Anda di halaman 1dari 41

1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Olahraga mempunyai arti dan makna yang sangat penting dalam

kehidupan manusia. Olahraga merupakan sarana untuk menjaga kondisi

tubuh agar tetap prima dan sehat. Selain itu olahraga dapat membuat tubuh

tidak mudah terserang berbagai penyakit dan gangguan kesehatan lainnya.

Berolahraga dapat membentuk manusia sehat jasmani serta mempunyai

watak, kepribadian, disiplin, sportivitas yang akhirnya dapat membentuk

manusia yang berkualitas. Olahraga juga bertujuan untuk mencapai prestasi.

Banyak perlombaaan olahraga yang diadakan untuk mendapatkan prestasi

yang tinggi. Oleh karena itu aktivitas olahraga sangat penting dalam

kehidupan manusia.

Salah satu cabang olahraga adalah tenis. Tenis adalah olahraga jaring

dan raket yang dimainkan dua orang pemain (tunggal) satu dengan yang lain

berhadapan, atau empat orang pemain (ganda) yang bermain dua lawan dua

(Scharff, 1981:6). Tujuan permainan adalah memainkan bola dengan cara

tertentu sehingga pemain lawan tidak dapat mengembalikan bola tersebut.

Jenis lapangan yang dipakai seperti: lapangan rumput, tanah liat, aspal, beton,

kayu, lapangan dalam gedung (indoor), dan lapangan di luar gedung tanpa

atap (outdoor).

1
2

Hingga saat ini, tenis telah mencapai tahap perkembangan yang cukup

pesat dan mampu menarik perhatian orang. Hal ini terbukti dengan

bertambahnya jumlah lapangan, munculnya persatuan tenis, klub baru dan

sekolah tenis baik di kampung ataupun di kota besar. Selain itu, adanya

pertandingan tenis lapangan yang diadakan baik di tingkat kabupaten,

provinsi, nasional, maupun internasional. Tenis juga dapat dimainkan oleh

semua kalangan masyarakat mulai dari anak, remaja maupun dewasa. Tidak

ada batasan umur baik laki - laki maupun perempuan.

Untuk proses pembinaan dan pengembangan tenis lapangan, sarana

dan prasarana sangatlah diperlukan. Hal ini bisa dilaksanakan dengan

memberdayakan perkumpulan olahraga, menumbuh kembangkan sentra

pembinaan olahraga yang bersifat daerah bahkan nasional. Salah satu bentuk

pemberdayaan perkumpulan olahraga tersebut adalah PELTI yang berada di

Kota Sawahlunto, Provinsi Sumatera Barat. PELTI ini didirikan bertujuan

untuk mencapai prestasi atlet tenis yunior sampai senior ditingkat Provinsi

Sumatera Barat pada umumnya dan Kota Sawahlunto pada khususnya.

Untuk mempersiapkan atlet yang mumpuni, maka diperlukan suatu

program latihan. Program latihan yang sesuai dengan tujuan yang akan

dicapai melalui penerapan ilmu yang mendukung terwujudnya prestasi dalam

olahraga tenis lapangan. Sajoto (1988:15) mengemukakan bahwa

kelengkapan latihan yang perlu dimiliki apabila seseorang akan mencapai

suatu prestasi optimal adalah: 1). Pengembangan fisik, 2). Pengembangan

teknik, 3). Pengembangan mental, 4). Kematangan juara. Dalam olahraga


3

tenis lapangan, keberhasilan seorang petenis banyak ditentukan oleh dirinya

sendiri dalam berlatih, sebab tenis lapangan merupakan cabang olahraga yang

bersifat individu sehingga harus mempunyai rasa percaya diri yang tinggi.

Selain itu, untuk mampu bermain tenis lapangan dengan baik,

diperlukan kemampuan teknik pukulan yang menunjang permainan tenis

dengan baik. Teknik memukul bola dalam permainan tenis lapangan harus

dikuasai. Dengan menguasai keterampilan memukul bola yang baik maka

perkembangan penguasaan pukulan akan lebih baik dan benar. Menurut

Prasetio (1981:43) dikenal ada beberapa macam jenis pukulan yaitu:

forehand, backhand, serve, volley, smash, dropshot dan lob. Dari ketujuh

pukulan tersebut diatas, terdapat empat jenis pukulan dasar yang menurut

Schraff (1981:24) mengatakan bahwa “kegembiraan bermain tenis tergantung

langsung pada usaha anda untuk mempelajari empat jenis pukulan dasar

yaitu: serve, forehand drive, backhand drive dan volley.

Salah satu dari keempat jenis pukulan dasar tersebut diatas yaitu

pukulan volley sangatlah penting untuk dikuasai, sebab menurut Brown

(1998:69) ada dua kondisi yang menyebabkan dilakukannya pukulan volley,

yaitu: 1) Ketika anda harus maju kedepan net untuk mengembalikan pukulan

dan tidak memiliki kesempatan untuk pukulan berikutnya, 2) Ketika anda

bermain dengan agresif dan bernafsu untuk mengakhiri sebuah point dengan

memukul bola jauh dari jangkauan lawan anda dari posisi menyerang di

depan net. Pukulan volley adalah salah satu pukulan yang sangat penting

dalam bermain tenis terutama dalam mematikan bola sebanyak mungkin di


4

daerah lawan. Pada umumnya pemain sering melakukan kesalahan pada saat

melakukan pukulan volley. Terjadinya kesalahan tersebut dikarenakan

ayunan raket terlalu panjang kebelakang. Dalam melakukan pukulan volley

yang seharusnya dilakukan yaitu dengan menarik raket tidak terlalu jauh

panjang ke belakang. Oleh karena itu, untuk mampu melakukan pukulan

volley perlu adanya penguasaan teknik yang benar.

Selain teknik, juga diperlukan kualitas pukulan dengan tingkat

kecepatan, kekuatan dan akurasi pukulan yang tinggi. Permainan tenis sangat

dominan menggunakan kekuatan, kelentukan, kecepatan, ketepatan,

kelincahan dan koordinasi yang bagus. Koordinasi mata tangan punya peran

penting terhadap konsistensi pukulan volley forehand dalam bermain tenis.

Jika seseorang memiliki koordinasi mata tangan yang baik, maka seseorang

tersebut akan mampu melalui beberapa faktor kesulitan sehingga mampu

menemukan saat yang tepat untuk dapat memukul bola dengan benar, begitu

juga dalam memperhitungkan jarak pada saat memukul bola, dan kecermatan

seseorang dalam memperhitungkan arah bola yang akan dipukul untuk

mencari ruang lawan yang kosong agar sesuai dengan arah yang diinginkan,

serta memperhatikan pukulan bola agar tepat dan terarah pada tempat yang

dituju.

Selain koordinasi mata tangan, kelincahan juga punya peran penting.

