Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PEMBAHASAN

A. Pengertian Kecepatan

Sebelum membahas materi mengenai Kecepatan penulis akan

memaparkan pengertian Kecepatan menurut beberapa ahli :

Menurut Jonat dan Krempel dalam Purwanto, Sugeng (2012:3)

mengemukakan pengertian “kecepatan adalah kemampuan yang berdasarkan

kelentukan, Proses sistem persyarafan dan alat alat otot untuk melakukan

gerakan-gerakan dalam satu satuan waktu tertentu”.

Menurut Sukadiyanto (2011:116) mengemukakan bahwa “kecepatan

adalah kemampuan otot atau sekelompok otot untuk menjawab rangsang dalam

waktu secepat (sesingkat) mungkin”.

Menurut Scheuneman, Timo dan Reyna Claudio (2012:17)

Mengemukakan bahwa kecepatan adalah “Kemampuan pemain untuk

melakukan gerakan atau menempuh jarak tertentu dalam kurun waktu sesingkat

mungkin”.

Dari beberapa pengertian kelincahan menurut para ahli, penulis dapat

menyimpulkan bahwa Pengertian kecepatan adalah kemampuan yang

berdasarkan kelentukan, Proses sistem persyarafan dan alat alat otot untuk

melakukan gerakan-gerakan dalam satu satuan waktu tertentu


B. Manfaat Kecepatan

Menurut Djoko pekik irianto (2002:73) Mengemukakan” manfaat

kecepatan merupakan faktor penentu dalm Cabang olahraga seperti nomor –

nomor lari jarak pendek, renang, olahraga bela diri dan cabang olahraga

permainan. Faktor-faktor yang mempengaruhi “.

C. Faktor yang mempengaruhi Kecepatan

Menurut Badriah, Dewi Laelatul (2013:37-38) mengemukakan

mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi Kecepatan yaitu : “

1) Kelentukan, kurangnya kelentukan pada daerah pinggul dan tungkaiatas


akan mengurangi kecepatan lari karena hal tersebut meningkatkan tahanan
ang telah dibuat oleh otot antagonis di bagian ekstremitas bagian bawah
terutama otot betis dan otot-otot paha. Kelentukan bagian ekstremitas bawah
ini akan bertambah baik bila didukung oleh kelentukan sendi bahu, dalam
mengupayakan kayuhan tangan dan pengaturan keseimbangan pada saat
berlari.
2) Tipe tubuh, tubuh yang gemuk biasanya agak sedikit mempengaruhi
kecepatan hal ini disebabkan karena adanya friksi sel lemak yang berada
diantara sel-sel otot dan beban ekstra.
3) usia dan, sebaiknya pembinaan kecepatan dimulai sejak anak usia 6 tahun
atau pada usia anak sekolah taman kanak-kanak sesuai dengan karakteristik
anak.
4) Jenis Kelamin
Wanita memiliki kecepatan sebesar 85 % dari kecepatan laki-laki. Hal ini
disebabkan karena adanya perbedaan kekuatan otot dan komposisi tubuh.
Menurut Roesdiyanto dan Budiwanto (2008:55) menjelaskan bahwa
“Kecepatan tergantung pada beberapa faktor antara lain: (1) Inervasi system
saraf, (2) Elastisitas sistem otot, (3) Biokimia otot, (4) Kemampuan otot untuk
relaksasi, (5) Konsentrasi dan kemauan, dan (6) Kemampuan menggunakan
dengan tepat kecepatan untuk bergerak dan bereaksi”.
Pate R., Rotella R. & McClenaghan B. (1993:300) mengemukakan

bahwa: ”Kemampuan dan kecepatan anaerobik ditentukan oleh faktor-faktor


berikut: (1)Jenis serabut otot - distribusi serabut otot cepat (FT) dan otot

lambat (ST), (2). Koordinasi otot syaraf, (3) Faktor-faktor biomekanika

(misal: keterampilan), dan (4) Kekuatan otot”

