PENDAHULUAN
memberikan manfaat lain baik secara mental maupun sosial. Olahraga adalah
serangkaian gerak raga yang teratur dan terencana yang dilakukan orang dengan
bola voli, sepak takraw, bola kaki maupun olahraga beladiri seperti taekwondo,
yaitu seperti anak usia dini sampai remaja sangat menggemari oalahraga
taekwondo ini. Tekwondo terdiri dari tiga kata dasar, yaitu: tae yang berarti kaki,
kwon yang berati tangan, serta do yang berarti seni. (Suryadi 2003) mengartikan
Taekwondo secara sederhana sebagai berikut: “Taekwondo berarti seni atau cara
mendisiplinkan diri/seni bela diri yang menggunakan teknik kaki dan tangan
kosong”.
Taekwondo merupakan olahraga bela diri asal negeri ginseng atau Korea
dan telah popular di dunia sejak tahun 2000 sebagai olimpiade olahraga (Nam dan
Lim, 2019). Taekwondo merupakan seni beladiri menggunakan teknik tangan dan
kaki untuk menyerang dan bertahan. Seni beladiri ini dapat dipelajari siapa saja
1
2
Tanpa tergantung jenis kelamin, umur, dan status sosial. Taekwondo dibagi
antara dua atlet (taekwondoin) dimana mereka saling serang dan melakukan
pertahanan agar dapat point sekaligus menjaga diri agar tidak terkena point dari
pukulan yang ada di dalam taekwondo. Beladiri yang satu ini bisa disebut juga
olahraga yang sudah merakyat atau dengan kata lain taekwondo adalah olahraga
perlu dilakukan latihan sejak dini dan tentunya dengan bimbingan pelatih dan
memberikan bibit atlet yang baik dan berpeluang untuk prestasi dalam olahraga,
sehingga dengan adanya pembinaan dan latihan yang tepat maka diharapkan
banyak calon atlet muda di masa depan yang bisa membawa nama club-klab
Toli-toli masih terbilang cukup kurang terutama pada anak usia 12-15 tahun
dimana pada saat turun pertandingan keseimbangan dan power otot tungkai
mereka kurang terbentuk pada saat melakukan pertandingan. Dimana pada saat
melakukan tendangan dollyo chagi masih memiliki power yang lemah dan sering
terjadinya benturan sehingga sering terjadinya cedera pada atlet itu sendiri.
3
1.2.1 Apakah ada hubungan keseimbangan terhadap tendangan dollyo chagi pada
1.2.2 Apakah ada hubungan daya ledak otot tungkai terhadap tendangan dollyo
1.2.3 Apakah ada hubungan keseimbangan dan daya ledak otot tungkai terhadap
1.3.2 Untuk mengetahui hubungan daya ledak otot tungkai terhadap tendangan
1.3.3 Untuk mengetahui hubungan keseimbangan dan daya ledak otot tungkai
peneliti, para pendidik, dan pembaca pada umumnya. Manfaat tersebut antara lain
sebagai berikut:
1.4.1 Penelitian ini dapat digunakan sebagai landasan penilitian yang selanjutnya.
1.4.2 Menambah wawasan mengenai Hubungan dan daya ledak otot tungkai
KAJIAN PUSTAKA
tabel pada α =5% dan dk= n-2 = 18-2 = 16 adalah 0,498 yaitu 0,62
yait u3,31 > 2,100 yang berarti ada hubungan yang signifikan
hasil yang diperoleh yaitu r hitung = 0.81 > r tabel = 0.361 sedangkan th
Kondisi fisik adalah salah satu persyaratan yang di perlukan dalam usaha
dasar yang tidak dapat ditunda atau di tawar lagi menurut (Khalili Moghaddam &
kemampuan fisik. Keadaan tersebut bisa meliputi sebelum (kondisi awal), pada
saat dan setelah mengalami proses latihan. Status kondisi fisik dapat mencapai
titik optimal jika memulai latihan sejak usia dini dan dilakukan secara terus
Status kondisi fisik seseorang dapat diketahui dengan cara penilaian yang
berbentuk tes kemampuan. Tes ini dapat dilakukan di dalam labratorium dan
yang mahal, tetapi kedua tes tersebut hendaknya dilakukan agar hasil penilaian
benar-benar objektif. Kondisi fisik dapat mencapai titik optimal jika latihan
dimulai sejak usia dini dan dilakukan secara terus menerus. Karena untuk
antaranya mampu dan mudah mempelajari keterampilan yang relatif sulit, tidak
7
mudah lelah saat mengikuti latihan maupun pertandingan, program latihan dapat
berat. Kondisi fisik sangat diperlukan oleh seorang atlet, karena tanpa didukung
oleh kondisi fisik prima maka pencapaian prestasi puncak akan mengalami
tubh dan didukung oleh komponen-komponen kondisi fisik untuk menopang kerja
dipisahkan untuk menjadikan ondisi fisik yang maksimal. Komponen dari kondisi
fisik sendriri antara lain kekuatan, daya tahan, kelincahan, kelentukan, koordinasi,
komponen kondisi fisik tersebut menjadi satu kesatuan yang memberikan derajat
dan posisi tubuh secara tepat pada saat berdiri (stastic balance) atau pada saat
diperlukan oleh seseorang baik itu sebagai olahragawan maupun bukan seorang
dengan seimbang maka itu bisa diartika melakukan koordinasi dan control dalam
Taufik Yudi Mulyanto dan Johansyah Lubis, 2009) Saat melakukan aktifitas
adalah kemampuan mempertahankan sikap dan posisi tubuh secara tepat pada saat
berdiri (static balance) atau pada saat melakukan gerakan (dynamic balance).
dalam kemampuan gerak dasar dan merupakan salah satu komponen dalam
keseimbangan saat diam dan keseimbangan saat bergerak, tergantung saat dimana
kemampuan seseorang untuk bergerak dari satu titik atau ruang ke lain titik atau
latihan pada kuda-kuda atau palang sejajar, ski air, skating, sepatu roda dan
sebagainya
9
atau daya ledak adalah kekuatan dan kecepatan kontraksi otot yang dinamis dan
eksplosif serta melibatkan pengeluaran kekuatan otot yang maksimal dalam waktu
tersebut, nampak bahwa perpaduan antara kekuatan dan kecepatan yang akan
menghasilkan tenaga yang dapat digerakan dalam waktu singkat. Oleh sebab itu
daya ledak dapat juga dikatakan sebagai kerja yang dilakukan dalam waktu yang
singkat secara fungsional terhadap hubungan antara daya, energi dan kerja untuk
dapat menolak sejauh, dua komponen utama yaitu kecepatan dan kekuatan yang
tentunya akan terpadu menjadi daya ledak. Daya ledak tungkai akan menunjang
Power (daya ledak) ada dua bagian: 1) Kekuatan daya ledak; kekuatan ini
digunakan untuk mengatasi resistensi yang lebih rendah, tetapi dengan percepatan
daya ledak maksimal. Power sering digunakan untuk melakukan satu gerakan atau
satu ulangan. 2) Daya ledak otot tungkai diukur menggunakan vertical jump
sesuai dengan petunjuk buku tes dan pengukuran (Zulfikar 2012). Pengertian otot
tungkai adalah otot yang terdapat pada bagian tungkai mulai dari pangkal bawah
(membendung), melakukan smash normal dan membuat gerak dengan reaksi yang
tinggi. Hal itu membuktikan bahwa dalam bola voli pemain dituntut memiliki
kemapuan meloncat yang tinggi dan raihan yang tinggi karena akan memudahkan
pemain untuk melakukan smash normal atau blocking (Nuril Ahmadi 2007).
sekarang dikenal sebagai seni bela diri korea yang diminati diseluruh dunia.
