Setiyawan, Sukadiyanto
Universitas Negeri Yogyakarta, Universitas Negeri Yogyakarta
second.setiyawan @gmail.com, sukadiyanto_fik@yahoo.com
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan model tes fisik calon atlet taekwondo yang valid
dan reliabel berdasarkan indikator fisik taekwondo. Jenis penelitian ini adalah Research and
Development (R&D) dengan pendekatan survei melalui tes pengukuran. Hasil penelitian dan
pengembangan berupa model tes fisik untuk calon atlet taekwondo usia 11-13 tahun. Teknik analisis
data validitas menggunakan construct validity dengan korelasi Product Moment Pearson, Z skor untuk
menyamakan satuan dan reliabilitas menggunakan test retest Conbrach’s Alpha dengan hasil
reliabilitas panjang tungkai 1,00, kelentukan 0,992, kecepatan reaksi 0,639, kekuatan perut 0,604,
power tungkai kanan 0,992, power tungkai kiri 0,998, kekuatan lengan 0,721 dan kelincahan 0,974.
Hasil model tes fisik calon atlet taekwondo usia 11-13 tahun yang berupa norma dan buku panduan
dapat digunakan sebagai pedoman pelatih dalam memilih bibit atlet taekwondo usia 11-13 tahun.
Kata kunci: Model Tes Fisik, Taekwondo, Usia 11-13 Tahun
Abstract
This study aims to produce a model of a physical test of candidates taekwondo athlete which is
valid and reliable based on physical indicators of taekwondo. This research is a Research and
Development (R&D) with survey approach through the test measurements. The result ofthis research
and development is a model of a physical test for candidates of taekwondo athletes aged 11-13 years.
The validity used construct validity with Product Moment Pearson correlation, Z scores were used to
equalize unit and reliability used test retest Conbrach’s Alpha reliability resulting limb length as 1.00,
flexibility 0.992, speed of reaction of 0.639, streght of abdominal 0.604, right leg power 0.992, left leg
power 0.998, arms streght 0.721 and agility 0.974. The results of the physical tests models of
taekwondo athletes candidate 11-13 years of age in the form of norms and guide books can be used as
a guide in selecting taekwondo athletes aged 11-13 years.
Key words: Physical test models, Taekwondo, Age 11-13 Years
sesingkat mungkin. Sukadiyanto (2011, p.116). menggunakan instrumen yang baik yang dapat
Fleksibilitas adalah luas gerak atau beberapa memberikan data yang akurat. (b) analyze the
persendian. Dalam pelaksanaannya, fleksibilitas sport dalam tes fisik taekwondo sudah ada
dapat dibagi menjadi dua, yaitu fleksibiltas komponen biomotor fisik yang dibutuhkan
statis dan dinamis. Sukadiyanto (2011, p.137). cabang olahraga taekwondo yaitu kelentukan,
Tes merupakan proses pengumpulan kecepatan reaksi, kekuatan, dan kelincahan. (c)
informasi untuk mendapatkan data, di mana preview literature, dalam penyusunan instru-
data tersebut dapat digunakan untuk evaluasi. men tes fisik diperkuat dengan literatur dan
Tes sebagai pengumpulan data adalah serang- kajian sesuai cabang olahraga taekwondo. (d)
kaian pertanyaan/latihan yang digunakan untuk select test items, pemilihan item tes yang digu-
mengukur ketrampilan pengetahuan, intele- nakan dalam tes fisik taekwondo melibatkan
gensi, kemampuan, atau bakat yang dimiliki ahli yang ditunjuk dan berkompeten di bidang
individu. Riduan (2007, p.37). Proses evaluasi taekwondo dan tes pengukuran. (e) establish
merupakan bagian integral dari proses pem- procedures, yaitu menetapkan prosedur tes
belajaran, yang memungkinkan pengajar mam- yang akan dilakukan. (f) peer review, melaku-
pu membuat keputusan yang benar mengenai kan tinjauan kembali atas prosedur yang sudah
pencapaian belajar. Penilaian dapat dilakukan disusun. (g) pilot study yaitu melakukan ujicoba
dengan tujuan menetapkan nilai atau menetap- instrumen sebagai gambaran dari tes yang
kan umpan balik untuk mendiagnosa kelebihan disusun. (h) determine validity reliability objec-
dan kekurangan proses pembelajaran yang tivity, menentukan validitas, reliabilitas dan
berlangsung (sumatif), serta melihat kemajuan objektivitas tes. (i) develop norms, yaitu mem-
belajar/formatif. Rachman (2007,p. 278). buat norma tes. (j) construct test manual
Model merupakan suatu pola, contoh, membuat bentuk manual tes. Morrow (2011,
acuan, atau ragam dari sesuatu yang akan dibuat pp.284-286).
