Anda di halaman 1dari 14

PROPOSAL

METODE LATIHAN SIRKUIT (CIRCUIT TRAINING) DALAM


MENINGKATKAN DAYA TAHAN ATLET BULUTANGKIS

OLEH :
1. ALIFIA PUTRI ZILLA 2105126210
2. PEDRI ILHAM 2105110212
3. RADJA BAGAS GUNTARA 2105110924

DOSEN PENGAMPU : ARDIAH JUITA, S.Pd, M.Pd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KEPELATIHAN OLAHRAGA


JURUSAN PEDIDIKAN OLAHRAGA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS RIAU
2023
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Olahraga merupakan suatu bidang kajian yang menarik sehingga banyak kalangan
olahraga mencurahkan perhatiannya terhadap upaya-upaya peningkatan kebugaran
dan prestasi olahraga. Penemuan metode-metode latihan yang dapat diaplikasikan
dalam proses latihan sehari-hari dapat terlihat dengan jelas dalam ilmu keolahragaan
secara keseluruhan telah berkembang secara pesat yang semula hanya berupa
penjelasan yang bersifat alamiah, sekarang ini menjadi sebuah pengetahuan mutakir
yang ilmiah sehingga diharapkan dapat mengikuti perubahan-perubahan yang terjadi
dalam dunia keolahragaan teutama pemanfaatan IPTEK untuk pencapaian prestasi
olahraga secara maksimal.
Pada masa sekarang untuk pertandingan Bulutangkis diperlukan persiapan-
persiapan yang matang. Seorang pemain selain harus matang dalam pukulan-
pukulannya, harus mengerti taktik dan strategi, dapat membaca kekuatan lawan, tidak
hanya dalam kematangan pukulan- pukulannya, dan dimana letak kelemahannya,
tetapi harus pula tahu kondisi fisik lawannya. Permainan Bulutangkis apabila kedua
pemain hampir sama, maka kalah atau menang ditentukan oleh kondisi mental dan
fisiknya. Kondisi fisik maupun mental memerlukan pesiapan yang cukup lama yang
pada umumnya masih perlu mendapat perhatian lebih serius. Permainan bulutangkis
sarat dengan berbagai kemampuan dan keterampilan gerak yang kompleks. Pemain
harus melakukan gerakan-gerakan seperti lari cepat, berhenti dengan tiba-tiba dan
segera bergerak lagi, gerak meloncat, menjangkau, memutar badan dengan cepat,
melakukan langkah lebar tanpa pernah kehilangan keseimbangan tubuh. Gerakan-
gerakan tersebut dilakukan berulang-ulang dan dalam tempo lama, selama
pertandingan berlangsung. Akibat proses gerakan tersebut akan menghasilkan
"kelelahan", yang akan berpengaruh langsung pada kerja jantung, paru-paru, sistem
peredaran darah, pernapasan, kerja otot, dan persendian tubuh.
Daya tahan adalah kesanggupan dan kemampuan untuk melakukan pekerjaan atau
aktivitas tanpa mengalami kelelahan yang berarti atau berlebihan.
Daya tahan otot lengan adalah kemampuan otot untuk melakukan aktivitas fisik
pada jangka waktu yang lama serta dapat pulih dalam waktu yang cepat (Parahita,
2009). Daya tahan otot lengan yang baik akan memberikan kontribusi untuk pemain
menyelesaikan permainan dengan baik dan dapat mencapai kemenangan
(Wicaksono et al., 2020: 2). Daya tahan otot lengan adalah kemampuan otot untuk
melakukan aktivitas fisik pada jangka waktu yang lama serta dapat pulih dalam
waktu yang cepat .
Daya tahan otot lengan yang baik akan memberikan kontribusi untuk pemain
menyelesaikan permainan dengan baik dan dapat mencapai kemenangan. Permainan
bulutangkis akan memerlukan waktu bermainan yang lama, dengan demikian
seorang pemain harus memiliki daya tahan otot lengan yang baik mengingat
permainan bulutangkis banyak menggunakan lengan untuk melakukan pukulan.
Kemampuan fisik salah satu komponen yang paling dominan dalam pencapaian
prestasi olahraga bulutangkis. Prestasi bulutangkis tidak akan terlepas dari unsur-
unsur taktik, teknik dan kualitas kondisi fisik. Pembulutangkis sangat membutuhkan
kualitas kekuatan, daya tahan, fleksibilitas, kecepatan, agilitas, dan koordinasi gerak
yang baik. Aspek-aspek tersebut sangat dibutuhkan agar mampu bergerak dan
bereaksi untuk menjelajahi setiap sudut lapangan selama pertandingan. Menurut
Soekarman (1987: 119) syarat fisik untuk menjadi pemain bulutangkis yang baik
adalah: 1. Dapat berlari atau melinting dengan cepat ke sana ke mari. 2. Dapat
mempertahankan irama lari cepat atau melenting selama pertandingan. 3. Lincah. 4.
