Anda di halaman 1dari 16

PENGEMBANGAN DAN PEMBINAAN PRESTASI SENAM ARTISTIK

( GYMNASTICS ARTISTICS )
TINGKAT CLUB DI ZASIS GYMNASTICS CLUB KOTA SURABAYA

M.FIRDAUS.KAFRAWI
19060484050

UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA


FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN
JURUSAN PENDIDIKAN KESEHATAN DAN REKREASI
PRODI S1 ILMU KEOLAHRAGAAN
2022
PENGEMBANGAN DAN PEMBINAAN PRESTASI SENAM ARTISTIK
( GYMNASTICS ARTISTICS )
TINGKAT CLUB DI ZASIS GYMNASTICS CLUB KOTA SURABAYA

ARTIKEL

Diajukan kepada Universitas Negeri Surabaya


untuk memenuhi persyaratan penyelesaian mata kuliah desimasi program PKL

Oleh :
M.FIRDAUS.KAFRAWI
19060484050

UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA


FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN
JURUSAN PENDIDIKAN KESEHATAN DAN REKREASI
PRODI S1 ILMU KEOLAHRAGAAN
2022
M. FIRDAUS. KAFRAWI
PENDIIDIKAN KESEHATAN DAN REKREASI, FAKULTAS ILMU
KEOLAHRAGAAN, UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA

ABSTRAK
Pembinaan merupakan salah satu faktor yang berperan penting dalam dunia olahraga, salah
satunya pada olahraga senam gymnastics kategori senam artistik, pembinaan senam artistik
dianjurkan perlu sedini mungkin melalui pencarian dan pemanduan bakat, pembibitan,
pendidikan dan pelatihan olahraga yang didasarkan pada ilmu pengetahuan dan teknologi
secara efektif serta efisien, karena dapat mempengaruhi perkembangan dari olahraga senam
artistik itu sendiri. Zasis Gymnastics Club di Kota Surabaya ialah salah satu wadah yang
digunakan sebagai sarana pembinaan dan pengembangan bakat pada cabang olahraga senam
( gymnastics ) artistik, dengan pesan tujuan untuk membantu masing – masing pemain
( atlet ) meraih prestasi disamping itu juga berusaha mengembangkan dan membina karakter
pesenam dengan senang , nyaman dan berusaha mengembangkan dan membina karakter
pesenam dengan kecintaan sepenuh hati.
Kata kunci : Gymnastics, Gymnastics Artistics, Pembinaan Olahraga, Atlet, Club,
Kebijakan,Surabaya
PENDAHULUAN
Gymnastics
Olahraga merupakan sebuah fenomena yang mendunia dan menjadi bagian yang tidak dapat
dipisahkan dengan kehidupan sehari-hari dalam kegiatan di masyarakat. Olahraga
didefinisikan sebagai segala kegiatan yang sistematis untuk mendorong, membina, serta
mengembangkan potensi jasmani, rohani, dan sosial. (UU No. 3 Tahun 2005 tentang Sistem
Keolahragaan Nasional)
Menurut Arif Wahyu Utomo (2018:96-107) Olahraga menjadi bagian dari pemersatu suatu
bangsa yang tumbuh dan berkembang sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi. Oleh sebab itu, olahraga mempunyai peranan penting sebagai salah satu media
untuk menjembatani pembangunan manusia seutuhnya.
Secara umum olahraga ialah suatu kegiatan atau aktivitas fisik maupun psikis yang dilakukan
seseorang dan berguna untuk menjaga kesehatan serta untuk meningkatkan kualitas kesehatan
seseorang setelah berolahraga.
Gymnastics ( Senam )
Senam merupakan salah satu cabang olahraga yang membutuhkan kondisi fisik diatas rata-
rata orang non atlet. Senam juga merupakan salah satu cabang olahraga yang diperlombakan
di ajang bergengsi Internasional yaitu Olimpiade. Menurut FIG (Federation Internationale de
Gymnastique) terdapat 8 disiplin ilmu senam, yang meliputi :
1. Senam Umum (Gymnastic For All)
2. Senam artistik Putra (men’s artistic gymnastics)
3. Senam artistik Putri (women’s artistic gymnastics)
4. Senam ritmik (rhythmic gymnastics)
5. Senam trampolin (trampoline gymnastics)
6. Senam akrobatik (acrobatic gymnastics)
7. Senam aerobik (aerobic gymnastics)
8. Parkour
Gymnastics Artistics
(Senam Artistik )
Senam Artistik adalah senam yang memiliki gerakan banyak menggunakan alat atau sarana
prasarana. Oleh sebab itu sarana dan prasarana sangat penting dalam kegiatan berlatih senam
artistik. Sarana adalah segala sesuatu yang di pakai sebagai alat untuk mencapai maksud dan
tujuan. Sedangkan prasarana adalah segala sesuatu yang merupakan penunjang
terselenggaranya proses (usaha atau pembangunan). Nomor alat yang dipertandingkan untuk
artistik putri alat yang dipertandingkan ada 4 yaitu lantai, meja lompat, palang bertingkat dan
balok keseimbangan, sedangkan nomor alat yang dipertandingkan untuk artistik putra alat
yang dipertandingkan ada 6 yaitu lantai, meja lompat, palang tunggal, palang sejajar, gelang
– gelang, dan kuda pelana.
Pengembangan dan Pembinaan
A. Pengembangan
Cabang olahraga senam harus menguasai keterampilan khusus. Dalam latihannya harus
mengacu pada latihan gerak yang spesifik, dan latihannya harus yang sesuai dengan tipe
kontraksi otot-otot yang digunakan serta harus sesuai dengan karakteristik fisiologi yang
dibutuhkan (Wiguna Ida Bagus 2018:13). Maka dari itu pengembangan dan pembinaan
olahraga harus menjadi tanggung jawab bersama, mulai dari pusat hingga ke daerah - daerah
melalui induk Organisasi supaya meningkatkan prestasi dengan maksimal, diantaranya yakni
prestasi dalam Olahraga Gymnastics Artistics. Olahraga Gymnastics Artistics merupakan
olahraga yang memerlukan skill khusus, baik ketepatan, koordinasi maupun melatih mental
dan untuk meningkatkan kebugaran jasmani. Perkembangan olahraga Gymnastics Artistics di
Indonesia adalah bentuk dari perkembangan olahraga ini di daerah-daerah. Semakin
banyaknya perkumpulan olahraga Gymnastics Artistics disetiap daerah di Indonesia, maka
dapat meramaikan olahraga pa Gymnastics Artistics untuk dapat berkembang dan dikenal di
lingkungan masyarakat. Untuk mencari bibit-bibit handal dan meningkatkan prestasi, maka
perlu di dirikannya klub klub Gymnastics Artistics. Selain itu untuk meningkatkan prestasi
olahraga diperlukan kerja keras seperti pelatihan yang sistematis, bibit atlet yang berpotensi,
pembinaan yang tepat, manajemen organisasi yang baik, kualitas pelatih serta sarana
prasarana yang memadai (Arif Wahyu, 2018:96-107).
B. Pembinaan
pembinaan olahraga merupakan faktor penting yang sangat berperan dalam meraih sebuah
prestasi tertinggi, oleh karena itu berkembang tidaknya dunia olahraga itu tergantung pada
pembinaan olahraga itu sendiri, baik pembinaan di lingkungan masyarakat, sekolah, maupun
di tingkat daerah, nasional, bahkan internasional. Jika pembinaan kegiatan olahraga di kelola
secara baik dan profesional maka berjalanlah pembinaan olahraga tersebut sebaliknya jika
tidak dijalankan sebagaimana mestinya pembinaan olahraga tidak akan berjalan. Upaya
peningkatan prestasi olahraga, perlu terus dilaksanakan pembinaan olahragawan sedini
mungkin melalui pencarian dan pemantauan bakat, pembibitan, pendidikan dan pelatihan
olahraga prestasi yang didasarkan pada ilmu pengetahuan dan teknologi secara lebih efektif
serta peningkatan kualitas organisasi olahraga baik tingkat pusat maupun daerah. Untuk
membina atau melahirkan atlet yang berprestasi diperlukan suatu proses pembinaan jangka
panjang yang memerlukan penanganan secara sistematis, terarah, terencana dan konsisten
serta dilakukan sejak dini atau usia anak sekolah dasar dan didukung ilmu pengetahuan dan
teknologi keolahragaan (Undang - Undang Nomor 3 Tahun 2005). Peran pelatih sangat
mendukung keberhasilan atlet, terutama untuk atlet Gymnastics Artistics. Pelatih Gymnastics
Artistics harus bisa memberikan contoh teknik yang baik dan benar sesuai ketentuan, melatih
fisik atlet agar atlet memiliki kukuatan jasmani, serta mendidik mental atletnya supaya bisa
melawan dirinya sendiri saat latihan dan juga pertandingan. Atlet Gymnastics Artistics harus
memiliki kesabaran dan konsentrasi tinggi, maka dari itu pelatih harus mempunyai dedikasi
tinggi dalam melatih dan profesional ketika melatih.
Setiap pembinaan yang tepat dapat menciptakan pemain yang bagus dan handal di bidangnya.
Sarana dan prasarana yang memadai sangat dibutuhkan oleh para pemain guna
menumbuhkan semangat. Kegiatan pembinaan prestasi olahraga dapat dilakukan dengan
upaya pembibitan dan pembinaan yang maksimal dari para pengelola, pelatih, maupun unsur
terkait lainnya pada bidang olahraga Gymnastics Artistics. Sedangkan upaya pembinaan yang
dimaksud adalah terorganisir, terprogram, dan berjenjang serta mempersiapkan atlet dari usia
dini sampai usia matang. Bahkan pembinaan yang dilakukan sejak anak-anak diharapkan
dapat menanamkan teknik dasar yang baik dan benar sehingga ketika anak berkembang,
mereka akan lebih siap dalam menerima setiap teknik-teknik lanjutan dan akan mendapatkan
suatu hasil yang memuaskan (Wardani Vera, 2017:3) .
Zasis Gymnastics Club Surabaya merupakan satu - satunya klub dan sekaligus organisasi
Gymnastics Artistics yang ada di Kota Surabaya, disini merupakan salah satu pusat latihan
atlet Gymnastics Artistics se Kota Surabaya. Terbentuknya Zasis Gymnastics Surabaya pada
tahun 2016, dibawah naungan pelatih Zahari Sahaja, Dr. Fransisca Januarumi Marhaendra
Wijaya. Pembentukan Zasis Gymnastics Club Surabaya ini bertujuan untuk meningkatkan
prestasi para atlet Gymnastics Artistics di daerah, nasional, maupun internasional. Semua ini
harus dilandasi dengan pembinaan prestasi yang baik, karena sebuah klub olahraga tanpa
adanya pembinaan prestasi yang baik tidak akan memperoleh prestasi yang optimal.
Pembinaan prestasi dalam Zasis Gymnastics Club Surabaya ada beberapa komponen yaitu
melalui pelaksanaan pembinaan, atlet, pelatih, membentuk kepengurusan oganisasi, sumber
dana serta sarana dan prasarana. Komponen tersebut harus dilaksanakan dengan sebaik
mungkin agar Zasis Gymanstics Surabaya menjadi sebuah organisasi yang besar dan maju
serta mempunyai nama di bidang prestasi cabang olahraga Gymnastics Artistics. Jika semua
komponen itu selalu di perhatikan tentu akan semakin membantu perkembangan prestasi
atlet. Pentingnya pembinaan prestasi olahraga bagi perkembangan prestasi olahraga di suatu
daerah khususnya di Kota Surabaya. Pembinaan prestasi olahraga Gymnastics Artistics di
Kota Surabaya termasuk dalam kategori baik. Prestasi Gymnastics Artistics tidak kalah
dengan cabor cabor lainnya.

