Anda di halaman 1dari 6

Jurnal Kejaora: Jurnal Kesehatan Jasmani dan Olah Raga

ISSN: 2541-5042 (Online)


ISSN: 2503-2976 (Print)
Volume 5 Nomor 2, Edisi November 2020

PENGARUH LATIHAN PENCAK SILAT MENGGUNAKAN BEBAN DEMPEL TERHADAP


KECEPATAN TENDANGAN DEPAN PESILAT DI PADEPOKAN PSHT CABANG LAMPUNG
BARAT

Lungit Wicaksono1, Totok Sardianto2, Dimas Duta Putra Utama3

Program Studi Penjaskes Universitas Lampung


1,2,3

E-mail: lungit.wicaksono02@fkip.unila.ac.id1, totok.sardianto28@gmail.com2,


dimasutama33139@gmail.com3
DOI: https://doi.org/10.36526/kejaora.v5i2.958

ABSTRAK
Masalah dalam penelitian ini adalah kurangnya kecepatan dalam melakukan tendangan depan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dengan memberikan suatu perlakuan yaitu
latihan menggunakan beban . Jenis penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen dengan
sampel sebanyak 40 orang. Teknik pengumpulan data menggunakan instrumen kecepatan
tendangan depan, Berdasarkan hasil penelitian dan hasil dari uji normalitas, uji homogenitas dan uji
hipotesis yang diperoleh dari kelompok eksperimen yaitu ada pengaruh dari latihan beban dampel
terhadap kecepatan tendangan dengan nilai rhitung 0,8938 > rtabel 0,444 dengan 𝛼 = 0,05. Kelompok
kontrol rhitung 0,9072 > rtabel 0,444. Dengan thitung 39,74 > ttabel 2,038 distribusi dari hasil tersebut
terdapat perbedaan yang signifikan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Perhitungan
uji analisis kelompok kontrol dan kelompok eksperimen menunjukkan bahwa kelompok eksperimen
dengan latihan menggunakan beban dempel berpengaruh lebih baik terhadap kecepatan tendangan
depan pesilat di Padepokan PSHT Cabang Lampung Barat.

Kata Kunci: Pencak Silat, Beban Dempel, Kecepatan Tendangan Depan

PENDAHULUAN Di Indonesia terdapat banyak aliran-


Pencak Silat adalah suatu cara aliran silat dan adanya event-event tahunan
beladiri yang menggunakan akal mulai dari tingkat pedesasan sampai jenjang
sepenuhnya. Akal yang dimiliki manusia lebih internasional latihan-latihan untuk menuju
sempurna bila dibandingkan dengan prestasi harus dilakukan sedini mungkin.
makhluk-makhluk yang lain nya. Oleh karena Seperti halnya olahraga bela diri yang lain
itu, tidak mustahil jika manusia dapat pencak silat juga ditentukan oleh kekuatan,
menguasai segala macam ilmu di dunia ini kecepatan, kelincahaan, daya tahan dan
(Koesopangat 2012). Sedangkan Menurut keseimbangan. Jadi, dari beberapa faktor
Maryono (2010) pencak silat adalah gerakan diatas yang mempengaruhi keterampilan
langkah keindahan dengan menghindar yang dalam melakukan tendangan maka dari itu
disertakan gerakan berunsur komedi. Pencak dalam olahraga Pencak Silat haruslah
dapat dipertontonkan sebagai sarana memiliki tendangan yang kuat dan cepat.
hiburan, pernyataan senada diperkuat oleh Bagi seorang pesilat kurangnya kecepatan
Wongsonegoro (2011) Ketua IPSI yang serta kekuatan power tendangan menjadi
pertama mengatakan bahwa pencak adalah kendala yang sering terjadi dalam olahraga
gerakan serang bela yang berupa tari dan Pencak Silat.
berirama dengan pengaturan ada kesopanan Dalam olahraga Pencak Silat
tertentu yang biasa dipertunjukan di depan kecepatan sangat dibutuhkan karena dengan
umum. sedangkan Silat adalah unsur teknik kecepatan gerak yang tinggi akan sulit diduga
beladiri menangkis, menyerang, dan oleh lawan kemana tangan dan kaki akan
mengunci yang tidak dapat diperagakan di bergerak, atau dengan kecepatan yang tinggi
depan umum. lawan akan terlambat untuk melakukan

