Anda di halaman 1dari 17

Kelompok 5

Nanda Sofa Imamah (059)


Yoga Pramudya Ferdian Syah (060)
Vika Luthfiyatun Ni’mah (061)
Athalia Eka Nur Hidayah (070)
Febio Citra Megaretno (077)

1
Asas Black
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Penerapan asas black sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari. Ketika memasak air dalam
panci, panci merupakan benda pertama sedangkan air merupakan benda keuda. Panci diletakkan di atas
kompor dengan api yang menyala sehingga mengalami perubahan suhu menjadi naik dan akhirnya
mendidih. Selain itu, sandal yang sering dijumpai di hotel dibuat dari bahan yang sangat sederhana.
Bahan utamanya adalah kain yang termasuk bahan sulit dilewati kalor. Sandal tersebut digunakan untuk
melindungi kaki dari dinginnya lantai. Sandal tersebut juga dijumpai di rumah warga yang tinggal di
daerah bersalju. Saat salju turun, suhu sangat rendah termasuk suhu lantai ruangan. Dan saat musim salju
inilah sandal tersebut digunakan untuk menghindari dingin telapak kaki.
Peristiwa yang menunjukkan adanya perpindahan suhu dalam kehidupan sehari-hari lainnya,
seperti menggunakan air hangat ketika mandi atau membuat minuman hangat. Pada percobaan tersebut
akan menghasilkan air hangat yang memiliki suhu lebih rendah yang diperoleh dari air mendidih dan
akan lebih tinggi dari air yang digunakan. Hal tersebut dapat terjadi karena perpindahan kalor. Ketika
perpindahan kalor terjadi, maka akan berlaku hukum kekekalan energi. Oleh karena itu, praktikum ini
dilakukan agar praktikan mengetahui dan memahami tentang asas black yang sering diterapkan dalam
kehidupan sehari-hari.

4
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana perbandingan Ta (pengukuran) dengan Ta (perhitungan) ?
2. Berapa jumlah kalor yang diterima dan dilepas larutan air tersebut?
3. Bagaimana kesesuaian percobaan yang anda lakukan dengan asas black ?

1.3 Tujuan
1. Menganalisis perbandingan Ta (pengukuran) dengan Ta (perhitungan) ?
2. Menganalisis jumlah kalor yang diterima dan dilepas larutan air tersebut?
3. Menganalisis kesesuaian percobaan yang anda lakukan dengan asas black ?

5
BAB II
DASAR TEORI
2.1 Kalor
Kalor adalah energi panas yang berpindah dari benda yang bersuhu lebih tinggi ke benda yang
bersuhu lebih rendah (Giancoli, 2001). Kalor didefinisikan sebagai perpindahan energi yang melintasi
batas sistem berdasarkan perubahan suhu antara sistem dan lingkungannya (Serway dan Jewett, 2004).
Jika benda menerima kalor, maka kalor itu digunakannya untuk menaikkan suhu benda, atau merubah
wujud benda (Tazi, 2011). Kalor pertama kali diamati oleh A.Laovisier yang kemudian menyatakan
Teori Kalorik. Teori kalorik menyatakan bahwa “Setiap zat/benda mempunyai zat alir yang berfungsi
untuk mentrasfer panas”. Jadi, Laovisier menyatakan bahwa pada saat dua zat/benda berbeda suhu
bersentuhan, maka akan terdapat zat alir yang memindahkan panas dan menyebabkan perubahan suhu
pada kedua benda tersebut.
Satuan energi dalam SI adalah joule. Satu kalori adalah kalor yang dibutuhkan oleh 1 gram air
untuk menaikkan suhunya 1oC. Nilai satu kalori sama dengan 4,184 joule atau jika dibulatkan menjadi
4,2 joule sehingga 1 joule sama dengan 0,24 kalori (Putra, 2015). Nilai-nilai tersebut dinamakan tara
kalor mekanik. Energi kalor didefinisikan sebagai berikut.

7
Q = m c ΔT ...(1)
Keterangan :
Q = energi kalor (joule)
m = massa (kg)
c = kalor jenis benda (J/kg oC)
ΔT = kenaikan suhu (oC)
Dari persamaan tersebut diketahui bahwa faktor-faktor yang dapat memengaruhi energi kalor
adalah massa, kalor jenis, dan kenaikan suhu. Energi kalor sebanding dengan massa, kalor jenis, dan
kenaikan suhu.

8
2.2 Asas Black
Asas Black menjelaskan tentang hukum kekekalan energi kalor. Asas Black berbunyi “Apabila
pada kondisi adiabatik dicampurkan dua macam zat/benda yang temperaturnya mula-mula berbeda, maka
pada saat kesetimbangan banyak kalor yang dilepas oleh zat yang temperaturnya mula-mula tinggi
menjadi sama dengan banyaknya kalor yang diserap oleh zat yang temperaturnya mula - mula rendah”.
Asas black berlaku jika sistem terisolasi, maksudnya tidak ada kalor yang masuk maupun keluar sistem.
Salah satu cara mengisolasi sistem dengan memasukkan ke dalam kalorimeter.

