Anda di halaman 1dari 6

25

KONSEP MATERI PENDIDIKAN KARAKTER PADA TINGKAT SMPN DI


KABUPATEN BULUKUMBA

Oleh:
Firman Muin2, Sangkala Ibsik1
Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Makassar
Email : firman.muin@unm.ac.id (Firman Muin)
Email : sangkala.ibsik@unm.ac.id (Sangkala Ibsik)

ABSTRAK: Bahwa pendidikan karakter sangat strategis dan utama dalam sistem pendidikan
nasional sebagai usaha membina karakter para peserta didik yang berbasis nilai-nilai dasar negara
pancasila dana nilai-nilai kebangsaan Indonesia, termasuk di dalamnya tercakup nilai-nilai kearifan
lokal serta nilai-nilai alkulturasi yang berkembang dan yang mendukung pembinaan karakter peserta
didik khususnya pada tingkat SMPN. Hal tersebut harus menjadi perhatian utama bagi para guru
pemangku mata pelajaran yang mengintegrasikan materi pendidikan karakter, sehingga dalam
penyusunan konsep materi ajar berisi nilai pendidikan karakter yang relevan dan sesuai dengan mata
pelajaran. Rumusan masalah yang dikaji dalam penelitian ini (1) bagaimana kondisi pengembangan
materi ajar pendidikan karakter oleh para guru SMPN di kabupaten Bulukumba; (2) bagaimana
tingkat kemampuan guru dalam pengembangan materi ajar, pemilihan sumber, strategi, model dan
evaluasi yang diterapkan dalam pembelajaran pendidikan karakter. Tujuan penelitian ini adalah (i)
untuk mengetahui kondisi pengembangan materi ajar pendidikan karakter oleh para guru SMPN; (ii)
untuk mendapatkan data dan informasi tentang kemampuan guru dalam mengembangkan materi ajar,
pemilihan sumber bahan ajar, strategi, model dan evaluasi pembelajaran pendidikan karakter pada
tingkat SMPN. Penelitian Ini menggunakan pendekatan/metode deskriptif kualitatif, dengan teknik
pengumpulan data, observasi, koesioner, wawancara dan fokus group discusssion.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa; (1) bahwa kemampuan para guru MP yang menintegrasikan
materi pend. karakter cukup memadai, dan mampu meramu bahan ajar dari bahan literasi dan nilai-
nilai kearifan lokal setempat; (2) tingkat kemampuan MP dalam mengintegrasikan materi ajar pend.
karakter tergolong tinggi dan secara teknis oprasional implementasi pembelajaran pend. karakter para
guru MP masih menemui kesulitan terutama dalam merumuskan spesifikasi subtansi perumusan
desain pembelajaran materi ajar pend. karakter pada tingkat SMPN.

Kata Kunci: Konsep, Materi, Karakter

PENDAHULUAN bertanggung jawab. Bahwa prinsip


penyelenggaraan pendidikan adalah sebagai
Dalam Undang-undang nomor 20 tahun suatu proses pembudayaan dan pemberdayaan
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pada peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat,
pasal 3; ditegaskan bahwa pendidikan nasional dan diselenggarakan dengan memberi
berfungsi mengembangkan kemampuan dan keteladanan, membangun kemauan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang mengembangkan kreativitas peserta didik dalam
bermartabat dalam rangka mencerdaskan proses pembelajaran.
kehidupan bangsa, bertujuan untuk Generasi muda Indonesia harus
berkembangnya potensi peserta didik agar dibangun di atas landasan falsafah dan
menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kebudayaan Indonesia sendiri yaitu Pancasila,
kepada Tuhan Yang Maha Esa berakhlak mulia, karena atas landasan ini heterogenitas, integritas
sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan dan kebhinekaan Indonesia dapat dijembatani
menjadi warga negara yang demokratis serta dengan nilai-nilai luhur bangsa Indonesia.