atau dihasilkan. Definisi lain dari model adalah Sebelum membuat tes, harus memper-
pola dari sesuatu yang akan dibuat atau diha- timbangkan: (1) acuan kriteria norma dan
silkan. Secara harfiah model dimaknai sebagai pengukuran yang harus digunakan, dan (2)
suatu objek atau konsep yang digunakan untuk harus memiliki kriteria tes yang baik. Tes yang
mempresentasikan suatu hal. Triatno (2011, dimaksud adalah tes yang memenuhi syarat
p.141). Pengertian mengenai model dapat validitas, reliabilitas, objektivitas, diskriminitas,
didefinisikan sebagai bentuk konsep yang akan dan praktibilitas. Miller (2002, p.55). Validitas
digunakan untuk mempresentasikan sesuatu. adalah kriteria yang paling penting untuk diper-
Dalam melakukan pengembangan model pem- timbangkan ketika mengevaluasi tes karena
belajaran harus memperhatikan hal-hal yang validitas mengacu pada sejauh mana tes benar-
bersifat mendasar dalam model pembelajaran. benar mengukur masalah dalam pengukuran.
Model pembelajaran harus memiliki lima unsur Penelitian ini menggunakan validitas konstruk.
dasar yaitu: (1) Syntax yaitu urutan-urutan atau Validitas konstruk mengacu pada derajat
langkah-langkah dalam melaksanakan kegiatan individu yang memiliki sifat cemas, cerdas, dan
pembelajaran. (2) Social system yaitu aturan- motivasi yang membangun, yang diasumsikan
aturan yang berlaku dalam proses pembelajaran akan tercermin dalam tes. Miller (2002, p.57).
dalam menciptakan interaksi dalam pembelajar- Reliabilitas adalah konsistensi tes, artinya
an. (3) Principles of reaction diartikan perilaku sebuah tes yang dapat diandalkan harus mem-
yang seharusnya ditunjukan oleh guru pada saat punyai hasil kurang lebih sama tanpa memper-
proses pembelajaran. (4) Support system yaitu dulikan jumlah waktu yang diberikan. Miller
mengenai perangkat-perangkat pendukung (2002, p.59). Reliabilitas penelitian mengguna-
dalam pelaksanaan proses pembelajaran. (5) kan tes-retest yaitu suatu tes yang reliabel akan
Instructional and nurturant effect merupakan menghasilkan skor tampak yang relatif sama
pemerolehan hasil belajar yang ingin dicapai apabila dikenakan dua kali pada waktu yang
dan pemerolehan hasil belajar diluar tujuan berbeda. Azwar (2008, p. 36).
