Anda di halaman 1dari 6

JPES 6 (3) (2017)

Journal of Physical Education and Sports

http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jpes

Latihan Plyometrics dan Panjang Tungkai terhadap Kecepatan Renang Gaya Dada
Atlet Renang Sumatera Selatan

Ikhvanus Shava , Donny Wira Yudha Kusuma & Tri Rustiadi

Universitas Negeri Semarang, Indonesia

Info Artikel Abstrak


________________ ___________________________________________________________________
Sejarah Artikel Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis (1) Perbedaan pengaruh latihan plyometrics Jump
Diterima: to box dan double tuck jump terhadap kecepatan renang gaya dada, (2) Perbedaan pengaruh
Juni 2017 tungkai panjang dan tungkai pendek terhadap kecepatan renang gaya dada, (3) Interaksi antara
Disetujui: latihan plyometrics dan panjang tungkai terhadap kecepatan renang gaya dada. Jenis penelitian
Juli 2017
ini adalah eksperimen dengan rancangan faktorial 2x2, populasi 30 atlet renang, sampel dalam
Dipublikasikan:
penelitian ini adalah atlet kelompok umur 1 PRSI Sumatera Selatan yang berjumlah 20 atlet
Desember 2017
putra, teknik pengambilan sampel purposive sampling, instrumen tes dalam penelitian ini yaitu:
________________ (1) Tes panjang tungkai, (2) Tes kecepatan renang gaya dada 50 meter. Teknik analisis data
Keywords:
menggunakan ANAVA dua jalur. Hasil penelitian, Latihan plyometrics Fhitung > Ftabel 62,128 >
plyometrics excercise, long
3,59. Panjang tungkai Fhitung > Ftabel 270 > 3,59. Interaksi plyometrics dan panjang tungkai Fhitung
legs, swimming speed
> Ftabel 17,005 > 3,59. Kesimpulan: (1) Ada perbedaan pengaruh latihan plyometrics jump to box
____________________
dan double tuck jump terhadap kecepatan renang gaya dada. (2) Ada perbedaan pengaruh
latihan plyometrics jump to box dan double tuck jump yang memiliki tungkai panjang dan tungkai
pendek. (3) Ada interaksi antara latihan plyometrics dan panjang tungkai terhadap kecepatan
renang gaya dada.

Abstract
___________________________________________________________________
This study aims to analyze (1) Difference Effect of Plyometrics Exercise jump to box and double tuck jump
on swimming speed breastroke. (2) The difference of long and short limb effect to breaststroke swimming.
(3) Interaction between plyometrics exercises and leg length of the swimming speed of 50 meter
breaststroke. The type of this research is experiment with 2x2 factorial design, Population of 30 athletes,
sample in this study were athletes of age group I PRSI South Sumatera totaling 20 men’s swimming
athletes. Sampling technique purposive sampling, Test instrument in this research that is: (1) Test leg
length, (2) Test speed 50-meter breaststroke swimming. Data analysis techniques use two-way ANAVA.
Research result, plyometrics exercise Fhitung > Ftabel 62,128 > 3,59. Long legs Fhitung > Ftabel 270 > 3,59.
Interaction of plyometrics and leg length Fhitung > Ftabel 17,005 > 3,59. Conclusion: (1) There are differences
in the effect of plyometrics jump to box and double tuck jump exercise on the 50 meter breaststroke
swimming speed of PRSI athletes South Sumatera. (2) There are differences in the effect of plyometrics
jump to box and double tuck jump exercises that have long limbs and short limbs athletes swimming PRSI
South Sumatera. (3) There is a difference in interaction between plyometrics and leg length exercises on
the 50 meter breaststroke swimming speed athletes PRSI South Sumatera.