Hal ini dikarenakan bahwa kelincahan dalam tenis lapangan berarti

kemampuan seorang pemain tenis dalam mengoordinasikan gerakan yang

kompleks dalam mengubah posisi badan dan arah secepat mungkin sesuai
5

dengan yang dikehendaki. Sehingga gerakannya dapat dilakukan secara

efektif dan efisien. Seseorang yang memiliki kualitas pukulan dengan tingkat

kecepatan, kekuatan dan akurasi pukulan yang tinggi berarti memiliki tingkat

koordinasi mata tangan yang baik dan kelincahan yang sangat bagus disaat

berlari mengejar bola lalu berhenti untuk memukul bola.

Berikut catatan singkat hasil prestasi atlet tenis kota sawahlunto, pada

Kejuaraan Nasional (Kejurnas) yunior atau Kelompok Umur (KU) di

Kabupaten Solok yang digelar tanggal 3 hingga 7 April 2019. Prestasi yang

diraih petenis binaan pelatih Hendra Cipta dan Frengki Oktori itu adalah

petenis putra Prince Axel yang meraih juara II KU-10, petenis putri Andifa

Rahma Julia juara III KU-12 dan ganda putri Sondang Pahmadika Simamora

dengan Kalisa Demiltri Faiza juara III KU-10 . Pada kejuaraan Porprov

Dharmasraya tahun 2014, berhasil mendapatkan medali

perunggu.

Berdasarkan kenyataan di lapangan, sewaktu latihan atlet sering

melakukan kesalahan dalam mengarahkan bola ke sasaran yang telah di

tetapkan oleh pelatih. Saat bertanding hasil pukulan volley yang di hasilkan

mudah di terima oleh lawan dan atlet sering kali tidak dapat mengembalikan

bola dengan pukulan volley, karena pukulan lawan yang susah di terima dan

mengarah ke badan atlet.

Dengan melihat begitu pentingnya koordinasi mata tangan dan

kelincahan dalam memukul bola terutama pukulan volley forehand, maka


6

peneliti akan melakukan penelitian yang berjudul hubungan antara koordinasi

mata tangan dan kelincahan terhadap pukulan volley forehand atlet tenis

PELTI Kota Sawahlunto.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas dapat

diidentifikasikan permasalahan sebagai berikut:

1. Masih ada atlet yang mengayunkan raket terlalu panjang kebelakang saat

melakukan pukulan volley.

2. Masih ada atlet yang ridak menguasai teknik pukulan volley forehand yang

benar.

3. Masih ada atlet yang tidak dapat mengarahkan bola ke sasaran yang telah

ditentukan.

4. Masih ada atlet yang tidak dapat mengembalikan bola yang susah di terima

dan mengarah ke badan.

5. Hasil pukulan volley forehand atlet tenis PELTI Kota Sawahlunto mudah

di terima oleh lawan.

6. Kurang maksimalnya kualitas pukulan dan akurasi dari atlet terhadap

pukulan volley forehand.

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah di atas, serta

adanya keterbatasan waktu, biaya, tenaga, dan kemampuan peneliti, maka di

dalam penelitian ini perlu kiranya diberikan pembatasan masalah.


7

Permasalahan dalam penelitian ini dibatasi pada variabel koordinasi mata

tangan dan kelincahan sebagai variabel bebas dan pukulan volley forehand

atlet tenis PELTI Kota Sawahlunto sebagai variabel terikat.

D. Rumusan Masalah

Dengan mempertimbangkan beberapa hal yang telah dikemukakan

dalam latar belakang, identifikasi masalah dan pembatasan masalah di atas,

maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut:

1. Apakah ada hubungan antara koordinasi mata tangan terhadap pukulan

volley forehand atlet Tenis PELTI Kota Sawahlunto?

2. Apakah ada hubungan antara kelincahan terhadap pukulan volley forehand

atlet Tenis PELTI Kota Sawahlunto?

3. Apakah ada hubungan antara koordinasi mata tangan dan kelincahan

terhadap pukulan volley forehand atlet Tenis PELTI Kota Sawahlunto?

E. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan masalah yang dirumuskan, maka penelitian ini bertujuan

untuk mengetahui:

1. Hubungan antara koordinasi mata tangan terhadap pukulan volley

forehand atlet Tenis PELTI Kota Sawahlunto.

2. Hubungan antara kelincahan terhadap pukulan volley forehand atlet Tenis

PELTI Kota Sawahlunto.

3. Hubungan antara koordinasi mata tangan dan kelincahan terhadap

pukulan volley forehand atlet Tenis PELTI Kota Sawahlunto.


8

F. Kegunaan Penelitian

1. Sebagai salah satu persyaratan bagi penulis dalam memperoleh gelar

sarjana Strata Satu (S1).

2. Sebagai tambahan bagi pengurus dan pelatih dalam pembinaan olah raga

khususnya tenis lapangan.

3. Bagi penulis sebagai pengembangan ilmu, wawasan, dan pengalaman

dalam penelitian khususnya tenis lapangan.

4. Bagi perpustakaan, sebagai referensi tambahan di perpustakaan Fakultas

Ilmu Keolahragaan (FIK) dan Universitas Negeri Padang (UNP).


9

BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Deskripsi Teori

1. Hakekat Volley

Istilah volley berasal dari bahasa Inggris yang berarti memukul bola

sebelum jatuh ke tanah atau bola di pukul langsung sebelum sempat

menyentu lapangan permainan sendiri untuk di kembalikan kelapangan

lawan. Irawadi (2009:49) menggunakan volley adalah “pukulan yang

dilakukan langsung sebelum bola jatuh di lapangan terlebih dahulu”. Dari

pendapat di atas, jelas bahwa volley bukan merupakan groundstroke akan

tetapi adalah pukulan langsung sebelum bola menyentuh lapangan

permainan.

Dalam posisi siap untuk melakukan volley , maka yang harus

diingat adalah membiasakan mata selalu mengawasi bola dan melihat

gerakan raket lawan untuk mengetahui arah dan kecepatan pukulan lawan.

Pada waktu bola dipukul oleh lawan, tarik raket anda ke arah mana bola

diarahkan dan saat melakukan pukulan volley, menarik raket sejajar

dengan posisi bahu, untuk posisi siap (Ready position). Dalam volley,

raket pada umumnya tidak di ayun seperti dalam groundstroke, tetapi di

blok. Melakukan volley membutuhkan waktu yang cepat sehingga gerakan

backswing relaitve tidak ada kalaupun ada itu hanya sedikit. Hal senada

8
10

juga di jelaskan oleh Lardner (1994:76) mengemukakan “volley tidak

dipukul memakai stroke melainkan dihantamkan (punchead). Ini bisa

disamakan dengan pukulan jab seorang petinju, dan bukan swing yang di

ayunkan memutar.” Kemudian Leary (1993:54) menjelaskan. “pukulan

volley berlainan dengan groundstroke, pukulan volley praktis tidak ada

backswing.”