pembelajaran. Rahyubi (2012, p.251) Pemanduan bakat adalah a final
Prosedur penyusunan instrumen peng- dimension of sport talent is talent in the proses
ukuran meliputi langkah-langkah: (a) review of development. Talented athlete who exel in
criteria of good tes yaitu untuk mendapatkan thein sport or perhaps even dominate their
gambaran keadaan yang sesungguhnya terhadap peers exist at every age level. They may bigger,
hasil pengambilan data di lapangan, harus stronger, faster or simplybetter than other
children. Brown (2001, p.6). Dapat disimpulkan serta pengendalian secara berdaya guna dan
bahwa pada pemanduan bakat terdapat suatu berhasil guna. KONI (2012, p.7). Pembinaan
proses pengembangan. Untuk mencari atlet meliputi pelaksanaan kegiatan secara tertib
pada setiap cabang dapat dilihat dari unsur sesuai rencana, ketentuan, petunjuk, norma,
dominan kebutuhan cabang dan tingkat umur. sistem, dan metode secara efektif dan efisien
Calon atlet berbakat harus lebih besar, kuat, dalam rangka mencapai hasil yang diharapkan
cepat, dan lebih baik dibandingkan anak yang secara maksimal.
lain. Pembinaan olahraga prestasi memiliki
Kualitas antropometri pada cabang olah- tahapan pembinaan,yaitu (1) tahap pemassalan,
raga menentukan dalam prestasi cabang olah- (2) tahap pembibitan, (3) tahap pembinaan
raga tersebut, selain itu kualitas otot juga prestasi. Banyak cara yang dilakukan dalam
mempengaruhi prestasi, untuk otot merah lebih mencari bibit potensial untuk pembinaan
banyak pada komponen daya tahan, untuk otot olahraga prestasi. Pembibitan dimulai dari usia
putih lebih banyak pada komponen kecepatan, dini diharapkan menjadi langkah awal proses
kekuatan dan power. Pada cabang olahraga pembinaan menuju prestasi olahraga. Perkem-
taekwondo kategori kyourugi lebih memerlukan bangan keterampilan dan kemampuan berolah-
komponen yang terdapat pada otot putih, di raga dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu: (1)
samping itu pada kategori ini ukuran badan kelompok praktis dimulai olahraga, (2) kelom-
yaitu tinggi badan lebih menguntungkan ketika pok umur pengkhususan, dan (3) kelompok
bertanding karena semakin tinggi atlet semakin untuk jangka penampilan tertinggi. Bompa
jauh jarak tendangan dan semakin mudah atlet (2009, p.64). Berdasarkan konsep piramida
menendang ke arah kepala lawan. Pada kategori pembinaan olahraga yang bertahap, berjenjang
poomsae taekwondo pemilihan atlet cenderung dan berkesinambungan, maka jangkauan pem-
mementingkan postur tubuh yang ideal di mana binaan olahraga yang terbesar populasinya,
pada kategori ini pemilihan atlet sebaiknya sasarannya adalah: kegiatan olahraga masyara-
tinggi badan tidak terlalu tinggi, karena hal ini kat yang bersifat 5M (murah, meriah, massal,
menguntungkan dalam kategori poomsae yang menarik dan manfaat). Menurut teori piramida
juga menilai aspek keseimbangan. Pencarian emas bahwa dalam olahraga taekwondo dalam
bakat adalah proses pemilihan calon atlet yang pembinaan pada atlet sebaiknya dimulai sesuai
melibatkan proses pengukuran terhadap berba- dengan kelompok usia kecabangan yang dida-
gai kualitas internal atlet yang meliputi: kualitas sarkan pada teori piramida emas.
