Anda di halaman 1dari 9

TES FISIK TENIS MEJA UNTUK KELOMPOK UMUR

13 – 15 TAHUN

Hanik Liskustyawati

Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan,


Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret
email: honey_hany86@yahoo.com

ABSTRAK

Cabang olahraga tenis meja, dalam mencapai prestasi yang tinggi kualitas fisik
yang optimal merupakan syarat yang tidak dapat diabaikan. Banyak jenis tes
kemampuan fisik yang digunakan untuk keperluan pengembangan fisik pemain
tenis meja, namun belum diuji domain fisik apa saja yang melekat pada
penampilan tenis meja. Tujuan penelitian ini adalah (1) menyusun tes fisik
pemain kadet (13-15 tahun) pada permainan tenis meja dengan perspektif domain
fisik, dan (2) menyusun norma instrumen tes fisik pemain kadet tenis meja
berdasarkan perspektif domain fisik. Penelitian ini adalah penelitian
pengembangan berupa pengembangan tes fisik tenis meja usia 13-15 tahun
pemain PTMSI Jawa Tengah. Dari hasil Fokus Group Discussion (FGD) para
pakar, ahli, dan pelatih merekomendasikan dilakukan tes sejumlah 21 item tes
fisik. Uji terbatas untuk pengukuran domain fisik tenis meja dengan jumlah
pemain 21 orang terdiri dari pemain putra 10 orang dan pemain putri 11 orang.
Uji keefektifan produk menggunakan data sampel terbatas dilakukan pada para
atlet dan non-atlet tiap kelompok diambil 4 orang atlet dan 4 orang non-atlet.
Berdasarkan hasil analisis data penelitian pada uji skala terbatas menggunakan
analisis interkorelasi elemen intrumen dan kriteria diperoleh hasil bahwa tes fisik
pemain putra meliputi tes: (1) rentang lengan; (2) kecepatan reaksi tangan, (3)
koordinasi mata-tangan, (4) shuttle run; (5) multistage fitness test (MFT).
sedangkan hasil tes fisik untuk putri meliputi tes: : (1) rentang lengan; (2)
kecepatan reaksi tangan, (3) koordinasi mata-tangan; (4) shuttle run; (5), lari 40
meter (6) multistage fitness test (MFT).

Kata-kata kunci : pengembangan tes fisik, tenis meja, usia 13-15 tahun.

PENDAHULUAN dapat diabaikan. Nilai standar


Setiap cabang olahraga minimal bagi setiap cabang olahraga
memerlukan tingkat kualitas fisik berbeda-beda sesuai dengan kualitas
yang bervariasi atau berbeda antara fisik yang diperlukan untuk cabang
satu dengan lainnya, namun yang olahraga tersebut. Kualitas fisik yang
sangat penting diperhatikan adalah optimal dapat menunjang kinerja
kualitas fisik pemain yang diperlukan olahragawan dan mengurangi risiko
untuk mencapai puncak prestasi pada terjadinya cidera.
saat yang diinginkan. Dalam dunia Tenis meja membutuhkan
olahraga, untuk mencapai prestasi kelengkapan kondisi fisik agar
yang tinggi, kualitas fisik yang mampu mendapatkan prestasi lebih
optimal merupakan syarat yang tidak tinggi, disamping penguasaan teknik,