Tangannya harus kuat untuk menyemes. 5. Dapat menyemes beberapa puluh kali
dengan kekuatan yang maksimum, tanpa kelelahan. 6. Dapat meloncat untuk
menyemes. 7. Seluruh otot tubuh harus kuat terutama otot-otot kaki. Seorang pemain
bulutangkis yang ingin maju atau tetap dapat mempertahankan prestasinya, selain
harus berlatih teknik, juga harus tetap berlatih fisik secara teratur. Supaya dapat
mengetahui latihan fisik yang diperlukan, maka perlu diketahui metode latihan yang
tepat untuk pembinan fisik atlet bulutangkis.
Metode yang digunakan untuk meningkatkan daya tahanatlet badminton yaitu :
dengan metode latihan Sirkuit ( Circuit Training )
1. LATIHAN SIRKUIT (CIRCUIT TRAINING)
Latihan sirkuit diciptakan pada tahun 1953 sebagai cara yang efektif dan
efesien bagi pelatih untuk melatih banyak pemain dalam waktu terbatas
dengan peralatan terbatas. Pelatihan bergerak melalui serangkaian latihan
beban atau senam yang diatur secara konsekuen. Latihan sirkuit merupakan
latihan mondar-mandir dari 15 hingga 45 detik per stasiun dengan (15-30
detik) istirahat atau tidak ada istirahat antara stasiun. Latihan ini menunjukkan
bahwa dapat meningkatkan kekuatan dan daya tahan otot. Jika interval
istirahat sangat singkat, maka dapat meningkatkan stamina aerobik (Anitha, J.,
Kumaravelu, P., Lakshmanan, C., dan Govindasamy, K., 2018).
Program latihan sirkuit sangat ampuh dalam menunjang dan menjaga daya
tahan otot dan kardiovaskular pada anak-anak usia dini maupun remaja
(Shoncan, Wirat., Moungmee, P., dan Sootmomgkol, Anek, 2017). Telah
diketahui jantung memompakan darah keseluruh tubuh agar sistem
metabolisme tubuh menjadi mudah dan dengan melakukan latihan sirkuit bisa
meningkatkan kinerja jantung. Adapun jenis latihan sirkuit yaitu berupa
latihan fisik yang bervariasi dengan beberapa bentuk atau pos, dengan tiap-
tiap pos diberikan waktu istirahat yang singkat atau tidak istirahat sama sekali,
dimana latihan tersebut berguna untuk menambah nilai VO2Max guna
memperbaharui kondisi fisik (Almy, Muh. Akmal., & Sukadiyanto , 2014).
Latihan sirkuit biasanya dilakukan di intensitas sedang atau tinggi selama 30-
50 menit dan melibatkan serangkaian aerobik, berat badan danresistensi
latihan dengan istirahat minimal (Birkett, Stefan T., Nichols, S., Sawrey, R.,
Siddal, D.G., McGregor, D., Ingle, L., 2019).
Menurut beberapa penelitian, seperti (Budi, Mohammad Faiz Setio dan
Sugiharto, 2015), (Nugroho, 2021), (Rifki, Yola Febi dan Muhammad Sazeli,
2020) dapat disimpulkan bahwa model latihan circuit training adalah metode
latihan dengan menggunakan metode memanfaatkan banyak variasi latihan
dengan tujuan pengembangan daya tahan aerobik dari berbagai macam
gerakan yang diselingi dengan waktu istirahat dalam 1 interval gerakan.
Media penunjang yang dipakai dalam model latihan ini yaitu, gymball, cone,
stopwatch, dumbbell, dan lain-lain. Kelebihan dari model latihan ini yaitu
banyak variasi gerakan latihan, pemain lebih termotivasi melakukan berbagai
macam gerakan dan tidak mudah bosan. Namun ada kelemahan dalam model
latihan ini yaitu gerakan yang dipilih tidak memfokuskan pada satu area otot,
sehingga butuh waktu yang lama dalam mengembangkan satu kapasitas otot.
Menurut M. Sajoto (1995:83) latihan sirkuit adalah suatu program latihan
terdiri dari beberapa stasiun dan di setiap stasiun seorang atlet melakukan
jenis latihan yang telah ditentukan. Satu sirkuit latihan dikatakan selesai, bila
seorang atlet telah menyelesaikn latihan di semua stasiun sesuai dengan dosis
yang telah ditetapkan. Menurut Soekarman (1987: 70) latihan sirkuit adalah
suatu program latihan yang dikombinasikan dari beberapa item-item latihan
yang tujuannya dalam melakukan suatu latihan tidak akan membosankan dan
lebih efisien. Latihan sirkuit akan tercakup latihan untuk:1) kekuatan otot, 2)
ketahanan otot, 3) kelentukan, 4) kelincahan, 5) keseimbangan dan 6)
ketahanan jantung paru. Latihan-latihan harus merupakan siklus sehingga
tidak membosankan. Latihan sirkuit biasanya satu sirkuit ada 6 sampai 15
stasiun, berlangsung selama 10-20 menit. Istirahat dari stasiun ke lainnya 15-
20 detik.
Siklus Latihan Sirkuit