METODE

Teknik pengumpulan data bersumber dari pelatih,pegawai, serta pengurus yang di Zasis
Gymnastics Club Surabaya. Cara mengambil data dengan menggunakan wawancara,dan
analisis dokumen dalam pengumpulan data penelitian (Winarno,2013). Sampel dalam
penulisan ini adalah Pengurus, pelatih olahraga. Pegawai. Teknik Sampling yaitu teknik
sampling aksidental Menurut Sugiono (2013) sampling insidental adalah teknik
penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja secara kebetulan incidental
bertemu dengan peneliti dapat dipergunakan sebagai sampel.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Senam merupakan salah satu cabang olahraga yang membutuhkan aktivitas jasmani efektif
untuk mengoptimalkan pertumbuhan dan perkembangan anak. Gerakan – gerakan senam
merangsang perkembangan komponen kebugaran jasmani seperti kekuatan, daya otot, dari
seluruh bagian tubuh. Disamping itu, senam berpotensi mengembangkan ketrampilan gerak
dasar, sebagai landasan penting bagi penguasaan ketrampilan teknik suatu cabang olahraga
Agus Mahendra, ( 2003 : 1 ).
Pembinaan faktor yang berperan dalam dunia olahraga terutama pada cabang olahraga senam
( gymnastics ) pada senam artistik ( gymnatics artistic ), apabila pembinaan menurut Bompa
dilakukan sejak ketika umur 6 hingga 8 tahun untuk perempuan dan umur 8 sampai 9 tahun
untuk laki - laki mungkin melalui pencarian, pemanduan bakat, pembibitan, pendidikan, dan
pelatihan olahraga yang didasarkan pada ilmu pengetahuan serta teknologi secara efektif,
karena hal tersebut dapat menjadi upaya menuju pembinaan prestasi senam artistik yang baik.
Pembinaan olahraga terhadap seorang atlet tidak dapat dilakukan secara cepat atau instan,
melainkan melalui berbagai proses - proses dan tahapan - tahapan dalam kurun waktu yang
tertentu dan berbeda.
Pembinaan menurut Ruslan ialah suatu sistem yang memiliki beberapa komponen
didalamnya yang membutuhkan penanganan individu – individu tertentu yang disesuaikan
dengan pertimbangan tertentu untuk menjalankan sistem dalam proses pembinaan
membutuhkan keterlibatan organisasi untuk memudahkan memahami masalah – masalah
sistem yang terdapat didalamnya perlu ditelaah dari sudut pandang yang luas. (Ruslan,
2011:47-48).
Oleh karena itu untuk melaksanakan program pembinaan dibutuhkan suatu wadah atau
organisasi dalam bidang olahraga khususnya cabang olahraga senam ( gymnastics ) pada
senam artistik ( gymnatics artistic ). Zasis Gymnastics Club di Kota Surabaya adalah salah
satu wadah atau tempat yang digunakan sebagai pembinaan dan pengembangan bakat dengan
tujuan membantu pesenam atau atlet pada cabang olahraga senam gymnastics artisitik
( gymnastics artistic ) dapat meraih prestasi puncak masing - masing.Zasis Gymnastics Club
Surabaya memiliki tag line yaitu “fun, enjoy , build character with love” dengan pengertian
pengembangan dan pembinaan senam artistics ini tidak hanya berusaha mengembangkan dan
membina gerakan gymnastics saja, melainkan disamping itu juga berusaha mengembangkan
dan membina karakter pesenam dengan senang , nyaman dan berusaha mengembangkan dan
membina karakter pesenam dengan kecintaan sepenuh hati sehingga tidak semata – mata
pesenam hanya dapat meraih prestasi puncak masing – masing, melainkan lebih dari itu.
Program pembinaan Senam Artisik
Dalam upaya menuju pembinaan prestasi senam artistik yang baik, menurut Bompa
diperlukan sebuah proses yang panjang dengan diawali pada tahap pembinaan multilateral,
pembinaan spesialisasi dan pencapaian high performance seperti pada gambar berikut ini :

