Anda di halaman 1dari 8

Serambi Konstruktivis , Volume 2, No.

3, September 2020 ISSN : 2656 - 5781

Manajemen Pembinaan Atlet Atletik Junior Binaan Disparpora Aceh Besar


Tahun 2020

Aldiansyah Akbar1), Fakhrullah2)


1),2)
Universitas Serambi Mekkah
Email : aldiansyah.akbar@gmail.com1, fakhrullahmpo@gmail.com2

Abstrak
Demi tercapainya hasil dan prestasi yang maksimal pada Atlet Atletik junior
Disparpora Aceh Besar maka perlu adanya Manajemen Pembinaan yang jelas dalam
mengikuti berbagai pertandingan cabang olahraga. Tujuan penelitian ini mengetahui;
perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, dan pengawasan pada pembinaan Atlet
Atletik junior Disparpora Aceh Besar. Jenis penelitian ini adalah penelitian evaluatif.
Subjek penelitian ini adalah pembina dan penanggung jawab pusat pembinaan atlet
atletik junior Disparpora Aceh Besar dan Pelatih junior Disparpora Aceh Besar.
Pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara dan studi dokumentasi.
Disimpulkan bahwa (1) Berdasarkan temuan dan analisis data dapat digambarkan
perencanaan pembinaan Atlet Atletik junior Disparpora Aceh Besar adalah sepenuhnya
berjalan dengan baik. (2) Atlet Atletik junior Disparpora Aceh Besar belum
menjalankan fungsi pengorganisasian secara maksimal pada Pembinaan Atlet Atletik
(3) Proses penggerakan pembinaan atlet Atletik junior Disparpora Aceh Besar dalam
menggerakkan anggota-anggotanya pelaksanaan aktivitas organisasi sesuai dengan
kedudukan, tugas dan tanggung jawab dari masing-masing bidangnya, (4) Pembinaan
atlet Atletik junior Disparpora Aceh Besar dalam melaksanakan proses pengawasan
sudah berjalan dengan baik, hal ini terbukti dengan adanya evaluasi harian pada saat
melakukan latihan, baik itu pengawasan terhadap pelaksanaan latihan maupun program
kerja dan program latihan cabang olahraga atletik.
Kata kunci : Manajemen, Pembinaan, Atlet Ateltik

PENDAHULUAN
Atletik merupakan salah satu cabang yang di perlombakan baik ditingkat
daerah,nasional maupun internasional. Atletik dikatakan juga sebagai ibu dari segala
cabang olahraga, karena gerakannya juga terdapat dalam cabang olahraga yang
lainnya.Unsur gerakan yang terdapat dalam olahraga ini juga ada dalam kehidupan
sehari-hari seperti melompat, berlari, berjalan.
Menurut Abdullah (1985 : 37), bahwa : Atletik di Indonesia termasuk olahraga
yang masih muda, karena perkumpulan altetik baru muncul pada tanggal 21 Juli 1971,
yang didirikan oleh orang-orang belanda atau Indo-Belanda dengan nama NIAU
(Nederlands Indische Atletiek Unie)’’. Kemajuan ternyata tidak berjalan lancar,
perkembangan hanya di kota-kota besar saja seperti Jakarta, Bandung, Yokyakarta,
Surabaya, dan Semarang. Jadi, hanya berkisar di pulau jawa saja namun
perkembangannya tidak begitu baik.
Hal ini dapat di lihat dari banyaknya pembangunan olahraga yang di bentuk
oleh pusat untuk menciptakan atlet-atlet baru di aceh.salah satunya ada di stadion lhong
raya banda aceh.Usaha untuk tetap mempertahankan keeksistensian tersebut tidak
mudah. diperlukan pembinaan dan pengembangan yang optimal. Bahwa ada 4 aspek