© 2017 Universitas Negeri Semarang


Alamat korespondensi: p-ISSN 2252-648X
Kampus UNNES Kelud Utara III, Semarang, 50237
e-ISSN 2502-4477
E-mail: shava.ikhvanus@yahoo.co.id

266
Ikhvanus Shava, Donny Wira Yudha Kusuma & Tri Rustiadi / JPES 6 (3) (2017) : 266 - 271

PENDAHULUAN event kejuaraan nasional dan internasional,


puncaknya pada saat palembang ditunjuk sebagai
Renang gaya dada sering juga disebut tuan rumah sea games 2011. Aquatic stadium
renang gaya katak. Sebutan ini dikarenakan merupakan salah satu tempat latihan dan
gerakan renang gaya dada menyerupai gerakan pembibitan atlet-atlet renang persatuan renang
katak pada waktu berenang. Gaya dada terjemah seluruh indonesia (PRSI) Sumatera Selatan,
dari breast stroke. Gaya dada merupakan suatu mulai dari atlet junior tingkat pelajar hingga
gaya renang yang sejak dimulainya dayungan senior tingkat Nasional.
lengan yang pertama sesudah start dan sesudah Pada saat mengikuti kejuaraan pekan
pembalikan badan harus telungkup dan kedua olahraga nasional (PON) 2016 di jawa barat pada
bahu segaris dengan air, (PRSI/FINA, 2009- waktu itu, atlet renang khususnya gaya dada
2013). kurang maksimal dalam bertanding, sehingga
Kecepatan merupakan komponen tidak mendapatkan medali untuk dibawa pulang.
terpenting dalam olahraga, khususnya renang, Padahal ketua umum PRSI Sumatera Selatan
karena kecepatan tersebut diperlukan saat Widodo menargetkan medali perak untuk cabang
bertanding untuk mencapai performa yang renang. Pada saat perlombaan dilaksanakan
maksimal. Renang gaya dada dipengaruhi oleh terlihat sekali bahwa atlet renang Sumatera
percepatan gerakan tangan pada saat meluncur, Selatan tertinggal, sehingga gagal mendapatkan
akan tetapi tendangan adalah pendorong yang kemenangan. Saat itu perwakilan dari Sumatera
dominan pada renang gaya dada. Dengan Selatan tidak mendapatkan juara, kegagalan
demikian kecepatan merupakan kualitas tersebut telah di evaluasi oleh pelatih Sumatera
kondisional yang memungkinkan seseorang Selatan bahwa faktor fisik, dan latihan yang
untuk melakukan gerakan dan bereaksi secara harus ditingkatkan lagi.