Jurnal Supremasi ISSN 1412-517X


26 Volume XII Nomor 1, April 2017

Pendidikan karakter atau pendidikan sekolah, untuk menciptakan sosok-sosok


berintegritas yang diberikan pada para peserta individu yang mandiri (John Dewey, 1978).
didik di sekolah khususnya pada tingkat SMPN, Pendidikan karakter bertujuan
materi ajarnya diintegrasikan kedalam mata meningkatkan aplikasi sikap dan perilaku mulia
pelajaran tertentu. Oleh karena itu para guru (Denda P, 1998). Sikap dapat mencerminkan
ditingkat SMPN benar-benar harus memiliki pola pikir dan pola laku manusia (pola perilaku
kemampuan profesional mengenai konsep manusia) dengan mengamati reaksi seseorang
materi, strategi, model, dan evaluasi akan dapat diketahui fenomena indikator sikap
pembelajaran karakter untuk tingkat SMPN, dan pada dirinya. Sikap seseorang berkaitan dengan
dipahami bahwa usia pada tingkat SMPN adalah tindakan nyata (Fhisbein & Ajzan, 1974) salah
generasi yang paling kritis dan rentan atas satu fenomena yang paling meyakinkan dalam
pengaruh budaya dan gaya hidup dalam riset mutakhir tentang sikap adalah kenyataan
kehidupan keseharian mereka. Pendidikan bahwa tingkahlaku bisa juga mempengaruhi
karakter yang berbasis pada nilai-nilai Pancasila sikap, bukan hanya mencerminkan pandangan
dan kearifan lokal harus menjadi acuan dan arus yang dipegang oleh orang tersebut sebelumnya
pembinaan nilai-nilai keIndonesia kepada para (Festinger & Carlsmith, 1959).
peserta didik sebagai generasi masa depan
Negara Republik Indonesia. 2. Materi/isi dan Sumber Pendidikan
Berdasarkan latar belakang di atas, maka Karakter
rumusan masalah penelitian yang dikaji adalah: Pada dasarnya isi pendidikan karakter
(1) Bagaimana kondisi pengembangan materi secara umum telah dijabarkan oleh pendiri
ajar pendidikan karakter terintegrasi oleh para republik Indonesia (the founding fathers) yang
guru SMPN di kabupaten Bulukumba? (2) dijabarkan kedalam dokumen-dokumen resmi
Bagaimana tingkat kemampuan guru dalam negara Indonesia seperti dalam piagam jakarta,
pengembangan materi ajar, pemilihan sumber, pembukaan UUD 1945, Pancasila, dan UUD
strategi, metoda, model, media dan evaluasi Negara Indonesia 1945. Tugas para pendidik
yang diterapkan dalam pembelajaran adalah bagaimana menggali nilai-nilai dasar
pendidikan karakter terintegrasi? yang tersirat dalam naskah-naskah tersebut
untuk dibuatkan butir-butir standar dan
TINJAUAN PUSTAKA selanjutnya dikonfirmasikan dengan
perkembangan nilai-nilai kemanusiaan.
1. Hakekat dan Tujuan Pendidikan Tentunya konsep asimilasi, adopsi, akulturasi,
Karakter konfirmasi, konsensus, dan komitmen untuk
Pendidikan karakter merupakan usaha menyerap nilai-nilai dari luar tentu tidak bisa
sadar untuk menanamkan nilai-nilai diabaikan dengan prinsip menerima apa adanya.
luhur/kebajikan (value-vertue) yang berupa nilai Isi pendidikan karakter Indonesia harus
kemanusiaan dan nilai budaya yang dimiliki dan berintikan nilai-nilai luhur bangsa Indonesia
telah diyakini manfaat kebenarannya dalam (Notonagoro, 1983).
masyarakat tertentu (Denda P. 1998). Kementerian Pendidikan Nasional telah
Pendidikan karakter lebih cenderung pada mengidentifikasi dan melangsir bahwa
pembentukan dan pemodelan sikap dan perilaku berdasarkan kajian nilai-nilai agama, norma-
manusia. Pendidikan karakter lebih banyak norma sosial, peraturan/hukum, etika akademik
dilatihkan dan dicontohkan untuk diteladani dan prinsip-prinsip hak asasi manusia, telah
daripada diajarkan secara konseptual teoritis. teridentifikasi 80 butir nilai karakter yang
Pendidikan karakter sering juga disejajarkan dikelompokkan menjadi 5 golongan pokok nilai
dengan pendidikan beritegritas yaitu pendidikan yaitu : a) nilai-nilai perilaku manusia yang
yang mengandung nilai kebaikan, berhubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa; b)
perkembangan terakhir menunjukkan bahwa nilai-nilai perilaku manusia yang berhubungan
pendidikan sudah bergeser dari focus cognitive dengan diri sendiri; c) nilai-nilai perilaku
(analisa konsep) ke non cognitive dalam sistem manusia yang berhubungan sesama manusia; d)
27

