Anda di halaman 1dari 7

PROPOSAL SKRIPSI

Disusun untuk memenuhi syarat kelulusan guna memperoleh gelar sarjana


pendidikan pada program studi Pendidikan Kepelatihan Olahraga

Oleh :
ZUHAERI FAHKRI – 1602620030

FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN


PENDIDIKAN KEPELATIHAN OLAHRAGA
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
2022
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Bulutangkis merupakan permainan yang sangat populer karena di gemari di
seluruh dunia. Bulutangkis merupakan olahraga permainan yang menggunakan
raket untuk memukul kok (shuttlecock). Ada 5 partai yang dipertandingkan yaitu
tunggal putra/putri, ganda putra/putri, dan ganda campuran. PBSI atau dikenal
dengan Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia adalah Induk organisasi cabang
olahraga bulutangkis. PBSI sendiri didirikan pada tanggal 5 mei 1951. Di Indonesia
bulutangkis berhasil berkembang dengan pesat karena kerja keras pelatih, atlet
maupun pengurus dalam pembinaan atlet bulutangkis. Hal ini dapat dilihat dari
prestasi atlet Indonesia yang berhasil menjuarai kejuaraan All england,
Thomas&Uber cup, dan Olimpiade. Prestasi tersebut bukan diraih dalam waktu yang
singkat. Prosesnya memerlukan waktu yang panjang dan memerlukan kerja keras,
displin dan konsisten.
Ada berbagai komponen yang harus di kuasai oleh atlet bulutangkis seperti
power, agility, koordinasi, speed ,dll. Atlet harus bisa melatih komponen tersebut
agar bisa mencapai high performance nya pada pertandingan pertandingan yang
ada. Jika ada salah satu komponen yang tidak di kuasai atlet, maka atlet akan susah
sampai pada high performance nya. Manfaat nya agar atlet dapat bertambah daya
tahan speed nya pada saat pertandingan dimulai hingga pertandingan selesai
sehingga atlet tidak udah kelelahan pada bagian otot tungkai. Dan mengurangi
cidera atlet pada otot tungkai.
Speed endurance sangat berpengaruh pada atlet bulutangkis terkhusus atlet
tunggal putra. Selain untuk melatih daya tahan kecepatan, speed endurance juga
mampu menjaga atlet dari cidera. Karena pada saat melatih speed endurance otot
tungkai juga dilatih kekuatan nya sehingga masa pada otot tungkai bertambah. Pada
permainan bulutangkis seringkali terjadi cidera di bagian tungkai seperti hamstring,
ACL, lutut geser, dll.
Oleh karena itu penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui
seberapa besar perubahan speed endurance pada atlet bulutangkis yang latihan
kekuatan tungkai dan agility. Sehingga judul dari penelitian ini adalah “Pengaruh
latihan kekuatan otot tungkai dan agility terhadap speed endurance atlet
bulutangkis tunggal putra KOP Bulutangkis UNJ”
1.2 IDENTIFIKASI MASALAH
Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat diidentifikasikan masalah penelitian
sebagai berikut:
1. Kurangnya kekuatan otot tungkai sehingga atlet mudah megalami cidera.
2. Kurangnya agility sehingga atlet lambat memukul shuttle cock.
3. Kurangnya metode pelatihan untuk menunjang speed endurance .
4. Jenis jenis latihan kekuatan tungkai dan agility
1.3 PEMBATASAN MASALAH
Adapun batasan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Peneliti hanya terbatas pada penggaruh latihan kekuatan terhadap kekuatan otot
tungkai dan agility dalam speed endurance atlet.
2. Pengukuran kekuatan hanya terbatas pada tes squad selama 1 menit
3. Komponen keterampilan yang akan diteliti adalah speed endurance dalam
bermain selama 21x3 poin.
1.4 RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah maka dapat dirumuskan
masalahnya sebagi berikut:
1. Apa terdapat perbedaan hasil speed endurance pada atlet yang mendapatkan
pelatihan kekuatan otot tungkai?
2. Apa terdapat perbedaan hasil speed endurance pada atlet yang mendapatkan
latihan agility?
1.5 TUJUAN PENELITIAN
1.Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh otot tungkai terhadap speed
endurance atlet bulutangkis.
2. Untuk menganalisis perbedaan hasil agility atlet bulutangkis
1.6 MANFAAT PENELITIAN
Adapun manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui pengaruh pada metode latihan kekuatan otot tungkai dan
metode agility terhadap speed endurance Atlet.
2. Merupakan pengetahuan yang dapat di terapkan untuk latihan bagi setiap orang
yang memiliki minat untuk mendapatkan prestasi dibidang olahraga bulutangkis.
3. Sebagai kajian ilmiah dan pertimbangan dalam penelitian selanjutnya.
BAB 2
LANDASAN TEORI