10
taktik serta strategi. Menurut Bandi usaha peningkatan prestasi olahraga
Utama, dkk (2004: 5), “pada nasional; (3) penanganan dalam
dasarnya bermain tenis meja adalah proses pembinaan prestasi belum
kemampuan menerapkan berbagai dilakukan secara berkelanjutan; (4)
keterampilan teknik, fisik, dan pemanduan dan rekrutmen pemain
psikis”. Secara rinci dasar seringkali dilakukan dengan melalui
pembinaan kondisi fisik untuk pengamatan atau berdasarkan
seseorang atlit yang ingin berprestasi pengalaman pelatih. Oleh sebab itu,
harus memiliki kondisi fisik, seperti perlu adanya tes fisik tenis meja
yang dikemukakan oleh Sajoto agar dapat digunakan sebagai
(1988) pembinaan fisik seperti: panduan yang valid dan reliabel
kekuatan (strength), daya tahan berdasarkan indikator-indikator
(endurance), daya ledak otot fisik tenis meja sehingga dapat
(muscular power), kecepatan mengembangkan prestasi pemain
(speed), koordinasi (coordination), tenis meja.
fleksibilitas (flexibility), kelincahan Elizabeth Quinn (2009)
(agility), keseimbangan (balance), mengatakan, “seleksi bakat harus
ketepatan (accuracy), reaksi dilakukan dengan tes. Aspek-aspek
(reaction). Berdasarkan keseluruhan yang harus diukur dan diketahui
komponen kondisi fisik yang telah melalui tes, yaitu seluruh aspek
disebutkan di atas tidak dapat biomekanis, fisiologis dan
terlepas antara satu dengan yang lain, psikologis, yang bersifat genetik,
sehingga prestasi seorang pemain relatif permanen dan relatif tidak
dalam berbagai cabang olahraga dapat diubah dengan bentuk program
dapat meningkat. latihan yang lain. Aspek biomekanis
Upaya untuk meraih prestasi terkait dengan bentuk dan ukuran
perlu perencanaan yang sistematis, tubuh, aspek fisiologis terkait dengan
dilaksanakan secara bertahap dan struktur organ-organ tubuh dan aspek
berkesinambungan mulai dari psikologis terkait dengan kecerdasan
pemasalan, pembibitan hingga dan kepribadian”. Berdasarkan
mencapai puncak prestasi. penelitian awal, ternyata hampir
Sebagaimana diketahui bahwa untuk semua pelatih tidak melakukan tes
mencapai prestasi olahraga banyak fisik yang sama dan tidak memiliki
faktor yang menentukan diantaranya tes fisik yang standar untuk
melalui metode latihan merupakan mengukur kemampuan fisik pemain
salah kunci untuk meraih kesuksesan kadet pada permainan tenis meja di
dan dengan pendekatan ilmiah yang Jawa Tengah. Permasalahan dalam
dikuasai seorang pelatih akan dapat penelitian ini adalah: Bagaimanakah
membantu dalam proses pencapaian rangkaian tes fisik tenis meja yang
sasaran yang ditargetkan. Namun dibutuhkan untuk kelompok umur
kenyataannya sampai sekarang 13–15 tahun?
sistem pembinaan, pemanduan dan
pengembangan prestasi olahraga KAJIAN TEORI
yang teratur dan berkesinambungan
Tenis Meja
masih dirasakan mengalami kendala Tenis meja merupakan cabang
diantaranya adalah: (1) belum adanya olah raga dapat dimainkan di dalam
sistem evaluasi yang memadai; (2)
ruangan tertutup atau di dalam
keterbatasan waktu, dana dalam gedung (indoor game) yang

