Anda di halaman 1dari 17

Ringkasan penelitian tidak lebih dari 500 kata yang berisi latar belakang penelitian, tujuan dan

tahapan metode penelitian, luaran yang ditargetkan, serta uraian TKT penelitian yang
diusulkan.
RINGKASAN
Pemerintah saat ini sedang melaksanakan gerakan revolusi mental, yang
diantaranya dilakukan dengan menerapkan Penguatan Pendidikan Karakter (PPK), salah
satu diantaranya di sekolah dasar. Gerakan tersebut dipicu oleh munculnya karakter buruk
ditengah-tengah masyarakat, dan memiliki harapan dalam menghadapi tantangan pada
kehidupan abad 21. Sehingga pada saat ini seluruh sekolah wajib menerapkan PPK ketika
kegiatan pembelajaran.
Pada hasil studi awal di SDN Purwantoro 8 dan SDN Girimoyo 1 ditemykan
fenomena yang menarik di kedua sekolah tersebut. Salah satu diantaranya yaitu pada
kegiatan pembelajaran SDN Purwantoro 8 dengan menyisipkan nilai nasionalisme yang
menekankan pada budaya yang ada di lingkungan masyarakat. Kemudian pada kegiatan
pembelajaran di Girimoyo 1 yang mengutamakan kegiatan bekerja sama antar satu
dengan yang lainnya.
Peneltian ini yang memfokuskan pada masalah bagaimana praktek terbaik model
pembelajaran nilai nasionalisme dan gotong royong yang ada di sekolah unggul. Untuk
menghasilkan penelitian sesuai fokus tersebut, dilakukan dengan menggunakan metode
penelitian kualitatif, dengan jenis penelitian studi kasus. Data dikumpulkan dengan teknik
wawancara, observasi dan dokumentasi. Analisis data yang digunakan dalam penelitian
ini, yaitu reduksi data dan penyajian data.
Penelitian hibah pascasarjana multiyears-3th ini, merupakan penelitian payung
yang akan memayungi enam tesis. Pada penelitian tahun pertama memayungi dua tesis
yang akan menghasilkan praktik terbaik model pembelajaran pada nilai nasionalisme dan
gotong royong di sekolah yang unggul dengan luaran wajib dua tesis, dua artikel dan
luaran tambahan prosiding internasional dan dua jurnal nasional.
Demikian pula untuk penelitian tahun ke dua dan tahun ke tiga akan
menghasilkan beberapa artikel dalam prosiding dan jurnal sebagaimana pada tahun
pertama dengan fokus yang sama dan nilai yang berbeda-beda. Sehinga pada tahun 3 atau
awal tahun ke 4 akan menghasilkan luaran yang berupa buku referensi tentang nilai-nilai
pendidikan karakter.

Kata kunci maksimal 5 kata

Kata Kunci: Model Pembelajaran, Model Pembelajaran Karakter, Nasionalisme dan


Gotong Royong

i
Latar belakang penelitian tidak lebih dari 500 kata yang berisi latar belakang dan permasalahan
yang akan diteliti, tujuan khusus, dan urgensi penelitian. Pada bagian ini perlu dijelaskan
uraian tentang spesifikasi khusus terkait dengan skema.

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pada saat ini masyarakat mengalami perubahan akibat perkembangan ilmu


pengetahuan dan teknologi membawa dampak yang besar pada budaya, nilai, dan agama.
Oleh sebab itu, saat ini seluruh sekolah di Indonesia dituntut menerapkan Penguatan
Pendidikan Karakter (PPK) yang menjadi salah satu pengimplementasian Nawacita dari
Presiden dalam sistem pendidikan nasional. “Penguatan Pendidikan Karakter adalah
gerakan pendidikan di bawah tanggung jawab satuan pendidikan untuk memperkuat
karakter peserta didik melalui harmonisasi olah hati, olah rasa, olah pikir, dan olah raga
dengan pelibatan dan kerja sama antara satuan pendidikan, keluarga, dan masyarakat
sebagai bagian dari gerakan nasional revolusi mental” (Permendikbud, 2017:3).