Menurut J.P. O’Shea dan E.L.Fox yang dikutip M. Sajoto (1995:83) ada
dua program latihan siruit, yang pertama bahwa jumlah stasiun adalah 8
tempat. Satu stasiun diselesaikan dalam waktu 45 detik, dan dengan repetisi
antara 15-20 kali, sedang waktu istirahat tiap stasiun adalah 1 menit atau
kurang. Rancangan kedua dinyatakan bahwa jumlah stasiun antara 6-15
tempat. Satu stasiun diselesaikan dalam waktu 30 detik, dan satu sirkuit
diselesaikan antara 5-20 menit, dengan waktu istirahat tiap stasiun adalah 15-
20 detik.
Tabel Program Latihan Sirkuit (Circuit Traning) Bulutangkis
Lama latihan 6 minggu
Frekuensi 3 kali perminggu
Sirkuit 10 tempat
Waktu setiap sirkuit 30 detik – 1 menit
Jumlah waktu 15 – 25 menit
Beban 75 % dari 1 – RM ( kekuatan
maksimum
Repetisi 1 menit
istirahat 15 detik antara stasiun satu dengan
stasiun berikutnya

Menurut pendapat Suharno (1993: 12) bahwa aspek-aspek yang perlu


disempurnakan untuk mencapai kondisi fisik prima antara lain:
1. Latihan kondisi fisik khusus sesuai dengan kebutuhan cabang olahraga
yang diikuti.
2. Peningkatan penguasaan teknik dasar, teknik tinggi secara otomatis
yang sempurna dan benar.
3. Latihan taktik sesuai dengan penguasaan kemampuan fisik dan teknik.
4. pembinaan mental.
5. Melatih kemantapan bertanding dengan mengadakan pertandingan-
pertandingan percobaan.

B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang masalah,maka dapat dirumuskan permasalahan
penelitian sebagai berikut :
a. Bagaimana metode latihan sirkuit ( circuit training ) dapat meningkatkan daya
tahan atlet bulutangkis?
b. Seberapa penting komponen kondisi fisik daya tahan terhadap atlet badminton?
c. Kenapa daya tahan kardiovaskular sangat penting bagi atlet badminton?
C. TUJUAN PENELITIAN
Berdasarkan permasalahan diatas,maka tujuan penelitian adalah sebagai berikut :
a. Untuk mengetahui bahwa latihan sirkut ( circuit training ) dapat meningkatkan daya
tahan atlet bulutangkis.
b. Untuk mengetahui pentingnya daya tahan terhadap atlet badminton.
c. Untuk mengetahui penybeb pentingya daya tahan kardiovaskular terhadap atlet
badminton.

