahankan kemajemukan tersebut agar kehidupan harmonis (selaras), saling mengenal
(litaarofu) dan memperkaya secara budaya. Sikap moderat (selalu mengambil jalan tengah)
dan menghargai perbedaan menjadi semangat utama dalam mengelola kemajemukan tersebut.
Dengan demikian IPNU juga menolak semua sikap yang mengganggu keanekaragaman atau
keberagaman budaya tersebut.
Cara Bertindak: Dalam bertindak, aswaja mengakui adanya kehendak Allah (taqdir)
tetapi aswaja juga mengakui bahwa Allah telah mengkaruniai manusia pikiran dan kehendak.
Karena itu dalam bertindak aswaja IPNU sebagaimana dirumuskan Imam Abu Hasan Al Asyari,
tidak bersikap menerima begitu saja dan menyerah kepada nasib dalam menghadapi kehendak
Allah, tetapi berusaha untuk mencapai taqdir Allah dengan istilah kasab (usaha). Namun
demikian, tidak harus berarti bersifat antroposentris (mendewakan manusia), bahwa manusia
bebas berkehendak (seperti Qodariyah). Tindakan manusia tidak perlu di batasi dengan ketat,
karena akan dibatasi oleh alam, oleh sejarah. Sementara Allah tidak dibatasi oleh faktor-faktor
itu. Dengan demikian tindakan aswaja IPNU bukan tindakan yang sekuler melainkan sebuah
proses pergerakan iman yang mengejawantah dalam seluruh aspek kehidupan.

II. LANDASAN BERSIKAP

Nilai-nilai tersebut adalah:


1. Diniyyah/agama
a. Tauhid (at-tauhid) merupakan keyakinan yang kokoh terhadap Allah swt. Sebagai ruh dan
sumber inspirasi berpikir dan bertindak.
b. Persaudaraan dan persatuan (al-ukhuwwah wal-ittihad) dengan mengedepankan sikap
mengasihi (welas asih) sesama makhluk.
c. Keluhuran moral (al-akhlaqul karimah) dengan menjunjung tinggi kebenaran dan kejujuran (as-
shidqu). Bentuk kebenaran dan kejujuran yang dipahami:
As-shidqu ila llah. Sebagai pribadi yang beriman selalu melandasi diri dengan perilaku benar
dan jujur, karena setiap tindakan senantiasa dilihat sang khalik.
Ashidqu ila ummah, sebagai makhluk sosial dituntut bersikap kesalehan dalam bermasyarakat,
jujur dan benar kepada masyarakat dengan senantiasa melakukan pencerahan terhadap
masyarakat.
Ash shidqu ila an-nafsi, jujur dan benar kepada diri sendiri merupakan sikap perbaikan diri
dengan semangat peningkatan kualitas diri.
Amar ma'ruf nahy munkar, sikap dakwah selalu menyerukan kebaikan dan mencegah segala
bentuk kemunkaran.
2. Keilmuan, prestasi, dan kepeloporan
a. menunjunjung tinggi ilmu pngetahuan dan teknologi dengan semangat peningkatan kualitas
SDM IPNU dan menghargai ahli-ahli atau sumber pengetahuan secara proporsional.
b. Menunjunjung tinggi nilai-nilai amal, kerja dan prestasi sebagai bagian dari ibadah kepada Allah
subhanahu wataala.
c. Menjunjung tinggi kepeloporan dalam usaha mendorong, memacu, dan mempercepat
perkembangan masyarakat.
3. Sosial kemasyarakatan
a. Menjunjung tinggi kebersamaan di tengah kehidupan berbangsa dan bernegara dengan
semangat mendahulukan kepentingan bersama daripada kepentingan pribadi.
b. Selalu siap mempelopori setiap perubahan yang membawa manfaat bagi kemaslahatan
manusia.
4. Keikhlasan dan loyalitas
a. menjunjung tinggi sifat keikhlasan dalam berkhidmah dan berjuang
b. menjunjung tinggi kesetiaan (loyalitas) kepada agama, bangsa, dan negara dengan melakukan
ikhtiar perjuangan di bawah naungan IPNU

