Anda di halaman 1dari 11

Vol. 02. No. 01.

Juni 2022
e-ISSN : 2622-7509
p-ISSN: 2597-3614

ANALISIS PEMBINAAN ATLET PENCAK SILAT REMAJA DI IPSI


KOTA SERANG

Aripin1, Aenul Yaqin2


1,2
Universitas Primagraha
Jl. Trip Jamaksari Komplek Griya Gemilang Sakti Blok A1 No. 1A. Serang-Banten
E-mail: aripinukail@gmail.com

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses pembinaan atlet pencak


silat remaja di Kota Serang dan memberi rekomendasi dari sistem pembinaan atlet
pencak silat remaja di Kota Serang.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskripstif kualitatif. Key
informan pada penelitian ini adalah pengkot IPSI Kota Serang yang masih aktif,
pelatih, atlet pencak silat remaja. Data yang diperoleh melalui observasi langsung,
dokumentasi, dan wawancara. Teknik menentukkan subjek penelitian
menggunakan purposive sampling. Untuk menguji keabsahan dan penafsiran data
penelitian, digunakan triangulasi sumber. Analisis data menggunakan teknik
analisis data dilapangan model Milles dan Huberman yaitu reduksi data, penyajian
data, penarikan kesimpulan.
Hasil penelitian menunjukan bahwa hasil: (1) pembinaan prestasi atlet
pencak silat remaja di Kota Serang terbagi dalam beberapa aspek, yaitu pada bidang
keorganisasian, pada kegiatan latihan lainnya (2) faktor yang mempengaruhi
pembinaan prestasi atlet pencak silat remaja di Kota Serang adalah faktor Pelatih,
faktor atlet pencak silat remaja, faktor sarana dan prasarana dan faktor program
latihan.

Kata kunci : sistem pembinaan, atlet remaja, pencak silat, Kota Serang.
Vol. 02. No. 01. Juni 2022
e-ISSN : 2622-7509
p-ISSN: 2597-3614

ANALYSIS OF YOUTH PENCAK SILAT ATHLETE DEVELOPMENT IN


IPSI SERANG CITY

ABSTRACT

This study aims to determine the process of coaching youth martial arts
athletes in Serang City and provide recommendations on the guidance system for
youth pencak silat athletes in Serang City.
This research uses descriptive qualitative research methods. Key
informants in this study were active IPSI members of Serang City, coaches, and
youth athletes of martial arts. The data obtained through direct observation,
documentation, and interviews. The technique of determining the research subject
uses purposive sampling. To test the validity and interpretation of research data,
source triangulation was used. Data analysis used data analysis techniques in the
field of the Milles and Huberman model, namely data reduction, data presentation,
and conclusion drawing.
The results of the study show that the results: (1) the development of the
athletes' achievements in youth pencak silat athletes in the city of Serang is divided
into several aspects, namely in the organizational field, in other training activities
, the factors of youth martial arts athletes, facilities and infrastructure factors and
training program factors.

Keywords: coaching system, youth athletes, pencak silat, Serang City.


