2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan diatas, maka dapat diambil
rumusan masalah, sebagai berikut :
a. Bagaimana penerapan kurikulum merdeka di sekolah PAUD penggerak se –
Kota Bandung ?
b. Bagaimana karakter siswa di sekolah PAUD penggerak se – Kota Bandung ?
c. Bagaimana pengaruh penerapan kurikulum merdeka terhadap karakter siswa di
sekolah PAUD penggerak se – Kota Bandung ?
3. Tujuan Penelitian
Dari rumusan masalah yang telah dibuat, maka tujuan dari penelitian ini adalah
sebagai berikut :
a. Untuk mendeskripsikan dan menganalisis bagaimana penerapan kurikulum
merdeka di sekolah PAUD penggerak se – Kota Bandung
b. Untuk mendeskripsikan dan menganalisis bagaimana karakter siswa di sekolah
PAUD penggerak se – Kota Bandung
c. Untuk mendeskripsikan dan menganalisis bagaimana pengaruh penerapan
kurikulum merdeka terhadap karakter siswa di sekolah PAUD penggerak se –
Kota Bandung
4. Manfaat Penelitian
Penelitian ini mempunyai beberapa manfaat, baik secara teoritis maupun praktis.
a. Manfaat Teoritis
Manfaat secara teoritis ini diharapkan dapat menambah ilmu dan
memberikan pemahaman akan pentingnya pendidikan karakter pada anak usia
dini.
b. Manfaat Praktis
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai data atau bahan acuan dalam
membuat pedoman maupun bahan koreksi penerapan kurikulum merdeka
beserta pengaruhnya terhadap karakter siswa. Manfaat lainnya bagi peneliti bisa
mendapat pengalaman dan mengembangkan pengetahuannya sehingga dapat
berkontribusi baik berupa kritik maupun saran terkait manajemen kurikulum di
suatu lembaga pendidikan.
7. Hipotesis
Berdasarkan kerangka berfikir diatas, hipotesis yang diajukan dalam penelitian
ini adalah :
Ha : Penerapan kurikulum merdeka berpengaruh terhadap karakter anak usia dini
Ho : Penerapan kurikulum merdeka tidak berpengaruh terhadap karakter anak usia
dini.
B. TINJAUAN PUSTAKA
a. Kurikulum Merdeka
1. Pengertian
Pendidikan anak usia dini adalah pendidikan yang diberikan kepada anak
usia di bawah tujuh tahun. Di Indonesia kategori anak usia dini adalah anak berusia
0 tahun hingga 6 tahun. Anak usia dini lahir ke dunia dengan membawa segenap
potensi (kecerdasan) yang dianugerahkan Tuhan, namun potensi-potensi tersebut
tidak akan berkembang dan muncul secara optimal pada diri anak jika tidak
distimulasi sejak usia dini. Sudaryanti (2010: 3) mengungkapkan anak usia dini
merupakan masa keemasan (golden age) yang hanya terjadi satu kali dalam masa
perkembangan kehidupan, sekaligus masa yang kritis bagi kehidupan anak.
Penelitian menunjukkan bahwa sejak lahir anak memiliki 1000 milyar sel otak, sel
ini harus dirangsang dan didayagunakan agar terus hidup dan berkembang dan jika
tidak dirangsang, sel ini akan mengalami penerunan dan berdampak pada
pengikisan segena potensi yang dimiliki anak.
Pendidikan karakter untuk usia dini disesuaikan dengan perkembangan
moral pada anak. Menurut Piaget (1965), perkembangan moral meliputi tiga tahap,
yaitu (1) premoral, (2) moral realism, dan (3) moral relativism. Sementara Kolhberg
(Power, Higgins, & Kohlberg, 1989) menyatakan bahwa perkembangan moral
mencakup (1) preconventional, (2) conventional, dan (3) postconventional. Esensi
kedua teori tersebut sama, yaitu pada tahap awal anak belum mengenal aturan,
moral, etika, dan susila. Kemudian, berkembang menjadi individu yang mengenal
aturan, moral, etika, dan susila dan bertindak sesuai aturan tersebut. Pada akhirnya,
moral, aturan, etika dan susila ada dalam diri setiap anak di mana perilaku
ditentukan oleh pertimbangan moral dalam dirinya bukan oleh aturan atau oleh
keberadaan orang lain; meskipun tidak ada orang lain, ia malu melakukan hal-hal
yang tidak etis, asusila, dan amoral. Jadi, untuk anak Kelompok Bermain dan TK,
perkembangan moral anak umumnya pada tahap premoral dan moral realism. Pada
tahap ini ada banyak aturan, etika, dan norma yang anak tidak tahu dan anak belum
bisa memahaminya. Untuk itu pendidikan karakter di TK baru dalam tahap
pengenalan dan pembiasaan berperilaku sesuai norma, etika, dan aturan yang ada.