Anda di halaman 1dari 125

BERLATIH SEPAKBOLA

1. Ardo Okilanda
2. Rahmad Pria Dony
3. Dede Dwiansyah Putra
BERLATIH SEPAKBOLA
Penulis:
Ardo Okilanda
Rahmad Pria Dony
Dede Dwiansyah Putra

Editor:
Erik Santoso

Tata Aksara:
Dian Herdiansyah, S.Pd.

Layout:
Tim Kreatif CV. Zenius Publisher

Desain Cover
Tim Kreatif CV. Zenius Publisher

Cetakan Pertama, November 2020

Penerbit:
CV. Zenius Publisher (Anggota IKAPI Jabar)
Desa Waruroyo, Blok Gentong RT.003 RW. 005
Kecamatan Depok Kabupaten Cirebon 45653
Tlpn. 085223186009

ISBN 978-623-95298-4-0

Hak cipta dilindungi undang-undang


Dilarang memperbanyak buku ini dalam bentuk dan dengan
cara apapun tanpa ijin tertulis dari penulis dan penerbit

Isi diluar tanggungjawab Penerbit


Undang-undang No.19 Tahun 2002 Tentang
Hak Cipta Pasal 72
Ardo Okilanda, Rahmad Pria Dony dan Dede Dwiansyah Putra

Buku yang sangat bermanfaat untuk menambah referensi sepakbola


Indonesia, selamat ardo dkk telah berhasil menerbitkan bukunya
semoga ada terbitan selanjutnya.

Pesan saya “jangan pernah berhenti berkarya untuk sepakbola


Indonesia“.

Salam Garuda Jaya.

Dr. Alex Aldha Yudi, M. Pd (Pelatih Fisik Tim Nasional Indonesia


U19/Dosen FIK UNP)

i – Berlatih Sepakbola
Ardo Okilanda, Rahmad Pria Dony dan Dede Dwiansyah Putra

Selamat dan sukses atas terbitnya buku berlatih sepak bola ardo
okilanda dkk, semoga lebih banyak lagi literasi sepakbola berkembang
untuk insan sepakbola. Anak muda yang berkarya dan mendedikasikan
diri terhadap perkembangan sepakbola Indonesia. Salam sukses selalu.

Muh Akmal Almy, M. Pd (Pelatih Fisik Muba Babel United/ Licensi C AFC)

Congratulations succes for publish your book ardo et al

“I think that: a best chess player, don’t move the chess with the hand,
move the chess with the brain. Also, the best futsal/football player,
don’t play the ball with the foot, but with the brain. We don’t want
robot players, we want intelligente players that use the brain and not
only the foot”

Silvio Crisari (National Team Norway Coach Futsal/ Licensi UEFA A


football and License UEFA Pro Futsal)

Berlatih Sepakbola - ii
Ardo Okilanda, Rahmad Pria Dony dan Dede Dwiansyah Putra

KATA PENGANTAR

Apakah sepakbola indonesia bisa maju?, iya! sepakbola di


indonesia bisa maju, itulah jawaban untuk menjawab salah satu
pertanyaan yang sering kita dengar pada masyarakat indonesia
tentang sepakbola tanah air, sepakbola di indonesia bisa maju
asalkan semua elemen yang terkait di dalam sepakbola mau
mengubah dirinya, mulai dari petinggi sepakbola di negeri ini
PSSI, pemerintah, pemilik klub baik itu profesional/ amatir/
perkumpulan amatir/ SSB, wasit, pelatih, pemain hingga supporter
dan semua masyarakat indonesia. Teruntuk PSSI dan pemerintah
buatlah suatu ajang/pertandingan yang berjenjang dan merata di
setiap daerah di tanah air mulai dari usia dini sampai senior,
dengan adanya pertandingan yang berjenjang anak-anak yang
dilatih memiliki motivasi di dalam latihan dengan kata lain ada
target yang mereka kejar, dan hal ini dapat membantu progres
pemain serta pelatih dalam meningkatkan jam terbang dan
frekuensi bertanding.

Pemilik klub dan pelatih, berilah kesempatan yang sama


pada setiap pemain, terutama untuk program pembinaan jangan
melakukan pencurian umur, buanglah semua gengsi yang ada dan
biarkan mereka berkembang. Xavi Hernandez (mantan pemain
Barcelona & timnas Spanyol) pernah mengatakan ―Di La Masia
(Akademi Barcelona) kami tidak ditempa untuk menang namun
untuk berkembang‖. Dan untuk supporter dan semua masyarakat
indonesia tetaplah pada jalurnya jangan melakukan reaksi yang
berlebihan, dukung terus Klub, pelatih dan pemain, baik itu untuk
tim anda sendiri maupun tim lawan dan buang pandangan anda
terhadap gengsi klub ataupun daerah anda, karena tujuan kita
yang sebenarnya adalah untuk memajukan sepakbola indonesia.
Dengan satu cita - cita maka tidak mustahil jika sepakbola
indonesia akan maju menggapai prestasi tertinggi.

i – Berlatih Sepakbola
Ardo Okilanda, Rahmad Pria Dony dan Dede Dwiansyah Putra

Untuk mencapai suatu prestasi di dalam sepakbola maka


diperlukan pembinaan yang terencana dengan matang dan
terprogram. Pelatih sebagai pelaksana proses latihan berpengaruh
dalam kelancaran proses latihan, menyusun program latihan dan
melaksanakan program latihan yang sesuai dengan kemampuan
pemain/atlet yang dilatih. Selain itu, pemilihan metode latihan
yang tepat dan cocok sangat diperlukan. Metode latihan yang di
buat cocok dengan pemain, cocok dengan target yang ingin di
capai. selanjutnya pelatih harus memiliki pengetahuan dan
keterampilan untuk menyikapi kejadian yang ditemui pada saat
proses latihan berlangsung. Untuk itu perlu di upayakan buku-
buku yang mengupas dan membahas pelatihan sepakbola itu
sendiri tentang bagaimana membuat program latihan yang baik
dan faktor apa saja yang mempengaruhinya.

Ucapan puji syukur yang sedalam-dalamnya kepada Allah


SWT sehingga buku ini dapat diselesaikan. Begitu juga dorongan
dari orang tua, keluarga dan rekan - rekan sebagai motivator yang
luar biasa serta pihak - pihak lain yang memberikan bantuan baik
moril ataupun materil, langsung ataupun tidak langsung

Jakarta, September 2020

Penulis

AO, RPD,DDP

Berlatih Sepakbola - ii
Ardo Okilanda, Rahmad Pria Dony dan Dede Dwiansyah Putra

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................. i
DAFTAR ISI............................................................................................iii
BAB I Faktor Pembinaan Sepakbola Prestasi dan Aspek Yang
Terkait Dengan Prestasi Olahraga ....................................................... 1
BAB II Prinsip Latihan dan Gaya Kepelatihan ................................... 9
BAB III Materi Latihan ......................................................................... 14
BAB IV Variasi Bentuk Latihan .......................................................... 62
BAB V Sistem Organisasi Pertandingan.......................................... 102
Daftar Putsaka ..................................................................................... 115

iii – Berlatih Sepakbola


Ardo Okilanda, Rahmad Pria Dony dan Dede Dwiansyah Putra

Berlatih Sepakbola - iv
Ardo Okilanda, Rahmad Pria Dony dan Dede Dwiansyah Putra

BAB I Faktor Pembinaan Sepakbola Prestasi dan Aspek


Yang Terkait Dengan Prestasi Olahraga

A. Faktor Pembina (Pelatih)

Pelatih merupakan salah satu pilar penting dalam


pembinaan pemain sepakbola, baik sebagai pelaksana proses
latihan, motivator dan menjadi seorang teladan yang baik di luar
lapangan. Penelitian baru dari Concordia University telah meneliti
bagaimana pelatih memberikan pengaruh moral atas atlet dan
bagaimana atlet merespon. Studi ini mengumpulkan data dari 17
pelatih elit yang pernah menjadi atlet itu sendiri. Pelatih adalah
mentor, tokoh senior, enabler karir, dan hakim semua pada waktu
yang sama. Setiap pelatih, bagaimanapun, tidak mempengaruhi
setiap pekerjaan atletnya. Hubungan pelatih-atlet yang
memungkinkan pengaruh pelatih dan karena itu menentukan
seberapa besar pengaruh yang dimiliki seorang pelatih. Maka dari
itu jadilah pelatih yang berkualitas dan memiliki
keterampilan/pengetahuan untuk pembinaan pemain yang
berkualitas.
Beberapa elemen yang harus dimiliki seorang pelatih
Kualitas
Standar sertifikasi D dan C.
Sering/banyak ikut pelatihan atau seminar lebih
baik, mau belajar (melalui buku, internet, dll).
Memiliki semangat, jeli dalam melakukan pembenaran
pada pemain.

Teladan
Seorang pelatih mutlak harus menjadi teladan baik dalam
perkataan dan tingkah laku, tidak suka omong kotor, tepat
waktu, bisa menjaga emosi, tidak melakukan pencurian umur,
dll.

1 – Berlatih Sepakbola
Ardo Okilanda, Rahmad Pria Dony dan Dede Dwiansyah Putra

Motivator
Bukan pencela atau pemaki. Sering dan terus menerus
memberikan semangat dengan perkataan dan bahasa tubuh
yang positif.

Mengutamakan Pendidikan Formal


Perlu memahami konsep ―Student athlete‖. seorang pemain
adalah seorang murid sekolah, baru kemudian menjadi atlit.
Dengan kata lain, sekolah harus diutamakan oleh pemain,
pelatih dan orang tua.

Dapat Mengelompokkan Kualitas Masing-Masing Pemain


Pelatih sangat bergantung kepada pemain. Pelatih harus bisa
melihat potensi pemain misalnya dengan latihan atau
pergantian posisi. Yang diperhatikan adalah : Teknik, Speed
dengan bola, Speed tanpa bola, Visi, Penempatan posisi,
Karakter atau Mental. Karakter perlu diperhatikan karena
karakter adalah faktor penentu kesuksesan pemain itu sendiri
sekaligus berpengaruh pada kebersamaan tim.

Dapat Mengelompokkan Kualitas


Masing-Masing Pemain
Pelatih sangat bergantung kepada pemain. Pelatih harus bisa
melihat potensi pemain misalnya dengan latihan atau
pergantian posisi. Yang diperhatikan adalah : Teknik, Speed
dengan bola, Speed tanpa bola, Visi, Penempatan posisi,
Karakter atau Mental. Karakter perlu diperhatikan karena
karakter adalah faktor penentu kesuksesan pemain itu
sendiri sekaligus berpengaruh pada kebersamaan tim.

Mempunyai imajinasi/ Kreatif


Kemampuan imajinasi ini agar dalam proses latihan pelatih
dapat menciptakan hal-hal yang baru, sehingga pemain tidak
jenuh dalam latihan.

Berlatih Sepakbola - 2
Ardo Okilanda, Rahmad Pria Dony dan Dede Dwiansyah Putra

Selera humor/bercanda
Salah satu sikap yang terlihat sepele namun mampu
mempengaruhi kondisi atletnya. Pelatih yang memiliki cita
rasa humor/canda yang tinggi akan lebih mudah dalam
pendekatan/hubungan dengan para pemainnya. Kemampuan
ini mampu membuat pemain tertawa/ senang/ enjoy sehingga
menimbulkan suasana yang rilex/ santai namun tetap fokus
pada tujuan latihan.

Menghargai usaha pemain


Pada sekolah sepak bola, kemampuan tiap anak berbeda-beda,
bahkan perbedaanya bisa sangat jauh. Pemain yang kurang
berbakat pasti tidak akan bisa mencapai hasil yang bisa dicapai
pemain berbakat meskipun dengan usaha yang lebih keras.
Lain persoalan jika yang kita bicarakan adalah pemain
akademi yang sudah terseleksi. Maka dari itu hargai setiap
pemain anda terhadap usaha mereka karena itu bagian dari
proses.

Berjiwa Pemimpin
Kualitas pelatih sebagai pemimpin sangat berpengaruh
pada respek pemain pada pelatih. Sebagai sorang
pemimpin pelatih harus :
 Menjadi Contoh Hidup : Teladan dalam perkataan dan
tingkah laku.
Mampu menjadi Pengatur/ Penengah Hubungan antar
manusia : Terutama dibutuhkan saat terjadi perselisihan
atau ketegangan antar pemain. Baik di dalam tim
sendiri maupun dengan tim lawan .
Peduli pada pemain : Tunjukkan kepedulian kepada
para pemain, seperti masalah pendidikan atau
kesehatan pemain. Jangan sekadar menuntut pemain
berprestasi. Kenali dan selalu tunjukkan kepedulian anda
pada pemain.

3 – Berlatih Sepakbola
Ardo Okilanda, Rahmad Pria Dony dan Dede Dwiansyah Putra

Kompeten : Memiliki kemampuan yang memadai


untuk duduk di dalam posisi pelatih. Maka perlu
untuk terus menerus belajar menambah pengetahuan,
baik secara umum maupun dalam bidang kepelatihan.
 Fair (sifat adil) : Pelatih tidak pilih kasih kepada anak -
anak didiknya, melihat potensiterbaik berdasarkan
kemampuan, bukan pilih-pilih.
 Konsisten : Tegakkan peraturan dan hukum. Pujilah
pemain tanpa pandang bulu. Setali tiga uang dengan
prinsip ini adalah kemampuan pelatih untuk selalu
menegakkan peraturan tanpa berubah sejalan dengan
waktu.
Pelatih harus mampu/ahli dalam menyusun program latihan
Buatlah program latihan yang :
Realistis : Sesuai kebutuhan saat pertandingan.
Variatif : Memiliki kreativitas latihan yang beragam dan
tidak membosankan.
Metodis : Memiliki metode latihan yang tertata rapi dan
berjenjang; , bukan
sembarangan membuat program latihan.
Mencakup semua aspek : Fisik, Teknik, Taktik, Mental
dan Karakter.
Tematis : Memiliki tema atau tujuan yang dipersiapkan.
Dari awal hingga akhir latihan, tema latihan terlihat
jelas lewat variasi-variasi latihan yang dipilih.
Membuat program yang tematis dikhususkan bagi usia
15 tahun ke atas dan dewasa.
Sesuai prinsip ―Benang Merah― : Masing-masing sesi
latihan saling berkaitan, saling berhubungan antara
latihan yang satu dan yang lainnya sehingga
menghasilkan keutuhan latihan yang baik.
Terencana (Tertulis) : Untuk dokumentasi dan supaya
dapat dikoreksi dari waktu ke waktu. Merencanakan
latihan anda bisa mengetahui perlengkapan apa saja

Berlatih Sepakbola - 4
Ardo Okilanda, Rahmad Pria Dony dan Dede Dwiansyah Putra

yang dibutuhkan sehingga latihan bisa berjalan dengan


efektif.

Fleksibel
Tidak harus terpaku pada bentuk program latihan yang
sama, modifikasi program latihan sesuai situasi yang ada
dengan catatan tujuan latihan tetap sama. Untuk melatih
fisik pemain khususnya, tidak harus dilakukan di lapangan
sepakbola, gunakan lingkup tempat tinggal anda untuk anda
berlatih, misalnya latihan edurance joging keliling komplek,
latihan sprint dipinggir pantai, bermain futsal maupun
berenang.

Melek Teknologi
Pada era digital seperti saat ini banyak materi tentang
kepelatihan yang dapat di cari di internet. Membuat suatu
program taktik yang bersifat animasi juga patut di coba.

B. Fasilitas Sarana – Prasarana dan Faktor Pendukung

Adanya sarana penunjang latihan tentunya sangat


membantu bagi pelatih untuk menjalankan program latihannya.
Sarana olahraga adalah suatu yang dapat digunakan atau
dimanfaatkan dalam pelaksanaan kegiatan olahraga. Fasilitas
harus memenuhi standar minimal untuk latihan, sehingga dapat
memperlancar jalannya latihan. Terhambatnya proses latihan
akibat kurangnya peralatan tentu sangat mengganggu pelatih
untuk menerapkan program latihannya, tanpa didukung oleh
sarana dan prasarana yang memadai, tentunya proses berlatih
melatih pada pembinaan pemain sepakbola akan sedikit
terganggu. Adapun beberapa sarana – prasarana dan faktor
pendukung yang harus dipenuhi yaitu :

Lapangan Yang Memadai


Lapangan paling tidak harus rata (berdebu tidak masalah
5 – Berlatih Sepakbola
Ardo Okilanda, Rahmad Pria Dony dan Dede Dwiansyah Putra

asal rata). Jika di desa Anda hanya ada lapangan kecil,


bentuklah tim U12, U10 atau U8, dan bermainlah 5 v 5 atau
7 v 7. Pemain berusia 12 tahun keatas harus bermain di
lapangan besar sesuai standar FIFA.

Banyak Bola!
Penting tersedia satu bola untuk setiap pemain.

Cones
Sediakan cones beragam warna guna efisiensi latihan.

Kostum dan Rompi


Kostum dan rompi latihan beragam warna harus tersedia guna
efisiensi latihan.

Peralatan Bantu Lainnya


Tersedia pula tangga koordinasi, 2 - 4 gawang kecil, beberapa
barbel (2-5 kg), gawang-gawang pendek untuk rintangan serta
tiang-tiang plastik

Pengetahuan Gizi
Orang tua dan pemain memiliki pengetahuan akan gizi dan
disiplin dalam mengkonsumsi makanan dan minuman yang
membantu perkembangan fisik pemain.

Jumlah Pemain Atau Grup Yang Dibatasi


Peserta latihan yang terlalu banyak tidak efektif dan sulit
untuk diawasi secara individu.

Faktor Orang Tua dan Lingkungan


Lingkungan juga memeiliki peranan yang besar terhadap
berlangsungnya proses pembinaan dengan lingkungan yang
kondusif dan mendukung terselenggarakannya proses
Berlatih Sepakbola - 6
Ardo Okilanda, Rahmad Pria Dony dan Dede Dwiansyah Putra

pembinaan sepakbola tentunya juga akan membuat


pembinaan semakin baik. Selain itu Dukungan orang tua
pemain akan terlihat dalam kehidupan sehari-hari ketika
bersama anaknya, sehingga dapat menimbulkan semangat,
pengorbanan yang tinggi pada anak untuk berlatih dengan
baik dan giat sehingga dapat berprestasi optimal. Berkenaaan
dengan partisipasi orang tua terhadap anaknya dalam latihan
sebagi contoh orang tua menyediakan peralatan yang
dibutuhkan anaknya untu berlatih, mengantarkan anak ketika
latihan, memberikan peringatan, motivasi, teguran kepada
anak supaya anak memiliki mental yang kuat

Faktor Kompetisi
kompetisi merupakan muara dari pembinaan prestasi karena
kompetisi dapat digunakan sebagai sarana untuk
mengevaluasi hasil latihan serta meningkatkan kematangan
bertanding olahraganya. Liga dan turnamen SSB dalam
lingkup PENGCAB (Pengurus Cabang) perlu dilaksanakan
sesering mungkin.
C. Aspek Pembinaan Prestasi Olahraga

Untuk menggapai prestasi olahraga tidak bisa di


definisikan dalam artian sempit yang meliputi input dan output
semata, namun prestasi lahir dari berbagai aspek kompleks
yang pada akhirnya membentuk suatu sistem.