D. MANFAAT PENELITIAN
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai wawancara dan masukan
bagi :
a. Bagi Peneliti
Dapat mengetahui secara seberapa pentingnya komponen kondisi fisik daya tahan
terhadap atlet badminton.
b. Bagi Atlet
Meningkatkan kesadaran atlet bahwa pentingnya latihan daya tahan untuk dirnya
sendiri.
c. Bagi Pelatih
Sebagai bahan atau strategi latihan dalam meningkatkan daya tahan atlet
badminton
d. Bagi Program Studi
Sebagai bahan informasi bagi peneliti yang ingin melakukan penelitian
berikutnya.
e. Bagi Penelitian lain
Hasil penelitian ini diharapkan bisa menjadi bahan referensi dan sumber rujukan
bagi penelitian – penelitian selanjutnya.

E. DEFINISI OPERASIONAL
1. Dukungan Pelatih
Dukungan pelatih sangat penting dalam perkembangan atletnya.Dukungan pelatih
yang diharapkan bukan hanya menyediakan fasilitas latihan atau program latihan
bagi para atletnya,akan tetapi pelatih juga harus ikut memantau dan mendampingi
para atlet satu persatu dalam mengikuti proses latihan kondisi fisik (daya tahan),
Supaya pelatih bisa memantau atletnya yang mempunyai daya tahan yang lebih
kuat di club sepak bolanya.

2. Motivasi Latihan
Motivasi merupakan salah satu faktor yang muncul dari diri pribadi atlet dan
memiliki peran yang sangat penting dalam proses latihan. Motivasi adalah suatu
perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan timbulnya perasaan
dan reaksi untuk mencapai tujuan. Motivasi latihan antara atlet yang satu dengan
atlet yang lainnya berbeda.salah satu yang dapat mempengaruhi motivasi latihan
atlet adalah saat ada atlet yang mengalami kesulitan dalam latihan dan lain
sebagainya.

F. KAJIAN TEORITIS
1. Landasan Teori
a. Hakikat Dukungan Pelatih
Menurut paparan Soekarno tahun 2013, peranan (role) termasuk perspektif
dinamis oleh suatu posisi maupun status. Jika individu melakukan hal
sekaligus kewajiban berdasarkan kedudukannya, maka kondisi tersebut
memiliki arti telah melaksanakan sebuah peran. Artinya peran pelatih sangat
dibutuhkan terlebih saat terjadi kendala, disinilah peran sebagai pelatih
ditantang agar mampu melakukan pemulihan atau mencari solusi dengan
cepat dan tepat. Dan hal ini mampu dilakukan oleh para pelatih di klub TPC-t
Kota Kediri.
Sukadiyanto (2005: 3) mengungkapkan, bahwa pelatih merupakan
individu dengan keahlian tertentu sebagai pembantu dalam meningkatkan
kemampuan atlet menjadi kemampuan secara riil dan optimal pada waktu
yang cepat. Pelatih sangat memiliki pengaruh yang besar terhadap atlet-atlet
yang ada didalam klub TPC-t. Hubungan antara pelatih dan anak didik
memang sangat menentukan bagaimana pola disiplin seorang atlet, bagaimana
sistem latihan yang dibebankan, bagaimana motivasi dapat timbul dari dalam
diri masing – masing atlet.
Peranan (role) temasuk sebuah indikator dinamis dari posisi maupun
jabatan. Jika individu melakukan perbuatan serta kewajiban berdasarkan
posisinya, maka hal tersebut memiliki makna bahwa individu telah
melaksanakan sebuah peran (Soekarno:2013:212).

b. Tanggung Jawab Pelatih


Brooks dan Fahey (1984) mengemukakan bahwa pelatih mempunyai tugas
sebagai perencana, pemimpin, teman, pembimbing, dan pengontrol program
latihan. Sedangkan atlet mempunyai tugas melakukan latihan sesuai program
yang telah ditentukan pelatih. Banyak cara pendekatan dilakukan pelatih
dalam merealisasikan program yang telah disusun, antara lain yaitu melalui
gaya (style) yang merupakan cara kerja yang biasa dilakukan sebagai
kekhasan dari seseorang. Menyadari bahwa pelatih adalah individu yang
memiliki karakteristik khas berbeda satu dengan yang lainnya. Perbedaan
tersebut disebabkan oleh berbagai hal termasuk latar belakang kehidupan baik
pengalaman hidup yang dilalui maupun latar belakang pendidikan yang juga
akan mempengaruhi pola bertindak termasuk dalam menerapkan gaya
kepemimpinan pelatih tersebut kepada atletnya di lapangan.
Fungsi pelatih sebagai pemimpin menarik untuk dikaji dan dievaluasi,
karena salah satu kunci utama dalam keberhasilan para atlet terletak pada
kemampuan seorang pelatih dalam memimpin atletnya. Hal ini tercermin dari
interaksi yang terjadi di lapangan. Pelatih mempunyai tugas sebagai
perencana, pemimpin, teman, pembimbing, dan pengontrol program latihan.
Sedangkan atlet mempunyai tugas melakukan latihan sesuai program yang
telah ditentukan pelatih.