Prodi Pendidikan Jasmani Kesehatan & Rekreasi, FOK – Universitas PGRI Banyuwangi 47
Jurnal Kejaora: Jurnal Kesehatan Jasmani dan Olah Raga
ISSN: 2541-5042 (Online)
ISSN: 2503-2976 (Print)
Volume 5 Nomor 2, Edisi November 2020

tangkisan. (Wardoyo 2014) gerak dasar pengertian diatas maka peneliti memilih ban
pencak silat adalah suatu gerak terencana, sebagai beban yang digunakan sebagai
terarah, terkoordinasi dan terkendali, yang beban latihan, dan bentuk modifikasi adalah
mempunyai empat aspek sebagi satu berupa Ban dalam sepeda motor yang
kesatuan, yaitu aspek mental spiritual, aspek masing masing diisi dengan pasir dan
beladiri, aspek olahraga, dan aspek seni berjumlah 1 buah, kemudian beban ini
budaya Sedangkan menurut Irianto (2011) diikatkan ke salah satu kaki terkuat calon atlet
teknik adalah suatu proses gerakan dan yang akan melakukan tendangan.
pembuktian dalam praktek dengan sebaik Oleh karena itu calon atlet atlet perlu
mungkin untuk menyelesaikan tugas yang melakukan latihan menggunakan beban agar
pasti dalam cabang olahraga sesui dengan kemampuan tendangannya dapat
pendapat yang di kemukakan oleh pelatih ditingkatkan. Untuk meningkatkan
pencak silat Indonesia Lubis (2010) kemampuan tendangan seorang calon atlet
mengatakan bahwa teknik dasar yang harus ketika latihan dapat melakukan metode
dimiliki oleh calon atlet pencak silat adalah latihan dengan menambahkan pemberat di
kecepatan tendangan. Menurut Novitasari pergelangan kakinya untuk meningkatkan
(2017) menyatakan bahwa:“Kecepatan kemampuan tendangannya sehingga tidak
tendangan dapat ditingkatkan menggunakan mudah lagi ditangkap oleh lawan. Latihan
latihan beban yaitu dengan menggunakan beban disarankan karena banyaknya beban
beban dempel. Dempel yang bersifatnya dapat diatur sedemikian rupa sehingga makin
berat merupakan alat bantu latihan yang lama makin bertambah. Latihan beban pada
dapat digunakan untuk meningkatkan umumnya dapat dimodifikasi dengan mudah,
kecepatan tendangan. Sedangkan menurut disini peneliti menggunakan beban dempel
Pranata (2017). Menyatakan bahwa “Latihan modifikasi yaitu menggunakan ban dalam
tahanan tersebut harus dilakukan sedemikian sepeda motor yang diisi oleh pasir dengan
rupa sehingga atlet harus mengeluarkan berat 1,5kg putra dan 1kg putri Ini sangat
tenaga maksimal atau hampir maksimal untuk disarankan karena lebih aman dari pada
menahan beban. Beban tersebut sedikit demi menggunakan beban barbel.
sedikit bertambah volumenya agar
perkembangan otot terjamin. METODE
Arti modifikasi secara umum adalah Metode penelitian dalam penelitian ini
mengubah atau menyesuaikan, sedangkan adalah menggunakan metode eksperimen.
menurut beberapa ahli, mengemukakan Menurut Arikunto (2010) penelitian
bahwa modifikasi dapat diartikan sebagai eksperimen adalah Suatu cara untuk mencari
upaya melakukan perubahan dengan hubungan sebab akibat antara dua faktor
penyesuaian-penyesuaian baik segi fisik yang sengaja ditimbulkan oleh peneliti
material (fasilitas dan perlengkapan) maupun dengan mengeleminasi atau mengurangi
dalam tujuan dan cara (metode, gaya, faktor lain yang mengganggu eksperimen
pendekatan, aturan serta penilaian) (Bahagia dilakukan untuk melihat akibat suatu
2010). Modifikasi disini mengacu pada perlakuan. Rancangan desain penelitian
sebuah penciptaan, penyesuaian dan dapat digambar seperti berikut :
menampilkan suatu alat/sarana dan
prasarana yang baru, unik, dan menarik.
Istilah latihan beban sebagaimana Kelompok
dipergunakan disini adalah meliputi Pretest Eksperimen Postest
penggunaan dempel. Sedangkan Harsono
(2010) menyatakan latihan yang sistematis Kelompok
dimana beban hanya dipakai sebagai alat Kontrol
untuk menambahkan kekuatan otot guna
mencapai tujuan tertentu misal memperbaiki Gambar 1. Desain Penelitian
kondisi fisik, kesehatan, kekuatan, prestasi
dalam cabang olahraga dan sebagainya, Dari