7 – Berlatih Sepakbola
Ardo Okilanda, Rahmad Pria Dony dan Dede Dwiansyah Putra

Berlatih Sepakbola - 8
Ardo Okilanda, Rahmad Pria Dony dan Dede Dwiansyah Putra

BAB II Prinsip Latihan dan Gaya Kepelatihan

A. Prinsip Latihan
Ilmu yang berkaitan langsung dengan latihan adalah ilmu
melatih atau disebut juga dengan ilmu coaching yang
membicarakan semua aspek yang berkaitan dengan proses latihan.
Prinsip - prinsip latihan ini tidak terpisah satu sama lainnya, tapi
merupakan mata sistim yang saling menyempurnakan satu sama
lainnya. Para pelatih dalam melakukan latihan harus berpegang
teguh pada prinsip - prinsip latihan agar mendapatkan prestasi
yang diharapkan. Adapun prinsip - prinsip latihan tersebut yang
dimaksud yaitu :

1. Prinsip individualisasi
Proses latihan adalah proses yang langsung berhubungan
dengan manusia atau individunya. Setiap individu mempunyai
sifat dan katrakter yang berbeda-beda satu sama lainnya.
Perbedaan ini mungki terjadi karena latar belakang yang berbeda,
baik dari keturunan, lingkungan, umur dan lain sebagainya.
Perbedaan ini menuntut pelatih untuk memahami sifat dan
karakter para atlet masing - masing. Tujuannya agar latihan betul -
betul terarah sesuai dengan atletnya serta tujuan yang diharapkan.
Untuk meraih tujuan tersebut pelatih tidak hanya dituntut
menguasai ilmu melatih saja tapi juga memahami bidang ilmu -
ilmu pendukung lainnya. Secara umum individualisasi berarti
pertimbangan terhadap persyaratan fisik, psikis, kemampuan
intelektual, pertimbangan keadaan saat latihan dan ciri -
keperibadian lainnya.

2. Prinsip Spesialisasi
Setiap cabang olahraga mempunyai ciri tersendiri, ini
berarti bahwa setiap cabang olahraga menuntut kebutuhan yang
berbeda - beda. Perbedaan ini dilakukan baik terhadap
kemampuan kondisi psikis, teknik maupun terhadap kemampuan

9 – Berlatih Sepakbola
Ardo Okilanda, Rahmad Pria Dony dan Dede Dwiansyah Putra

taktik, oleh sebab itu sebelum para pelatih memulai kegiatan


latihannya harus terlebih dahulu dapat mengidentifikasi
kemampuan - kemampuan dan kebutuhan yang harus
dikembangkan. Hal ini sangat penting karena dapat menghindari
over training.

3. Prinsip Super Kompensasi


Latihan baerarti pembenahan terhadap tubuh yang akan
membawa suatu penurunan kemampuan tubuh tersebut.
Penurunan kemampan prestasi tubuh ini hanya dapat
dipertahankan apabila organ - organ tubuh mempunyai waktu
membangun kembali energi yang hilang. Penggunaan energi
dalam latihan akan menimbulkan suatu kelelahan yang
mengakibatkan penurunan kemampuan fungsi tubuh. Kelelahan
tersebut akan mempengaruhi kualitas kerja dan kemampuan otot
kordinasi rohani dan jasmani. Oleh karena itu untuk membangun
kembali energi yang telah dipakai diperlukan suatu fase yang
dikenal dengan fase pemulihan. Fase ini perlu sekali diperhatikan
dalam proses latihan agar tercapai tujuan yang diinginkan dan
sekaligus merupakan suatu adaptasi terhadap latihan.

Lamanya fase pemulihan yang diberikan tergantung dari


pembebanan, ini berarti bahwa semakin tinggi intensitas beban
yang diberikan semakin lama pula fase pemulihan. Proses ini
dinamakan dengan prinsip super konpensasi. Prinsip ini didasari
oleh adanya perbandingan yang optimal antara pembebanan dan
pemulihan. Super konpensasi merupakan fase pemulihan sumber
energi yang dipergunakan setelah sesuatu pembebanan yang
melewati kemampuan awal dengan tujuan untuk meningkatkan
kemampuan prestasi. Jika pembebanan latihan berikutnya
diberikan terlalu pendek waktunya, maka super konpensasi yang
diharapkan tidak akan tercapai. Proses latihan seperti ini akan
menimbulkan dengan apa yang disebut over training. Sebaliknya

Berlatih Sepakbola - 10
Ardo Okilanda, Rahmad Pria Dony dan Dede Dwiansyah Putra

apabila beban latihan berikutya diberikan terlalu lama, maka efek


training yang positif juga tidak akan tercapai.

4. Prinsip Beban Bervariatif


Untuk mencapai suatu keberhasilan dalam prestasi yang
diharapkan tifaklah mudah. Ini sangat membutuhkan waktu yang
cukup lama dan dalam masa - masa latihan yang cukup lama ini
membosankan bagi atlet yang dibina. Oleh karena itu seorang
pelatih harus dituntut memikirkan bagaimana seorang atlet yang
dibinanya dalam waktu yang lama tersebut tidak bosan. Karena
apabila sudah merasa bosan ini akan menurunkan motivasi atlet,
lama kelamaan atlet akan berhenti sama sekali melakukan latihan.
Untuk mengatasi kebosanan atlet dalam berlatih, pelatih perlu
sekali menggunakan metode yang bervariasi baik itu dalam segi
pembebanan maupun materi latihan, Juga dalam menentukan
tempat latihan dan try out/ uji coba ke berbagai tempat merupakan
variasi - variasi yang menghilangkan kebosanan.

5. Prinsip Beban Progresif


Tujuan dari latihan yang telah di terapkan melakukan
perubahan kemampuan fungsi fisik dan psikis, kalau betul - betul
memperhatikan aturan - aturan yang telah ditetapkan. Prinsip ini
menuntut pelatih agar meberikan beban latihan yang selalu
meningkat secara kualitas dan kuantitas. Peningkatan beban ini
juga dilakukan secara konstan, karena kemampuan yang telah
dimiliki akan dapat diperbaiki melalui peningkatan beban yang
diberikan. Prinsip ini juga didasari oleh hubungan antara
peningkatan beban dan adaptasi sistem fungsi fisik dan psikis
atlet.

B. Gaya Kepelatihan dan Persiapan Latihan Untuk Pelatih

1. Prinsip Umum
Jiwa Kompetisi : Semua permainan memiliki unsur

11 – Berlatih Sepakbola
Ardo Okilanda, Rahmad Pria Dony dan Dede Dwiansyah Putra

kompetisi, menghadiahi tim yang menang dan membentuk


jiwa kompetisi yang sehat dan senantiasa berlatih dalam
suasana kompetisi.
Bola : Semua latihan harus selalu dilakukan dengan bola.

2. Kegembiraan : Pelatih harus menggunakan kreativitasnya


untuk merancang latihan yang menyenangkan sekaligus
berhubungan dengan sepak bola terutama untuk para
pemain muda.

3. Organisasi
Persiapan : Setiap pelatih harus mempersiapkan dan
membuat perencanaan dalam latihan sebelum waktu latihan
dilaksanakan. Catatan dari semua rencana latihan disimpan
sebagai arsip.
Saat Latihan : Jangan hentikan terlalu sering. Pemain harus
belajar untuk menemukan cara memecahkan masalah tanpa
harus diberitahu terus menerus. Berikan kalimat yang jelas,
cermat dan cepat - cepat lanjutkan kembali latihan.
Evaluasi : Ambil beberapa menit setelah jam latihan untuk
meninjau kembali dan berikan catatan pada apa yang sudah
dilakukan dengan baik dan apa yang masih membutuhkan
perbaikan.

4. Melatih Pemain
Penguasaan Bola dan Passing : Teknik dari seorang pemain
didasari oleh penguasan bola yang sama baiknya dengan
akurasi passing yang dilakukannya. Kualitas dan ketepatan
arah bola pada sentuhan pertama merupakan hal yang amat
sangat penting.
Daya Tangkap dan Kewaspadaan : Tegaskan kepada mereka
untuk terus menegakkan kepala dan pandangan mata selalu
melihat ke segala penjuru lapangan. Daya tangkap dan
kewaspadaan adalah bagian penting dari sebuah

Berlatih Sepakbola - 12
Ardo Okilanda, Rahmad Pria Dony dan Dede Dwiansyah Putra

pertandingan.
Kecepatan dan Reaksi : Setiap latihan menggabungkan
kecepatan daya tangkap, pengambilan keputusan, dan
kemampuan untuk menindaklanjutinya dengan cermat.
Meningkatkan kecepatan individu akan meningkatkan
kecepatan keseluruhan tim.

5. Melatih TIM
Jarak Dan Pergerakan : Menciptakan ruang dengan tujuan
untuk mendapatkan bola dan memberikan pilihan untuk
passing kepada pemain yang sedang menguasai bola sangat
penting. Artinya tunjukkan kepada para pemain bagaimana
bergerak di saat yang tepat.
MENYERANG – BERTAHAN : Semua pemain menyerang
dan bertahan. Berikan aturan yang terperinci dan jelaskan
gerakan-gerakan yang diperlukan oleh para pemain, baik
secara perorangan maupun sebagai satu tim.
Kecepatan Permainan : Tujuan utama dari tim adalah untuk
bermain di dalam kecepatan yang maksimal. Mengurangi
ruang dan jumlah sentuhan pada bola akan meningkatkan
kecepatan bermain.

13 – Berlatih Sepakbola
Ardo Okilanda, Rahmad Pria Dony dan Dede Dwiansyah Putra

BAB III Materi Latihan

A. Fisik

Fisik merupakan fondasi dasar dalam permainan


sepakbola, pemain yang kuat dan ulet akan memberikan
keuntungan yang besar untuk tim. Sebaliknya seorang
pemain yang kelelahan harus berjuang sangat berat untuk
menjaga konsentrasinya dan cenderung melakukan banyak
kesalahan. Maka dari itu fisik merupakan komponen yang
sangat penting dalam aktivitas olahraga terutama pada
permainan sepakbola itu sendiri. Adapun komponen -
komponen yang terdapat dalam kondisi fisik yaitu :

1. Komponen Latihan Fisik

1) Kekuatan. Yaitu kemampuan otot untuk dapat


mengatasi tahanan/ beban, menahan atau
memindahkan beban dalam menjalankan aktifitas
olahraga. Kekuatan pun dibagi menjadi bebrapa
bagian :
 Kekuatan Maksimal. Kemampuan otot dalam
kontraksi maksimal serta dapat melawan/ menahan
beban maksimal pula.
 Eksplosif Power. Kemempuan sebuah otot atau
segerombolan otot untuk mengatasi tahanan beban
dengan kecepatan tinggi dalam satu gerakan yang
utuh.
 Power Edurance. Kemampuan tahan lamanya
kekuatan otot untuk melawan tahanan beban yang
tinggi intensitasnya.

2) Daya Tahan (edurance). Yaitu kemampuan organ atlet


untuk melawan kelelahan yang timbul saat menjalankan

Berlatih Sepakbola - 14
Ardo Okilanda, Rahmad Pria Dony dan Dede Dwiansyah Putra

aktifitas olahraga dalam waktu yang lama. Daya tahan


pun dibagi menjadi beberapa bagian :
 Daya Tahan Umum (basic edurance/ general
edurance). ialah kemampuan daya tahan lama
organisme atlet untuk melawan kelelahan yang timbul
akibat beban latihan, dimana intensitasnya rendah
dan menengah. Paru - paru dan jantung adalah motor
utamanya disamping otot skelet. Daya tahan umum
banyak terjadi proses aerobic.
 Daya Tahan Otot Lokal (local muscular edurance/
speed edurance). yaitu kemampuan daya tahan
lamanya organisme atlet dalam melawan kelelahan
yang timbul akibat beban latihan submaksimal
intensitasnya. Otot - otot setempat memegang
peranan dalam proses daya tahan ini. Daya tahan otot
lokal banyak terjadi kombinasi proses anaerobic dan
aerobic.
 Daya Tahan Spesial (special edurance/ sprinting
edurance). Daya tahan spesial yaitu daya tahan lama
organisme atlet untuk melawan kelelahan yang timbul
akibat beban latihan yang maksimal intensitasnya.
Pusat syaraf memegang peranan dalam proses special
edurance. Special edurance banyak terjadi proses
anaerobic.
 Kemampuan Gerak Tubuh (Aerobic Capacity).
Yaitu kemampuan untuk melakukan aktivitas gerak
tubuh secara aerobic. Pengertian aerobic itu sendiri
adalah: Tenaga yang dihasilkan otot dengan bantuan
oksigen. Semakin lama jangka waktu latihan,
semakin dominan fungsi oksigen. Penjelasan : Ini
adalah sebuah aktivitas latihan dengan oksigen yang
cukup sehingga tidak menyebabkan gangguan
tertentu pada tubuh. Artinya karena adanya
keseimbangan antara produksi energi tubuh dan

15 – Berlatih Sepakbola
Ardo Okilanda, Rahmad Pria Dony dan Dede Dwiansyah Putra

energi yang digunakan oleh tubuh pemain bisa


melakukan latihan tanpa halangan. Contoh :
Tergantung pada usia dan tingkat kemampuan
pemain, latihan yang bersifat aerobic terjadi secara
terus menerus dan dinamis dalam kurun waktu 4
hingga 6 menit dan menggunakan sekitar 85%
fungsi kerja maksimal jantung.
 Kekuatan Gerak Tubuh (Aerobic Power).
Kemampuan untuk menggabungkan antara
kemampuan aerobic dan sistim energi anaerobic di
dalam jangka waktu lama dengan tujuan untuk
memperoleh performa terbaik dalam aktivitas fisik
yang dinamis. Penjelasan : Ini adalah sebuah latihan
dengan persediaan oksigen yang cukup namun juga
membutuhkan sumber energi lain. Jika sumber
energi lain tidak tersedia, maka akan mengakibatkan
gangguan dan pengurangan kekuatan pada tubuh.
Contoh : Tergantung dari usia dan tingkat
kemampuan pemain, kondisi ini terjadi pada kurun
waktu 2 sampai 3 menit dan menggunakan lebih
dari 85 % fungsi kerja maksimal jantung.
 Tenaga Yang Dihasilkan Otot Dengan Laktat
(Anaerobic Lactic). Merupakan aktivitas fisik yang
terus menerus menghasilkan asam laktat konsentrasi
tinggi di dalam kurun waktu yang pendek. Berbeda
dengan aktifitas aerobic yang menggunakan oksigen,
anaerobic adalah tenaga yang dihasilkan otot tanpa
oksigen dan laktat terbentuk. Kondisi ini dapat
terjadi misalnya saat berlari cepat dalam kurun
waktu lama. Penjelasan : Ketika intensitas latihan
terlalu tinggi dan dalam waktu yang lama, sistem
energi tubuh yang menggunakan oksigen (aerobic)
tidak mampu menyediakan semua energi yang
dibutuhkan dengan cepat. Jika kondisi ini terjadi,

Berlatih Sepakbola - 16
Ardo Okilanda, Rahmad Pria Dony dan Dede Dwiansyah Putra

maka tubuh membutuhkan sistem energi yang


lainnya dan hal ini justru menjadi penyebab
berkurangnya kekuatan tubuh. Oleh sebab itu sistem
energi (anaerobic lactic) kemudian menghasilkan
sebuah zat kimia yang disebut sebagai asam laktat
(lactic acid). Jika dalam jumlah banyak akan
memengaruhi kemampuan tubuh selama aktivitas
fisik. Oleh karena itu, tingkat aktivitas fisik sewaktu
- waktu perlu dikurangi dengan tujuan untuk
mendaur ulang asam laktat dan mendorong
terjadinya performa tingkat tinggi. Untuk alasan
inilah, ketahanan pemain dalam mentolerir asam
laktat yang terbentuk di dalam tubuh menjadi sangat
penting. Contoh : Tergantung dari kemampuan dan
tingkat usia pemain, kondisi seperti ini tercipta saat
melakukan aktivitas yang dinamis dan
berkelanjutan dengan kekuatan maksimal selama
kurun waktu 45 detik. Sebagai contoh, melakukan
sprint selama 45 detik adalah contoh aktifitas
pengerakan otot tanpa oksigen yang menyebabkan
terbentuknya asam laktat.

 Tenaga Yang Dihasilkan Otot Tanpa Laktat


(Anaerobic Alactic). Aktivitas fisik yang dinamis,
intensitas tingkat tinggi namun singkat dengan
menggunakan sumber energi yang tersimpan di
dalam otot. Ini adalah tenaga yang dihasilkan otot
tanpa oksigen dan tanpa terbentuknya laktat.
Misalnya seperti yang terjadi pada lari cepat jarak
pendek. Sebagai contoh, berlari sprint sejauh 20 meter
dengan di selingi istirahat adalah contoh aktifitas
pergerakan otot tanpa oksigen namun tidak sampai
menyebabkan terbentuknya asam laktat.

17 – Berlatih Sepakbola
Ardo Okilanda, Rahmad Pria Dony dan Dede Dwiansyah Putra

Keterangan Tambahan
Sistem yang dilakukan tubuh kita saat berolah raga
ada 3 tahapan, yaitu:
a. Anaerobic alactic selama 15 detik pertama
b. Anaerobic lactic pada 2 menit berikutnya, lalu
c. Aerobic untuk latihan dengan jangka waktu 4 menit
ke atas.

