Anda di halaman 1dari 7

1

APLIKASI LATIHAN ANAEROB TERHADAP CABANG OLAHRAGA


BULUTANGKIS

MAKALAH
Mata Kuliah Ilmu Faal Lingkungan, Metode Latihan dan Evaluasi

Yanuar Alfan Triardhana


NIM: 011714553004

PROGRAM STUDI S2 ILMU KESEHATAN OLAHRAGA


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA
2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah SWT atas berkah, rahmat dan hidayah-Nya yang telah

membimbing penulis sehingga dapat menyelesaikan penulisan makalah ini dengan

judul “Aplikasi latihan anaerobik terhadap cabang olahraga bulutangkis”.

Penulis menyadari bahwa makalah ini juga tidak akan terselesaikan dengan baik

tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak terutama Dosen Pengampu Mata

Kuliah Ilmu Faal Lingkungan, Metode Latihan dan Evaluasi serta pihak-pihak lain.

Penulis merasa ilmu dan pengetahuan yang telah diberikan sangat membantu.

Penulis menyadari masih banyak kekurangan dan keterbatasan dalam menulis

makalah ini. Oleh sebab itu, kritik dan saran sangat penulis harapkan demi

kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi seluruh pihak.

Surabaya, Juni 2018

Penulis
2
BAB 3
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Bulutangkis merupakan suatu pertandingan yang dapat dimainkan sebagai tunggal atau

ganda, oleh pria, wanita, atau pasangan campuran, di lapangan tertutup maupun lapangan terbuka,

untuk bermain santai atau pada level kompetisi yang tinggi. Bulutangkis adalah olahraga yang

mengandalkan semua anggota gerak dan koordinasi dalam tubuh, sehingga bulutangkis termasuk

olahraga dengan gerakan yang lengkap. Olahraga yang kompetitif ini juga ditandai dengan jalur

lari khusus untuk bulutangkis, melompat dan menekuk lutut, serta dengan gerakan terus menerus

yang dipercepat serta diperlambat. Unsur-unsur teknik dalam permainan bulutangkis terdiri dari

beberapa macam teknik, antara lain (1) teknik tanpa bola yang meliputi sikap siaga, teknik pegang

raket (grip), teknik langkah kaki (foot work), (2) teknik pukulan yang meliputi pukulan servis yang

terdiri dari servis panjang dan servis pendek, (3) teknik pukulan overhead lop (forehand lop dan

backhand lop), (4) teknik pukulan overhead drop shot (drop shot lambat dan drop shot cepat), (5)

teknik pukulan smash (smash penuh dan setengah smash), (6) teknik pukulan net drop, dan (7)

teknik pukulan mendatar (drive).

Pelatihan fisik bulutangkis dituntut untuk memahami dan mengetahui secara spesifik

kebutuhan gerak olahraga ini. Bahkan harus mendalami makna proses kerja otot, sistem energi,

dan mekanisme gerak yang terjadi dalam permainan bulutangkis. Dalam permainan bulutangkis

memang membutuhkan latihan baik aerobik maupun anaerobik, karena bulutangkis merupakan

olahraga dengan gerakan cepat dan kuat serta dilakukan dalam waktu lama. Akan tetapi gerakan-

gerakan dalam bulutangkis dominan menggunakan sistem energi anaerobik. Hal ini dikarenakan

bulutangkis merupakan olahraga yang dilakukan dengan cepat dan waktu yang lama. Sehingga

3
4

latihan anaerobik sangat diperlukan guna penyediaan energi yang cepat bagi tubuh. Latihan-latihan

anaerobik yang dapat dilakukan dalam olahraga bulutangkis antara lain latihan sprint, yang

berguna dalam latihan kecepatan. Selanjutnya latihan kekuatan yang berupa push up, pull up dan

sit up yang berguna untuk membantu memperkuat otot lengan. Selain itu terdapat latihan gerakan

dasar pada olahraga bulutangkis yakni pukulan smash yang dominan menggunakan sistem energi

anaerobik.