Prodi Pendidikan Jasmani Kesehatan & Rekreasi, FOK – Universitas PGRI Banyuwangi 48
Jurnal Kejaora: Jurnal Kesehatan Jasmani dan Olah Raga
ISSN: 2541-5042 (Online)
ISSN: 2503-2976 (Print)
Volume 5 Nomor 2, Edisi November 2020

Dalam penelitian ini instrumen yang Tabel 2. Penilaian Hasil Kecepatan Tendangan
digunakan yaitu menggunakan kemampuan Depan Pencak Silat.
kecepatan tendangan depan pada box target. Kategori Putri (detik) Putra (detik)
Kemudian untuk pengambilan data preetest Baik Sekali >28 >30
setiap calon atlet kelompok eksperimen Baik 23-27 25-29
maupun kelompok kontrol bersiap–siap Cukup 18-22 19-24
Kurang 14-17 15-18
dibelakang sansack/target dengan satu kaki
Kurang Sekali <13 <14
tumpu berada di belakang garis sejauh 50 cm
Sumber: Peneliti
untuk putri dan 60 cm untuk putra. Pada saat
aba–aba ya/peluit calon atlet melakukan
Teknik analisis data dalam penelitian
tendangan dengan kaki kanan dan kembali
ini menggunakan uji normalitas untuk
keposisi awal dengan menyentuh lantai yang
mengetahui data yang berasal dari kedua
berada dibelakang garis kemudian
kelas berupa nilai hasil belajar berasal dari
melanjutkan tendangan kanan secepat –
polulasi yang berdistribusi normal atau tidak.
cepatnya dan sebanyak – banyaknya selama
Penelitian ini menggunakan uji normalitas
10 detik. Pelakasanan dilakukan tiga kali dan
data menggunakan rumus Chi-kuadrat (X2)
waktu yang terbaik dengan ketingggian
(Sugiono 2015). Uji homogenitas dilakukan
sandsack 75 cm putri dan 100 cm putra,
untuk mengetahui data memiliki varians yang
waktu terbaik itu yang akan dijadikan sebagai
sama (homogen) atau tidak. Penelitian ini
data pree test. Dan untuk proses latihan
menggunakan uji homogenitas dilakukan uji-
dilakukan selama 14 Pertemuan diluar pree
F (Sudjana 2015). Sedangkan pengujian
test dan post test dengan seminggu 3 kali
hipotesis dilakukan untuk memperoleh
pertemuan, selama 14 pertemuan tersebut
kesimpulan apakah nantinya hipotesis yang
kelompok eksperimen melakukan latihan
kita ajukan diterima atau ditolak. Adapun uji
tendangan dengan salah satu kaki terkuat
yang peneliti gunakan untuk menguji
dikaitkan dengan beban dempel dengan
hipotesis adalah uji regresi linier sederhana
menggunakan program latihan sebagai
dan uji-t. Uji regresi linier sederhana
berikut :
digunakan untuk mengetahui ada tidaknya.
Tabel 1. Program Latihan
Minggu Irama Repetisi Set 1-4
HASIL DAN PEMBAHASAN
latihan 2-5 kali kali Hasil dari perhitungan uji normalitas
I Lambat 2 1 data dapat dilihat pada tabel berikut:
II Sedang 2 2
III Cepat 2 2 Tabel 3. Hasil Data Normalitas
IV Cepat 4 3 Data Kelas XHitung XHitung Keputusan
V Cepat 4 3
Sumber: Peneliti Pretest
eksperimen 6,7954 9,4877 Normal
dan kontrol
Sedangkan kelompok kontrol Postest
melakukan latihan tanpa menngunakan eksperimen 7,2744 9,4877 Normal
beban dan juga tanpa program latihan yang dan kontrol
diberikan pelatih, setelah kelompok Sumber: Peneliti
eksperimen dan kelompok kontrol melakukan
latihan selama 14 pertemuan selanjutnya Berdasarkan hasil uji normalitas pada
dilakukan pengambilan data post test untuk tabel diatas, dapat diketahui bahwa hasil
mengetahui ada tidaknya pengaruh latihan posttest kelas eksperimen dan kontrol
menggunakan beban dempel terhadap berdistribusi normal untuk α=0,05 dengan
kecepatan tendangan depan, dengan teknis dk=k-1=5-1=4, maka dicari pada tabel chi-
pengambilan sama dengan pengambilan data kuadrat X2tabel 9,4877. Sehingga diperoleh
awal.
X2hitung 7,2744 ≤9,4877. Berarti data hasil