Berhubung pukulan volley tidak menggunakan backswing,

melainkan mentransfer tenaga dengan melangkah ke depan untuk

menimbulkan tenaga pukul pada pukulan volley dan melakukan impact

point kalau perkenaan di depan badan pada posisi ideal. Tidak terlalu

dekat dan tidak terlalu jauh dari dari badan, menggenggam raket tidak

terlalu kuat sebelum perkenaan dengan bola, tetap rileks. Pada saat bola

menyentuh senar raket kuatkan genggaman raket dan kendorkan kembali

genggaman pada saat follow through, posisi raket sedikit terbuka dan

lakukan pemotongan bola sesuai tinggi rendahnya bola.

Made dan nyoman (2016:36) Menjelaskan dalam melakukan

pukulan volley “Usahakan pukul bola di atas net. Lakukan volley dengan

rileks, jangan terburu-buru , dan lakukanperkenaan bola dengan lembut.

Sentuhan usahakan seperti kita menangkap bola yang dilemparkan teman

kepada kitadengan tangan, lembut sehingga tidak menyakiti tangan.

Perhatikan juga pegangan raketnya, usahakan dengan pegangan

continental atau pegangan seperti berjabat tangan. Hal ini akan

mempermudah pelaksanaan pukulan volley kita, baik volley forehand


11

maupun volley backhand, tidak perlu ganti pegangan, hanya perlu sedikit

penyesuaian saja”.

Menurut Echols dan Shadily dalam Damrah (2004:64) volley dapat

dibedakan atas beberapa jenis antara lain:

(1) Forehand volley adalah volley yang di lakukan dari sebuah arah kanan

bagi yang memegang raket dengan tangan kanan atau dari arah sebelah

kiri bagi yang memegang raket dengan tangan kiri.

(2) Backhand volley adalah volley yang dilakukan dari arah sebelah kiri

bagi yang memegang raket menggunakan tangan kanan atau dari arah

sebelah kanan bagi yang memegang raket dengan tangan kiri.

(3) High volley adalah volley yang dilakukan saat bola berada di atas

pinggang sampai setinggi kepala atau lebih, atau lebih tinggi dari pada

net.

(4) Low volley adalah volley yang dilakukan pada saat bola rendah yaitu

pinggang ke bawah.

(5) Opensive volley adalah volley yang dilakukan depan atau di dekat net.

(6) Ideal volley adalah volley yang dilakukan antara garis depan dan garis

belakang kotak service.

(7) Defensive volley adalah volley yang di lakukan di daerah garis service

bagian belakang atau bagian tengah lapangan

(8) Stop volley adalah volley yang dilakukan dengan dengan mengarahkan

bola kebagian depan daerah lawan.

(9) Drop volley adalah volley yang dilakukan dengan mengarahkan bola
12

dibagian belakang daerah lawan.

(10) Drive volley adalah volley yang dilakukan dengan backswing yang

panjang. Dalam penjelasan teori selanjutnya akan lebih terfokus pada

volley ideal baik itu volley forehand atau volley backhand.

2. Hakekat Koordinasi Mata Tangan

Koordinasi adalah kemampuan pemain untuk merangkaikan

beberapa gerakan untuk menjadi satu gerakan yang selaras sesuai dengan

tujuan, Suharno, (1981:29). Setiap orang untuk dapat melakukan gerakan

atau keterampilan baik dari yang mudah, sederhana sampai ke yang rumit

diatur dan diperintah dari sistem saraf pusat yang sudah disimpan di dalam

memori terlebih dahulu. Dibutuhkan waktu latihan yang lama untuk bisa

mendapatkan koordinasi yang baik.

Secara fisiologis, koordinasi gerak merupakan perwujudan

pengaturan terhadap proses-proses motorik terutama terhadap kerja otot-

otot yang di atur melalui sistem persarafan yang disebut intra muscular

coordination. Prosesn pengendalian ini selalu berpedoman pada

perencanaan gerakan yang di program. Sedangkan pengaturan yang

dimaksud adalah proses-proses pengaturan dari jalannya suratu gerakan

yang sudah diprogram sebelumnya. Dengan demikian secara singkat

koordinasi dapat di artikan sebagai kemampuan untuk merangkai bebrapa

unsur gerak menjadi satu gerakan yang selaras dan sesuai dengan tujuan,

Irawadi (2017:162)
13

Koordinasi diperlukan hampir semua cabang olahraga

pertandingan maupun permainan, koordinasi juga penting bila berada

dalam situasi dan lingkungan yang asing, misalnya perubahan lapangan

pertandingan, peralatan, cuaca, lampu penerangan dan lawan yang

dihadapi. Tingkatan baik dan tidaknya koordinasi gerak seseorang

tercermin dalam kemampuan untuk melakukan suatu gerakan secara

mulus, tepat, cepat, efektif dan efisien. Seorang atlet dengan koordinasi

yang baik bukan hanya mampu melakukan suatu keterampilan secara

sempurna, akan tetapi juga mudah dan cepat dalam melakukan

keterampilan baru yang diperoleh. Koordinasi yang baik dapat mengubah

dan berpindah secara cepat dari pola gerak satu ke pola gerak yang lain

sehingga gerakannya menjadi efektif. Mengenai indikator koordinasi,

Sukadiyanto (2002:139) menyatakan bahwa indikator utama koordinasi

adalah ketepatan dan gerak yang ekonomis.

Koordinasi mata tangan merupakan salah satu komponen kondisi

fisik yang sangat diperlukan hampir semua cabang olahraga, khususnya

cabang olahraga tenis. Koordinasi adalah kemampuan seseorang dalam

mengintregasi gerakan yang berbeda dalam suatu pola gerakan tunggal

yang efektif Sajoto, (1995:59). Pada gerakan memukul bola khususnya

servis dimana koordinasi mempunyai peran yang sangat penting. Agar

dapat menghasilkan servis yang baik koordinasi juga harus

dikombinasikan dengan alat indra dan organ tubuh yang lainnya yaitu

mata dan tangan. Dari keseluruhan harus selaras dan berkesinambungan


14

agar dapat melakukan ayunan dan impack pada bola dengan tepat sehingga

dapat memukul bola sesuai yang dikehendaki.

Dari penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa Koordinasi mata-

tangan mengkombinasikan kemampuan mata dan kemampuan tangan,

sebagai contoh dalam permainan tenis lapangan sebelum ada gerakan

memukul bola, mata harus mengarah ke sasaran atau objek yang dituju,

sedangkan tangan berfungsi untuk mengontrol pukulan agar sesuai pada

target yang dituju. Keterampilan melempar, memukul, mendorong,

maupun menarik, membutuhkan koordinasi mata-tangan.