Gambar 1. Pembinaan jangka panjang yang didasarkan pada pengembangan multilateral


(Bompa, 1999).

Umur Memulai latihan, memulai spesialisasi dan puncak performance


Olahraga Umur mulai Umur mulai Umur puncak
latihan spesialisasi prestasi
SENAM
Laki – Laki 8-9 14 - 15 22 -25
Perempuan 6-8 9 - 10 14 -18

Sumber : Periodization, Theory and Methodology of Training (Bompa, 1999)


Pembinaan multilateral dikhususkan pada cabang olahraga senam.Tahapan pembinaan
multilateral merupakan tahapan paling dasar atau pondasi dalam tahapan pembinaan prestasi.
Tahapan multilateral ini bertujuan mengembangkan gerakan dasar meliputi :
1. Jalan
2. Lari
3. Lompat
4. Loncat
5. Memanjat
6. Meniti
7. Merangkak
8. Menangkap, dll
Tahapan ini semua mendasari atlet sebelum masuk ketahap spesialisasi, tahap ini disebut
Intiation Stage yang dikemukakan oleh Ria Lumintuarso (2013, p.7).
Tahap Pembinaan
Menurut Irianto Djoko Pekik (2002: 27) olahraga didunia jika ingin menghasilkan prestasi
yang meningkat dalam pembinaan harus perlu adanya tahap – tahap pemasalahan,
pembibitan, pembinaan prestasi

Pemasalan
Menurut Luthi Zahir (2018: 11) Pemasalan adalah melibatkan sebanyak – banyaknya atlet
dalam olahraga prestasi,sehingga timbul kesadaran pentingnya olahraga prestasi sebagai
bagian dari upaya peningkatan prestasi olahraga secara nasional.
Supaya diperoleh bibit olahragawan yang baik perlu disiapkanlah sejak awal dengan program
pemasalan dengan menggerakan anak -anak usia dini melakukan aktivitas olahraga secara
umum atau jenis olahraga tertentu.
Menurut (Bompa,1999) Tahapan paling dasar atau pondasi dalam pembinaan yaitu pada
tahapan multilateral dimana saat usia 8 – 9 tahun untuk laki – laki dan usia 6 – 8 tahun untuk
perempuan terutama pada cabang olahraga senam yang dimana itu adalah pemasalan bibit
olahragawan yang dapat mengembangkan gerakan dasar yang baik seperti,
berjalan,berlari,lompat,loncat,memanjat,meniti,merangkak, menangkap, dll. Supaya dapat
mengembangkan ketrampilan dan pengusaan teknik tingkat selanjutnya dengan gerakan yang
variatif.

Pembibitan
Salah satu tahap lanjutan dari pemasalan dengan upaya untuk menjaring atlet berbakat dalam
olahraga prestasi yang diteliti secara terarah dan intensif melalui orang tua, guru, dan pelatih
pada suatu cabang olahraga dengan tujuan dimana menyediakan calon atlet berbakat dalam
cabang olahraga prestasi, sehingga dapat dilanjutkan dengan pembinaan yang lebih instensif.
Maka dari itu menurut Rengga Ryandah Z P dan Tjahja T (2016) bisa disimpulkan
pembibitan pemain di usia muda diharapkan mampu memberi kontribusi yang maksimal
mulai dari tingkat lokal sampai internasional.
Pembinaan Prestasi.
Setelah adanya pemasalan dan pembibitan untuk mencapai sebuah prestasi perlu adanya
kelanjutan dengan pembinaan yang diarahkan melalui pelatihan disesuaikan dengan
pertumbuhan dan perkembangan anak untuk mencapai prestasi.
Menurut M. Muhyi Faruq (2008) yang dikutip dalam jurnal iptek olahraga Hidayat, Setya
Rahayu (2015:15) Mencapai prestasi yang maksimal membutuhkan perencanaan, pelatihan,
yang cukup panjang, tidak diperoleh secara langsung, untuk bisa menjadi pemain yang handal
membutuhkan proses mulai dari waktu latihan, jenis latihan, mengasah kemampuan diri, dan
kelompok berupa ikut berbagai pertandingan dalam skala tertentu. Untuk mencapai tahap ini
diperlukan waktu yang cukup lama antara 8 – 10 tahun serta proses latihan yang benar
dengan diperkenankan untuk dilakukan sejak usia dini dengan tahapan tingkat usia anak.
Lalu dalam upaya peningkatan prestasi yang telah ditargetkan menurut Wanda Haryadi
diperlukan usaha untuk mewujudkan rencana tersebut, dengan program pembinaan atlet
secara benar dan tepat (Wanda Maulana Haryadi : 2016).