nilai-nilai perilaku manusia yang berhubungan 13) Bersahabat/komunikatif, berupa tindakan


dengan lingkungan; e) nilai-nilai perilaku yang mencerminkan atau memperlihatkan
manusia yang berhubungan dengan kebangsaan. senang dalam berbicara, bekerja atau bergaul
Selanjutnya Kemendiknas dengan orang lain; 14) Cinta Damai, berupa
mengidentifikasi secara formal delapan belas sikap, perilaku dan perkataan atau perbuatan
nilai-nilai pendidikan karakter yang yang membuat orang lain merasa senang,
dipertimbangkan sebagai bagian dalam tentram dan damai; 15) Gemar Membaca,
kurikulum sekolah untuk diajarkan dan berupa sikap atau kebiasaan meluangkan waktu
ditanamkan pada para peserta didik, yaitu : 1) untuk membaca buku-buku yang bermanfaat
religius, berupa sikap dan perilaku, patuh dalam dalam hidupnya, baik untuk kepentingan sendiri
melaksanakan ajaran agama yang dianutnya, atau orang lain; 16) Peduli Lingkungan, berupa
toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lain sikap dan perilaku dan tindakan untuk menjaga,
serta hidup rukun dengan pemeluk agama lain; melestarikan dan memperbaiki lingkungan
2) Jujur, berupa perilaku yang menunjukkan hidup; 17) Peduli Sosial, berupa sikap dan
dirinya sebagai orang yang dapat dipercaya, tindakan yang selalu memperhatikan
konsisten terhadap ucapan dan tindakan sesuai kepentingan orang lain dalam hidup dan
dengan hati nurani; 3) Toleransi, berupa sikap kehidupan; 18) Tanggung Jawab, berupa sikap
tindakan yang menghargai perbedaan, baik dan perilaku seseorang yang ditunjukkan dalam
perbedaan agama, suku, ras, sikap atau pendapat melaksanakan tugas sesuai dengan kaidah-
dirinya dengan orang lain; 4) Disiplin, berupa kaidah yang berlaku.
tindakan yang menunjukkan adanya kepatuhan,
ketertiban terhadap ketentuan dan peraturan 3. Strategi Implementasi dan Evaluasi
yang berlaku; 5) Kerja Keras, berupa perilaku Pendidikan Karakter
yang menunjukkan upaya sungguh-sungguh (Dendosurono Prawiroadmodjo, 1984).
dalam menghadapi dan mengatasi berbagai Standar keberhasilan belajar peserta didik yang
hambatan belajar, tugas atau yang lainnya telah ditentukan untuk dicapai sangat ditentukan
dengan sungguh-sungguh dan pantang oleh kemampuan (ability) guru dalam
menyerah; 6) Kreatif, berupa kemampuan olah mendesain strategi pendekatan dan model
pikir, olah rasa dan pola tindak yang dapat pembelajarannya. Dipahami bahwa belajar
menghasilkan sesuatu yang baru dan inovatif; 7) bukanlah semata-mata untuk kegiatan
mandiri, berupa sikap dan perilaku dalam menghapal tetapi meliputi kegiatan panca indera
bertindak yang tidak tergantung pada orang lain peserta didik untuk mengenal, memahami,
dalam menyelesaikan sesuatu masalah atau menganalisis dan mampu mengaktualisasikan
tugas; 8) Demokratis, berupa cara berpikir, fakta, fenomena atau informasi yang diterima,
bersikap dan bertindak dengan menempatkan terutama informasi dari guru. peserta didik
hak dan kewajiban yang sama antara dirinya sebagai manusia merupakan makhluk berbudaya
dengan orang lain; 9) Rasa Ingin Tau, berupa ia dapat diubah dan berubah (sikap dan perilaku)
sikap dan tindakan yang menunjukkan upaya dengan pendidikan (Koentjaraningrat, 1994).
untuk mengetahui lebih dalam tentang sesuatu Strategi pembelajaran berupa teknik elaborasi,
hal yang dilihat, didengar dan dipelajari; 10) teknik kompetisi, teknik kolaborasi, penugasan
Semangat Kebangsaan, yaitu cara berfikir, individu, peer group, FGD, kunjungan, dan
bertindak dan cara pandang yang lebih sebagainya merupakan pendekatan strategi yang
mendahulukan kepentingan bangsa dan negara efektif dan produktif dalam penanaman dan
diatas kepentingan pribadi dan kelompok; 11) pembinaan karakter peserta didik.
Cinta Tanah Air, berupa cara berfikir, bersikap Model-model pembelajaran seperti
dan bertindak yang menunjukan rasa kesetiaan pembelajaran konsep (concept attainment
yang tinggi terhadap bangsa dan negara; 12) model), model berfikir induktif, model inquiry
Menghargai Prestasi, berupa sikap dan perilaku training, model scientific inquiry, model
yang mendorong dirinya untuk secara ikhlas penumbuhan kognitif, dan model-model
mengakui keberhasilan orang lain atau dirinya; pembelajaran kooperatif lainnya semuanya

