Anda di halaman 1dari 12

JOSET Vol. 3, No.

2 (2022) Page 135-146

Received July 2022 Accepted October 2022 Published December 2022

Sport Education and Health Journal


Universitas Pasir Pengaraian

PENGARUH LATIHAN LATIHAN MENGGUNAKAN KARET BAN


DALAM DAN PEMBERAT KAKI TERHADAP KECEPATAN
TENDANGAN SABIT ATLET PUTRA PENCAK SILAT
PERSAUDARAAN SETIA HATI TERATE
KECAMATAN TAMBUSAI UTARA

Junita, E1,a), Manurizal, L2, Sinurat, R3


1,2,3Departemen of Sport Education and Health, Universitas Pasir Pengaraian

a)e-mail: ernijunita018@gmail.com

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Pengaruh Latihan Menggunakan Karet Ban
Dalam dan Pemberat Kaki terhadap Kecepatan Tendangan Sabit Atlet Putra Pencak Silat
Persaudaraan Setia Hati Terate Kecamatan Tambusai Utara.Penelitian ini merupakan penelitian
eksperimen, dengan menggunakan “Two Groups Pretest-Postest Design”.Populasi adalah Atlet
Putra Pencak Silat Persaudaraan Setia Hati Terate Kecamatan Tambusai Utara yang berjumlah
16 atlet.Sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 16 Atlet Pencak Silat.
Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik Sampling jenuh.Kelompok
diberi perlakuan Karet Ban Dalam dan Pemberat Kaki.Instrumen yang digunakan dalam
penelitian ini adalah Kecepatan Tendangan Sabit. Analisis data dan pengujian hipotesis
penelitian menggunakan teknik analisis Uji t (t-tes) independen dengan taraf signifikan α =
0,05. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) ada peningkatan Kecepatan Tendangan Sabit
setelah atlet mengikuti program latihan Menggunakan Karet Ban Dalam dengan nilai rata-rata
19.5pada Pre-test meningkat sebesar 5,4 atau 5 % menjadi 24.9 pada Post-test. Dengan hasil
statistik menunjukkan bahwa (thitung 7.124>ttabel 1.895. (2) ada peningkatan Kecepatan
Tendangan Sabit setelah atlet mengikuti program latihan Menggunakan Pemberat Kaki dengan
nilai rata-rata 19.5pada Pre-test meningkat sebesar 4,8 atau 5 % menjadi 24.3 pada Post-test.
Dengan hasil statistik menunjukkan bahwa (thitung 7.124>ttabel4.771.Dapat disimpulkan Latihan
Menggunakan Karet Ban lebih efektif untuk meningkatkan Kecepatan Tendangan Sabit di
bandingkan latihan Menggunakan Pemberat Kakipada atlet pencak Silat Persaudaraan Setia
Hati Terate Kecamatan Tambusai Utara.

Kata Kunci: Kecepatan Tendangan Sabit, Karet Ban Dalam, Pemberat Kaki
©Departemen of Sport Education and Health, Universitas Pasir Pengaraian

135
Journal of Sport Education and Training
Vol.3 No.2 Page 135-146

PENDAHULUAN Nasional (POMNAS), Olimpiade Olahraga


Siswa Nasional (O2SN) dan Pekan Olahraga
Olahraga pada hakikatnya merupakan Pelajar Nasional (POPNAS) serta telah
salah satu gaya hidup untuk seseorang. Olahraga dipertandingkan pada event yang bertaraf
mengajarkan nilai-nilai kedisiplinan, jiwa Internasional seperti Sea Games, Asean Games
sportif, tidak mudah menyerah, semangat bahkan Kejuaran Pencak Silat Dunia.
bekerjasama, mengerti akan aturan dan berani Kholis (2016: 77) Pencak Silat berasal dari
mengambil keputusan kepada setiap orang. dua suku kata yaitu Pencak dan Silat.Pencak
Olahraga juga merupakan kebanggaan dari berarti gerakan dasar beladiri yang terkait pada
negara yang menjadi salah satu bukti kemajuan peraturan.Silat mempunyai pengertian gerak bela
suatu negara tersebut.Disamping itu kegiatan diri yang sempurna yang bersumber pada
olahraga diharapkan membentuk watak dan kerohanian yang suci murni, guna keselamatan
kepribadian-kepribadian yang baik, sehingga diri atau keselamatan bersama, menghindarkan
terciptanya manusia seutuhnya dalam mengisi diri atau manusia dari bala atau bencana
pembangunan olahraga perlu ditingkatkan dan (perampok, penyakit, tenung dan segala sesuatu
disebar luaskan dipelosok tanah air dalam rangka yang jahat atau merugikan masyarakat).Dalam
memasyarakatkan olahraga. perkembangannya kini istilah Pencak lebih
Sehubungan dengan hal diatas pemerintah mengedepankan unsur seni dan penampilan
mengeluarkan Undang-Undang Sistem gerakan keindahan gerakan, sedangkan Silat
Keolahragaan Nasional No. 3 Tahun 2005 yaitu: adalah inti ajaran beladiri dalam pertarungan.
“Pembinaan dan pengembangan keolahragaan Sedangkan Mulyana (2014: 85) mengatakan
nasional yang dapat menjamin pemerataan akses dalam kamus besar Bahasa Indonesia, Pencak
terhadap olahraga, peningkatan kesehatan dan Silat memiliki pengertian permainan (keahlian)
kebugaran, peningkatan prestasi, dan menajemen dalam mempertahankan diri dengan kepandaian
keolahragaan yang menghadapi tantangan- menangkis, menyerang dan membela diri, baik
tantangan serta tuntutan perubahan kehidupan dengan atau tanpa senjata.Koesopangat dalam
nasional dan global memerlukan sistem Wicaksono, Sardianto & Utama (2020: 47)
keolahragaan nasional.”Untuk mencapai tujuan Pencak Silat adalah suatu cara beladiri yang
tersebut, maka perlu ditingkatkan usaha-usaha menggunakan akal sepenuhnya. Akal yang
seperti, mengadakan latihan secara kontiniu dan dimiliki manusia lebih sempurna bila
pertandingan olahraga yang dapat diikuti oleh dibandingkan dengan makhluk-makhluk yang
seluruh lapisan masyarakat. lainnya.Oleh karena itu, tidak mustahil jika
Berdasarkan kutipan yang dijelaskan manusia dapat menguasai segala macam ilmu di
sebelumnya menunjukkan bahwa dalam dunia ini.
pelaksanaan pembangunan nasional sangat Berdasarkan pendapat dari beberapa ahli
berintegrasi dengan pembangunan kebudayaan yang tersebut dapat disimpulkan bahwa Pencak
bangsa yang dapat membawa kearah kesatuan Silat dari segi kedudukan dan status sosial
dan persatuan bangsa dalam mencapai tujuan merupakan salah satu hal yang penting pada
pembangunan Nasional yakni masyarakat aman, masa dahulu.Dalam upaya mencapai kedudukan
adil dan makmur. dan status sosial yang baik, Pencak Silat
Pencak Silat merupakan olahraga bela diri dijadikan sebagai salah satu sarana pencapaian
asli bangsa Indonesia.Olahraga Pencak Silat tujuan tersebut. Karena pada masa dahulu
merupakan salah satu cabang olahraga yang seseorang yang mahir dalam bela diri Pencak
dapat dipertandingkan untuk mendapatkan Silat akan lebih disegani dan secara individu bisa
prestasi. Kaitannya dengan prestasi Pencak Silat melindungi diri dari orang-orang yang ingin
merupakan olahraga bela diri yang wajib berbuat jahat kepadanya.
dipertandingkan pada event berjenjang di Pencak Silat harus memiliki kemampuan
Indonesia seperti pada event Pekan Olahraga komponen biomotor yang baik untuk
Nasional (PON), Pekan Olahraga Mahasiswa