Tahapan Pelatihan
Tahapan pelatihan disesuaikan dengan perekembangan tingkat usia anak, adapun tahapan
pelatihan anak menurut Irianto Djoko Pekik (2002: 27) yaitu meliputi :
a. Tahap multilateral
Tahap perkembangan menyeluruh atau tahapan multi skill yang diberikan pada anak usia 6 –
15 tahun bertujuan mengembangkan gerakan dasar yang baik supaya atlet dapat
mengembangkan ketrampilan dan penguasaan teknik tinggi dengan gerakan – gerakan yang
varitatif.
b. Tahap Spesialisasi
Tahap berbading terbalik dari tahap multilateral artinya dimana semakin bertambahnya usia
atlet akan semakin mengarah ke spesialisasi atau dengan perkataan lain semakin muda usia
atlet proporsi pelatihannya untuk multilateral semakin besar atau meningkat.
c. Puncak Prestasi
Tahap setelah melalui pembinaan prestasi tahap multilateral dan spesialisasi, yang
diharapkan akan mengarah pada usia emas.

Faktor Pembinaan Prestasi


Dalam usaha mewujudkan pencapaian prestasi dimana adanya usaha multikomplek yang
melibatkan banyak faktor baik internal maupun eksternal, kualitas latihan merupakan
penompang utama tercapainnya prestasi olahraga, sedangkan kualitas latihan itu sendiri
ditompang oleh faktor internal yakni kemampuan atlet (bakat dan motivasi) serta faktor
eksternal (Djoko Pekik Irianto, 2002:8-11).
Menurut Adisasmito Lilik Sudarwati (2007: 8 - 15) ada faktor psikologis internal dan
eksternal dalam upaya peningkatan prestasi atlet yaitu sebagai berikut :
Faktor psikologis internal merupakan faktor pendukung utama tercapainya prestasi atlet
karena memberikan dorongan lebih stabil dan kuat yang muncul dari atlet itu sendiri yaitu
meliputi :
1. Bakat, kemampuan yang telah dimiliki secara alamiah sejak lahir atau potensi seseorang
sejak lahir.
2. Skill, kemampuan yang diperoleh atlet dari pelatihan – pelatihan guna meningkatkan
prestasi.
3. Motivasi, niat dasar untuk mendorong meraih prestasi.

Faktor psikologis eksternal merupakan faktor penguat terhadap kualitas pelatihan yang
selanjutnya akan mempengaruhi prestasi, yaitu meliputi :
1. Pelatih, orang yang mampu dan memiliki kemampuan dalam berkompetensi dibidang
untuk membina, mendidik, dan memberikan program pelatihan yang tepat terhadap atlet –
atlet baik pemula, junior, senior hingga dewasa.
2. Organisasi, suatu wadah yang mempunyai struktur kerja sistematis dalam kegiatan untuk
mencapai tujuan bersama.

