Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

PELATIHAN USIA DINI CABANG OLAHRGA TENIS MEJA

Dosen Pembimbing :

Islahuzzaman Nuryadin, S.Pd.,M.Or.

Disusun oleh :

Farchan Ismail Adiyanto

O0220046

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KEPELATIHAN OLAHRAGA

FAKULTAS KEOLAHRAGAAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur saya panjatkan kepada Allah SWT, atas segala rahmat dan
hidayatnya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini tentang pelatihan dini cabang
olahraga tenis meja.

Makalah ini sudah saya susun dengan maksimal dan mendapat bantuan dari beberapa pihak
sehingga bisa memperlancar dan mempermudah dalam pembuatan makalah ini. Saya
berharap makalah ini dapat menambah wawasan dan ilmu bagi pembacanya.

Terlepas dari itu semua saya sadar bahwa sepenuhnya masih ada salah dari segi susunan
kalimat dan tata bahasanya. Oleh karena itu saya dengan lapang dada menerima kritik dan
saran dari pembaca agar saya dapat memperbaiki makalah ini.

Sukoharjo, 2 Juli 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI
Kata
Pengantar.............................................................................................................................i
Daftar
Isi.....................................................................................................................................ii
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah...........................................................................................1
B. Rumusan
Masalah.....................................................................................................3
C. Tujuan Penelitian......................................................................................................3
D. Manfaat Penelitian....................................................................................................3
BAB II : PEMBAHASAN
A. Sejarah Tenis Meja...................................................................................................4
B. Perkembangan Tenis Meja di
Indonesia...................................................................5
C. Cara Bermain Tenis Meja.........................................................................................6
D. Latihan Pengenalan Tenis Meja Usia Dini dan Pemula...........................................8

BAB III : PENUTUPAN


A. Kesimpulan ............................................................................................................10
B. Saran.......................................................................................................................10
Daftar
Pustaka...........................................................................................................................11

ii
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Tenis meja (table tennis) merupakan salah satu cabang olahraga yang digemari oleh
masyarakat. Perkembangan tenis meja mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Prestasi
yang dicapai melalui cabang ini tidak lepas dari sebuah pembinaan yang teratur dan
sistematis. Pembinaan diperlukan untuk membantu terwujudnya pembangunan watak dan
karakter bangsa dalam Pembangunan Nasional Indonesia dan mendapatkan olahragawan
yang berbakat dan potensial sehingga siap untuk dikembangkan dalam meraih prestasi yang
tinggi. Perkembangan dunia olahraga tenis meja sekarang bagaikan jamur. Pembinaan
olahraga merupakan faktor yang sangat penting dalam memajukan prestasi olahraga. Karena
kemajuan dunia olahraga tergantung pada pembinaan olahraga itu sendiri baik pembinaan
dilingkungan masyarakat, sekolah, daerah nasional maupun internasional. Semua itu
membutuhkan suatu mekanisme yang lebih baik dalam membina olahraga. Sasaran yang
ingin dicapai melalui pemanduan dan pembinaan olahraga secara umum, yaitu membantu
terwujudnya pembangunan watak dan karakter bangsa dalam pembangunan nasional
Indonesia seutuhnya, disamping upaya untuk mendapatkan olahragawan yang berbakat dan
potensial, sehingga siap dikembangkan dalam berbagai cabang olahraga untuk meraih
prestasi tinggi, baik di tingkat daerah, nasional, maupun di tingkat internasional.

Permainan tenis meja adalah salah satu permainan yang memerlukan bet untuk
memukul bola yang dipukul bolak-balik melewati net dan masuk kelapangan. Tenis meja di
mainkan pada arena lapangan berbentuk empat persegi panjang yang datar dengan lebar
1,525 meter dan panjang 2,74 meter serta dengan tinggi 76 cm dari lantai (Simpson,
2004:11).