Permasalahan tersebut dibuktikan dengan adanya siswa sekolah dasar semakin


sedikit yang hafal dengan lagu-lagu kebangsaan atau lagu daerah dan anak lebih suka
dengan lagu-lagu yang tidak memiliki nilai edukatif, yang ditemukan pada beberapa
media sosial yang beredar. Diantaranya, dari instagram, youtube dan facebook. Siswa
sekolah dasar tidak bisa menyanyikan lagu Garuda Pancasila, namun lancar dalam
menyayikan lagu artis-artis Indonesia atau negara lain. Selain itu, kerap ditemukan juga
pada media sosial bahwa siswa sekolah dasar kerap melakukan perkelahian ataupun
pertengkaran. Hal tersebut menunjukkan bahwa penerepan PPK masih sebatas identitas
atau dokumen sekolah saja.

Terdapat penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Widiatmaka (2016) yang


berjudul “Pembangunan Karakter Nasionalisme Peserta Didik di Sekolah Berbasis
Agama Islam”. Pada penelitian ini ditemukan bahwa dalam implementasi pembangunan
nilai karakter nasionalis menggunakan strategi. Pada tahap awal siswa diperkenalkan
dengan karakter baik dan karakter buruk, dan tahap selanjutnya siswa mengaplikasikan
nilai karakter nasionalis dengan cara selalu hidup rukun dengna teman dan mengikuti
upacara bendera. Serta tahap terakhir siswa dituntut untuk membiasakan cinta tanah air.
Temuan penelitian tersebut sesuai dengan pendapat (Suyadi, 2013: 5-6) karakter
merupakan perilaku manusia dalam seluruh aktivitas kehidupan, baik yang berhubungan
dengan Tuhan, diri sendiri, sesama manusia maupun dengan lingkungan yang dituangkan
dalam perkataan, sikap, perasaan dan sesuai dengan norma.

Berdasarkan paparan di atas, maka peneliti akan melakukan penelitian


yangberjudul “Learning Models of Nationalism Value and Cooperation In Excellent
Schools”. Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan acuan sekolah lain dalam pelaksanaan
PPK nilai nasionalisme dan gotong royong yang sesuai harapan dari perpres melalui
perubahan kurikulum 2013. Penelitian yang akan diteliti berbeda dengan penelitian
sebelumnya, karena dalam penelitian ini akan menjabarkan model pembelajaran yang
digunakan dalam menerapkan nilai nasionalisme dan gotong royong pada sekolah yang
unggul di Malang. Peneliti memilih sekolah yang unggul di Malang, karena sekolah
tersebut sudah melaksanakan PPK dan nampak pada pembelajaran dan perilaku siswa
sehari-hari.

B. Fokus Masalah
1. Model pembelajaran nilai nasionalisme dan gotong royong sekolah unggulan di
Malang
2. Capaian pembelajaran nilai nasionalisme dan gotong royong sekolah unggulan di
Malang

C. Tujuan Penelitian
1. Mendeskripsikan model pembelajaran nilai nasionalisme dan gotong royong sekolah
unggulan di Malang
2. Mendeskripsikan capaian pembelajaran nilai nasionalisme dan gotong royong
sekolah unggulan di Malang

