Anda di halaman 1dari 27

MAKALAH

PROGRAM PEMBINAAN PRESTASI CABANG


OLAHRAGA SEPAKBOLA

DISUSUN OLEH : KELOMPOK 5

Reza Muhammad Hanafi 6211420012


Vela Alfiani 6211420014
Nova Reza Ningtyas 6211420103

PROGRAM STUDI ILMU KEOLAHRAGAAN


FAKUTAS ILMU KEOLAHRAGAAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang senantiasa memberikan karunia-Nya,


sehingga penulis dapat menuliskan makalah yang berjudul Pembibitan Atlet
Sepakbola. Makalah ini disusun sebagai salah satu tugas mata kuliah Olahraga Usia
Dini.

Penulis menyadari dalam makalah ini jauh dari kata sempurna baik dari
segi penyusunan, bahasa, dan penulisannya. Oleh karena itu penulis mengharapkan
kritik yang membangun. Sebelum dan sesudahnya, kami mengucapkan
terimakasih.
Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................................6

DAFTAR ISI............................................................................................................................7

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................................8

A. Latar Belakang.............................................................................................................8

B. Rumusan Masalah......................................................................................................10

C. Tujuan........................................................................................................................10

D. Manfaat......................................................................................................................11

BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................................12

A. Pemassalan.................................................................................................................13

B. Pembibitan.................................................................................................................16

C. Pembinaan Olahraga..................................................................................................23

BAB III PENUTUP...............................................................................................................28

A. Kesimpulan................................................................................................................28

B. Saran..........................................................................................................................28

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................30
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Olahraga merupakan sebuah budaya sekaligus bahasa universal bagi
umat manusia. Melalui olahraga, banyak negara kecil menjadi besar. Melalui
olahraga, kesehatan manusia dijanjikan. Pada era orde baru pernah ada motto,
“mengolahragakan masyarakat dan memasyarakatkan olahraga”. Namun
penerapannya sampai saat ini terasa semakin jauh, karena semakin banyak
orang yang malas olahraga. Tidak punya waktu kerap menjadi alasan.
Ditambah lagi, pengembangan lewat jalur pendidikan yang masih belum
optimal. Keterpurukan prestasi olahraga Indonesia juga semakin lama
semakin menghawatirkan. Pokok persoalan yang mengemuka terkait dengan
keterpurukan olahraga di Indonesia terletak pada kesalahan dalam menata
sistem pembinaan olahraga itu sendiri.
Pembinaan olahraga serta prestasi di Indonesia saat ini belum
maksimal hal ini terlihat dari pertandingan atau perlombaan yang telah di ikuti
belum menunjukan hasil yang maksimal dan memuaskan. Misalnya di pentas
olahraga tingkat se-Indonesia masih ketinggalan jauh dari negara lain
meskipun dalam satu atau dua cabang olahraga prestasi indonesia lebih
unggul. Hal ini disebabkan apabila dalam latihan kurang benar, tidak
direncanakan terprogram lebih dahulu maka jalannya latihan kurang sempurna
dan prestasi olahraga tidak maksimal. Peningkatan prestasi olahraga sepak
bola banyak mengalami kendala, karena kurangnya pengembangan teori dan
pemanfaatan metode latihan yang didukung dari berbagai disiplin ilmu
pengetahuan serta peningkatan kualitas pelatihan pembinaan olahraga.
Pembinaan tersebut dapat dicapai melalui pendekatan ilmiah terhadap ilmu-
ilmu pengetahuan yang terkait.
Pembinaan olahraga cara untuk meningkatkan kualitas atau
kemampuan pada sumber daya manusia. Biasanya pembinaan olahraga
diarahkan dengan peningkatan kesehatan jasamani, mental dan rohani
sehingga menghasilkan pembentukan kepribadian, disiplin dan sportifitas
yang tinggi. Serta bisa meningkatkan prestasi yang bisa membangkitkan
kualitas rasa kebangsaan nasional. Pecapaian prestasi dalam olahraga bisa
dicapai melalui pembinaan yang sistematik, terencama , teratur dan
berkesinambungan satu sama lain yang memberikan dampak positif.

Pembinaan dan pengembangan olahraga prestasi di bidang olahraga


sepak bola dilaksanakan dengan memberdayakan perkumpulan olahraga sepak
bola di penjuru Indonesia , menumbuh kembangkan sentra pembinaan
olahraga yang bersifat nasional dan daerah, dan menyelenggarakan kompetisi
secara berjenjang dan berkelanjutan. Proses pembinaan olahraga sepak bola
ini harus dipahami sebagai suatu sistem yang kompleks, sehingga masalah
yang terdapat di dalamnya perlu ditelaah dari sudut pandang yang luas.
Gerakan-gerakan dalam bidang olahraga sepak bola diharapkan dilakukan
dengan cara efisien dan teknik yang benar. Gerakan bidang sepak bola
dikatakan efisien apabila gerakan-gerakan yang terkoordinasi dengan baik,
dikombinasikan untuk menghasilkan gerakan yang diperlukan untuk
menyelesaikan tugas tertentu, dan memanfaatkannya dengan perolehan nilai
yang tinggi, dengan arah yang baik dan menggunakan tenaga sekecil. Dengan
gerkan diatas diharapkan bisa menjadikan program pembinaan prestasi yang
lebih baik.

Dalam rangka meningkatkan prestasi atlet perlu terus dilakukan


pembinaan atlet secepat dan seefektif mungkin melalui pencarian dan
pencarian bakat berbasis ilmu pengetahuan dan teknologi, pemuliaan dan
pembinaan olahraga kompetitif, serta peningkatan kualitas olahraga pusat dan
pusat, organisasi, ada. tingkat berbasis wilayah. Mempromosikan atau
melahirkan atlet yang baik memerlukan penanganan yang sistematis, tepat
sasaran, terencana dan konsisten, jangka panjang, dilaksanakan pada anak usia
dini atau sekolah dasar, serta didukung oleh ilmu dan teknologi keolahragaan.