1

PENDAHULUAN (2) Muatan lokal dikembangkan dan


dilaksanakan pada setiap satuan
Pencak silat merupakan cabang pendidikan. Hal ini pun dimaksudkan
olahraga yang sangat populer di bertujuannya untuk olahraga.
Indonesia hampir semua tau pencak Menurut Santoso Griwojoyo
silat. Di dalam kenyataannya pencak dan Didik Jafat Sidik (2013:37)
silat lebih dikenal dengan seni Menjelaskan bahwa “Olahraga adalah
tradisional. Tetapi tidak banyak orang budaya manusia, artinya tidak dapat
yang tau bahwa pencak silat adalah disebut ada kegiatan olahraga apabila
cabang olahraga. Dalam olahraga tidak ada faktor manusia, olahraga
pencak silat terdapat dua kategori apabila tidak ada faktor manusia yang
yaitu kategori tanding dan kategori berperan secara ragawi/pribadi
seni. Kategori tanding terdapat melakukan aktivitas olahraga itu”.
beberapa kelas pertandingan sesuai Segala aktivitas olahraga
dengan berat badan sedangkan pencak silat di tanah air masih sangat
kategori seni dibagi lagi menjadi tiga memerlukan perhatian dan
kategori yaitu tunggal baku, ganda pembinaan khusus, baik dalam usaha
dan beregu. pencarian bibit baru, sistem
Bagi sebagian masyarakat kepengurusan, sarana dan prasarana,
sangat antusias dengan olahraga peranan pelatih dalam usaha
pencak silat, ada yang sekedar ingin mengingkatkan prestasi atlet.
menonton saat pertandingan, ada Pemerintah Republik Indonesia
yang ingin mengisi waktu untuk telah menetapkan arah dan kebijakan
berolahraga dalam melakukan Nasional dalam pembibitan dan
olahraga pencak silat, ada yang ingin pengembangan olahraga (UU tentang
meningkatkan keahlian dalam pencak Sistem Keolahragaan Nasional No.3,
silat bahkan yang ini bercita-cita 2005) menyatakan :
menjadi pesilat profesional. Bahkan “Pemerintah dan pemerintah daerah
pencak silat sudah diajarkan wajib melakukan pembinaan dan
semenjak dini dan sudah menjadikan pengembangan olahraga sesuai
sebagai dasar penunjang gerak untuk dengan kewenangan dan tanggung
siswa/siswi Sekolah dasar hal inipun jawabnya. Pemerintah melakukan
diatur dalam Pasal 77 N Peraturan pembinaan dan pengembangan
Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 olahraga melalui penetapan
tentang Perubahan atas Peraturan kebijakan, pentaran/pelatihan,
Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005, kordinasi, konsultasi, komunikasi,
dinayatakan bahwa : (1) Muatan lokal penyuluhan, pembimbingan,
untuk setiap satuan pendidikan berisi pemasyarakatan, perintisan,
muatan dan proses pembelajaran penelitian, uji coba, kompetensi,
tentang potensi dan keunikan lokal.
2

bantuan pemudahan, perizinan dan pembinaan prestasi yang sering


pengawasan.” dilakukan di daerah-daerah seluruh
Pembinaan merupakan faktor Indonesia, hal ini dilakukan karena
yang berperan penting dalam dunia adanya kompetisi yang dilakukan
olahraga begitupun dengan cabang tingkat Provinsi untuk menjaring atau
olahraga pencak silat. Pembinaan menyeleksi pesilat untuk mewakili
pencak silat harus dilakukan sejak Provinsi Di tingkat Nasional. Pesilat
dini mungkin melalui pencarian yang akan diseleksi dan yang akan
bakat, pembibitan, pendidikan dan menjalankan pemusatan latihan
pelatihan olahraga yang didasarkan merupakan pesilat yang berasal dari
pada ilmu pengetahuan dan teknologi perguruan pencak silat binaan daerah
selain itu untuk melestarikan seni tersebut. Di Kota Serang sudah
budaya warisan leluhur bangsa banyak perguruan yang memiliki atlet
Indonesia. Akan tetapi berkembangan pencak silat yang tidak kalah hebat
atau tidaknya olahraga tergantung dengan perguraun-perguruan pencak
pada olahraga itu sendiri. silat di luar daerah, tentu nya dengan
Pembinaan seorang atlet tidak program pembinaan yang baik maka
dapat dilakukan secara instan, akan mengahasilkan bibit-bibit yang
melainkan melalui berbagai proses baik pula. Hampir setiap tahunnya
dan tahapan dalam kurun waktu IPSI Kota Serang mengadakan
tertentu. Sejatinya tujuan dari kompetisi antar perguruan binaan
pembinaan itu sendiri yaitu untuk IPSI Kota Serang kategori tanding,
mencapai prestasi yang merupakan kategori tunggal, kategori ganda dan
tujuan awal pembinaan. Menurut kategori beregu. Tentunya kompetisi
Pelana (2013:769) Menjelaskan tersebut bertujuan untuk menyeleksi
bahwa prestasi adalah : “Prestasi dan melakukan pembinaan secara
dapat dilihat dari dua segi kualitas dan bertahap dan terperogram yang
kuantitas yaitu perolehan madali nantinya atlet tersebut akan
maupun sejenisnya”. Pembinaan dan bertanding di tingkat Provinsi dan
pengembangkan olahraga prestasi di bersaing dengan kota dan kabupaten
laksanakan dan diarahkan untuk yang ada di Provinsi Banten. Dalam
mencapai prestasi olahraga pada pelaksanaan pembinaan atlet di Kota
tingkat daerah, Nasional dan Serang masih belum maksimal dalam
Internasional. Pembinaan dilakukan pelaksanaannya kesodaritas antar
oleh induk organisasi cabang pengurus, pelatih, atlet sarana dan
olahraga baik pada tingkat daerah prasarana masih belum kompak
maupun pada tingkat pusat. dalam menjalankan program yang
Pemusatan latihan untuk atlet sudah di buat. Pada dasarnya agar
pencak silat tingkat daerah juga mencapai program yang telah dibuat
merupakan salah satu program seharusnya semua komponen yang
3