D. Batasan Konsep
1. Model pembelajaran nilai nasionalisme dan gotong royong adalah rangkaian
penyajian materi ajar yang meliputi segala aspek sebelum sedang dan sesudah
pembelajaran dengan menggunakan penanaman sikap dan perilaku yang
menunjukkan kesetiaan yang tinggi terhadap bangsa dan negara, serta penanaman
sikap menyelesaikan persoalan bersama, menjalin komunikasi dan persahabatan,
memberi bantuan/ pertolongan pada orang-orang yang membutuhkan.
2. Capaian pembelajaran nilai nasionalisme dan gotong royong adalah kemampuan
yang diperoleh sebelum sedang dan sesudah pembelajaran dengan menggunakan
penanaman sikap dan perilaku yang menunjukkan kesetiaan yang tinggi terhadap
bangsa dan negara, serta penanaman sikap menyelesaikan persoalan bersama,
menjalin komunikasi dan persahabatan, memberi bantuan/ pertolongan pada orang-
orang yang membutuhkan.
Tinjauan pustaka tidak lebih dari 1000 kata dengan mengemukakan state of the art dan peta
jalan (road map) dalam bidang yang diteliti. Bagan dan road map dibuat dalam bentuk
JPG/PNG yang kemudian disisipkan dalam isian ini. Sumber pustaka/referensi primer yang
relevan dan dengan mengutamakan hasil penelitian pada jurnal ilmiah dan/atau paten yang
terkini. Disarankan penggunaan sumber pustaka 10 tahun terakhir.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Pendekatan Komprehensif
Kata komprehensif pada pendidikan nilai mencakup beberapa aspek. Pertama, isi
pendidikan nilai harus komprehensif, yaitu meliputi semua permasalahan-permasalahan
yang berkaitan dengan nilai-nilai yang bersifat pribadi sampai pada permasalahan yang
mengenai etika secara umum. Kedua, metode pendidikan nilai juga harus komprehensif.
Termasuk penanaman nilai(inkulkasi), pemberian keteladanan, memfasilitasi serta
pengembangan keterampilan akademik dan sosial. Ketiga, pendidikan nilai hendaknya
terjadi secara keseluruhan proses pendidikan di sekolah. Tidak hanya dalam proses
pembelajaran dikelas tetapi juga dalam kegiatan ekstrakurikuler, dalam proses bimbingan
dan penyuluhan dan semua aspek kehidupan. Keempat, pendidikan nilai hendaknya juga
melalui kehidupan masyarakat. Selain dari keluarga yaitu orang tua melainkan juga dari
organisasi-organisasi dimasyarakat atau lembaga keagamaan, sehingga semuanya perlu
berpartisipasi dalam penanaman pendidikan nilai guna memperbaiki karakter dan moral
generasi bangsa (Kirschenbaum dalam Zuchdi, 2008: 36-37).
Dalam pendidikan nilai juga harus didukung dengan subyek didik yang mengarah
pada individualitas. Dengan pengembangan diri secara holistik, yaitu aspek kecerdasan
intelektual, emosional dan spiritual. Seperti halnya itu, ada empat pendekatan yang
dianggap sebagai gerakan utama dalam pendidikan nilai yang konstruktif yaitu, 1)
Realisasi nilai, 2) Pendidikan watak (karakter), 3) Pendidikan kewarganegaraan, dan 4)
Pendidikan moral (Kirschenbaum dalam Zuchdi, 2008: 38). Sehingga pendekatan
komprehensif merupakan multipendekatan yang diterapkan guna menanamkan nilai-nilai
moral dan karakter terhadap peserta didik.

B. Pendidikan Nilai Karakter


Pendidikan nilai karakter sangat penting dengan beberapa alasan: 1) karakter
adalah bagian esensial manusia dan karenanya harus dididikkan, 2) saat ini karakter
generai muda mengalami erosi, pudar, dan kering beradaannya, 3) terjadi kehidupan yang
semua diukur dengan uang dan menghalalkan segala cara dalam mencapai tujuan, 4)
karakter menentukan kelangsungan hidup dan perkembangan bangsa Indonesia
(Maksudin, 2013: 58). Pandangan Lickona 1992 (dalam Adisusilo S, 2012:61)
pendidikan nilai/moral yang menghasilkan karakter, ada tiga komponen karakter yang
baik yaitu moral knowing atau pengetahuan tentang moral, moral feeling atau perasaan
tentang mental, dan moral action atau perbuatan moral. Ketiga komponen tersebut harus
berjalan berkesinambungan sesuai dengan tahapan untuk melahirkan individu yang
berkarakter dalam segi pengetahuan, perasaan dan perilakunya.