Dari beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi kecepatan menurut

para ahli, penulis dapat menyimpulkan bahwa faktor-faktor yang

mempengaruhi kecepatan yaitu : (1) Inervasi system saraf, (2) Elastisitas

sistem otot, (3) Biokimia otot, (4) Kemampuan otot untuk relaksasi, (5)

Konsentrasi dan kemauan, dan (6) Kemampuan menggunakan dengan tepat

kecepatan untuk bergerak dan bereaksi

D. Bentuk Latihan Kecepatan

Hudriah Efi (2018:6) mengemukakan bentuk latihan

1. interval Sprints

Latihan lari interval ini terjadi berangsur-angsur dari pengiramaan kerja

latihan, dimana jarak yang telah ditentukan

tidak ditempuh dalamkecepatan konstan, tetapi jarak itu dibagi menjadi

beberapa jarak pendek dan ditempuh dengan lari cepat (sprint) serta diselingi

dengan periode istirahat aktif(jalan di tempat) yang dibatasi waktunya dan

terkontrol.

2. Acceleration Sprint

latihan lari percepatan (acceleration sprint) adalah suatu bentuk latihan lari

yang kecepatan larinya bertambah secara perlahan-lahan sejak dari ringan ke


berat yaitu bentuk latihannya diawali dengan lari pelan-pelan (jogging),

kemudian dipercepat (striding), dan diakhiri dengan kecepatan maksimal

(sprint), dengan panjang lintasan lari percepatan adalah 55 yard atau 51 meter.

Menurut Taufik (2019 : 9) Berikut ini “bentuk-bentuk latihan untuk

meningkatkan kecepatan gerak yaitu :a.Lari cepat atau sprintberulang-

ulanglima kali denganjarak 10 meter.b.Lari cepat atau sprintberulang-

ulangtiga kali denganjarak 20 meter.c.Lari cepat sprintberulang-ulangdua kali

denganjarak 25 meter”.

Bentuk latihan kecepatan menurut Suharno ( 1993: 49) mengemukakan

ciri-ciri latihan kecepatan sebagai berikut :

1) Harus ada bentuk latihan cyclic dan acylic

2) Selalu mengejar waktu yang paling pendek (cepat)

3) Pengukuran waktu mulai dari perangsangan (stimulus) dan jawaban

(respon) dari pelatih

4) Metode yang biasa dipergunakan adalah interval running, interval

training, metode pertandingan ( competattion method) dan metode

bermain kecepatan ( speed play).

E. Alat Ukur Kecepatan

Menurut Chu (1950) dikutip kembali dalam buku Nurhasan & Abdul

Narlan (2017:128) bahwa weight training meningkatkan kecepatan gerak.


Menurut Meadows (1959) dikutip kembali dalam buku Nurhasan & Abdul

Narlan (2017:128) bahwa latihan isometric dan latihan isotonic meningkatkan

kecepatan gerak.

Menurut Eckert (1974) dikutip kembali dalam buku Nurhasan & Abdul

Narlan (2017:129) menjelaskan pengukuran kecepatan pada umumnya adalah

lari lurus jarak minimal 30 yard dan maksimal 100 yard.

F. Prinsip-Prinsip Kecepatan

Menurut Harsono (1988:102-112), prinsip-prinsip dasar latihan yang

dapat diterapkan pada setiap cabang olahraga antara lain adalah, "(1) Prinsip

beban lebih (overload principle), (2) Prinsip perkembangan menyeluruh, (3)

Prinsip spesialisasi, dan (4) Prinsip individualisasi".

Pyke et al (1991:115-121) mengemukakan mengenai prinsip prinsip yang harus

diperhatikan dalam melakukan latihan sebagai berikut, "(1) Prinsip beban lebih,

(2) Prinsip pemulihan, (3) Prinsip kembali asal (reversibility), (4) Prinsip

kekhususan dan (5) Prinsip individualitas".

Anda mungkin juga menyukai