136
Journal of Sport Education and Training
Vol.3 No.2 Page 135-146

meningkatkan prestasinya.Sukadiyanto (2011: pendapat para ahli sebelumnya, maka dapat


75) mengatakan biomotor adalah terjadinya disimpulkan bahwa latihan kecepatan dapat
gerak pada manusia yang dipengaruhi oleh mengendalikan kecepatan suatu tendangan
sistem lain yang ada dalam dirinya. Sistem lain dengan secepat dan sesingkat mungkin terutama
tersebut diantaranya adalah energi, otot, tulang, dalam Tendangan Sabit.
persendian, dan sistem kardiorespirasi. Hariono Ada 6 faktor yang mempengaruhi
dalam Cania (2021: 115), komponen biomotor kecepatan menurut Harsono dalam Nasution
yang diperlukan dalam pencak silat, di antaranya (2017: 89) yaitu: 1) Keturunan (heredity) dan
adalah ketahanan, kekuatan, kecepatan, natural talent. 2) Waktu reaksi. 3) Kemampuan
koordinasi, dan fleksibilitas. untuk mengatasi tahanan (resistance) eksternal
Komponen biomotor kecepatan yang seperti peralatan, lingkungan, dan lawan. 4)
dipadukan dengan kekuatan akan menghasilkan Teknik, misalnya gerakan lengan, tungkai, sikap
power. Oleh karena itu, pesilat yang mempunyai tubuh pada waktu lari. 5) Konsentrasi dan
kecepatan dan kekuatan tungkai yang baik akan semangat. 6) Elastisitas otot. Menurut
mempermudah dalam melakukan tendangan. Syafruddin (2011: 87) Kecepatan sangat
Menurut Sukadiyanto (2011: 193) power adalah tergantung dari kekuatan (langsung) karena tanpa
hasil kali antara kekuatan dan kecepatan.Artinya kekuatan, kecepatan tidak dapat dikembangkan.
bahwa latihan kekuatan dan kecepatan sudah Jika seseorang atlet ingin mengembangkan
dilatihkan terlebih dahulu, walaupun dalam kecepatan maksimalnya, maka ia juga harus
setiap latihan kekuatan dan kecepatan sudah ada mengembangkan kekuatannya.
unsur latihan power. Berbagai cara dapat dilakukan untuk
Kecepatan merupakan salah satu unsur meningkatkan Kecepatan Tendangan, latihan
kondisi fisik. Wicaksono, Sardianto & Utama untuk meningkatkan Kecepatan Tendangan
(2020: 47) mengatakan dalam olahraga Pencak dapat dilakukan dengan menggunakan Karet Ban
Silat Kecepatan sangat dibutuhkan karena Dalam dan Pemberat Kaki. Gerakan
dengan kecepatan gerak yang tinggi akan sulit menggunakan Karet Ban Dalam dan Pemberat
diduga oleh lawan kemana tangan dan kaki akan Kaki yang benar memiliki dampak besar pada
bergerak, atau dengan kecepatan yang tinggi peningkatan Kecepatan Tendangan yang
lawan akan terlambat untuk melakukan berhubungan dengan olahraga yang melibatkan
tangkisan. Bafirman & Wahyuri (2019: 112) Kecepatan.Karet Ban Dalam dan Pemberat Kaki
Kecepatan merupakan kemampuan tubuh merupakan salah salah satu bentuk latihan dari
mengarahkan semua sistemnya dalam melawan Kecepatan yang menekankan kecepatan pada
beban, jarak dan waktu yang menghasilkan kerja saat melakukan tendangan.
mekanik. Nasution & Heri (2017: 89) Kecepatan Maulana & Wijaya (2018: 144)
merupakan kualitan kondisional yang mengatakan Karet Ban Dalam mempunyai sifat
memungkinkan seseorang olahragawan untuk gaya pegas, sifatnya yang elastis ini dapat
bereaksi secara cepat bila dirangsang dan untuk digunakan dalam suatu proses latihan tahanan.
menampilkan/melakukan gerakan secepat Memanfaatkan gaya tarik kembali oleh karet itu
mungkin. Selanjutnya, Murad (2020: 2) sendiri. Gaya pegas merupakan suatu benda yang
berpendapat dalam melakukan tendangan sabit memiliki sifat elastis. Sifat elastis
juga harus memiliki kecepatan agar mencari memungkinkan Karet Ban Dalam dapat kembali
kemenangan secara sportif dan mental ke bentuk semula apabila diberikan gaya. Karet
merupakan pembentukan sikap dan tendangan Ban Dalam mampu kembali pada kondisi semula
tersebut tidak mudah tertangkap oleh lawan dan asalkan gaya yang diberikan tidak melampaui
mudah di jatuhkan.Para pesilat sering batas elastisitas karet ban dalam. Lebih
menggunakan tendakan sabit sebagai senjata lanjutkecepatan tendangan dapat ditingkatkan
yang ampuh untuk menyerang lawan, karena menggunakan latihan beban yaitu dengan latihan
dapat dilakukan dengan muda.Berdasarkan gaya pegas sifat elastisitas karet ban dalam.