Skema Pend Karakter di Sekolah


(Kemdiknas 2010 dalam Wibowo, 2013: 16)

C. Model Pembelajaran Nilai Nasionalisme dan Gotong Royong


Pembelajaran memiliki langkah yang berdasarkan teori kondisioning. Teori
kondisioning yaitu keadaan kelas dimana pendidik dapat menemukan perilaku negatif dan
positif pada siswa. Dalam menentukan penguat dan urutan tingkah laku yang akan
dipelajari, dapat membuat daftar penguat positif yakni perilaku yang terkena hukuman
dan dapat dengan cara mencatat kegiatan di luar sekolah (Davidoff, 1988:10). Nilai-nilai
karakter dasar yang harus di ajarkan kepada peserta didik sejak dini adalah sifat dapat di
percaya, rasa hormat dan perhatian, peduli, jujur, tanggung jawab, ketulusan berani, tekun
disiplin, visioner, adil, dan punya integritas.
Pada kemendikbud 2016 tentang Gerakan PPK (Penguatan Pendidikan Karakter)
Nilai karakter nasionalis merupakan cara berpikir, bersikap, dan berbuat yang
menunjukkan kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan yang tinggi terhadap bahasa,
lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, dan politik bangsa, menempatkan kepentingan
bangsa dan negara di atas kepentingan diri dan kelompoknya. Subnilai nasionalis antara
lain apresiasi budaya bangsa sendiri, menjaga kekayaan budaya bangsa, rela berkorban,
unggul, dan berprestasi, cinta tanah air, menjaga lingkungan, taat hukum, disiplin,
menghormati keragaman budaya, suku, dan agama.
Kemudian pada nilai karakter gotong royong mencerminkan tindakan
menghargai semangat kerja sama dan bahu membahu menyelesaikan persoalan bersama,
menjalin komunikasi dan persahabatan, memberi bantuan/pertolongan pada orang-orang
yang membutuhkan. Subnilai gotong royong antara lain menghargai, kerja sama, inklusif,
komitmen atas keputusan bersama, musyawarah mufakat, tolong-menolong, solidaritas,
empati, anti diskriminasi, anti kekerasan, dan sikap kerelawanan.
Pengembangan nilai atau karakter dibagi dalam empat pilar, yaitu kegiatan
pembelajaran di kelas, kegiatan keseharian dalam bentuk budaya sekolah, kegiatan
kokurikuler dan atau ekstrakulikuler, kegiatan keseharian di rumah dan di masyarakat
(Samani, 2012:113). Hal tersebut sesuai dengan pendapat Najib (2016: 66) bahwa
internalisasi nilai-nilai karakter melalui kegiatan pembiasaan merupakan proses
menanamkan nilai-nilai karakter yang berguna bagi masyarakat melalui kegiatan
pembiasaan yang dilakukan secara rutin dan spontan agar peserta didik mampu meyakini
dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari. Jadi, sesuai dengan penelitian ini
model pembelajaran pendidikan karakter di sekolah dasar melalui kegiatan pembelajaran
di sekolah.