cepat terhadap rangsang. Sukadiyanto dalam Berdasarkan pengamatan dan informasi
Jorpres (2007). yang diperoleh dari pelatih pada tanggal 28
Mencapai prestasi dalam olahraga seorang desember 2016 pukul 16:00 wib di aquatic
atlet atau perenang harus memiliki empat aspek stadium jakabaring palembang, para atlet masih
pokok yang meliputi fisik, teknik, taktik dan perlu membutuhkan latihan yang tepat
mental yang harus dikembangkan melalui latihan khususnya atlet muda karena belajar dari
yang teratur dengan berdasarkan prinsip latihan kegagalan senior di kejuaraan pon jawa barat
yang benar. Latihan fisik yang dilakukan untuk maka pelatih lebih menekankan untuk para
meningkatkan prestasi harus dilakukan secara junior lebih giat untuk berlatih ungkap pelatih
khusus sesuai dengan nomor yang renang prsi sumatera selatan, para atlet sudah
dikembangkan. Renang gaya dada 50 meter memiliki teknik renang yang bagus akan tetapi
mempunyai ciri renang cepat, sehingga faktor dari pengamatan kecepatan masih perlu
kondisi fisik yang berpengaruh terhadap nomor ditingkatkan.
tersebut adalah power otot tungkai. Salah satu Hasil observasi peneliti menyimpulkan
aspek yang paling penting dari peningkatan setelah melakukan tes power otot tungkai, power
performance, selain skill adalah kemampuan otot tungkai atlet renang 60% dari keseluruhan
untuk menghasilkan power. Keberhasilan dalam memiliki nilai kurang, 30% memiliki nilai sedang
berbagai cabang olahraga sangat bergantung dan 10% memiliki nilai baik. Sehingga kecepatan
pada power otot tungkai, kinerja performance renang gaya dada 50 meter belum maksimal, oleh
strength, power dan endurance dapat ditingkatkan karena itu pemberian latihan yang tepat akan
dengan beberapa latihan. (Boby Marindra, memberikan kontribusi dalam prestasi atlet
2015),(Rahman Rahini, dkk. 2005). renang gaya dada 50 meter PRSI Sumatera
Renang di sumatera selatan pada saat ini Selatan.
sudah sangat berkembang dengan dibangunnya Power merupakan unsur yang sangat
aquatic stadium tempat dilaksanakannya event- menunjang dalam olahraga renang, tidak