2.1 Olahraga bulutangkis


Bulutangkis merupakan cabang olahraga yang memiliki karakterisik sebagai
olahraga permainan. Menurut Septhianie,Hidayat&Yunarso (2017) Bulutangkis
adalah cabang olahraga pertandingan yang dimainkan menggunakan raket &
shuttlecock dengan cara memukul dan menangkis shuttlecock dengan raket agar
shuttlecock tidak jatuh didaerah sendiri. Sementara menurut Depdikbud
(1978/1979:129) menyatakan bulutangkis adalah cabang olahraga yang termasuk
dalam olahraga permainan, dapat dimainkan didalam maupun diluar ruangan yang
dibatasi dengan garis batas yang sudah di tentukan panjang dan lebarnya.
Pertandingan dalam bulutangkis membutuhkan 2 orang yang berlawanan (single
competition) dan 4 orang dengan 2 pasang yang berlawanan (double competition).
Lapangan bulutangkis berbentuk segi empat dengan sebuah net di bagian tengah
lapangan. Dimana para pemain menempati satu bagian lapangan dan saling
berhadapan satu sama lain.

2.2 Pengertian Speed Endurance


Speed Endurance merupakan gabungan dari kecepatan dan daya tahan.
Maka dapat diartikan sped endurance adalah seberapa lama atlet dapat bertahan
otot otot kaki nya dalam bergerak ketika permainan bulutangkis berlangsung. Atlet
yang mempunyai speed endurance yang baik akan merasa kuat dan tidak mudah
lelah saat bermain bulutangkis. Selain itu, jika kekuatan otot nya bagus maka atlet
tidak mudah mengalami cidera. Tidak hanya strenght yang ada di dalam speed
endurance, tetapi ada agility juga di dalam nya guna kecepatan atlet saat mengejar
shuttle cock agar tidak terlambat.

2.3 Pengertian Kekuatan


kekuatan otot adalah tenaga yang dikeluarkan otot atau sekelompok
otot untuk berkontraksi pada saat menahan beban maksimal. Daya tahan
otot adalah kapasitas sekelompok otot untuk melakukan kontraksi yang terus
menerus saat menahan suatu beban submaksimal dalam jangka waktu
tertentu.
2.4 Kekuatan otot tungkai
Kekuatan otot tungkai adalah tenaga yang dikeluarkan oleh otot otot kaki
sehingga dapat bertahan kuat dan bertahan lama saat pertandingan berlangsung.
Kekuatan otot tungkai juga dapat menghindari atlet dari cidera bertanding, sebab
masa otot akan bertambah dan tungkai atlet menjadi kuat dan tidak mudah cidera.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang ada, maka tujuan penelitian ini adalah ;

1. Mengetahui seberapa besar pengaruh latihan otot tungkai dan agility terhadap
speed endurance.
2. Mengurangi resiko cidera pada atlet.
3. Membantu atlet untuk mencapai high performance nya.
3.2. Tempat dan Waktu Penelitian
Tempat penelitian ini berada di lokasi Hall A Universitas Negeri Jakarta.
Sedangkan waktu penelitian disesuaikan dengan jadwal latihan KOP Bulutangkis.
3.3. Variable Penelitian
Variable bebas yang digunakan adalah kekuatan otot tungkai dan agility.
Sedangkan variable terikat nya adalah pengaruh terhadap speed endurance atlet
bulutangkis tunggal putra.
3.4. Instrumen Penelitian
Menurut Sugiyono (2019;156) Instrmen penelitian adalah suatualat yang
digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati.
Tes Kekuatan Otot Tungkai
- Tujuan : Meneliti seberapa pengaruh latihan otot tungkai dan agility terhadap
speed endurance atlet.
- Alat yang digunakan : Lapangan bulutangkis.
- Pelaksana : Seorang pencatat nilai, seorang instruktur, seorang peneliti.
Pedoman Penelitian :
1. Pelaksana mengumpulkan para peserta ditengah lapangan bulutangkis dan
membentuk barisan secara horizontal.
2. Pelaksana membrifing para peserta untuk mengikuti aturan tes yang ada.
3. Setelah peserta sudah paham, pelaksana memberikan macam macam tes
yang akan dilakukan para peserta
4. Tes yang pertama adalah Squad selama 1 menit. Apabila peserta berhasil
mencapai waktu 1 menit akan diberikan 3 poin. Jika tidak sampai 1 menit
maka mendapat poin 1.
5. Tes yang kedua adalah shuttle run selama 2 menit dengan target bola yang
terbatas. Apabila peserta berhasil mendapat waktu dibawah 2 menit maka
peserta mendapatkan 3 poin. Jika melebihi 2 menit maka peserta mendapat 1
poin.

Anda mungkin juga menyukai