Pencapaian prestasi tenis meja dapat optimal jika latihan dilakukan sejak usia dini.
Adanya waktu dan kesempatan berlatih yang lebih banyak maka diharapkan anak-anak
tersebut tumbuh menjadi petenis meja yang baik yang dapat menguasai segala macam teknik
dasar permainan tenis meja. Kegiatan ekstrakurikuler merupakan program sekolah, berupa
kegiatan siswa di luar jam pelajaran yang bertujuan untuk memperdalam dan memperluas
pengetahuan siswa, optimasi untuk pelajaran terkait, menyalurkan bakat dan minat,
pengayaan serta lebih memantapkan kepribadian siswa. Kegiatan ekstrakurikuler adalah

1
kegiatan yang diselenggarakan di luar jam pelajaran yang tercantum dalam susunan program
sesuai dengan keadaan dan kebutuhan sekolah Departemen Pendidikan Dasar dan Menengah
dalam skripsi Yatno(2012:2)

Menurut Ervan Arif Budiman (2009: 11), dalam permainan tenis meja kemampuan
kontrol bola mempunyai perananpenting untuk pembelajaran bagi para pemain tenis meja
tahapan pemula. Kontrol bola ini sendiri merupakan salah satu bentuk latihan sentuhan bola
selama-lamannya supaya seorang pemain tenis meja tersebut dapat mengontrol bola dengan
baik. Latihan kontrol bola ada beberapa cara diantarannya memantulkan bola ke tembok,
lantai, dan melambungkan bola keatas secara berturut-turut dengan raket atau bet. Apabila
latihan ini dilakukan secara terus menerus maka kerja sistimatis dapat meningkatkan
kecepatan, kelincahan, dan konsentrasi pemain. Di samping itu kontrol bola juga sangat
berpengaruh terhadap kemampuan untuk dapat menguasai teknik berikutnya, dan membantu
mempelajari setiap langkah dengan lebih cepat.

Seiring dengan perkembangan dan kemajuan zaman, manusia kurang menyadari


bahwa pentingnya aktivitas olahraga, olahraga mempunyai peran yang sangat penting dalam
kehidupan manusia. Olahraga adalah aktifitas fisik yang menggunakan otot-otot besar dalam
melakukan aktifitasnya dan dapat menghasilkan prestasi sebagai batas akhirnya, salah satu
pukulan yang terkandung dalam permainan tenis meja adalah pukulan forehand dan
backhand. Dalam permainan tenis meja dikenal beberapa teknik dasar permainan, diantaranya
teknik memegang bet (grip), teknik siap sedia (stance), Teknik gerakan kaki (footwork) dan
teknik pukulan (stroke). Teknik dasar ini merupakan suatu pondasi dalam kita bermain tenis
meja . Dalam bermain tenis meja terdapat banyak teknik memegang bet. Permaianan tenis
meja dipengaruhi oleh Teknik memegang bet (grip), oleh karena itu setiap pemain harus
menguasai teknik dasar memegang bet begitu juga dengan teknik Pengaturan kaki (stance)
sangat penting dalam bermain tenis meja,tetapi banyak pemain yang tidak menyadarinya.
Banyak pemain yang menempatkan posisi kaki di tengah meja sehingga kesulitan saat
melakukan penyerangan maupun blocking. Pada umumnya ada dua cara untuk melakukan
penyerangan atau pukulan (stroke) dalam tenis meja yaitu forehand dan backhand Pukulan
forehand memiliki keunggulan pada kerasnya laju bola sedangkan pukulan backhand akan
mempermudah untuk manghadapai pukulan backspin dan topspin.

PTM Gris Club adalah salah satu club yang menjadi penyedia kegiatan latihan tenis
meja. Dilihat dari hasil latihan tenis meja yang dilakukan oleh atlet junior PTM Gris Club

2
tidak sesuai dengan apa yang diharapkan, beberapa jenis pukulan yang dilakukan pada saat
latihan, bola sering menyangkut di net, dan bola melebar kesamping sehingga menambahkan
angka poin untuk lawan, apabila pukulan-Nya masuk bola cepat di kuasai dengan pukulan
smash oleh lawan. Melihat kondisi seperti ini, latihan yang terjadi atlet hanya langsung
bermain tanpa adanya teknik yang sistematis. Permasalahan lain yang sering di temui
dilapangan adalah banyaknya pelatih dalam proses melatih tidak berdasarkan program latihan
yang objektif.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian diatas, maka dapat dirumuskan masalahnya sebagai berikut :

1. Dibutuhkan mekanisme yang lebih baik dalam membina tenis meja.


2. Bentuk latihan dalam mengontrol bola.
3. Masih kurangnya penguasaan teknik dasar pukulan backhand.
4. Kurangnya kemampuan Atlet Junior PTM Griss Club dalam melakukan pukulan
sehingga memberikan poin terhadap lawan.