D. Penelitian Terdahulu yang Relevan


Terdapat penelitian terdahulu yang dilakukan oleh beberapa peneliti, tentang
penerapan penguatan pendidikan karakter di sekolah. Widiatmaka (2016) yang berjudul
Pembangunan Karakter Nasionalisme Peserta Didik di Sekolah Berbasis Agama Islam.
Pada penelitian ini ditemukan bahwa dalam implementasi pembangunan nilai karakter
nasionalis menggunakan strategi. Pada tahap awal siswa diperkenalkan dengan karakter
baik dan karakter buruk, dan tahap selanjutnya siswa mengaplikasikan nilai karakter
nasionalis dengan cara selalu hidup rukun dengna teman dan mengikuti upacara bendera.
Serta tahap terakhir siswa dituntut untuk membiasakan cinta tanah air. Temuan penelitian
tersebut sesuai dengan pendapat (Suyadi, 2013: 5-6) karakter merupakan perilaku
manusia dalam seluruh aktivitas kehidupan, baik yang berhubungan dengan Tuhan, diri
sendiri, sesama manusia maupun dengan lingkungan yang dituangkan dalam perkataan,
sikap, perasaan dan sesuai dengan norma.
Kemudian penelitian terdahulu selanjutkan dilakukan oleh Chapman dengan
judul Implementing Character Education into School Curriculum. Pada penelitian ini
masalah utama yang diteliti adalah mempelajari pengaruh pendidikan karakter pada
perilaku sosial-emosional siswa SD di sebuah sekolah. Penelitian ini menujukkan bahwa
program Pendidikan Karakter memiliki efek positif pada prestasi, perilaku kelas, dan
pada nilai tes jangka panjang siswa. Selanjutnya temuan juga menunjukkan bahwa
terdapat penurunan perilaku negatif secara keseluruhan pada siswa dan terdapat
peningkatan nilai pemahaman pada siswa.

E. Kerangka Berpikir
Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) yang telah terlaksana di SDN Purwantoro
8 dan SD Negeri 1 Girimoyo adalah perwujudan dari pelaksanaan praktek pembelajaran
karakter yang terintegrasi ke dalam Kurikulum 2013 yang telah dicanangkan oleh
Kementrian Pendidikan RI. Dua Sekolah Dasar unggulan yang akan kami teliti yaitu
SDN Purwantoro 8 dan SD Negeri 1 Girimoyo sudah melaksanakan PPK dan
implementasi Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) di sekolah ini dimulai dari kegiatan
yang dilaksanakan pada hari senin yaitu upacara bendera, dimana siswa harus tertib
dalam berpakaian dan memakai atribut yang lengkap, kemudian diteruskan dengan
bersalaman setiap bertemu dengan guru dan mengucapkan salam. Siswa di kedua SD ini
juga terlihat sopan dalam bertutur kata, hal ini terlihat dari cara mereka berbicara dengan
guru dan berbicara dengan teman sebaya. Setiap awal pembelajaran setiap kelas membaca
doa dan menyanyikan Asmaul husna, siswa juga diberikan waktu untuk membaca di
pojok baca guna melaksanakan kegiatan literasi.
Dalam pelaksanaan Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) di kedua tidak hanya
melaksanakan ketika proses pembelajaran saja, melainkan juga melalui budaya sekolah.
Setiap hari Jumat sekolah menyelenggarakan kegiatan Jumat Bersih, dalam kegiatan ini
semua warga sekolah melaksanakan kegiatan bersih-bersih bersama. Setiap kelas
memiliki tanggung jawab membersihkan di dalam kelas dan di depan kelas masing-
masing. Guru juga melakukan hal yang sama, setiap guru memiliki kewajiban untu
membersihkan kantor guru dan halaman juga membersihkan mushola. SDN Purwantoro 8
dan SD Negeri 1 Girimoyo juga melaksanakan Penguatan Pendidikan Karakter melalui
kegiatan ekstrakurikuler yang di dalamnya terdapat ekstrakurikuler wajib dan pilihan.
Ekstrakurikuler wajib yang ada di sekolah ini adalah pramuka, kemudian yang pilihan
ada seni tari, drum band, karate, sepak bola. Kegiatan ekstrakurikuler ini dilaksanakan
untuk pengembangan minat dan bakat yang dimiliki siswa agar menjadi lebih
berkembang dan membawa nama baik sekolah.
Dari paparan di atas peneliti ingin memperoleh paparan yang lebih mendalam
mengenai praktik pembelajaran nilai gotong royong dan nasionalis serta capaian
pembelajaran nilai nasionalis dan gotong royong di SDN Purwantoro 8 dan SD negeri 1
Girimoyo. Untuk mencapai tujuan dari focus masalah yang diajukan peneliti, maka
peneliti menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian studi kasus untuk
memeroleh hasil yang dianggap memenuhi. Data dikumpulkan melalui wawancara,
dokumentasi dan observasi mendalam.
Hasil yang diharapakan dalam pelaksanaan penelitian ini adalah peneliti
memroleh potret atau gambaran secara mendalam mengenai praktek Penguatan
pendidikan Karakter dalam pembelajaran di SDN Prwantoro 8 dan SD Negeri 1
Girimoyo. Dari hasil penelitian tersebut, penelitian Hibah Pasca Sarjana yang merupakan
penelitian payung akahn menghasilkan luaran wajib berupa 2 tesis dan 2 artikel, jurnal
prosiding, dan 2 jurnal nasional. Hibah Pasca Sarjana ini dirancang sebagai penelitian
multi years untuk penelitian tahun kedua dan ketiga juga akan memayungi beberapa
penelitan berupa 4 tesis yang akan menghasilkan luaran sebagaimana tahun pertama dan
kedua dengan sub focus yang berbeda. Di akhir tahun ketiga atau awal tahun keempat
akan menghasilkan luaran yang berupa buku referensi berbasis research yang memayungi
12 penelitian tesis tentang model pembelajaran Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) di
sekolah dasar.
Metode atau cara untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan ditulis tidak melebihi 600 kata.
Bagian ini dilengkapi dengan diagram alir penelitian yang menggambarkan apa yang sudah
dilaksanakan dan yang akan dikerjakan selama waktu yang diusulkan. Format diagram alir
dapat berupa file JPG/PNG. Bagan penelitian harus dibuat secara utuh dengan penahapan yang
jelas, mulai dari awal bagaimana proses dan luarannya, dan indikator capaian yang ditargetkan.
Di bagian ini harus juga mengisi tugas masing-masing anggota pengusul sesuai tahapan
penelitian yang diusulkan.