137
Journal of Sport Education and Training
Vol.3 No.2 Page 135-146

Tahanan karet merupakan alat bantu latihan yang setengah lingkaran.Tendangan Sabit merupakan
dapat digunakan untuk meningkatkan kecepatan salah satu bentuk tendangan yang paling sering
tendangan karena latihan tahanan dapat dilakukan oleh atlet pada saat pertandingan.
meningkatkan kecepatan. Untuk mengembangkan bakat atlet dalam
Sedangkan pemberat kaki yang digunakan beladiri Pencak Silat di Kecamatan Tambusai
adalah Beban ikat yang dipasang dikaki Utara.Atlet Pencak Silat Persaudaraan Setia Hati
menggunakan beban dengan bobot 0.5 kg, sesuai Terate dari tahun ke tahun semakin sedikit dalam
dengan prinsip latihan bahwa latihan harus terus menyumbangkan atlet untuk mewakili daerah
mengalami penambahan beban dari hari ke hari, baik tingkat Kecamatan, Kabupaten dan
maka sama halnya dengan latihan beban pada Provinsi.Oleh karena itu sesuai dengan
penelitian ini. Penambahan beban dilakukan pengamatan peneliti yang paling bermasalah
akan tetapi bukan pada bobot bebannya adalah bagian Unsur Kondisi Fisik yaitu Power
melainkan pada frekuensi latihan tersebut. untuk Kecepatan Tendangan.Power sangatlah
Menurut Maulana & Wijaya (2018: 144) perlu dilatih demi perkembangan keterampilan
mengatakan bahwa “Resistance training can be dan kualitas tendangan dalam olahraga bela diri
done to develop not only strength, but also Pencak Silat.Dari penjelasan yang dipaparkan
endurance, power and speed”. Artinya latihan tersebut, penyebab permasalahan Power untuk
beban atau latihan tahanan dapat dilakukan untuk Kecepatan Tendangan disebabkan oleh faktor
mengembangkan tidak hanya kekuatan tetapi ekternal dan internal.
juga daya tahan dan kecepatan. Faktor eksternalnya antara lain:1) latihan
Sesuai hasil survei peneliti pada awal bulan di Pencak Silat Persaudaraan Setia Hati Terate
April 2021 Perguruan Pencak Silat Persaudaraan kurang begitu efektif, 2) minimnya fasilitas yang
Setia Hati Terate merupakan salah satu kegiatan ada, sehingga kurang maksimalnya dalam proses
olahraga yang rutin dilakukan sebanyak 2 kali latihan, 3) pelatih atlet Pencak Silat Persaudaraan
dalam seminggu di Tambusai Utara.Perguruan Setia Hati Terate di Kecamatan Tambusai Utara
Pencak Silat Persaudaraan Setia Hati Terate belum begitu mengerti tentang latihan
mulai didirikan sejak tanggal 24 Agustus 1997 menggunakan Karet Ban Dalam dan Pemberat
dan dilatih oleh bapak Hariono. Pada Kaki. Sedangkan faktor internalnya adalah: 1)
pelaksanaan proses latihan banyak materi yang Tendangan Sabit yang dilakukan kurang cepat,
disampaikan kepada Atlet salah satunya yaitu akibatnya kaki dapat dengan mudah ditangkap
teknik-teknik dasar Pencak Silat. Karena teknik dan dibanting oleh lawan, 2) kurangnya daya
dasar memegang peran penting terutama sebagai juang dari atlet untuk melewati setiap materi
pondasi sebelum mempelajari teknik-teknik yang latihan yang diberikan.
lebih jauh lagi. Dari pengamatan tersebut muncul sebuah
Teknik serangan pada Pencak Silat dapat pemikiran bahwa hal ini disebabkan karena
dibedakan menjadi dua jenis yaitu serangan beberapa faktor, diantaranya disebabkan oleh
menggunakan tangan dan serangan faktor kondisi fisik yang mendukung terhadap
menggunakan kaki. Serangan dengan Tendangan Sabit tersebut disebabkan bentuk
menggunakan kaki terdiri dari: tendangan, latihan yang selama ini dilakukan kurang
sapuan, dengkulan dan guntingan. Tendangan mendukung atau tidak sesuai dengan tujuan dan
menjadi salah satu teknik yang sering dilakukan sasaran latihan.Atas dasar inilah peneliti
oleh atlet pada saat bertanding dan merupakan menganalisis hal ini disebabkan Kecepatan
salah satu serangan yang paling efektif Tendangan Sabit atlet belum bisa di kategorikan
dibandingkan dengan pukulan.Terdapat banyak baik serta perlu perbaikan dalam proses latihan.
sekali tendangan yang ada dalam cabang Maka untuk itu dalam penelitian ini penelitiakan
olahraga Pencak Silat salah satunya yaitu mencoba memberikan bentuk latihan
Tendangan Sabit.Tendangan Sabit merupakan menggunakan media Karet Ban Dalam dan
tendangan yang gerakannya membentuk lintasan Pemberat Kaki, dengan latihan tersebut peneliti