fisik, antropometri, kualitas motorik, dan Ada beberapa kegiatan dasar yang dilak-
kualitas psikologis. Depdiknas (2004, p.3). sanakan dalam proses pembinaan atlet untuk
Pada taekwondo yang dilombakan ber- mencapai prestasi tinggi. Adapun kegiatan-
dasarkan kategori umur, yaitu junior 14-17 kegiatan tersebut secara berurutan sebagai
tahun dan senior 18 tahun ke atas. Untuk itu berikut: (1) pemasalan, (2) pembibitan, (3)
proses pemanduan bakat pada taekwondo untuk pemanduan bakat, (4) pembinaan dan (5) sistem
menentukan kategori mana yang tepat untuk latihan. Dalam prakteknya para pelatih olahraga
didalami berada pada fase umur 11-13 tahun. secara langsung melakukan kegiatan pembinaan
Tujuan utama pemanduan bakat adalah tanpa melalui perencanaan, sehingga kurang
mengidentifikasi dan memilih calon atlet yang kemantapannya. Hampir semua negara di dunia
berpotensi sesuai potensi, minat, dan kebutuhan mempunyai sistem pembinaan olahraga berda-
cabang olahraga serta memperkirakan peluang sarkan piramida. Sistem pembinaan berdasar-
untuk berhasil dalam program pembinaan kan piramida adalah suatu pembinaan yang
sehingga mendapatkan prestasi maksimal dalam berjenjang dari lapisan bawah (pemassalan),
cabang olahraga tertentu. kemudian dilanjutkan secara berkesinambungan
Penelusuran bakat memiliki andil agar ke lapisan tengah (pembibitan terus berjenjang
anak dapat berlatih olahraga dan mengembang- ke atas ke puncak piramida pembinaan
kan prestasi di bidang olahraga sesuai poten- prestasi).
sinya. Dalam pembinaan olahraga, biasa meng-
ikuti tahap-tahap pembinaan yang didasarkan
pada teori piramida. Pembinaan adalah segala
usaha, pekerjaan dan kegiatan yang berhubung-
an dengan perencanaan, penyusunan, pembang-
unan, pengembangan, pengarahan, penggunaan
Pengembangan Model Tes Fisik Calon Atlet Taekwondo Usia 11-13 Tahun (Setiyawan, Sukadiyanto) - 37
bermula dari adanya potensi masalah yang masukan dari berbagai pihak. Apabila produk
butuh pemecahan. Dalam penelitian ini potensi telah direvisi maka dapat dilanjutkan pada tahap
masalahnya adalah belum adanya tes fisik untuk pengembangan selanjutnya. (g) Produk/imple-
mengidentifikasi bakat calon atlet taekwondo. mentasi produk, dalam tahap ini secara garis
(b) Pengumpulan data, kegiatan pengumpulan besar kegiatan yang dapat dilakukan terdiri dari
data adalah kegiatan mengumpulkan informasi tiga macam, yaitu pelaporan hasil penelitian,
yang dapat digunakan untuk mengatasi masalah implementasi produk, sampai dengan produksi
tersebut. Dalam penelitian ini informasi diper- masal. Model tes fisik ini akan diterapkan da-
oleh dari hasil observasi lapangan berupa forum lam proses pencarian bakat yang akan dilaku-
grup discussion (FGD) dengan pelatih taekwon- kan oleh klub yang dijadikan sampel.
do. Hal yang dibahas pada FGD meliputi kom-
ponen fisik taekwondo dan hal apa saja yang
diperhatikan dalam mengambil calon atlet.
Pelatih yang diambil untuk FGD adalah pelatih
PAB Junior dan PPLP. (c) Desain produk,
produk dalam penelitian ini berupa battery test
yang memiliki norma tes dari item tes yang
diujicobakan kepada subjek penelitian. Tes
yang menjadi produk dilakukan secara urut. (d)
Validasi desain, merupakan proses untuk meni-
lai rancangan produk secara rasional, logis dan
analitis. Dalam penelitian ini validasi desain
dengan seorang pakar ahli dalam taekwondo
sekaligus binpres Pengprov TI DIY Devi Tirta- Gambar 2. Langkah Penelitian
wirya, M.Or dan Prof. Dr. Suharjana, M.Kes
ahli dalam tes, pengukuran dan evaluasi. Vali- Model penelitian ini berdasarkan persetu-
dasi yang dilakukan meliputi apakah kompenen juan para ahli. Data yang diperoleh merupakan
tes yang dilakukan sudah sesuai dengan hasil yang berasal dari tes. Pembuatan model
komponen cabang taekwondo, tes sesuai tes disesuaikan dengan kebutuhan pada cabang
dengan karakteristik anak, dan urutan tes yang taekwondo kategori poomsae dan kyourugi
dilakukan apakah sudah berurutan atau belum. yaitu kekuatan menggunakan (hand grip),
Revisi desain, kegiatan ini memberikan masuk- kekuatan otot perut (sit-up), tes power tungkai
an dari kelemahan model tes yang dihasilkan, (single leg jump), tes kelentukan (sit and
sehingga dihasilkan produk yang benar-benar reach), waktu reaksi (WBR), kelincahan (T-
tepat sesuai kebutuhan pengguna. Setelah test), tes tinggi badan (stadiometer), berat badan
desain model tes dinyatakan valid dan reliabel (timbangan), dan panjang tungkai (pita ukur).