terlibat haruslah kompak dalam cabang olahraga pencak silat di Kota


menjalankan tugasnya masing- Serang Provinsi Banten. Yang
masing berjudul “Analisis Pembinaan
Berdasarkan pengamatan Prestasi Pencak Remaja Silat Di Kota
peneliti, dalam pembinaan prestasi di Serang”
IPSI Kota Serang masih belum
maksimal banyak pelatih yang METODE
merangkap tugas sebagai kepengurus Dalam penelitian ini penulis
hal itu menyebabkan ketidak fokusan menggunakan pendekatan penelitian
dalam melaksanakan pembinaan yang menggunakan penelitian
secara efektif, yang seharusnya pendekatan kualitatif. Pada penelitian
seorang pelatih fokus untuk membina kualitatif permasalahan belum jelas,
atlit. Menurut Sukadiyanto (2002:3) holistic, komplek, dinamis dan ada
(Wardani K, 2017:7) ada tugas pelatih penuh makna sehingga perlu
diantaranya adalah (1) merencanakan, dipahami secara mendalam apa yang
menyusun, melaksakana, sebenarnya terjadi pada situasi
mengevaluasi proses berlatih melatih, sebenarnya. Menurut Kusumawati
(2) mencari dan memilih bibit-bibit (2015:21) menjelaskan arti penelitian
olahragawan berbakat, (3) memimpin kualitatif adalah “penelitian kualitatif
dalam pertandingan, (4) adalah jenis penelitian yang
mengorganisir dan mengelola proses menghasilkan penemuan-penemuan
latihan, (5) meningkatkan yang tidak dapat dicapai (diperoleh)
pengetahuan dan keterampilan. dengan menggunakan prosedur-
Bukan hanya itu pembinaan prosedur statistic atau cara-cara lain
kepengurusan yang kurang baik dari kuantitatif (pengukuran).’’
dalam menjalankan program sehingga Sedangkan Menurut Sugiyono
dapat menjadi penghalang bagi (2011:9) Metode penelitian kualitatif
kesuksesan meraih prestasi, sarana adalah metode penelitian yang
prasarana yang kurang memadai berlandaskan pada filsafat
banyak fasilitas-fasilitas yang postpositivisme, digunakan untuk
dibawah standar sehingga meneliti pada kondisi objek yang
mempersulit target yang akan di capai alamiah, dimana peneliti adalah
, dan pengrekrutan atlet.Banyaknya sebagai instrument kunci, teknik
atlet titipan yang menjadi salah satu pengumpulan data dilakukan secara
faktor ketidak efektifan suatu tringulasi (gabungan), analisis data
pembinaan. bersifat induktif/kualitatif, dan hasil
Dari latar belakang diatas maka penelitian kualitatif lebih
penulis tertarik untuk melakukan menekankan makna dari pada
penelitian yang berkaitan dengan generalisasi.
pengelolaan pembinaan prestasi pada
4