Pemassalan olahraga merupakan dasar dari teori piramida dan


sekaligus merupakan landasan dalam proses pembibitan dan pemanduan bakat
atlet. Pemassalan olahraga berfungsi untuk menumbuhkan kesehatan dan
kesegaran jasmani manusia Indonesia dalam rangka membangun manusia
yang berkualitas dengan menjadikan olahraga sebagai bagian dari pola hidup
bangsa Indonesia. Pembibitan atlet adalah upaya mencari dan menemukan
individu-individu yang memiliki potensi untuk mencapai prestasi olahraga di
kemudian hari, sebagai langkah atau tahap lanjutan dari pemassalan
olahraga.Pembibitan yang dimaksud adalah menyemaikan bibit, bukan
mencari bibit. Ibaratnya seorang petani yang akan menanam padi, ia tidak
membawa cangkul mencari bibit ke hutan, tetapi melakukan penyemaian bibit
atau membuat bibit dengan cara tertentu, misalnya dengan memetak sebidang
tanah sebagai tempat pembuatan bibit yang akan ditanam. Perlu dilakukan
pembinaan prestasi terutama melakukan pembibitan pada altet yang ada di
cabang olahraga sepak bola dengan beberapa teori dan penjelasan terkait
pembibitan atlet sepak bola.
B. Rumusan Masalah
Rumusan makalah yang angkat dalam makalah ini yaitu:
1. Apa yang dimaksud dengan identifikasi bakat?
2. Apa yang dimaksud dengan pengembangan bakat?
3. Apa strategi pemasalan yang tepat digunakan untuk atlet sepakbola?
4. Apakah Pengertian Pembinaan Prestasi Sepak bola ?
5. Apa saja Komponen Pembinaan Prestasi Sepak bola ?
6. Apa saja Faktor Pembinaan Prestasi Sepak bola ?
7. Bagaimana Sarana dan Prasarana Pembinaan Prestasi Sepak bola?
8. Bagaimana Prasarana Pembinaan Prestasi Sepak bola ?
C. Tujuan
Tujuan dari makalah ini yaitu untuk mengedukasi pembaca mengenai
Program Pembinaan Prestasi Cabang Olahraga Sepakbola dengan
meidentifikasi pemaslan, pembibitan dengan identifikasi bakat pada cabang
olahraga sepakbola dan juga memahami bagaimana pengembangan bakat
pada atlet sepak bola, serta mempelajari mengenai pembinaan olahraga.

D. Manfaat
Manfaat dari makalah ini yaitu mengedukasi pembaca mengenai Program
Pembinaan Prestasi Cabang Olahraga Sepakbola dengan meidentifikasi
pemaslan, pembibitan dengan identifikasi bakat pada cabang olahraga
sepakbola dan juga memahami bagaimana pengembangan bakat pada atlet
sepak bola, serta mempelajari mengenai pembinaan olahraga.
BAB II PEMBAHASAN

Salah satu faktor yang mempengaruhi perkembangan dan peningkatan prestasi


olahraga adalah sistem pembinaan olahraga. Tentunya pembinaan yang dibarengi
sikap disiplin dan komitmen tinggi. Apabila sistem pembinaan yang dilaksanakan
berjalan dengan baik maka perkembangan olahraganya juga akan lebih baik.
Pembinaan adalah usaha tindakan kegiatan yang dilakukan secara berdaya guna dan
berhasil untuk meningkatkan atau memperoleh hasil yang lebih baik (Kamus Besar
Bahasa Indonesia 1988:117). Pembinaan prestasi olahraga tidak lepas dari upaya
pemassalan dan pembibitan olahraga, yang dilaksanakan berkesinambungan,
berjenjang dan berkelanjutan oleh karenanya diperlukan adanya suatu kejuaraan agar
diperoleh bibit atlet yang mumpuni. Berkesinambungan artinya dilakukan secara
terus menerus sedang untuk berjenjang. Untuk mencapai prestasi atlet secara
maksimal diperlukan pembinaan yang terprogram, terarah, dan berkesinambungan
serta didukung dengan penunjang yang memadai (Hartono, Nurharsono, Praktiknyo,
1998:12) Dan untuk mencapai prestasi optimal, atlet juga diperlukan usaha dan daya
melatih yang dituangkan dalam rencana program latihan tertulis yang tersusun secara
sistematis sebagai pedoman arah kegiatan untuk mencapai tujuan secara efektif dan
efisien ( Tohar, 2004;31).

Sistem pembinaan olahraga berdasar pada 1) Pendidikan Jasmani dan Organisasi


Nasional, yang di dalamnya mencakup program pendidikan di sekolah, rekreasi dan
klub-klub olahraga dan struktur organisasi dalam pemerintahan dan 2) sistem latihan
olahraga. (Lutan, 2000:11). Pembinaan untuk peningkatan prestasi olahraga haruslah
terjalin dalam suatu sistem yang saling terkait. Pemerintah sebenarnya sudah
berupaya menuju ke arah tersebut, Menurut Sugiyanto (1995:6) mengenai
pembangunan prestasi olahraga nasional, yang diamanatkan GBHN (Garis Besar
Haluan Negara) tahun 1993 nomor 3 yaitu sebagai berikut : dalam upaya peningkatan
prestasi olahraga perlu terus dilaksanakan pembinaan olahragawan sedini mungkin
melalui pencarian dan pemantauan, pembibitan, pendidikan, dan pelatihan olahraga
prestasi yang didasarkan pada ilmu pengetahuan dan teknologi secara efektif dan
efisien serta peningkatan kualitas keolahragaan baik di tingkat pusat maupun daerah.
KONI (1998:28) membagi tahap jenjang pembinaan olahraga Nasional berdasar
DEPDIKBUD dan KONI dalam tiga ringkatan yaitu: tahap pembinaan pemassalan,
pembinaan pembibitan, dan pembinaan prestasi. Sistem pembangunan olahraga yang
digunakan di Indonesia adalah sistem piramida, yang meliputi tiga tahap, yaitu (1)
pemassalan; (2) pembibitan; dan (3) peningkatan prestasi.