11
dimainkan oleh dua dan empat Faktor Yang Mempengaruhi Tenis
pemain. Permainan tenis meja lebih Meja
merupakan suatu cabang olahraga Prestasi tenis meja
yang unik dan bersifat kreatif merupakan suatu hasil latihan yang
(Muklis, 2007:26) cara meliputi aspek kemampuan gerak
memainkannya dengan atau fisik, keterampilan atau teknik,
menggunakan bet celluloid melewati strategi/taktik, mental/psikologis
jaring yang tergantung diatas meja, yang bertujuan untuk mencapai
yang dikaitkan pada dua tiang jaring. kinerja setinggi-tingginya dalam
Tenis meja merupakan permainan pertandingan tenis meja. Pencapaian
yang dilakukan dengan cara prestasi setinggi-tingginya dalam
berhadapan dengan lawan. Bola yang pertandingan tenis meja merupakan
datang begitu cepat dan berubah puncak dari segala proses
arahnya, sehingga permainan ini pembinaan, termasuk pemassalan
cukup membutuhkan kecepatan dan maupun pembibitan.
konsentrasi yang tinggi. Game Sistem pembinaan diharapkan
dimainkan sampai 11 poin dengan menyediakan kesempatan yang
selisih poin 2, pemenang seluas-luasnya bagi semua anak dan
pertandingan adalah yang terbaik remaja untuk berpartisipasi dalam
dari tiga game yang diperolehnya. kegiatan olahraga sebagai bekal
Teknik dasar permainan tenis meja untuk mencapai prestasi. Banyak
terdiri dari gerakan, bergerak ke faktor yang dapat mempengaruhi
depan dan kebelakang, bergeser prestasi tenis meja, sebagaimana
kesamping kanan kiri, melangkah dikemukakan Nossek (1982:12)
lebar dilakukan dengan cepat dan bahwa prestasi olahraga bergantung
cermat. Semua gerak dan aktivitas pada komponen, antara lain: (1)
tersebut dibutuhkan agar pemain keterampilan dan teknik yang
dapat memukul bola dalam sikap dan diperlukan, dikembangkan, dikuasai
posisi tubuh tetap terkontrol dengan dan diotomatisasikan; (2)
baik. Gerakan tersebut cukup lama kemampuan-kemampuan yang
dan berulang-ulang. didasarkan pada pengaturan latihan
Menuruh Jimbaw, pelatih tim kebugaran tubuh, kemampuan gerak,
tenis meja Cina 1992 (dalam kemampuan belajar koordinasi; (3)
Kertamanah 2003:45) mengatakan perilaku yang baik untuk
bahwa semakin tinggi kualitas tehnik menghadapi situasi dalam kompetisi;
yang harus dikuasai oleh seorang (4) pengembangan taktik dan
pemain maka semakin besar pula strategi; (5) kualitas perilaku afektif,
kebutuhan fisik yang dibutuhkan. kognitif dan sosial.
Begitu pula dengan kualitas Untuk mencapai prestasi
kejuaraan/turnamen yang akan tinggi diperlukan latihan yang dapat
diikuti maka semakin besar pula mengembangkan kondisi fisik,
kondisi fisik yang dibutuhkan teknik, taktik dan psikis, didukung
seorang pemain untuk meraih bakat pemain, tersedia sarana dan
prestasi di kejuaraan yang diikuti. prasarana serta kompetisi yang baik.
Pesurney (2005: 7) mengemukakan
bahwa peningkatan kemampuan fisik
ditentukn oleh latihan yang terarah,
disamping itu usia pemain, bakat,

12
sifat organ tubuh, ukuran otot, dari berbagai cabang olahraga adalah
tingkat pengendalian koordinasi dan syarat untuk menampilkan kinerja
kemampuan psikis. dengan kualitas tertentu. Dalam
kaitannya dengan pencapaian
Domain Fisik prestasi olahraga di masa yang akan
Domain fisik merupakan datang, fenomena tersebut dapat
kajian tentang kemampuan fisik yang dianalisis agar proses pengembangan
mewujudkan gerakan tubuh prestasi olahraga lebih efektif dan
sedangkan domain psikomotorik efisien.
mengkaji terhadap gerakan tubuh. Inovasi pemikiran dari kajian
Pentingnya kualitas fisik di dalam terori yang ada adalah melakukan
menunjang keterampilan gerak di seleksi berdasarkan fakta hasil
dalam keolahragaan, maka domain observasi dan faktor-faktor
fisik memperoleh porsi penanganan determinan utama dari prestasi tenis
secara khusus. Antara domain fisik meja yang berkaitan dengan domain
dan domain psikomotorik tidak bisa fisik, meliputi: a). Karakteristik
dipisahkan, melainkan hanya bisa antropometrik, yaitu: (1) tinggi
dibedakan. Fungsi fisik dan fungsi badan, (2) berat badan, (3) rentang
psikomotorik di dalam berlatih lengan, (4) panjang tungkai. b)
olahraga harus bisa membedakan Karakteristik kemampuan fisik,
mana yang lebih diutamakan untuk terdiri: (1) koordinasi mata-tangan,
ditingkatkan pada periode latihan (2) hand reaction test, (3) persepsi
tertentu. Pada tahap tertentu kinestetik tangan: bidang vertical,
diutamakan latihan penguasaan bidang horizontal, (4) persepsi
gerak, pada tahap yang lain perlu kinestetik kaki: lompat, bergeser, (5)
diutamakan latihan peningkatan Kelentukan: flexcion of thrunk, sit
kualitas fisik. and reach, (6) kecepatan antisipasi
Pengertian domain fisik pada gerak: speed anticipation, (7)
penelitian ini adalah komponen kecepatan lari: 20 m, 40 m, (7)
kebugaran atau fitness yang kelincahan: shuttle run, (8)
diperlukan pemain sesuai dengan keseimbangan: hexagonal obstacle
cabang olahraga dan perannya. Fisik test, (9) power otot tungkai: standing
merupakan fondasi dari bangunan broad jumps, vertical power jumps,
prestasi hal ini dikarenakan faktor (10) power otot lengan: lempar bola
teknik, taktik, psikis dapat medicine, (11) kekuatan: sit-up,
dikembangkan dengan baik apabila push-up, (12) daya tahan
pemain memiliki bekal kualitas fisik kardiovaskuler: multistage fitness
yang baik. Di dalam materi pelatihan test (MFT).
kondisi fisik (Johansyah Lubis, dkk.
2009:15) disebutkan bahwa Instrumen
kemampuan biomotor dasar meliputi Salah satu fase terpenting
lima jenis, yaitu: kekuatan, daya dalam program pengukuran dan
tahan, kecepatan, fleksibilitas dan evaluasi adalah menseleksi dan
koordinasi. Elemen-elemen mengkonstruksi instrumen atau tes.
kemampuan tersebut mempunyai Menurut Riduwan ( 2006: 37) tes
peran masing-masing dari suatu sebagai instrumen pengumpulan data
cabang olahraga, dengan kata lain adalah serangkaian pertanyaan yang
kemampuan fisik bagi calon pemain digunakan untuk mengukur