Jalan kaki, bersepeda atau renang santai termasuk


olah raga ringan. Di sini kebutuhan otot akan
oksigen terpenuhi dengan baik ketika bernafas.
Proses pembuatan energinya didapat dari
karbohidrat dan tidak menghasilkan asam laktat,
sehingga energinya bisa bertahan lama. Ini berguna
untuk diet. Sedangkan lari cepat, angkat berat, push
up atau olah raga yang lain yang membutuhkan
tenaga besar dan membutuhkan waktu lama
seperti sepak bola, termasuk dalam olah raga
berat. Ketika tiba-tiba diperlukan energi yang besar
di saat oksigen tidak ada maka glikolen (zat yang
menyimpan cadangan energi pada sel yang dibentuk
oleh glukosa) dipisahkan untuk membuat energi
kembali. Tapi dalam prosesnya akan terjadi
penumpukan asam laktat sehingga otot pada tubuh
menjadi kelelahan dan jika berlangsung lama akan
terasa capek sekali. Ketika berolahraga oksigen yang
masuk melalui pernafasan akan diurai dan menyatu
dengan lemak tubuh supaya otot tetap normal.
Lemak bisa diurai dengan energi yang digunakan
pada saat melakukan olahraga ringan selama 20
menit terus menerus. Mengapa kita dapat kelelahan?
Kelelahan pada otot di saat tubuh membuat energi,
disebabkan oleh asam laktat yang dihasilkan oleh
glikogen di saat proses penguraiannya. Jika

Berlatih Sepakbola - 18
Ardo Okilanda, Rahmad Pria Dony dan Dede Dwiansyah Putra

melakukan olah raga dengan menumpukkan asam


laktat, akan mengakibatkan kelelahan pada otot.
Dalam istilah kesehatan ada istilah yang disebut
mitochondria mass, kemampuan sel otot untuk
menyerap laktat yang terbentuk saat sel otot
kekurangan oksigen. Dasar endurance yang baik
ditambah berlatih keras dalam waktu singkat
(interval) meningkatkan masa mitochondria.
Sedangkan mitochondria itu sendiri adalah semacam
―pabrik energi‖ dalam sel otot kita.

3) Kecepatan (speed). Kecepatan diartikan sebagai


kemampuan seseorang dalam berpindah tempat dari satu
titik ke titik yang lainnya dalam waktu yang sesingkat-
sinkatnya. kecepatan merupakan kemampuan untuk
menyelesaikan suatu jarak tertentu dengan cepat.
Kecepatan berkaitan dengan waktu, frekuensi gerak, dan
jarak perpindahan. Kecepatan merupakan salah satu
kemampuan biomotorik (unsur kondisi fisik) yang sangat
penting dalam olahraga. Begitupun dalam sepakbola,
pemain sepakbola akan bisa melewati lawannya dalam
mengejar atau menguasai bola jika ia memiliki kecepatan.
Secara garis besar kecepatan dapat dibagi menjadi
beberapa jenis:
 Kecepatan Reaksi . Secara umum kecepatan reaksi
diartikan sebagai kemampuan untuk menjawab
rangsangan atau stimulus dengan cepat. Jonathan &
Krempel mengatakan bahwa kecepatan reaksi adalah
kemampuan untuk menjawab rangsangan baik secara
akustik, optik, maupun taktil dengan cepat.
Rangsangan akustik adalah rangsangan yang diterima
dari indra pendengaran melalui bunyi/suara seperti
bunyi pistol, pluit, sorakan, dan suara lain sejenisnya.
Rangsangan optic yaitu rangsangan yang diterima

19 – Berlatih Sepakbola
Ardo Okilanda, Rahmad Pria Dony dan Dede Dwiansyah Putra

oleh indra penglihatan seperti gerak suatu benda,


cahaya, dan sejenisnya. Sementara rangsangan taktil
adalah rangsangan yang duterima melalui indra
peraba seperti kulit. Melalui rangsangan-rangsangan
yang diterima tersebut terjadi respon atau reaksi.
Reaksi yang dihitung dari rangsangan atau stimulus
diterima sampai terjadi aksi/gerakan pertama. Lama
proses itulah yang disebut waktu reaksi (kecepatan
reaksi). Kecepatan reaksi dibagi menjadi dua bentu
yaitu :
a. Kecepatan reaksi sederhana. Yaitu dimana
konsentrasi untuk menerima rangsangan
terfokus pada suatu kemungkinan pada suatu
rangsangan.
b. Kecepatan reaksi kompleks
Yaitu dimana konsentrasi untuk menerima
beberapa rangsangan. Reaksi yang akan
dilakukan sesuai dengan rangsangan yang
dating. Misalnya bagaimana seorang atlet
berkonsentrasi dan siap beraksi saat
menunggu bola yang arahnya tidak dapat
dipastikan. Kondisi ini banyak terjadi pada
cabang-cabang olahraga salah satunya yaitu
cabang olahraga sepakbola. Dengan demikian,
pada kecepatan reaksi kompleks atlet dituntut
untuk mampu memilih dan membuat
keputusan dengan cepat.
 Kecepatan Aksi. Kecepatan aksi diartikan
kemampuan gerak tubuh secara berpindah-pindah
dalam waktu sesingkat-singkatnya. Letzelter
menjelaskan bahwa kecepatan aksi adalah
kemampuan tubuh melalui system persarafan, dan
alat gerak otot untuk melakukan gerakan-gerakan
dalam satuan waktu minimal. Kemampuan gerak

Berlatih Sepakbola - 20
Ardo Okilanda, Rahmad Pria Dony dan Dede Dwiansyah Putra

tubuh, bisa berarti gerak tubuh secara keseluruhan,


dan bisa juga gerak tubuh secara perbagian.
Kecepatan gerak tubuh secara keseluruhan adalah
berupa kemampuan tubuh berpindah dari satu titik ke
titik yang lain (seperti berlari). Kecepatan gerak
perbagian tubuh bisa berupa kecepatan gerak tangan,
gerak kaki, dan lain sebagainya. Dalam olahraga
kecepatan reaksi terlihat pada saat menghindar,
memukul, menendang, dan lain sebagainya.
 Akselerasi (acceleration). Peningkatan kecepatan dari
berdiri atau langkah lambat ke berlari.
 Kecepatan maksimal. Gerakan tercepat yang
mungkin dilakukan tubuh atau salah satu bagian
tubuh.
 Daya Tahan Tubuh Mempertahankan Kecepatan
(speed edurance). Menjaga kecepatan semaksimal
mungkin sesuai kemampuan dengan waktu yang
lama.
 Kemampuan Merubah Arah Lari Dengan Cepat
(acylic Speed). Berbeda dengan seorang pelari 100
meter, seorang pemain bola harus mampu berlari
sekaligus merubah arah lari dengan cepat.

4) Koordinasi (coordination). Yaitu kemampuan atlet untuk


merangkai beberapa gerakan menjadi gerakan yang utuh
dan selaras sesuai tujuan.
5) Kelenturan dan Mobiltas Otot. Kemampuan tubuh atau
salah satu bagian dari tubuh untuk menggabungkan
kelenturan otot dan pergerakan sendi guna mencapai
jarak terjauh yang dapat dilakukan.
6) Kelincahan (agility). Kemampuan sesorang untuk dapat
mengubah arah dengan cepat dan tepat pada waktu
bergerak tanpa kehilangan keseimbangan. Kelincahan
berkaitan dengan tingkat kelenturan.

21 – Berlatih Sepakbola
Ardo Okilanda, Rahmad Pria Dony dan Dede Dwiansyah Putra

7) Keseimbangan (balance). Kemampuan untuk


mempertahankan keseimbangan ketika di tempatkan di
berbagai posisi.

2. Teori Melatih Fisik Dalam Sepakbola


1) Kecepatan (speed)
 Walau ada batasan genetik tetap harus dilatih.
 Latihan speed sesuai realita pertandingan (maju-
mundur, balik arah, dll).
 Latihan speed di awal latihan (masih fresh). Ingat :
warm up dulu !.
 Tiap 10 menit sprint , 1 menit istirahat!.
 Gunakan bola.
 Pemain bola harus cepat :
- Zyklus : cepat dari A ke B.
- Azyklus : bisa melakukan segala sesuatu dengan
cepat.
 7 tahun ke atas.
2) Kekuatan (Power)
 Penting untuk mencegah cedera.
 Penting saat adu fisik.
 Besar pengaruhnya terhadap kekuatan tembakan.
 Memengaruhi kekuatan ledakan (eksplosifitas) saat
start berpengaruh terhadap kecepatan.
 Pentingkan bagian pinggang.
 13 tahun ke atas!.
 Saat fitness pentingkan repetisi (bukan beban).
3) Daya Tahan (edurance)
 Jangan terlalu cepat terlalu banyak (faktor laktat!).
 Setelah ± 45 menit, mayoritas lemak yang dibakar
sebelumnya mayoritas karbohidrat .

Berlatih Sepakbola - 22
Ardo Okilanda, Rahmad Pria Dony dan Dede Dwiansyah Putra

 Sesuai genetika pribadi ( yang cepat lebih banyak


latihan speed yang lamban lebih banyak latihan
endurance).
 Gunakan bola!.
 11 tahun ke atas!.
4) Kelenturan (Flexibility)
 Mencegah cedera.
 Memengaruhi kecepatan dan kemampuan teknik
pemain.
 Samba sebelum latihan.
 Stretching pasif sesudah latihan.
 Penting, terutama untuk pemain usia 13 tahun ke atas
!.
5) Kelincahan dan Koordinasi
 Mempengaruhi kemampuan teknik , taktik dan fisik
pemain secara umum.
 Mencegah cedera.

3. Frekuensi Latihan Fisik

23 – Berlatih Sepakbola
Ardo Okilanda, Rahmad Pria Dony dan Dede Dwiansyah Putra

4. Cara Mengevaluasi Fisik Pemain


Sepak Bola merupakan salah satu permainan yang
menguras banyak tenaga. Maka dari itu fisik merupakan
fondasi dari pemain sepakbola dan untuk menentukan
fisik pemain tidak bisa dinilai secara kasat mata.
Perkembangan fisik pemain harus mutlak dilakukan
melalui serangkaian tes yang tercatat dengan rapi, data
yang diperolehpun sangat berguna untuk
membandingkan level fisik pemain yang satu dengan
pemain lainnya. Adapun bebrapa tes kondisi fisik yang
dapat dilakukan untuk mengevaluasi fisik pemain :

Berlatih Sepakbola - 24
Ardo Okilanda, Rahmad Pria Dony dan Dede Dwiansyah Putra

1) Tes Daya Tahan (edurance). Cara menilai stamina


seorang pemain adalah dengan mengukur Vo2max
pemain tersebut. Vo2max adalah kemampuan
maksimal tubuh seseorang untuk menyalurkan dan
menggunakan oksigen saat melakukan olah raga
berat. Semakin besar kemampuan seseorang
menyerap oksigen semakin bagus pula kondisi fisik
seseorang khususnya dalam hal endurance (daya
tahan). Volume maksimal oksigen (Vo2max) diukur
dalam mililiter per kg per menit ( ml/kg/min ).
 Cooper Test. Arahkan pemain untuk berlari selama 12
menit diatas track lari 400 meter, (yang ditandai
dengan cones setiap 50 meter ). Pemain berlari secepat
dan sestabil mungkin.

Formula Menghitung : Vo2max = 0.0225 x ___M – 11.3

Contoh : Pemain A menempuh jarak 3000 meter


dalam 12 menit. Jadi cara menghitung Vo2max pemain
A sebagai berikut : = 0.0225 x 3000 – 11.3
= 56.2 ml/kg/min.
 Balke. Untuk tes ini arahkan pemain untuk berlari
selama 15 menit diatas track lari 400 meter, (yang
ditandai dengan cones setiap 50 meter ). Cocokkan
jarak tempuh pemain setelah berlari secepat namun
sestabil mungkin dengan tabel di bawah ini:

Jarak Lari Vo2max


6000 m 80 ml/kg/min
5600 m 75 ml/kg/min
5200 m 70.0 ml/kg/min
4800 m 65.5 ml/kg/min
4400 m 61.0 ml/kg/min
25 – Berlatih Sepakbola
Ardo Okilanda, Rahmad Pria Dony dan Dede Dwiansyah Putra

4000 m 56.5 ml/kg/min


3600 m 51.0 ml/kg/min
Vo2max sangat penting untuk ditingkatkan karena
10% saja peningkatan Vo2max berarti :
1. Jumlah sprint yang dilakukan seorang pemian
dalam sebuah pertandiangan rata-rata meningkat 2
kali lipat (100 %).
2. Hampir 25 % lebih banyak terlibat selama
pertandingan.
3. Peningkatan jarak tempuh selama pertandingan
sebesar 20 %.
Sebagai contoh, apabila pemain A tadinya memiliki
Vo2max 50 ml/kg/min. Lalu meningkat 10 % menjadi 55
ml/kg/min. Pemain A yang tadinya rata-rata berlari
sejauh 8 km/ pertandingan, melakukan 10 sprint dan 40
kali terlibat selama pertandingan, kini (dengan Vo2max
yang lebih baik 10%) berlari sejauh 9,6 km, melakukan 20
sprint dan terlibat 50 kali selama petandingan!. Apabila
perkembangan diatas dialami oleh semua pemain bisa
dibayangkan betapa besar pengaruh peningkatan
Vo2max pada jalannya (juga hasil!) pertandingan.
Sebagai perbandingan perhatikan rata-rata Vo2max dunia
internasional berdasarkan posisi dan level pemain.

2) Sprint Test. Test sprint murni arahkan pemain untuk


berlari secepat mungkin sejauh 36.6 meter. Biarkan
masing - masing pemain melakukan 2 kali sprint.
Catat hasil rata-rata. Untuk pemain berumur 15
tahun ke atas target kecepatan adalah 4.6 detik
sampai 5.1 detik!
Berlatih Sepakbola - 26
Ardo Okilanda, Rahmad Pria Dony dan Dede Dwiansyah Putra

3) Tes Daya Eksplosifitas

 Vertical Jump Test (Melompat Keatas). Untuk


menilai kekuatan eksplosifitas seorang pemain
ikuti instruksi sebagai berikut :
a. Lumuri tangan dengan kapur/bedak.
b. Tanpa jinjit tandai tembok dengan tangan
setinggi mungkin.
c. Lompat setinggi mungkin dan tandai
tembok di tempat tertinggi.
d. Sebelum melompat berjongkoklah/
tekukkan lutut. Lakukan proses ini dengan
cepat.
e. Catat hasil terbaik dari 3 x melompat.
Lompatan tertinggi – Jangkauan Melompat =
Eksplosifitas

Bandingkan hasil yang diperoleh dengan skala


penilaian ini :
65 cm keatas = Luar biasa
60 cm = Bagus
55 cm = Rata-rata
50 cm = Dibawah Rata-rata
45 cm kebawah = Jelek
 Standing Long Jump Test (Melompat ke
Depan). Untuk menilai kekuatan eksplosif
seorang pemain ikuti instruksi berikut ini :
a. Lumuri sepatu dengan kapur/bedak.
b. Berdirilah dengan kaki sedikit terbuka.
c. Lompatlah dengan kedua kaki bersamaan
dengan lutut sedikit ditekuk sambil
mengayunkan kedua lengan.

27 – Berlatih Sepakbola
Ardo Okilanda, Rahmad Pria Dony dan Dede Dwiansyah Putra

d. Mendaratlah dengan kedua kaki


bersamaan.
e. Catat hasil terbaik dari 3 x mencoba lalu
bandingkan dengan skala penilaian ini :
3.0 M keatas = Luar biasa
2.7 M = Bagus
2.5 M = Rata-rata
2.3 M = Dibawah Rata-rata
2.0 M kebawa = Jelek

Karena dalam sepakbola ada banyak gerakan yang


memerlukan daya eksplosif yang tinggi dan gerakan-
gerakan tersebut sering dilakukan maka test daya
eksplosifitas sangat perludilakukan.

B. Teknik

Sepakbola adalah salah satu cabang olahraga yang


menuntut penguasaan teknik bermain yang harus betul-betul
dikuasai dengan baik. Walaupun permainan ini mudah untuk
dimainkan, namun dibutuhkan ketekunan dan latihan yang
teratur untuk menguasai teknik permainan ini dengan baik.
Sepakbola termasuk kedalam permainan olahraga yang
menuntut penguasaan permainan terbuka dimana lingkungan
banyak mempengaruhi yang terkadang mempengaruhi dari
respon yang diberikan. Terkadang respon yang diberikan
tidak sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan semula.
Maka dari itu dalam melatih teknik perlu menerapkan
beberapa prinsip latihan agar latihan tersebut dapat dicerna
dengan baik oleh pemain, adapun beberapa prinsip latihan
teknik tersebut yaitu :

Berlatih Sepakbola - 28
Ardo Okilanda, Rahmad Pria Dony dan Dede Dwiansyah Putra

1. Teori Melatih Teknik Dalam Sepakbola


 Dari gampang ke susah.
 Dari lambat ke cepat.
 Dari yang dikenal ke yang baru.
 Tanpa lawan —> ada lawan.
 Banyak melakukan pembenaran (supervision).
 Sering (repetition).
 Hindari antrian panjang!
 Banyak bola!
 Saat pemain masih fresh (tidak capek).
 Tehnik passing plus (contoh : passing + dribbling,
passing + shooting ,dst).
 Diutamakan saat melatih usia dini.
 Sesuai posisi (15 tahun ke atas)
konsekuensinya per grup/per kelompok!
Berdasarkan posisi pemain :
Gelandang (Miedfielder) dan Bek Tengah
(center back)
 Passing pendek.
 Passing jarak jauh.
 Pantulan.
 Terobosan.
 Kontrol
 Dribbel
 Turn, etc

Striker
 Shooting segala posisi.
 Heading.
 Trik, dll.

Sayap dan bek sayap


 Dribbling.
 Crossing.
29 – Berlatih Sepakbola
Ardo Okilanda, Rahmad Pria Dony dan Dede Dwiansyah Putra

 Shooting jarak jauh.