13
Serambi Konstruktivis , Volume 2, No.3, September 2020 ISSN : 2656 - 5781

pokok yang menentukan prestasi olahraga, yaitu aspek biologis, aspek pisikologis,
aspek lingkungan, dan aspek penunjang (Sajoto 1995:2-5).
Atlet junior binaan Disparpora aceh besar yang sudah dibina selama 5 tahun ini
juga ingin mengembangkan dan mengikuti event-event baik di tingat
kabupaten,provinsi maupun nasional.UU Republik Indonesia No 3 Tahun 2005
Tentang System Keolahragan Nosional (2007 : 30) Mengemukakan bahwa :
pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat bertanggung jawab atas perencanaan,
pengadaan, pemamfaatan pemeliharan dan pengawasan prasarana olahraga.
Binaan Disparpora Aceh besar beberapa tahun yang lalu selalu berupaya
mengambangkan dan sudah banyak melahirkan atlet-atlet junior yang selalu mewakili
Provinsi Aceh pada kejuaraan baik tingkat daerah ,nasional maupun internasional.
Prestasi ini memang belum mencapai hasil yang maksimal banyak hal atau kendala
yang sangat mempengarui prestasi atlet disetiap event-event baik tingkat Daerah,
Nasional maupun Internasional. Dengan dukungan sarana dan prasarana yang cukup,
atletik binaan Disparpora Propinsi Aceh dapat meraih prestasi yang maksimal seperti
yang telah ditunjukkan pada tahun- tahun sebelumnya sehingga olahraga atletik sangat
disegani.
Dalam pelaksananaan latihan di stadion harapan bangsa lhong raya banda aceh,
Terkadang banyak hambatan yang terjadi pada saat proses latihan. Ada saja alasan yang
di utarakan oleh para atlet.misalnya, pada saat disuruh untuk datang tepat waktu ,
mereka tidak menjalankan nya.padahal jarak antara stadion dengan rumah mereka
hanya berkisar antara 10-15 menit. Belum lagi para atlet tersebut tidak mempunyai
kendaraan untuk mengikuti latihan. Terkadang mereka harus berboncengan untuk
sampai ke sana dan ada juga yang di antar oleh orang tua. Dan ketika selesai latihan
mereka akan di jemput oleh orang tua atau temannya.
Program latihan yang diberikan oleh Pelatih amrullah S.pd sesuai dengan
program yang telah ditetapkan untuk atlet binaan Disparpora aceh besar. Pada saat
latihan, pelatih sampai kewalahan menyuruh mereka melakukannya dengan baik dan
benar. Atlet yang salah akan dimarahi , dan akan disuruh mengerjakan lagi dengan
benar. Kemudian Banyak anak-anak ketika poses latihannya pelatih menyuruh
mengerjakan mereka malas. Program latihan yang dilakukan itu untuk meningkatkan
kemampuannya fisik dan keterampilan. Nanti hasil kerja keras yang telah lama dia
kerjakan untuk dia juga nantinya.
Prosedur latihannya nanti akan disesuaikan dengan usia mereka karena masih
terlalu muda. Apabila mereka mengangkat beban yang melebihi kapasitas berat akan
mempengaruhi sistem tubuhnya.Mengingat usia mereka yang masih sangat muda
pelatih harus betul – betul mengarahankan para atlet tersebut untuk serius dan tekun
dalam melakukan latihan. Karena keberhasilan yang telah dilakukan akan dipetik oleh
mereka sendiri nantinya. Latihan yang dilakukan pada jam 3, setiap hari kecuali hari
minggu atau hari- hari besar.
Pembinaan atlet binaan Disparpora ini terus berkelanjutan. Mengingat para
pelatih akan terus berusaha untuk meningkatkan kemampuan para atlitnya dan akan
mencari bibit – bibit yang mampu membanggakan nama aceh besar di tingkat nasional
maupun internasional.
Kemudian sarana dan prasaran di stadion harapan bangsa tersebut tidak terlalu
lengkap. Pada saat proses latihan atlet-atlet aceh besar harus latihan di stadion banda
aceh. Di aceh besar belum mempunyai stadion sendiri. Mengingat hal ini pra pora pada
tahun 2020 aceh besar akan menjadi tuan rumah.