13
keterampilan pengetahuan, Reliabilitas dapat diartikan
intelegensi, kemampuan atau bakat sebagai konsistensi hasil pengukuran
yang dimiliki individu/kelompok. apabila dilakukan beberapa kali pada
Dalam mengkontruksi instrument individu yang sama pada kondisi
yang perlu diperhatikan interprestasi yang sama. Jadi reliabilitas dapat
skor yang dihasilkan harus tepat, diartikan sama dengan konsistensi.
bermanfaat, dan dapat digunakan Suatu instrumen dikatakan
pada keadaan tersebut. reliabilitas apabila tes yang dibuat
Semua jenis instrumen diatas mempunyai konsistensi yang tinggi
agar memiliki kemampuan dalam mengukur yang hendak
mengevaluasi karakteristik penting diukur. Derajat reliabilitas
tertentu. Untuk mendukung dinyatakan oleh koefisien korelasi
penelitian pendahuluan ini mengutip dengan rentangan dari 0,00 sampai
beberapa teori ilmiah yang berkaitan 1,00, semakin besar skor berarti
dengan tes pengukuran dan semakin reliabel.
evaluasi, fisiologi olahraga. Sebuah Obyektivitas dapat
tes dapat digunakan apabila didefinisikan sebagai persetujuan
memiliki tingkat validitas, dari dua atau lebih penilai yang
reliabilitas dan obyektivitas yang kompeten tentang skor suatu
tinggi. pengukuran. Obyektivitas dapat juga
Menurut Verducci (1980: diistilahkan sebagai sebagai
145-163) karakteristik esensial reliabilitas antar penilai (rater
seleksi dan pengembangan reliability). Apabila dua orang
instrument dalam pendidikan jasmani penilai atau pemberi angka memberi
adalah: (1) validitas, (2) reliabilitas, skor individu dengan tes yang sama
(3) obyektivitas, dan (4) dan tidak sependapat dengan skor
administrabilitas. Sejalan dengan yang diberikan, maka tes tersebut
pendapat tersebut, menurut Sukardi tidak cukup obyektivitasnya.
(2010: 29) adalah: (1) valid, (2) Administrabilitas berkaitan
reliabel, dan (3) dapat digunakan dengan pertimbangan praktis dalam
(usability). Selanjutnya di dalam memilih instrument tes. Aspek ini
pedoman pemanduan bakat olahraga adalah merupakan aspek penting dari
(1998: 23-25) disebutkan hal-hal kriteria tes baik selama itu tidak
yang perlu diperhatikan dalam berpengaruh negatif pada kriteria
pengembangan tes, yaitu: (1) lain. Faktor untuk pertimbangan
validitas, (2) reliabiltas, (3) daya dalam menentukan ketergunaan
pembeda, (4) umur, (5) aplikabilitas, instrumen antara lain: (1) kemudahan
dan (6) kemudahan administrasi tes. administrasi tes, (2) waktu yang
Validitas adalah tingkat diperlukan, (3) urutan tes, (4)
ketepatan penggunaan alat dengan ketersediaan fasilitas dan peralatan,
apa yang seharusnya diukur. dan (5) biaya.
Validitas suatu instrumen adalah Kemudahan administrasi tes
derajat yang menunjukkan di mana diartikan adanya petunjuk
suatu tes mengukur apa yang hendak pelaksanaan yang lengkap akan
diukur. Suatu tes atau instrumen memberikan tuntunan bagi petugas
pengukuran adalah valid apabila ia tes maupun testinya, sehingga mudah
mengukur apa yang seharusnya dalam melakukannya waktu yang
diukur. diperlukan erat hubungannya dengan