138
Journal of Sport Education and Training
Vol.3 No.2 Page 135-146

berharap dapat meningkatkan kecepatan dalam S

melakukan Tendangan Sabit Pencak Silat. Pre-test K2 Treatment B Post-test

Gambar 1.Rancangan Pre-test Pos-test Design


METODOLOGI
Metode yang digunakan dalam penelitian Pembagian kelompok eksperimen
ini adalah metode eksperimen.Sugiyono (2018: didasarkan pada hasil kemampuan Kecepatan
72) penelitian eksperimen (experimental Tendangan Sabit yang didapat dari tes awal.
research) adalah meneliti pengaruh perlakuan Setelah hasil awal dirangking, kemampuan
terhadap perilaku yang timbul sebagai akibat subjek yang memiliki hasil setara dipasang-
perlakuan.Tujuan metode Eksperimen yaitu pasangkan kedalam kelompok 1 (K1) dan
untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu kelompok 2 (K2). Dengan demikian kedua
terhadap yang lain dalam kondisi yang kelompok tersebut diberi perlakuan merupakan
terkendalikan. Dalam metode Eksperimen harus kelompok yang sama. Apabila pada akhirnya
ada faktor-faktor yang di uji cobakan, dalam terdapat perbedaan, maka hal ini disebabkan oleh
penelitian ini faktor yang di uji cobakan perlakuan yang diberikan. Pembagian kelompok
merupakan variabel bebas (X) yaitu Latihan dalam penelitian ini disebut dengan cara Skala
Menggunakan Karet Ban Dalam (X1) dan Ordinal. Budiwanto (2017: 70) Skala Ordinal
Latihan Dengan Pemberat Kaki (X2), sedangkan adalah skala pengukuran yang datanya diurutkan
variabel terikatnya (Y) adalah Kecepatan secara runtut dari jenjang yang lebih tinggi
Tendangan Sabit pada Pesilat Putra. Mengacu sampai skala yang terendah atau
pada penjelasan tersebut, maka dalam penelitian sebaliknya.Skala ini digunakan untuk
ini terdapat variabel-variabel yang merupakan mengklasifikasi obyek amatan yang terdiri
faktor-faktor yang akan menjadi objek katagori-katagori berdasarkan jenjang atau
pengamatan selama penelitian belangsung. tingkat tanpa memperhatikan jarak antar
Alasan peneliti menggunakan metode ini adalah klasifikasi yang satu dengan yang lainnya. Setiap
didasarkan pada bentuk penelitian itu sendiri kategori diberi simbol menurut jenjang atau
yang bertujuan untuk meneliti latihan dengan rangking.
Karet Ban Dalam dan Pemberat Kaki 0.5 kg Adapun teknik pembagian kelompok
terhadap peningkatan Kecepatan Tendangan secara Skala Ordinal menurut Budiwanto (2017:
Sabit Pesilat Putra. 70) sebagai berikut:
Desain penelitian merupakan rancangan Tabel 1. Pembagian Kelompok Skala Ordinal
tentang cara menyimpulkan dan menganalisis Kelompok 1 Kelompok 2
data agar dapat dilaksanakan secara ekonomis (Latihan dengan (Latihan dengan
dan sesuai dengan tujuan penelitian. Pada Pemberat Kaki) Karet Ban Dalam)
penelitian ini digunakan desain Two 1 2
GroupsPretest-Postest Design. Menurut 4 3
Sugiyono (2018: 74) bahwa: desain penelitian ini 5 6
diberi pretest sebelum diberi perlakuan. Dengan 8 7
demikian hasil perlakuan dapat diketahui lebih 9 10
akurat, karena dapat dibandingkan dengan 12 11
keadaan sebelum diberi perlakuan.Rancangan 13 14
penelitian yang digunakan adalah Two 16 15
GroupsPretest-Postest Design, adapun Sumber: Budiwanto(2017: 70)
rancangannya adalah sebagai berikut: Dengan kata lain desain sebuah
eksperimen merupakan langkah-langkah lengkap
yang perlu diambil jauh sebelum eksperimen
dilakukan agar data yang semestinya dapat
Pre-test K1 TreatmentA Post-test

139
Journal of Sport Education and Training
Vol.3 No.2 Page 135-146

diperoleh secara objektif. Adapun prosedur dari pengukuran.Adapun Instrumen yang digunakan
desain tersebut adalah sebagai berikut: dalam penelitian ini adalah tes Kecepatan
1. Menentukan subjek secara singkat dari Tendangan Sabit oleh Lubis &Wardoyo (2016:
seluruh populasi menjadi sampel penelitian 198).Data-data yang diperoleh dari hasil
semuanya dengan teknik sampling jenuh. pengukuran tersebut kemudian diolah dan
2. Membagi subjek menjadi dua kelompok. dianalisis melalui pendekatan statistika, sehingga
3. Melakukan Pre-test (tes awal) untuk hasilnya dapat memberikan jawaban apakah
mendapatkan data variabel kecepatan hipotesis yang dijadikan diterima atau tidak.
tendangan sabit. Data yang telah terkumpul dari hasil Pre-
4. Memberikan perlakuan/latihan, latihan test, Post-test dianalisis dengan menggunakan
menggunakan Karet Ban Dalam dan latihan statistik uji normalitas dan uji-t dengan langkah-
menggunakan Pemberat Kaki 0.5 kg (X1 dan langkah perhitungan sebagai berikut: Uji
X2 ) normalitas dengan menggunakan Lilliefors. Uji
5. Melakukan Post-test (tes akhir) untuk normalitas bertujuan untuk mengetahui data yang
mengukur variabel Kecepatan Tendangan diperoleh apakah berdistribusi normal atau tidak,
Sabit Setelah melakukan latihan. serta Uji homogenitas varians dengan uji F. Uji
6. Membandingkan hasil test awal dan hasil tes homogenitas varians bertujuan untuk mengetahui
akhir pada masing-masing kelompok, dan apakah data berasal dari populasi yang homogen
membandingkan peningkatan hasil latihan atau tidak dan untuk melihat pengaruh dari
kedua kelompok untuk menentukan apakah latihan yang telah dibagi menjadi 2 kelompok,
pemberian perlakuan (X) mempunyai yaitu kelompok karet ban dalam (8 orang) dan
pengaruh terhadap Kecepatan Tendangan kelompok Pemberat Kaki 0.5 kg (8 orang)
Sabit. tersebut digunakan uji t-dependentdengan rumus
Selanjutnya, Penelitian ini dilaksanakan di t-test (Astuti dalam Kholid, Sinurat dan Putra,
Desa Bangun Jaya Kecamatan Tambusai Utara 2020: 61).
pada tanggal 1 Agustus – 9 September 2021
dengan Populasi dalam penelitian ini adalah |x1 − x̅ 2|
𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 =
Pesilat Putra yang aktif mengikuti kegiatan 2 (∑ D)2
Pencak Silat yang berjumlah 16 orang.Adapun √∑ D − n