Taekwondo yang dikenal sekarang ini merupakan perjalanan panajang dari suatu
seni bela diri tradisional korea taekwondo sendiri berasal dari bahasa korea yang
secara harfiah dapat diartikan sebagai berikut: Tae yang berarti menyerang
menggunakan kaki, Kwon yang berarti memukul atau menyerang dengan tangan,
dan Do yang berarti disiplin atau seni (Suryadi, 2002, Tirtawirya, 2005). Jadi
taekwondo berarti seni bela diri yang menggunakan kaki dan tangan dengan
disiplin tinggi.
mental yang kuat dan etika yang baik bagi orang yang secara sungguh-sungguh
keindahan gerakan.
dan kaki untuk menyerang dan bertahan. Taekwondo dapat dipelajari siapa saja
tanpa tergantung jenis kelamin, umur, dan status sosial. Taekwondo bisa juga
disebut olahraga yang sudah merakyat atau dengan kata lain taekwondo adalah
olahraga yang berkembang. Taekwondo terdiri dari tiga kata, yaitu tae, kwon dan
do. Tae berarti kaki atau menghancurkan dengan kaki. Kwon yang berarti tangan
atau menghantam dan mempertahankan diri dengan tangan serta Do ebagai seni
atau cara untuk mendisiplinkan diri. Maka jika diartikan secara sederhana, Tae
Kwon Do berarti seni atau cara mendisiplinkan diri atau seni bela diri yang
menggunakan teknik kaki dan tangan kosong. Tae Kwon Do mempunyai banyak
kelebihan, tidak hanya mengajarkan aspek fisik semata, seperti keahlian dalam
kuat dan etika yang baik bagi orang yang secara sungguh-sungguh
sehingga dalam mempelajari Tae Kwon Do, pikiran, jiwa, dan raga secara
cara mendisiplinkan diri atau seni beladiri yang menggunakan teknik kaki dan
tangan kosong (Yoyok Suryadi, 2002). Tiga materi penting dalam berlatih
taekwondo adalah jurus dalam beladiri itu sendiri (Taegeuk), teknik pemecahan
12
benda keras (Kyukpa), dan yang terakhir adalah pertarungan dalam beladiri
menyentuh aspek ketrampilan teknik beladirinya saja, akan tetapi juga meliputi
menunjukkan kondisi fisik yang prima, mental kuat dan semangat yang tinggi
Taekwondoin agar dapat menjadi seorang atlet yang handal. Teknik-teknik itu di
antaranya:
a) Kuda-kuda (Seogi)
tendangan sodok depan (Milyo Chagi), dan tendangan balik dengan mengkait
c) Tangkisan (Makki)
pengambilannya dari luar (Momtong An Makki) dan juga ke tengan tapi dari
adalah:
1) Badan
2) Muka
Daerah ini tidak termasuk daerah kepala bagian belakang dan hanya
lecutan lutut.
b. Jaga konsentrasi dan pandangan pada sasaran serta aturlah jarak dan
timing.
16
yang akan digunakan untuk menendang. Ada dua cara dalam melakukan
saat mengangkat lutut, agar mendapatkan hasil ledakan yang keras dan
Kekuatan tendangan ini selain dari lecutan lutut juga sangat didukung
belakang.
mengkin lewat luar, dalam, atau langsung ke atas (depan), dan dijatuhkan
Tendangan ini adalah variasi dari tendangan dengan dua target sasaran
dengan loncatan
19
Tendangan ini adalah variasi dari tendangan belakang (dwi chagi) yang
menghasilkan poin saat bertanding dan power tendangan yang dihasilkan juga
sangat besar, maka banyak taekwondoin yang sering melakukan tendangan ini
pada saat pertandingan kyorugi. Power yang besar tersebut disebabkan oleh
adanya putaran awal oleh kekuatan pinggang, putaran tumpuan kaki dan tungkai
dollyo chagi adalah bagian bal deung (punggung kaki) Menurut penelitian (Wulan
Rachmahani 2017). Dalam aplikasi pada kyorugi, dalam dollyo chagi dapat
seseorang telah memiliki tingkat kemahiran lebih tinggi, dollyo chagi dapat
divariasikan menjadi nare chagi, dolge chagi, dan penggunaan step-step langkah
pada badan (momtong) dan kepala (eolgol). Ketika melakukan tendangan ini
tendangan ini tubuh akan berada pada posisi yang labil sehingga apabila seorang
atlet tidak dapat melakukannya dengan tepat tentunya pihak lawan akan segera
20
lawan mendapatkan poin dan akan merugikan diri penendang itu sendiri. Selain
ketepatan atau waktu gerakan, power dari tendangan tersebut juga harus ada, agar
tendangan.