3.2 Saran

Dalam menentukan suatu program latihan harus sesuai dengan spesifikasi cabang olahraga

dan juga sistem energi yang dominan pada olahraga tersebut. Bulutangkis dalam hal ini merupakan

suatu cabang olahraga yang kompleks yang menggunakan sistem energi baik aerobik maupun

anaerobik. Hal ini dikarenakan gerakan-gerakan dalam bulutangkis adalah gerakan dengan cepat

dan kekuatan tinggi serta dilakukan dalam waktu yang lama. Akan tetapi gerakan-gerakan pada

olahraga bulutangkis dominan dengan sistem energi anaerobik, seperti smash, dropshot, lop dan

lain-lain. Jadi latihan dengan gerakan-gerakan anaerobik sangat diperlukan dalam olahraga

bulutangkis. Aplikasi latihan anaerobik yang dapat digunakan dalam olahraga bulutangkis antara

lain latihan kecepatan, latihan kekuatan, power serta latihan gerakan dasar pada olahraga

bulutangkis.
DAFTAR PUSTAKA

Abian-vicen, J., Coso, J., Millan, C., dkk. 2012. Analysis of Dehydration and
Strength in Elite Badminton Players, Exercise Physiology Laboratory,
(Online), 7(5): 1-8, (http://www.plosone.com), diakes 29 Juni 2016.

Aksan, H. 2012. Mahir Bulutangkis: Ilmu Pengetahuan, Teknis dan Taktik Bermain,
Sistem dan Pola Permainan, Persiapan dan Keselamatan. Bandung: Nuansa
Cendekia.

Alhusin, S. 2007. Gemar Bermain Bulutangkis. Sukoharjo: CV. Setia Aji-Surakarta.

Budiwanto, S. 2013. Dasar-dasar Teknik dan Taktik Bermain Bulutangkis. Malang:


Departemen Pendidikan Nasional Universitas Negeri Malang.

Frohlich, M., Felder, H., Reuter, M. 2014. Training Effects of Plyometric Training on
Jump Parameters in D- and D/C-Squad Badminton Player, Journal of Sport
Research, (Online), 1(2): 22-33, (http://www.uni-saarland.de), diakses 7 Mei
2016.

Galih, K. 2014. Peningkatan Akurasi Pukulan Smash Untuk Pemain Tunggal


Bulutangkis Menggunakan Media Karpet Sebagai Sasaran Pada Atlet Pb
Dasa Digdaya Kota Blitar. Skripsi tidak diterbitkan. Malang: FIK UM.

Griwijoyo, S., Zafar, D. 2013. Ilmu Faal Olahraga (Sport Physiology). Bandung: UPI
Bandung.

Hwa, C., Tan, A., Ahmad, A., dkk. 2009. Physiological Characteristics of Elite and
Sub-elite Badminton Plasyers, Journal of Sport Science, (Online), 27(14):
1591-1599, (http://informaworld.com), diakses 29 Juni 2016.

Karimian, S., Aghanasir, F., Jafarzadeh, E. & Abbasi, E. 2015. Badminton Player’s
Skills Improvement After Visual Training, Advances in Ophthalmology &
Visual SystemI, (Online), 2(4): 1-5, (http://medcrave online.com/), diakses 10
Mei 2016.

Khodami, A., Nikseresht, A., Khoshnam, E. 2014. The Effect of 8 Week of Plyometric
Training on Cortisol and DHEA Levels in Male Badminton Players, European
of Journal Experimental Biology, (Online), 4(1): 265-269,
(http://pelagiaresearchlibrary.com), diakses 30 Juni 2016.

Kunta, S. 2010. Kepelatihan Bulutangkis Modern. Surakarta: Yuma Pustaka.

5
6

Salim, A. 2008. Buku Pintar Bulutangkis. Bandung: Nuansa.

Seth, B. 2016. Determination Factors of Badminton Game Performance, International


Journal of Physical Education, (Online), 3(1): 20-22,
(http://kheljournal.com), diakses 30 Juni 2016.

Sucharitha, B.S., Reddy, A.V., Madhavi, K. 2014. Effectiveness of Plyometric


Training on Anaerobic Power and Ability in Female Badminton Player,
Internasional Journal of Pharmaceutical Research and Bio Science, (Online),
3(4): 754-761, (http://ijprbs.com), diakses 29 Juni 2016.

Sugiharto. 2014. Fisiologi Olahraga. Malang: Universitas Negeri Malang.

Wiarto, G. 2013. Fisiologi dan Olahraga. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Anda mungkin juga menyukai