BAB III
METODE PENELITIAN

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian


Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
kualitatif. Selama proses penelitian peneliti mengungkap segala sesuatu yang terjadi si
lapangan dengan apa adanya tanpa manipulasi. Data yang diperoleh dideskripsikan secara
menyeluruh sampai data yang diperoleh jenuh. Pendekatan kualitatif merupakan suatu
proses penelitian yang dilakukan dengan melihat kondisi obyek di lapangan tanda adanya
manupulasi (Arifin 2011:110). Penelitian kualitatif mampu menghasilkan uraian
mendalam tentang ucapan, tulisan, atau perilaku yang dapat diamati dari suatu individu,
kelompok, masyarakat serta organisasi tertentu dalam suatu konteks tertentu yang dikaji
dari sudut pandang yang utuh, komprehensif dan holistik.
Jenis penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah studi kasus multi situs,
artinya penelitian akan menggunakan lebih dari satu situs untuk diteliti, yaitu SDN
Purwantoro 8 dan SDN 1 Girimoyo. Penelitian studi kasus multi situs merupakan
penelitian yang terdiri dari dua atau lebih subyek, latar atau tempat pemerolehan data
(Bogdan dan Biklen). Rancangan penelitian ini dimaksudkan untuk memperoleh
gambaran secara mendalam mengenai pembelajaran karakter di sekolah unggulan di
Malang.

B. Kehadiran Peneliti
Peneliti berperan sebagai pengamat penuh karena peneliti mengamati secara
langsung pembelajaran karakter serta perilaku yang nampak. Kegiatan peneliti di
lapangan adalah mencari data yang berkaitan dengan model pembelajaran karakter dan
program yang dilaksanakan sekolah meliputi nasionalisme dan gotong royong yang
dikembangkan. Peneliti juga mencari gambaran mengenai capaian pembelajaran nilai
karakter dalam pengembangan karakter warga sekolah. Peneliti juga melakukan telaah-
telaah dokumen yang berkaitan dengan pengembangan pembelajaran karakter di sekolah.
C. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian yang digunakan yaitu di sekolah unggulan yaitu SDN Purwantoro
8 dan SDN Girimoyo 1. Alasan lokasi penelitian di dua sekolah tersebut, karena sudah
melaksanakan PPK.