tendangan yang sangat sering digunakan pada saat pertandingan adalah tendangan
dollyo chagi. Menurut (Suryadi, 2002) tendangan dollyo chagi adalah pada
dasarnya tendangan ini menggunakan bantalan telapak kaki (ap chuk), namun
digunakan dalam pertandingan. Variasi tendangan ini antara lain, seperti : I dan
dollyo chagi (tendangan serong dengan meluncur) dan dolke chagi (tendangan
serong dengan putaran tubuh 3600 ). Tendangan ini merupakan tendangan yang
paling sering digunakan oleh para atlet Taekwondo ketika bertanding. Kemudahan
melakukan gerakan, power yang dihasilkan, serta kecepatan dari tendangan ini
merupakan alasan mengapa tendangan ini sering digunakan. Suryadi (2002: 34)
menyebutkan: “Power tendangan ini dihasilkan selain dari lecutan lutut juga
tenaga dari massa badan”. Dalam melakukan teknik tendangan ini dibutuhkan
saat melakukan teknik tendangan dollyo chagi jika persendian pada tungkai
21
geraknya akan sangat besar dan tendangannya akan lebih mudah dilakukan
teknik ini.
Keseimbangan dan daya ledak otot tumgkai merupakan hal yang penting
dan daya ledak atau power rmerupakan salah satu faktor yang sangat penting
pada saat melakukan tendangan, semakin baik Power otot dan keseimbangan
meningkatkan keseimbangan dan daya ledak otot tungkai maka perlu adanya
suatu metode latihan yang tepat untuk meningkatkan keseimbangan dan daya
ledak otot tungkai seorang atlet. Latihan dengan Modifikasi Dollyo Chagi
merupakan salah satu metode latihan yang mampu meningkatkan agility dan
dapat juga memelihara daya tahan. Jika latihan ini dilakukan secar terus menerus
maka keseimbangan dan daya ledak tendangan atlet akan meningkat, kualitas
Observasi
METODEOLOGI PENELITIAN
tidak hanya dapat dipahami sebatas pengertian tersebut. Korelasi merupakan salah
satu teknik analisis data statistik yang digunakan untuk mencari hubungan antara
dua variabel atau lebih yang bersifat kuantitatif. Dua variabel atau lebih dikatakan
berkorelasi apabila perubahan pada variabel yang satu akan diikuti perubahan
pada variabel yang lain secara teratur dengan arah yang sama (korelasi positif)
yang penting karena suatu proses pengumpulan fakta atau pengukuran dapat
dilakukan dengan baik, bila dapat dirumuskan variabel penelitian dengan tegas.