Jurnal Supremasi ISSN 1412-517X


28 Volume XII Nomor 1, April 2017

dapat menjadi pilihan sesuai situasi kondisi tabulasi untuk kepentingan generalisasi data dari
lapangan dan materi ajar yang akan disampaikan permasalahan penelitian ini.
oleh para guru mata pelajaran.
Evaluasi dan penilaian pendidikan
karakter yang dapat direkam dan HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
diselenggarakan setelah pembelajaran peserta
didik dapat saja tertulis secara formal dan Dalam hal kemampuan (ability) para
mungkin juga dalam bentuk tidak tertulis, guru (informan) pada SMPN di kabupaten
evaluasi dan penilaian pendidikan karakter Bulukumba yang mengintegrasikan materi ajar
masih sangat situasional dan bervariasi, tetapi pendidikan karakter dalam mengembangkan
mutlak memerlukan rambu-rambu dan materi ajar pendidikan karakter, menunjukkan
instrumen yang formal sesuai standar tingkatan adanya kemampuan yang memadai untuk
pendidikan karakter yang ditugaskan dalam menyimak, mengkaji dan menganalisis serta
pendidikan karakter menentukan transformasi dari 18 topik materi
standar pendidikan karakter terintegrasi sesuai
METODE PENELITIAN subtansi materi dalam kompetensi dasar/topik
Penelitian ini berlokasi pada Sekolah inti yang akan dikembangkan menjadi materi
Menengah Pertama Negeri (SMPN) di ajar berbasis materi pelajaran yang diampu
kabupaten Bulukumba. masing-masing guru.
Fokus penelitian yang diukur adalah Di samping itu, para guru mata pelajaran
kemampuan guru mata pelajaran dalam yang mmengintegrasikan materi pendidikan
mengidentifikasi dan merumuskan topik materi karakter telah memahami pentingnya peran
ajar pendidikan karakter, merumuskan tujuan nilai-nilai kearifan lokal dan melakukan lintas
dan indikator materi pendidikan karakter, literasi dalam melangkapi dan memperdalam
penentuan sumber bahan ajar, pemmodelan dan materi ajar pendidikan karaker yang akan
teknik evaluasi hasil pembelajaran pendidikan diintegrasikan kedalam materi pokok mata
karakter yang dilakukan oleh para guru mata pelajaran induk yang diampu.
pelajaran yan mengintegrasikan materi Upaya guru mata pelajaran yang
pendidikan karakter. mengintegrasikan materi pendidika karakter,
Penelitian ini menggunakan dalam mendesain materi ajar pendidikan
model/rancangan kualitatif Deskriptif yaitu karakter belum maksimal dalam hal teknis
menggambarkan dan mendiskripsikan data penguasaan epistimologis pembelajaran
penelitian yang diperoleh kedalam bentuk pendidikan karakter, terutama tentang strategi
elaborasi uraian. Teknik pengumpulan data yang pemilihan model pembelajaran, pemilihan dan
digunakan adalah observasi yang ditujukan pada penggunaan media belajar, penggunaan dan
RPP dan rubrik pembelajaran guru yang di ikuti penentuan alat bantu serta pemilihan sumber-
dengan lembar observasi untuk diisi oleh para sumber bahan ajar pendidikan karakter. Akibat
guru mata pelajaran yang mengintegrasikan dari hal-hal tersebut para guru mata pelajaran
materi ajar pendidikan karakter, dan wawancara nampaknya masih kesulitan dalam
serta Focus Group Discussion (FGD) untuk membangkitkan dan menumbuhkembangkan
mengukur penyamaan persepsi guru tentang pola pikir, sikap, dan perilaku reflektif peserta
materi pendidikan karakter antar kelompok didik atas nilai-nilai pendidikan karakter yang
bidang/mata pelajaran (PKn, Matematika, lebih produktif.
bahasa Indonesia, IPS, IPA, pendidikan agama Penguatan pendidikan karakter ditingkat
Islam, dan seni budaya, yang seluruhnya SMPN melalui implementor guru masih
berjumlah 50 orang selaku informan yang memerlukan pendidikan dan latihan khusus
mewakili 19 SMPN). Teknik analisis data yang untuk memperkuat para guru mata pelajaran
digunakan adalah statistik deskriptif yaitu yang mengintegrasikan materi ajar pendidikan
dengan mereduksi ,menganalisis dan menafsir karakter sisi-sisi kelemahan metoda saintifik
data faktual, yang dipadu dengan persentase dan (scientific ) yang berbasis K13, sehingga antara
29