14
Serambi Konstruktivis , Volume 2, No.3, September 2020 ISSN : 2656 - 5781

Melatih para atlet junior binaan Disparpora di butuhkan jangka waktu yang
panjang agar pertumbuhan dan perkembangan gerak pada atlet bisa menyeluruh.dalam
pencapaian prestasi sangat di tentukan faktor fisik,sarana dan prasarana serta program
latihan yang berkelanjutan terutama pada peningkatan kemauan atlet saat
berlatih.kemudian proses latihan yang membuat atlet bosan.pertumbuhan dan
perkembangan pada atlet sering di abaikan dalam proses latihan.penempatan program
latihan menjadi prioritas dijadikan tolak ukur keberhasilan latihan.
Menurut pengamatan peneliti ingin melakukan penelitian tentang “Manajemen
Pembinaan Atlet Atletik Junior Binaan Disparpora Aceh Besar Tahun 2020”

Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Manajemen Pembinaan Atlet
Atletik Junior Binaan Disparpora Aceh Besar Tahun 2020.

TINJAUAN PUSTAKA
Olahraga merupakan sarana untuk mengembangkan sumber daya manusia yang
diharapkan mampu menciptakan manusia yang produktif, jujur, sportif, dan memiliki
semangat, daya juang dan daya saing yang tinggi. Selain itu juga olahraga sangatlah
bermanfaat dalam menjalani kegiatan sehari-hari karena dengan tubuh yang sehat kita
dapat melakukan aktifitas sehari-hari dengan baik. Adapun berbagai cabang olahraga,
baik olahraga beregu maupun perorangan yang diberikan melalui Pendidikan Jasmani
di sekolah, yaitu : atletik, senam, olahraga permainan, beladiri, olahraga aquatic,
olahraga pilihan, pendidikan kesehatan dan pengembangan diri. Depdiknas dalam
Hanafi (2010:1).
Salah satu indikator keberhasilan Pembinaan olahraga tercermin pada tepat
tidaknya pembinaan dan pelatihan serta implementasi dilapangan. Dispora Provinsi
Aceh sebagai lembaga penanggung jawab bidang kepemudaan dan keolahragaan telah
membentuk tim yaitu Atletik dengan tujuan mampu mencetak prestasi yang bagus.
Manajemen pembinaan atlet atletik junior binaan disparpora dihuni oleh atlet-atlet yang
telah mengikuti syarat tes yang ditentukan dengan tujuan agar mendapatkan atlet yang
potensial dan pelatih yang telah di tunjuk oleh Pemda, dalam melakukan latihan di
laksanakan berdasarkan program yang ada dan melaksanakan latihan di Banda Aceh.
Dalam ilmu manajemen olahraga diterangkan bahwa prestasi optimal seorang atlet
atletik sangat ditentukan oleh penerapan fungsifungsi manajemen. Sepengetahuan
penulis selama ini atlet Atletik junior binaan disparpora Aceh kurang cermat dalam
menerapkan fungsi-fungsi manajemen.
Terdapat dua faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal, empat faktor dasar
yang diyakini mempengaruhi penampilan Atlet, yaitu: faktor fisiologis, Antropometri,
Psikologis dan eksternal. Faktor fisiologis terkait dengan kemampuan biomotorik yang
meliputi: daya tahan, kekuatan, kecepatan dan kelincahan yang sangat dipengaruhi
kondisi fisiologi seseorang. Faktor antropometri adalah ukuran-ukuran bagian tubuh
seperti tinggi badan, lingkaran badan, berat badan, panjang tungkai dan sebagainya.
yang tingkat kebutuhan komposisinya berbeda-beda dari tiap cabang olahraga.
Sementara faktor psikologis berhubungan dengan kesiapan dan kesanggupan mental
Atlet untuk berlatih dan bertanding dalam meraih prestasi. sedangkan faktor eksternal
adalah faktor lingkungan alam sekitar termasuk diantaranya adalah sarana dan
prasarana yang memadai berkenaan dengan penguasaan teknik yang efektif dan efisien,

15
Serambi Konstruktivis , Volume 2, No.3, September 2020 ISSN : 2656 - 5781

kemampuan pelatih, komunikasi antara Atlet, Pelatih, wasit dan Pengurus. Serta sering
orang mengatakan faktor manajemen juga yang mempengaruhi prestasi olahraga.

METODELOGI PENELITIAN
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
Deskriptif sedangkan jenis penelitiannya adalah kuantitatif. Penelitian deskriptif adalah
metode penelitian yang tidak dimaksudkan untuk menguji hipotesis tertentu, tetapi
hanya mengambarkan tentang suatu variabel gejala atau keadaan.