267
Ikhvanus Shava, Donny Wira Yudha Kusuma & Tri Rustiadi / JPES 6 (3) (2017) : 266 - 271

terkecuali pada saat melakukan renang gaya 50 meter. M. Sajoto dalam yulingga nanda (2012)
dada. Gerakan renang gaya dada power pada otot menyatakan, salah satu aspek dalam mencapai
tungkai akan berpengaruh terhadap kecepatan prestasi dalam olahraga adalah aspek biologis
dorongan tungkai. Semakin besar power otot yang meliputi struktur dan postur tubuh yaitu:
tungkai maka akan semakin besar pula daya dan (1) ukuran tinggi dan panjang tungkai, (2) ukuran
kecepatan dalam melakukan dorongan meluncur besar, lebar dan berat badan, (3) bentuk tubuh.
renang gaya dada. Latihan yang digunakan untuk Ditinjau dari analisis tungkai renang gaya
meningkatkan power otot tungkai sangat banyak dada, proporsi tungkai yang dimiliki seorang atlet
macamnya antara lain wieght training, interval renang harus dimanfaatkan seoptimal mungkin
training, repetition training dan plyometrics. pada teknik yang benar. Apakah benar tungkai
Menurut Muhammad Ainul Yaqin dalam yang panjang memiliki pengaruh terhadap
(Wiwik Sundari, 2016). kecepatan renang gaya dada 50 meter yang lebih
Plyometric adalah suatu bentuk latihan baik, jika dibandingkan dengan atlet yang
berintensitas tinggi, yang bertujuan untuk tungkainya pendek. Untuk mengetahui hal ini,
meningkatkan kekuatan dan kecepatan menuju maka perlu dibuktikan kebenarannya, karena
pembentukan power pada atlet. Penelitian yang kecepatan renang gaya dada 50 meter tidak
dilakukan barbara a. Jhonson dkk, tahun 2011, hanya dipengaruhi oleh proporsi tungkai saja,
latihan plyometrics memiliki dampak yang besar melainkan masih ada faktor lainnya seperti
pada peningkatan kemampuan untuk berlari, penguasaan teknik berenang yang benar,
melompat, menendang jarak jauh, mental,dan kemampuan fisik.
keseimbangan, dan kelincahan, program Tujuan penelitian ini adalah:
latihannya dilakukan selama 8-10 minggu dan (1) menganalisis perbedaan pengaruh latihan
dilakukan 3 kali dalam 1 minggu. Penelitian plyometrics jump to box dan double tuck jump
menunjukkan bahwa latihan plyometrics aman terhadap kecepatan renang gaya dada 50 meter
untuk anak-anak. Pada penelitian Rasoul atlet prsi sumatera selatan, (2) menganalisis
mohammadi, dkk. (2014), menyimpulkan bahwa perbedaan pengaruh panjang dan pendek tungkai
pemilihan latihan plyometrics (bended knee jump, terhadap kecepatan renang gaya dada50 meter
squat jump, jump to side, dept jump) yang tepat atlet prsi sumatera selatan, (3) menganalisis
untuk perenang gaya dada pada anak laki-laki interaksi antara latihan plyometrics dan panjang
berumur 10-14 tahun dapat memperbaiki dan tungkai terhadap kecepatan renang gaya dada 50
meningkatkan kecepatan renang gaya dada. meter atlet PRSI Sumatera Selatan.
Peneliti mencoba mengatasi masalah
kecepatan pada atlet renang dengan beberapa METODE
latihan yang bisa dilakukan, yaitu dengan latihan
plyomterics, adapun jenis plyometric exercise Penelitian ini adalah penelitian
yang akan diterapkan oleh peneliti adalah tipe eksperimen. Desain penelitian data yang
jumping. Dimana dalam pelaksanaanya peneliti digunakan adalah factorial design. Desain
akan menerapkan latihan jump to box dan double faktorial melibatkan beberapa faktor (peubah
tuck jump. Dalam pelaksanaanya peneliti akan bebas aktif dan atribut) yang bersama-sama
membandingkan efektivitas dari masing-masing sekaligus (terdiri dari dua faktor).
tipe latihan, (Widhiyanti Tri, 2013), (Miller J,
Cooper D, 2006), (Nala GN, 2011). Tabel 1. Desain dalam penelitian ini adalah 2x2
Faktor yang terdapat pada individu atau Latihan Plyometrics (A)
Panjang
atlet ini sangat kompleks, seperti fisik, mental, Jump to box Double tuck jump
Tungkai (B)
semangat latihan, postur tubuh dan lain (A1) (A2)
sebagainya. Postur tubuh merupakan salah satu Panjang (B1) A1B1 A2B1
faktor yang mendukung pencapaian prestasi Pendek (B2) A1B2 A2B2
Kecepatan Renang Gaya Dada 50 Meter
olahraga, termasuk kecepatan renang gaya dada