c. Prestasi Dalam Pertandingan


Williams and James (2001) menyatakan performa dan hasil pertandingan
olahraga ditentukan oleh banyak faktor. Dikemukakan oleh Ahmadi, prestasi
belajar yang diraih oleh individu temasuk dampak hubungan antara beberapa
faktor diantaranya fakor eksternal dan internal. Dalam faktor eksternal peran
pelatihan adalah hal yang mendorong dari luar sehingga para atlet dapat
mencapai sebuah prestasi. Hal ini sejalan dengan uraian penjelasan dari pihak
pelatih pendiri klub TPC-t. Terwujudnya prestasi yang didapatkan oleh para
atlet, tentu saja tidak dengan cara instan. Setyobroto (2002) mengungkapkan
bahwa tanpa memiliki penuh rasa percaya diri sendiri atlet tidak akan dapat
mencapai prestasi tinggi, karena adanya motif berprestasi dan percaya diri.
Selain faktor eksternal, terdapat pula faktor internal. Berdasakan faktor-faktor
internal terdapat faktor jasmani, psikologis dan juga kematangan fisik. Telah
kita ketahui bersama bahwa faktor jasmani ialah faktor kondisi tubuh dari
seorang atlet.masing-masing atlet.

d. Karakteristik
seseorang memiliki karakter, cara yang dapat diramalkan bahwa karakter
seseorang berkaitan dengan perilaku yang ada di sekitar dirinya (Kevin Ryan,
1999:5). Setiap manusia pasti mempunyai karakter yang berbeda antara satu
dengan yang lain, meliki karakter yang baik dapat mempengaruhi sifat
seseorang itu menjadi baik juga. Karakter sendiri merupakan nilai-nilai yang
khas, baik akhlak, watak atau kepribadian seseorang. Lickona (1991)
menyatakan bahwa pendidikan karakter adalah suatu usaha yang disengaja
untuk membantu seseorang sehingga ia dapat memahami, memperhatikan, dan
melakukan nilai-nilai etika yang inti.

e. Strategi Latihan
Strategi latihan bertindak sebagai pegendalian dan planning kedepan agar
mendapat dukungan publik. Johnson et al., (2008) yang menyelidiki
perbedaan antara elit atlet renang yang berprestasi dan yang tidak berprestasi
menemukan bahwa atlet yang berprestasi berhasil karena melalui proses kerja
keras secara fisik yang tidak instan. Hal tersebut sama dengan pandangan
salah seorang wali dari atlet yang memaparkan bahwasannya strategi atau
aturan yang diberikan pelatih memiliki pengaruh pada kedisiplinan, disisi lain
pelatih adalah panutan sehingga apapun yang diarahkan dan diberikan akan
selalu jadi panutan. Hal ini juga sesuai dengan peran sebagai alat komunikasi.
Menurut pelatih kebijakan dari personal trainer sangat berpengaruh karena
hanya dia yang mengetahui posisi atlet itu seperti apa, perkembangannya
seperti apa, kekurangannya apa, dan informasi dari personal trainer itu yang
nanti head coach bisa memberikan pertimbangan. Orang tua wali juga
menjelaskan bahwa komunikasi antar pelatih dan atlet sangat penting didalam
sebuah latihan untuk mengetahui kondisi atlet tersebut.

f. Kedisiplinan
Dalam melakukan latihan, para atlet diminta untuk menjaga pola makan,
istirahat dan kegiatannya. Kedisiplinan adalah kombinasi karakter yang bisa
dilakukan para atlet untuk menjaga kondisi jasmani mereka. Salah satu orang
tua wali menjelaskan bahwa ia selalu memberikan dukungan dan semangat
serta sesekali memberikan arahan kepada anaknya. Salah satu atlet juga
menuturkan bahwa dirinya harus menjaga istirahat dengan cukup,
mengkonsumsi makanan yang bergizi, serta rajin berlatih dan tetap disiplin
sesuai dengan arahan pelatihnya.