Koordinasi dibedakan atas beberapa jenis. Bompa (1983)

mengklasifikasikan koordinasi atas dua jenis yaitu:

a. Koordinasi Umum

Koordinasi umum adalah koordinasi sebagai basis untuk

mengembangkan koordinasi spesifik. Koordinasi disini lebih

banyak dalam bentuk gerakan umum dan belum menggunakan alat

lain atau berbentuk gerak kecabangan olahraga tertentu

b. Koordinasi Khusus (spesifik)

Koordinasi khusus adalah koordinasi motorik yang

berhubungan erat dengan keterampilan-keterampilan gerak

tertentu. Koordinasi lebih cenderung kepada koordinasi gerak

keterampilan pada cabang-cabang olahraga tertentu. Kadang-

kadang gerakan disini menuntut koordinasi yang lebih rumit karena


15

menggunakan alat untuk melakukan keterampilan tersebut.

Adapun faktor yang mempengaruhi koordinasi sebagai berikut:

a. Daya pikir

Daya pikir merupakan kemampuan seseorang dalam

menganalisa, dan memutuskan tentang tindakan atau gerakan apa

yang harus ia lakukan, dan bagaimana ia harus melakukannya.

Orang cerdas biasanya berfikir lebih cepat, lebih tepat, dan lebih

teliti.

b. Kecakapan dan Ketelitian Panca Indra

Ketelitian dari indra-indra seperti, mata, telinga, kulit, dan

lain sebagainya sangat mempengaruhi sistem kerja saraf dan otot

dalam menerima rangsangan dan mengerjakan perintah gerak yang

akan dilakukan. Semakin baik fungsi dari indra-indra tersebut akan

semakin baik pula respon dari masing-masing unsur gerak seperti

syaraf dan otot yang bertugas untuk melakukan gerak. Pada

akhirnya akan memperbaiki koordinasi gerak.

c. Pengalaman Motorik

Pengalaman motorik akan mempengaruhi koordinasi gerak.

Hukum latihan mengatakan bahwa gerakan gerakan yang sudah

terbiasa dilakukan akan lebih mudah dilakukan dibanding gerakan

yang baru. Oleh sebab itu semakin terlatih motorik dalam

melakukan gerakan-gerakan tertentu, maka semakin mudah ia

melakukan gerakan tersebut atau gerakan sejenisnya.


16

d. Kemampuan Biomotorik

Tingkat perkembangan kemampuan biomotorik seperti:

kekuatan, daya tahan, kelenturan berpengaruh terhadap koordinasi.

Semakin bagus kekuatan, daya tahan, dan kelenturan yang dimiliki,

maka biasanya akan semakin baik pula koordinasi geraknya.

Sehubungan dengan koordinasi, Kiram (1994:8), mengatakan

bahwa adanya manfaat koordinasi mata tangan sebagai berikut:

1. Dapat melaksanakan gerakan secara efektif dan efisien. Efektif

dalam kaitan ini berhubungan dengan efisiensi penggunaan waktu,

ruangan dan energi, dalam melaksanakan suatu gerakan. Sedangkan

efektif berkaitan dengan efektivitas proses yang dilalui dalam

mencapai tujuan.

2. Dapat memanfaatkan kondisi fisik secara optimal dalam

memecahkan tugas gerakan.

3. Persyaratan untuk dapat meningkatkan kualitas pelaksanaan

gerakan.

4. Persyaratan untuk dapat menguasai keterampilan motorik olahraga

tertentu.

b. Fungsi Koordinasi Mata Tangan

Susmosardjono (1990:125), mengatakan fungsi koordinasi

mata tangan adalah : “Integrasi antara mata sebagai pemegang utama,

dan tangan sebagai pemegang fungsi yang melakukan suatu gerakan


17

tertentu, dalam hal ini, kedua mata akan memberitahukan kapan bola

berada di suatu titik agar tangan langsung mengayun untuk melakukan

pukulan yang tepat”.

Dengan demikian, koordinasi mata tangan merupakan salah

satu unsur yang sangat di perlukan untuk menguasai suatu keterampilan

olahraga, apa lagi keterampilan tersebut tergolong kepada penguasaan

teknik keterampilan memukul dalam melakukan volley forehand dalam

permainan tenis lapangan.

3. Kelincahan

Kelincahan asal kata dari lincah berarti cekatan, tangkas dan giat.

Soekarman (1987) mendefenisikan kelincahan yaitu : “Keterampilan untuk

mengubah arah yang sekencang-kencangnya dalam kecepatan tinggi.”

Pengertian tersebut mengandung makna bahwa dalam kelincahan ada dua

unsur utama dalam aktifitas geraknya. Unsur pertama adalah unsur

kecepatan bergerak, dan unsur kedua adalah unsur merubah arah gerak.

Menurut Suharno (1993:51) kelincahan adalah kemampuan gerak

atlet untuk mengubah posisi badan dan arah secepat mungkin sesuai

dengan yang dikehendaki. Kelincahan dibedakan menjadi dua, yaitu:

a. Kelincahan Umum (general agility) adalah kelincahan seseorang untuk

menghadapi olahraga pada umumnya dan meghadapi situasi hidup

dengan lingkungan.

b. Kelincahan Khusus (special agility) adalah kelincahan seseorang untuk


18

melakukan cabang olahraga khusus, yang dalam cabang olahraga lain

tidak diperlukan.

Kemampuan bergerak berpindah tempat (mengatur posisi tubuh)

sangat tergantung pada kemampuan kaki. Artinya semakin baik atau

semakin cepat pergerakan kaki seseorang, maka semakin mudahlah ia

berpindah posisi. Oleh sebab itu ada yang berpendapat bahwa kelincahan

identik dengan kemampuan kerja kaki (footwork). Pada cabang-cabang

olahraga tertentu khususnya tenis lapangan.

Dalam tenis lapangan kelincahan sangat diperlukan pada saat

permainan cepat dan harus merubah arah bola. Adapun ciri-ciri latihan

kelincahan menurut Suharno (1993:52) diantaranya:

a. Bentuk-bentuk latihan harus ada gerak mengubah posisi dan arah

badan dengan kecepatan tinggi.

b. Rangsangan terhadap pusat saraf sangat menentukan berhasil tidaknya

suatu latihan kelincahan dikarenakan koordinasi sangat diperlukan

bagi unsur kelincahan.

c. Adanya rintangan untuk bergerak dan mempersulit kondisi alat

lapangan dan sebagainya.

d. Adanya pedoman waktu yang pasti.

Machar Reid (2003:75) The Psysical quality that is agility plays an

essential role in a sport like tennis. (Pada dasarnya kualitas kondisi fisik

seperti kelincahan sangat penting dalam olahraga seperti tennis).

Kelincahan menjadi salah satu kondisi fisik yang penting dalam permainan
19

tennis lapangan. Untuk bergerak cepat ke arah bola, memukul bola dan

kembali mengejar bola yang di pukul oleh lawan membutuhkan kecepatan

untuk bergerak dan kelincahan untuk mengubah posisi yang tepat tanpa

kehilangan keseimbangan.

