Pertemuan ke 10
PENDIDIKAN KARAKTER
A. Konsep Pendidikan Karakter
Pengertian karakter menurut Pusat Bahasa Depdiknas adalah
"bawaan, hati, jiwa, kepribadian, budi pekerti, perilaku, personalitas, sifat,
tabiat, temperamen, watak". Adapun berkarakter adalah berkepribadian,
berperilaku, bersifat, bertabiat, dan berwatak". Karakter mengacu kepada
serangkaian sikap (attitudes), perilaku (behaviors), motivasi (motivations),
dan keterampilan (skills). Karakter berasal dari bahasa Yunani yang berarti
"to mark" atau menandai dan memfokuskan bagaimana mengaplikasikan
nilai kebaikan dalam bentuk tindakan atau tingkah laku, sehingga orang
yang tidak jujur, kejam, rakus dan perilaku jelek lainnya dikatakan orang
berkarakter jelek. Sebaliknya, orang yang perilakunya sesuai dengan kaidah
moral disebut dengan berkarakter mulia.
Karakter mulia berarti individu memiliki pengetahuan tentang
potensi dirinya, yang ditandai dengan nilai-nilai seperti reflektif, percaya
diri, rasional, logis, kritis, analitis, kreatif dan inovatif, mandiri, hidup
sehat, bertanggung jawab, cinta ilmu, sabar, berhati-hati, rela berkorban,
pemberani, dapat dipercaya, jujur, menepati janji, adil, rendah hati, malu
berbuat salah, pemaaf, berhati lembut, setia, bekerja keras, tekun,
ulet/gigih, teliti, berinisiatif, berpikir positif, disiplin, antisipatif, inisiatif,
visioner, bersahaja, bersemangat, dinamis, hemat/efisien, menghargai
waktu, pengabdian/dedikatif, pengendalian diri, produktif, ramah, cinta
keindahan (estetis), sportif, tabah, terbuka, tertib. Individu
juga memiliki kesadaran untuk berbuat yang terbaik atau unggul, dan
individu juga mampu bertindak sesuai potensi dan kesadarannya tersebut.
Karakteristik adalah realisasi perkembangan positif sebagai individu
(intelektual, emosional, sosial, etika, dan perilaku).
Individu yang berkarakter baik atau unggul adalah seseorang yang
berusaha melakukan hal-hal yangterbaik terhadap Tuhan YME, dirinya,
sesama, lingkungan, bangsa dan negara serta dunia internasional pada
umumnya dengan mengoptimalkan potensi (pengetahuan) dirinya dan
disertai dengan kesadaran,emosi dan motivasinya (perasaannya).
Pendidikan karakter adalah suatu sistem penanaman nilai-nilai
karakter kepada warga sekolah yang meliputi komponen pengetahuan,
1
Buku Seri Pendidikan 2
Refleksi Pendidikan Masa Kini
2
Buku Seri Pendidikan 2
Refleksi Pendidikan Masa Kini
4
Buku Seri Pendidikan 2
Refleksi Pendidikan Masa Kini
5
Buku Seri Pendidikan 2
Refleksi Pendidikan Masa Kini
DAFTAR RUJUKAN
6
Buku Seri Pendidikan 2
Refleksi Pendidikan Masa Kini
Said H.M. Prof. Dr., 1981, Pendidikan Abad kedua puluh dengan Latar
Belakang Kebudayaan, Jakarta.
Sodiq A. Kuntoro, Drs.M.Ed., 1985, Dimensi Manusia dalam Pemikiran
Pendidikan, Yogyakarta.
Suwarno, Drs., 1985, Pengantar Umum Pendidikan, Surabaya.
Santoso S. Hamijoyo, 1974, Inovasi Pendidikan, IKIP Bandung.
Soewadji, Drs, 1984, Komunikasi Inovasi, IKIP PGRI Jawa Timur.
PP No. 28 Tahun 1989. Tentang Pendidikan Dasar
Tatang M. Amirin., 1984, Pokok-pokok Teori Sistem, Jakarta, Rajawali.
Tim Dosen MKDK FIP IKIP Surabaya, 1981, Landasan Kependidikan,
IKIP Surabaya.
Tim Dosen MKDK FIP IKIP Malang, 1981, Pengantar Dasar
Kependidikan, Usaha Nasional, Surabaya.
UU. R.I. No.2 Tahun 1989. Tentang Sistem Pendidikan Nasio-nal. Jakarta,
CV. Dharma Bhakti.
White, R.V. (1988) The ELT Curriculum: Design, Innovation and
Management. Oxford: Blackwell.
White, R.V. (1987) Managing Innovation. ELT. Journal 41/3
Wright, T. (1987) Roles of Teachers and Learners. Oxford: Oxford
University Press.
World Conference on Educational for All. Thailand, March 5-9, 1990.
World Declaration on Education for All and Framework For
Action to Meet Basic Learning Needs.
8
Buku Seri Pendidikan 2