 Trik.
(satu - satu/ simple training lalu digabungkan/
complex training)

2. Teknik Menyerang dan Bertahan


1) Pemahaman Teknik Menyerang (ofense)
 Mengumpan dan Menerima Umpan (passing
and receiving) : memindahkan bola mendatar
atau di udara dari satu pemain ke pemain
lainnya dengan jarak yang bervariasi.
 Berlari Dengan Bola (speed driblling) :
Gerakan kontrol pada bola dengan kecepatan
tinggi tanpa mengubah lintasan bola.
 Mengolah Bola (dribbling) : Gerakan kontrol
bola dengan rapat, menggunakan kedua kaki
serta terus meneruskan mengubah
lintasan/arah bola.
 Berbalik Dengan Bola (turning) :
Menggunakan satu atau lebih dari satu
sentuhan pada bola dengan tujuan berputar
bersama dengan bola.
 Melesatkan Tembakan (shooting) :
Menendang bola ke arah gawang dengan
tujuan untuk menciptakan gol.
 Kontrol Bola (ball controll) : Menerima dan
mengarahkan bola secara tepat di udara atau
di lapangan.
 Menyudul (heading) : Mengarahkan bola
dengan kepala dengan tujuan untuk
mengumpan, passing, atau mencetak gol.
 Menyerang 1 lawan 1 (1 v 1 attacking) :
Gerakan penyerangan dengan bola di kaki
untuk mengalahkan pemain bertahan lawan.
Berlatih Sepakbola - 30
Ardo Okilanda, Rahmad Pria Dony dan Dede Dwiansyah Putra

Disini yang ditempa adalah Skill (kemampuan


teknis dengan lawan).
 Melindungi Bola (shielding the ball) :
Menjaga bola dari seorang pemain bertahan
dengan cara melindungi bola dengan badan.
 Menerima Sekaligus Berputar (receiving to
turn) : Perubahan arah bola
dengan kaki saat menerima umpan dari rekan
tim dengan tujuan untuk membuat gerakan
berikutnya seperti dribbling, passing, atau
shooting.
 Umpan Silang dan Penyelesaian Akhir
(crossing and finishing):
Umpan bola dari sisi lebar lapangan ke sisi
tengah ke arah gawang dengan tujuan untuk
memberi kesempatan pada rekan satu tim
untuk menciptakan gol.

2) Pemahaman Teknik Bertahan (defense)


 Pertahanan 1 v 1 (1 v 1 defending) : Berbagai
upaya dengan tujuan untuk memperoleh
kembali penguasaan bola yang dikuasai
lawan.
 Penempatan Posisi dan Sikap Tubuh (body
shape) : Sikap atau penempatan posisi tubuh
sehingga pemain dapat melakukan gerakan
pertahanan berikutnya dengan tepat.
 Melakukan Antisipasi : Antisipasi pemain
untuk mempersulit lawan melakukan
serangan. Pemain bertahan
membaca/menebak alur bola atau pergerakan
lawan sebelum terjadi.

31 – Berlatih Sepakbola
Ardo Okilanda, Rahmad Pria Dony dan Dede Dwiansyah Putra

 Reaksi (reaction) : Reaksi pemain terhadap


gerakan - gerakan lawan sesaat setelah
dilakukan.
 Mencegat (intercept) : Gerakan mencegat alur
bola untuk memeroleh kembali penguasaan
bola ketika bola tersebut sedang dioper oleh
pemain-pemain lawan.
 Mencegah Lawan Berbalik : Tekanan pada
lawan yang membelakangi gawang dengan
tujuan menggagalkan niat lawan untuk
berbalik menghadap gawang.
 Melakukan Tackling : Kontak yang dibuat
dengan kaki ketika bola sedang ada di kaki
lawan dengan tujuan untuk mencegah gerakan
penyerangan berikutnya atau memeroleh
penguasaan bola kembali.

3. Frekuesi Latihan Teknik

Berlatih Sepakbola - 32
Ardo Okilanda, Rahmad Pria Dony dan Dede Dwiansyah Putra

C. Taktik
Suharno (1993), taktik adalah siasat atau akal yang
digunakan pada saat bertanding untuk mencari kemenangan
secara sportif. Taktik selalu berubah-ubah disesuaikan dengan
lawan yang dihadapi dan kemampuan timnya. Dalam
sepakbola taktik adalah suatu usaha mengembangkan
kemampuan berpikir, kreativitas, serta improvisasi untuk
menentukan altenatif terbaik memecahkan masalah yang di
hadapi dalam suatu pertandingan secara efektif, efesien, dan
produktif dalam rangka memperoleh hasil yang maksimal
yaitu sebuah kemenangan dalam pertandingan. Didalam
suatu pertandingan sepakbola modern seperti sekarang ini
permainan tidak dibiarkan seperti air yang mengalir tapi
sudah di rencanakan sejak awal bagaimana caranya
membangun serangan atau bertahan dengan situasi - situasi
yang berbeda. Di Italia, negara sepakbola yang terkenal
dengan permainan taktik, dimana dalam membangun
serangan mereka tidak memaksakan bola untuk mengarah
langsung ke daerah pertahanan lawan, tetapi membuat situasi
- situasi yang mendukung terlebih dahulu agar mereka bisa
menyerang dengan lebih efektif dan leluasa, misalkan,
bermain dibawah terlebih dahulu sehingga memancing lawan
keluar dari daerah pertahanannya dan melakukan serangan
balik.
1. Teori Melatih Taktik
 Taktik dilatih secara : Individu (1 vs 1, 1 vs 2, 1
vs 3), Grup (2 vs 1, 2 vs 3, 3 vs 4, 4 vs 4, 4 vs 5,
4 vs 6, 5 vs 6, 5 vs 8, 6 vs 6, 6 vs 8, 6 vs 11), Tim
(7 vs 7, 8 vs 8, 8 vs 11, 11 vs 11).
 Pentingkan taktik individu dan grup untuk
usia dini.
 Jelaskan mengapa? dan apa tujuan?
 Pakai metode Frezze : hentikan – tanya/
terangkan – coba – lanjut.

33 – Berlatih Sepakbola
Ardo Okilanda, Rahmad Pria Dony dan Dede Dwiansyah Putra


Saat pemain masih fresh.

Pilih antara melatih taktik menyerang atau
bertahan.
 Jangan dicampur adukkan antara mengajar
taktik menyerang dan bertahan.
 Utamakan situasi yang sering terjadi saat
pertandingan.
 Untuk usia dini tempatkan pemain diberbagai
posisi.
 Usia 13 tahun keatas posisi pakem. Rotasi
hanya sebatas :
Center Back <–> Gelandang Bertahan.
Striker <–> Gelandang serang.
Bek sayap <–> Gelandang sayap.
Gelandang sayap <–> Penyerang Sayap (wing
forward).
 Blok Teaching : Latihan taktik bertahan 2 - 3
hari/ kali berturut – turut, latihan menyerang
2 - 3 hari/ kali berturut - turut agar pemain
bisa menangkap dengan lebih baik.
2. Prinsip Sepakbola Modern
1). Prinsip Bertahan (defense)
 Turun (membentuk formasi bertahan di
belakang bola) —> menutup.
 Bergerak secara bersama-sama sebagai satu
kesatuan yg utuh.
 Mendobel/mentripel lawan (2 v 1 atau 3 v 1
atau 4 v 1 ) —> agresif!
 Menjaga jarak antara lini (± 15 m ) antar
pemain satu lini (± 10 m).
 Membentuk ―segitiga‖ dan ―pisang‖
(meninggalkan lawan disisi-sisi tanpa bola!).
 Mendobel ke belakang.

Berlatih Sepakbola - 34
Ardo Okilanda, Rahmad Pria Dony dan Dede Dwiansyah Putra

 Isi ke belakang (mengisi posisi di barisan


belakang terlebih dahulu).
 Semua terlibat.
 Pakem. Tidak mengacu pada
kreatifitas/improvisasi!
 Komunikasi! (saling melatih!).
 Kiper berfungsi ganda sebagai libero (keluar
dari sarang untuk mengantisipasi umpan
terobosan!).
2). Prinsip Menyerang (ofense)
 Cepat membuka.
 1 - 2 sentuhan sehingga permainan menjadi
cepat.
 Semua terlibat.
 Bola datar & tegas.
 Kreatif sesuai situasi. Menggunakan senjata : 1
- 2/one - two, Overlap, Terobosan, Pantulan,
Trik individu, Shooting jarak jauh, Jangkar,
Pindah sisi serangan, Crossing.
 Kualitas passing menentukan!
 Tidak bertele-tele - cari penyelesaian!
 Semua posisi terisi - striker, second striker,
jangkar, 3 pemain di belakang.

3. Pemahaman Istilah Taktik Menyerang (ofense)


1). Prinsip Penyerangan. Pergerakan dasar individu atau
bersama-sama untuk satu atau beberapa pemain yang
bertujuan untuk mengkreasi peluang bagi penyerang.

Mengkreasi Ruang. Mengkreasikan ruang (membuka


ruang). Pergerakan pemain ke ruang kosong untuk
menghasilkan kesempatan melakukan operan yang
efektif.

35 – Berlatih Sepakbola
Ardo Okilanda, Rahmad Pria Dony dan Dede Dwiansyah Putra

Mendukung Rekan Satu Tim (support). Menawarkan


bantuan oleh rekan setim yang berada di sekitar bola
dengan tujuan untuk menerima umpan, sehingga bola
aman dari gangguan lawan.

Aksi Lanjutan. Setelah memberikan umpan sang


pengumpan melakukan aksi lanjutan bergerak kedaerah
kosong guna mendukung rekan tim (support). Apabila
umpan tidak berhasil aksi lanjutan sang pengumpan
berupa gerakan bertahan.

Berlatih Sepakbola - 36
Ardo Okilanda, Rahmad Pria Dony dan Dede Dwiansyah Putra

Melebar. Menggunakan lebar lapangan. Pergerakan dan


distribusi penyerang ke arah lebar lapangan untuk
menciptakan ruang dan membangun serangan dalam
sebuah pertandingan/game.

Memanjang. Menggunakan panjang lapangan.


Pergerakan seorang pemain atau sekelompok pemain ke
posisi depan untuk menciptakan opsi saat menyerang
dalam pertandingan/game.

37 – Berlatih Sepakbola
Ardo Okilanda, Rahmad Pria Dony dan Dede Dwiansyah Putra

Overlap run. Pergerakan rekan setim dari belakang


pemain yang sedang menguasai bola ke arah depan untuk
menciptakan kesempatan passing atau keuntungan lainnya
untuk tim.

Overlap pass. Umpan kepada rekan se tim yang


melakukan overlap run. Umpan diberikan secara langsung
atau melewati orang ketiga (tidak langsung).

Berlatih Sepakbola - 38
Ardo Okilanda, Rahmad Pria Dony dan Dede Dwiansyah Putra

Pantulan (Pin ball) dan umpan terobosan (through pass).


Usaha menembus pertahanan lawan dengan
memantulkan bola serta melakukan umpan terobosan ke
daerah di belakang garis pertahanan lawan.

Umpan one - two. Melesatkan umpan (biasanya jarak


pendek). Untuk kemudian melakukan pergerakan
(biasanya ke depan) guna langsung menerima umpan
kembali.

39 – Berlatih Sepakbola
Ardo Okilanda, Rahmad Pria Dony dan Dede Dwiansyah Putra

Lari diagonal. Sebuah gerakan serang diagonal ke arah


depan, membuat ruang yang biasanya di depan bola
untuk menciptakan kesempatan passing.

Bermain kearah depan. Alur bola yang efektif dan tepat


ke daerah pertahanan lawan atau gawang lawan.

Berlatih Sepakbola - 40
Ardo Okilanda, Rahmad Pria Dony dan Dede Dwiansyah Putra

Kecepatan permainan. Alur bola yang cepat menciptakan


kesempatan pada tim penyerang untuk menembus
pertahanan lawan.

Pergantian Posisi (saling mengisi posisi sesuai situasi).


Sebuah pergantian posisi oleh dua orang pemain dalam
satu tim, biasanya di depan bola untuk menciptakan

41 – Berlatih Sepakbola
Ardo Okilanda, Rahmad Pria Dony dan Dede Dwiansyah Putra

kesempatan pada pemain bertahan dan menghasilkan


pilihan untuk passing.

Kombinasi passing, pantul, membuka. Kombinasi


permainan passing, pantul dan membuka.

Kombinasi passing, pantul dan overlap. Kombinasi


permainan passing, pantul dan overlap guna mempercepat
tempo permainan.

Berlatih Sepakbola - 42
Ardo Okilanda, Rahmad Pria Dony dan Dede Dwiansyah Putra

2). Penguasaan Bola (possession). Umpan bola datar


tegas, berulang – ulang diantara pemain. (selalu ciptakan
situasi menang jumlah pemain !!!).

Muncul diantara lawan. Muncul ke ruang kosong


diantara lawan dal saling mengisi posisi yang
ditinggalkan rekan satu tim.

43 – Berlatih Sepakbola
Ardo Okilanda, Rahmad Pria Dony dan Dede Dwiansyah Putra

3). Transisi. Upaya untuk mengumpan bola secara


kolektif, bersama-sama sebagai sebuah tim dimulai dari
daerah pertahanan hingga daerah penyerangan tanpa
melakukan long ball langsung ke depan.

4). Kombinasi Permainan. Pengaturan alur bola dengan


cepat dan efektif dengan bola oleh dua pemain atau lebih
dari tim yang sama.

Berlatih Sepakbola - 44
Ardo Okilanda, Rahmad Pria Dony dan Dede Dwiansyah Putra

5). Pergantian Sisi Permainan. Mengirimkan bola dari


satu sisi lapangan ke sisi yang berseberangan. Misalnya
dari sisi kanan luar ke sisi kiri luar, dengan tujuan untuk
mengacaukan organisasi pertahanan lawan dan
mengambil keuntungan dari kelengahanlawan.

6). Serangan Balik (counter attack). Gerakan vertikal


yang cepat dan efektif untuk mengirim bola ke depan

45 – Berlatih Sepakbola
Ardo Okilanda, Rahmad Pria Dony dan Dede Dwiansyah Putra

secepatnya setelah tim berhasil merebut bola kembali


dengan tujuan untuk mengejutkan lawan dan memeroleh
keuntungan dari pertahanan lawan yang masih belum
sempat terorganisir dengan baik.

7). Membangun Serangan Dari Belakang. sebuah usaha


bersama untuk mengirimkan bola dari daerah pertahanan
menuju ke daerah penyerangan melalui serangkaian
umpan pendek dan sedang (tidak langsung mengumpan
jauh ke depan).

Berlatih Sepakbola - 46
Ardo Okilanda, Rahmad Pria Dony dan Dede Dwiansyah Putra

8). Penyelesaian di Daerah Pertahanan Lawan. Usaha


bersama di sisi ke-3 lapangan, (attacking third atau daerah
pertahanan lawan) dengan tujuan untuk menciptakan
kesempatan mencetak gol.

4. Pemahaman Istilah Taktik Bertahan (defense)


1). Prinsip Pertahanan. Gerakan yang dilakukan baik
secara individual atau bersamasamaoleh satu atau lebih
pemain yang tujuannya mengatasi serangan lawan.

Menjaga Pemain Lawan (marking). Seorang atau


sekelompok pemain bertahan memerhatikan pemain-
pemain penyerang, dengan tujuan mengurangi
kesempatan mereka berpartisipasi di dalam penyerangan.

47 – Berlatih Sepakbola
Ardo Okilanda, Rahmad Pria Dony dan Dede Dwiansyah Putra

Menekan lawan (Press). Aksi individu pemain bertahan


yang menjaga dengan tujuan untuk melakukan
penguasaan bola.

Melindungi (Cover). Seorang pemain menciptakan garis


pertahanan kedua yang
tujuannya untuk menambah kekuatan pertahanan.

Berlatih Sepakbola - 48
Ardo Okilanda, Rahmad Pria Dony dan Dede Dwiansyah Putra

Keseimbangan melalui Pergeseran. Pergeseran posisi


yang terkordinasi dari para pemain bertahan, dari satu sisi
ke sisi lainnya sesuai dengan pergerakan bola di lapangan
dengan tujuan untuk mengatur kembali posisi
pertahanan.

Mengikuti (Tracking). Seorang pemain bertahan mengejar


penyerang lawan yang
49 – Berlatih Sepakbola
Ardo Okilanda, Rahmad Pria Dony dan Dede Dwiansyah Putra

membuat gerakan maju untuk menciptakan kesempatan


passing.

Berganti tempat (saling mengisi). Pergantian posisi dari 2


pemain bertahan dengan tujuan menggalang pertahanan
dengan lebih efisien.

Berlatih Sepakbola - 50
Ardo Okilanda, Rahmad Pria Dony dan Dede Dwiansyah Putra

Saling mengisi dengan pemain yang terdekat. Suatu


usaha bertahan dengan cepat dengan pemain terdekat
mengisi posisi yang ditinggal kan pemain yang berusaha
menghalang/ merebut bola.

2). Daerah Pertahanan (zona defense). Pengaturan pemain


bertahan di area pertahanan berdasarkan ruang (bukan
lawan) untuk menciptakan pertahanan yang
efektif.

51 – Berlatih Sepakbola
Ardo Okilanda, Rahmad Pria Dony dan Dede Dwiansyah Putra

3). Menekan Secara Kolektif (pressing). gerakan


pertahanan yang mantap, terus menerus dan terorganisasi
dari para pemain bertahan untuk menutup pergerakan
para penyerang.

4). Gerakan Mundur dan Kembali Keposisi Awal.


Pergerakan seorang atau sekelompok pemain belakang, ke
arah posisi pertahanan dengan tujuan untuk mengatur
kembali pola pertahanan tim.

Berlatih Sepakbola - 52
Ardo Okilanda, Rahmad Pria Dony dan Dede Dwiansyah Putra

5). Kepadatan Pertahanan (compact). Sebuah aksi


penumpukan pemain bertahan di area tengah, menjaga
gawang mereka dan mencegah tim lawang membangun
serangan.

6). Pangkas jarak dalam situasi serangan balik. Secepat


mungkin tutup dan delay bola di diepan agar jarak antara
bola dan gawang menjadi jauh.

53 – Berlatih Sepakbola
Ardo Okilanda, Rahmad Pria Dony dan Dede Dwiansyah Putra

5. Frekuensi Latihan Taktik

D. Mental
James Draver memaknai mental yaitu “revering to
the mind” maksudnya adalah sesuatu yang berhubungan
dengan pikiran atau pikiran itu sendiri. Secara sederhana
mental dapat dipahami sebagai sesuatu yang berhubungan
dengan batin dan watak atau karakter, tidak bersifat jasmani
(badan). Mental merupakan satu - kesatuan utuh yang terdiri
dari, bakat, minat, motivasi, percaya diri, tanggung jawab,
disiplin, egois, agresif dan tidak mudah pustus asa/ pantang
menyerah. Faktor tersebut sangatlah penting dalam
perkembangan seorang pemain. Tanpa kepercayaan diri
misalnya, seorang pemain tidak akan bisa bermain lepas
menunjukkan semua kemampuannya di lapangan hijau.
Begitu juga dengan permainan sebagai tim tidak akan bisa
terjalin dengan baik apabila hubungan antar pemain tidak
harmonis. Pelatih legendaris jerman Seep Herberger pernah
berkata ―Jadilah 11 sahabat‖. Elemen fisik memang penting.
Tapi, semakin jago dan profesional seorang atlet bermain,
elemen mental semakin penting. Peranan mental lebih

Berlatih Sepakbola - 54
Ardo Okilanda, Rahmad Pria Dony dan Dede Dwiansyah Putra

dibutuhkan untuk mengatasi stress ketika berada di lapangan.