268
Ikhvanus Shava, Donny Wira Yudha Kusuma & Tri Rustiadi / JPES 6 (3) (2017) : 266 - 271

Populasi dalam penelitian ini adalah atlet sedangkan jika signifikansi levene lebih kecil dari
renang PRSI Sumatera Selatan berjumlah 30 α, maka sampel berasal dari populasi yang tidak
orang atlet renang. Dengan jumlah sampel sama/tidak homogeny.
sebanyak 20 orang atlet renang. Teknik purposive Uji hipotesis Setelah dilakukan uji
sampling yaitu “teknik penarikan sampel yang normalitas dan uji homogenitas varians, maka
didasarkan pada ciri atau karakteristik (tujuan) pemanfaatan ANAVA dalam analisis data sudah
yang ditetapkan oleh peneliti: atlet renang gaya bisa dilakukan. Data hasil tes terakhir dianalisis
dada KU I (kelompok umur) 15-16 tahun, jenis dengan statistika ANAVA DUA JALUR dan
kelamin laki-laki, sehat jasmani dan rohani, pengujian hipotesis dengan perhitungan uji F
bersedia menjadi sampel, memiliki tungkai pada taraf signifikan 0,05% yang sebelumnya
panjang dan tungkai pendek berdasarkan hasil tes telah dilakukan uji prasyarat. Hipotesis
dan pengukuran. alternative (Ha) diterima apabila nilai signifikansi
Variabel penelitian yaitu, variabel bebas: lebih kecil dari α (Sig < 0,05), sedangkan apabila
jump to box dan double tuck jump, variabel atribut nilai signifikansi lebih besar dari α (Sig > 0,05)
tungkai panjang dan tungkai pendek, variabel hipotesis alternative (Ha) ditolak dan hipotesis
terikat kecepatan renang gaya dada 50 meter. nihil (Ho) diterima.
Instrumen penelitian ini adalah alat ukur yang
digunakan untuk mengumpulkan data HASIL DAN PEMBAHASAN
menggunakan tes dan pengukuran diantaranya:
Teknik yang digunakan dalam mengukur Hasil penelitian dan pembahasan hasil
kecepatan renang gaya dada 50 meter digunakan kecepatan renang gaya dada pada atlet renang
tes renang gaya dada dengan menempuh jarak 50 PRSI Sumatera Selatan kelompok umur I yang
meter dari FINA hand book (2013-2017), Teknik disajikan pada tabel 2.
pengukuran panjang tungkai yaitu dengan
menggunakan tes panjang tungkai (Ismaryati, Tabel 2. Kecepatan Renang Gaya Dada pada
2008). Alat yang digunakan untuk pelaksanaan Atlet Renang PRSI Sumatera Selatan Kelompok
adalah: area tes kolam renang (renang gaya dada Umur I
50 meter), area tes panjang tungkai, box untuk Latihan Rerata Renang
Panjang tungkai Sumber data
peragaan latihan plyometrics, alat ukur (microtoise), plyometrics gaya dada 50 meter
stopwatch, kamera, alat tulis. Pre-test 181,56
Teknik analisis data menggunakan analisis Panjang Post-test 173,77
varians (ANAVA) dua jalur. Sebelum sampai Perubahan 7,79
Jump to box
pada pemanfaatan ANAVA, sebaiknya perlu Pre-test 183,79
Pendek Post-test 177,97
dilakukan uji persyaratan, meliputi: uji
Perubahan 5,82
normalitas data menggunakan uji lilliefors
Pre-test 175,6
kolmogrov-smirnov dengan bantuan SPSS 21.0
Panjang Post-test 168,96
pada taraf signifikansi (α) 0,05. Kriteria Double tuck Perubahan 6,64
pengambilan keputusan jika nilai signifikansi jump Pre-test 172,38
yang diperoleh lebih besar dari α , maka sampel Pendek Post-test 166,92
berasal dari populasi yang berdistribusi normal, Perubahan 5,46
sedangkan jika nilai signifikansi yang diperoleh
lebih kecil dari α, maka sampel tidak berasal dari Hal-hal yang mendapat perhatian dari
populasi yang berdistribusi normal. Uji nilai-nilai yang terdapat dalam tabel 2, sebagai
homogenitas data menggunakan uji levene dengan berikut: Jika kelompok atlet renang gaya dada 50
bantuan SPSS 16.0 pada taraf signifikansi (α) meter PRSI Sumatera Selatan dengan kategori
0,05. Kriteria pengambilan keputusan jika nilai ukuran tungkai panjang yang mendapatkan
signifikansi levene lebih besar dari α maka sampel perlakuan dengan latihan jump to box mempunyai
berasal dari populasi yang sama (homogen), rata-rata tes awal 181,56 dan tes akhir 173,77