3. Sarana dan Prasarana, peralatan dan perlengkapan tempat pelatihan olahraga dimana
adanya kemajuan atau perbaikan dan penambahan jumlah fasilitas yang ada dan memadai
untuk menunjang kelancaran jalannya kegiatan untuk kemajuan serta pencapaian prestasi.
4. Dana, keuangan yang dipergunakan untuk menunjang kegiatan pembinaan prestasi baik
atlet, pelatih, maupun untuk sarana dan prasarana olahraga.
5. IPTEK, Ilmu Pengetahuan dan Teknologi yang semakin berkembang dan maju dapat
menunjang efektivitas pencapaian prestasi yang optimal, sehingga atlet dan pelatih
dituntut untuk belajar ilmu baru yang dapat dipelajari melalui jurnal ataupun internet.
6. Orang Tua, dukungan yang terpenting karena orang tua berperan dalam langkah
kemajuan prestasi sang anak. .(Perkasa Warman Yudha, 2013: 6 – 9).
7. Pertandingan atau kompetisi, sebuah muara dari pembinaan prestasi, dengan kompetisi
dapat dipergunakan sarana mengevaluasi hasil pelatihan serta meningkatkan kematangan
bertanding.(Perkasa Warman Yudha, 2013: 10 – 15).
Adapun menurut Adisasmito Lilik Sudarwati (2007: 8 - 15) juga ada faktor fisik dan teknik
dalam mempengaruhi faktor percapaian prestasi yang optimal.
- Faktor Fisik
Faktor yang berhubungan dengan struktur morfologis dan antropometrik atlet.
a. Morfologis, berkaitan dengan struktur tubuh atlet yang ideal, seperti tinggi badan, dan
berat badan atlet.
b. Antropometrik, berkaitan dengan pengukuran kemampuan dalam melakukan gerakan –
gerakan yang berkaitan dengan cabang olahraga yang digelutinya, dimana fisik prima yang
dapat mempegaruhi daya tahan, kecepatan, fleksibilitas, agilitas, koordinasi gerak, kekuatan
dan stamina dengan hidup disiplin baik dalam asupan makanan, maupun tidak merokok
dalam pelatihan maupun menghadapi pertandingan.
- Faktor Teknik
Faktor yang berhubungan dengan ketrampilan khusus dan bisa ditingkatkan untuk
menghasilkan prestasi atlet yang maksimal dengan pelatihan teratur instensif dan dapat
mengembangkan ketrampilan khusus dengan mengoptimalkan ketrampilan atlet tersebut.
Program Pembinaan Pelatihan
1. Sistem Pelatihan
Menurut Hadi Rubianto (2007: 10) Proses secara teratur yang berkaitan dengan kegiatan
melatih dengan mengembangkan dan memberikan perlakuan ketrampilan khusus, dengan
mengoptimalkan ketampilan atlet tersebut, sehingga dapat mengembangkan diri sendiri
dengan meningkatkan bakat, kemampuan, ketrampilan kondisi fisik, pengetahuan, sikap –
sikap, penguasaan kepribadian secara umum.
2. Program Pelatihan
Menurut Tohar (2002: 13) Suatu petunjuk atau pedoman yang mengikat secara tertulis dan
berisi cara – cara yang akan ditempuh untuk mencapai tujuan masa mendatang yang telah
diteatapkan dengan tujuan manfaat sebagai berikut :
a. Menjadi pedoman kegiatan yang mengorganisir untuk mencapai prestasi puncak suatu
cabang olahraga
b. Menghindari faktor kebetulan dalam proses mencapai prestasi puncak olahraga
c. Efektif dan Efisien dalam penggunaan waktu, dana, dan tenaga dalam mencapai tujuan.
d. Mengetahui hambatan – hambatan dengan cepat supaya efektif dan efisien
e. Mempertegas arah dan tujuan yang ingin dicapai.
f. Indikator alat kontrol terhadap pencapaian sasaran.
Adapun menurut Tohar (2002: 24) Program latihan yang dibagi menjadi 3 bagian, yaitu :
a.Program latihan jangka pendek, yaitu diantara 1 tahun ke bawah dengan sasaran pelatihan
jangka menengah dengan pogram pelaksanaan operasional latihan jangka pendek meliputi :
- program harian ( myo cycle ), pelaksanaan langsung program mingguan yang terdiri dari
unit – unit pelatihan harian atau secara kegiatan pelatihan harian dengan masing – masing
sasaran pelatihan harian, kemudian dijadikan pedoman kegiatan pelatihan dengan waktu
pilihan 60,120,180 menit dan seterusnya dengan dasar kegiatan pelatihan tersebut untuk
mencapai sasaran pelaksanaan langsung untuk pencapaian mingguan.
- program mingguan ( micro cycle ), pelaksanaan langsung program periode bulanan terdiri
dari 4 minggu dengan sasaran pelatihan selama 4 minggu dan mengacu pada sasaran target
satu tahun.
- program bulanan ( massa cycle ),pelaksanaan program penjabaran atau rincian dari periode
persiapan pertandingan dan peralihan, dengan sasaran pelatihan bulanan harus terkait sebagai
sasaran dari setiap periode pelatihan dalam waktu satu tahun.
- program pelatihan tahunan ( macro cycle ), pelaksanaan program pelatihan bulanan yang
dijabarkan menjadi periodisasi program pelatihan satu tahun dengan pembagian waktu :
- persiapan 4 bulan, pertandingan 7 bulan dan peralihan 1 bulan
- persiapan 3 bulan, pertandingan 7 bulan dan peralihan 2 bulan
- persiapan 4 bulan, pertandingan 6 bulan dan peralihan 2 bulan
b. Program pelatihan menengah, yaitu antara 2 – 4 tahun dengan pelaksanaan rencana
jangka panjang sehingga prosedur benar.
c. Program pelatihan jangka panjang antara 5 – 12 tahun, dengan tujuan akhir dari cita- cita
puncak prestasi yaitu berupa pemdoman intruksi tidak langsung terhadap jangka menengah
dan rencana jangka pendek, dengan penjabaran rencana jangka panjang dijabarkan menjadi
rencana jangka menengah, selanjutnya dirinci menjadi rencana jangka pendek sehingga
dapat disimpulkan rencana jangka pendek merupakan pelaksanaan langsung rencana jangka
menengah dan merupakan pelaksanaan jangka panjang.
Pembinaan gymnastics artistics menurut FIG ( Federation Internasional Gymnastics )
mengatakan bahwa program pengembangan dan kompetisi kelompok usia FIG ( Federation
Internasional Gymnastics ) ini merupakan upaya untuk menyediakan program persiapan bagi
negara-negara yang kurang berpengalaman dengan senam internasional kontemporer dan
bagi banyak negara yang tidak memiliki sumber daya untuk mengembangkan program
mereka sendiri yaitu antara lain :
1. Fisik
2. Persiapan teknis
3. Kompetisi.
Tahapan dan Karakteristik Penting Pengembangan Kinerja Jangka Panjang (LTPD)
Latihan Dasar Pelatihan Persiapan Pelatihan Lanjutan Performa Tinggi
( BT ) ( PT ) ( AT ) Pelatihan
( HPT )
P L P L P L P L
USIA USI USIA USIA USIA USIA USIA USIA
A
6/7 8/9 8/9 12 9 /10 14 / 13 / 15 / 15 17 / 16 – 18 -
/13 15 14 16 18 17 19