Stress adalah tekanan yang menggoyah performa jika
berlebihan. Oleh karena itu, perlu diatasi secepat dan seefektif
mungkin. Bagi seorang atlet, kemampuan fisik awalnya
terlihat menentukan. Namun, tidak begitu kata psikolog, fisik
hanya menempati urutan kedua, karena mental adalah
segalanya. Psikologis olahraga, Dr. John Bartholomew dan Dr.
Esbelle Jowers dari Universitas Texas sepakat kalau atlet kelas
dunia memadukan kekuatan fisik dan mental sebagai rahasia
prestasi yang mereka raih. Pertandingan adalah momen bagi
atlet untuk memaksimalkan apa yang mereka lakukan saat
latihan. Mental berpengaruh besar di sini. Bartholomew
mencontohkan saat hendak memukul bola golf, Tiger Woods
tidak banyak berpikir akan memukul ke mana, dengan
kekuatan seperti apa. Karena mental yang sudah terbentuk,
lengannya sudah secara otomatis mengukur jarak bola
dengan lubang. Pakar kinesiologi, Gaetan Boutin, menuliskan
terdapat lima teknik yang biasa dilakukan atlet profesional
untuk membangun kekuatan mental dan penampilan juara:
1. Menerima Kegagalan
Sebelum benar-benar sukses, umumnya seorang
pesepakbola merasakan kegagalan. Tanpa kegagalan,
pesepakbola tak akan pernah mendorong dirinya terlalu
keras. Kegagalan adalah cara membangun diri terhebat
yang pernah ada. Saat kalah, pesepakbola akan mencoba
mencari tahu mengapa ia bisa gagal, dan bagaimana
mencegah agar kegagalan itu muncul kembali.
2. Latihan mental Itu Sendiri
Bagi pesepakbola, latihan mental adalah
memvisualisasikan latihan yang sudah dijalani ke dalam
otak, sehingga saat tiba waktunya pertandingan, sang
pemain sudah tahu harus melakukan apa. Sebenarnya
tidak ada yang namanya benar-benar bakat, yang ada
hanyalah kita yang terus berlatih dan mencoba.

55 – Berlatih Sepakbola
Ardo Okilanda, Rahmad Pria Dony dan Dede Dwiansyah Putra

3. Membayangkan Kesuksesan
Teknik seperti ini biasa dilakukan atlet golf Tiger Woods
dan Chuck Liddel. Bagi seorang pegolf. Sebelum memukul
bola, mereka membayangkan bola akan melambung,
terpental ke rumput, dan masuk ke lubang. Ini akan
membawa energi positif untuk mendapatkan hasil
maksimal. Dalam sepakbola pun ada hal yang demikian,
diamana saat mengeksekusi bola mati seperti halnya David
Beckham, dia membayangkan bola melengkung ke arah
sudut tiang jauh dan begitupun pada pemain - pemain lain
terutama dalam hal mengeksekusi tendangan penalti,
mereka membayangkan bola masuk kedalam gawang.
4. Menetapkan Tujuan
Dalam olahraga pertarungan, ada istilah semakin banyak
Anda berdarah saat latihan, semakin sedikit darah yang
dikeluarkan saat pertarungan yang sebenarnya. Anda
harus tetap fokus saat berlatih dengan cara menetapkan
tujuan. Buat target dan kapan harus diselesaikan. Target-
target itu dapat menjadi pengingat dan pemberi motivasi
untuk mendapatkan kemajuan.
5. Dukungan tim
Kekuatan mental bisa didapat dari luar diri. Seseorang
yang tepat di dekat Anda adalah cara terbaik mendapatkan
sukses. Memiliki orang-orang yang mampu mendukung
Anda seperti keluarga, kerabat, teman, sahabat, adalah
salah satu cara bagaimana tujuan Anda bisa tercapai.

Untuk itu bagi pelatih perlu memahami pemahaman dasar


melatih mental itu sendiri, dalam sebuah kata ―mental‖ dalam
sepakbola terkandung sifat dan makna :
 Tingkah laku yang disiplin.
 Pantang menyerah.
 Tidak mudah puas atau sombong.

Berlatih Sepakbola - 56
Ardo Okilanda, Rahmad Pria Dony dan Dede Dwiansyah Putra

 Fair play (tidak menyalahkan pihak lain,


menerima kekalahan, tidak menghina bila
menang, jujur, dll).
 Bisa mengendalikan diri.
 Tidak egois.
 Percaya diri.
 Mampu berkonsentrasi (Fokus).
 Selalu siap memberi 100% (semangat dan mau
bekerja keras). untuk pemain harus menjaga
kesehatan dan pola tidur supaya bertenaga.
Sifat dan karakter yang demikian besar pengaruhnya bagi
perkembangan seseorang baik sebagai pemain maupun
sebagai manusia. Semua hal tersebu diatas dipengaruhi oleh :
 Rohaniawan.
 Guru.
 Orang tua.
 Pelatih !!!
 Lingkungan.
 Budaya bangsa.
 Kepribadian individu.
1. Kiat Praktis Meningkatkan Mental Pemain
Meningkatkan mental pemain merupakan tema
yang teramat penting dan kompleks sehingga diperlukan
pelatihan yang mendalam. Penjabaran perihal mental
pemain disini hanya dimaksudkan sebagai perkenalan saja.
Yang pertama yang perlu diketahui melatih mental pemain
tidaklah mudah. Perlu penjiwaan dan kemauan yang keras
untuk menjadi contoh hidup bagi pemain. Cara melatih
mental pemain adalah lewat gaya hidup. Artinya anda
mutlak harus menjadi panutan atau contoh nyata bagi
pemain baik di dalam maupun di luar lapangan. Dengan
kata lain, pelatihan mental tidak pernah berakhir. Latihan
bisa saja selesai tapi anda tidak bisa ―selesai‖ menjadi
contoh.
57 – Berlatih Sepakbola
Ardo Okilanda, Rahmad Pria Dony dan Dede Dwiansyah Putra

Gaya hidup anda harus mencerminkan hal-hal positif


dibawah ini. Antara lain:
 Gaya hidup anda sehat. Sebaiknya anda tidak
merokok dan minum alkohol (minimal tidak
di depan anak didik anda). Anda juga harus
memiliki pola tidur teratur sehingga mampu
untuk senantiasa semangat.
 Menjiwai prinsip kedisiplinan. Artinya anda
datang sebelum pemain datang. Anda siap
melatih. Cepat atau lambat pemain akan
melihat bahwa anda selau berusaha untuk
memberikan yang terbaik.
 Setali tiga uang dengan sikap yang disiplin
adalah kemampuan untuk menjaga diri, baik
dalam tingkah laku maupun perkataan.
Pelatih harus bisa menahan diri untuk tidak
membuang sampah sembarangan, berbicara
kasar, dll. Tidak patah semangat saat kalah.
Sebaliknya saat menang tidak merasa jumawa.
Ini penting untuk ditunjukan secara nyata
kepada pemain melalui kata-kata dan bahasa
tubuh (terutama ekspresi wajah).
 Senafas dengan poin nomor empat di atas
adalah kebiasaan pelatih untuk bisa
menerima kekalahan tanpa mencari kambing
hitam. Sifat kritis terhadap diri sendiri ini
harus diajarkan kepada pemain dengan cara
mempraktekannya di depan pemain.
Tekankan pada pemain bahwa sifat kritis
terhadap diri sendiri begitu penting artinya
demi meraih sebuah kemajuan di masa
mendatang.
 Tidak memberikan instruksi kepada pemain
yang mencederai nilai-nilai moral. Sebagai

Berlatih Sepakbola - 58
Ardo Okilanda, Rahmad Pria Dony dan Dede Dwiansyah Putra

contoh, jangan sekali-kali meminta atau


membiarkan pemain mencuri umur! Jangan
memberi instruksi atau membiarkan pemain
bermain kasar. Keras boleh tapi tanpa
mencederai nilai-nilai fair play.
 Selain pelatih yang tidak boleh berhenti
melatih mental saat latihan usai, pemain juga
harus sadar bahwa latihan mental tidak usai
saat latihan selesai.
 Pemain harus diberi pengertian bahwa
belajar dengan tekun, misalnya, atau pergi ke
sekolah saat tidak ingin sekolah adalah latihan
mental.
 Mengikuti instruksi orang tua walau terasa
berat adalah latihan mental.
 Berusaha meningkatkan nilai di sekolah
terutama untuk pelajaran-pelajaran yang
terasasulit untuk dimengerti adalah latihan
mental.
 Berteman (atau minimal bertindak sopan)
terhadap teman di tim, di sekolah, atau
dirumah walau sebenarnya tidak suka adalah
latihan mental.
 Membuang sampah pada tempatnya walau
sampah berserakan di mana-mana adalah
latihan mental. Begitu juga dengan tetap
menjaga kebersihan toilet umum walau orang
lain tidak melakukan hal yang sama adalah
latihan mental.
 Tidak mengkonsumsi makanan dan
minuman yang tidak bermanfaat bagi
seorang atlet walau terasa lezat adalah latihan
mental. Begitu juga dengan memaksa diri
mengonsumsi makanan dan minuman yang

59 – Berlatih Sepakbola
Ardo Okilanda, Rahmad Pria Dony dan Dede Dwiansyah Putra

bergizi walau tidak suka adalah latihan


mental.
 Tidur tepat waktu (tidak lebih dari jam 22:00)
walau ada acara TV yang menarik, misalnya,
adalah latihan mental
Selain contoh-contoh diatas masih banyak contoh lain yang
bisa diambil dari kehidupan sehari-hari. Baik pemain
maupun pelatih harus mengerti bahwa dalam hal
pelatihan mental tidak ada perbedaan antara kehidupan
sehari-hari dan lapangan hijau. Mental adalah karakter
seseorang yang perlu terus diasah di setiap detik
kehidupan, tidak terpatri pada saat-saat tertentu saja
seperti saat bermain bola. Selain melatih mental dalam
kehidupan sehari-hari seorang pemain tentu juga perlu
dilatih mental di lapangan hijau, berikut contoh – contoh
latihan mental yang bisa diterapkan pada saat latihan :
Latihan 1
Lawankan pemain anda dengan tim lawan yang lebih
besar/tua. Selain mengasah skill, latihan ini sekaligus
melatih mental pemain untuk tidak kalah sebelum
bertanding dan terus berusaha/semangat saat kalah.
Apabila berhasil menang pemain akan menjadi lebih
percaya diri. Jadi kalah/menang pemain anda
mendapatkan pelajaran yang berharga.

Latihan 2
Saat latihan sengaja menjadi wasit yang buruk dengan
memberikan keuntungan pada salah satu tim. Pemain
dilatih untuk bisa menguasai diri dan tetap semangat
walau diperlakukan dengan tidak adil. Beri penjelasan
setelah latihan guna menetralisir suasana.
Latihan 3
Saat internal game mulailah dengan skor 0-1 atau 0-2 guna
mengasah mental pantang menyerah.

Berlatih Sepakbola - 60
Ardo Okilanda, Rahmad Pria Dony dan Dede Dwiansyah Putra

Latihan 4
Latihan penalti. Ada banyak variasi latihan penalti yang
bisa dilakukan. Maksud dari latihan ini adalah
meningkatkan kepercayaan diri pemain walau berada
dalam tekanan. Contoh latihan penalti:
 Bagi dalam dua tim. Tim yang kalah dihukum.
 Pilih salah satu pemain untuk melakukan penalti
satu kali saja. Apabila tidak masuksemua pemain
kena hukuman.
 Pilih pemain yang cenderung sombong dan seorang
pemain yang cenderung kurang percaya diri.
Persilahkan mereka mengatakan di depan semua
pemain jumlah gol yang mereka rasa bisa lesatkan
dari lima kali tendangan penalti.

2. Frekuensi Latihan Mental

61 – Berlatih Sepakbola
Ardo Okilanda, Rahmad Pria Dony dan Dede Dwiansyah Putra

BAB IV Variasi Bentuk Latihan

A. Pemanasan
Pemanasan yang benar adalah tuntunan syaraf
yang paling penting untuk latihan maupun sebelum suatu
pertandingan. Sayang sekali jika pemain tidak melakukan
pemanasan dengan kesungguhan atau secara sistematis. Sikap
yang ceroboh terhadap pemanasan dapat membawa akibat
yang serius, seperti cedera otot atau konsentrasi mental yang
kurang kuat dapat mengakibatkan hilangnya peluang atau
terjadinya kesalahan - kesalahan dalam suatu latihan atau
pertandingan. Pemanasan/ Peregangan dilakukan agar :
 Pikiran kita menjadi rilek, menyiapkan tubuh,
meningkatkan kelentukan.
 Menurunkan ketegangan otot dan menjadikan tubuh
lebih rileks.
 Meningkatkan koordinasi dengan menambah ruang
gerak yang lebih mudah.
 Mencegah cedera otot seperti otot tertarik (otot yang
regang sebelum digunakan lebih tahan terhadap
tekanan/ beban latihan/ kegiatan dari pada otot yang
dipaksa meregang
 Kegiatan - kegiatan yang intensif seperti berlari lebih
mudah karena pemanasan membuat pemain - pemain
lebih siap untuk menghadapi inti latihan yang berat.
 Meningkatkan kesiapan tubuh, karena berbagai bagian
tubuh diregang dan peregangan diarahkan pada otot -
otot yang akan digunakan dan otot - otot tersebut
merasakan peregangan tersebut.
 Mengurangi ketegangan pengendalian pikiran
terhadap tubuh, sehingga tubuh seakan - akan
―bergerak‖ untuk kebugarannya sendiri.
 Secara fisik pemanasan juga membantu meningkatkan
suhu tubuh, dengan meningkatkan suhu tubuh, sistem

Berlatih Sepakbola - 62
Ardo Okilanda, Rahmad Pria Dony dan Dede Dwiansyah Putra

peredaran darah akan menjadi lebih baik sehingga


jantung bisa memenuhi tuntutan volume darah yang
lebih besar dan dapat memenuhi kebutuhan O2 yang
lebih intensif.
Jenis peregangan
 Peregangan dan kelenturan.
Peregangan yang normal dan alami, seperti yang
dibutuhkan setiap orang sesudah ia lama bekerja atau
terlalu lama tidak aktif misalnya, sesudah penerbangan
atau berkendara dengan bis untuk waktu yang lama.
 Peregangan yang sub maksimal/ Stretching ringan.
Stretching ringan secara teratur ditingkatkan sampai
sub maksimal kurang lebih 30 detik. Peregangan
dilakukan apabila otot – otot sudah ―dipanaskan‖.
Dalam peregangan dengan sistem kontraksi – relaksasi
setiap latihan dilakukan dengan 1 - 3 kali ulangan,
tetapi jangan sampai mencapai peregangan maksimal.
 Peregangan maksimal
Peningkatan daya regang otot dulakukan mula – mula
dengan peregangan yang perlahan - lahan ditambah
intensitasnya.
Macam - macam kegiatan pemanasan dalam sepakbola.
Dengan Bola.
 Individu (Jogling, dribbling, passing dan mengejar bola,
dll).
 Dengan kawan (passing berhadapan, heading, dribbling,
menendang dengan jarak pendek atau panjang, dll).
 Kelompok (3 - 4 pemain, passing dan bergerak,
kombinasi passing, backpass, overlap run, dll).
 Beregu/ tim (4 pemain atau lebih dalam bentuk
permainan, bermain 4-2 misalnya, dll).
Tanpa Bola.
 Jogging perlahan/ jogging dengan kecepatan berubah –
ubah dengan jarak 20, 40 atau 60 meter.

63 – Berlatih Sepakbola
Ardo Okilanda, Rahmad Pria Dony dan Dede Dwiansyah Putra

Jogging disertai kegiatan - kegiatan : jogging sambil


melompat untuk heading, jogging sambil satu atau dua
tangan menyentuh tanah, joging setengah berputar lalu
sprint, jogging dengan aba - aba, dll.
Secara psikiologis pemanasan membantu :
 Memperbaiki konsentrasi ke pertandingan.
 Meningkatkan rasa percaya diri.
 Kesiapan, kesadaran dan keterlibatan untuk berprestasi
dalam latihan atau pertandingan.
 Menciptakan ketenangan.
1. Bentuk pemanasan dalam sepakbola yang dapat
diterapkan dan di kembangkan.

1). Tanpa Bola


a. Variasi 1

Perlengkapan : Cones
Pelaksanaan :
 Bagi pemain menjadi dua kelompok, instruksikan
pemain joging sampai dengan cones paling ujung.
Berlatih Sepakbola - 64
Ardo Okilanda, Rahmad Pria Dony dan Dede Dwiansyah Putra

pada pertengahan cones instruksikan pemain untuk


melakukan gerakan samba/ senam dinamis.
 Dilakukan dari tempo rendah ke tempo tinggi.
Tujuan :
 Meningkatkan suhu tubuh.
 Menghindari otot dari cedera.
b. Variasi 2

Perlengkapan : Cones
Pelaksanaan :
 Bagi pemain menjadi dua kelompok, instruksikan
pemain joging dari cones A ke arah cones B, C, D, E dan
kembali ke cones A.

65 – Berlatih Sepakbola
Ardo Okilanda, Rahmad Pria Dony dan Dede Dwiansyah Putra

Instruksikan pemain melakukan samba/ senam


dinamis/ gerakan koordinasi dari cones B sampai cones
D.
 Lakukan sprint dari cones D sampai cones E.
Tujuan :
 Meningkatkan suhu tubuh.
 Menghindari otot dari cedera.

2). Dengan Bola


a. Variasi 1

Perlengkapan : Cones, Bola


Pelaksanaan :
 Tentukan terlebih dahaulu gerakan koordinasi di setiap
area koordinasi 1, 2, 3 dan 4, misalnya area koordinasi 1
loncat dengan kedua kaki, area 2 langkah cepat
menyamping, area 3 langkah kecil namun cepat ke
depan, area 4 lari zig - zag.