C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui mekanisme dalam membina tenis meja.
2. Untuk mengetahui berbagai macam latihan mengontrol bola.
3. Untuk mengetahui penguasaan pemula dalam pukulan backhand.
4. Untuk mengetahui seberapa jauh para pemula dalam PTM Griss melakukan
pukulan.

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dalam melakukan penelitian yaitu :

a. Manfaat teoritis
Untuk menambah wawasan tentang pelatihan usia dini dalam cabang olahraga tenis
meja dan bentuk bentuk pukulan hingga latihan dalam permainan ini. Serta hasil
penelitian dapat digunakan sebagai salah satu materi teoritis dalam pelatihan di usia
dini atau pemula cabang olahraga tenis meja.
b. Manfaat praktis
1. Bagi pelatih
3
Dapat memberikan sumbangan dalam upaya mengevaluasi hasil latihan dan
sebagai panduan melatih tingkatan pemula atau usia dini.
2. Bagi Pemain
Dapat mengetahui dan mempelajari teknik dasar tenis meja dan cara pukulan
dalam tenis meja. Dan mengembangkan bakat yang dimiliki.

BAB II
PEMBAHASAN
A. Sejarah Tenis Meja
1. Sejarah di Dunia
Awal mula munculnya olahraga tenis meja ini lebih dikenal dengan sebutan whiff
whaff. Sekitar abad ke 19 masehi, bangsa Inggris tercatat sebagai negara yang
mempopulerkan olahraga tenis meja ini untuk pertama kalinya. Saat itu, para bangsawan atau
orang-orang kalangan atas di Inggris sering memainkan olahraga ini seusai melakukan makan
malam. Mereka juga melakukan olahraga tenis meja ini di dalam ruangan. Dalam
perkembangannya, para tentara Inggris yang saat itu sedang berada di India juga sering
memainkan olahraga tenis meja ini. Seiring berjalannya waktu, para tentara ini pun membawa
pulang permainan ini ke Inggris. Untuk memainkan olahraga tenis meja, para pemain
menggunakan beberapa buku yang disusun rapi di atas meja dan berfungsi sebagai net atau
jarring di tengah meja. Sementara dua buku lainnya digunakan sebagai pemukul bola tenis
meja. Sekitar tahun 1901, konsep dari permainan tenis meja ini pun mulai berubah. Saat itu
seseorang yang bernama E. C Goode mulai membuat permainan tenis meja yang lebih
modern di mana beliau menambahkan selembar karet yang berbintik-bintik pada kayu yang
telah diasah. Di tahun yang sama, beberapa turnamen olahraga tenis meja pun dibuat
sehingga masyarakat pun semakin mengenal dan menyukai permainan ini. Perkembangan
tenis meja yang semakin popular di dunia ini ditandai dengan lahirnya sebuah organisasi
yang menaungi tenis meja. Tepatnya pada tanggal 15 Januari 1926, Dr. George Lehmen yang
berasal dari Jerman mencetuskan sebuah organisasi tenis meja dunia yang dikenal dengan
4
nama Internationa Table Tenis Federation (ITTF). Presiden pertama dari organisasi tenis
meja tingkat dunia ini dipimpin oleh seseorang yang berkewarganegaraan Inggris yaitu Hown
Ivor Montagu. Ketika pertama kali dibentuk, ITTF memiliki 8 negara yang ikut serta
berpartisipasi sebagai anggota. Kedelapan negara tersebut adalah Inggris, Polandia, Swedia,
Jerman, Prancis, India, Jepang, dan juga Cekoslovakia. Kejuaraan tenis meja Eropa diklaim
sebagai kejuaraan dunia pertama dalam dunia tenis meja. Setelah kejuaraan dunia ini digelar
maka semakin ramai pula negara-negara yang ikut berpartisipasi pada pertandingan yang
diadakan selanjutnya.
2. Sejarah di Indonesia
Dikutip dari Persatuan Tenis Meja Seluruh Indonesia (PTMSI), permainan tenis meja
mulai dikenal masyarakat Indonesia pada 1930. Saat itu permainan pingpong dijadikan sarana
rekreasi bagi orang Belanda dan hanya beberapa orang Indonesia yang diperbolehkan ikut
bermain. Baca juga: Atletik, Cabang Olahraga Pertama di Dunia Pada 1939, para pemain
tenis meja berkumpul dan memutuskan untuk membentuk sebuah organisasi yang mewadahi
para pemain pingpong di seluruh Indonesia. Akhirnya terbentuklah PPPSI (Persatuan Ping
Pong Seluruh Indonesia). Saat mengadakan kongres di Surakarta pada 1958, nama organisasi
ini diubah menjadi PTMSI (Persatuan tenis Meja Seluruh Indonesia) hingga saat ini.
Organisasi ini mulai menunjukkan eksistensinya di Benua Asia, dengan menjadi anggota
federasi tenis meja tingkat Asia, yakni TTFA atau Table Tennis Federation of Asia. Tidak
hanya itu, PTMSI juga menjadi anggota resmi dari ITTF atau International Table Tennis
Federation.