oleh ahli maka model dapat direalisasikan Dalam penelitian ini ada delapan tes yang
menjadi sebuah produk nyata. Produk yang dijadikan model. Data diambil pada setiap pos,
dihasilkan harus dilakukan ujicoba produk di mana pada setiap pos akan diambil satu item
dengan tujuan mengetahui kinerja dan tingkat tes. Tes harus dilakukan secara berurutan, item
kelayakan produk yang dikembangkan. (e) Uji tes yang dilakukan meliputi tes tinggi dan berat
coba produk, merupakan kegiatan menguji badan, tes panjang tungkai, tes kelentukan, tes
produk yang dikembangkan kepada subjek yang reaksi, tes kekuatan otot perut, tes power tung-
dituju. Dalam penelitian ini uji coba model kai, tes kekuatan otot lengan dan tes kelincahan.
dilakukan dua tahapan, yaitu uji coba skala Istirahat antar pos maksimal 3 menit.
kecil yang dilanjutkan revisi produk dan uji
coba skala besar yang dilanjutkan dengan revisi
produk. Setelah didapat penilaian yang baik
dari kedua tahapan maka model tes dapat dinya-
takan layak untuk diproduksi dan diterapkan.
Dalam penelitian ini uji coba skala kecil dilaku-
kan kepada 30 anak usia 11-13 tahun, skala
besar besar dilakukan kepada 320 anak. (f)
Revisi produk, dalam rangka menyempurnakan
produk maka diperlukan revisi yaitu berupa
Pengembangan Model Tes Fisik Calon Atlet Taekwondo Usia 11-13 Tahun (Setiyawan, Sukadiyanto) - 39
Data Hasil Sampel Penelitian Tabel 4. Norma Tes Kekuatan Otot Perut
Data uji besar dilakukan untuk menentu- Nilai Sit-Up Putra Sit-Up Putri
kan norma tes calon atlet taekwondo usia 11-13 5 26-28 21-22
tahun. Data uji besar merupakan data yang 4 23-25 19-20
diperoleh dari 9 klub taekwondo yang tersebar 3 20-22 17-18
di Kabupaten Sleman, Kota Yogyakarta, dan 2 17-19 15-16
1 14-16 13-14
Kabupaten Bantul. Total uji besar 160 putra dan
160 putri dengan kategori umur 11-13 tahun. Hasil nilai dari tes power kanan dapat
Selanjutnya tes fisik untuk calon atlet dilihat pada tabel 5 ini.
taekwondo yang diuji coba pada kelompok
Tabel 5. Norma Tes Power Kanan Putra dan
besar dikelompokkan menjadi norma. Untuk
Putri
mengetahui hasil data yang didapat pada setiap
komponen tes maka dibuat tabel klasifikasi per Nilai Power Kanan Putra Power Kanan Putri
item tes. Berikut ini hasil tabel nilai skala besar 5 142.2-152.4 133.7-141.9
untuk calon atlet taekwondo putra dan putri 4 131.9-142.1 125.4-133.6
tersaji pada tabel 1 ini. 3 121.6-131.8 117.1-125.3
2 111.3-121.5 108.8-117.0
Tabel 1. Norma Tes Panjang Tungkai Putra dan 1 101-111.2 100.5-108.7
Putri
Hasil nilai dari tes power kiri dapat
Panjang Tungkai Panjang Tungkai dilihat pada tabel 6 ini.