III.LANDASAN BERORGANISASI

1. Ukhuwwah
Sebuah gerakan mengandaikan sebuah kebersamaan, karena itu perlu diikat dengan
ukhuwah (persaudaraan) atau solidaritas (perasaan setia kawan) yang kuat (al urwatul wutsqo)
sebagai perekat gerakan tersebut. Adapun gerakan ukhuwah IPPNUadalah meliputi :
a. Ukhuwwah Nahdliyyah
b. Ukhuwwah Islamiyyah
c. Ukhuwwah Wathaniyyah
d. Ukhuwwah Basyariyyah

2. Amanah
Dalam kehidupan yang serba bersifat duniawi (kebendaan), sikap amanah mendapat
tantangan besar. Namun demikian perlu terus dipertahankan. Sikap amanah (saling percaya)
ditumbuhkan dengan membangun kejujuran baik pada diri sendiri maupun pihak lain.

3. Ibadah (pengabdian)
Berjuang dalam NU untuk masyarakat dan bangsa haruslah berangkat dari semangat
pengabdian, baik mengabdi pada IPNU, umat, bangsa, dan seluruh umat manusia. Dengan
demikian mengabdi di IPNU bukan untuk mencari penghasilan mencari pengaruh atau mencari
jabatan. Tetapi memiliki tugas berat dan mulia.

4. Asketik (Kesederhanaan)
Sikap amanah dan pengabdian muncul bila seseorang memiliki jiwa asketik (bersikap
zuhud/sederhana). Karena pada dasarnya sikap materialistik (hubbud dunya) akan
menggerogoti sikap amanah dan akan merapuhkan semangat pengabdian.

5. Non Kolaborasi
Landasan berorganisasi yang ke-5 ini perlu ditegaskan kembali, mengingat dewasa ini
banyak lembaga yang didukung oleh pemodal asing yang menawarkan berbagai jasa dan dana
yang tujuannya bukan untuk memandirikan, melainkan untuk menciptakan ketergantungan dan
pengaburan terhadap khittah serta prinsip-prinsip gerakan NU secara umum, melalui campur
tangan dan pemaksaan ide dan agenda mereka.

6. Komitmen Pada Korp


Untuk menerapkan prinsip-prinsip serta menggerakkan roda organisasi maka perlu
adanya kesetiaan dan kekompakan dalam korp (himpunan) organisasi. Karena itu seluruh korp
harus secara bulat menerima keyakinan utama yang menjadi pandangan hidup (akidah
ideologi) dan seluruh prinsip organisasi.
Demikian juga pimpinan tidak hanya cukup menerima ideologi akidah serta prinsip
pergerakan tetapi harus menjadi pelopor, teladan dan penggerak prinsip-prinsip tersebut.
7. Kritik-Otokritik
Untuk menjaga keberlangsungan organisasi serta memperlancar jalannya program maka
perlu adanya cara kerja organisasi. Untuk mengatasi kemungkinan terjadinya kemandekan atau
bahkan penyimpangan maka dibutuhkan semacam peraturan sebagai kontrol terhadap kinerja
dalam bentuk kritik-otokritik (saling koreksi dan introspeksi diri).

IV. JATI DIRI IPNU

1. Hakikat dan Fungsi IPNU


a. Hakikat
IPNU adalah wadah perjuangan Pelajar NU untuk mensosialisasikan komitmen nilai-nilai
keislaman, kebangsaan, keilmuan, kekaderan, dan keterpelajaran dalam upaya penggalian dan
pembinaan kemampuan yang dimiliki sumber daya anggota, yang senantiasa mengamalkan
kerja nyata demi tegaknya ajaran Islam Ahlussunnah wal jamaah dalam kehidupan masyarakat
Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945
b. Fungsi
IPNU berfungsi sebagai:
1) Wadah berhimpun Pelajar NU untuk mencetak kader akidah.
2) Wadah berhimpun pelajar NU untuk mencetak kader ilmu
3) Wadah berhimpun pelajar NU untuk mencetak kader organisasi.