269
Ikhvanus Shava, Donny Wira Yudha Kusuma & Tri Rustiadi / JPES 6 (3) (2017) : 266 - 271

dengan rata-rata peningkatan 7,79. Sedangkan homogen. Hasil uji homogenitas kecepatan
kelompok atlet yang mendapatkan perlakuan renang dapat dilihat pada tabel 4.
dengan latihan double tuck jump mempunyai rata- Uji homogenitas pada penelitian
rata tes awal 175,6 dan tes akhir 168,96 dengan dilakukan dengan uji Levene Uji homogenitas
rata-rata peningkatan 6,64. Bila kedua bentuk dimaksudkan untuk menguji kesamaan varians
perlakuan latihan dibandingkan, maka dapat antara kelompok sampel.
diketahui bahwa kelompok perlakuan dengan
latihan jump to box lebih baik pengaruhnya Tabel 4. Test of Homogeneity of Variances
daripada kelompok perlakuan dengan latihan Kecepatan Renang
double tuck jump. Levene Statistic df1 df2 sig
Kelompok perlakuan pada atlet dengan 0,244 3 16 0,864
kategori ukuran tungkai pendek dengan
perlakuan latihan jump to box mempunyai rata- Uji homogenitas menunjukkan nilai
rata tes awal 183,79 dan tes akhir 177,97 dengan signifikansi lebih besar dari 0,05 (Sig > 0,05) pada
peningkatan 5,82. Sedangkan pada kelompok variabel kecepatan renang, sehingga dikegiatan
atlet dengan perlakuan latihan double tuck jump sampel bersifat homogen. Sampel berasal dari
mempunyai rata-rata tes awal 172,38 dan tes populasi yang berdistribusi normal dan bersifat
akhir 166,92 dengan peningkatan 5,46. Bila homogen dilanjutkan dengan uji analisis dengan
kedua kelompok dibandingkan, maka dapat menggunakan uji parametrik.
diketahui bahwa kelompok perlakuan dengan Setelah dilakukan uji normalitas dan uji
latihan jump to box lebih baik daripada kelompok homogenitas varians, maka pemanfaatan ANAVA
perlakuan dengan latihan double tuck jump dalam analisis data sudah bisa dilakukan.
terhadap kecepatan renang gaya dada 50 meter
atlet renang PRSI Sumatera Selatan. Tabel 5. Ringkasan ANAVA dua faktor (Test of
Hasil uji normalitas data menggunakan Between subjects Effects)
Kolmogorov Smirnov berbantuan program SPSS Source Type df mean f sig
21.0 pada tabel 3. Corrected Model ,641a 3 ,214 116,500 ,000
Intercept 33,050 1 33,050 18011,011 ,000
Tabel 4. Uji Kolmogorov Smirnov Latihan Plyometrics ,114 1 ,114 62,128 ,000
Kolmogrove-smirnova Panjang Tungkai ,496 1 ,496 270,368 ,000
Kelompok Latihan
statistic df sig
A1B1 ,202 5 ,200 Plyometrics*panjang ,031 1 ,031 17,005 ,001
A1B2 ,276 5 ,200 tungkai
A2B1 ,203 5 ,200 Error ,029 16 ,002
A2B2 ,160 5 ,200 Total 32,721 20
R Squared= ,953 (Adjusted R Squared= ,944)

Uji normalitas data tabel 3 menunjukkan


Hipotesis 1 yang menyatakan ada
bahwa kelompok A1B1, A1B2, A2B1 dan A2B2
perbedaan pengaruh antara latihan jump to box
adalah sampel yang berasal dari populasi yang
dan double tuck jump terhadap kecepatan renang
berdistribusi normal karena nilai signifikansinya
gaya dada 50 meter atlet renang PRSI Sumatera
lebih besar dari 0,05 (nilai signifikansi dapat
Selatan yang diuji menggunakan uji anova dan
dilihat pada kolom signifikansi yang dicetak
diperoleh Fhitung = 62,128 dengan nilai signifikansi
tebal).
0,000. Hasil perhitungan ini dikonsultasikan
Hasil Uji homogenitas data pada
dengan tabel F dengan dkpembilang = 1 (b-1) dan
penelitian dilakukan dengan uji Levene dengan
dkpenyebut (kb(n-1)), dengan taraf signifikansi 0,005
bantuan SPSS 21.0 pada taraf signifikansi 0,05.
diperoleh Ftabel = 4,49, karena Fhitung > Ftabel atau
Nilai signifikansi Levene lebih besar dari 0,05
62,128 > 4,49 dengan taraf signifikansi 0,000 <
(Sig > 0,05) maka sampel yang diuji bersifat
0.05 maka Ha yang berbunyi: “ada perbedaan