Prodi Pendidikan Jasmani Kesehatan & Rekreasi, FOK – Universitas PGRI Banyuwangi 49
Jurnal Kejaora: Jurnal Kesehatan Jasmani dan Olah Raga
ISSN: 2541-5042 (Online)
ISSN: 2503-2976 (Print)
Volume 5 Nomor 2, Edisi November 2020

post-test kelas eksperimen dan kelas kontrol Tabel 7. Rekapitulasi Hasil Uji t
berdistribusi normal. Harga
THitung TTabel
Tabel 4. Hasil Data Homogenitas 39,74 2,038
Data Kelas FHitung FHitung Keputusan Sumber: Peneliti
Pretest
eksperimen 1,04 2,15 Homogen Berdasarkan tabel di atas thitung=39,74.
dan kontrol Sedangkan dengan taraf signifikan 5% dan dk
Postest = 38, kemudian 38 dikonversikan ke dalam
eksperimen 1,08 2,15 Homogen tabel signifikan 0,05%, diperoleh t tabel
dan kontrol sebesar = 2,038. Karena t hitung > t tabel
Sumber: Peneliti (39,74 > 2,038) dan taraf signifikansi 0,05%
maka Ho ditolak dan H a diterima. Jadi dapat
Hasil posttest peserta didik diperoleh disimpulkan bahwa ada perbedaan pengaruh
Fhitung yaitu 1,08 sedangkan Ftabel dengan taraf hasil tendangan depan pesilat (posttest)
signifikan 00,5 Berdasarkan dua dk tersebut, menggunakan beban dempel pesilat di
maka dapat diketahui bahwa harga F tabel Padepokan PSHT Cabang Lampung Barat.
untuk α = 0,05 = 2,15. Ternyata harga F Penelitian ini dilakukan dengan
hitung 1,08< F tabel 2,15, maka hal ini berarti menggunakan metode eksperimen dimana
data bersifat homogen. pada kelas eksperimen dilakukan perlakuan
dengan diberi beban dempel, sedangkan
Tabel 5. Hasil Uji regresi linear sederhana pada kelas kontrol tidak diberi perlakuan.
kelompok eksperimen Berdasarkan hasil penelitian dan hasil dari uji
Variabel N RHitung RTabel Kesimpulan
normalitas, uji homogenitas dan uji hipotesis
X-Y 20 0,9072 0,444 Signifkan
yang diperoleh dari kelompok eksperimen
Sumber: Peneliti
yaitu ada pengaruh dari latihan beban dampel
terhadap kecepatan tendangan dengan nilai
Di peroleh rhitung 0,9072 dengan N =
kelompok eksperimen yaitu rhitung 0,9072 >
20 untuk α=0,05, maka rtabel 0,3610; rtabel 0,444 dengan 𝛼 = 0,05. Kelompok
sehingga kontrol rhitung 0,8938 > rtabel 0,444. Dengan
rhitung 0,9072>rtabel 0,444. Berdasarkan thitung 39,74 > ttabel 2,038 distribusi dari hasil
perhitungan regresi linear sederhana dapat tersebut terdapat perbedaan yang signifikan
disimpulkan bahwa ada pengaruh tretment antara kelompok eksperimen dan kelompok
beban dempel terhadap kecepatan kontrol. Perhitungan uji analisis kelompok
tendangan depan pesilat di Padepokan PSHT kontrol dan kelompok eksperimen
Cabang Lampung Barat. menunjukkan bahwa kelompok eksperimen
dengan latihan menggunakan beban dempel
Tabel 6. Hasil Uji regresi linear sederhana berpengaruh lebih baik terhadap kecepatan
kelompok kontrol
tendangan depan Pesilat di Padepokan
Variabel N RHitung RTabel Kesimpulan
X-Y 20 0,8938 0,444 Signifikan PSHT Cabang Lampung Barat.
Sumber: Peneliti Setelah diberi perlakuan dengan
menggunakan latihan beban dempel selama
Di peroleh rhitung 0,8938 dengan N = 5 minggu dengan frekuensi 3 kali seminggu
20 untuk α=0,05, maka rtabel 0,3610; didapat hasil post test tendangan depan
sehingga kelompok eksperimen tertinggi adalah 24
rhitung 0,8938>rtabel 0,444. Berdasarkan tendangan per 10 detik dan yang terendah
adalah 20 tendangan per 10 detik.
perhitungan regresi linear sederhana dapat
Berdasarkan data tersebut terdapat
disimpulkan bahwa ada pengaruh kelompok
peningkatan hasil tendangan depan. Menurut
kontrol terhadap kecepatan tendangan depan
Harsono (2012) hasil peningkatan adalah
pada pesilat PSHT Cabang Lampung Barat.
latihan yang sistematis dimana beban hanya
dipakai sebagai alat untuk menambahkan