A. Pemassalan
Pemassalan adalah mempolakan ketrampilan dan kebugaran jasmani
atlet secara multilateral dan spsesialisasi. Pemassalan merupakan suatu upaya
untuk mengikutsertakan seluruh lapisan masyarakat dengan sasaran
melibatkan semua kelompok umur. Hal ini seperti yang dikemukakan M.
Furqon H. (2002: 3) bahwa ”Pemassalan adalah mempolakan keterampilan
dan kesegaran jasmani secara multilateral dan spesialisasi”. Kaitannya dengan
olahraga prestasi tujuan pemassalan olahraga yang dilaksanakan antara lain
agar masyarakat menyadari pentingnya olahraga prestasi, sehingga akan
memunculkan bibit-bibit atlet yang baik. Menurut M. Furqon H. (2002: 3),
tujuan pemassalan adalah ”melibatkan atlet sebanyak-banyaknya sebagai
bagian dari upaya peningkatan prestasi olahraga”. Tujuannya adalah
melibatkan sebanyak-banyaknya atlet, sehingga timbul kesadaran terhadap
pentingnya olahraga prestasi sebagai bagian dari upaya peningkatan prestasi
olahraga secara Nasional. Untuk mencapai sasaran olahraga yang berkualitas,
maka diperlukan satu kerja keras, keterkaitan dan keterpaduan dari semua
pihak untuk membantu serta kerja sama, berfikir secara ilmiah untuk
mendukung atau memadukan ilmu pengetahuan dan pengalaman di dalam
memberikan pengertian dan dorongan pada pembina, pelatih, dan athet untuk
bekerja keras semaksimal mungkin dalam mencapai prestasi yang maksimal.
Langkah awal untuk pemanduan bakat untuk memajukan olahraga di
indonesia adalah melalui pemassalan olahraga. Pemassalan olahraga berfungsi
untuk menumbuhkan kesehatan dan kesegaran jasmani manusia Indonesia
dalam rangka membangun manusia yang berkualitas dengan menjadikan
olahraga sebagai bagian dari pola hidup bangsa Indonesia. Oleh karena itu,
dalam pembangunan olahraga perlu selalu meningkatkan dan memperluas
pemassalan di kalangan bangsa Indonesia dalam upaya membangun kesehatan
dan kesegaran jasmani, mental dan rohani masyarakat serta membentuk watak
dan kepribadiandisiplin dan sportivitas yang tinggi, yang merupakan bagian
dari upaya peningkatan kualitas manusia Indonesia. Pemassalan juga olahraga
sebagai upaya memperkenalkan suatu cabang olahraga kepada khalayak
umum baik anak-anak maupun dewasa sehingga mendorong terciptanya suatu
ajang kompetisi maupun kejuaraan di dalam masyarakat dan di situ akan
terlihat para pemain yang mempunyai bakat di bidang tersebut untuk
selanjutnya dibina untuk dapat mengembangkan kemampuannya sehingga
menghasilkan atlet yang dapat berprestasi. Dalam melakukan pemassalan
olahraga dapat dilakukan dengan indikator sebagai berikut :
a. Menggunakan wawasan kedepan dalam melakukan pembinaan atlet
perlu ada target jangka panjang.
b. Membangun tujuan yaitu melakukan perencanaan pembinaan kedepan
untuk membangun tujuan dari pembinaan itu sendiri. Perencanaan
pembinaan kedepan setelah atlet mengikuti kompetisi/event dan atlet
terbaik tersebut harus di beri fasilitas serta penghargaan agar mereka
bisa terus berprestasi.
c. Menciptakan rencana pengembangan untuk mendapatkan prestasi yang
maksimal tentu perlu menciptakan rencana pengembangan terhadap atlet
yang berpotensi tersebut yang selanjutnya akan dilakukan pembinaan
kepada atlet tersebut. Maka untuk menciptakan rencana pengembangan
perlu mencari biit-bibit yang berpotensi yang selanjutnya akan di
lakukan pembinaan dan akan diseleksi untuk mengikuti kompetisi/event.

Pemassalan dapat pula berfungsi sebagai wahana dalam penelusuran bibit-


bibit untuk membentuk atlet berprestasi. Memasyarakatkan olahraga dan
mengolahragakan masyarakat merupakan bentuk upaya dalam melakukan
pemassalan olahraga. Dalam olahraga prestasi, pemassalan seharusnya
dimulai pada usia dini. Bila dikaitkan dengan pertumbuhan dan perkembangan
anak, pemassalan sangat baik jika dimulai sejak masa kanak-kanak, terutama
pada akhir masa kanak-kanak (6-12 tahun). Pada masa ini merupakan tahap
perkembangan keterampilan gerak dasar. Pembibitan atlet adalah upaya
mencari dan menemukan individu-individu yang memiliki potensi untuk
mencapai prestasi olahraga di kemudian hari, sebagai langkah atau tahap
lanjutan dari pemassalan olahraga. Pemassalan olahraga usia dini adalah
upaya menggerakan anak usia dini untuk melakukan aktivitas olahraga secara
menyeluruh (Said Junaidi, 2003:49). Jadi dapat disimpulkan bahwa
pemassalan olahraga usia dini adalah upaya untuk menggerakkan anak usia
dini dalam keterampilan dan kebugaran jasmani sebagai aktivitas olahraga.
Untuk menciptakan suatu sasaran prestasi olahraga yang berkualitas, maka
diperlukan suatu kerja keras, Keterikatan dan keserasian dari semua pihak
untuk membantu serta bekerjasama, berfikir secara ilmiah untuk mendukung
atau memadukan ilmu pengetahuan dan pengalaman di dalam memberi
pengertian dan dorongan kepada atlet guna berlatih secara keras dan dapat
mencapai prestasi secara maksimal . Tujuan pemassalan adalah melibatkan
sebanyak-banyaknya atlet dalam olahraga prestasi sehingga timbul kesadaran
terhadap pentingnya olahraga prestasi sebagai upaya peningkatan prestasi
olahraga secara nasional. Salah satu upaya awal dalam rangka peningkatan
prestasi olahraga di tanah air adalah dengan strategi pemassalan, maka akan
semakin besar peluang untuk mencetak atlet–atlet yang dapat berprestasi.
Startegi pemassalan dapat disebutkan antara lain:

a. Menyediakan sarana dan prasarana sepak bola yang memadai di sekolah


dasar.
b. Menyiapkan pengadaan tenaga pengajar atau pelatih sepak bola yang
mampu menggerakkan olahraga di sekolah.
c. Mengadakan pertandingan antar kelas.
d. Memberikan motivasi, baik dari dalam maupun dari luar.
e. Mengadakan demonstrasi pertandinagn atlet-atlet yang berprestasi.
f. Merangsang minat anak melalui media massa, televisi, video dan lain-lain.
g. Melakukan kerjasama antara sekolah dengan masyarakat khususnya orang
tua.

Potensi dan populasi terbesar dalam pemassalan dan pembibitan olahraga


adalah pada usia sekolah sehingga sistem pembinaaan olahraga tidak
terkecuali pada pembinaan sepakbola tidak bisa dipisahkan dari jalur sekolah.
Pembinaan olahraga pelajar merupakan salah satu program Kemenpora dan
instansi terkait dalam rangka pembinaan bibit-bibit olahragawan pelajar
berbakat untuk menunjang peningkatan prestasi olahraga nasional, selanjutnya
dinyatakan bahwa olahraga pendidikan dilaksanakan baik pada jalur
pendidikan formal dan nonformal melalui kegiatan ekstrakurikuler dan/atau
intrakurikuler. Usaha yang dilakukan terdiri dari program pemasalan dan
pembibitan dengan mengoptimalkan pelaksanaan intrakurikuler dan
ekstrakurikuler di sekolah serta kejuaraan antar sekolah (Depdiknas, 2007:8).

B. Pembibitan
Pembibitan dapat dilakukan dengan melaksanakan identifikasi bakat (Talent
Identification), kemudian dilanjutkan dengan tahap pengembangan bakat
(Talent Development). Dengan cara demikian, maka proses pembibitan
diharapkan akan lebih baik.Ditinjau dari sudut pertumbuhan dan
perkembangan gerak anak, merupakan kelanjutan dari akhir masa kanak-
kanak, yaitu masa adolesensi (M. Furqon H. dan Muchsin Doewes, 2000).
Pelaksanaan pembibitan atlet ini menjadi tanggung jawab pengelola olahraga
pada tingkat eksekutif dan sekaligus bertanggung jawab pada pembinaan di
tingkat di bawahnya, yaitu pada tahap pemassalan olahraga.Di sini disusun
program yang mampu memunculkan bibit-bibit, baik di tingkat
kotamadya/kabupaten maupun di tingkat propinsi. Adanya kejuaraan-
kejuaraan yang teratur merupakan salah satu cara untuk merangsang dan
memacu munculnya atlet-atlet agar berlatih lebih giat dalam upaya
meningkatkan prestasiny
A. Identifikasi Bakat
Menurut William B. Michael, pengertian bakat adalah suatu kapasitas
yang ada dalam diri seseorang yang mana dalam melakukan tugas
serta melakukannya dipengaruhi oleh latihan yang sudah dijalaninya.
Menurut S.C Utami Munandar, bakat adalah sebuah kemampuan
bawaan dari seseorang yang mana sebagai potensi yang masih perlu
untuk dikembangkan lebih lanjut dan dilatih agar dapat mencapai
impian yang ingin diwujudkan. Menurut Kartini Kartono, pengertian
bakat adalah hal yang mencakup segala faktor yang ada di dalam diri
individu yang dimiliki sejak awal pertama kehidupannya dan
kemudian menumbuhkan perkembangan keahlian, ketrampilan, dan
kecakapan tertentu. Bakat ini sifatnya laten potensial, sehingga masi
bisa tumbuh dan dikembangkan. Menurut Suganda Pubakawatja,
pengertian bakat adalah benih yang berasal dari suatu sifat yang mana
baru akan tampak nyata jika seseorang tersebut mendapat sebuah
kesempatan dan kemungkinan untuk dapat mengembangkannya.
Menurut M. Ngalim Purwanto, bakat adalah kecakapan pembawaan,
yang mana mengenai kesanggupan dan potensi tertentu yang dimiliki
oleh seseorang.
1. Pengertian Identifikasi Bakat
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, yang dimaksudkan dengan
bakat adalah dasar (kepandaian, sifat, dan pembawaan) yang dibawa
dari lahir dan dalam Webster’s Encyclopedic Unabridged Dictionary
of the English Language dinyatakan sebagai a special natural ability.
Dari pengertian bakat di atas, selanjutnya dapat dikatakan bahwa
identifikasi bakat olahraga adalah proses pemberian ciri
(karakteristikisasi) terhadap dasar kemampuan yang dibawa dari lahir
yang dapat melandasi keterampilan olahraga.
2. Pemanduan Bakat
Instrumen pemanduan bakat harus bersifat spesifik dan disesuaikan
dengan cabang olahraga masing-masing, yang pengembangannya
dilakukan dengan menggunakan dua pendekatan. Pendekatan pertama
dilakukan dengan cara menyusun tes baterei, sedangkan pendekatan
kedua dilakukan dengan menggunakan tes baku yang telah
dikembangkan para ahli. Bompa menyatakan ada beberapa tahapan
yang harus dikuti untuk mempersiapkan atlet. Adapun tahapan yang
dimaksud adalah:

(1) Mencari calon atlet berbakat;

(2) Memilih calon atlet pada usia muda;

(3) Memonitor calon atlet tersebut secara terus-menerus dan teratur;

(4) Membantu calon atlet agar dapat meraih prestasi puncak.