Proses perumusan variable ini diawali dari perumusan konsep tentang segala
Variabel penelitian ini ada dua variabel yang terlibat, yakni variabel
22
23
2. Keseimbangan (X2)
X1
X2
Keterangan :
X2 : Keseimbangan
terdiri dari objek atau subjek yang menjadi kuantitas dan karakteristik tertentu
Toli
ada tidaknya hubungan antara dua variable atau lebih dan dinyatakan dalam
bentuk koefisien korelasi”. Yang menjadi variabel bebas dalam penelitian ini
adalah keseimbangan dan daya ledak otot tungkai sedangkan variabel terikatnya
mungkin dan mendarat dengan dua kaki. Hasil loncatan diukur dari garis tepi
luar papan tolakan (garis star), sampai bekas kaki yang terdekat. Peserta tes
3.4.2 Keseimbangan
lompat ke tanda pertama bertumpu pada kaki kiri, kemudian pertah ankan
sikap berdiri dalam posisi statis selama 5 detik. Selanjutnya lompat kembali ke
tanda kedua bertumpu pada kaki kanan kemudian pertahankan sikap selama 5
detik. Dilanjutkan dengan kaki lain, melompat dan mempertahankan sikap statis
apabila tumit tidak menyentuh lantai atau bagian badan lainnya, serta dapat
mempertahankan sikap statis selama 5 detik dengan ujung telapak kaki dan
berdiri tegak dengan satu kaki tumpu. Ujung kaki yang lain diletakkan
Setiap peserta tes akan mendapat 100 skor secara keseluruhan apabila dapat
sendiri untuk 5 detik keseimbangan setelah gagal mendarat). Waktu terbaik dari
awalan. Gerakan ini dilakukan mulai dari 3 set dengan jumlah waktu selama 15
Penilaian: Hasil yang dicatat adalah kecepatan dan power pada saat melakukan
Gambar 3.2 Tes Lompat Jauh Tanpa Awalan (Standing Broad Jump)
Sumber: http://www.sportservice.ee/en/product/standing-long-jump/
Pelaksanaan
Peserta tes berdiri sedikit kangkang ± 10 cm pada papan tolakan (garis star),
mungkin dan mendarat dengan dua kaki. Hasil loncatan diukur dari garis
tepi luar papan tolakan (garis star), sampai bekas kaki yang terdekat. Peserta
3.5.2 Keseimbangan
Peserta tes berdiri pada kaki kanan sebagai awal, kemudian lompat
ke tanda pertama bertumpu pada kaki kiri, kemudian pertah ankan sikap
28
tanda kedua bertumpu pada kaki kanan kemudian pertahankan sikap selama 5
berhasil apabila tumit tidak menyentuh lantai atau bagian badan lainnya,
telapak kaki dan berdiri tegak dengan satu kaki tumpu. Ujung kaki yang
lain diletakkan dibelakang lutut kaki lainnya dan letakkan kedua tangan
dipinggul.
statisnya. Setiap peserta tes akan mendapat 100 skor secara keseluruhan
mendarat). Waktu terbaik dari tiga kali kesempatan dicatat sebagai hasil akhir
peserta test.
latihan menurut ( syafruddin 1999) adalah “cara atau proses tindakan yang
yang berlaku dalam olahraga atau semua yang penting dalam proses belajar
motorik untuk tercapainya tujuan dan keefektifan dalam belajar”. Tujuan dari
Pelaksanaan
1. Posisi awal, ambil sikap berdiri tegak lurus, kaki di bukab selebar bahu.
tanpa awalan. Gerakan ini dilakukan mulai dari 3 set dengan jumlah waktu
Penilaian: Hasil yang dicatat adalah kecepatan dan power pada saat melakukan
Yaitu :
(n ∑ x 1 y ) −( ∑ x 1 ) (∑ y )
R x 1 y=
√ {n ∑ x 12−( ∑ x 1 )2 } {n ∑ y 2−( y )2 }
Keterangan:
Yaitu:
( n ∑ x 2 y )−( ∑ x2 ) ( ∑ y )
R x 2 y=
√ {n ∑ x 22−(∑ x 2 )2 } { n∑ y 2−( y )2 }
Keterangan:
Yaitu:
31
( n ∑ x 2 x 1 )− ( ∑ x 2) ( ∑ x 1 )
R x 1 x 2=
√ {n ∑ x 2
2
−( ∑ x 2 ) }{n ∑ x 1 −( x 1 )
2 2 2
}
Keterangan:
Yaitu:
Keterangan:
penelitian ini yaitu variabel bebas daya ledak otot tungkai (X1),
4.1.1 Hasil Tes Daya ledak Otot Tungkai (X1) Pada Atlet Taekwondo
Toli-Toli
sampel penelitian sebanyak 10 orang atlit yaitu 5 atlet wanita dan 5 atlet
pria dengan menggunakan tes standing broad jump yang bertujuan untuk
ini.