14
besarnya biaya. Demikian pula ketersediaan norma dalam suatu tes
sarana dan prasarana yang dipakai juga sangat penting, adanya norma
dalam pelaksanaan tes, makin sedikit mempermudah membandingkan nilai
alat-alat personil dalam pelaksanaan yang dicapai subyek dalam suatu tes.
tes tersebut, makin sedikit biaya yang
dikeluarkan. Selain kriteria tersebut,
HASIL
Berdasarkan analisis data pada uji skala terbatas, hasilnya adalah sebagai
berikut:
Tabel 1. Hasil Stepwise Regression Untuk Pemain Putra
Step 1 2 3 4 5
Constant 863.3 1038.8 1055.0 1086.7 1072.7
X21 36.6 38.7 39.3 40.0 35.8
T-Value 5.90 7.36 8.21 9.41 7.90
P-Value 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000
X14 -25.6 -25.0 -26.8 -27.1
T-Value -3.73 -4.00 -4.82 -5.11
P-Value 0.001 0.000 0.000 0.000
X2 -3.5 -4.2 -4.0
T-Value -2.74 -3.62 -3.66
P-Value 0.010 0.001 0.001
X6 -4.1 -3.9
T-Value -3.04 -3.02
P-Value 0.005 0.005
X11 5.0
T-Value 2.00
P-Value 0.045
S 34.1 28.8 26.1 23.2 22.0
R-Sq 52.14 66.98 73.59 79.97 82.48
R-Sq(adj) 50.64 64.85 70.95 77.21 79.36

Berdasarkan tabel 1. 2. Butir tes X14 (shuttle run) sebagai


Dapatdijelaskanbahwa butir tes X21, butir tes terpilih kedua, karena
X14, X2, X6, dan X11 memiliki memiliki korelasi tertinggi kedua
korelasi yang signifikan dengan terhadap kriterion (ry.14 = 0.575, p-
kriterion (p ≤ 0.05), sedangkan butir value = 0.000), T-value = -5.11,
tes lainnya tidak memiliki korelasi p-value (0.000) ≤ 0.05 pada step
yang signifikan terhadap kriterion kelima.
karena p-value ≥ 0.05. 3. Butir tes X2 (panjang rentang
1. Butir tes X21 (MFT) sebagai butir lengan) sebagai butir tes terpilih
tes terpilih pertama, karena ketiga, dengan besar koefisien
memiliki korelasi tertinggi korelasi terhadap kriterion sebesar
terhadap kriterion (ry.21= 0.722, p- r y.2 = 0.534, p-value = 0.001, dan
value =0.000), T-value = -7.90, T-value = -3.66, p-value = 0.001,
p-value (0.000) ≤ 0.05 pada step pada step ke lima.
kelima. 4. Butir tes X6 (kecepatan reaksi
tangan) sebagai butir tes terpilih

15
keempat, dengan besar koefisien T-value = 2.00, p-value = 0.045,
korelasi terhadap kriterion r y.6 = - pada step kelima.
0.650, p-value = 0.000, dan T- Besar sumbangan efektif dari
value = -3.02, p-value = 0.005, kelima butir tes (X21, X14, X2, X6
pada step ke lima. dan X11) secara bersama-sama
5. Butir tes X11 (koordinasi mata- sebesar 82,48%. hal ini berarti
tangan) sebagai butir tes terpilih 82,48% variasi pada Y (kriterion)
kelima, dengan koefisien korelasi dapat dijelaskan oleh variabel X21,
r y.11 = 0.487, p-value = 0.003, dan X14, X2, X6, dan X11.