3. Tujuan Identifikasi Bakat


Tujuan utama melakukan identifikasi calon atlet adalah untuk
mengidentifikasi dan memilih calon atlet yang mempunyai
kemampuan terbaik sesuai dengan cabang olahraga yang dipilih.
Bompa (Bompa, 1990) menyatakan di negara barat identifikasi calon
atlet bukanlah merupakan suatu konsep baru dalam bidang olahraga,
meskipun kegiatan identifikasi calon atlet ini belum banyak dikerjakan
secara formal. Sebagai ilustrasi dapat dicermati keadaan berikut: pada
akhir tahun 1960-an dan awal tahun 1970-an, sebagian besar negara
Eropah Timur telah menetapkan metode khusus untuk melakukan
identifikasi calon atlet potensial. Prosedur pemilihan calon atlet
ditemukan dan diarahkan oleh para ilmuwan olahraga, selanjutnya
para ilmuwan memberikan rekomendasi beberapa calon atlet
berpotensi dalam cabang olahraga tertentu kepada para pelatih.
Dengan menggunakan prosedur pemilihan calon atlet seperti
disebutkan di atas hasilnya sangat menakjubkan. Beberapa atlet
Republik Demokrasi Jerman yang meraih medali di arena Olimpiade
1972, ternyata terpilih menjadi calon atlet melalui pemilihan dengan
cara ilmiah. Hal yang sama terjadi pula pada para atlet Bulgaria di
arena Olimpiade 1976.
B. Pengembangan Bakat
Disadari bahwa upaya mencapai prestasi dalam olahraga merupakan
hal yang kompleks, karena melibatkan banyak faktor antara lain faktor
internal seperti: fisik dan mental atlet dan faktor eksternal seperti:
lingkungan alam dan peralatan. Faktor internal sesungguhnya
bersumber dari kualitas atlet itu sendiri, dimana atlet yang berkualitas
berarti memiliki potensi bawaan (bakat) yang sesuai dengan tuntutan
cabang olahraga dan siap dikembangkan untuk mencapai prestasi
puncak. Pengalaman menunjukkan bahwa hanya atlet yang berbakat
dan mau latihan dengan baik dapat mencapai prestasi puncak (peack
performance). Prestasi puncak merupakan hasil dari seluruh usaha
program pembinaan dalam jangka waktu tertentu yang merupakan
paduan dari proses latihan yang dirancang secara sistematis,
berjenjang, berkesinam bungan, berulang-ulang dan makin lama makin
meningkat.
1. Pengenalan Bakat
Proses pengidentifikasian atlet yang berbakat, kemudian
mengikut sertakannya dalam program latihan yang terorganisir
dengan baik merupakan hal yang paling utama dalam olahraga
kontemporer. Setiap orang dapat belajar menari, menyanyi,
melukis namun sangat sedikit yang mencapai tingkat penguasaan
yang tinggi. Maka dari itu dalam olahraga seperti juga dalam seni
sangat penting untuk menemukan seseorang yang berbakat
menyeleksinya pada usia muda, memantaunya secara kontinyu,
serta membantunya untuk mencapai tingkat penguasaan yang
tertinggi.
Proses pengenalan dan pengidentifikasian bakat harus
merupakan aktivitas yang didahulukan oleh para pelatih dan
spesialis pelatihan dalam rangka untuk mengembangkannya serta
untuk meningkatkan criteria psiko-biologis yang digunakan untuk
menemukan seseorang yang lebih berbakat pada tampilan olahraga
yang tinggi. Penggunaan criteria ilmiah pada proses identifikasi
bakat mempunyai beberapa keuntungan sebagai berikut:

(1) secara substansial mengurangi waktu yang diperlukan untuk


mencapai kemampuan yang tertinggi dengan memilih individu-
individu yang berbakat pada olahraga tersebut

(2) mengurangi volume kerja serta energi yang harus dikerjakan


pelatih. efektivitas latihan yang diberikan pelatih biasanya
didukung keefektivi tasannya oleh para atlet yang mempunyai
kemampuan superior tersebut
(3) meningkatkan suasana kompetitif dan jumlah atlet yang
dimasukkan serta pencapaian tingkat kemampuan yang tinggi,
sebagai hasilnya adalah tim nasional yang homogen serta lebih
kuat untuk penampilan pada tingkat internasional

(4) meningkatkan kepercayaan diri atlet tersebut karena tampilan


lebih baik dibandingkan dengan atlet lain pada usia yang sama
yang tidak melalui proses seleksi

(5) secara tidak langsung memberikan motivasi pada penerapan


pelatihan ilmiah, asisten pelatih olahraga yang membantu dalam
pengenalan bakat termotivasi untuk terus memantau latihan atlet.