Nilai
Putra Putri
5 93.4-99.6 86.30-90.0 Tabel 6. Norma Tes Power Kiri Putra dan Putri
4 87.1-93.3 82.50-86.20 Nilai Power Kiri Putra Power Kiri Putri
3 80.8-87.0 78.70-82.40 5 135.6-146.9 122.0-129.9
2 74.5-80.7 74.90-78.60 4 124.2-135.5 114.0-121.9
1 68.5-74.7 71.10-74.80 3 112.8-124.1 106.0-113.9
Hasil nilai dari tes kelentukan dapat dili- 2 101.4-112.7 98.0-105.9
hat pada tabel 2 ini. 1 90-101.3 90.0-97.9
Tabel 2. Norma Tes Kelentukan Putra dan Putri Hasil nilai dari tes kekuatan lengan dapat
dilihat pada tabel 7 ini.
Kelentukan
Nilai Kelentukan Putra Tabel 7. Norma Tes Kekuatan Lengan Putra
Putri
5 36.4-40.9 39.5-43.9 dan Putri
4 31.8-36.3 35.0-39.4 Kekuatan Lengan Kekuatan Lengan
3 27.2-31.7 30.5-34.9 Nilai
Putra Putri
2 22.6-27.1 26.0-30.4
5 32.2-35.4 26.8-29.4
1 18.0-22.5 21.5-25.9
4 28.9-32.1 24.1-26.7
Hasil nilai dari tes kecepatan reaksi dapat 3 25.6-28.8 21.4-24.0
dilihat pada tabel 3 ini. 2 22.3-25.5 18.7-21.3
1 19.0-22.2 16.0-18.6
Tabel 3. Norma Tes Reaksi Putra dan Putri
Hasil nilai dari tes kelincahan dapat
Nilai Reaksi Putra Reaksi Putri dilihat pada tabel 8 ini.
5 0.270-0.238 0.323-0.268
4 0.309-0.271 0.379-0.324 Tabel 8. Norma Tes Kelincahan Putra dan Putri
3 0.348-0.310 0.435-0.380 Nilai Kelincahan Putra Kelincahan Putri
2 0.387-0.349 0.491-0.436
5 10.20-9.65 10.60-10.05
1 0.426-0.388 0.547-0.492
4 10.80-10.19 11.10-10.61
Hasil nilai dari tes kecepatan reaksi dapat 3 11.40-10.81 11.60-11.11
dilihat pada tabel 4 ini. 2 12.00-11.41 12.10-11.61
1 12.60-12.01 12.60-12.11
Selanjutnya dibuat norma tes untuk calon
atlet taekwondo usia 11-13 tahun untuk menge-
tahui hasil tes yang telah dites. Satuan tes
Pengembangan Model Tes Fisik Calon Atlet Taekwondo Usia 11-13 Tahun (Setiyawan, Sukadiyanto) - 41
disamakan dengan z score. Hasil norma keselu- calon atlet taekwondo usia 11-13 tahun. Dalam
ruhan tes fisik putra dapat dilihat pada tabel 9. model tes fisik peneliti mengacu pada model tes
yang sudah ada, tetapi untuk norma nilai
Tabel 9. Norma Tes Fisik Putra
peneliti membuat norma tes sendiri dengan cara
Jumlah Jumlah mengklasifikasikan data yang sudah ada agar
No Klasifikasi
Nilai Siswa dapat dijadikan pedoman.