Tabel 2. Hasil Stepwise Regression Untuk Putri


Step 1 2 3 4 5 6
Constant 433.5 673.8 616.0 606.2 656.8 611.5
X2 4.16 3.27 3.45 3.58 3.65 3.59
T-Value 5.73 5.02 5.94 6.55 7.35 8.21
P-Value 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000 0.000
X13 -13.4 -13.7 -12.9 -11.8 -12.5
T-Value -3.52 -4.05 -4.05 -4.02 -4.84
P-Value 0.002 0.000 0.001 0.001 0.000
X6 20.2 23.5 20.3 22.6
T-Value 2.77 3.36 3.12 3.92
P-Value 0.011 0.003 0.005 0.001
X11 -6.2 -6.9 -7.2
T-Value -2.08 -2.54 -3.01
P-Value 0.050 0.019 0.007
X14 -4.6 -4.8
T-Value -2.38 -2.81
P-Value 0.027 0.011
X21 1.25
T-Value 2.69
P-Value 0.014
S 40.1 33.3 29.4 27.5 25.0 22.0
R-Sq 56.81 71.51 78.64 82.14 85.94 89.67
R-Sq(adj) 55.08 69.13 75.86 78.89 82.59 86.57

Dari tabel 2 dapat dijelaskan =0.000), T-value = 8.21, p-


bahwa butir tes X2, X6, X11, X14, value (0.000) ≤ 0.05 pada step
X15, dan X22 memiliki korelasi keenam.
yang signifikan dengan kriterion (p ≤ 2. Butir tes X13 (kecepatan lari 40
0.05), sedangkan butir tes lainnya meter) sebagai butir tes terpilih
tidak memiliki korelasi yang kedua, karena memiliki korelasi
signifikan terhadap kriterion karena tertinggi kedua terhadap
p-value ≥ 0.05. kriterion (r y.13 = -0.645, p-value
1. Butir tes X2 (panjang rentang = 0.000), T-value = -4.84, p-
lengan) sebagai butir tes terpilih value (0.000) ≤ 0.05 pada step
pertama, karena memiliki keenam.
korelasi tertinggi terhadap 3. Butir tes X6 (kecepatan reaksi
kriterion (r y.2 = 0.754, p-value tangan) sebagai butir tes terpilih

16
kelima, dengan koefisien ukuran antropometri yang
korelasi r y.6 = 0.721, p-value = berkorelasi dengan pencapaian
0.00, dan T-value = 3.92, p- prestasi tenis meja.
value = 0.001, pada step keenam 2. Kecepatan reaksi tangan
4. Butir tes X11 (koordinasi mata- permainan tenis meja
tangan) sebagai butir tes terpilih membutuhkan tempo permainan
ketiga, dengan besar koefisien yang cepat, untuk menerima dan
korelasi terhadap kriterion mengembalikan bola seorang
sebesar r y.11 = 0.531, p-value = pemain tenis meja membutuhkan
0.004, dan T-value = -3.01, p- kecepatan reaksi yang tinggi, dan
value = 0.007, pada step ke sebaliknya jika seorang pemain
enam. memiliki kecepatan reaksi yang
5. Butir Tes X14 (shuttle run) rendah maka akan terlambat
terpilih, r y.14 = -0.584, p-value = dalam menjangkau bola yang
0.001, T-value = -2.81, p-value datang sehingga mengalami
= 0.011 pada step ke enam kesulitan saat menerima dan
6. Butir tes X21 (MFT) sebagai mengembalikan bola kearah
butir tes terpilih keempat, lawan. Kecepatan reaksi tangan
dengan besar koefisien korelasi seorang pemain tenis meja
terhadap kriterion r y.21 = 0.640, merupakan cerminan penguasan
p-value = 0.000, dan T-value = teknik khusus sehingga
2.69, p-value = 0.014, pada step mengindikasikan bahwa
ke enam. keterampilan dalam tenis meja
Besar sumbangan efektif dari memerlukan kualitas kemampuan
keenam butir tes (X2, X13, X6, X11, yang spesifik.
X14 dan X21) secara bersama-sama 3. Koordinasi gerak yang baik, hal
sebesar 89,67%. hal ini berarti ini berdampak pada kemampuan
89.67% variasi pada Y (kriterion) untuk memberikan respon
dapat dijelaskan oleh variabel X2, terhadap datangnya bola yang
X13, X6, X11, X14, dan X21 arah dan geraknya tidak terduga
melalui gerak memanipulasi bet
PEMBAHASAN (gerak memukul) untuk
Rangkaian tes fisik antara mengembalikan bola ke meja
pemain putra dan putri berbeda. Hal lawan yang arah dan geraknya
ini mengindikasikan bahwa untuk dapat mematikan permainan
mengidentifikasi pretasi tenis meja lawan. Selain hal tersebut dalam
faktor-faktor yang berpengaruh permainan tenis meja, koordinasi
secara dominan merupakan pilihan mata tangan mempunyai peranan
yang tepat untuk dilaksanakan. yang besar karena pada waktu
Terpilihnya rangkaian tes tersebut akan memukul bola, hal pertama
secara terinci sebagai berikut: yang perlu dilakukan pemain
1. Panjang rentang lengan terpilih untuk mengantisipasi bola yaitu
sebagai elemen tes, hal ini melihat gerakan lawan, membaca
mengindikasikan bahwa ukuran arah datangnya bola, selanjutnya
tersebut secara statistik memiliki menentukan jarak yang tepat
interkorelasi terhadap elemen untuk mengayunkan bet.
yang lain, sehingga panjang Koordinasi mata tangan yang baik
rentang lengan dapat mewakili tentunya akan sangat membantu