teknik yang diambil untuk menentukan sampel n (n−1)

dalam penelitian ini teknik Sampling jenuh. Keterangan:


Dalam menentukan sampel, peneliti menempuh t : Harga uji t yang di cari
beberapa langkah sebagai berikut: ̅1
𝑋 : Mean sampel pertama
1. Total seluruh populasi adalah 16 orang ̅
𝑋2 : Mean sampel kedua
2. Seluruh populasi berjenis kelamin laki-laki. D : Beda antara skor sampel 1 dan 2
3. Sampel yang diperlukan adalah 16 orang yang n : Pasangan
dibagi menjadi 2 kelompok yaitu kelompok ΣD : Jumlah semua beda
karet ban dalam (8 orang) dan kelompok ΣD 2 : Jumlah semua beda dikuadratkan
pemberat kaki 0.5 kg (8 orang).
4. Seluruh sampel melaksanakan Pretestatau tes
awal untuk kemudian dibagi kelompok sesuai
dengan rangking sesuai dengan hasil tes
tersebut.
5. Pembagian kelompok menggunakan model
Matched Subject Ordinal Pairing.
HASIL DAN PEMBAHSAN
Untuk mendapatkan data penelitian
dilakukan pengukuran dengan carates

140
Journal of Sport Education and Training
Vol.3 No.2 Page 135-146

Deskripsi data yang dilakukan dalam Berdasarkan data distribusi frekuensi data
penelitian ini adalah untuk melihat Pengaruh hasil Pre-test PowerTendangan Sabit
Latihan Tendangan Sabit Menggunakan Menggunakan Pemberat pada tabel 3 dari 16 kali
Pemberat Kaki (X1) dan Tendangan Sabit percobaan dari 8 orang ternyata 2 kali (12.5%)
Menggunakan Karet Ban Dalam (X2)sebagai memiliki hasil Tendangan Sabit dengan rentang
variabel bebas dan Kecepatan Tendangan Sabit nilai 14-16. Kemudian 10 kali (62.5%) memiliki
(Y) sebagai variabel terikat yang datanya diambil Tendangan Sabit dengan rentang nilai 17-
melalui Pre-test dan Post-test. Untuk masing- 19.Selanjutnya4 kali (25.05%) memiliki
masing variabel di bawah ini akan disajikan nilai Tendangan Sabitdengan rentang nilai 20-22.
rata-rata, simpangan baku (standar deviasi), Apabila ditampilkan dalam bentuk histogram,
median, serta histogram. maka akan tampak sebagai berikut.
Kelompok Perlakuan (Eksperimen
Tendangan Sabit Menggunakan Pemberat
Kaki)
a. Pre-test Tendangan Sabit Kelompok 1
(Pemberat Kaki)
Dari data Pre-test Tendangan Sabit
Menggunakan Pemberat dapat dianalis hasil
deskriptifnya sebagai berikut ini.
Tabel 2.Hasil Pre-test Tendangan Sabit Gambar 2. Histogram Data Pre-test
Kelompok 1(Pemberat Kaki) Kelompok 1 (Pemberat Kaki)
Pre-test Std.
Sampel Rata-rata Median b. Post-test Tendangan Sabit Kelompok 1
Kanan Kiri Deviasi
(Pemberat Kaki)
Irvan 19 17
Dari data Post-test Tendangan Sabit
Arya 20 14
Bayu 14 20
Menggunakan Pemberat dapat dianalis hasil
Fahmi 19 17
deskriptifnya sebagai berikut ini.
19.5 19.5 0.5
Ismail 20 17 Tabel 4.Hasil Post-test Tendangan Sabit
Radit 17 19 Kelompok 1(Pemberat Kaki)
Ramadandi 19 19 Post-test
Sampel Rata-rata Median Std. deviasi
Fajar 20 19 Kanan Kiri

Berdasarkan hasil pengolahan data yang Irvan 20 19


terdapat pada tabel 2 di atas dapat diketahui nilai Arya 22 17
Rata-rata = 19.5, median = 19.5, standar deviasi Bayu 22 25
= 0.5. Setelah dikonversikan ke dalam norma 23 28
Fahmi
pengkategorian diperoleh distribusi frekuensi 24.25 25 2.7
Ismail 22 21
sebagai berikut:
Radit 25 25
Tabel 3.Distribusi Frekuensi
Ramadandi 25 26
No Kelas Frekuensi Frekuensi
Fajar 24 21
Interval Absolut Relatif (%)
1 14 – 16 2 12.5 Berdasarkan hasil pengolahan data yang
2 17 – 19 10 62.5 terdapat pada tabel 4 di atas dapat diketahui nilai
3 20 – 22 4 25.0 Rata-rata = 24.25, median = 25, standar deviasi =
2.7. Setelah dikonversikan ke dalam norma
Jumlah 16 100 pengkategorian diperoleh distribusi frekuensi
sebagai berikut:

141
Journal of Sport Education and Training
Vol.3 No.2 Page 135-146

Tabel 5.Tabel Distribusi Frekuensi Berdasarkan hasil pengolahan data yang


Kelas Frekuensi Frekuensi terdapat pada tabel 4.6 di atas dapat diketahui
No nilai Rata-rata = 19.5, median = 19, standar
Interval Absolut Relatif (%)
1 17 – 20 3 18.8 deviasi = 2.1. Setelah dikonversikan ke dalam
norma pengkategorian diperoleh distribusi
2 21 – 24 7 43.8 frekuensi sebagai berikut:
3 25 – 28 6 37.4 Tabel 7.Tabel Distribusi Frekuensi
Jumlah 16 100 No Kelas Frekuensi Frekuensi
Berdasarkan data distribusi frekuensi data Interval Absolut Relatif (%)
hasil Post-test Tendangan Sabit Menggunakan 1 14 – 16 5 31
Pemberat pada tabel 5 dari 16 kali percobaan dari 2 17 – 19 6 38
8 orang ternyata 3 kali (18.8%) memiliki hasil
Tendangan Sabit dengan rentang nilai 17-20. 3 20 – 22 5 31
Kemudian 7 kali (43.8%) memiliki Tendangan 4 23 - 25 1 6
Sabit dengan rentang nilai 21-24.Selanjutnya 6 Jumlah 16 100
kali (37.4%) memiliki Tendangan Sabitdengan Berdasarkan data distribusi frekuensi data
rentang nilai 25-28. Apabila ditampilkan dalam hasil Pre-test Tendangan Sabit Menggunakan
bentuk histogram, maka akan tampak sebagai Karet Ban Dalam pada tabel 7 dari 16 kali
berikut: percobaan dari 8 orang ternyata 5 kali (31%)
memiliki hasil Tendangan Sabit dengan rentang
nilai 14-16. Kemudian 6 kali (38%) memiliki
Tendangan Sabit dengan rentang nilai 17-
19.Selanjutnya 5 kali (31%) memiliki Tendangan
Sabit dengan rentang nilai 20-22.Dan yang
terakhir 1 kali (6%) memiliki Tendangan
Sabitdengan rentang nilai 23-25.Apabila
ditampilkan dalam bentuk histogram, maka akan
Gambar 3.Histogram Post-test Kelompok 1 tampak sebagai berikut:
(Pemberat Kaki)

Kelompok Perlakuan (Eksperimen


Tendangan Sabit Menggunakan Karet Ban
Dalam)
a. Pre-test Tendangan Sabit Kelompok 2 (Karet
Ban Dalam)
Dari data Pre-test Tendangan Sabit
Menggunakan Karet Ban Dalam dapat
dianalis hasil deskriptifnya sebagai berikut
ini. Gambar 4.Histogram Pre-testKelompok 2
Tabel 6.Hasil Pre-test Tendangan Sabit (Karet Ban Dalam)
Kelompok 2(Karet Ban Dalam) b. Post-test Tendangan Sabit Menggunakan
Pre-test
Sampel Rata-rata Median Std. deviasi Karet Ban Dalam
Kanan Kiri
Dari data Post-test Tendangan Sabit
Riski 20 20
Ragil 14 15 Menggunakan Karet Ban Dalam dapat
Ovan 18 15
Riski 16 19
dianalis hasil deskriptifnya sebagai berikut
19.5 19 2.1
Rohman 19 19 ini.
Yoga 17 16
Aziz 22 18
Rudi 21 23

142
Journal of Sport Education and Training
Vol.3 No.2 Page 135-146

Tabel 8.Hasil Post-test Rangkuman dari hasil analisis pengujian


TendanganSabitMenggunakanKaret Ban Dalam Hipotesis dari latihan Menggunakan Karet Ban
Post-test Dalam lebih efektif untuk meningkatkan
Sampel Rata-rata Median Std. deviasi
Kanan Kiri Kecepatan Tendangan Sabit pada Atlet Putra
Riski 24 22 dibandingkan dengan latihan Menggunakan
Ragil 22 22
Ovan 23 23 Pemberat Kaki digunakan adalah uji beda rerata
Riski 24 25 24.9 25 2.0 hitung (ttest) pada taraf signifikan α = 0.05.
Rohman 24 25
Yoga 27 26 Tabel 10.Rangkuman Analisis Pengujian
Aziz 25 24 Hipotesis 1 dan 2
Rudi 28 27 Menggunakan
Berdasarkan hasil pengolahan data yang Rata-rata SD thitung α ttabel Ket
Pemberat Kaki
terdapat pada tabel 8 di atas dapat diketahui nilai Pre-test 19.5 0.5
4.771 0.05 1.895 Sig
Rata-rata = 24.9, median = 25, standar deviasi = Post-test 24.3 2.7
2.0. Setelah dikonversikan ke dalam norma Menggunakan
Rata-rata SD thitung α ttabel Ket
pengkategorian diperoleh distribusi frekuensi Pemberat Kaki
Pre-test 19.5 2.1
sebagai berikut: 7.124 0.05 1.895 Sig
Post-test 24.9 2.0
Tabel 9.Tabel Distribusi Frekuensi
No Kelas Frekuensi Frekuensi Berdasarkan tabel 10 rangkuman hasil
Interval Absolut Relatif (%) analisis pengujian Hipotesis 1 dan 2 dari latihan
Tendangan Sabit Menggunakan Karet Ban
1 22 – 24 9 56
Dalam lebih efektif untuk meningkatkan
2 25 – 27 6 38 Kecepatan Tendangan Sabit pada Atlet Putra
3 28 – 30 1 6 dibandingkan dengan latihan Menggunakan
Jumlah 8 100 Pemberat Kaki. Hal ini dapat dilihat dari
Berdasarkan data distribusi frekuensi data perhitungan statistik sesuai dengan formula yang
hasil Post-test Tendangan Sabit Menggunakan digunakan (Uji t) diperoleh thitung 7.124 >
Karet Ban Dalam pada tabel 9 dari 16 kali ttabel1.895.
percobaan dari 8 orang ternyata 9 kali (56%)
memiliki hasil Tendangan Sabit dengan rentang Pembahasan
nilai 22-24. Kemudian 6 kali (38%) memiliki Dari hasil statistik menunjukkan atlet
Tendangan Sabitdengan rentang nilai 25- kelompok A yang mendapatkan perlakuan
27.Selanjutnya 1 kali (6%) memiliki Tendangan latihan Tendangan Sabit Menggunakan Pemberat
Sabit dengan rentang nilai 28-30. Apabila Kaki dan kelompok B yang mendapatkan
ditampilkan dalam bentuk histogram, maka akan perlakuan Latihan Tendangan Sabit
tampak sebagai berikut: Menggunakan Karet Ban Dalamselama 16 kali
pertemuan keduanya mengalami peningkatan
Kecepatan Tendangan Sawit. Dengan mengikuti
proses latihan selama 16 kali perlakuan dapat
meningkatkan Kecepatan Tendangan Sawit, hal
tersebut dapat dilihat dengan adanya perubahan
yang signifikan. Peningkatan Kecepatan
Tendangan Sabit dengan menggunakan latihan
Tendangan Sabit Menggunakan Pemberat Kaki
dan Menggunakan Karet Ban dalam penelitian
ini mengalami peningkatan yang signifikan. Bisa
Gambar 5. Histogram Post-testKelompok 2
dilihat dari hasil analisis data Pre-test dan Post-
(Karet Ban Dalam)
test atlet yang mengikuti perlakuan:
1. Pengaruh Latihan Menggunakan Karet Ban
Dalam terhadap Kecepatan Tendangan Sabit