Populasi dan Sampel


Penelitian Subjek pada penelitian kali ini adalah komponen keseluruhan yang
ada pada atlet junior Binaan Disparpora aceh besar, yaitu atlet, pelatih serta pengurus.
Dengan variabel penelitian manajemen atlet junior binaan Disparpora aceh besar,

Instrumen Penelitian
Menurut Suharsini Arikunto (2002 : 137) instrumn penelitian adalah alat serta
metode yang digunakan dalam pengumpulan data pada suatu penelitian. Dimana dalam
penelitian ini intrumen yang digunakan adalah wawancara yang merupakan dasar serta
pedoman dalam pelaksanaan pencarian data dengan metode observasi, wawancara dan
dokumentasi,

Pengumpulaan Data
Metode pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu observasi, wawancara (interview),
dokumentasi. Dalam penelitian ini yang akan dijadikan objek wawancara antara lain :
a) Manajemen dan pengurus Disparpora Aceh Besar
b) Pelatih atlet Binaan Disparpora Aceh Besar
c) Atlet binaan Disparpora Aceh Besar

Teknik Analisis Data


Teknik analisis data merupakan langkah yang dilakukan setelah pengumpulan
data. Secara garis besar tahapan-tahapan analisis data menurut Sugiono (2005:92 )
adalah sebagai berikut:
1. Data collection, yakni mengumpulkan data
2. Reduksi data dan informasi tentang manajemen: Perencanaan, Perorganisasian,
Penggerakan dan Pengawasan Atlet Atletik junior Binaan Disparpora Aceh Besar.
3. Display data, yakni pengorganisasian dan penggolongan data atau membuat
rangkuman temuan penelitian secara sistematis, data sesuai dengan fokus
penelitian.
4. Penarikan kesimpulan dan verifikasi, adalah upaya mencari pola, tema atau hal-hal
yang sering muncul sehingga diperoleh suatu kesimpulan yang semakin lama
menjadi semakin jelas seiring dengan semakin banyaknya data yang diperoleh
sehingga mendukung suatu kesimpulan.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang terkumpul dari observasi,
wawancara, dan studi dokumentasi dapat diketahui bahwa pembinaan Disparpora
atletik Aceh Besar telah melaksanakan fungsi manajemennya masih kurang baik proses

16
Serambi Konstruktivis , Volume 2, No.3, September 2020 ISSN : 2656 - 5781

manajemen belum baik, ini terungkap pada aktivitas pelaksana tugas dalam
menjalankan roda manajemennya.

Perencanaan Pembinaan Atlet Atletik Disparpora Aceh Besar.


Berdasarkan temuan diatas mengacu pada hasil observasi, studi dokumentasi
dan wawancara, dapat dideskripsikan perencanaan pembinaan Disparpora Atletik Aceh
Besar belum berjalan dengan baik. Ini berdampak belum tercapainya tujuan dan
sasaran sesuai dengan harapan, pelaksanaan tujuan dan sasaran dalam penyelenggaraan
Atletik Disparpora Aceh Besar belum terarah dengan baik, tahap perencanaan yang
belum baik ini terungkap dari belum baiknya penyusunan rencana stategis dan rencana
opersional dalam pembinaan Atlet Atletik Disparpora Aceh Besar, selain itu
pelaksanaann program-program tersebut tidak terkoordinir dan terarah seperti program
jangka pendek dan jangka panjang, juga belum dijalankan secara optimal dan belum
sesuai dengan perencanaan yang sudah disusun. Dari hasil tersebut sehingga dapat
digambarkan bahwa, Disparpora sebagai pusat pembinaan dan latihan olahraga pelajar
sebagai salah satu alternatif untuk melakukan pembinaan dan pengembangan
olahragawan pelajar potensi berbakat belum menjalankan fungsinya sebagai tumpuan
pasokan olahragawan Aceh Besar khususnya cabang atletik untuk mewakili Aceh
Besar dieven-even nasional . Pusat pembinaan dan latihan olahraga pelajar juga
memiliki tujuan mengahasilkan olahraga pelajar Nasional berprestasi bidang olahraga
dan akademik.

Pengorganisasian Atlet Atletik Disparpora Aceh Besar.