Prodi Pendidikan Jasmani Kesehatan & Rekreasi, FOK – Universitas PGRI Banyuwangi 50
Jurnal Kejaora: Jurnal Kesehatan Jasmani dan Olah Raga
ISSN: 2541-5042 (Online)
ISSN: 2503-2976 (Print)
Volume 5 Nomor 2, Edisi November 2020

kekuatan otot guna mencapai tujuan tertentu berupa latihan seperti kelompok eksperimen
misal memperbaiki kondisi fisik, kesehatan, namun kelompok kontrol juga mengalami
kekuatan, prestasi dalam cabang olahraga peningkatan. Peningkatan tersebut terjadi
dan sebagainya. Hasil penelitian ini sesuai karena kelompok kontrol tidak terkontrol oleh
dengan pendapat Mylsidayu (2015) peneliti sehingga sebagian kelompok kontrol
peningkatan hasil latihan terjadi dalam waktu ada yang berolahraga lain seperti joging,
2-5 minggu , apabila latihan dilakukan sepakbola yang otomatis melatih kekuatan,
minimal 3x seminggu, dan maksimal 12-14x kecepatan kaki dan mungkin kelalaian dari
dalam seminggu. peningkatan hasil pretest ke peneliti sehingga kelompok kontrol melihat
postest tendangan depan juga terjadi karena treatment apa yang diberikan peneliti kepada
beban latihan yang diberikan semakin kelompok eksperimen. Hal inilah yang
meningkat frekuensi latihan juga meningkat mempengaruhi peningkatan hasil tendangan
menjadi 70%. depan pada calon atlet kelompok kontrol.
Menurut Sukirno dan Waluyo (2012) Latihan menggunakan beban dempel
mengatakan bahwa latihan merupakan suatu modifikasi terhadap kelompok eksperimen
proses yang sistematis berulang-ulang selama 5 minggu, sedangkan kelompok
dengan semakin hari semakin menambah kontrol tidak diberi perlakuan. Hasil dari
jumlah beban latihan yang diberikan. perlakuan calon atlet pada kelompok
Peningkatan hasil latihan pada kelompok eksperimen yang mengikuti latihan
eksperimen disebabkan adanya proses menggunakan beban ternyata sangat baik.
latihan yang sistematis dan berulang-ulang Calon atlet yang tidak diberikan perlakuan
dan jumlah beban yang diberikan semakin (kelompok kontrol) ternyata tidak membawa
hari semakin bertambah atau meningkat. peningkatan kecepatan tendangan depan
Setelah dilakukan latihan selama 5 yang signifikan. Peningkatan hasil latihan
minggu tanpa perlakuan hasil tendangan pada kelompok eksperimen disebabkan
kelompok kontrol tertinggi adalah 19 dan adanya proses latihan yang sistematis dan
yang terendah adalah 16. Hal tersebut berulang-ulang dan jumlah beban yang
dikarenakan calon atlet pada kelompok diberikan semakin hari semakin bertambah
kontrol tidak diberi perlakuan (latihan dilakukan dari yang mudah ke yang sukar,
menggunakan beban dempel). Meskipun ringan ke yang berat, dan dari kuantitas ke
kelompok kontrol tidak diberi perlakuan kualitas (Mylsidayu 2015). Tujuan latihan
berupa latihan seperti kelompok eksperimen secara umum adalah membantu para
namun kelompok kontrol juga mengalami pembina agar dapat menerapkan dan
peningkatan. Hal ini sesuai dengan pendapat memiliki kemampuan konseptual serta
(Mylsidayu 2015) bahwa peningkatan latihan keterampilan dalam membantu
terjadi secara signifikan apabila sekurang- mengungkapkan potensi atlet mencapai
kurangnya latihan 3x seminggu dan selama 4 puncak prestasi. Sedangkan sasaran latihan
minggu. (Harsono 2010), latihan adalah adalah untuk meningkatkan kemampuan dan
proses berlatih yang sistematis yang kesiapan dalam mencapai puncak prestasi.
dilakukan secara berulang-ulang yang kian Sukirno (2012) mengatakan bahwa latihan
hari semakin terbiasa melakukanya. merupaka suatu proses yang sistematis
Sukadiyanto (2005) mengatakan juga berulang-ulang dengan semakin hari semakin
bahwa Latihan adalah suatu proses menambah jumlah beban latihan yang
menyempurnakan kemampuan berolahraga diberikan.
yang berisikan materi, teori, dan praktik Menurut Bompa (2014) mengatakan
menggunakan metode dan aturan sehingga bahwa latihan adalah aktivitas olahraga yang
tujuan dari latihan tersebut dapat tercapai sistematis dalam jangka waktu yang panjang
tepat pada waktunya. Menurut hasil yang ditingkatkan secara progresif dan
pengamatan dan observasi yang dilakukan individual yang ditunjukan pada pembentukan
terhadap calon atlet kelompok kontrol pada fungsi fisiologis dan psikologis manusia untuk
saat penulis melakukan penelitian, meskipun memenuhi tuntunan tugas. Suatu latihan
kelompok kontrol tidak diberi perlakuan harus dapat menghasilkan peningkatan