143
Journal of Sport Education and Training
Vol.3 No.2 Page 135-146

Atlet Putra Pencak Silat Persaudaraan Setia Kecepatan Tendangan Sabit. Adanya
Hati Terate Kecamatan Tambusai Utara. Hasil pengaruh latihan ini terhadap Kecepatan
analisis menunjukkan bahwa terdapat Tendangan Sabit dikarenakan gerakan latihan
pengaruh Kecepatan Tendangan Sabit Kecepatan Tendangan Sabit ini gerakannya
sebelum dan sesudah latihan Menggunakan menendang dengan menggunakan pemberat
Karet Ban. Hal ini ditunjukkan dengan nilai kaki yang diberi beban sebesar 0,5 kg dan kaki
bahwa thitung 7.124 dan ttabelsebesar 1.895, bergantian setiap repetisi untuk melakukan
berarti ada pengaruh yang signifikan. Artinya Tendangan Sabit. Latihan inilah yang
Latihan Menggunakan Karet Ban Dalam membuat adanya Pengaruh Latihan
memberikan pengaruh yang signifikan Menggunakan Pemberat Kaki terhadap
terhadap Kecepatan Tendangan Sabit Atlet. Kecepatan Tendangan Sabit yang dilakukan
Adanya peningkatan Kecepatan Tendangan dengan instrumen tes Kecepatan Tendangan
Sabit pada atlet karena Latihan Menggunakan Sabit. Peningkatan Kecepatan Tendangan
Karet Ban merupakan bentuk aktivitasnya dengan Latihan Menggunakan Pemberat Kaki
adalah alat bantu latihan yang dapat karena latihan yang diberikan dalam
digunakan untuk meningkatkan kecepatan penelitian ini mengacu pada prinsip latihan
tendangan karena latihan tahanan dapat yang diberikan yaitu prinsip kesiapan atlet
meningkatkan kecepatan. Dengan dalam mengikuti penelitian yang disesuaikan
memperhatikan repetisi, set, dan recovery. dengan kondisi fisiologis dan psikologis atlet,
Setiap repetisi diberi waktu recoveryselama prinsip overload Kecepatan Tendangan yang
30 detik dan setiap 2 minggu sekali jumlah set berkaitan dengan repetisi, set, recoverydan
dan repetisi meningkat. Dengan demikian frekuensi latihan pada setiap minggunya.
Kecepatan Tendangan Sabit atlet meningkat, 3. Latihan Menggunakan Karet Ban Dalam lebih
bentuk Latihan Menggunakan Karet Ban efektif untuk meningkatkan Kecepatan
Dalam juga sesuai dengan bentuk tes Tendangan Sabit Atlet Putra Pencak Silat
Kecepatan Tendangan Sabit. Peningkatan Persaudaraan Setia Hati Terate Kecamatan
Kecepatan Tendangan dengan Latihan Tambusai Utara. Hasil analisis menunjukkan
Menggunakan Karet Ban Dalam karena bahwa terdapat perbedaan yang signifikan
latihan yang diberikan dalam penelitian ini peningkatan Kecepatan Tendangan Sabit
mengacu pada prinsip latihan yang diberikan Atlet Putra Pencak Silat Persaudaraan Setia
yaitu prinsip kesiapan atlet dalam mengikuti Hati Terate Kecamatan Tambusai
penelitian yang disesuaikan dengan kondisi Utara.Analisis diperoleh nilai thitung sebesar
fisiologis dan psikologis atlet, prinsip 7.124 > dari ttabel yaitu 1.895.Dengan
overload Kecepatan Tendangan yang demikian dapat disimpulkan terdapat
berkaitan dengan repetisi, set, recovery dan perbedaan antara nilai Post-test Menggunakan
frekuensi latihan pada setiap minggunya. Karet Ban Dalam dan Post-test Menggunakan
2. Pengaruh Latihan Menggunakan Pemberat Pemberat Kaki. Kemudian jika dilihat dari
Kaki terhadap Kecepatan Tendangan Sabit nilai rata-rata (mean) Post-test Menggunakan
Atlet Putra Pencak Silat Persaudaraan Setia Karet Ban Dalam sebesar 24.9 lebih besar jika
Hati Terate Kecamatan Tambusai Utara. Hasil dibandingkan dengan nilai rata-rata (mean)
analisis menunjukkan bahwa ada pengaruh Post-test Menggunakan Pemberat Kaki
latihan Menggunakan Pemberat Kaki sebesar 24.3. Artinya bahwa peningkatan nilai
terhadap Kecepatan Tendangan Sabit. Hal ini Post-test Menggunakan Karet Ban Dalam
ditunjukkan dengan nilai thitung sebesar 4.771 lebih tinggi jika dibandingkan dengan
dan ttabel sebesar = 1.895, berarti ada pengaruh peningkatan nilai Post-test Menggunakan
yang signifikan. Dengan demikian hipotesis Pemberat Kaki. Jadi, dapat disimpulkan
yang berbunyi ada pengaruh Latihan bahwa Latihan Menggunakan Karet Ban
Menggunakan Pemberat Kaki terhadap Dalam lebih efektif untuk meningkatkan