Gambar 2.2.1 Sebuah kalorimeter menyediakan sistem yang terisolasi dan tertutup.
(sumber : Brown and Clow, 2008)

9
Sebuah kalorimeter sederhana, seperti yang ditunjukkan pada gambar di atas adalah alat yang
✘  
digunakan untuk mengukur perubahan dalam energi termal. Sebuah kalorimeter diisolasi dengan hati-
hati sehingga perpindahan panas ke dunia luar dipertahankan ke minimum. Massa terukur suatu zat yang
telah dipanaskan sampai suhu tinggi adalah dimasukkan ke dalam kalorimeter. Kalorimeter juga
mengandung massa air dingin yang diketahui pada suhu. Kalor yang dilepaskan oleh zat dipindahkan ke
air yang lebih dingin. Perubahan dalam energi termal zat dihitung menggunakan mengakibatkan
kenaikan suhu air. Jenis kalorimeter yang lebih canggih digunakan untuk mengukur reaksi kimia dan
kandungan energi dari berbagai makanan (sumber : Brown and Clow, 2008).
Persamaan energi kalor dalam distem menurut asas Black sebagai berikut.

Qlepas = Qterima ....(2) (Ishaq, 2006)


(mc)benda bersuhu tinggi = (mc)benda bersuhu rendah
Dari persamaan tersebut diketahui bahwa energi kalor yang dilepaskan akan sama dengan energi
kalor yang diterima. Selain itu, energi kalor juga dipengaruhi oleh massa, kalor jenis benda, dan
kenaikan suhu.

10
2.3 Kalor Jenis dan Kapasitas Kalor
Perbandingan banyaknya energi kalor yang dibekalkan kepada sebuah benda untuk manaikkan
temperaturnya dinamakan kapasitas kalor (heat capacity) dari benda tersebut (Halliday, 1999). Kalor
jenis dapat diartikan dengan banyaknya kalor yang dibutuhkan oleh 1 kg zat supaya suhunya naik atau
turun sebesar 1oC atau 1 kelvin. Makin kecil nilai kalor jenis, suhu benda akan lebih cepat naik.
Sebaliknya, sebuah benda yang memiliki kalor jenis makin besar, membutuhkan kalor yang lebih
banyak untuk menaikkan suhunya. Berikut ini nilai kalor jenis beberapa bahan.
Tabel 2.3.1 Kalor Jenis Beberapa Bahan

(sumber : Brown and Clow, 2008)

11
✘   Selain kalor jenis, dikenal pula kapasitas kalor. Kapasitas kalor didefinisikan sebagai kemampuan
suatu benda untuk menerima atau melepas kalor sehingga dapat menaikkkan atau menurunkan suhu
benda sebesar 1oC atau 1 K. Persamaannya dapat dilihat sebagai berikut.
C = atau C = m c ....(3)
Keterangan :
Q = energi kalor (joule)
C = kapasitas kalor (J/oC)
m = massa (kg)
c = kalor jenis benda (J/kgoC)
ΔT = kenaikan suhu (oC)
Pada persamaan di atas, Q bernilai positif untuk proses endotermik dan negatif untuk proses
eksotermik (Chang, 2004). Semakin besar kalor jenis suatu bahan, semakin besar pula energi yang harus
ditambahkan kepada bahan tersebut untuk menyebabkan suatu perubahan suhu (Serway dan Jewett,
2004).

12
BAB III
METODE
PERCOBAAN
3.1 Alat dan Bahan
1. Timbangan analog/neraca pegas 4. Termometer celcius
2. Air bersuhu tinggi 5. Wadah air
3. Air bersuhu rendah (air es, es batu dan air 6. Pengaduk
suhu ruang)

3.2 Gambar Percobaan

14
3.3 Variabel Percobaan
✘ t1 = Temperatur benda yang mempunyai tingkat temperatur lebih tinggi
✘ m1 = Massa benda yang mempunyai tingkat temperatur lebih tinggi
✘ t2 = Temperatur benda yang mempunyai tingkat temperatur lebih rendah
✘ Variabel kontrol
✘ Variabel manipulasi
1. massa air es
2. massa es batu
3. massa air suhu ruang
✘ Variabel respon
1. Jumlah kalor yang dilepas
2. Jumlah kalor yang diterima
15
3.4 Langkah Percobaan
1. Menimbang air es dan mengukur suhunya menggunakan termometer lalu
masukkan kedalam wadah
2. Menimbang air panas dan mengukur suhunya lalu masukkan dalam
wadah yang berisi air es
3. Mengaduk campuran larutan air panas dan air es
4. Mengukur suhu campuran larutan air panas dan air es
5. Mengulang langkah 1 dengan 5 kali masaa air es yang berbeda
6. Mengulang langkah 1-5 untuk suhu air yang berbeda (es batu dan air suhu
ruang)

16
THANKS!

17

Anda mungkin juga menyukai