Kelompok masyarakat yang menjadi sasaran panggilan dan pembinaan (target kelompok) IPNU
adalah setiap Pelajar bangsa yang syarat keanggotaannya, sebagaimana ketentuan dalam
PD/PRT IPNU

2. Posisi IPNU
a. Interen (dalam lingkungan NU)
IPNU sebagai perangkat dan badan otonom NU, secara kelembagaan memiliki kedudukan
yang sama dan sederajat dengan badan-badan otonom lainnya, yaitu memiliki tugas utama
melaksanakan kebijakan NU, khususnya yang berkaitan dengan kelompok masyarakat tertentu.
b. Eksteren (di luar lingkungan NU)
IPNU adalah bagian dari generasi muda Indonesia yang memiliki tanggung jawab terhadap
kelangsungan hidup bangsa dan Negara Republik Indonesia dan merupakan bagian tak
terpisahkan dari upaya dan cita-cita perjuangan NU serta cita-cita bangsa Indonesia.

3. Orientasi (Tujuan) IPNU


Orientasi IPNU berpijak pada kesemestaan organisasi dan anggotanya untuk senantiasa
menempatkan pergerakan pada ranah keterpelajaran dengan kaidah belajar, berjuang, dan
bertaqwa, yang bercorak dasar dengan wawasan kebangsaan, keislaman, keilmuan,
kekaderan, dan keterpelajaran.

CITRA DIRI IPPNU


1. PENGERTIAN CITRA DIRI IPPNU
Pedoman/ landasan bersikap IPPNU dalam mengemban amanat baik atas nama individu
maupun organisasi.
Citra Diri IPPNU tidaklah statis, tetapi selalu ada perubahan-perubahan sesuai dengan keadaan
zaman sehingga bisa menjadi pedoman bagi IPPNU
2. VISI IPPNU
Terbentuknya kesempurnaan putri-putri ndonesia yang bertakwa, berakhlakul karimah, berilmu
dan berwawasan kebangsaan.
3. MISI IPPNU:
Membangun kader NU yang berkualitas, berakhlakul karimah, bersikap demokratis dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Mengembangkan wacana dan kualitas sumberdaya kader menuju terciptanya kesetaraan
gender.
Membentuk kader yang dinamis, Kreatif dan inovatif.
Visi dan Misi dijabarkan dalam program kerja IPPNU.
Orientasi/arah yang ingin dicapai dibagi dalam dua cara, yaitu:
a. Secara Individual
Diletakkan dalam perspektif manusia dinamis adalah manusia yang selalu berprakarsa dan
melakukan ikhtiar, manusia yang bergerak kedepan, berubah dan berkembang menuju tingkat
yang lebih sempurna.(kamil)
Sedangkan manusia yang berwawasan integrasi adalah manusia yang terus menggali nilai-nilai
keislaman, kebangsaan, keilmuan, dan kekaderan secara kritis untuk diartikulasikan dalam
pemikiran, sikap, dan semangat perjuangan sehingga mampu menjadi kader bangsa dan
organisasi yang handal. Citra kader yang handal ditandai oleh kemampuan konseptual,
metodologis dsn teknis yang mampu mengarahkan kader pada komitmen keislaman,
kebangsaan, keilmuan dan kekaderan dan mampu memformulasikanya secara cerdas dalam
kehidupan nyata.
b. Secara kolektif
Diletakan dalam prespeektif mbadi khoiru ummah yaitu suatu masyarakat ideal yang
digambarkan sebagai masyaraklat yang bertakwa kepada ALLAH swt, tentram, berahlaq
mulia,adil dan sejahtera.
Dalam konteks IPPNU adalah tumbuh dan berkembangnya semangat berorganisasi yang
didasari kesetiakawanan antar warga dan pemimpin, serta munculnya program yang terarah
demi peningkatan mutu dan tujuan yang diembanya. Produktif menjadi kunci indikator capaian
dimaksud dan mabadi khaira ummah adalah tujuan akhirnya.
4. KARAKTER DASAR
Untuk menjadi manusia kamil dan khaira ummah, kader IPPNU mengwemban amanat dan
tugas utama yaitu melaksanakan amar makruf nahi munkar. Untuk membangun citra ideal
tersebat, ditandai dengan karakter sebagai berikut :

