OLEH :
1. ALIFIA PUTRI ZILLA 2105126210
2. PEDRI ILHAM 2105110212
3. RADJA BAGAS GUNTARA 2105110924
Menurut J.P. O’Shea dan E.L.Fox yang dikutip M. Sajoto (1995:83) ada
dua program latihan siruit, yang pertama bahwa jumlah stasiun adalah 8
tempat. Satu stasiun diselesaikan dalam waktu 45 detik, dan dengan repetisi
antara 15-20 kali, sedang waktu istirahat tiap stasiun adalah 1 menit atau
kurang. Rancangan kedua dinyatakan bahwa jumlah stasiun antara 6-15
tempat. Satu stasiun diselesaikan dalam waktu 30 detik, dan satu sirkuit
diselesaikan antara 5-20 menit, dengan waktu istirahat tiap stasiun adalah 15-
20 detik.
Tabel Program Latihan Sirkuit (Circuit Traning) Bulutangkis
Lama latihan 6 minggu
Frekuensi 3 kali perminggu
Sirkuit 10 tempat
Waktu setiap sirkuit 30 detik – 1 menit
Jumlah waktu 15 – 25 menit
Beban 75 % dari 1 – RM ( kekuatan
maksimum
Repetisi 1 menit
istirahat 15 detik antara stasiun satu dengan
stasiun berikutnya
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang masalah,maka dapat dirumuskan permasalahan
penelitian sebagai berikut :
a. Bagaimana metode latihan sirkuit ( circuit training ) dapat meningkatkan daya
tahan atlet bulutangkis?
b. Seberapa penting komponen kondisi fisik daya tahan terhadap atlet badminton?
c. Kenapa daya tahan kardiovaskular sangat penting bagi atlet badminton?
C. TUJUAN PENELITIAN
Berdasarkan permasalahan diatas,maka tujuan penelitian adalah sebagai berikut :
a. Untuk mengetahui bahwa latihan sirkut ( circuit training ) dapat meningkatkan daya
tahan atlet bulutangkis.
b. Untuk mengetahui pentingnya daya tahan terhadap atlet badminton.
c. Untuk mengetahui penybeb pentingya daya tahan kardiovaskular terhadap atlet
badminton.
D. MANFAAT PENELITIAN
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai wawancara dan masukan
bagi :
a. Bagi Peneliti
Dapat mengetahui secara seberapa pentingnya komponen kondisi fisik daya tahan
terhadap atlet badminton.
b. Bagi Atlet
Meningkatkan kesadaran atlet bahwa pentingnya latihan daya tahan untuk dirnya
sendiri.
c. Bagi Pelatih
Sebagai bahan atau strategi latihan dalam meningkatkan daya tahan atlet
badminton
d. Bagi Program Studi
Sebagai bahan informasi bagi peneliti yang ingin melakukan penelitian
berikutnya.
e. Bagi Penelitian lain
Hasil penelitian ini diharapkan bisa menjadi bahan referensi dan sumber rujukan
bagi penelitian – penelitian selanjutnya.
E. DEFINISI OPERASIONAL
1. Dukungan Pelatih
Dukungan pelatih sangat penting dalam perkembangan atletnya.Dukungan pelatih
yang diharapkan bukan hanya menyediakan fasilitas latihan atau program latihan
bagi para atletnya,akan tetapi pelatih juga harus ikut memantau dan mendampingi
para atlet satu persatu dalam mengikuti proses latihan kondisi fisik (daya tahan),
Supaya pelatih bisa memantau atletnya yang mempunyai daya tahan yang lebih
kuat di club sepak bolanya.
2. Motivasi Latihan
Motivasi merupakan salah satu faktor yang muncul dari diri pribadi atlet dan
memiliki peran yang sangat penting dalam proses latihan. Motivasi adalah suatu
perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan timbulnya perasaan
dan reaksi untuk mencapai tujuan. Motivasi latihan antara atlet yang satu dengan
atlet yang lainnya berbeda.salah satu yang dapat mempengaruhi motivasi latihan
atlet adalah saat ada atlet yang mengalami kesulitan dalam latihan dan lain
sebagainya.
F. KAJIAN TEORITIS
1. Landasan Teori
a. Hakikat Dukungan Pelatih
Menurut paparan Soekarno tahun 2013, peranan (role) termasuk perspektif
dinamis oleh suatu posisi maupun status. Jika individu melakukan hal
sekaligus kewajiban berdasarkan kedudukannya, maka kondisi tersebut
memiliki arti telah melaksanakan sebuah peran. Artinya peran pelatih sangat
dibutuhkan terlebih saat terjadi kendala, disinilah peran sebagai pelatih
ditantang agar mampu melakukan pemulihan atau mencari solusi dengan
cepat dan tepat. Dan hal ini mampu dilakukan oleh para pelatih di klub TPC-t
Kota Kediri.