upaya guru dan kegiatan/hasil belajar oleh guru mata pelajaran yang
pendidikan karakter peserta didik menunjukkan mengintegrasikan materi ajar pendidikan
hasil yang terus meningkat dalam hal-hal karakter tergolong tinggi, dan (b) Secara
penghayatan dan pengamalan nilai-nilai sosial, teknis oprasional (implementasi)
religius, etik, dan moral serta tanggung jawab pembelajaran kemampuan para guru MP
peserta didik yang lebih nyata dalam kehiduan masih menemui kesulitan dalam hal-hal
sehari-hari mereka. spesifikasi oprasional (penentuan indikator
Peraturan menteri pendidikan dan dan tujuan pembelajaran secara khusus isi
kebudayaan nomor 24 tahun 2016 tentang materi ajar pendidikan karakter), penetapan
kompetensi inti dan kompetensi dasar, strategi metode, pemodelan dan penyiapan
menekankan metoda pendekatan berbasis media pembelajaran yang tepat , penyiapan
kurikulum 13 yang selama ini oleh para guru waktu khusus serta evaluasi dan penilaian
menjadi acuan dalam pembelajaran mereka, hasil pembelajaran pendidikan karakter
nampaknya masih perlu para guru mata secara utuh dan sistematis sebagai sebuah
pelajaran untuk mengembangkan inovasi dan desain dan pola pengintegrasian materi ajar
kreasi tentang metode pembelajaran yang pendidikan karakter yang baik.
bersifat reflektif, introspeksi dan pencarian Berdasarkan kesimpulan hasil penelitian
nilai-nilai esensial dari peserta didik, dalam arti ini maka disarankan;
bahwa peserta didik dibelajarkan untuk 1. Kepada Kepala Dinas Dikbud,seyogianya
menemukan esensi nilai-nilai internal mereka. dibuatkan regurasi tentang penguatan
pembelajaran pendidikan karakter yang
PENUTUP terpogram lebih baik, khususnya untuk para
guru SMPN di Kabupaten Bulukumba dan
Berdasarkan hasil analisis dan sekiranya memungkinkan dilakukan
pembahasan hasil penelitian dari permasalahan pendidikan dan latihan tentang pendidikan
yang dikaji dalam penelitian ini, maka dapat karakter terintegrasi .
ditarik kesimpulan sebagai berikut; 2. Kepada para Kepala SMPN di Kabupaten
1. Bahwa kemampuan (ability) para guru Bulukumba, seyogianya
(informan) pada SMPN di kabupaten diusulkan/dibuatkan pola desain
Bulukumba yang mengintegrasikan materi pembelajaan pendidikan karakter
ajar pendidikan karakter dalam terintegrasi yang lebih sistematis, utuh dan
mengembangkan materi ajar menunjukkan; terprogram baik berbasis mata pelajaran
(a) adanya kemampuan yang memadai untuk induk (tertentu) dan apabila diperlukan
menyimak, mengkaji dan menganalisis serta materi pendidikan karakter dijadikan mata
menentukan transformasi 18 topik materi pelajaran muatan lokal disamping itu perlu
standar pendidikan karakter terintegrasi membuat program untuk pelatihan terbatas
sesuai subtansi materi dalam kompetensi untuk mata pelajaran serumpun atau sejenis
dasar/topik inti yang akan dikembangkan tentang materi pembelajaran pendidikan
menjadi materi ajar berbasis materi pelajaran karakter agar diperolah model
yang diampu, dan (b). Sebagian besar guru pengintegrasian materi ajar pendidikan
mata pelajaran yang mengintegrasikan materi karakter tyang lebih baik
ajar pendidikan karakter telah memahami 3. Untuk para Guru SMPN di Kabupaten
pentingnya peran nilai-nilai kearifan lokal Bulukumba, agar membentuk kelompok-
dan melakukan lintas literasi dalam kelompok mata pelajaran sejenis atau
melangkapi dan memperdalam materi ajar serumpun untuk membahas dan
pendidikan karaker yang akan diintegrasikan mendiskusikan pola desain pembelajaran
kedalam materi pokok mata pelajaran induk materi ajar pendidikan karakter yang lebih
yang diampu. sistematis, utuh terprogram dan produktif
2. Bahwa (a) Tingkat kemampuan (ability)
penguasaan materi ajar pendidikan karakter