2. Metode Pengenalan Bakat


Berbagai macam metode yang dapat dipergunakan untuk mengenal
bakat seseorang, tetapi pada prinsipnya ada dua metode yang
paling mendasar untuk perlu kita ketahui sebagai teacher physical
education sebagai berikut
a. Seleksi alamiah;
seleksi ini dianggap sebagai pendekatan normal dengan cara
alamiah dalam mengembangkan kemampuan seorang atlet
dalam olahraga. Mengasumsikan bahwa seorang atlet yang
mendaftar pada cabang tertentu sebagai hasil dari pengaruh
local (tradisi sekolah, keinginan orang tua, atau teman seusia).
Sehingga evolusi kemampuan seorang atlet ditentukan oleh
seleksi alamiah yang tergantung pada berbagai factor,
individual, kebetulan seorang atlet mengambil cabang yang
sesuai dengan bakatnya. Karena itu sering terjadi
perkembangan kemampuan atlet sangat lambat, diakibatkan
karena pemilihan cabang olahraga yang tidak sesuai.
b. Seleksi ilmiah;
adalah suatu metode yang digunakan pelatih dalam memilih
anak-anak prospektif yang telah menunjukkan kemampuan
alami pada cabang olahraga tertentu. Jadi dibandingkan dengan
individu yang diidentifikasi melalui metode alamiah, waktu
untuk mencapai tingkat kemampuan yang tinggi bagi mereka
yang terseleksi secara ilmiah lebih pendek. Untuk cabang-
cabang olahraga yang membutuhkan tinggi atau berat tertentu
(bola basket, sepakbola, mendayung, cabang-cabang lempar)
seleksi ilmiah sangat dianjurkan. Hal yang sama pada cabang
yang membutuhkan kecepatan, waktu reaksi, koordinasi da dan
tenaga (judo, sprint, hokey, cabang-cabang lompat pada atletik)
. Dengan bantuan ilmuan olahraga, kualifikasi tersebut dapat
terdeteksi. Sebagai hasil dari tes ilmiah, individu-individu yang
berbakat terseleksi secara ilmiah atau diarahkan pada cabang
olahraga yang sesuai.
3. Kriteria Pengenalan Bakat
Atlet yang berkemampuan tinggi mempunyai profil biologis yang
spesifik, kemampuan biomotorik yang tinggi dan sifat fisiologis
yang kuat. Prestasi tinggi dalam olahraga memerlukan calon atlet
dengan profil biologik khusus, kemampuan biomotorik menonjol,
dan ciri-ciri fisiologik yang kuat. Pada dekade terakhir, ilmu
latihan telah melangkah ke depan secara impresif, dan ini
merupakan dukungan penting bagi perkembangan prestasi atlet.
Perkembangan dramatik lainnya juga telah dilakukan berkaitan
dengan kuantitas dan kualitas latihan. Walaupun demikian, jika
partisipan yang terlibat dalam aktivitas olahraga memiliki
hambatan biologik, atau mempunyai kekurangan dalam hal
kemampuan yang dipersyaratkan cabang olahraga tertentu, maka
kekurangan awal dalam hal kemampuan alami ini sulit
ditanggulangi, meskipun para atlet melakukan latihan dengan
jumlah latihan berlebih. Oleh karena itu, identifikasi calon atlet
merupakan sesuatu yang vital dalam pencapaian prestasi olahraga.
4. Tes Pemanduan Bakat Cabang Olahraga Sepakbola
Tes dan pengukuran keberbakatan olahraga padda siswa Sekolah
Dasar dengan menggunakan metode Australian Sport Search
terdapat beberapa jenis tes yang akan dilaksanakan, yaitu 1) Tes
Antopometri dan 2) Tes Fisik (Nurhasan & Cholil, 2014; Ratno &
Nidyatama, 2019).
a. Tes Antopometri
Tes ini bertujuan untuk mengetahui porposi tubuh siswa,
dengan dilaksanakannya tes ini maka akan diketahui apakah
secara anatomis siswa tersebut memiliki komposisi yang baik
untuk mendukung cabang olahraga yang ditekuni oleh siswa.
Bagian tubuh yang diukur pada tes ini yaitu:
1) Tinggi badan
2) Berat badan
3) Tinggi duduk
4) Panjang lengan
5) Tes Fisik (Batre Test)
b. Tes fisik silaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui kondisi
fisik siswa secara umum, pada tes ini siswa melakukan
beberapa macam gerakan yang meliputi:
1) Kecepatan (Speed)
2) Kelentukan (Flexibility)
3) Koordinasi
4) Kekuatan (Straenght)
5) kelincahan (Agility)
6) Daya Ledak (Power)
7) Daya Tahan (Endurance)
Diharapkan dengan hasil tes fisik yang baik maka siswa
akan diketahui potensi fisik yang telah dimiliki untuk
mendukung dalam kesesuaian kecabangan olahraga yang
akan ditekuni.
C. Pembinaan Olahraga
1. Pengetian Program Prestasi Sepak Bola
Sepak bola adalah permainan beregu, dimana setiap regu terdiri dari
11 pemain, salah satunya adalah penjaga gawang. Permainan ini
membutuhkan kerjasama yang baik untuk membangun tim yang baik,
kuat dan kuat, sepak bola Indonesia masih berkembang. Program Prestasi
Sepak Bola berupaya untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia
dengan mendidik para atlet sejak dini ketika mereka diharapkan dapat
menampilkan yang terbaik. Untuk mencapai kinerja maksimal, dan perlu
merencanakan sesuai dengan rencana yang strategis. Untuk menjadi
pemain yang andal, membutuhkan pelatihan yang sangat lama, tidak
mendapatkannya secara langsung. Kelompok berupa jam latihan, jenis
latihan, pengembangan diri, dan keikutsertaan dalam berbagai
perlombaan besar. Hal ini sangat berarti demi perkembangan sepak bola
(Faruq,2008).
Permainan sepak bola adalah permainan antara dua tim yang masing
masing terdiri dari 11 pemain, dimainkan dengan cara mempertahankan
gawang dan berusaha membobol gawang lawan. Seiring berjalannya
waktu, peminat dan penggemar sepak bola semakin meningkat, terbukti
dengan seringnya diadakan kejuaraan sepak bola di desa, kota, sekolah
dan instansi pemerintah di tingkat lokal dan nasional. Untuk
meningkatkan kualitas dan kinerja pemain sepak bola, perlu menemukan
pemain sepak bola yang baik, dan untuk menemukan benih yang baik,
perlu perawatan dini. Bahkan dikatakan bahwa sangat penting untuk
memulai dari usia muda untuk menjadi sukses dalam sepak bola
(Nasution,2018).
Terciptanya prestasi untuk mencapai kinerja optimal dalam olahraga
apa pun, perlu menguasai teknik dasar industri tempat olahraga yang
bermain. Teknik dasar sepak bola meliputi passing, dribbling, shooting,
dan heading, yang harus dikuasai oleh setiap pemain. Menguasai teknik
dasar permainan sepak bola disamping kondisi fisik, taktis, dan mental
yang menjadi salah satu faktor penentu menang atau kalah dalam suatu
tim dalam permainan tersebut (Dimyati,2015).
2. Komponen Pembinaan Prestasi Sepak bola
Pembinaan kinerja dalam olahraga agar meningkatkan prestasi di
cabang sepak bola memiliki komponen pembinaan kinerja yang terdiri
dari pelatih, atlet, program latihan, latihan, instansi penanggung jawab,
sarana, prasarana, dan pendanaan yang optimal untuk mencapai tujuan
pembinaan, dapat dikatakan sangat baik dalam hal tersebut. Jika
komponen pembinaan sangat terbatas atau tidak ideal, maka kegiatan
pembinaan dikatakan buruk dan akibatnya tujuan pembinaan tidak dapat
tercapai secara maksimal (Iswana,2021).
Mempersiapkan program latihan merupakan salah satu strategi bisnis