Sukadiyanto (2005: 3) mengungkapkan, bahwa pelatih merupakan
individu dengan keahlian tertentu sebagai pembantu dalam meningkatkan
kemampuan atlet menjadi kemampuan secara riil dan optimal pada waktu
yang cepat. Pelatih sangat memiliki pengaruh yang besar terhadap atlet-atlet
yang ada didalam klub TPC-t. Hubungan antara pelatih dan anak didik
memang sangat menentukan bagaimana pola disiplin seorang atlet, bagaimana
sistem latihan yang dibebankan, bagaimana motivasi dapat timbul dari dalam
diri masing – masing atlet.
Peranan (role) temasuk sebuah indikator dinamis dari posisi maupun
jabatan. Jika individu melakukan perbuatan serta kewajiban berdasarkan
posisinya, maka hal tersebut memiliki makna bahwa individu telah
melaksanakan sebuah peran (Soekarno:2013:212).
d. Karakteristik
seseorang memiliki karakter, cara yang dapat diramalkan bahwa karakter
seseorang berkaitan dengan perilaku yang ada di sekitar dirinya (Kevin Ryan,
1999:5). Setiap manusia pasti mempunyai karakter yang berbeda antara satu
dengan yang lain, meliki karakter yang baik dapat mempengaruhi sifat
seseorang itu menjadi baik juga. Karakter sendiri merupakan nilai-nilai yang
khas, baik akhlak, watak atau kepribadian seseorang. Lickona (1991)
menyatakan bahwa pendidikan karakter adalah suatu usaha yang disengaja
untuk membantu seseorang sehingga ia dapat memahami, memperhatikan, dan
melakukan nilai-nilai etika yang inti.
e. Strategi Latihan
Strategi latihan bertindak sebagai pegendalian dan planning kedepan agar
mendapat dukungan publik. Johnson et al., (2008) yang menyelidiki
perbedaan antara elit atlet renang yang berprestasi dan yang tidak berprestasi
menemukan bahwa atlet yang berprestasi berhasil karena melalui proses kerja
keras secara fisik yang tidak instan. Hal tersebut sama dengan pandangan
salah seorang wali dari atlet yang memaparkan bahwasannya strategi atau
aturan yang diberikan pelatih memiliki pengaruh pada kedisiplinan, disisi lain
pelatih adalah panutan sehingga apapun yang diarahkan dan diberikan akan
selalu jadi panutan. Hal ini juga sesuai dengan peran sebagai alat komunikasi.
Menurut pelatih kebijakan dari personal trainer sangat berpengaruh karena
hanya dia yang mengetahui posisi atlet itu seperti apa, perkembangannya
seperti apa, kekurangannya apa, dan informasi dari personal trainer itu yang
nanti head coach bisa memberikan pertimbangan. Orang tua wali juga
menjelaskan bahwa komunikasi antar pelatih dan atlet sangat penting didalam
sebuah latihan untuk mengetahui kondisi atlet tersebut.
f. Kedisiplinan
Dalam melakukan latihan, para atlet diminta untuk menjaga pola makan,
istirahat dan kegiatannya. Kedisiplinan adalah kombinasi karakter yang bisa
dilakukan para atlet untuk menjaga kondisi jasmani mereka. Salah satu orang
tua wali menjelaskan bahwa ia selalu memberikan dukungan dan semangat
serta sesekali memberikan arahan kepada anaknya. Salah satu atlet juga
menuturkan bahwa dirinya harus menjaga istirahat dengan cukup,
mengkonsumsi makanan yang bergizi, serta rajin berlatih dan tetap disiplin
sesuai dengan arahan pelatihnya.
Daya tahan tubuh yang baik akan memberi dampak yang baik juga
terhadap sistem imun seseorang. Dengan keadaan daya tahan tubuh yang
baik sistem imun seseorang juga akan semakin terjaga.
1. Jogging 45 menit
2. Bersepeda
3. Bulutangkis
4. Renang
G. HIPOTESIS
Hipotesis dapat diartikan sebagai suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap
permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul Suharsimi
Arikunto (1993: 62).Berdasarkan tinjuan pustaka, kerangaka berfikir dan penelitian yang
relevan,maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:
1. Terdapat hubungan metode latihan sirkuity ( circuit training ) terhadap daya tahan
atlet badminton?
2. Terdapat hubungan pentingnya kondisi fisik daya tahan bagi atlet badminton?
3. Terdapat hubungan pentingnya daya tahan kordiovaskuler bagi atlet badminton?
H. METODOLOGI PENELITIAN
1. Metode Penelitian
a. Tempat dan waktu
Tempat Penelitian
waktu Penelitian
2. Rancangan Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan rancangan penelitian korelasional.
Korelasional adalah suatu alat statistik, yang dapat digunakan untuk
membandingkan hasil pengukuran dua variabel yang berbeda agar dapat
menentukan tingkat hubungan antara variabel-variabel tersebut (Arikunto,
2006:270).
Adapun tingkat hubungan yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah seberapa
besar dukungan yang diberikan pelatih dalam memotivasi atlet dalam mengikuti
latihan daya tahan .
3. Desian penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian korelasi, karena di dalam penelitian ini bertujuan
untuk menemukan ada tidaknya hubungan antara dukungan pelatih dengan motivasi atlet
dalam latihan daya tahan.