Penelitian ini termasuk meningkatkan prestasi pencak silat


penelitian deskriptif kualitatif karena khususnya atlet remaja. Dalam
bermaksud untuk mendeskripsikan menganalisis pembinaan atlet
tentang keterangan-keterangan data pencakmsilat remaja di Kota Serag.
yang didapat dari lapangan berupa Peneliti melihat dari emapat aspek
data yang tertulis ataupun lisan yang meliputi organisasi, atlet,
(wawancara) dari orang-orang yang pelatih, sarana dan prasarana.
diteliti saat melaksanakan penelitian Penjelasan tiap -tiap asepek berikut:
berlangsung. a. Organisasi
Pada penelitian ini penelitian Untuk dapat meningkatkan
mengamati tentang pembinaan atlet proses pembinaan olahraga prestasi
pencak silat remaja di Ipsi Kota diperlukan adanya suatu sistem
Serang. Penelitian ini dilaksanakan di organisasi yang baik. Organisasi
kantor IPSI Kota Serang dari tanggal berfungsi mengakomodadi hal-hal
1 s.d 30 bulan september 2020. yang dibutuhkan dalam proses
Adapun kegiatan penelitian ini pembinaan. Oleh sebab itu, organisasi
dilakukan dalam beberapa tahapan, merupakan bagian penting
yaitu dengan cara observasi, pelaksanaan proses pembinaan.
wawancara, dan dokumentasi Kebijakan pembinaan olahraga di
terhadap responden yang akan diteliti. tingkat remaja dibentuk berdasarkan
HASIL DAN PEMBAHASAN undang-undang sistem keolahragaan
Pembinaan atlet berbakat yang nasional yang berbunyi :
dilakukan secara berjenjang yang UU No. 3/2005, tentang
dimulai dari usia dini, remaja hingga Sistem Keolahragaan Nasional, pasal
dewasa merupakan salah satu upaya 27 Khususnya ayat 4 yang berbunyi.
yang dilakuakn untuk membentuk “pembinaan dan pengembangan
atlet yang potensial di masa yang olahraga prestasi dilaksanakan
akan datang. Kota Serang sebagai dengan memberdayakan
daerah yang memiliki Sumber Daya perkumpulan olahraga, menumbuh
Manusia (SDM) yang baik kembangkan sentra pembinaan
diharapkan dapat membetuk suatu olahraga yang bersifat nasional dan
pembinaan yang berkualitas dimana daerah, dan menyengggarakan
nantinya diharapkan dapat kompetisi secara berjenjang dan
menciptakan atlet berprestasi. Akan berkelanjutan”.
tetapi pada kenyataannya Kota Berdasarkan undang-undang
Serang sendiri masih kurang dalam tersebut, maka salah satu langkah
menghasilkan atlet-atlet remaja dalam menyelenggara proses
tentunya ini menjadi perhatian serius pembinaan atlet pencak silat remaja di
oleh pengurus-pengurus pencak silat Kota Serang dibetuk lah Pemusatan
Kota Serang untuk dapat Latihan Kota (PELATKOT).
4