untuk mencapai tujuan masa depan prestasi atlet yang optimal. Pelatih
mengembangkan rencana pelatihan dengan memilih alternatif sebagai
tujuan yang dicapai atlet dan yang perlu mereka terapkan untuk
meningkatkan kinerja mereka saat ini untuk kesuksesan di masa depan.
Setelah atlet potensial diperoleh, pelatih perlu mengembangkan rencana
pelatihan untuk mencapai tujuan yang ditetapkan. Rencana pelatihan,
yang merupakan tujuan pelatihan jangka panjang, jangka menengah, atau
jangka pendek, adalah seperangkat atau tujuan akhir yang harus sistematis
dan objektif (Iswana,2021).
Ada beberapa komponen kunci yang perlu diperhatikan dalam
membangun sistem pembinaan olahraga. Komponen utama terdiri dari
1)Fungsi pemandu dan penarik, dan 2)Manajemen perencanaan, 3)
Ketenagaan dari dalam pembinaan olahraga,4)Tenaga pembina dengan
komponen berhubungan dengan standae persyaratan tenaga profesional,
5)Atlet atau Olahragawan, 6) Struktur program dan isi, 7) Metodologi dan
Prosedur Kerja, 8) Evaluasi pengendalian program mencapai tujuan,
9)Dana komponen dari sumber pendanaan alokasi dan pemanfaatan yang
optimal (Nugroho,2017).
3. Faktor Pembinaan Prestasi Sepak bola
Dalam mengembangkan prestasi atlet, ada banyak faktor yang perlu
dipertimbangkan, antara lain tujuan pembinaan prestasi sepak bola yang
jelas, program latihan yang sistematis, materi dan metode latihan yang
tepat, serta penilaian yang dapat mengukur keberhasilan proses
pembinaan. Ada juga perlu mempertimbangkan karakteristik atlet yang
didukung fisik dan mental di sebuah cabang olahraga sepak bola,
keterampilan pelatih, fasilitas, dan kondisi lingkungan pembinaan. Salah
satu strategi pembinaan olahraga adalah mengingat peran klub dan pelatih
olahraga sebagai forum pembinaan olahraga. Klub ini diharapkan mampu
menghasilkan bibit-bibit atlet berbakat. Baik di penjuru indonesia
sehingga pembinaan prestasi sepak bola bisa berkembang ( Fataha,2013).
Pembinaan olahraga yang perlu memperhatikan karakteristik atlet
yang mengedepankan keterampilan fisik dan taktis, psikologi, sarana dan
prasarana, serta kondisi lingkungan pembinaan, dengan tujuan untuk
mencapai proses pembinaan kinerja terbaik. Dalam olahraga, pembinaan
merupakan faktor penentu yang sangat penting untuk mencapai tujuan
prestasi olahraga. Munculnya atlet-atlet berbakat tidak terlepas dari proses
pembinaan klub olahraga. Klub olahraga adalah tempat diadakannya
pembinaan olahraga. Kinerja atletik ditentukan oleh program yang
disiapkan oleh pelatih, infrastruktur dan sumber daya yang sesuai untuk
mendukung dan melibatkan masyarakat, dan dukungan orang tua yang
terlibat dalam klub olahraga (Nugroho,2017).
4. Sarana dan Prasarana Pembinaan Prestasi Sepak bola
Fasilitas adalah bagian yang dipenuhi untuk proses pelatihan, meliputi
peralatan dan perlengkapan, tempat pelatihan dan kompetisi, kualitas dan
cuaca. Secara etimologis (berarti suatu kata), prasarana secara tidak
langsung berarti mencapai suatu tujuan, dan berarti sarana yang
digunakan untuk mencapai tujuan. Untuk mengakomodasi kegiatan
olahraga agar mencapai prestasi, perlu mencapai kinerja maksimal dengan
menyediakan sarana dan prasarana yang sesuai. Kinerja berarti bahwa
peralatan yang digunakan dimungkinkan secara optimal dan dapat
mencapai kinerja maksimum seiring dengan berkembangnya ilmu
pengetahuan dan teknologi (Soepartono,2000).
Sarana dan prasarana atau fasilitas fisik merupakan hal yang harus
dipenuhi oleh suatu organisasi olahraga. Kemajuan atau perbaikan serta
penambahan jumlah fasilitas yang ada karena penunjang prestasi, atau
paling tidak dengan fasilitas yang memadai akan meningkatkan prestasi.
Dengan demikian fasilitas sangat dibutuhkan karena merupakan sesuatu
yang dipakai untuk mempermudah atau memperlancar jalannya kegiatan
dalam organisasi. Sarana dan prasarana yang menunjang dalam
pembinaan olahraga sepakbola, meliputi: 1) Lapangan sepakbola panjang
110 meter dan lebar 90 meter, 2) Bola sepakbola, 3) Sepatu sepakbola, 4)
Kaos olahraga, 5) Peluit, 6) Stopwatch, 7) Tiang/tongkat dan bendera
(Soepartono,2000).
BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan
Program Prestasi Sepak Bola berupaya untuk meningkatkan kualitas
sumber daya manusia dengan mendidik para atlet sejak dini ketika mereka
diharapkan dapat menampilkan yang terbaik. Untuk mencapai kinerja
maksimal, dan perlu merencanakan sesuai dengan rencana yang strategis.
Pembinaan kinerja dalam olahraga memiliki komponen pembinaan kinerja
yang terdiri dari pelatih, atlet, program latihan, latihan, instansi penanggung
jawab, sarana, prasarana, dan pendanaan yang optimal untuk mencapai tujuan
pembinaan, dapat dikatakan sangat baik dalam hal tersebut. Sehingga bisa
berkembangan pembinaan prestasi di cabang olahraga juga memadainya
adanya sarana dan prasarana yang disiapkan dikarenakan sangat penting untuk
kedepannya. Dengan faktor yang terpenting untuk selalu diperhatikan.
Pembibitan atlet adalah upaya mencari dan menemukan individu-
individu yang memiliki potensi untuk mencapai prestasi olahraga di kemudian
hari, sebagai langkah atau tahap lanjutan dari pemassalan olahraga.Pembibitan
yang dimaksud adalah menyemaikan bibit, bukan mencari bibit. Ibaratnya
seorang petani yang akan menanam padi, ia tidak membawa cangkul mencari
bibit ke hutan, tetapi melakukan penyemaian bibit atau membuat bibit dengan
cara tertentu, misalnya dengan memetak sebidang tanah sebagai tempat
pembuatan bibit yang akan ditanam.Pembibitan dapat dilakukan dengan
melaksanakan identifikasi bakat (Talent Identification), kemudian dilanjutkan
dengan tahap pengembangan bakat (Talent Development). Dengan cara
demikian, maka proses pembibitan diharapkan akan lebih baik.Ditinjau dari
sudut pertumbuhan dan perkembangan gerak anak, merupakan kelanjutan dari
akhir masa kanak-kanak, yaitu masa adolesensi.
B. Saran
Demikian makalah yang kami susun dan kami berharap makalah ini
memberikan manfaat bagi penyusun dan juga para pembaca. Makalah ini
jauh dari kata sempurna, serta terdapat kekurangan baik dari segi penulisan
maupun segi penyusunan. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan
saran yang membangun demi kesempurnaan makalah ini.
Pelaksanaan pembibitan atlet ini menjadi tanggung jawab pengelola
olahraga pada tingkat eksekutif dan sekaligus bertanggung jawab pada
pembinaan di tingkat di bawahnya, yaitu pada tahap pemassalan olahraga.Di
sini disusun program yang mampu memunculkan bibit-bibit, baik di tingkat
kotamadya/kabupaten maupun di tingkat propinsi. Adanya kejuaraan-
kejuaraan yang teratur merupakan salah satu cara untuk merangsang dan
memacu munculnya atlet-atlet agar berlatih lebih giat dalam upaya
meningkatkan prestasinya.
DAFTAR PUSTAKA