Prodi Pendidikan Jasmani Kesehatan & Rekreasi, FOK – Universitas PGRI Banyuwangi 51
Jurnal Kejaora: Jurnal Kesehatan Jasmani dan Olah Raga
ISSN: 2541-5042 (Online)
ISSN: 2503-2976 (Print)
Volume 5 Nomor 2, Edisi November 2020

keterampilan, kekuatan dan sistem energi Novitasari, J. (2017). Pelatihan Dasar Pencak
yang digunakan pada cabang olahraga yang Slat. Surabaya: Bunga Pustaka.
bersangkutan dalam rangka mencapai tingkat Sudjana. (2011). Pembelajaran Pencak Silat.
penampilan yang maksimal. Bandung: Kependidikan UPI.
Sugiono. (2015). Metode Pendidikan
KESIMPULAN Pendekatan Penelitian Kuantitatif
Berdasarkan hasil penelitian dan Kualitatif dan R&D. Bandung:
pembahasan, dapat disimpulkan bahwa ada Alfabeta.
perbedaan pengaruh hasil tendangan depan Sukadianto. (2015). Pengantar Teori dan
pesilat (posttest) menggunakan beban Metodologi. Yogyakarta: FIK UNY.
dempel pesilat di Padepokan PSHT Cabang Sukrno, W. (2012). Latihan Pencak Silat.
Lampung Barat. Journal Of Phisical Education.
Wardoyo. (2014). Pencak Silat Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA Yogya: Buana Cipta.
Arikunto. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Wongsonegoro. (2011). Beladiri Indonesia.
Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Surabaya: Bunga Pustaka.
Cipta.
Bahagia. (2010). Media Dan Pembelajaran
Penjas. Bandung: FPOK UPI.
Bompa. (2014). Penelitian Eksperimen.
Surabaya: Dua Putra Utama.
Harsono. (2010). Coaching dan Aspek-Aspek
Dalam Coaching. Jakarta: PT Dirjen
Dikti P2LPT.
Harsono. (2012). Aspek-aspek Dalam
Pelatihan. Jakarta: PT Dirjen Dikti
P2LPT.
Husin, S. (2010). Pengaruh Pelatihan
Plyometric Lompat Bangku Terhadap
Daya Ledak Otot Tungkai Bawah.
Surabaya: Universitas Negeri
Surabaya.
Irianto, D. P. (2011). Dasar Kepelatihan.
Yogyakarta: FIK UNY.
Koesopangat, I. (2012). Pendekatan
Keterampilan Taktis Dalam
Pembelajaran Pencak Silat. Jakarta:
Rektorat Jenderal Olahraga.
Lingga, D. P. (2017). Pencak Silat. Bandung:
Cipta Bandung.
Lubis, J. (2010). Dasar-dasar Pencak Silat.
Jakarta: Kharisma Putra Utama
Offset.
Lubis, W. (2014). Dasar-dasar Pencak Silat.
Kharisma Putra Utama Offset:
Jakarta.
Maryono. (2012). Keyakinan dan Kekuatan.
Banten: Yayasan Pustaka Obor
Indonesia.
Milsydayu. (2015). Psikologi Olahraga
Bandung. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.

Prodi Pendidikan Jasmani Kesehatan & Rekreasi, FOK – Universitas PGRI Banyuwangi 52

Anda mungkin juga menyukai