1 ≥ 32 16 Sangat Baik (BS) Klasifikasi putra dan putri masing-ma-
2 28-31 33 Baik (B) sing dibuat terpisah. Pemisahan norma tes dika-
3 24-27 73 Sedang (S)
renakan beberapa faktor yang mempengaruhi
4 20-23 29 Kurang (K)
Sangat Kurang
antara lain: (1) kemampuan fisik putra dan putri
5 16-19 9 yang berbeda; (2) karakteristik putra dan putri
(SK)
yang berbeda; (3) gerak putri lebih terbatas
Hasil norma keseluruhan tes fisik putri dibanding putra. Setelah hasil diperoleh dan
dapat dilihat pada tabel 10. diolah maka dapat diklasifikasikan norma.
Tabel 10. Norma Tes Fisik Putri Model tes dan norma yang dihasilkan
berfungsi mempermudah penilaian tes fisik ca-
Jumlah Jumlah lon atlet taekwondo usia 11-13 tahun. Berdasar-
No Klasifikasi
Nilai Siswa kan hasil penelitian tes kelincahan memiliki
1 27-30 18 Sangat Baik (BS)
kesulitan karena memiliki gerak yang paling
2 24-26 52 Baik (B)
3 21-23 60 Sedang (S)
kompleks. Tes kecepatan reaksi, kelentukan,
4 18-20 19 Kurang (K) kekuatan otot perut, power tungkai dan hand-
5 15-17 11 Sangat Kurang (SK) grip memiliki kesulitan sedang. Tes tinggi ba-
dan, berat badan dan panjang tungkai memiliki
Sebuah kegiatan pengembangan dapat kesulitan yang paling rendah.
dilakukan apabila terdapat data hasil analisis Adapun keunggulan produk ini adalah
kebutuhan berdasarkan kondisi lapangan. untuk mempermudah pelatih dalam mencari
Pengembangan tes fisik untuk calon atlet tae- bibit calon atlet taekwondo, melalui produk ini
kwondo usia 11-13 tahun menggunakan model pelatih dapat memilih bibit atlet sesuai kom-
deskriptif prosedural di mana tes untuk anak ponen fisik yang dibutuhkan dalam olahraga
usia 11-13 tahun menggariskan langkah pelak- taekwondo. Model tes ini juga tidak terlalu sulit
sanaan penelitian dan pengembangan yang dilakukan untuk anak usia 11-13 tahun.
harus diikuti untuk menghasilkan sebuah
produk. Simpulan dan Saran
Tahap dasar yang harus dilakukan untuk Simpulan
membuat model tes yaitu konseptualisasi
masalah, pembuatan produk, dan uji coba Berdasarkan hasil penelitian yang telah
produk. Selanjutnya apabila keputusan dapat diuraikan pada bab pembahasan, dapat diambil
diterima maka pembuatan produk dapat dimulai suatu kesimpulan bahwa: (a) Model tes fisik
dan apabila belum diterima maka proses harus yang valid dan reliabel untuk pembibitan dan
diulangi. Langkah ini digunakan untuk mem- pembinaan calon atlet taekwondo terdiri dari 7
bangun dan mengembangkan tes dengan harap- bentuk tes fisik dan didukung oleh pengukuran
an memperoleh instrumen yang valid dan tinggi badan dan berat badan. Adapun tes fisik
reliabel dengan melibatkan para ahli dalam untuk calon atlet taekwondo usia 11-13 tahun
bidang olahraga khususnya ahli mengenai olah- antara lain: (1) tes panjang tungkai, (2) tes ke-
raga taekwondo, ahli dalam bidang evaluasi, lentukan, (3) tes kecepatan reaksi, (4) tes keku-
tes, dan pengukuran olahraga, serta ahli dalam atan otot perut dengan sit up 30 detik, (5) tes
bidang metodologi penelitian. power tungkai dengan single leg jump, (6) tes
Instrumen tes fisik calon atlet taekwondo kekuatan lengan dengan handgrip dynamo-
usia 11-13 tahun mengacu pada forum diskusi meter, (7) tes kelincahan dengan T-tes 4 meter.