Berdasarkan hasil penelitian tergambar jelas bahwa Proses pengorganisasian
belum berjalan dengan baik, pada Pembagian tugas belum dilaksanakan oleh
penenggung jawab tugas dengan baik, ini tercermin dari tidak sesuainya pembagian
tugas dengan disiplin ilmu yang dimiliki dan dikuasai sesuai dengan fungsi
manajemen. Dari hasil pengamatan observasi dilapangan yang penulis lakukan, hanya
pelatih yang memenuhi kriteria professional kerja serta bersertifikat, karena attitute
pelatih menjadi salah satu bahan pertimbangan bagi Disparpora dalam menentukan
pelatih.
Hedipahman (1996 : 35) mengungkapan bahwa pengorganisasian adalah untuk
menciptakan kegiatan untuk menciptakan tujuan oleh sekolompok orang, dilakukan
dengan membagi tugas-tugas, tanggungjawab, dan wewenang diantara mereka,
ditentukan siapa yang menjadi pemimpin dan dipimpin, serta saling berinteraksi secara
aktif. dalam pengorganisaian ada dua aspek pokok yang perlu diperhatikan yaitu :
1) Asas koordinasi, adalah sistem pengaturan dan pemeliharaan tata hubungan agar
tercipta tindakan yang sama dalam rangka mencapai tujuan bersama, agar
koordinasi ini dapat berjalan dengan mulus, maka diperlukan tiga syarat pokok :
adanya wewenang tertinggi yang berfungsi sebagai pemberi arahan, adanya
kesediaan berkerja sama antara anggota Karena mereka adanya tujuan bersama
yang ingin dicapai dan adanya fasilitas dan serta keyakinan yang sama yang
dihayati oleh semua anggota.
2) Asas hiraki, adalah suatu prose perwujudan koordinasi dalam organisasi dalam
usaha itu akan terjadi suatu tindakan tugas, wewenang dan tanggungjawab
(Sondan ; 1990 - 116). Didalam hirarki perlu adanya : kepemimpinan,
pendelegasian, wewenang dan pembatasan tugas.

17
Serambi Konstruktivis , Volume 2, No.3, September 2020 ISSN : 2656 - 5781

Berdasarkan teori tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa pengorganisasian


dalam pembinaan atlet atletik Disparpora Aceh Besar belum terorganisasi dengan baik
hal ini dilihat dari pembagian tugas dan wewenang belumlah dilaksanakan secara
optimal pada program pembinaan ini.

Penggerakan Pembinaan Atlet Atletik Disparpora Aceh Besar.


Proses penggerakan dalam pembinaan atlet atletik Disparpora Aceh Besar
dijalankan belum sesuai dengan tugas yang diembankan kepada mereka yang
bertanggung jawab dibidangnya. Pengkajian dan evaluasi terhadap fungsi dan tugas
yang telah dilakukan oleh Disparpora melalui rapat. Setiap permasalahan yang terjadi
pada saat penggerakan dikonsultasikan dan dirembuk secara bersama. Dalam
pelaksanaann penggerakan juga terdapat kendala-kendala yang dihadapi dilapangan.
Kendala yang sangat dominan dalam fungsi penggerakan adalah permasalahan tidak
aktifnya para penenggungjawab tugas dalam menjalankan tugasnya.
Pelaksanaann fungsi penggerakkan dalam organisasi dapat dijalankan dengan
baik menggunkan teknik-teknik sebagai berikut :
1) Penggerakan secara, implisit berarti pimpinan organisasi berada ditengah-
tangah pada bawahannya dengan demikian dapat memberikan bimbingan,
intruksi, nasehat dan koreksi jika diperlukan.
2) Secara implisit pula dalam istilah penggerakan telah terungkap adanya usaha
untuk mensingkronisasikan tujuan organisasi dan tujuan pribadi dari pada
anggota organisasi.
3) Secara eksplisit dalam pengertian ini jelas terlihat bahwa para pelaksana
kooperatif dalam memberikan jasa-jasanya memerlukan beberapa macam
perancangan (Sondang; 1990:128).
Berdasarkan teori tersebut tampak jelas bahwa prinsip-prinsip pergerakan
belumlah dijalankan secara optimal oleh Disparpora sebagai penanggungjawab
pembinaan. Para pengemban tugas dalam pembinaan ini belum menjalankan fungsinya
sesuai dengan fungsi penggerakan dalam ilmu manajemen.