Akhmad, I. (2012). Kebijakan Pemerintah Tentang Pembinaan Olahraga


Nasional Pada Fase Pembibitan. Majalah Keolahragaan Sportif, 6(01), 12-23.
Assegaf, F. I., & Akhiruyanto, A. (2021). Pembinaan Prestasi Sekolah
Sepakbola Bhaladika di Kota Semarang Tahun 2020. Indonesian Journal for
Physical Education and Sport, 2, 39-45.
David Shield and Brenda Bredemeier (1995). Character Development and
Physical Activity. New York: Vantage Press, Inc.
Dimyati,D.2015. Pengaruh Latihan Mental dan Keyakinan Diri Terhadap
Keberhasilan Tendangan Penalti Pemain Sepak Bola. Jurnal Keolahragaan
Faruq,M. 2008. Meningkatkan Kebugaran Tubuh Melalui Permainan dan
Olahraga Sepakbola. PT Gramedia : Widiasarana Indonesia.
Fataha.2013. Evaluasi Program Pembinaan Sepakbola Klub Persigo Di Provinsi
Gorontalo. Journal of Educational Research and Evaluation.Volume 2.
Gafur, Abdul (1983). Olahraga Unsur Pembinaan Bangsa dan Pembangunan
Negara. Jakarta: Kantor Menpora.
Iswana.2021. SURVEI PEMBINAAN PRESTASI OLAHRAGA
SEPAKBOLA ATLET PPLPD MUSI BANYUASIN. Jambura Journal of Sports
Coaching.Vol. 3, No. 1
Jihad, M., & Annas, M. (2021). Pembinaan Prestasi Olahraga Sepak Bola Pada
SSB 18 Di Kabupaten Jepara Tahun 2021. Indonesian Journal for Physical
Education and Sport, 2, 46-53.
Nasution, A.2018. Survei Teknik Dasar Berman Sepak Bola Pada Siswa Smkt
Somba Opu Kabupaten Gowa. Jurnal Ilmu Keolahrgaan
Nugroho,W.2017. PEMBINAAN PRESTASI OLAHRAGA SEPAKBOLA DI
PUSAT PENDIDIKAN DAN LATIHAN PUTRA BATANG. JUARA : Jurnal
Olahraga.Vol 2,No.2
Rahmad, H. A. (2016). Pengaruh Penerapan Daya Tahan Kardiovaskuler
(Vo2max) Dalam Permainan Sepakbola Ps Bina Utama. Curricula: Journal of
Teaching and Learning, 1(2).
Soepartono. 2000. Sarana dan prasarana olahraga. Jakarta: Depdikbud
Sudarmono, M. (2018). Sistem pembinaan ekstrakurikuler sepakbola di
Kabupaten Banyumas. Jurnal Penjakora, 5(1), 64-75.

Anda mungkin juga menyukai