Hal tersebut sejalan pada buku peraturan tenis Jerman dalam

Hariadi (2007:57) mengatakan bahwa yang perlu diperhatikan sebagai

dasar pergerakan kaki adalah situasi yang tepat dari posisi siap, teknik

bergerak dan berlari untuk mendapatkan posisi memukul dan teknik untuk

mengambil posisi yang betul.

Berdasarkan pandangan-pandangan yang dikemukakan oleh para

ahli tersebut, dapatlah disimpulkan bahwa kelincahan mengandung arti

keterampilan dan kesiapan tubuh seseorang untuk merubah arah dengan

cepat, dalam waktu yang sesingkat mungkin tanpa penggunaan tenaga

yang banyak dengan menjaga keseimbangan.

Dalam permainan tenis lapangan, kelincahan merupakan hal yang

sangat penting, seseorang yang memiliki tingkat kelincahan yang tinggi

akan dengan mudah merubah arah pada posisi yang berbeda dalam

kecepatan yang tinggi. Keterampilan mengubah arah dengan baik yang

dimiliki oleh seorang pemain merupakan kebanggaan tersendiri baginya,

karena tidak semua pemain tenis lapangan dapat mencapai prestasi atau

keterampilan fisik tersebut dengan optimal.

Dari uraian di atas, jelas kelincahan merupakan unsur fisik yang

penting dan sangat besar manfaatnya teurtama dalam pengembangan


20

teknik bermain tenis, terutama pukulan volley forehand. Abd. Adib Rani

(1992) mengemukakan bahwa tentang manfaat kelincahan sebagai berikut:

(1) Koordinasi gerakan-gerakan dalam olahraga dengan baik, (2)

Gerakan-gerakan olahraga yang di lakukan adalah secara praktris dengan

ekonomis sehingga tidak cepat menimbulkan kelelahan, (3) Menjaga

keseimbangan dalam gerakan sehingga pelaksanaan gerakan selanjutnya

dapat dilakukan dengan sempurna, dan (4) Bermanfaat untuk menguasai

teknik yang tinggi dalam cabang olahraga yang diikutinya.

Untuk mencapai keterampilan bermain tenis lapangan yang baik,

maka perlu meningkatkan kelincahan, agar pemain dapat bergerak dengan

lincah, sehingga dapat optimal melakukan teknik tersebut.

B. Kerangka Konseptual

1. Hubungan koordinasi mata tangan terhadap pukulan volley forehand

atlet tenis Pelti Kota Sawahlunto.

Pada cabang olahraga tenis lapangan, koordinasi mata tangan di

butuhkan untuk mengontrol gerakan tubuh yang berguna untuk menunjang

kemampuan teknik dasar bermain tenis terutama pada teknik volley

forehand.

Koordinasi merupakan kemampuan untuk mengontrol gerakan

tubuh, seseorang dikatakan mempunyai koordinasi yang baik bila mampu

bergerak dengan mudah, dan lancar dalam rangkaian gerakan, irama

terkontrol dengan baik, serta mampu melakukan gerakan yang efesien.

Kemampuan keterampilan bermain tenis didukung oleh koordinasi gerak


21

seluruh tubuh yang berakhir dalam bentuk gerak yang di dukung oleh

koordinasi mata tangan. Jadi koordinasi mata tangan di perlukan untuk

melakukan teknik volley forehand , sehingga memperoleh hasil yang

maksimal.

2. Hubungan kelincahan terhadap pukulan volley forehand atlet tenis

pelti kota sawahlunto.

Kelincahan adalah kemampuan seorang pemain tenis dalam

mengkoordinasikan gerakan-gerakan yang kompleks dalam mengubah

posisi badan dan arah secepat mungkin sesuai dengan yang dikehendaki.

Dalam permainan tenis lapangan, kelincahan merupakan hal yang

sangat penting, seseorang yang memiliki tingkat kelincahan yang tinggi

akan dengan mudah merubah arah pada posisi yang berbeda dalam

kecepatan yang tinggi. Keterampilan mengubah arah dengan baik yang

dimiliki oleh seorang pemain merupakan kebanggaan tersendiri baginya,

karena tidak semua pemain tenis lapangan dapat mencapai prestasi atau

keterampilan fisik tersebut dengan optimal.

3. Hubungan koordinasi mata tangan dan kelicahan terhadap pukulan

volley forehand atlet tenis pelti kota sawahlunto.

Dalam permainan tenis lapangan, volley forehand merupakan salah

satu jenis pukulan yang masih sangat sederhana dan masih mudah untuk

dipelajari dari pada teknik pukulan yang lainnya. Hasil pukulan volley

forehand yang bagus akan dapat menyulitkan lawan. Ada beberapa unsur

yang mempengaruhi hasil volley forehand antara lain: koordinasi mata


22

tangan dan kelincahan yang berperan dalam melakukan pukulan volley

forehand.

Berdasarkan kerangka pemikiran sebelumnya, bahwa di duga

koordinasi mata tangan dan kelincahan masing-masing memiliki hubungan

terhadap pukulan volley forehand atlet tenis pelti Kota Sawahlunto.

Kemampuan keterampilan bermain tenis didukung oleh koordinasi gerak

seluruh tubuh yang berakhir dalam bentuk gerak yang di dukung oleh

koordinasi mata tangan dan kelincahan. Oleh karena itu penulis tertarik

mengangkat permasalahan tersebut dalam suatu penelitian.

Untuk gambaran kerangka berpikir secara skematis dapat di lihat pada

gambar di bawah ini:

Koordinasi mata tangan


(X1)

Pukulan forehand volley


(Y)
Kelincahan
(X2)

Gambar 1. Bagan Kerangka Konseptual


23

4. Penelitian yang Relevan

Penelitian yang relevan sangat dibutuhkan dalam mendukung kajian

teoritik yang dikemukakan sehingga dapat dipergunakan sebagai landasan untuk

menjawab hipotesis. Penelitian yang relevan dengan peneliti ini adalah penelitian

yang dilakukan oleh:

1. Penelitian yang dilakukan oleh Rozy, (2015) tentang “Kontribusi

Kecepatan Reaksi Dan Koordinasi Mata tangan Terhadap Ketepatan

Pukulan Forehand Drive Pada Permainan Tenis Meja”. Penelitian ini

bertujuan untuk mengetahui kontribusi kecepatan reaksi dan koordinasi

mata-tangan terhadap ketepatan pukulan forehand drive pada permainan

tenis meja. Menggunakan metode penelitian deskriptif dengan teknik

korelasional, pengambilan data menggunakan tes dan pengukuran. Teknik

pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling. Teknik

analisis data menggunakan uji korelasi regresi. Hasilnya menyatakan

bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara koordinasi mata-tangan

terhadap ketepatan pukulan forehand drive sebesar 52, 85%.