D. Sumber Data
Sumber data yang digunakan peneliti berasal dari hasil wawancara dengan kepala
sekolah, guru, pegawai sekolah dan siswa. Selain itu sumber data juga didapat dari hasil
observasi yang dilakukan peneliti.

E. Tehnik Pengumpulan Data


Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah
dengan wawancara, observasi dan dokumentasi.
1. Observasi adalah prosedur pengumpulan data yang menggunakan cara pengamatan
terhadap objek yang menjadi pusat perhatian penelitian.
2. Wawancara adalah suatu bentuk komunikasi verbal yang bertujuan memperoleh
informasi. Wawancara ini bertujuan untuk mencari informasi apakah penerapan nilai
karakter nasionalisme dan gotong royong sudah dilaksanakan dan bagaimana
capaiannya yang diperoleh dari kepala sekolah, guru kelas dan siswa. Wawancara
yang digunakan yaitu wawancara tak berstruktur, terbuka, dan bebas.
3. Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlaku. Pada penelitian ini
peneliti akan mengambil foto kegiatan-kegiatan yang berlangsung pada saat
penelitian. Selain foto-foto, dokumentasi pada penelitian ini berupa modul PPK atau
dokumen yang berhubungan tentang pelaksanaan PPK di SDN Purwantoro 8 dan
Girimoyo 1.

F. Analisis Data
Adapun teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu:
1. Reduksi Data:data yang diperoleh dilapangan jumlahnya cukup banyak, untuk itu
perlu dicatat secara teliti dan rinci. Data yang telah direduksi akan memberikan
gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah peneliti untuk melakukan
pengumpulan data selanjutnya.
2. Penyajian Data:pada penelitian kualitatif, penyajian data bisa dilakukan dalam
bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, dan sejenisnya. Tujuannya
yaitu memudahkan untuk memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja
selanjutnya berdasarkan apa yang telah difahami.

G. Pemeriksaan Keabsahan Data


Teknik pemeriksaan keabsahan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
teknik Triangulasi. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik pemeriksaan
keabsahan data triangulasi dengan sumber dan triangulasi dengan metode. Menurut
Patton (dalam Lexy J. Moleong, 2012:330) triangulasi dengan sumber “berarti
membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh
melalui waktu dan alat yang berbeda dalam penelitian kualitatif”.
Teknik triangulasi dengan sumber, peneliti membandingkan hasil wawancara
yang diperoleh dari masing-masing sumber penelitian sebagai pembanding untuk
mengecek kebenaran informasi yang didapatkan. Selain itu peneliti juga melakukan
pengecekan derajat kepercayaan melalui teknik triangulasi dengan metode, yaitu dengan
melakukan pengecekan hasil penelitian dengan teknik pengumpulan data yang berbeda
yakni wawancara, observasi, dan dokumentasi sehingga derajat kepercayaan data dapat
valid.
Studi Pendahuluan

Survey Lokasi Penelitian

ANALISIS PRAKTIK MODEL ANALISIS CAPAIAN PEMBELAJARAN


PEMBELAJARAN TERBAIK DI SDN DI SDN
PURWANTORO 8 GIRIMOYO 1
Indikator: Indikator:
Nilai Nasionalisme Sub Nilai Kebudayaan Nilai Gotong Royong Sub Nilai Kerjasama