jump yang bertujuan untuk mengukur daya ledak otot tungkai kepada 10
orang atlet Taekwondo Toli-toli, didapat nilai t skore terendah 1,50 dan
nilai t skore tertinggi 2,50 rata-rata nilai t skore 50, dan standar
32
36
deviasinya 10. Berikut distribusi frekuensi tes daya ledak otot tungkai
4.1 Tabel Hasil Tes Daya Ledak Otot Tungkai Atlet Taekwondo Toli-Toli
4.2 Tabel Distribusi Frekuensi Hasil Tes daya ledak Otot Tungkai
Atlet Taekwondo Toli-toli
No Interval Frekuensi Absolut Frekuensi Relatif
1 1,50 – 1,70 3 30.00%
2 1,70 – 1,90 1 10.00%
3 1,90 – 2,10 2 20.00%
4 2,10 – 2,30 1 10.00%
5 2,30 – 2,50 3 30.00%
Jumlah 10 100.00%
Dari tabel di atas menunjukkan bahwa daya ledak otot tungkai pada
panjang interval kelas yaitu 1 , pada kelas pertama dengan rentang kelas
dengan persentase 10.00%, kelas ketiga dengan rentang kelas 1,90 – 2,10
37
persentase 10.00%, dan kelas kelima dengan rentang kelas 2,30 – 2,50
dapat dilihat dari histogram daya ledak otot tungkai dibawah ini:
4.3 Tabel Diagram Hasil Tes Daya ledak Otot Tungkai Pada Atlet
Taekwondo Toli-Toli
2.5
20%
2
1.5
10% 10%
1
0.5
0
1,50-1,70 1,70-1,90 1,90-2,10 2,10-2,30 2,30-2,50
4.1.2 Hasil Uji Signifkasi Daya Ledak Otot Tungkai( X1 )Terhadap Hasil
Terdapat hasil dengan nilai koefesien korelasi (rx1y) = 0,773 atau disebut
Dengan demikian dari data tersebut dapat dikatakan rhitung > rtabel atau
0,773 > 0,631. Jadi dapat jelaskan bahwa terdapat hubungan yang
38
ini.
adalah 50, nilai t skore tertinggi adalah 76, nilai rata-rata t skore 50, dan
Toli-toli
ada dan kelas kelima dengan rentang kelas 90 – 100 tidak ada. Data diatas
50%
5
30%
3
20%
2
0% 0%
0
50-60 60-70 70-80 80-90 90-100
Terdapat hasil dengan nilai koefesien korelasi (rx1y) = 0,682 atau disebut
Dengan demikian dari data tersebut dapat dikatakan rhitung > rtabel atau
0,682 > 0,631. Jadi dapat jelaskan bahwa terdapat hubungan yang
4.1.5 Hasil Tes Tendangan Dollyo Chagi (Y) Pada Atlet Taekwondo Toli-toli
adalah 23, nilai t skore tertinggi adalah 30, nilai rata-rata t skore 50 dan
standar deviasi nya 10. Berikut distribusi frekuensi tes tendangan dollyo
4.7 Tabel Hasil Tes Tendangan Dollyo Chagi Atlet Taekwondo Toli-toli
4.8 Tabel Distribusi Frekuensi Hasil Tes Tendangan Dollyo chagi Atlet
Taekwondo Toli-toli
10.00%, dan kelas kelima dengan rentang kelas 31 – 33 tidak ada. Data
diatas juga dapat dilihat dari histogram tes tendangan dollyo chagi
dibawah ini:
43
4.9 Tabel Grafik Histogram Tes Tendangan Dollyo Chagi Pada Atlet
Taekwondo Toi-toli
3
20%
2
10% 10%
1
0%
0
23-25 25-27 27-29 29-31 31-33
Series 1
dengan nilai koefesien korelasi (rx1y) = 0,815 atau disebut rhitung = 0,815,
data tersebut dapat dikatakan rhitung > rtabel atau 0,815 > 0,631. Jadi dapat
jelaskan bahwa terdapat hubungan yang signifikan dari power otot tungkai
4.2 Pembahasan
variabel yang diteliti dalam penelitian ini, yakni daya ledak otot tungkai
terhadap tendangan dollyo chagi atau variabel (X2 ke Y), daya ledak otot
tungkai terhadap keseimbangan atau variabel (X1 ke X2) serta daya ledak