Berlatih Sepakbola - 66
Ardo Okilanda, Rahmad Pria Dony dan Dede Dwiansyah Putra

Pemain bermain menggunakan bola di dalam, lalu


memberikan passing kepada pemain yang lainnya,
pemain yang memberikan passing tersebut harus
memilih salah satu area koordinasi lalu melakukan
sprint ke arah cones yang ada didepan nya dan kembali
lagi bermain, sebagai contoh pemain X memberikan
bola kepada pemain Y, pemain X memilih area
koordinasi 1 dengan mulai sprint dari cones A,
melakukan koordinasi loncat 2 kaki lalu sprint ke cones
B dan kembali lagi bermain .
 Dilakukan dengan 1 - 2 bola.
 Variasikan sentuhan bola guna
mempercepat/memperlambat tempo.
Tujuan :
 Meningkatkan suhu tubuh.
 Menghindari otot dari cedera.
 Melatih meningkatkan kecepatan dan koordinasi kaki.

b. Variasi 2

Perlengkapan : Bola

67 – Berlatih Sepakbola
Ardo Okilanda, Rahmad Pria Dony dan Dede Dwiansyah Putra

Pelaksanaan :
 Bagi pemain menjadi dua kelompok, satu kelompok
membentuk lingkaran dan satu kelompok membawa
bola didalam lingkaran.
Pemain yang berada di dalam mengolah bolanya
masing - masing secara bebas dan kreatif, instruksikan
pemain melakukan passing bola kepada pemain yang
berada di luar lingkaran. Pemain yang berada di luar
lingkarang menerima bola tanpa kontrol (backpass), beri
aba - aba kepada pemain yang membawa bola,
misalnya : ketika anda mengatakan 1 lakukan trik
idividu, 2 dribble speed ke ruang yang kosong, 3 jogling
bola. Lakukan secara bergantian dengan pemain yang
berada di luar lingkaran.
Tujuan :
 Meningkatkan suhu tubuh sekaligus melatih sentuhan
pemain dengan bola.
c. Variasi 3

Perlengkapan : Bola, Cones


Pelaksanaan :
Berlatih Sepakbola - 68
Ardo Okilanda, Rahmad Pria Dony dan Dede Dwiansyah Putra

 Pemain berpasangan. Masing – masing pasangan


menguasai satu bola, arahkan pemain untuk
melakukan overlap run setelah melakukan passing,
bekerjasama dengan pasangannya masing – masing,
selanjutnya instruksikan pemain untuk melakukan
umpan one – two diantara pemain lain secara
bergantian, selanjutnya arahkan pemain melakukan
umpan pantul lalu terobosan, dan yang terakhir di
arahkan pemain melakukan tiga kombinasi tersebut
secara bebas tanpa berurutan.
Tujuan :
 Meningkatkan suhu tubuh sekaligus melatih sentuhan
pemain dengan bola.
 Membiasakan pemain melakukan situasi - situasi yang
ada pada sebuah permainan itu sendiri.
d. Variasi 4

Perlengkapan : Bola, Cones berbagai warna


69 – Berlatih Sepakbola
Ardo Okilanda, Rahmad Pria Dony dan Dede Dwiansyah Putra

Pelaksanaan :
 Tambahkan cones dengan warna biru, kuning, hijau
serta ungu di setiap sudut lapangan dan siapkan cones
4 warna tersebut untuk setiap pemain.
 Pemain mengolah bolanya sendiri dengan bebas dan
kreatif dengan memegang cones dari berbagai warna
tersebut, beri aba - aba dengan dengan mengatakan 1
pemain melakukan jogling bola, 2 pemain dribble
feinting, 3 trik individu dan Tukar yang berarti pemain
harus menukar cones yang dia pegang dengan pemain
lain yang berbeda warna cones, dan tiup peluit panjang
sebagai aba - aba untuk pemain melakukan dribble speed
ke sudut cones sesuai dengan warna cones yang dia
pegang.
Tujuan :
 Meningkatkan suhu tubuh.
 Melatih konsentrasi serta kemampuan teknis dan
kemampuan berfikir pemain sekaligus.
2. Variasi Latihan Fisik
1). Tanpa Bola
a. Variasi 1

Berlatih Sepakbola - 70
Ardo Okilanda, Rahmad Pria Dony dan Dede Dwiansyah Putra

Perlengkapan : Cones
Pelaksanaan :
 Lakukan sprint dari A ke B dan jogging kembali ke A (3
- 5 kali). Selanjutnya lakukan sprint tanpa henti dar A
ke B, A ke C, A ke D.
Tujuan :
 Meningkatkan kecepatan/ daya tahan kecepatan
(dengan tempo yang berbeda).
Coaching Point :
 Kecepatan, berlari dengan menggunakan ujung kaki,
koordinasi tangan dan kaki, pandangan kedepan.
b. Variasi 2

Perlengkapan : Cones
Pelaksanaan :
 Instruksikan pemain untuk berpasangan, sebelum
sprint minta pemain untuk membenturkan dada
terlebih dahulu.
 Sebelum sprint instruksikan pemain lari ditempat
membelakangi cones hingga pelatih meniupkan peluit.
 Sebelum sprint instruksikan pemain untuk duduk
dengan posisi kaki lurus kedepan, saat peluit berbunyi
pemain berusaha berdiri tanpa bantuan tangan.
Tujuan :
71 – Berlatih Sepakbola
Ardo Okilanda, Rahmad Pria Dony dan Dede Dwiansyah Putra

 Meningkatkan kecepatan dan reaksi pemain


Coaching Point :
 Kecepatan, reaksi, konsentrasi, berlari dengan
menggunakan ujung kaki, koordinasi tangan dan kaki,
pandangan ke depan.
c. Variasi 3

Perlengkapan : Cones
Pelaksanaan :
 Pemain berlari dari A ke B Ke C kembali lagi ke B lalu
ke D.
 Pemain berlari dari A ke B ke C dengan posisi
menyamping, kembali ke B dengan posisi
menyamping, mundur dari B ke A lalu ke D.
Tujuan :
 Membiasakan pemain melakukan sprint yang berubah
- ubah arahnya.
Coaching Point :
 Kecepatan, keseimbangan, kelincahan, Berlari dengan
menggunakan ujung kaki, koordinasi tangan dan kaki,
pandangan ke depan.

Berlatih Sepakbola - 72
Ardo Okilanda, Rahmad Pria Dony dan Dede Dwiansyah Putra

d. Variasi 4

Perlengkapan : Cones
Pelaksanaan :
 Bagi pemain menjadi dua kelompok, pemain yang
berada di cones A jogging ke cones B dan sprint panjang
ke cones C, pemain yang berada di cones C lakukan
jogging ke cones D lalu sprint ke cones A.
 Ingatkan pemain untuk mengatur nafas khususnya
pada saat melakukan jogging.
Tujuan :
 Meningkatkan kecepatan dan daya tahan kecepatan
/speed edurance (dengan tempo yang berbeda).
Coaching Point :
 Kecepatan, Berlari dengan menggunakan ujung kaki,
koordinasi tangan dan kaki, pandangan ke depan.

73 – Berlatih Sepakbola
Ardo Okilanda, Rahmad Pria Dony dan Dede Dwiansyah Putra

2). Dengan Bola


a. Variasi 1

Perlengkapan : Cones, Bola


Pelaksanaan :
 Bagi pemain menjadi beberapa kelompok, tiap
kelompok terdiri dari 3 pemain.
 Pemain yang di tengah melakukan sprint mengelilingi
cones A dan B dengan kecepatan tinggi, setelah
mendekati cones B pemain yang berada di cones D
memberikan passing kepada pemain yang berlari,
pemain yang berlari melakukan backpass, begitupun
ketika mendekati cones A dan pemain yang berada di
Cones C.
 Lakukan bergantian dengan waktu 30 detik sampai
dengan 1 menit.
Tujuan :
 Meningkatkan daya tahan kecepatan /speed edurance.
Coaching Point :
 Kecepatan, Berlari dengan menggunakan ujung kaki,
koordinasi tangan dan kaki, pandangan ke depan.

Berlatih Sepakbola - 74
Ardo Okilanda, Rahmad Pria Dony dan Dede Dwiansyah Putra

b. Variasi 2

Perlengkapan : Cones, Bola


Pelaksanaan :
 Bagi pemain menjadi beberapa kelompok, tiap
kelompok terdiri dari 5 pemain.
 Pemain yang di tengah melakukan sprint pendek
menerima passing dari pemain yang berada di cones A
dan melakukan backpass, berlari kembali melingkari
patok yang di tengah menerima bola dari pemain yang
berada di cones B dan melakukan backpass, lanjut ke C
lalu Ke D.
 Lakukan bergantian selama 30 detik.
Tujuan :
 Meningkatkan kelincahan pemain.
Coaching Point :
 Kelincahan, pandangan ke depan.
c. Variasi 3

75 – Berlatih Sepakbola
Ardo Okilanda, Rahmad Pria Dony dan Dede Dwiansyah Putra

Perlengkapan : Cones, Bola, Tangga koordinasi


Pelaksanaan :
 Pemain jogging dari cones A ke tangga koordinasi,
melakukan gerakan – gerakan koordinasi, setelah itu
menerima bola dari pelatih dan melakukan backpass 2
kali dilanjutkan sprint ke cones B.
Tujuan :
 Meningkatkan koordinasi pemain.
Coaching Point :
 Koordinasi, pandangan ke depan.
3. Variasi Latihan Teknik
1). Passing - Kontrol
a. Variasi 1

Perlengkapan : Cones, Bola.


Pelaksanaan :
 Latihan dasar passing - kontrol, pemain melakukan
passing dan kontrol berpasangan, bola yang di terima
di kontrol terlebih dahulu sebelum melakukan passing,
bola tegas datar menyusur tanah.
 Passing dan kontrol menggunakan kaki yang berbeda.
Misal, kontrol kaki kiri passing kaki kanan atau
sebaliknya.
Tujuan :
Berlatih Sepakbola - 76
Ardo Okilanda, Rahmad Pria Dony dan Dede Dwiansyah Putra

 Meningkatkan bobot pasing dan kontrol pemain.


Coaching Point :
 Passing dengan menggunakan kaki bagian dalam,
kontrol bola dengan kaki bagian dalam dan bola dalam
penguasaan, bola datar menyusur tanah, head up.
b. Variasi 2

Perlengkapan : Cones, Bola.


Pelaksanaan :
 Arahkan passing bebas (tidak harus berurutan).
 Pastikan pemain mendatangi bola lalu sedikit mundur
ke posisi semula setelah melakukan passing bola.
 Kontrol bola mengarah ke pemain yang akan diberi
passing.
Tujuan :
 Meningkatkan bobot pasing dan kontrol pemain, agar
pemain lebih luwes dalam mengontol bola/ tidak
kaku.
Coaching Point :

77 – Berlatih Sepakbola
Ardo Okilanda, Rahmad Pria Dony dan Dede Dwiansyah Putra

 Passing dengan menggunakan kaki bagian dalam,


kontrol bola dengan kaki bagian dalam dan bola dalam
penguasaan, bola datar menyusur tanah, head up.
c. Variasi 3

Perlengkapan : Cones, Bola.


Pelaksanaan :
 Pemain A mengumpan bola dengan tegas menyusur
tanah ke pemain B lalu melakukan sprint.
 Pemain B sedikit lari kebelakang sebelum
menyongsong bola yang diberikan pemain A, bola
yang diterima langsung di umpankan kepada pemain
C disusul dengan melakukan sprint, begitu seterusnya.
 Kontrol bola mengarah ke pemain yang akan diberi
passing.
Tujuan :
 Meningkatkan bobot passing dan kontrol pemain,
melatih pemain untuk selalu bergerak dengan cepat
setelah melakukan passing.
Coaching Point :
 Passing dengan menggunakan kaki bagian dalam,
kontrol bola dengan kaki bagian dalam dan bola dalam

Berlatih Sepakbola - 78
Ardo Okilanda, Rahmad Pria Dony dan Dede Dwiansyah Putra

penguasaan, pandangan kedepan, bola datar tegas


menyusur tanah, head up.
d. Indirect Pass

Perlengkapan : Cones, Bola.


Pelaksanaan :
 Pemain A memberikan umpan indirect/ tidak langsung
ke area yang kosong kepada pemain B, pemain B
berlari ke area yang kosong menerima umpan tersebut,
selanjutnya pemain B memberikan umpan ke area yang
kosong kepada pemain C. Begitu seterusnya.
 Ingatkan pemain untuk selalu berkomunikasi
Tujuan :
 Melatih pemain melakukan passing indirect.
Coaching Point :
 Konsentrasi, akurasi passing, bobot passing,
timing,passing tegas, Bola datar menyusur tanah, reaksi,
Komunikasi.

79 – Berlatih Sepakbola
Ardo Okilanda, Rahmad Pria Dony dan Dede Dwiansyah Putra

e). Kontrol

Perlengkapan : Cones kerucut besar, Bola.


Pelaksanaan :
 Gunakan cones kerucut besar sebagai lawan, tekan bola
menjauh dari lawan (cones kerucut besar) saat
mengontrol bola.
 Instruksikan pemain untuk berpindah - pindah di sisi
kiri dan kanan cones.
 Gunakan kedua kaki bergantian saat mengontrol bola.
Tujuan :
 Meningkatkan kemampuan kontrol pemain, agar
pemain lebih luwes dalam mengontol bola/ tidak
kaku.
Coaching Point :
 kontrol bola dengan kaki bagian dalam dan bola dalam
penguasaan, head up.

Berlatih Sepakbola - 80
Ardo Okilanda, Rahmad Pria Dony dan Dede Dwiansyah Putra

f). Kontrol

Perlengkapan : Cones, Bola.


Pelaksanaan :
 Pemain yang berada di pinggir memberikan passing
kepada pemain yang di tengah, pemain yang berada
ditengah melakukan kontrol, memutar dan melakukan
passing kepada pemain yang berada di pinggir.
 Gunakan kedua kaki bergantian saat mengontrol bola.
Tujuan :
 Meningkatkan kemampuan kontrol pemain.
Coaching Point :
 kontrol bola dengan kaki bagian dalam dan bola dalam
penguasaan, head up, pandangan ke arah datangnya
bola.

81 – Berlatih Sepakbola
Ardo Okilanda, Rahmad Pria Dony dan Dede Dwiansyah Putra

2). Passing - Support

a). Variasi 1

Perlengkapan : Cones, Bola.


Pelaksanaan :
 Pemain yang melakukan passing langsung berlari
mengisi tempat/ cones yang kosong, begitu seterusnya.
 2 sentuhan
Tujuan :
 Melatih pemain melakukan passing dengan akurasi dan
bobot yang baik serta melatih pemain memberikan
dukungan terhadap rekannya (support).
Coaching Point :
 Konsentrasi, akurasi passing, bobot passing, passing
tegas, bola datar menyusur tanah, kontrol siap pakai,
reaksi, support.

Berlatih Sepakbola - 82
Ardo Okilanda, Rahmad Pria Dony dan Dede Dwiansyah Putra

b). Variasi 2

Perlengkapan : Cones, Bola.


Pelaksanaan :
 Sama seperti Variasi 1, tetapi disini mengisi area yang
kosong, tingkatkan tempo dengan bermain 1 sentuhan.
Tujuan :
 Melatih pemain melakukan passing dengan akurasi dan
bobot yang baik serta melatih pemain memberikan
dukungan terhadap rekannya (support).
Coaching Point :
 Konsentrasi, akurasi passing, bobot passing,
timing,passing tegas, Bola datar menyusur tanah, reaksi,
support
.

83 – Berlatih Sepakbola
Ardo Okilanda, Rahmad Pria Dony dan Dede Dwiansyah Putra

b). Variasi 3

Perlengkapan : Cones, Bola.


Pelaksanaan :
 Pemain B sedikit bergerak kedepan dan memberikan
bola kepada pemain A, Pemain A berlari menyambut
bola dari pemain B dan melakukan backpass kepada
pemain B, pemain A berlari melingkari cones dan
menerima kembali passing dari pemain B dan
melakukan passing kepada pemain yang standby di
depannya, begitupun yang dilakukan pemain C dan D.
Tujuan :
 Melatih pemain melakukan passing dengan akurasi dan
bobot yang baik serta melatih pemain memberikan
dukungan terhadap rekannya (support).
Coaching Point :
 Konsentrasi, akurasi passing, bobot passing,
timing,passing tegas, Bola datar menyusur tanah, reaksi,
support. Pandangan kearah datangnya bola.