Program PELATKOT untuk atlet “Tingkatkan lagi masalah


pencak silat remaja ditangani pembentukan organisasi agar dalam
langsung oleh pengkot melalui ketua pembinaan sesuai dengan peran dan
harian dan pelatih. Keorganisasian tugas masing-masing.”
berperan melakukan pembinaan,
menyalurkan dana pemasaran pencak Dengan demikian dari hasil
silat khususnya di Kota Serang. wawancara yang dilakukan
Setiap bagian bertanggung jawab mendapatkan kesimpulan bahwa di
akan program kerja yang telah dibuat. dalam kepengurusan IPSI Kota
Namun dalam pelaksanannya pengkot Serang masih belum melakukan
IPSI Kota Seraang belum dapat tugasnya secara maksimal sehingga
melaksanakan pembinaan secara menyebabkan program pembinaan
maksimal. Artinya, setiap pengurus yang dilakukan kurang maksimal,
yang sudah dibentuk belum bekerja perhatian pengurus terhadap atlet pun
secara optimal dan melaksanakan kurang maksimal sehingga banyak
program sesuai dengan bidangnya atlet yang merasa tidak diperhatikan
masing-masing. Hal ini seperti yang secara maksimal oleh pengurus.
diungkapkan oleh DD bahwa b. Pelatih
pengurus kuran memperhatihan atlet- Pelatih merupakan suatu bagian
atletnya : dari sistem pembinaan prestasi
“Ya yang perlu ditingkatkan dan olahraga, karena pelatih mengarahkan
diperhatikan lagi atlet binaan yang kemampuan dan keterampilan atlet
berada di IPSI Kota Serang.Untuk untuk mencapai prestasi yang
atlet harus lebih giat dan jangan optimal. Pelatih yang berada di Kota
malas-malasan untuk meraih Serang masih belum semua nya
prestasi”. memiliki lisensi kepelatihan dan
dalam menjalankan program latihan
Dalam hal ini kepengurusan IPSI masih mengandalkan ilmu
Kota Serang masih belum solid hal ini pengalaman saja masih banyak
di ungkapkan oleh DS : pelatih-pelatih pencak silat di Kota
“Saran untuk kepengurusan harus Serang yang belum memahami
lebih solid dan tingkatkan kembali program latihan yaitu periodisasi. Hal
komunikasi yang baik dan ini pun terjadi karena dari
menjalankan tugasnya masing- kepengurusan sendiri masih sangat
masing”. kurang dalam mengadakan seminar-
seminar mengenai ilmu kepelatihan
Hal yang serupapun disampaikan oleh pelatih yang menyebabkan pelatih-
JF mengenai kepengurusan yang pelatih yang ada di Kota Serang
tidak baik yaitu: kurang memahami program latihan.
Hal ini diungkapkan oleh AJ yaitu:
4

“Untuk pelatih Kota Serang ilmu pengetahuan dan teknologi saat


jumlahnya mungkin sudah cukup. ini.
tetapi pelatih yang berlisensi mugkin c. Atlet
bisa dihitung denga jari.’’ Atlet merupakan komponen utama
dalam proses pembinaan, atlet
Didalam menjalankan tugas menjadi diharapkan untuk dapat memajukan
pelatih seharusnya pelatih hanya olahraga khususnya pencaksilat di
fokus menjalankan tugas sebagai Kota Serang maupun di Indonesia
pelatih saja jangan sampai pelatih pada umumnya. Melalui pembinaan
merangkap tugas sebagai pengurus, diharapkan atlet dapat
hal ini juga disampaikan oleh WI mengembangkan kemampuan dan
yaitu: juga potensi yang dimiliki sehingga
“Untuk pelatih kalo bisa jangan nanti nya dapat mencapai prestasi
merangkap pelatih dan yang optimal. Salah satu upaya untuk
kepengurusan. mengoptimalkan sistem pembinaan
Selain fokus pelatih juga harus bisa atlet pencaksilat remaja di Kota
membedakan kebutuhan sesuai Serang dilakukan melalui program
jenjang yang diberikan. Hal ini pembinaan, yaitu PLATKOT
diungkapkan oleh LDS : (Pemusatan Latihan Kota) yang
“Untuk pelatih harus bisa bertujuan untuk mengoptimalkan
membedakan atlet yang junior dengan pembinaan bagi atlet pencaksilat
atlet yang senior.’’ remaja. Atlet yang masuk
Hal ini perlu diperhatikan lebih oleh PELATKOT merupakan atlet pilihan
pelatih agar materi yang akan yang diseleksi berdasarkan prestasi
diberikan sesuai dengan teknik yang masing-masing individu. Nantinya
dimiliki, dan juga program pemisahan atlet tersebut akan dibina secara
atlet senior dan junior bertujuan untuk continue yang diharapkan atlet-atlet
proses pekembangan secara merata. tersebut agar dapat mengikuti
Dalam hal ini dapat disimpulkan pertandingan di event-event remaja
bahwa kualitas pelatih sangat dari tingkat provinsi hingga tingkat
menentukan keberhasilan seorang nasional. Akan tetapi, dalam proses
atlet untuk mencapai prestasi yang pembinaan atlet tersebut masih
cemerlang. Namun pelatih IPSI Kota banyak mengalami kendala yang
Serang masih banyak yang belum dihadapi oleh atlet itu sendiri seperti
mengetahui tentang periodisasi dan sibuk kuliah, membantu orangtua nya
masih banyak yang belum memiliki bekerja dan mutasi perpindahan atlet.
lisensi pelatih dan juga pemahaman Sedangkan IPSI Kota Serang tidak
pelatih terhadap kualitas latihan bisa memberikan jaminan apapun
masih mengandalkan ilmu terhadap atlet-atlet yang sudah kuliah
pengalaman tanpa dilandasi dengan tadi. Dalam hal ini atlet Kota Serang
7