Pelatihan untuk pendidikan

1. Buat prasyarat
Berlatih 1.Sering berlatih 2. Belajar 1. Pelatihan untuk 1. Pelatihan untuk
dan Belajar 2. Berkreasi dan 3. Kompetisi dan kontrol pendidikan / Kompetisi
berlatih Belajar prasyarat dalam atletik dan teknik Belajar
4. Pelatihan dalam
program kompetisi 2. Pelatihan untuk
2. Pelatihan untuk Dunia
Program juara

Lebih lanjut
pengembangan

Unit 1 -2 kali / 2–3 4 -5 x 5–6 x 4 -5 x 5–6x 6–7x 8x 6–7x 8x 9 – 10 x


Pelatihan minggu kali / 2,5 3 jam / 2,5 3 jam / 3 jam / 3 jam / 3 jam 3jam / /
mingg jam minggu jam minggu minggu minggu / minggu Minggu
u / / minggu
mingg mingg
u u
Kuantitas 1/5 jam 2 jam 14 18 jam 14 18 jam 21 jam 24 jam 21 jam 24 jam 27 – 30 jam
Pelatihan jam jam

Metodologi dasar dalam Pengembangan Kinerja Jangka Panjang (LTPD)


Latihan Dasar Pelatihan Persiapan Pelatihan Lanjutan Performa
( BT ) ( PT ) ( AT ) Tinggi
Pelatihan
( HPT )
Prasyarat
Fleksibilitas +++ +++ menjaga menjaga
Kekuatan ++ ++ +++ +++
Teknik / ++ +++ +++ ++…
struktur
dasar
Sedang prasyarat +++ +++ +++
belajar teknis motorik
Penyempur kinerja +++ +++ +++
naan gerakan yang
tepat
Latihan + ++ +++ +++
latihan /
stabilisasi
Karakteristik pelatihan khusus dalam tahapan LTPD

Latihan Dasar Pelatihan Persiapan Pelatihan Lanjutan Performa


( BT ) ( PT ) ( AT ) Tinggi
Pelatihan
( HPT )

No Usia perempuan : No Usia perempuan : No Usia perempuan : No Usia perempuan :


6 -7 tahun 8 – 9 dan 12 – 13 tahun 13 – 14 dan 15 - 16 - 17 tahun
16 tahun
Usia Laki – laki : Usia Laki – laki : Usia Laki – laki :
8 – 9 tahun 9 – 10 dan 14 – 15 tahun Usia Laki – laki : 18 – 19 tahun
15 dan 17 - 18 tahun.

1. TAHAP 1. TAHAP 1. Transfer prasyarat Tujuan


tingkat tinggi ke
- bakat untuk olahraga semua elemen Partisipasi yang berhasil
pertunjukan senam 1.
(kesesuaian) – - pengembangan lebih dan untuk
memperkenalkan (kesulitan, teknik, mengamankan
lanjut dari umum stabilitas) untuk
jam pelatihan prasyarat. tujuan untuk
Kompetisi internasional utama
- pembentukan kontrol internasional
- mendapatkan minat tubuh dengan umum dan kompetisi OG; W.CH;
yang sehat, cerdas cara tertentu selama kontinental kejuaraan
dan anak-anak yang pilihan Kompleksitas tinggi dan internasional
cocok secara fisik fase belajar (sebelum dari keterampilan turnamen.
untuk sering pubertas) mengambil serba bisa dan
2. pengembangan
pelatihan. perkembangan dan Pengembangan ini
- pilihan tahunan kerentanan pertunjukan untuk didasarkan pada dasar
dukungan dan sistem final prognosis untuk W.Ch.
motorik diperhitungkan. pertunjukan (kesulitan,
- mencapai repertoar Penciptaan prasyarat teknik, stabilitas) dan
dasar keseluruhan dari untuk yang spesifikasi yang terus
keterampilan diperlukan berubah dari tingkat
- menciptakan kondisi peningkatan beban dunia dan aplikasi
untuk bertahan dalam pelatihan (dengan aktual dari kode.
3.
kompetisi serba (wajib + Peningkatan
gratis sistematis dari semua Tuntutan kompleksitas
latihan; 2x latihan gratis) faktor beban) untuk yang tinggi untuk:
- pengembangan tuntutan W.Ch. atau prasyarat (kekuatan,
kebugaran fisik untuk Olimpiade siklus fleksibilitas, ( teknis
pelatihan harian yang dasar) tingkat teknis
intensif dan efektif. Adaptasi terhadap yang lebih tinggi – teknis
- persiapan untuk W. Ch. konten dan terbaik
kompetisi frekuensi dan solusi, ,pertunjukan
persyaratan kelas yang spesifikasi kompetisi ekstrim,
lebih tinggi berikutnya / untuk pria dan tingkat kesulitan yang
panggung. wanita tujuannya tinggi yang bertanggung
adalah: untuk jawab, penggunaan
2. TAHAP 2. TAHAP mempersiapkan dan bonus yang efektif,
(usia 8-9 tahun ) 4. menjamin awal yang tingkat tinggi stabilitas /
- pelestarian kemampuan sukses untuk pria berdiri.
Definisi tujuan yang beban di dan wanita
lebih tepat fase remaja dengan TBS = Struktur Dasar
serbaguna, umum dan Teknis
- kesediaan orang tua keterampilan senam
untuk mendukung. dasar TN = Norma untuk
- kondisi kesehatan / - pemurnian umum dan Teknik
fisik spesifik
- kapasitas intelektual prasyarat seperti
kekuasaan! → AN = Norma untuk
- motivasi pribadi Atletik
terhadap Senam (menguntungkan
Artistik fase untuk
- periksa untuk pengembangan umum Pr = Prasyarat
menentukan kapasitas dan
untuk potensi kekuatan khusus
mengembangkan → dan
prasyarat umum. fleksibilitas, struktur
- kemampuan motorik teknis dasar)
- kecepatan / • penggunaan kondisi
kelincahan / individu untuk
kapasitas reaksi persiapan semua elemen
- fleksibilitas, kekuatan latihan wajib dan gratis
dan kekuatan • stabilisasi keterampilan
- aspek psikologis – dalam kompetisi
pedagogis, seperti Rutinitas
sebagai keberanian,
ketakutan
- kapasitas untuk
Berekspresi
3. Stadium (usia 9 tahun,
untuk seleksi juga usia
10 tahun)
- akuisisi senam umum