B. Perkembangan Tenis Meja di Indonesia


Dari tahun ke tahun, permainan pingpong di Indonesia terus mengalami kemajuan.
Pada 2016, atlet tenis meja Indonesia berhasil menjuarai World Table Tennis Championship
(WTTC) pada 2016 di Kuala Lumpur, Malaysia. Tim atlet putra Indonesia berhasil meraih
juara pool. Atlet Indonesia berhasil mengalahkan para pemain dari Estonia, Irlandia, Sri
Lanka, Lebanon serta Kongo. Baca juga: Alasan Sepak Bola Menjadi Olahraga Populer di
Dunia Secara garis besar sejarah dan perkembangan tenis meja di Indonesia, tidak dapat
dilepaskan dari beberapa tokoh olahraga pingpong di Indonesia. Beberapa tokoh tersebut di
antaranya Abdul Rojak, Anton Suseno, Diana Wuisan, Empie Wuisan, Rossy Syeh
Abubakar, Sugeng Utomo Suwindo dan Sinyo Supit.
Perkembangan tenis meja di Indonesia tidak bisa dipisahkan dari sejarah perjuangan
bangsa dalam menghadapi kolonial Belanda.; Di Indonesia, tenis meja baru dikenal pada
5
tahun 1930, ketika itu pelakunya hagyalah dari kalangan orang-orang Belanda dan kalangan
tertentu dari pribumi, seperti para pejabat pribumi serta keluarganya. pelaksanaannya pun
hanya terbatas pada balai-balai pertemuan dan masih dianggap sebagai suatu permainan
untuk mengisi waktu luang. Sekitar tahun 1940 banyak didirikan klub ping-pong di lembaga-
lembaga tertentu, seperti sekolahan dan kantor pemerintah, sehingga bagi bangsa Indonesia,
hanya kalangan tertentu pula yang dapat memainkannya. Setelah Indonesia merdeka,
mulailah terjadi penyebaran permainan ping-pong ke khalayak ramai, dan pada tanggal 5
Oktober 1951, di Surabaya diadakan Kongres I yang menghasilkan berdirinya Persatuan
Ping-pong Seluruh Indonesia (PPPSI). Berawal dari sinilah diadakan pemasyarakatan
olahraga ping-pong ke seluruh lapisan masyarakat yang ada. Pada tahun 1958, di Surabaya
diadakan Kongres Ping-Pong yang menghasilkan keputusan : merubah PPPSI menjadi PTHSI
atau Persatuan Tenis Meja Seluruh Indonesia. Pada tahun 1960 PTHSI telah diterima sebagai
salah satu anggota TTFA, kemudian pada tahun 1961 PTMSI diterima sebagai anggota penuh
dari ITTF. Setelah itu, PTHSI aktif mengikuti kejuaraan-kejuaraan resmi tingkat Asia
maupun tingkat dunia, yaitu antara lain :
1. Tahun 1963 regu putra-putri mengikuti kejuaraan dunia ke 27 di Praha.
2. Tahun 1965, untuk kedua kalinya mengikuti Kejuaraan Dunia ke 28 di Ljubljana
Yugoslavia.
3. Tahun 1966 sewaktu berlangsungnya Asian Games ke 5 di Bangkok.
4. Tahun 1967, tim putra dikirim ke Kejuaraan Dunia ke 29 di Stockholm-Swedia.
5. Tahun 1967, pada kejuaraan Asia ke 8 di Singapura.
Keikutsertaan Indonesia pada kejuaraan-kejuaraan resmi terus berlangsung sampai sekarang
dengan prestasi yang menunjukkan fluktuasi, hal ini dapat saja terjadi mengingat
perkembangan tenis meja di negara-negara lain berlangsung dengan cepat dan penggunaan
teknologi canggih untuk mencetak atlitpun digunakan, terutama dalam pemilihan jenis karet
pemukul, sarana dan prasarana latihan, proses. latihan dan evaluasinya, serta usaha-usaha
pembibitan atlit sejak dini.
C. Cara bermain tenis meja
 Pukulan Forehand
Apakah yang dimaksud dengan pukulan forehand ? pukulan forehand adalah memukul bola
dimana posisi telapak tangan yang memegang raket megahadap ke depan.
Cara melakukan pukulan forehand:

6
Sikap awal gerakan ini adalah lengan atas membentuk sudut kecil dengan tubuh, tetapi tidak
rapat dengan tubuh dan jangan terlalu horizontal. Lengan bawah membentuk sudut sekitar 90
dengan siku ditekan ke depan. Selama melakukan pukulan bola posisi raket tebuka.
Kedua adalah gerakan memukul. Gerakan memukul dilakukan dari belakang ke depan, dari
kanan ke kiri dan dari atas ke bawah, pada saat itu lengan direntangkan. Gerakan dari
keseluruhan lengan, dimana lengan bawah merupakan bagian yang bergerak paling kuat. Hal
ini harus diperhatikan lengan atas turut bergerak ke depan dengan sendirinya.
Sikap akhir gerakan lengan adalah, setelah bet mengenai bola, gerakan lengan diteruskan
secara rileks sehingga bet berada didepan. Perkenaan bet dengan bola sebaiknya dilakukan
pada saat bola berada di puncak tertinggi, yaitu pada waktu pantulan bola mencapai titik
tertinggi barulah pukulan dilakukan. Akan tetapi, apabila pantulan bola terlalu tinggi maka
pukulan baru dilakukan setelah bola melewati titik tertinggi.
 Pukulan Backhand
Pukulan backhand adalah pukulan dimana pada waktu memukul bola posisi telapak tangan
yang memegang bet menghadap ke belakang atau posisi punggung tangan yang memegang
bet mengahadap ke depan. Dengan gambaran tersebut hendaknya pemain sudah dapat
membedakan antara pukulan forehand dan backhand. Misalnya orang yang yang memukul
dengan tangan kanan dan menggunakan shakehand grip akan memukul bola dengan pukulan
backhand apabila bola berada di sebelah kirinya dan akan melakukan forehand apabila bola
berada di sebelah kanannya. Sebaliknya, orang yang memegang bet dengan tangan kiri
(kidal) akan memukul bola dengan pukulan forehand kalau bola yang dipukul tersebut berada
di sebelah kirinya dan akan memukul bola dengan pukulan bakchand kalau bola yang dipukul
berada di sebelah kanannya.
Untuk melakukan pukulan dengan dorongan backhand sikap tubuh dan kedua kaki berdiri
sejajar dengan meja, tungkai kanan berada di depan.
Sikap awal gerakan lengan adalah lengan tidak terlalu lurus ke bawah juga tidak mengarah
horizontal ke depan, tetapi menyerong. Lengan bawah membentuk sudut kecil dengan lengan
atas, posisi bet terbuka selama melakukan pukulan.
Gerakan memukul dilakukan dari belakang ke depan dari kiri ke kanan dan dari atas ke
bawah dengan lengan direntangkan. Untuk melakukan gerakan pukulan ini perhatian
dipusatkan terutama pada lengan bawah.
Sikap akhir gerakan lengan adalah, setelah bet mengenai bola, gerakn diteruskan secara rileks
sehingga bet atau raket berada di depan badan. Perkenaan bet dengan bola ini tergantung