Berlatih Sepakbola - 84
Ardo Okilanda, Rahmad Pria Dony dan Dede Dwiansyah Putra

Game Related Passing, Kontrol dan Passing Support


a). Variasi 1

Perlengkapan : Cones, Bola, Rompi, Gawang portable


Pelaksanaan :
 Bermain possession game, bermain dengan realistis
cetak gol, bermain dengan 2 -3 sentuhan bola, semua
terlibat.
 Sebagai variasi bisa ditambahkan dengan 1 pemain
netral untuk membantu pemain yang menguasai bola.
 Selalu lakukan pembenaran.
Tujuan :
 Melatih pemain melakukan passing dengan akurasi dan
bobot yang baik serta melatih pemain memberikan
dukungan terhadap rekannya (support) dan kontrol siap
pakai.
Coaching Point :

85 – Berlatih Sepakbola
Ardo Okilanda, Rahmad Pria Dony dan Dede Dwiansyah Putra

 Konsentrasi, akurasi passing, bobot passing,passing


tegas, Bola datar menyusur tanah, reaksi, komunikasi,
support, kontrol siap pakai, tekan bola menjauh dari
lawan, Spread out manfaatkan lebar lapangan,
Awareness (tanggap & waspada).
b). Variasi 2

Perlengkapan : Cones, Bola, Rompi


Pelaksanaan :
 Bagi kedua tim pasangan lawan mereka masing -
masing ( A merah vs A putih, B merah vs B Putih, dst ).
 Bermain possession game dengan tujuan menguasai bola
selama mungkin, apabila pemain A merah membawa
bola maka yang boleh merebut bola tersebut hanya
pemain A putih pemain tim putih yang lain tidak boleh
merebut bola tersebut mereka hanya berusaha
menutup pergerakan dari rekan pemain tim merah
sesuai dengan pasangan lawan nya masing - masing,
dan sementara tim merah yang lain B, C, D dan E
berusaha melepaskan diri dari penjagaan pemain putih

Berlatih Sepakbola - 86
Ardo Okilanda, Rahmad Pria Dony dan Dede Dwiansyah Putra

dan memberikan support kepada rekan tim yang


membawa bola.
 Selalu lakukan pembenaran.
Tujuan :
 Melatih pemain melakukan support dengan mencari
ruang kosong dan melakukan pergerakan tanpa bola.
Coaching Point :
 Konsentrasi, akurasi passing, bobot passing,passing
tegas, Bola datar menyusur tanah, reaksi, komunikasi,
support. Spread out manfaatkan lebar lapangan,
Awareness (tanggap & waspada).
c). Variasi 3 (possession game life kinetik)

Perlengkapan : Cones, Bola, Rompi


Pelaksanaan :
 Kedua tim bermain di dua lapangan berukuran 20 m x
20 m, tiap tim menguasai 1 bola, sewaktu berjalan nya
penguasaan bola dari masing - masing tim instruksikan
1 - 2 pemain masuk ke kotak ball possesion lawan
dengan tujuan merebut bola, misalnya : 1 pemain tim
merah masuk ke daerah ball possession tim putih untuk
merebut bola, di saat yang bersamaan mungkin tim
putih merasa aman dalam penguasaan bola sehingga
mereka akan melakukan penyerangan balik dengan
mengutuskan 2 pemain langsung masuk ke daerah ball
possession tim merah untuk merebut bola, dan disini
87 – Berlatih Sepakbola
Ardo Okilanda, Rahmad Pria Dony dan Dede Dwiansyah Putra

kejelian dari pemain merah yang berusaha merebut


bola dari tim putih tadi akan terlihat, ada dua pilihan,
tetap merebut bola atau kembali ke daerah ball
possession sendiri membantu tim mengamankan
penguasaan bola.
Tujuan :
 Melatih pemain melakukan support sekaligus melatih
kemampuan berfikir dan kemampuan teknis secara
bersamaan.
Coaching Point :
 Konsentrasi, akurasi passing, bobot passing, reaksi,
komunikasi, support. Spread out, komunikasi, timing
(kapan harus merebut bola, kapan harus melindungi
bola), Awareness (tanggap & waspada).
3). Ball Feeling
a). Variasi 1

Perlengkapan : Cones, Bola


Pelaksanaan :
 Berdiri di tempat melakukan pergerakan kaki disekitar
bola, dorong sedikit bola menggunakan sol sepatu dan
tahan, tarik bola menggunakan sol sepatu dan tahan

Berlatih Sepakbola - 88
Ardo Okilanda, Rahmad Pria Dony dan Dede Dwiansyah Putra

menggunakan punggung kaki. Pantul - pantulkan bola


dengan menggunakan kaki bagian dalam.
 Dalam posisi tetap di tempat.
Tujuan :
 Melatih pemain berperasaan dengan bola.
Coaching Point :
 Konsentrasi, badan rileks, sentuhan ke bola sebanyak
mungkin, bola tetap dalam penguasaan, head up.
b). Variasi 2

Perlengkapan : Cones, Bola


Pelaksanaan :
 Bola digulir - gulirkan diantara dua kaki gunakan sol
sepatu, bergerak maju dan mundur, dilakukan secara
bersamaan.
 Lakukan sama seperti yang tadi, tetapi bergerak maju
dan mundur dengan memantulkan bola di kedua kaki
dengan menggunakan kaki bagian dalam.
Tujuan :
 Melatih pemain berperasaan dengan bola.
Coaching Point :
 Konsentrasi, badan rileks, sentuhan ke bola sebanyak
mungkin, bola tetap dalam penguasaan, head up.

89 – Berlatih Sepakbola
Ardo Okilanda, Rahmad Pria Dony dan Dede Dwiansyah Putra

Game Related Ball Feeling

Perlengkapan : Cones, Bola, Rompi


Pelaksanaan :
 Pemain yang memegang bola melakukan gerakan ball
feeling lalu pemain yang tidak memegang bola
berusaha mengganggu/ merebut bola tersebut, pemain
yang memegang bola burusaha melindungi bola
tersebut dari gangguan.
Tujuan :
 Melatih kepekaan seorang pemain terhadap bola dan
sekaligus melindungi bola dari pemain lawan
Coaching Point :
 Konsentrasi, badan rileks, sentuhan ke bola sebanyak
mungkin, bola tetap dalam penguasaan, head up.

Berlatih Sepakbola - 90
Ardo Okilanda, Rahmad Pria Dony dan Dede Dwiansyah Putra

4). Dribbling

a). Variasi 1

Perlengkapan : Cones, Bola


Pelaksanaan :
 Melakukan dribbling dengan punggung kaki.
Tujuan :
 Melatih meningkatkan kemampuan dribbling pemain
Coaching Point :
 Konsentrasi, sentuhan ke bola sebanyak mungkin,
dribbling mengunakan punggung kaki, bola tetap
dalam penguasaan, badan rileks, head up.

91 – Berlatih Sepakbola
Ardo Okilanda, Rahmad Pria Dony dan Dede Dwiansyah Putra

b). Variasi 2

Perlengkapan : Cones, Bola


Pelaksanaan :
 Pemain melakukan dribbling dari cones A ke cones B
dengan menggunakan punggung kaki dan melewati
cones yang ada ditengah.
 Sebagai variasi gunakan kedua kaki sewaktu meleawati
cones yang ditengah, dalam artian dribbling juga
dilakukan dengan kaki bagian dalam
Tujuan :
 Melatih meningkatkan kemampuan dribbling pemain
Coaching Point :
 Konsentrasi, sentuhan ke bola sebanyak mungkin,
dribbling mengunakan punggung kaki dan kaki bagian
dalam, bola tetap dalam penguasaan, badan rileks, head
up.

Berlatih Sepakbola - 92
Ardo Okilanda, Rahmad Pria Dony dan Dede Dwiansyah Putra

c). Variasi 3 (speed dribbling)

Perlengkapan : Cones, Bola


Pelaksanaan :
 Pemain melakukan dribbling speed mengelilingi cones.
Tujuan :
 Melatih meningkatkan kemampuan dribbling pemain
Coaching Point :
 Konsentrasi, sentuhan ke bola sebanyak mungkin,
dribbling mengunakan punggung kaki, bola tetap
dalam penguasaan, head up.
d). Variasi 4

Perlengkapan : Cones, Cones kerucut, Bola


Pelaksanaan :

93 – Berlatih Sepakbola
Ardo Okilanda, Rahmad Pria Dony dan Dede Dwiansyah Putra

 Dribble bola dari A ke B dengan kecepatan tinggi lalu


balik lagi ke A ( C ke B kembali ke C, demikian juga
barisan yang lain melakukan hal yang sama ),
Anjurkan pemain berputar dengan bola menggunakan
cara – cara yang berbeda ( menggunakan
menggunakan kaki luar, dalam, tarik ke belakang dan
lain - lain ).
 Sebagai variasi instruksikan pemain melakukan penuh
ke kanan ( A ke B ke C ke B ke D ke B dan kembali lagi
ke A ). Demikian barisan yang lain melakukan hal yang
sama.
Tujuan :
 Melatih meningkatkan kemampuan dribbling pemain
Coaching Point :
 Konsentrasi, sentuhan ke bola sebanyak mungkin,
dribbling mengunakan punggung kaki, bola tetap
dalam penguasaan, head up.
e). Variasi 5 (dribbling feinting)

Perlengkapan : Cones, Bola


Pelaksanaan :

Berlatih Sepakbola - 94
Ardo Okilanda, Rahmad Pria Dony dan Dede Dwiansyah Putra

 Pemain melakukan dribble secara bersamaan, saat


saling berdekatan pemain melakukan feinting.
 Feinting dilakukan dengan kaki bagian dalam dan kaki
bagian luar.
Tujuan :
 Melatih meningkatkan kemampuan dribbling dan
feinting.
Coaching Point :
 Konsentrasi, awareness (tanggap & waspada), bola
dalam penguasaan, feinting dengan kecepatan, head up.
Game Related Dribbling

Perlengkapan : Cones, Rompi, Bola


Pelaksanaan :
 Bermain 4 vs 4.
 Buatlah 4 gawang kecil dari cones.
 4 pemain yang membawa bola berusaha mencetak gol
sebanyak mungkin dengan cara mendribble bola
melewati gawang - gawang kecil yang ada, apabila bola
direbut oleh pemain yang tidak memegang bola maka
pemain tersebut bergantian menjadi pemain bertahan.
Tujuan :
 Melatih meningkatkan kemampuan dribbling pemain
95 – Berlatih Sepakbola
Ardo Okilanda, Rahmad Pria Dony dan Dede Dwiansyah Putra

Coaching Point :
 Konsentrasi, sentuhan ke bola sebanyak mungkin,
dribbling mengunakan punggung kaki, bola tetap
dalam penguasaan, awareness, feinting, head up.
4). Long Passing

a). Variasi 1

Perlengkapan : Cones, Bola


Pelaksanaan :
 Pemain melakukan long passing saling berhadapan,
perkenaan bola dengan punggung kaki dengan posisi
kaki tumpu tepat di samping bola dan badan
dicondongkan ke belakang.
Tujuan :
 Melatih pemain meningkatkan kemampuan long
passing dan akurasinya.
Coaching Point :
 Akurasi, bola melambung tidak keriting (bola tidak
berputar ketika melambung), posisi tubuh condong
kebelakang, kaki tumpu di samping bola sedikit di
tekuk, pandangan ke arah datangnya bola.

Berlatih Sepakbola - 96
Ardo Okilanda, Rahmad Pria Dony dan Dede Dwiansyah Putra

Game Related Long Passing

Perlengkapan : Cones, Rompi, Bola


Pelaksanaan :
 Bermain di setengah lapangan sepakbola dengan 2
buah gawang, bagi tiap pinggir lapangan selebar 5
meter sebagai area untuk melakukan long passing.
 Pemain bermain 6 merah vs 6 hitam dengan 2 pemain
hijau sebagai pemain netral yang berada di area long
passing, bermain realistis dan mencetak gol, syarat
untuk mencetak gol harus menerima umpan long pass
terlebih dahulu dari pemain netral yang berada di area
long passing.
 Pemain yang berada di long pass area tidak boleh di
ganggu ketika sedang membawa bola.
 Beri kesempatan kepada semua pemain sebagai pemain
netral yang melakukan long passing.
Tujuan :
 Melatih bermain dengan long passing dengan
memanfaatkan area pinggir lapangan.

97 – Berlatih Sepakbola
Ardo Okilanda, Rahmad Pria Dony dan Dede Dwiansyah Putra

Coaching Point :
 Akurasi, bola melambung tidak keriting (bola tidak
berputar ketika melambung), posisi tubuh condong
kebelakang, kaki tumpu di samping bola sedikit di
tekuk, head up.
5). Shooting
a). Variasi 1

Perlengkapan : Bola
Pelaksanaan :
 Pemain A yang akan melakukan shooting melakukan
passing kepada pemain B, pemain B memberikan bola
ke tengah, pemain A menyambut bola tersebut dan
langsung melakukan shooting, pemain A bergantian
mengganti posisi pemain B, begitu seterusnya.
Tujuan :
 Melatih pemain melakukan Shooting dengan punggung
kaki.
Coaching Point :
Berlatih Sepakbola - 98
Ardo Okilanda, Rahmad Pria Dony dan Dede Dwiansyah Putra

 Konsentrasi, kaki tumpu disamping bola sedikit di


tekuk, posisi tubuh condong kedepan, perkenaan bola
dengan punggung kaki, engkel dikunci, akurasi
shooting.
b). Variasi 2

Perlengkapan : Cones, Bola


Pelaksanaan :
 Bagi pemain menjadi 2 kelompok, grid A dan B.
 Pemain yang berada di grid A melakukan dribble
melewati cones setelah itu melakukan dribble ke sisi
kanan luar cones kerucut dan melakukan shooting kaki
kanan. Begitupun pemain yang berada di grid B,
melakukan dribble ke sisi kiri luar cones kerucut dan
melakukan shooting kaki kiri.
Tujuan :

99 – Berlatih Sepakbola
Ardo Okilanda, Rahmad Pria Dony dan Dede Dwiansyah Putra


Melatih pemain melakukan Shooting dengan punggung
kaki kanan dan kiri.
Coaching Point :
Konsentrasi, kaki tumpu disamping bola sedikit di
tekuk, posisi tubuh condong kedepan, perkenaan bola
dengan punggung kaki, engkel dikunci, akurasi
shooting.
Game Related Shooting

Perlengkapan : Cones, Bola, gawang portable, rompi


Pelaksanaan :
 Bagi pemain menjadi 2 tim 6 vs 6 ( 1 kiper, 3 pemain
belakang, 2 pemain depan )
 Pemain belakang tidak boleh ke depan atau memasuki
kotak pertahanan lawan hanya boleh maju sebatas area
bebas begitupun sebaliknya.
 Pemain bermain cepat mencari peluang/ menciptakan
ruang untuk melakukan shooting kegawang lawan.

Berlatih Sepakbola - 100


Ardo Okilanda, Rahmad Pria Dony dan Dede Dwiansyah Putra

 Sebanyak mungkin lakukan shooting kegawang lawan.


Tujuan :
 Melatih pemain melakukan Shooting, mencari/
menciptakan ruang untuk melakukan shooting.
Coaching Point :
Konsentrasi, kaki tumpu disamping bola sedikit di
tekuk, posisi tubuh condong kedepan, perkenaan bola
dengan punggung kaki, engkel dikunci, akurasi
shooting, manfaatkan lebar lapangan.

101 – Berlatih Sepakbola


Ardo Okilanda, Rahmad Pria Dony dan Dede Dwiansyah Putra

BAB V Sistem Organisasi Pertandingan

A. Organisasi
Sepakbola sendiri tidak terlepas dari sebuah organisasi yang
menaungi dimana di ruang lingkup sepakbola itu sendiri
mulai dari bagian dunia sampai pada Indonesia, Organisasi ini
saling terhubung untuk banyak kepentingan didalamnya
termasuk pada penyelenggaraan sepakbola Piala Dunia.
A.1 FIFA (Federation International de Football Association)
Berdiri di Paris pada 21 Mei 1904, FIFA saat ini bermarkas di
Zurich Swiss. Sebagai pengelola peraturan umum sepakbola
dunia IFAB(International de Football Association Board). Terbaru
memutuskan bahwa kick off bisa dimulai dengan mengoper
bola ke belakang sesuai dengan efektifitas waktu dan
pertimbangannya. FIFA sendiri bertugas mengawasi,
mengontrol serta mengembangkan sepakbola dalam segala
sisinya. Termasuk pada pemberian penghargaan pemain
terbaik dunia dan ranking negara ataupun club. Wilayah
organisasi negara dibawah FIFA, sebagai berikut:
- AFC (Asia Football Cofederation) Wilayah Asia
- CAF (Confederation Africans de Football) wilayah benua
Afrika
- CONMEBOL atau CSF (Confederation Sudamericana de
Football) wilayah Amerika Selatan
- CONCACAF (Confederation Caribian Football) wilayah
Amerika Utara, Tengah dan Karibia
- OFC (Oceania Football Confederation) wilayah negara
Oceania yaitu Selandia Baru, Fiji, Tahiti berjumlah 11
anggota. Sebelumnya Australia sebagai pendiri namun saat
ini sudah masuk anggota AFC
- UEFA (Union of European Football Association) wilayah
negara eropa

Berlatih Sepakbola - 102


Ardo Okilanda, Rahmad Pria Dony dan Dede Dwiansyah Putra

A.2 AFC (Asian Football Confederation)


Konfederasi sepakbola Asia berjumlah 47 anggota termasuk
anggota baru Australia yang tergabung dalam AFC, Indonesia
juga menjadi bagian dari AFC. Hingga saat ini sepakbola Asia
juga menjadi pasar industry terbesar sepakbola dunia. Dimana
kerjasama yang sering kali dilakukan oleh club eropa di pra
musim adalah negara Asia. Terkhusus ke bagian Asia
Tenggara Sendiri Indonesia masuk Pada AFF (Asean Football
Federation). Meliputi negara Asia Tenggara yang berdiri pada
31 Januari 1984 bermarkas di Petaling, Malaysia.
A.3 PSSI (Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia)
Berdiri pada 19 April 1930 oleh ketua umum pertama Soeratin
Sosrosoegondo di Yogyakarta. Berdiri di zaman Belanda
sebagai bentuk perjuangan penyemangat para pemuda.
Inspirasi yang didapat dari perjuangan sumpah pemuda 28
Oktober mewadahi pemuda yang hobi dengan sepakbola,
Soeratin melihat sepakbola sebagai wahana terbaik menyemai
nasionalisme. Diawali pertemuan tokoh-tokoh sepakbola di
Solo, Yogyakarta dan Bandung. (pssi.org)
B. Sistem Pertandingan
Dalam sebuah pelaksanaan pertandingan di sepakbola, ada 2
jenis peraturan pertandingan : 1. Peraturan Umum 2.
Peraturan Khusus. Peraturan Umum adalah peraturan yang
mengikuti pada peraturan yang telah disahkan dari induk
cabang olahraga sepakbola dalam hal ini FIFA, pertaturan
umum ini meliputi pelaksanaan pertandingan pada umumnya
offside,handsball dan aturan yang sudah baku dalam
sepakbola. Peraturan Khusus adalah peraturan yang dirancang
sesuai dengan kebutuhan penyelenggara pertandingan
misalnya tuan rumah otomatis lolos pada babak utama.
Dalam sebuah sistem pertandingan ada beberapa sistem
pertandingan yaitu:
- Tournament System (Sistem Gugur)
- Round Robin Competition System (Sistem Kompetisi)

103 – Berlatih Sepakbola


Ardo Okilanda, Rahmad Pria Dony dan Dede Dwiansyah Putra

- Mixed System (Sistem kompetisi dan Sistem Gugur)


- Trofeo System (Sistem trofeo tim)
B.1 Sistem Gugur (Tournament System)
Sistem gugur adalah sistem pertandingan yang dibuat dengan
menghasilkan satu pemenang dan satu tim yang kalah tidak
berhak melaju ke babak selanjutnya.
Dalam sebuah kegiatan pertandingan sepakbola terutama
pada liga amatir sering sekali sistem gugur dilaksanakan, ada
2 cara sistem gugur yang biasa dilaksanakan.1. Sistem gugur
langsung dalam satu pertandingan, 2. Sistem gugur dengan
dua pertandingan home/away.
B.1.1 Sistem gugur langsung
Rumus Jumlah Pertandingan:
JP= n-1
Jika jumlah tim yang ikut serta dalam pertandingan 8 tim,
maka jumlah seluruh pertandinga adalah 8 – 1 = 7
Pertandingan dengan peringkat 3 bersama. Namun jika ada
perebutan peringkat ke 3 maka ditambah 1 menjadi 8
pertandingan keseluruhan. Manusia dan Olahraga (Lutan dkk,
1997)
Bagan Pertandingan :
Ada 7 Pertandingan seperti
terlihat disamping, dimana tim
yang bertanding pendahuluan
pada nomor urut pertandingan
1.