Pengawasan Pembinaan Atlet Atletik Disparpora Aceh Besar.


Proses pengawasan dalam pembinaan atlet atletik dilakukan pada kegiatan
pelatihan dimulai dari petugas yang terbawah sampai dengan pelatih yang bertanggung
jawab untuk melatih, akan tetapi fungsi tersebut belumlah dijalankan secara optimal.
Tim monitoring disediakan untuk memonitoring setiap kegiatan pelatihan Atlet Atletik
Disparpora Aceh Besar. Setiap hasil kegiatan yang di evaluasi, kemudian dibahas
melalui pertemuan yang dilakukan setiap minggu. Kegiatan yang dilakukan terkadang
menyimpang dari yang diharapkan, hal ini terjadi karena tugas yang diberikan tidak
dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab. Laporan pelaksanaann kegiatan selalu di
laporkan pada saat dilaksanakan rapat berkala yang dilaksanakan di Disparpora. Dalam
hal evaluasi kendala yang dihadapi adalah masalah pendataan dalam bentuk Atlet serta
proses performance Atlet karena grafik performance tidak dibuat Heidjrachman (1996 :
169) mengungkapan bahwa fungsi pengendalian yang penting dalam kegiatan
manajemen kerena dengan pengendalian yang baik atau efektif merupakan jaminan
bahwa tujuan yang telah ditetapkan dalam rencana akan tercapai. Kegiatan pengawasan
dapat berbentuk pemeriksaan, pengecakan, serta usaha pencegahan terhadap kesalahan
yang mungkin terjadi, sehingga bila terjadi penyelewengan atau penyimpan dapat
ditempuh usaha-usaha perbaikan. Jadi pengawasan mempunyai tiga fungsi :

18
Serambi Konstruktivis , Volume 2, No.3, September 2020 ISSN : 2656 - 5781

1) Mengkoordinasikan kegiatan yang dilakukan masing-masing unit, agar tidak


terjadi tumpang tindih kegiatan atau bahkan mencegah adanya kesalahan atau
penyimpangan dari rencana yang telah disusun.
2) Membandingkan dan mengevaluasi hasil yang telah dicapai dengan rencana
yang telah ditetapkan.
3) Mencatat semua pengawasan untuk dijadikan bahan pertimbangan dan
pelaporan.
Didalam melakukan pengawasan orang harus menggunakan kriteria tertentu.
Adapun beberapa prinsip pengawasan yang harus diperhatikan :
1) Pengawasan harus bersifat menyeluruh. Pengawasan harus meliputi seluruh
aspek program : personal, pelaksanaann program, material, hambatan-
hambatan dan lain-lain
2) Pengawasan dilakukan oleh semua orang yang terlibat dalam program.
Pengawasan bukan hanya dilakukan oleh pemimpin atau petugas-petugas
yang ditujukan tetapi semua petugas pelaksana program mempunyai tanggung
jawab melakukan pengawasan.
3) Pengawasan harus bersifat diagnostik. Pengawasan tidak bertujuan untuk
mencari kesalahan personal, tetapi untuk menemukan kelemahan-kelemahan
atau penyimpangan-penyimpangan program yang dapat menggambarkan
tujuan.
Berdasarkan pembahasan diatas bahwa pegawasan Pembinaan atlet atletik
Disparpora Aceh Besar belum berjalan dengan fungsi penggerakan dalam ilmu
manajemen. Sehingga tampak jelas bahwa fungsi pengawasan yang merupakan aspek
penting dalam menjalankan roda manajemen belumlah dijalankan secara optimal oleh
Disparpora, indikasinya adalah belum dijalankannya fungsi evaluator.