2. Penelitian yang dilakukan oleh Dwi Astanto, (2018). Penelitiannya tentang

“hubungan antara koordinasi mata-tangan terhadap konsistensi forehand

groundstroke dan backhand groundstroke dalam bermain tenis mahasiswa

olahraga pilihan tenis lapangan Prodi PJKR FIK UNY. Penelitian ini

untuk mengetahui hubungan antara kelincahan terhadap konsistensi

forehand groundstroke dan backhand groundstroke dalam bermain tenis


24

mahasiswa olahraga pilihan tenis lapangan Prodi PJKR FIK UNY, dan

untuk mengetahui hubungan antara koordinasi mata-tangan dan kelincahan

terhadap konsistensi forehand groundstroke dan backhand groundstroke

dalam bermain tenis mahasiswa olahraga pilihan tenis lapangan Prodi

PJKR FIK UNY. Metode penelitian yang digunakan adalah metode survei

dengan teknik tes dan pengukuran. Penelitian ini merupakan penelitian

non eksperimen dengan pendekatan kuantitatif yang sekaligus merupakan

penelitian korelasional. Instrumen dalam penelitian ini, yaitu: (1) Tes

Koordinasi Mata Tangan (2) Tes Kelincahan (Shuttle Run Test) (3)

Konsistensi forehand groundstroke dan backhand groundstroke dalam

bermain tenis (Kemp-Vincent Rally Tennis Test). Teknik analisis data

menggunakan teknik analisis multivariated yaitu korelasi regresi sederhana

dan regresi ganda, melalui uji normalitas dan uji linearitas. Hasil penelitian

menunjukan bahwa (1). Ada hubungan yang signifikan antara koordinasi

mata-tangan (X1) dan konsistensi forehand groundstroke dan backhand

groundstroke dalam bermain tenis lapangan (y) dengan r = 0,490, dan p =

0,329 (2). Ada hubungan yang signifikan antara kelincahan (X2) dan

konsistensi forehand groundstroke dan backhand groundstroke dalam

bermain tenis lapangan (y) dengan r = -0,461 dan p = 0,329. (3) Ada

hubungan yang signifikan antara koordinasi mata-tangan (X1) dan

kelincahan (X2) dengan konsistensi forehand groundstroke dan backhand

groundstroke dalam bermain tenis lapangan dengan r = 9,356, dan p =

3,26.
25

5. Hipotesis

Berdasarkan kerangka teori dan kerangka konseptual yang telah

dikemukakan diatas, maka penulis mengemukakam hipotesis sebagai berikut:

1. Terdapat hubungan antara koordinasi mata tangan dengan pukulan volley

forehand atlet Tenis PELTI Kota Sawahlunto.

2. Terdapat hubungan antara kelincahan dengan pukulan volley forehand

atlet Tenis PELTI Kota Sawahlunto.

3. Terdapat hubungan antara koordinasi mata tangan dan kelincahan dengan

pukulan volley forehand atlet Tenis PELTI Kota Sawahlunto.


26

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Metode penelitian yang digunakann adalah metode survei dengan

teknik tes dan pengukuran. Mengingat penelitian ini tidak di berikan ketentuan

sampel, maka penelitian ini merupakan penelitian non eksperimen dengan

pendekatan kuantitatif yang sekaligus merupakan penelitian korelasional.

Penelitian korelasional adalah penelitian yang bertujuan untuk

mengetahui sejauh mana variasi-variasi pada suatu faktor yang berkaitan

dengan variasi-variasi pada satu atau lebih faktor lain berdasarkan koefisien

korelasi, dalam burhanannda (2018). Variabel dalam penelitian ini adalah

koordinasi mata tangan dan kelincahan sebagai variabel bebas, sedangkan

pukulan volley forehand sebagai variabel terikat.

B. Definisi Operasional Variabel Penelitian

Untuk menghindari kesalah pahaman dalam menginterprestasikan

istilah – istilah yang dipakai, maka ada beberapa istilah yang perlu dijelaskan

sebagai berikut:

1. Koordinasi mata tangan adalah kemampuan melakukan hubungan yang

harmonis dari hubungan saling pengaruh antar kelompok-kelompok otot

selama kerja, yang di tunjukkan dengan keberhasilan pukulan volley

forehand. Diukur dengan lempar tangkap bola tenis ke tembok sasaran,

Ismaryati, (2008 : 54). Yang dimaksud dengan keberhasilan dalam

24
27

penelitian ini adalah suatu keadaan bola di pukul dengan teknik volley

forehand melewati net yang masuk ke area lawan yang sulit di jangkau dan

lawan tidak bisa mengembalikannya.

2. kelincahan adalah kemampuan gerak atlet untuk mengubah posisi badan

dan arah secepat mungkin sesuai dengan yang dikehendaki. Kelincahan

yang dimaksud disini adalah dimana seorang atlet dapat berlari dengan

cepat dan mengubah arah, sehingga atlet mampu mengejar dan menerima

pukulan yang di hasilkan oleh lawannya. Alat tes yaitu The Spider Run

Test. Menurut Smith, (1989 : 184) The Spider Run Test yaitu berlari

membawa bola satu persatu di tangannya dan diletakkan disetiap tempat

yang sudah di beri tanda atau ketempat nomor satu dan seterusnya,

menggunakan setengah lapangan dengan dua kali pengulangan.

3. Volley forehand adalah pukulan yang paling efisien didalam olahraga tenis

dan harus dipandang sebagai satu senjata penyerangan yang utama untuk

melanjutkan gempuran terhadap lawan. Dalam melakukan pukulan volley

forehand sebaiknya bola di arahkan sejauh mungkin dari jangkauan lawan

sehingga mempersulit dalam pengembalian bola dan akan menyulitkan

lawan mendapatkan poin. Untuk itu di perlukan koordinasi mata tangan dan

kelincahan agar bola dapat diarahkan tepat pada sasaran yang di inginkan.
28

C. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi

Menurut Sudjana (1992) mengatakan bahwa populasi adalah totalitas

semua nilai yang mungkin baik hasil menghitung maupun pengukuran

kuantitatif dari pada karakteristik tertentu mengenai sekumpulan objek dan

jelas. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh atlet tenis PELTI Kota

Sawahlunto yang terdaftar aktif berlatih di klub PELTI Kota Sawahlunto.

Yang berjumlah 35 orang, dari kelompok umur 8, 10, 12, 14, 16 tahun dan

kelompok umur bebas. Untuk jumlah pemain menurut kelompok umurnya,

bisa di lihat di bawah ini.

NO Kelompok Umur Jumlah

1 8 Tahun 4

2 10 Tahun 7

3 12 Tahun 3

4 14 Tahun 4

5 16 Tahun 4

6 Bebas 10

Total 35

2. Sampel

“Sample adalah sebagian keseluruhan objek yang menjadi populasi

yang dianggap dapat mewakili seluruh populasi.” Sudjana, (1992).