7
pada kecepatan permainan yang dilakukan, bola yang datangnya pelan dipukul ketika
mencapai titik tertinggi, tetapi apabila datangnya bola cepat dipukul sebelum mencapai titik
tertinggi.
 Permainan tunggal
1. Setiap bola mati menghasilkan nilai satu.
2. Servis berganti pemain setiap mencapai poin kelipatan 2.
3. Pemegang servis bebas menempatkan bola dari segala penjuru lapangan.
4. Permainan satu set berakhir apabila pemain mencapai nilai 11, dan
kemenangan diraih apabila mencapai 3 atau 4 kali kemenangan set.
5. Apabila terjadi deuce, permainan berakhir jika selisih nilai adalah 2. misal: 15-
13, 18-16
 Permainan ganda
1. Setiap bola mati menghasilkan nilai satu.
2. Servis bergantian setiap poin kelipatan 2.
3. Pemain bergantian menerima bola dari lawan
4. Pemegang servis hanya bisa menempatkan bola ke ruang kamar sebelah kanan
lawan.
5. Permainan satu set berakhir apabila pemain mencapai nilai 11, dan
kemenangan diraih apabila mencapai 3 atau 4 kali kemenangan set.
6. Apabila terjadi deuce, permainan berakhir jika selisih nilai adalah 2. misal: 13-
11, 15-17
D. Latihan Pengenalan Tenis Meja Usia Dini dan Pemula
Latihan pengenalan merupakan bentuk latihan awal yang bertujuan pada penggunaan
alat yang digunakan dalam permainan tenis meja sehingga diharapkan melalui latihan
pengenalan ini siswa siswa atau atlet akan betul-betul merasakan karakteristik dari alat yang
akan digunakan. Khususnya bagi para pemain tenis meja pemula, sebelum memulai latihan
dengan menggunakan peralatan dan fasilitas yang lengkap (meja, jaring) perlu diberikan
latihan pengenalan terhadap permainan tenis meja (terutama anak-anak). Ada beberapa
bentuk latihan pengenalan yang bisa teman-temanku coba, dan mungkin ini sudah sering kita
temukan utamanya di sekolah-sekolah dasar, berikut contoh latihannya;
1. Latihan Sentuhan, Pantulan, dan Keseimbangan (Touching, Bouncong and Balancing)
Memantulkan bola keatas dengan menggunakan bet. Mula-mula dilakukan secara
terpisah, misalnya dengan sisi depan bet saja (forehand) saja atau backhand saja,

8
kemudian setelah itu dapat kita lanjutkan dengan melakukan kombinasi atau
penggabungan dari dua hal tersebut. Latihan ini juga dapat ditingkatkan dengan cara
menyuruh anak untuk melakukannya sambil berjalan maju, mundur, kesamping kiri atau
kesamping kanan.
2. Latihan Memantulkan Bola Ke Dinding (Bermain Dengan Dinding)
Latihan ini bertujuan untuk melatih posisi (basic position) dan perasaan terhadap bola
yang dipukul. Latihan seperti ini sangat disukai oleh anak-anak karena melatih konsetrasi
dan kelincahan gerak. Pantulkan/mainkan bola ke dinding, bisa dengan sisi depan bet
(forehand) saja ataupun sebaliknya dan bisa kombinasi keduanya. Sebelum pukulan
berikutnya biarkan bola memantul ke lantai terlebih dahulu satu kali di lantai.
3. Bermain dengan Menggunakan Tali atau Garis sebagai Pengganti Jaring dengan Teman
Latihan.
Tujuan dari latihan ini adalah untuk mempelajari pola-pola umum dari permainan tenis
meja. Adapun bentuk latihan yang bisa anda coba antara lain: Memukul bola melewati
atas tali. Pukulan pertama dapat dilakukan langsung (voli), tetapi pukulan berikutnya
dilakukan dengan membiarkan bola memantul terlebih dahulu sekali di lantai. Latihan ini
dapat dilakukan dengan forehand maupun backhand.