masih belum maksimal dalam yang sudah lama di bina, dan yang
menjalani latihan ini pun baru masih jauh dari harapan. Atlet
diungkapkan oleh AJ yang kurang merasa percaya diri dan
“Dan untuk atlet saya tidak bisa tidak merasa enjoy dalam latihan
memaksa atlet Karena saya juga tidak sehingga kurangnya pencapaian
bisa memberikan jaminan kepada prestasi dalam pertandingan.
atlet, saya berharap atlet kota serang d. Sarana dan Prasarana
tetap semangat.’’ Proses pembinaan yang baik
akan optimal lagi apabila didukung
Bukan hanya itu faktor atlet nya sediri oleh adanya sarana dan prasarana
pun menjadi sedikit kurang yang memadai. Sarana dan prasarana
terciptanya latihan yang baik hal ini yang dibutuhkn dalam proses latihan
pun diungkapkan oleh JS: pencak silat meliputi padepokan,
“untuk atlet jangan kebanyakan matras, punchbox, body protector,
memberikan alasan untuk mencapai sand sack, deker, dan pelindung
sebuah mimpi.’’ kemaluan. Akan tetapi dalam proses
latihan masih banyak kekurangan dari
Bukan hanya itu pemberian motivasi segi fasilitas. Hal ini diungkapkan
dan semangat pun di berikan agar oleh AJ:
atlet dapat kembali latihan namun hal “Berbicara sarana dan prasarana itu
itupun masih tetap atlet hiraukan sangat minim dan banyak kendala
dikarnakan lebih memilih membatu dari segi peralatan yang kurang
bekerja membantu orang tuanya. Hal memadai dan kantor Ipsi Kota Serang
ini pun ungkapkan oleh RS kita tidak punya jadi kita pakai
“saran untuk atlet tetap semangat seadanya.’’
apalagi di masa pandemic ini harus
tetap menjaga daya tahan tubuh. Tempat latihan yang menjadi kendala
Jangan mengandalkan latihan dengan dalam pembinaan juga di sampaikan
pelatih saja berlatih lah di rumah agar oleh RS:
kelenturannya dapat terjaga.’’ “Sarana prasarana di Kota Serang
Dari pernyataan di atas, masih kurang dalam harapan
nampaknya masih banyak kendala ditambah kota serang belum
yang dihadapi para atlet dalam mempunyai padepokan untuk latihan
mengikuti proses latihan. Mulai dari masih berpindah-pindah tempat.’’
terbenturnya latihan dengan kegiatan
kuliah maupun kegiatan kerja untuk Hal serupa mengenai fasilitas pun di
membantu orang tuanya yang ungkapkan oleh JS :
menjadikan atlet masih belum fokus
terhadap latihan, mutasi perpindahan “Untuk sarana dan prasarana belum
atlet pun menjadi kehilangan atlet seutuhnya di rasakan. Sudah ada
7