270
Ikhvanus Shava, Donny Wira Yudha Kusuma & Tri Rustiadi / JPES 6 (3) (2017) : 266 - 271

pengaruh antara latihan jump to box dan double SIMPULAN


tuck jump terhadap kecepatan renang gaya dada
50 meter atlet renang Sumatera Selatan” Terdapat perbedaan pengaruh antara
diterima. latihan Plyometrics (Jump to box dan double tuck
Hipotesis 2 yang menyatakan ada jump). Latihan yang menggunakan plyometrics
perbedaan pengaruh antara tungkai panjang dan jump to box rata-rata meningkat, 1,361 lebih baik
tungkai pendek terhadap kecepatan renang gaya daripada menggunakan latihan plyometrics double
dada 50 meter atlet renang PRSI Sumatera tuck jump rata-rata meningkat 1,210. Terdapat
Selatan diuji menggunakan uji anava dan perbedaan pengaruh latihan Plyometrics (Jump to
diperoleh Fhitung = dengan nilai signifikansi 0,000. box dan double tuck jump) yang memiliki tungkai
Hasil perhitungan ini dikonsultasikan dengan panjang dan tungkai pendek terhadap kecepatan
tabel F dengan dkpembilang = 1 (b-1) dan dkpenyebut renang gaya dada 50 meter pada atlet PRSI
(kb(n-1)), dengan taraf signifikansi 0,005 Sumatera Selatan. Atlet yang memiliki tungkai
diperoleh Ftabel = 4,49, karena Fhitung > Ftabel atau panjang rata-rata meningkat 1,443, lebih baik
270,368 > 4,49 dengan taraf signifikansi 0,000 < dari pada atlet yang memiliki tungkai pendek
0.05 maka Ha yang berbunyi: “ada perbedaan rata-rata meningkat 1,128 pada kecepatan renang
pengaruh tungkai panjang dan tungkai pendek gaya dada 50 meter. Terdapat interaksi antara
terhadap kecepatan renang gaya dada 50 meter latihan plyometrics (Jump to box, double tuck jump)
atlet renang PRSI Sumatera Selatan” diterima. dan panjang tungkai terhadap kecepatan renang
Ada interaksi antara latihan plyometrics gaya dada 50 meter atlet renang PRSI Sumatera
terhadap kecepatan renang gaya dada 50 meter Selatan. Karena dari hasil analisis menunjukkan
atlet renang PRSI Sumatera selatan, digunakan bahwa Fhitung= 17,005 lebih besar dari Ftabel = 3,59
uji anava, Fhitung = dengan nilai signifikansi 0,000. pada taraf signifikansi 0,05.
Hasil perhitungan ini dikonsultasikan dengan
tabel F dengan dkpembilang = 1 (b-1) dan dkpenyebut DAFTAR PUSTAKA
(kb(n-1)), dengan taraf signifikansi 0,005
diperoleh Ftabel = 4,49, karena Fhitung > Ftabel atau Ismaryati, 2008. Peningkatan Kelincahan Atlet Melalui
17,005 > 4,49 dengan taraf signifikansi 0,000 Pengunaan Metode Kombinasi Latihan Plyometric.
Surakarta: LPP UNS dan UNS Press.
<0,001 Taraf signifikansi 0,000 < 0.05. Maka H a
Miller J. Cooper D, Smith MD. Plyometric Exercise for
yang berbunyi “ada interaksi antara latihan
Best Performance. United Kingdom: Coaches
plyometrics dan panjang tungkai terhadap Choice Books.
kecepatan renang gaya dada 50 meter atlet Mohammadi, R., Sadeghi, H. & Barati, A.H., 2014.
renang PRSI Sumatera Selatan” diterima. The Effect of Plyometric Exerciseso The Selected
Biomechanical Parameters of Breaststroke Among
Male Swimmers Aged 10-14.
Sukadiyanto & Dangsina Muluk, 2011. Pengantar Teori
dan Metodologi Melatih Fisik. Bandung: Lubuk
Agung.
Sukadiyanto, 2011. Pengantar Teori dan Metodologi
Melatih Fisik. Bandung: CV. Lubuk Agung.

271

Anda mungkin juga menyukai