Penarikan sampel diambil dengan cara purposive sampling yaitu dari


29

kelompok umur 8 sampai 16 tahun. Maka sampel dalam penelitian ini

adalah sebanyak 22 orang.

D. Instrumentasi dan Teknik Pengumpul Data

1. Tes Kekuatan Koordinasi Mata Tangan (wall pass)

Pengukuran terhadap koordinasi mata tangan di lakukan dengan

lempar tangkap bola tenis ke tembok sasaran. Mengukur koordinasi mata

tangan menggunakan cara lempar tangkap bola tenis ke tembok sasaran,

Ismaryati, (2008 : 54).

a. Tujuan

Untuk mengukur koordinasi mata tangan.

b. Sasaran

Laki-laki dan perempuan

c. Perlengkapan

1) Bola tenis

2) Kapur atau pita untuk membuat garis

3) Sasaran berbentuk bulat (terbuat dari kertas atau karton yang

bewarna) dengan garis tengah 30 cm. Buatlah 3 buah atau lebih

sarasaran, agar pelaksanaan tes lebih efesien di tembok.

4) Sasaran di tempelkan pada tembok dengan bagian bawahnya sejajar

dengan tinggi bahu testi yang melakukan.

5) Buatlah garis lantai 2.5 m dari tembok sasaran, dengan kapur atau

pita.
30

d. Petunjuk pelaksanaan

1) Testi di instruksikan melempar bola tersebut dengan arah yang

mana sasarannya.

2) Percobaan diberikan pada testi agar mereka beradaptasi dengan tes

yang akan di lakukan.

3) Bola di lempar dengan cara di lemparkan dari bawah dan bola

harus di tangkap sebelum bola jatuh atau memantul di lantai.

e. Penilaian

Tiap lemparan tiap lemparan yang mengenai sasaran dan tertangkap

tangan memperoleh nilai satu. Untuk memperoleh satu nilai :

1) Bola harus di lempar dari bawah (under arm).

2) Bola harus mengenai sasaran.

3) Bola harus dapat di tangkap langsung tanpa memantul terlebih

dahulu.

4) Testi tidak beranjak atau berpindah ke luar garis batas untuk

menangkap bola.

5) Jumlahkan nilai hasil 10 lemparan pertama dan 10 lemparan kedua.

Nilai total yang mungkin di capai adalah 20.


31

Gambar 2. Dinding Target Tes Koordinasi Mata Tangan


(Ismaryati, 2008 : 54)

2. Tes Kelincahan

Tes Kelincahan dengan cara melakukan The Spider Run Test. Cara

ini adalah suatu metode yang digunakan untuk mengukur kecepatan

gerak atau kelincahannya. Validitas instrumen tes ini dengan validitas

logis sedangkan tingkat reliabilitas dari instrumen tes ini adalah 0,79.

a. Tujuan

Untuk mengukur koordinasi mata tangan.

b. Sasaran

Laki-laki dan perempuan.

c. Perlengkapan

1) Bola tenis

2) Cone
32

3) Stopwatch

4) Alat tulis

d. Petunjuk pelaksanaan

Ketentuan dalam pelaksanaan tes pengukuran kelincahan

dengan The Spider Run Test adalah sebagai berikut.

a. Teste dikumpulkan dan diberi penjelasan akan diambil datanya

untuk pengukuran kelincahan dengan melakukan The Spider

Run Test.

b. Sebelum dilakukan tes teste yang mau diambil datanya diberi

contoh tesnya dengan praktek didepanya.

c. Dua orang pemain (teste), pemain A dan pemain B yang

diperkirakan mempunyai kemampuan bermain tenis seimbang,

melakukan tes pada yang sama.

d. Pada aba-aba ”SIAP” kedua pemain tersebut berdiri dalam

keadaan siap dibelakang garis akhir.

e. Teste harus sudah siap di garis center court yang sudah ada bola

tenis dengan jumlah lima buah dengan berdiri siap dan

menunggu aba-aba ”ya”.

f. Setelah aba-aba ”ya” dan bersamaan menghidupkan stopwacth

siswa langsung lari dengan kecepatan penuh dengan membawa

bola satu persatu ditanganya dan diletakan disetiap tempat yang

sudah diberi tanda atau ketempat nomor satu dan seterusnya.


33

g. Pindahkan kelima bola tersebut sampai ketempat yang telah

ditentukan sampai habis dengan kecepatan penuh tanpa harus

mengurangi ritme lari.

h. Setelah bola terakhir sudah diletakan langsung kembali kepos

awal, setelah sampai pos awal stopwacth langsung berhenti.

i. Tes dilakukan dua kali dan tes diambil yang terbaik.

Gambar 3. The Spider Run Test


Sumber: Mike Van Zupthen (2014)
34

3. Tes Pukulan Volley Forehand

1. Test Volley

Tes untuk mengetahui kemampuan volley menggunakan

“modified timers forehand and volley backhand test” Timer, (1965:

Hansley 1979) yaitu tes untuk mengukur forehand dan backhand

volley. Tes ini mempunyai tingkat validitasnya 0,842 dan untuk

tingkat reabilitasnya 0,958.

a. Tujuan

Untuk mengetahui kemampuan pukulan volley

b. Sasaran

Laki-laki dan perempuan

c. Perlengkapan

1) Bola tenis

2) Raket tenis

3) Kapur dan pita

4) cone

d. Petunjuk pelaksanaan tes

Setelah sample mendepatkan penjelasan, sampel menempatkan

diri diantara net dan service line dengan jarak 3 feet atau 0,91 m

dari net. Pengumpan berdiri diantara perpotongan garis service

atau centremark. Banyaknya bola yang harus dipukul tiap subyek

adalah 13 kali volley forehand dan backhand, yaitu 3 bola sebagai

percobaan dan 10 bola sebagai tes.


35

NET 3,04 m 2,43 m


10’ 8’

3 PTS 5 PTS 9’ 2,74 m


1 PTS

Anak 2 PTS 4 PTS 9’ Pengumpan

1 PTS
3 PTS 5 PTS 9’
2,74 m

Gambar 4: Lapangan Test Volley


Sumber : Collins dan Patrick. 1978. Timmers Tennis Skill Test

e. Cara Penilaian

1) Anak dipanggil satu persatu menurut daftar nomor yang

telah disusun.

2) Setelah pencatat skor, pengumpan dan sasaran siap, maka

sampel menempatkan diri di seberang net dengan jarak 3

feet atau 0,91 m dari net untuk memulai melakukan pukulan

volley.

3) Apabila menyangkut di net, bola umpan melebar jauh dari

anak coba maka diulang.

4) Setiap kesalahan melakukan volley sesuai dengan peraturan

nilainya adalah 0 atau bila bola keluar lapangan tunggal dan


36

bola jatuh di lapangan sendiri, sedangkan bola yang masuk

mendapatkan nilai sesuai yang sudah tertera di lapangan.

5) Skor akhir adalah jumlah point yang diperoleh dari 10 kali

pukulan volley forehand dan volley backhand.