Pembuatan Proposal

Menentukan Topik
Penelitian

Menentukan Rumusan
Permasalahan

Menentukan Tujuan dan


Ruang Lingkup
Penelitian

Studi Literatur:
Teori Buku
Jurnal Penelitian
Studi Kasus

Pengumpulan Data

Analisis Data

Penyusunan Data

Seminar
H. Tahap-tahap Penelitian
BAB IV
LUARAN DAN TARGET CAPAIAN

Target luaran yang diharapkan dari penelitian dapat dijabarkan pada tabel 1.1 berikut:

Tabel 4.1 Rencana Luaran dan Target Capaian


Status target capaian Keterangan (url dan
Tahun (accepted, nama jurnal,
Jenis luaran published, terdaftar atau penerbit, url paten,
Luaran granted, keterangan
atau status lainnya) sejenis lainnya)
1 Paten Sederhana Terdaftar -

Table 4.2 Luaran Tambahan


Status target capaian Keterangan (url dan
Tahun (accepted, nama jurnal,
Jenis luaran published, terdaftar atau penerbit, url paten,
Luaran granted, keterangan
atau status lainnya) sejenis lainnya)
1 Publikasi Ilmiah submitted -
Jurnal Nasional
Terakreditasi
1 Prosiding dalam sudah terbit/sudah ICET 5ST FIP UM
pertemuan ilmiah
dilaksanakan
Internasional
Jadwal penelitian disusun dengan mengisi langsung tabel berikut dengan memperbolehkan
penambahan baris sesuai banyaknya kegiatan.

BAB V
JADWAL PENELITIAN

Penelitian ini direncanakan akan dilaksanakan selama 1 (satu) tahun, dimulai bulan Juli
2018 sampai dengan Juni 2019. Jadwal kegiatan yang direncanakan sebagai
berikut:
Tabel 4.2
Rencana Jadwal Penelitian

Bulan
No Penerapan
Juli Ags Sept Okt Nov Des Jan Feb Maret Apr Mei Juni
Pembuatan
Proposal dan
Survei Lokasi
Pengambilan
Data
Pengumpulan
Data
Menganalisis
Data
Penyusunan
Laporan
Seminar

DAFTAR PUSTAKA

[1] Adisusilo, Sutario. 2012. Pembelajaran Nilai Karakter Konstruktivisme dan VCT
Sebagai Inovasi Pendekatan Pembelajaran Afektif. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
[2] Arifin. 2011. Metode Penelitian Kualitatif, Kuantitatif, dan R & D. Bandung:
Alfabeta.
[3] Chapman, Alicia M. 2011. Implementing Character Education into School
Curriculum. ESSAI,Vol 9 (11). (Online), (http://dc.cod.edu/cgi/viewcontent.cgi?
article=1355&context=essai), diakses 07 Februari 2018
[4] Davidoff, L.L. 1988. Psikologi Suatu Pengantar. Edisi Kedua. Jilid 1. Jakarta:
Erlangga
[5] Maksudin. 2013. Pendidikan Karakter Non-Dikotomik. Yogyakarta: Pustaka Belajar.
[6] Moleong, Lexy J. (2012). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : PT Remaja
Rosdakarya.
[7] Permendikbud No. 30 tahun 2017 tentang Pelibatan Keluarga Pada Penyelenggaraan
Pendidikan
[8] Samani, M dan Haryanto. (2012). Pendidikan Karakter: Konsep dan Model. Bandung:
PT. Remaja Rosdakarya
[9] Suyadi. 2013. Strategi Pembelajaran Pendidikan Karakter. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya Offset
[10] Wibowo, Agus. 2013. Konsep dan Praktik Implementasi. Yogyakarta: Pustaka
Belajar.
[11] Widiatmaka, Pipit. 2016. Pembangunan Karakter Nasionalisme Peserta Didik di
Sekolah Berbasis Agama Islam. Jurnal Pancasila dan Kwarganegaraan, Vol 1 (1).
(Online),
[12] Zuchdi, Darmiyati. 2008. Humanisasi Pendidikan, Menemukan Kembali Pendidikan
yang Manusiawi. Jakarta: Bumi Aksara.

Anda mungkin juga menyukai