Gambar. Bagan 8 tim sistem gugur

Berlatih Sepakbola - 104


Ardo Okilanda, Rahmad Pria Dony dan Dede Dwiansyah Putra

B.1.2 Sistem Gugur home/away


Rumus Jumlah Pertandingan :
JP= 2(n-1)
Jika jumlah tim yang ikut serta dalam pertandingan 8 tim,
maka jumlah seluruh pertandinga adalah 2(8 – 1) = 2 x 7 = 14
Pertandingan dengan peringkat 3 bersama. Namun jika ada
perebutan peringkat ke 3 maka ditambah 2 menjadi 16
pertandingan Manusia dan Olahraga (Lutan dkk, 1997)
Bagan Pertandingan :
Masing-masing
melaksanakan 2
pertemuan PERSIJA VS
PERSIB 2 pertandingan
Ada 14 Pertandingan
keseluruhan. seperti
terlihat disamping,
dimana tim yang
bertanding
pendahuluan pada
urutan kiri atas.

Gambar. Bagan 8 tim sistem gugur


Menyusun jadwal pertandingan pada sistem Gugur sebagai
berikut:

Gambar Jadwal satu Pertandingan Sistem Gugur


Jika dilaksanakan pada pertandingan away maka jadwal
sebagai berikut:

105 – Berlatih Sepakbola


Ardo Okilanda, Rahmad Pria Dony dan Dede Dwiansyah Putra

Gambar Jadwal dua Pertandingan Sistem Gugur


Pada gambar dua pertandingan sistem gugur jelas ketika di
petemuan pertama persija sebagai tuan rumah maka di
pertandingan kedua persib yang menjadi tuan rumah.
Pertandingan bisa dilaksanakan 1 minggu kemudian.

B.2 Sistem Kompetisi (Compettition System)


Sistem Kompetisi adalah sistem pertandingan yang dibuat
dengan mempertemukan semua tim yang saling bertanding
dengan pengumpulan poin untuk menjadi pemenang. Dalam
sebuah pertandingan sepakbola terutama pada Profesional
sering sekali sistem kompetisi digunakan, ada 2 cara sistem
kompetisi yang biasa dilaksanakan.1. Sistem kompetisi penuh
dengan 2 kali pertemuan home / away, 2. Sistem setengah
kompetisi dengan satu kali pertemuan.
B.2.1. Sistem Kompetisi Penuh
Rumus jumlah Pertandingan
JP=N(n-1)
Jika jumlah tim yang ikut serta dalam pertandingan 6 tim,
maka jumlah seluruh pertandinga adalah 6(6 – 1) = 6 x 5 = 30
pertandingan. Manusia dan Olahraga (Lutan dkk, 1997)
Cara menyusun pertandingan di sistem kompetisi

Berlatih Sepakbola - 106


Ardo Okilanda, Rahmad Pria Dony dan Dede Dwiansyah Putra

Gambar Jadwal pertandingan kompetisi penuh


B.2.2. Sistem Setengah Kompetisi
Rumus jumlah Pertandingan
JP=N(n-1)/2
Jika jumlah tim yang ikut serta dalam pertandingan 6 tim,
maka jumlah seluruh pertandinga adalah 6(6 – 1)/2 = 6 x 5/2 =
30/2 =15 pertandingan. Manusia dan Olahraga (Lutan dkk,
1997)
Cara menyusun pertandingan :

Gambar Jadwal setengah Kompetisi


B.2.3 Peraturan Kompetisi dan Setengah Kompetisi
Pertandingan pada sepakbola dengan sistem kompetisi dan
setengah kompetisi memiliki jika tim menang mendapatkan 3
poin jika seri mendapatkan 1 poin dan tim kalah tidak
mendapatkan poin atau 0 poin. Disini tersusun jadwal
pertandingan dan tabel peringkat/klasmeen pertandingan

107 – Berlatih Sepakbola


Ardo Okilanda, Rahmad Pria Dony dan Dede Dwiansyah Putra

pada kompetisi penuh. Menyusun jadwal pertandingan


kompetisi sebagai berikut :

Gambar Jadwal Pertandingan Setiap Pekan


Pertandingan dilaksanakan secara bersamaan bisa di hari yang
sama ataupun minggu yang sama agar secara bersamaan
jumlah pertandingan yang dimainkan sama. Dalam
penyusunan di tabel peringkat/klasemen hasil
pertandingannya nanti mendapatkat jumlah bermain yang
sama,maka jelas akan menjadi acuan di dalam peringkat
masing-masing tim.
Penyajian jadwal pertandingan dilakukan di media elektronik :

Gambar Desain Iklan pertandingan pekan 1


Memasukkan hasil pertandingan dalam sebuah tabel
peringkat/klasemen, cara ini yang kita bisa lakukan untuk
menulis pada hasil tabel peringkat/klasemen sementara.
Berikut hasil pertandingan pekan 1 ( TIM A 3-2 TIM B, TIM C
3-3 TIM D, TIM E 1-0 TIM F).

Berlatih Sepakbola - 108


Ardo Okilanda, Rahmad Pria Dony dan Dede Dwiansyah Putra

Gambar Hasil Pertandingan dalam tabel


Pengisian tabel hasil pertandingan perlu dibuat untuk
memudahkan membaca data sebagai sajian yang harus
dimengerti pembaca. Cara membaca data diatas bahwa tim
yang berada dibarisan paling atas sesuai jadwal pertandingan
maka menjadi tim tuan rumah atau home sebagai contoh diatas
TIM A 3-2 TIM B, dilihat pada bagian atas TIM A paling kiri
dilihat lawannya TIM B.Maka diisi pada kolom antara TIM A
dan TIM B. Begitu juga seterusnya pada TIM C 3-3 TIM D,
dilihat pada TIM tuan rumah/home TIM C berhadapan dengan
TIM D lihat kiri sebagai lawan. Maka diisi diantara keduanya
skor 3-3. Selanjutnya pada TIM E 1-0 TIM F, dilihat TIM tuan
rumah/home bagian atas TIM E lawannya TIM F dibagian kiri.
Maka diantara keduanya diisi skor 1-0.
Setelah hasil ini didapat maka dimasukkan kedalam tabel hasil
pertandingan/klasemen pada pekan 1, sebagai berikut:

Gambar tabel hasil pertandingan/ klasemen


Hasil pertandingan di pekan ke 1 bersifat sementara jadi
oenghitungan dianjurkan dengan sistem teli,agar bisa terus
dituliskan dalam tabel dan memudahkan penyajian.Sebaliknya
jika sudah menggunakan teknologi maka bisa dituliskan
109 – Berlatih Sepakbola
Ardo Okilanda, Rahmad Pria Dony dan Dede Dwiansyah Putra

dengan bilangan biasa. Berbagai cara bisa disajikan ketika poin


sudah dimasukkan termasuk pada contoh berikut:

Gambar Contoh Desain Tampilan Tabel Peringkat/Klasemen

B.3. Sistem Campuran (Mixed System)


Dalam ajang besar dan bergengsi sepakbola antar negara sistem
campuran banyak sekali digunakan seperti: PIALA
DUNIA,PIALA UEFA, PIALA AFC, LIGA CHAMPION,
PIALA AFF dan di liga Indonesia juga sebelumnya
menggunakan sistem campuran dengan membagi dua wilayah
Barat dan Timur. Sehingga akhirnya di Final mempertemukan
dua wakil dari wilayah Barat dan Timur. Sistem ini digunakan
dengan mempertimbangkan waktu dan Jarak antar wilayah
dalam berkompetisi. Sistem ini didahului dengan kompetisi
penuh ataupun setengah kompetisi sesuai dengan peraturan
khusus dari penyelenggara kompetisi. Didalam kompetisi ini
dibuat beberapa grup yang nantinya pemenang ataupun
peringkat kedua berhak maju kedalam sistem selanjutnya
dengan sistem gugur, sesuai dengan peraturan khusus apakah
masuk pada babak 8 besar atau semifinal hingga final.
B.3.1 Merancang pertandingan dengan sistem campuran/mixed
competition.
Diawali dengan sistem setengah kompetisi dengan 8 tim
bertanding dibagi ke dalam 2 grup sehingga masing-masing
grup berisi 4 tim

Berlatih Sepakbola - 110


Ardo Okilanda, Rahmad Pria Dony dan Dede Dwiansyah Putra

GRUP A : FKIP(Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan,


FT(Fakultas Teknik), FP (Fakultas Pertanian), FE(Fakultas
Ekonomi)
GRUP B : FIS (Fakultas Ilmu Sosial), FIP (Fakultas Ilmu Politik),
FH (Fakultas Hukum), FTI (Fakultas Teknik Informatika)
Menghitung jumlah pertandingan, dengan setengah kompetisi
berarti menggunakan rumus N(n-1)/2 namun jika
menggunakan sistem kompetisi penuh maka menggunakan
rumus N(n-1). Jadi jumlah pertandingan 2 grup dengan 4 tim
masing-masing grup adalah N(n-1)/2 = 4 (4-1) / 2 = 4(3)/2 =
12/2 = 6 pertandingan pada grup A dan begitu juga grup B
dengan jumlah Tim yang sama 4 maka akan didapatkan 6
pertandingan sehingga fase grup setengah kompetisi didapat
12 pertandingan.

Gambar Jadwal Pertandingan Grup A


Keterangan :
A.FKIP(Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan,
B.FT(Fakultas Teknik),
C. FP (Fakultas Pertanian),
D.FE(Fakultas Ekonomi)

Gambar Jadwal Pertandingan Grup B

111 – Berlatih Sepakbola


Ardo Okilanda, Rahmad Pria Dony dan Dede Dwiansyah Putra

Keterangan
E.FIS (Fakultas Ilmu Sosial),
F.FIP (Fakultas Ilmu Politik),
G.FH (Fakultas Hukum),
H.FTI (Fakultas Teknik Informatika)

Selanjutnya 2 tim amsing-masing grup masuk ke fase sistem


gugur:

Gambar fase semifinal sistem gugur


Jumlah pertandingan n-1 = 4 -1 = 3 pertandingan. Jika ada
perebutan peringkat ke 3 maka ada 4 pertandingan.
B.3.2. Sistem Campuran Liga Champion Eropa
Sebagai bentuk contoh kita mengacu kepada sistem liga
champion eropa dengan peraturan khusus nya sebagai berikut:
Jumlah Tim 32, pada fase grup menggunakan sistem
home/away dibagi dalam 8 grup masing-masing grup berisi 4
Tim.
Jumlah pertandingan 1 grup = N(n-1) = 4 (4-1) = 4 x 3 = 12
Maka 12 x 8 jumlah grup = 96 pertandingan pada fase grup
kompetisi
Selanjutnya masuk pada sistem gugur, 2 tim dari tiap grup.
Juara grup dan peringkat kedua.
Jumlah tim ke fase selanjutnya 2 x 8 grup = 16 Tim. Memainkan
jumlah pertandingan sistem gugur home/away dengan jumlah

Berlatih Sepakbola - 112


Ardo Okilanda, Rahmad Pria Dony dan Dede Dwiansyah Putra

pertandingan = N-1 x 2 = 16-1 x 2 = 15 x 2 = 30 pertandingan,


karena di partai final tidak menggunakan sistem home/away
maka dikurangi 1 pertandingan menjadi 29. Jadi jumlah
seluruh pertandingan di liga champion Eropa menggunakan
format campuran adalah 96 + 29 =125 pertandingan.

B.4. Sistem Trofeo (Tiga Tim dalam 1 penyelenggaraan)

Pertama kali sistem trofeo dikenal di sepakbola Italia, arti dari


trofeo sendiri dalam bahasa Italia adalah ―piala‖ sedangkan tre
―tiga‖ dari pengertian ini dikenal dengan pertandingan tiga tim
dalam 1 penyelenggaraan dimana tim saling bertemu dengan 3
babak. Di sepakbola sendiri 1 babak 45 menit sehingga setiap
tim akan saling bertemu dalam 3 babak pertandingan.

B.4.2 Merancang Sistem Trofeo

Tiga tim yang bertanding dengan susunan jadwal pertandingan


seperti fase kompetisi dengan rumus N(N-1)/2, akan tetapi
peraturan dilakukan dengan pertandingan 1 babak dari setiap
tim yang bertemu.

Jadwal Pertandingan Trofeo Hasil Pertandingan Trofeo

Inter Milan vs Juventus Inter Milan (2) vs (0) Juventus

Juventus vs AC Milan Juventus (0) 5 vs 4 (0) AC Milan *pen

AC Milan vs Inter Milan AC Milan (0) vs (1) Inter Milan

B.4.2 Sistem Trofeo (Tiga Tim dalam 1 penyelenggaraan)

Dalam penghitungan skor ditentukan dalam sebuah


grup,sistem poin pada pelaksanaannya di sepakbola. Jika
menang maka poin yang didapatkan tim 3 poin jika kalah maka
0 poin, berbeda ketika menang dengan tendangan dari
pelaksanaan titik penalti setelah terjadi skor imbang maka
pemenang dari tendangan titik putih mendapat poin 2 dan
yang mengalami kekalahan mendapat poin 1.

113 – Berlatih Sepakbola


Ardo Okilanda, Rahmad Pria Dony dan Dede Dwiansyah Putra

Jumlah pertandingan sama dengan 3 pertandingan dengan 1


babak=45 menit.Jika pertandingan dalam 1 babak 45 menit
terjadi skor sama maka dilakukan tendangan dari titik putih
masing-masing 5 tendangan setiap tim.

Hasil Pertandingan dan poin

Tim Ma Mena Kal Memasu Kemasu Po Pering


in ng ah kkan kkan in kat
Inter 3 2 0 3 0 6 I
Milan
Juven 3 1 1 0 (5) 1 (4) 2 II
tus
AC 3 0 2 0 (4) 2 (5) 1 III
Milan
Hasil tendangan penalti diikuti dalam nilai poin,tidak ada hasil
seri dalam pertandingan trofeo karena dilanjutkan dengan
tendangan dari titik putih.

Berlatih Sepakbola - 114


Ardo Okilanda, Rahmad Pria Dony dan Dede Dwiansyah Putra

Daftar Putsaka

BAB I (Pelaez, 2011),(Peterson & Hicks, 1996),(Selker, 1994),(IFAB,


2018),BAB II (Pekik, 2002), (Sidik, 2010), (Harsono, 2015)
(Lumintuarso, 2013), BAB III, IV (Luxbacher, 2011),
(Scheunemann, 2012), (Scheunemann, 2005), (PSSI, 2017),
(Mackenzie, 2005), (Widiastuti, 2011),(Mielke, 2007), (Lutan, 1992),
(Suharno, 1993), (James, 2011), (Jowers et al., 2008), (Boutin et al.,
1990), (Gentner & Stevens, 2014), (Bangsbo & Mohr, 2012),
(Sucipto, 2000), (Suherman & Sulistyono, 2002),BAB V
(Firmansyah & Hariyanto, 2019), (Mahendra, 2005)
Bangsbo, J., & Mohr, M. (2012). Fitness testing in football.
Bangsbosport.
Boutin, R. D., Rab, G. T., & Abou Ghaida, H. I. (1990). Three-
dimensional kinematics and muscle length changes in bicyclists.
Journal of Biomechanics, 23(7), 722.
Firmansyah, G., & Hariyanto, D. (2019). Organisasi dan sistem
pertandingan olahraga. Malang: Media Nusa Creative.
Gentner, D., & Stevens, A. L. (2014). Mental models. Psychology
Press.
Harsono, H. (2015). Periodesasi Program Pelatihan (Cetakan Pe).
Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
IFAB. (2018). Laws of the Game 2018/19. The IFAB Zurich.
James, D. (2011). A dictionary of psychology. New York: Pengin
Books, t. th.
Jowers, E., Bartholomew, J., & Garza, R. (2008). Predictive Factors
and Methods of Assessing Physical Activity and Adiposity in Adults
Resource Guide.
Lumintuarso, R. (2013). Pembinaan multilateral bagi atlet pemula.
Universitas Negeri Yogyakarta.
Lutan, R. (1992). Manusia dan olahraga. Bandung. Diktat ITB Dan
FPOK/IKIP Bandung.
Luxbacher, J. A. (2011). Sepak Bola edisi kedua. Jakarta: PT
Rajagrafindo Persada.
115 – Berlatih Sepakbola
Ardo Okilanda, Rahmad Pria Dony dan Dede Dwiansyah Putra

Mackenzie, B. (2005). Tests. Brianmac-Sports Coach. Pridobljeno Iz


Http://Www. Brianmac. Co. Uk.
Mahendra, A. (2005). Membenahi Sistem Pembinaan Olahraga
Kita. Tersedia Secara Online Di: Http://File. Upi.
Edu/Direktori/FPOK/JUR. _PEND. _OLAHRAGA/196308241989031-
AGUS_MAHENDRA/Kumpulan_Artikel [Diakses Di Bandung,
Indonesia: 17 Maret 2016].
Mielke, D. (2007). Dasar-dasar sepakbola. Bandung: Pakar Raya, 20–
24.
Pekik, D. (2002). Dasar Kepelatihan. Yogyakarta: Fakultas Ilmu
Keolahragaan UNY.
Pelaez, S. (2011). The coach as a moral influence [PhD Thesis].
Concordia University.
Peterson, D. B., & Hicks, M. D. (1996). Leader as coach. Personnel
Decisions Inc Minneapolis, MN.
PSSI, H. P. U. (2017). Kurikulum Pembinaan Sepakbola Indonesia.
Jakarta: PSSI.
Scheunemann, T. (2005). Dasar sepakbola modern. Malang: Dioma.
Scheunemann, T. (2012). Kurikulum Sepak bola Indonesia Untuk
Usia Dini (U5-U12),(U13-U20) & Senior. Jakarta: PSSI.
Selker, T. (1994). Coach: A teaching agent that learns.
Communications of the ACM, 37(7), 92–99.
Sidik, D. Z. (2010). PRINSIP PRINSIP LATIHAN DALAM
OLAHRAGA PRESTASI. Online at https://penjasorkessman3.
files. wordpress. com.(Diakses 4/04/2015).
Sucipto, D. (2000). Sepakbola. Jakarta: Departemen Pendidikan
Nasional Dirjen Dikdasmen Bagian Proyek Penataran Guru SLTP
Setara D III.
Suharno, H. P. (1993). Metodologi Kepelatihan. Koni Pusat. Pusat
Pendidikan Dan Penataran, Jakarta.
Suherman, W. S., & Sulistyono, M. P. (2002). Manajemen olahraga.
Yogyakarta: Fakultas Ilmu Keolahragaan UNY.
Widiastuti, W., & Pd, M. (2011). Tes dan pengukuran olahraga.
Jakarta: PT. Bumi Timur Jaya.

Berlatih Sepakbola - 116


Ardo Okilanda, Rahmad Pria Dony dan Dede Dwiansyah Putra

117 – Berlatih Sepakbola

Anda mungkin juga menyukai