Kesimpulan
Berdasarkan kesimpulan umum tersebut, maka dalam upaya menjawab
pertanyaan penelitian secara khusus, penelitian ini dapat disimpulkan yaitu proses
perencanaan yang dilaksanakan oleh pengurus pada pembinaan atlet ateltik Junior
Disparpora Aceh Besar diawali dengan proses penyusunan program kerja, baik
program kerja jangka panjang yang disusun berdasarkan hasil meeting dan rapat yang
dilakukan maupun program jangka pendek yang disusun berdasarkan hasil program
yang telah dievaluasi perhari dan pada tahap akhir setiap tahun sudah melaksanakan
evaluasi kinerja sepenuhnya berjalan dengan baik. Program kerja hanya dibahas sebatas
wawancara, tetapi secara fisik belum dapat dilampirkan sebagai data dokumen dalam
penelitian. Perencanaan dirancang sebaik mungkin, tetapi belum adanya hasil secara
garis besar dalam pelaksaan di lapangan, sehingga sampai saat ini atlet belum dapat
mencapai prestasi seperti seniornya. Sehingga dapat disimpulkan bahwa perencanaan
pembinaan atletik Junior Disparpora Aceh Besar berjalan dengan baik. Secara umum
Pembinaan atlet atletik belum menjalankan fungsi pengorganisasian dengan baik, ini
terungkap dari hasil wawancara dan observasi dilapangan dengan masing-masing
Pembina yang ada di dalam lingkungan pembinaan atlet atletik Junior Disparpora Aceh
Besar, terlihat bahwa pelimpahan wewenang belumlah terlaksana dan berjalan dengan
baik selain itu pembagian tugas juga belum dilaksanakan secara maksimal dan sesuai
dengan fungsinya. Tata ruang berupa data struktur organisasi belum dapat digambarkan
secara detail, untuk mengetahui yang bertindak sebagai pengurus masih perlu
mengambil data di kantor Disparpora. Sehingga dapat disimpulkan bahwa

19
Serambi Konstruktivis , Volume 2, No.3, September 2020 ISSN : 2656 - 5781

pengorganisasian pembinaan atlet atletik Junior Disparpora Aceh Besar berjalan


dengan baik. Proses penggerakan dalam pembinaan atlet Atletik Junior Disparpora
Aceh Besar belum dapat menggerakkan anggota-anggotanya dalam pelaksanaan
aktivitas organisasi sesuai dengan kedudukan, tugas dan fungsi dari masing-masing
bidangnya. Pelimpahan tugas terhadap pelaksana tugas pada pembinaan ini juga belum
dijalankan sesuai tanggung jawab dibidangnya. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
penggerakan pada pembinaan atlet atletik Junior Disparpora Aceh Besar berjalan
dengan baik. Disparpora sebagai pengawas dalam Pembinaan atlet atletik Junior
Disparpora Aceh Besar belum menjalankan fungsi pengawasannya dengan baik, hal ini
terbukti dengan kurang adanya evaluasi secara berkala, baik itu pengawasan terhadap
pelaksanaan latihan maupun program kerja dan program latihan cabang olahraga dalam
menggunakan anggaran maupun pengawasan terhadap latihan. dapat dikatakan
pengawasan penggunaan anggaran secara keseluruhan dilakukan secara transparan.
Dapat disimpulkan bahwa pengawasan pada pembinaan atlet atletik Junior Disparpora
Aceh Besar berjalan dengan baik.

DAFTAR PUSTAKA
Adi Sasmita Yusuf, (1986). Atletik dan Metodik, Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan UT. Jakarta
Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta.
Rineka Cipta.
Arikunto, Suharsimi. ( 2010). Prosedur Penelitian. Suatu Pendekatan Praktek, edisi
revisi V, Jakarta: Rineka Cipta
Deputi, Bidang Prestasi dan IPTEK, (2004). Olahraga. Petunjuk dan Teknis
Penyelenggaraan Pusat Pembinaan dan Latihan Olahraga
Pelajar.:Kemenegpora.
Gulo, W, (2005). Metodelogi Penelitian, Jakarta: PT Gramedia Widia Sarana
Indonesia.
Handayaningrat, Soewarno. (2002). Pengantar Studi Ilmu Administrasi dan
Manajemen. Jakarta : PT Gunung Agung.
Hedipahman, (1996). Dasar-dasar Manajemen.Yogyakarta.
Harsono, (1988). Coaching dan Aspek-aspek Psikologis dalam Coaching. Jakarta
Ibrahim, (1989). Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung: Sinar Baru.
Indra, Setiawan. (2010). Analisis Manajemen KONI Provinsi Sumatra Barat.
Tesis. Padang. Universitas Padang.
Nasution, S. (1992). Metodelogi Penelitian Naturalistik. Kualitatif Bandung:
Tarsito

20

Anda mungkin juga menyukai