Jurnal Supremasi ISSN 1412-517X


30 Volume XII Nomor 1, April 2017

DAFTAR PUSTAKA Saleh, Muwafik AKH. 2012. Membangun


Karakter dengan Hati Nurani. Jakarta :
Adam Kuper & Jessica Kuper, 2008. Alih Erlangga.
bahasa Munandar Haris, dkk. Ensiklopedi Ilmu- Saptono. 2011. Dimensi-dimensi Pendidikan
ilmu Sosial. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada Karakter (wawasan, strategi dan langkah-
Darmanto. JT & Sudakto, PH. 1986. Mencari langkah praktis). Jakarta : Erlangga.
Konsep Manusia Indonesia. Jakarta : Erlangga. Sudjana, Nana. 1989. Pembinaan dan
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1998. Pengembangan Kurikulum di Sekolah.
UUD 45, P-4, GBHN dan Kewaspadaan Bandung: Sinar Baru
Nasional (Bahan Penataran). Jakarta : Dirjen Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif
Dikti Kualitatif dan R&D. Bandung : CV.Alfabeta
Dirjen Dikdasmen, 2005. Materi Latihan Soemarno Soedarmono, 2004. Character
Terintegrasi Pendidikan Kewarganegaraan. Bulding-Membentuk Karakter. Jakarta : PT.
Jakarta : Dirjen Dikti Bagian I Elex Media Komputindo, Cetakan Ke-3
Koentjaraningrat. 1994. Kebudayaan Mentalitas Yaumi, Muhammad. 2014. Pendidikan
dan Pembangunan. Jakarta : PT. Gramedia Karakter (Landasan Pilar dan Implementasi)
Pustaka Utama Jakarta : Prenadamedia Grup
Lickona, Thomas. 2012. Character Matters. Zubaedi. 2011. Desain Pendidikan Karakter
Jakarta : Bumi Aksara Konsepsi dan Aplikasi dalam Lembaga
Moleong, Lexy J. 1989. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta : Kencana
Kualitatif. Bandung : Remadja Karya. Undang – undang Dasar Negara Indonesia
Mustari, Muhammad. 2014. Nilai Karakter. Tahun 1945
Jakarta : PT. Rajagrafindo Persada. Undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang
Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. Sistem Pendidikan Nasional
1975. Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia Permendikbud, nomor 21 tahun 2005
yang Disempurnakan. Jakarta : Departemen Permendikbud, nomor 22 tahun 2005
Pendidikan dan Kebudayaan Republik http://rumahinspirasi.com/18-nilai-dalam-
Indonesia. pendidikan-karakter-bangsa/ diakses pada
Prawiroatmodjo Dendosurono. dkk, 1984. tanggal 19 Februari 2017.
Pendidikan Kependudukan dan Lingkungan
Hidup Suatu Pengantar. Jakarta : IKIP Jakarta

Anda mungkin juga menyukai