9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

Berdasarkan uraian diatas bahwa olahraga Tenis Meja di tingkat Nasional telah
melakukan fungsinya. Namun demikian agar olahraga Tenis Meja ini arif dan bijaksana,
maka perlu ada peningkatan sistem penyelenggaraan yaitu selain memberikan layanan dalam
bentuk ekstra kulikuler juga memberikan layanan dalam pertandingan. Hal ini merupakan
bentuk kepedulian Nasional untuk ikut menyehatkan kehidupan bangsa melalui olahraga
basket yang tepat, cepat, akurat dan relatif dapat dijangkau oleh kebutuhan masyarakat dan
diharapkan mampu menciptakan atlit basket professional khususnya pada cabang olahraga
Tenis Meja yang dapat mengharumkan nama bangsa Indonesia.

Cara bermain yaitu ada teknik dasar pukulan Forehand dan Backhand. Dan ada juga
kelompok macam bermin yaitu tunggal dan ganda.

Dan perlunya latihan latihan kecil bagi pemula seperti yang di tuliskan diatas yaitu,

1. Latihan Sentuhan, Pantulan, dan Keseimbangan (Touching, Bouncong and Balancing)


2. Latihan Memantulkan Bola Ke Dinding (Bermain Dengan Dinding)
3. Bermain dengan Menggunakan Tali atau Garis sebagai Pengganti Jaring dengan Teman
Latihan.

B. Saran
Supaya pertumbuhan dan perkembangan olahraga Tenis Meja berjalan dengan
normal, maka sebagai olahragawan, harus memotivasi dan merangsang masyarakat umum
( masyarakat atau siswa ) dalam pertumbuhan dan perkembangan untuk mencintai
olahraga supaya keingintahuan tentang dunia olahraga bertambah. Supaya generasi yang
akan datang lebih optimal dalam bidang olahraga sehingga dalam era globalisasi ini

10
bangsa kita tidak tertinggal perkembangannya dalam berbagai bidang terutama dalam
bidang olahraga.

DAFTAR PUSTAKA

Gobel, Fariz. 2017 “Makalah Tenis Meja”,


https://www.papermakalah.com/2017/09/makalah-tenis-meja.html, diakses pada 23
September 2017. Diakses pada tanggal 14 April 2021.

Aras. 2019 “Makalah Tenis Meja”,


https://pendidikanilmuolahraga.blogspot.com/2019/02/makalah-tenis-meja.html, diakses pada
14 April 2021.

Gobel. 2018 “Latihan Pengenalan Tenis Meja Untuk Anak dan Pemula”,
https://www.olahragamo.com/2018/01/latihan-pengenalan-tenis-meja-untuk.html, diakses
pada 14 April 2021.

Birayang, Komputer. 2015 “Kumpulan Makalah Pendidikan”,


http://karyacombirayang.blogspot.com/2016/04/makalah-tenis-meja.html, diakses pada 14
April 2021.

Padamu, Admin. 2020 “Sejarah Tenis Meja dan Perkembangannya”,


https://www.padamu.net/sejarah-tenis-meja-dan-perkembangannya#:~:text=Menurut
%20sumber%20sejarah%2C%20olahraga%20tenis,tenis%20meja%20sebagai%20hiburan
%20semata, diakses pada 14 April 2021

Royana, Ibnu Fatkhu. 2017 dalam “PENGEMBANGAN ALAT BANTU LATIHAN ROLL
SPIN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PUKULAN FOREHAND DALAM TENIS
MEJA” Penulis Ibnu Fatkhu Royana. Semarang .

11
Sholeh, Novianto Muhamad. 2015 dalam “PEMBINAAN PRESTASI OLAHRAGA TENIS
MEJA DI PUSAT PENDIDIKAN DAN LATIHAN PELAJAR JAWA TENGAH” penulis
Novianto Muhamad Sholeh. Semarang.

12

Anda mungkin juga menyukai