Prasyarat
- pengembangan
senam - akrobatik
prasyarat dengan
menggunakan
metodis peralatan
(peralatan tambahan)
- pengembangan
keterampilan khas
pertama pada
aparatus / peralatan
kompetisi.

KESIMPULAN
Secara umum hasil dari analisa diatas dapat dinyatakan bahwa kebijakan pembinaan dan
pengembangan dari Club Zasis Gymnastics Surabaya dalam menerapkan polah pembinaan
olahraga prestasi begitu kompleks berusaha untuk mencapai atau menggapai target tujuan
dari pembinaan dan pengembangan dari Club Zasis Gymnastics Surabaya yang dilakukan
untuk sebagai salah satu wadah / tempat / organisasi dengan tujuan untuk meningkatkan
prestasi cabang olahraga senam artistik khususnya di Surabaya dan Jawa Timur.

DAFTAR PUSTAKA

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 3. Tahun 2005. (2007) Tentang Sistem


Keolahragaan Nasional. Kementerian Negara Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia.
Jakarta.
Ch Fajar Sriwahyuniati. (2019). Senam Ritmik Dalam Paradigma Era Globalisasi. Fakultas
Ilmu Keolahragaan. Jogjakarta: JORPRES (Jurnal Olahraga Prestasi), 15 (2), 2019, 67-71.
Budi Sutrisno & Muhamad Bazin Khafadi. (2010). Pendidikan Jasmani Olahraga Dan
Kesehatan 2. Jakarta: Pusat Perbukuan Kemendiknas 2010.
Beni Andriawan & Roas Irsyada / Indonesian Journal for Physical Education and Sport (3)
(1) (2022)
PROFIL ATLET SENAM AEROBIK UMI SRI HARYANI DALAM PENCAPAIAN
PRESTASI Della Rose Ananda Purbowo *, Fransisca Januarumi Marhendra Wijaya* S1
Pendidikan Kepelatihan Olahraga, Fakultas Ilmu Olahraga, Universitas Negeri Surabaya
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 3. Tahun 2005. (2007) Tentang Sistem
Keolahragaan Nasional. Kementerian Negara Pemuda dan Olahraga Republik
Indonesia. Jakarta.
Ch Fajar Sriwahyuniati. (2019). Senam Ritmik Dalam Paradigma Era Globalisasi.
Fakultas Ilmu Keolahragaan. Jogjakarta: JORPRES (Jurnal Olahraga Prestasi), 15
(2), 2019, 67-71.
Budi Sutrisno & Muhamad Bazin Khafadi. (2010). Pendidikan Jasmani
Olahraga Dan Kesehatan 2. Jakarta: Pusat Perbukuan Kemendiknas 2010.
Beni Andriawan & Roas Irsyada. (2022). Indonesian Journal for Physical
Education and Sport

Hafish Adji Prasetya. Dr. Oce Wiriawan, M.Kes. (2019). ANALISIS KONDISI
FISIK ATLET SENAM ARTISTIK KONI SIDOARJO TAHUN 2018 DAN
TAHUN 2019. S1
Pendidikan Kepelatihan Olahraga. Fakultas Ilmu Olahraga. Universitas Negeri Surabaya.

FIG Federation Internationale Gymnastique Program 2015 – 2022

Anda mungkin juga menyukai