a. Bersikap mabadi khairu ummah yang meliputi:


Ash-shidqu, Kejujuran, kesungguhan dan keterbukaan.Shidqu merupakan refleksi keteradaan
manusia yang palin otentik yang bersumber pada hati nurani.
Al-amanah wal wafa bil ahdi, dapat dipercaya, setia dan tepatjanji. Ini akan emmperkokoh dan
menjamin integritas pribadi manusia sejati yang senantioasa hadir, terlibat dipercaya, bersedia
dan mampu menyelesaikanpersoalan umat.
Al-adlu, Bersikap dan bertindak adildalam segala situasi. Adalah secara absolut melindungi nilai
kemanusiaan, dijaga eksistensinya dan dilaksanakn secara propporsional.
Al-taawun, Saling tolong menolong dalam dan demi kebajikan(al birru) yang dibarengi dengan
dedikasi dan kredibilitas pribadi.
Al-istiqomah, keajegandan kedisiplinan dalam meniti jalur kehidupan sesuai ketentuan Allah
SWT, para rasulnya,tuntunan para salafussalih dan aturan-aturan yang disepakti bersama.

b. Berperilaku 'ASWAJA' yang diterapkan menurut kondisi kemasyarakatan Indonesia:


1) landasan beragama: mendasarkan ucapan, perbuatan serta pemikiran pada al-quran, al-
hadits,ijma dan Qiyas
2) Landasan sikap kemasyarakatan menampilkansikap kemasyarakatan yang mencerminkan nilai-
nilai:
Tawasuth dan Itidal: Prinsip hidup yang menjunjung tinggi keharusan berlaku adil dan lurus
ditengah kehidupan bersama, selalu bersifat membangum dan menghindari bentuk pendekatan
yang ekstrim
Tawzun: Sikap seimbang dalam berhidmat kepada Allah, manusia dan alam semesta,
menyelaraskan kepentinga masa lalu,kini dan yang akan datang.
Tasamuh: Sikap toleran terhadap perbedaan dan pluralitas yang ada baik dalam masalah agama
maupun budaya.
Amar maruf nahi munkar: memiliki kepekaan untuk mendorong perbuatan yang baik, berguna
dan bermanfaat bagi kehidupan bersam, sertta menolak dan mencegah hal yang merendahkan
dan menjerumuskan nilai kehidupan.
c. Berjiwa Tajdid (pembaharu): berwujud pada pemikiran dansikap yang selalu ingin mencari
nilai-nilai keutamaan yang baru dan lebih baik dengan tetap memperhatikan nilai-nilai tradisi
lama masih tetap dianggap baik.

5. POSISI
Secara intern, IPPNU merupakan perangkat dan badan otonom NU yang mempunyai
kedudukan sama/sederajat dengan banom-banom yang lain aeperti Muslimat, Fatayat, GP
Ansor, dan IPNU.
Tugas utama banom adalah melaksanakan kebijakan NU khususnya yang berkaitan
dengan kelompok masyarakat tertentu.
Secara ekstern, IPPNU mempunyai kedudukan sederajat dengan ormas-ormas pemuda
Indonesia lainnya.

Anda mungkin juga menyukai