matras tetapi itupun harus di ganti kekurangan yang menjadikan atlet


karna sudah mulai lapuk.’’ sulit untuk mencapai prestasi
Berdasarkan hasil wawancara di atas, Saran
untuk sarana dan prasarana sebagai 1. Pengadaan sarana dan prasarana
pendukung dalam proses latihan untuk proses berlatih atlet binaan
nampaknya masih banyak yang IPSI Kota Serang segera di
kekurangan, sehingga atlet maupun lengkapi.
pelatih sangat kesulitan untuk 2. Untuk pelatih dalam proses
melakukan proses latihan. Hal ini pembinaan yang tujuannya untuk
hendaknya menjadi suatu perhatian meraih prestasi yang cemerlang
bagi semua pihak yang terkait dan seorang pelatih harus di dasarkan
harus dicari jalan kelaurnya agar dengan program latihan.
proses latihan berjalan dengan baik. Kemudian untuk proses latihan
harus membedakan atlet yang
sudah junior dan atlet yang sudh
PENUTUP senior.
Simpulan 3. Untuk atlet disarankan untuk tetap
Berdasarkan hasil observasi pada menjaga kesehatan dan semangat
pembahasan , maka dapat diambil dalam melaksanakan latihan.
kesimpulan sebagai berikut: 4. Untuk pengurus harus
1. Keadaan organisasi sudah cukup menjalankan tugasnya masing-
baik tetapi untuk tahun ini IPSI masing yang sudah tertera dalam
belum maksimal dikarnakan dalam AD/ART nya.
hal perekrutan kepengurusan
masih belum secara maksimal
melaksanakan prosedur yang baik
dan kurang maksimal.
2. Keadaan pelatih IPSI Kota Serang
yang sudah lumayan cukup banyak
tetapi masih mengandalkan ilmu
pengalaman. Hanya beberapa saja
pelatih yang sudah memahami
tentang periodisasi atau program
latiahan.
3. Keadaan atlet pun masih banyak
kendala dari latihan dari segi
faktor internal yaitu membatu
orang tua.
4. Dari segi saran dan prasarana IPSI
Kota Serang masih banyak
9

DAFTAR PUSTAKA

Hanif, S. 2016. Manajemen Penyelenggara Pertandingan SepakTakraw. Depok: PT Raja


Grafindo Persada.

Harsono. 2015. Coaching dan Aspek- Aspek Psikologi dalam Choching. Jakarta : PT.
Dirjen. Dikti P2LPT.

Irmansyah, J. 2017. Evaluasi Program Pembinaan Prestasi Cabang Olahraga Bola Voli
Pantai. Jakarta: PT Grafindo Persada.

Johansyah dan Hendro. 2016. Evaluasi Program Pembinaan Olahraga Pencak


Silat Di pusatPendidikan Dan Latihan Pelajar Daerah (PPLPD) Musi Banyuasin.
Jurnal Olahraga Prestasi 2-4.

Klistando. A, Daini. 2018. Pembinaan Sekolah Sepak Bola (SSB) Putra Bayung
Kabupaten Pesisir Selatan. Jurnal Olahraga Prestasi, 1–12.

Kumaidah, E. 2012. Pengertian Eksistensi Bangsa Melalui Seni Beladiri Tradisional


Pencak Silat.

Kusumawati. M. 2015. Penelitian pendidikan penjasorkes. Bandung:Alfabeta.

Umam K. 2017. Pembinaaan Prestasi Olahraga Bola Basket Pada Kelas Khusus
Nasional. (KKO) di SMA Negri 2 Nganglik Sleman. Jurnal Olahraga Prestasi 4-7.

Wardani, K. 2017. PembinaanPrestasi Atlet Pencak Silat Dewasa Di Kabupaten Klaten.


Jurnal Kepelatihan Olahraga 2-4.

Rasyono. 2016. Ekstrakulikuler Sebagai Dasar Pembinaan Olahraga Pelajar. Jurnal


Prestasi Olahraga 7-9.

Sukadiyanto. 2015. Pengantar Teori Metodedologi Melatih Fisik . Yogyakarta: FIK


Yogyakarta.

Sulistiono. 2018. Analisis Manajemen Pembinaann Prestasi Pencak Silat Di Kabupaten


TulangBawang Provinsi Lampung. Jurnal Prestasi Olahraga 9-10

Wibowo, K.et all. 2016. Evaluasi Pembinaan Prestasi Olahraga Bola Basket Di
Kabupaten Magetan. Jurnal Prestasi Olahraga 11-10.

Anda mungkin juga menyukai