yang dilakukan bersama pelatih taekwondo Tes layak digunakan di Indonesia karena me-
yang kemudian hasil dari diskusi tersebut menuhi syarat valid, reliabel, dan objektif. (b)
didiskusikan dengan ahli. Berdasarkan deskripsi Kriteria atlet berdasarkan model tes fisik adalah
data maka diperoleh suatu pembahasan sebagai atlet yang memiliki nilai total rata-rata sangat
berikut. Hasil data yang diolah peneliti pada baik. Model tes yang disusun sudah sesuai de-
akhirnya menghasilkan suatu model tes fisik ngan karateristik pertumbuhan dan perkem-
bangan anak berdasarkan diskusi dengan expert KONI. (2001). Garuda emas (pemanduan dan
judgment. Tes mampu mengelompokkan atlet pembinaan bakat usia dini). Jakarta:
sesuai dengan potensinya. Potensi atlet dike- KONI Pusat.
lompokkan berdasarkan norma tes yang
KONI. (2012). Rencana strategis komite olah-
disusun.
raga nasional indonesia tahun 2011-
Saran 2015. Jakarta: KONI Pusat.
Berdasarkan hasil penelitian, implikasi, Lutan. R. (2000). Pengukuran dan evaluasi.
dan keterbatasan penelitian dapat disarankan Jakarta: Departemen Pendidikan Nasio-
hal-hal sebagai berikut: (1) Model tes fisik ca- nal.
lon atlet taekwondo diharapkan dapat member
Miller, David K. (2002). Measurement by the
sumbangan kepada pelatih untu memilih bibit
physical educator. USA: McGraw-Hill
calon atlet taekwondo usia 11-13 tahun. (2)
Companies.
Sebagai ide/gagasan bagi peneliti lain untuk
mengembangkan penelitian ini sehingga lebih Morrow, James. (2011). Measurement and
mudah dipahami dan pelaksanaan tes lebih evaluation in human performance.
menarik. (3) Membuat tes fisik cabang olahraga Champaign, Ilinois: Human Kinetics
lain, sehingga memiliki standar nilai yang sa- Publisers. Inc.
ma. (4) Pemasalan taekwondo pada usia 11-13 Rachman, Hari Amirullah. (2007). Pengem-
tahun akan memperbanyak jumlah bibit olahra- bangan alat evaluasi keterampilan
gawan yang dipilih, sehingga olahragawan yang bermain softball berbasis authentic
terpilih lebih berkualitas. assessment. Majalah ilmiah olahraga,
Daftar Pustaka volume 13, Nomor 3, pp.275-296.
Azwar, Saifuddin. (2008). Reliabilitas dan Rahyubi, Hery. (2012). Teori-teori belajar dan
validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar aplikasi pembelajaran motorik.
Offset. Bandung: Husa Media
Bompa, Tudor. O. (2009). Theory and metho- Sukadiyanto. (2011). Pengantar teori dan meto-
dology of training. Toronto: Mozaic dologi melatih fisik. Yogyakarta: FIK.
Press. UNY.
Brown, Jim. (2001). Sport talent, how identify Sukamti, Endang Rini. (2007). Diktat perkem-
and develop outstanding athletes. bangan motorik. Yogyakarta: FIK
Champaign, Ilinois: Human Kinetics UNY.
Publisers. Inc. Suryadi. V. Y. (2002). Taekwondo poomse
Departemen Pendidikan Nasional. (2004). taegeuk. Jakarta: PT Gramedia Pustaka
Instumen pemanduan bakat. Jakarta: Utama.
Pusat Pengembangan Kualitas Jasmani. Tirtawirya, Devi. (2006). ”Metode melatih tek-
Irianto. D. P. (2002). Dasar kepelatihan. nik dan taktik taekwondo”. Yogyakarta:
Yogyakarta: Universitas Negeri FIK UNY.
Yogyakarta. Triatno. (2011). Penilaian hasil proses belajar
Irianto. D. P. (2009). Materi pelatihan kondisi mengajar. Bandung: PT. Remaja
fisik dasar. Jakarta: Kemenpora. Rodakarya.