2. HAKEKAT MOTIVASI LATIHAN


a. Motivasi Latihan
Motivasi merupakan salah satu faktor yang muncul dari diri
pribadi atlet dan memiliki peran yang sangat penting dalam proses latihan.
Menurut (Hamalik, 2001) motivasi adalah suatu perubahan energi dalam
diri seseorang yang ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk
mencapai tujuan. Motivasi latihan antara atlet yang satu dengan atlet yang
lainnya berbeda.salah satu yang dapat mempengaruhi motivasi latihan
atlet adalah saat ada atlet yang mengalami kesulitan dalam latihan dan lain
sebagainya.maka dari itu motivasi latihan para atlet sangat penting
diketahui guna selanjutnya bisa mengetahui bahwa atlet memiliki motivasi
yang baik atau tidak dalam latihan saja.

3. HAKEKAT LATIHAN DAYA TAHAN


a. Daya Tahan
Daya tahan adalah kesanggupan dan kemampuan untuk melakukan pekerjaan
atau aktivitas tanpa mengalami kelelahan yang berarti atau berlebihan.
Daya tahan atau (endurance) ialah kemampuan organ tubuh olahragawan
untuk menghindari dari kelelahan selama berlangsungnya aktivitas olahraga
atau kerja dalam jangka waktu yang cukup lama (Sukadiyanto, 2011: 60).
Daya tahan selalu berkaitan dengan (durasi) dan intensitas kerja, semakin
lama waktu latihan dan semakin tinggi intensitas aktivitasnya yang dilakukan
seorang olahragawan, berarti dia memiliki daya tahan yang baik.
Menurut Husein Argasmita (2007) daya tahan adalah kemampuan untuk
melakukan kegiatan atau aktifitas olahraga dalam jangka waktu lama tanpa
adanya rasa kelelahan yag berati. Daya tahan akan relatif lebih baik untuk
mereka yang memiliki kebugaran jasmani yang baik, yang menyebabkan
memiliki tubuh yang mampu melakukan aktifitas terus menerus dalam waktu
yang cukup lama tanpa mengalami kelelahan yang berati dan tubuh memiliki
tenaga cadangan untuk melakukan aktifitas yang bersifat cepat (Tohir Cholik
dan Ali Maksum, 2007:54).
Suharno (1985), Daya tahan adalah sebagai kemampuan organisme
seseorang untuk melawan kelelahan yang timbul saat menjalankan aktivitas
dalam waktu yang lama. Weineck, Pengertian daya tahan yaitu kemampuan
yang dilakukan seseorang untuk mengatasi kelelahan yang bersifat fisik
ataupun psikis.
The Physiology of Physical Training (2018), Daya tahan adalah
kemampuan fisiologis yang kompleks, yang dipisahkan ke dalam kategori-
kategori seperti aerob, laktat anaerob, dan alaktik anaerob berdasarkan sifat
metabolik. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Daya tahan dapat
didefinisikan sebagai kemampuan bertahan terhadap semua pengaruh dari luar
yang bisa merugikan, seperti penyakit, godaan, serangan musuh, dan lain
sebagainya.

b. Tujuan Latihan Daya Tahan


Latihan ketahanan atau daya tahan itu sendiri bisa diartikan sebagai tindakan
berolahraga untuk meningkatkan daya tahan. Latihan ketahanan adalah salah satu
dari empat jenis latihan bersama dengan kekuatan, keseimbangan dan fleksibilitas.
Idealnya, keempat jenis latihan akan dimasukkan dalam latihan rutin yang sehat.
Banyak jenis latihan yang berbeda dapat meningkatkan kekuatan, daya tahan,
fleksibilitas, dan keseimbangan. Misalnya, berlatih yoga dapat meningkatkan
keseimbangan, kekuatan, dan fleksibilitas kita. Banyak melakukan latihan kekuatan
tubuh bagian bawah juga akan meningkatkan keseimbangan Anda.
Aktivitas daya tahan menjaga kesehatan jantung, paru-paru dan sistem peredaran
darah serta meningkatkan kebugaran tubuh kita secara keseluruhan. Akibatnya, orang
yang mendapatkan aktivitas fisik rutin yang direkomendasikan dapat mengurangi
risiko banyak penyakit seperti diabetes, penyakit jantung dan stroke.