144
Journal of Sport Education and Training
Vol.3 No.2 Page 135-146

Kecepatan Tendangan Sabit Atlet Putra Pendidikan Kepelatihan Olahraga, 12 (2),


Pencak Silat Persaudaraan Setia Hati Terate 58-66.
Kecamatan Tambusai Utara daripada Latihan Kholis, M. N. (2016). Aplikasi Nilai-Nilai Luhur
Menggunakan Pemberat Kaki. Pencak Silat Sarana Membentuk
Moralitas Bangsa. Jurnal Sportif|
Vol, 2(2).ISSN: 2477-3379.
KESIMPULAN
Maulana, A., & Wijaya, M. (2018).Pengaruh
Berdasarkan hasil analisis data, deskripsi,
Latihan Karet Ban dalam dan Pemberat
pengujian hasil penelitian, dan pembahasan,
Kaki terhadap Kecepatan Tendangan
dapat diambil kesimpulan yaitu:
Sabit Pesilat Putri Ekstrakurikuler
1. Ada pengaruh perlakuan Latihan
Pencak Silat SMP Negeri 2 gunung
Menggunakan Karet Ban Dalamterhadap
Guruh Kabupaten Sukabumi
Kecepatan Tendangan Sabit Atlet Putra
2017/2018.Seminar Nasional Pendidikan
Pencak Silat Persaudaraan Setia Hati Terate
Jasmani UMMI ke-1 Tahun 2018. ISBN:
Kecamatan Tambusai Utara.
978-602-52968-0-2.
2. Ada pengaruh perlakuan Latihan
Mulyana.(2014). Pendidikan Pencak Silat.
Menggunakan Pemberat Kaki terhadap
Bandung: PT Remaja Rosdakarya. ISBN:
Kecepatan Tendangan Sabit Atlet Putra
978-979-692-166-9
Pencak Silat Persaudaraan Setia Hati Terate
Murad, M. S., Purnomo, E., & Triansyah, A.
Kecamatan Tambusai Utara.
(2020).Pengaruh Latihan Menggunakan
3. Latihan Menggunakan Karet Ban Dalam lebih
Beban Karet terhadap Peningkatan
efektif untuk meningkatkan Kecepatan
Kecepatan Tendangan Sabit Pencak
Tendangan Sabit dari pada Latihan
Silat. Jurnal Pendidikan dan
Menggunakan Pemberat Kaki pada Atlet
Pembelajaran Khatulistiwa, 9(4).
Putra Pencak Silat Persaudaraan Setia Hati
Nasution, J. N., & Heri, Z. (2017).Pengaruh
Terate Kecamatan Tambusai Utara.
Latihan Tendangan Depan dari Posisi
Jongkok dengan Latihan Menggunakan
DAFTAR PUSTAKA Beban di Kaki terhadap Hasil Kecepatan
Bafirman & Wahyuri, A. S. (2019). Tendangan Depan pada Atlet Pencak
Pembentukan Kondisi Fisik. Depok: PT. Silat Putra Perguruan Harimau Hijaiyah
Raja Grafindo Persada. ISBN: 978-602- Langkat Kabupaten Langkat Tahun
425-830-6. 2015. Jurnal Ilmiah Sport Coaching and
Budiwanto, S. (2017).Metodologi Penelitian Education, 1(1), 86-100.
dalam Keolahragaan.Malang: Fakultas Panduan Penulisan Skripsi. Program Studi
Ilmu Keolahragaan UNM. Pendidikan Olahraga dan
Chania, O. P., Sugihartono, T., & Nopiyanto, Y. Kesehatan.Fakultas Keguruan dan Ilmu
E. (2021).Pengaruh Latihan Single Leg Pendidikan Universitas Pasir Pengaraian
Bound dan Split Jump terhadap Rokan Hulu. 2015.
Kecepatan Tendangan Lurus pada Siswa Sugiyono. (2018). Metode Penelitian Kuantitatif,
Putra Perguruan Pencak Silat PSHT Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Kota Bengkulu. Sport Gymnastics: Jurnal ISBN: 979-8433-64-0.
Ilmiah Pendidikan Jasmani, 2(1), 114- Sukadiyanto. (2011). Pengantar Teori dan
125. Metodologi Melatih Fisik.Yogyakarta:
Kholid, A., Sinurat, R., & Putra, M. A. Fakultas IlmuKeolahragan UNY.
(2020).Pengaruh Latihan Interval Syafruddin.(2011). Ilmu Kepelatihan Olahraga
Training terhadap Peningkatan VO2 Max Teori dan Aplikasinya dalam Pembinaan
pada Pemain Sepakbola U-16 Olahraga. Padang: Universitas Negeri
Tambusai. Competitor: Jurnal Padang.

145
Journal of Sport Education and Training
Vol.3 No.2 Page 135-146

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 3


Tahun 2005 Tentang Sistem
Keolahragaan Nasional.
Wicaksono, L., Sardianto, T., & Utama, D. D. P.
(2020).Pengaruh Latihan Pencak Silat
Menggunakan Beban Dempel terhadap
Kecepatan Tendangan Depan Pesilat di
Padepokan PSHT Cabang Lampung
Barat. Jurnal Kejaora (Kesehatan
Jasmani Dan Olah Raga), 5(2), 47-52.
ISSN: 2541-5042.

146

Anda mungkin juga menyukai