17
dalam permainan tenis meja, lempar tangkap bola tenis, 4) shuttle
sehingga pemain tidak akan run dan 5) lari 40 m, dan 6) lari
kesulitan untuk memukul, dan multitahap. Terdapat dua rangkaian
mengembalikan bola dari lawan. tes fisik tenis meja umur 13-15
4. Kelincahan gerak ke samping tahun, mempunyai implikasi pada
kanan, kiri, depan, belakang upaya sistem seleksi dan pembinaan
sangat diperlukan dalam prestasi tenis meja, upaya tersebut
pencapaian prestasi tenis meja, akan lebih efisien dengan pendekatan
kemampuan menempatkan diri ilmiah, salah satunya dengan
secepat mungkin untuk dapat menggunakan tes dan pengukuran
dekat dengan posisi bola akan lapangan untuk pemain tenis meja
memudahkan pemain dalam karena secara statistik akan memberi
memainkan bet sehingga pengaruh dalam keberhasilan
memudahkan untuk mengarahkan pembinaan dan lebih baik dibanding
bola ke lapangan lawan, sebelum dengan tidak menggunakan tes.
lawan sempat menempatkan posisi
yang menguntungkan. DAFTAR PUSTAKA
5. Daya tahan kardiorespirasi (VO2 Bompa, Tudor O., G. Gregory Haff.
maks) yang memadai untuk 2009.Periodization Theory and
beraktifitas pada intensitas yang Methodology of Training, New
waktunya relatif lama, apabila York: Kendall/Hunt Publising
kemampuan kondisi tersebut tidak Company.
memadai maka memberi dampak
pada buruknya pencapaian Kertamanah. 2003.Teknik dan Taktik
prestasi. Dasar Permainan Tenis Meja.
6. Adanya norma yang tersusun Jakarta: PT Raja Grafindo
memberi gambaran bahwa untuk Persada.
memilih calon pemain tenis meja Muklis. 2007. Olahraga
dalam upaya meningkatkan sistem Kegemaranku Tenis Meja.
seleksi dan pemanduan bakat Klaten : PT. Macanan Jaya
serta pengembangan pemain tenis Cemerlang
meja, dapat bergantung pada skor
yang diperoleh melalui tes fisik Nossek, Josef. 1982. General Theory
tenis meja. of Training. Logos: National
for Sports. Pedoman
SIMPULAN Pemanduan Bakat Olahraga.
Diperoleh dua rangkaian tes 1998. Jakarta: Kemenpora.
tenis meja untuk kelompok umur 13- Pesurney, Paulus. 2005. Hight
15 tahun, yaitu: rangkaian tes tenis Theory Performance Training.
meja untuk pemain putra, terdiri dari: Bogor: Workshop bagi pelatih
1) panjang rentang lengan, 2) PAL, Gunung Geulius.
kecepatan reaksi tangan; 3) tes
lempar tangkap bola tenis; 4) shuttle Verducci, F.M. 1980. Measurement
run; dan 5) lari multitahap. Concepts In Physical
Sedangkan rangkaian tes tenis meja Education. United States of
untuk pemain putri, terdiri dari: 1) America: The C.V. Mosby
panjang rentang lengan, 2) Company.
kecepatan reaksi tangan, 3) tes

18

Anda mungkin juga menyukai