E. Teknik Analisis data

Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis korelasi

sederhana dan ganda. Hipotesis dianalisis dengan korelasi sederhana dan

ganda serta dilanjutkan dengan koefisien Diterminasi. Teknik analisis ini

dimaksud untuk menjelaskan rata-rata (mean) dan simpang baku, serta

untuk menentukan hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat.

Selanjutnya, dilakukan uji persyaratan analisis, yaitu:

1. Uji Normalitas untuk mengetahui apakah data berasal dari

populasi yang berdistribusi normal, dilakukan dengan uji Lilliefors

pada taraf signifikan α 0,05 (Sudjana, 2002:467).

2. Uji Independensi antara variabel-variabel bebas, digunakan

untuk memeriksa apakah variabel koordinasi mata tangan dan

kelincahan benar-benar bebas atau satu sama lainnya tidak berkorelasi

secara signifikan, sehingga prediktor benar-benar murni nilai

prediksinya.

3. Analisis korelasi sederhana digunakan untuk mengetahui

hubungan variabel koordinasi mata tangan (X1) terhadap pukulan

volley forehand atlet tenis Pelti Kota Sawahlunto (Y) dan kelincahan

(X2) terhadap pukulan volley forehand atlet tenis Pelti Kota


37

Sawahlunto (Y). Agar lebih jelasnya rumus korelasi product moment

oleh Pearson dalam Sudjana (2002:369) dapat dilihat sebagai berikut:

n ∑ XY − ( ∑ X ) (∑ Y )
r xy =
2 2
√ {n ∑ X −( ∑ X ) }{n ∑ Y −(∑ Y ) }
2 2

Keberartian korelasi sederhana menggunakan uji t sebagai berikut:

r √ n-2
t=
√1-r2
Dengan kriteria sebagai berikut:

–t (1 – ½ α) < t (1 – 1/α)

4. Analisis korelasi ganda, analisis ini digunakan untuk

mengetahui hubungan variabel koordinasi mata tangan (X1) dan

kelincahan (X2) secara bersama-sama terhadap pukulan volley

forehand atlet tenis Pelti Kota Sawahlunto (Y). Menurut Sudjana

(2002:369) rumus korelasi ganda adalah sebagai berikut:

r 2 y 1+r 2 y 2−2 r y 1 ry 2r 12
Ry 1 =
2 √ 1−r 2 12

Keberartian korelasi ganda menggunakan uji F sebagai berikut:

2
R y 12/ k
2
F = (1- R y 12)/(n-k-1)

Keterangan:

R = Korelasi Ganda

rxy = Koefisien korelasi antara variabel X dengan variabel Y

∑X = Jumlah data X
38

∑Y = Jumlah data Y

∑X2 = Jumlah data kuadrat X

∑Y2 = Jumlah data kuadrat Y

n = Jumlah data (sampel)

r            = Korelasi

t            = Signifikan korelasi

F = distribusi pengujian untuk korelasi ganda

K    = derajat kebebasan


39

DAFTAR PUSTAKA

A.A. Katili. 1973. Olahraga Tenis. Jakarta: Merpati.

Brown, Jim. 1998. Tenis Tingkat Pemula. Jakarta : Raja Grafindo Persada

Collins, D. Ray dan Hudges, Patrik B. 1978. AA. Comprehensive Guide to Sports
Skill Test and Measurement. Charles Thomas Publisher.

Damrah. 2004. Buku Ajar Tenis Lapangan. Padang. FIK UNP

Dwi Astanto, Burhannandra. (2018). Hubungan antara Koordinasi Mata-tangan


dan Kelincahan terhadap Konsistensi Forehand Groundstroke dan
Backhand Groundstroke dalam Bermain Tenis Mahasiswa Olahraga
Pilihan Tenis Lapangan Prodi PJKR FIK UNY. Skripsi : FIK UNY

Hadi, Sutrisno. (1995). Analisis Regresi. Yogyakarta : Andi Offset.

Irawadi, Hendri. 2009. Cara Mudah Menguasai Tenis. Padang: Wineka Media
Malang.

Ismaryati. (2008). Tes dan Pengukuran Olahraga. Surakarta : UNS Press.

Leary Don.J. 1993. Kesalahan-Kesalahan Dalam Tenis

Loman, Lucas. 1985. Petunjuk Praktis Bermain Tenis. Bandung :


Angkasa (Terjemahan)

Magheti, Bey. 1999. Tenis Para Bintang. Bandung: CV Pionir Jaya

Prasetio, Yudo. 1981. Belajar Tenis Jilid 2. Jakarta : Bathara Karya Aksara

Rahmani, Mikanda. 2014. Buku Super Lengkap Olahraga. Jakarta: Dunia Cerdas

Rozy, Fakhrur. (2015). Kontribusi Kecepatan Reaksi Dan Koordinasi Mata tangan
Terhadap Ketepatan Pukulan Forehand Drive Pada Permainan Tenis Meja.
Skripsi : FIK UNY

Sajoto, M. 1988. Pembinaan Kondisi Fisik Dalam Olahraga. Jakarta: Depdikbud

.1995. Pembinaan Kondisi Fisik Dalam Olahraga. Jakarta:


Depdikbud/Dirjen Dikti P2LPTK

Sarjono & Sumarjo. 2008. Bermain Tenis Lapangan. Semarang: Aneka Ilmu
40

Schraff, Robert. 1981. Bimbingan Main Tenis Cepat Dan Mudah. Jakarta :
Mutiara

Smith, Stan. 1989. Science of Coaching Tennis. Leusure Pres

Sudjana. 2002. Metoda Statistika. Bandung: Tarsito.

Suharno, H.P. 1981. Metodik Melatih Permainan Bola Voli. IKIP Yogyakarta.

. 1993. Metodologi Pelatihan. Yogyakarta : FPOK IKIP Yogyakarta.

Sugiyono. 2006. Statistika Untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta.

Sukadiyanto. (2011). Pengantar Teori Metodologi Melatih Fisik. Yogyakarta:


Fakultas ilmu Keloahragaan. Universitas Negeri Yogyakarta.
41

HALAMAN LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING

HUBUNGAN ANTARA KOORDINASI MATA TANGAN DAN

KELINCAHAN TERHADAP PUKULAN VOLLEY FOREHAND

ATLET TENIS PELTI KOTA SAWAHLUNTO

Nama : Yezi Lovendra Belmia

NIM/BP : 14087079/2014

Jurusan : Pendidikan Kepelatihan Olahraga

Fakultas : Fakultas Ilmu Keolahragaan

Padang, Oktober 2019

Disetujui,

Mengetahui Disetujui oleh


Ketua Jurusan Kepelatihan Pembimbing

Dr. Donie, S.Pd, M.P d Drs. Afrizal S, M. Pd


NIP: 197207171998031004 NIP: 195906161986031003

Anda mungkin juga menyukai