4.2.1 Daya ledak Otot Tungkai (X1) Terhadap Hasil Tendangan Dollyo
tungkai mempunyai nilai koofesiensi pada varibel ini dengan rhitung >
rtabel atau 0,773 > 0,631. Dari data tersebut diketahui kedua data
kecepatan tinggi dalam satu gerakan yang utuh. Daya ledak otot tungkai
dollyo chagi yang dilakukan oleh atlit Taekwondo Toli-toli, sering sekali
pada α=5% adalah 2,100.diperoleh hitung > tabel yait u3,31 > 2,100
rhitung > rtabel atau 0,682 > 0,631. Dari data tersebut diketahui kedua data
korelasi kuat yaitu 0.721 dan dibuktikan dengan nilai signifikansi 0.038
47
< 0.05 hubungan korelasi sedang yaitu 0.467. Ada hubungan power otot
signifikansi 0.021 < 0.05 korelasi sedang yaitu 0.513 dan dibuktikan
dengan nilai signifikansi 0.00 < 0.05 hubungan korelasi kuat yaitu
4.2.3 Daya ledak Otot Tungkai (X1), Keseimbangan (X2) Terhadap Hasil
dengan dibuktikannya rhitung > rtabel atau 0,815 > 0,631. Dari data tersebut
tendangan dollyo chagi, unsur kondisi fisik yang paling dominan adalah
48
daya ledak otot tungkai dan keseimbangan. Daya ledak otot tungkai
ini bahwa daya ledak otot tungkai atlet Taekwondo Tol-toli mempunyai
Dan penelitian yang sama juga di lakukan oleh: Har, P. F., &
dengan baik dan benar sebesar 49% merupakan peran dari daya ledak
.
49
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
berikut:
2. Ada hubungan daya ledak otot tungkai dibuktikan dengan rhitung >
5.2 Saran
Taekwondo Toli-toli
2. Bagi atlet agar dapat latihan lebih ekstra lagi untuk menggali
Mokondongan Toli-Toli.
48
DAFTAR PUSTAKA
Dawud, V. W. G., & Hariyanto, E. (2020). Survei Kondisi Fisik Pemain Sepak
Takraw U 17. Sport Science and Health. 2(4), 224-231.
Gerry. Sport Mechanics For Coaches (second Edition), terjemahan Taufik Yudi
Mulyanto dan Johansyah Lubis. Jakarta : Pendidikan Olahraga PPS UNJ,
2009.
Halim, Nur Ichsan. 2004. Tes dan Pengukuran Kesegaran Jasmani. Makassar:
SumPress
Har, P. F., & Sepriadi, S. (2019). Hubungan Daya Ledak Otot Tungkai dan
Kelentukan terhadap Kemampuan Tendangan Dollyo Chagi Atlet
Taekwondo kota Padang. Jurnal JPDO, 2(8), 44-52.
Widiastuti. (2011). Tes dan Pengukuran Olahraga. Jakarta: PT Bumi Timur Jaya.
Nam, S., S., & Lim, K. (2019). Effects of Taekwondo training on physical fitness
factors in Korean elementary students: A systematic review and
meta- analysis. J ExercNutrBiochem, 23(1), 36–47.
LAMPIRAN
R TABEL
HASIL DATA PENELITIAN DAYA LEDAK OTOT TUNGKAI
1. Melakukan Pemanasan
2. Memperaktekan Gerakan Lompat Jauh Tampa Awalan (Standing Broad
Jump Test)
3. Melakukan Peraktek Keseimbangan (Standing Broad Jump Test)
4. Memperaktekan Tendangan Dollyo Chagi
5. Foto Bersama Atlet Dan Juga Pelatih Gor Taekwondo Toli-toli
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Nama : Wilanda
Fakultas : FKIP
pikiran oranglain yang saya akui sebagai hasil tulisan saya sendiri. Apabila
dikemudian hari terbukti atau dibuktikan skripsi ini hasil ciplakan, maka saya
WILANDA
A 421 19 050
BIODATA PENULIS / CURRICULUM VITAE
UMUM
Nama : Wilanda
Agama : Islam
PENDIDIKAN