c. Macam – macam Latihan Daya Tahan


Daya tahan terbagi 2 yaitu :
1. Daya tahan jantung dan paru paru berhubungan dengan kinerja otot jantung dan
organ paru-paru, terutama dalam melaksanakan tugasnya selama beraktifitas
2. Daya tahan otot berhubungan dengan jumlah besaran beban maksimal yang
mampu diangkat dalam sekali waktu oleh kelompok otot tubuh tertentu.
d. Manfaat Latihan Daya Tahan
1) Tubuh Tidak Mudah Lelah
Daya tahan tubuh yang baik membuat seseorang bisa melakukan sesuatu
kegiatan dengan durasi yang lama, tempo yang cepat dan kegiatan yang
berulang tanpa merasa lelah. Latihan daya tahan tubuh akan membiasakan
tubuh untuk bergerak lebih cepat dan menjadikan tubuh tidak mudah
merasa lelah.
2) Mengurangi Resiko Cedera dalam Olahraga
Memiliki daya tahan yang baik memang dibutuhkan saat seseorang
melakukan olahraga. Semakin tinggi daya tahan seseorang dalam
berolahraga maka akan semakin maksimal dalam melakukan berbagai
kegiatan olahraga. Resiko cedera dalam olahraga akan berkurang karena
daya tahan akan meminimalisir terjadinya kesalahan penyebab cedera.
3) Dapat melakukan Olahraga Secara Maksimal
Daya tahan tubuh yang baik akan mempermudah seseorang untuk
melakukan kegiatan secara maksimal. Contohnya ketika akan melakukan
deadlift dengan beban 10 kg, seseorang dengan daya tahan tubuh yang
baik bisa mengangkat beban tersebut secara maksimal dan dengan waktu
yang maksimal juga. 
4) Terhindar dari Beberapa Penyakit Serius 
Seseorang yang memiliki daya tahan tubuh yang baik sudah dipastikan
juga memiliki tingkat kebugaran jasmani baik. Seseorang dengan kondisi
kesehatan tubuh seperti ini akan terhindar dari beberapa penyakit serius
yang akan mengganggu kesehatan.

5) Menjaga Sistem Imun

Daya tahan tubuh yang baik akan memberi dampak yang baik juga
terhadap sistem imun seseorang. Dengan keadaan daya tahan tubuh yang
baik sistem imun seseorang juga akan semakin terjaga.

e. Contoh Latihan Daya Tahan

1. Jogging 45 menit
2. Bersepeda
3. Bulutangkis
4. Renang

G. HIPOTESIS

Hipotesis dapat diartikan sebagai suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap
permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul Suharsimi
Arikunto (1993: 62).Berdasarkan tinjuan pustaka, kerangaka berfikir dan penelitian yang
relevan,maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

1. Terdapat hubungan metode latihan sirkuity ( circuit training ) terhadap daya tahan
atlet badminton?
2. Terdapat hubungan pentingnya kondisi fisik daya tahan bagi atlet badminton?
3. Terdapat hubungan pentingnya daya tahan kordiovaskuler bagi atlet badminton?

H. METODOLOGI PENELITIAN
1. Metode Penelitian
a. Tempat dan waktu
 Tempat Penelitian
 waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan setelah diujikan didepan penguji dan


mendapat persetujuan dari pembimbing.

2. Rancangan Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan rancangan penelitian korelasional.
Korelasional adalah suatu alat statistik, yang dapat digunakan untuk
membandingkan hasil pengukuran dua variabel yang berbeda agar dapat
menentukan tingkat hubungan antara variabel-variabel tersebut (Arikunto,
2006:270).
Adapun tingkat hubungan yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah seberapa
besar dukungan yang diberikan pelatih dalam memotivasi atlet dalam mengikuti
latihan daya tahan .

3. Desian penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian korelasi, karena di dalam penelitian ini bertujuan
untuk menemukan ada tidaknya hubungan antara dukungan pelatih dengan motivasi atlet
dalam latihan daya tahan.

Anda mungkin juga menyukai