Anda di halaman 1dari 6

JPES 3 (1) (2014)

JOURNAL OF PHYSICAL EDUCATION AND SPORTS

http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/jpes

EVALUASI PROGRAM PEMBINAAN BOLA VOLI REMAJA ASAHAN


DI PENGKAB PBVSI (PERSATUAN BOLA VOLI SELURUH INDONESIA)
KABUPATEN ASAHAN PROVINSI SUMATERA UTARA

Joko Priono, Soegiyanto, Sulaiman

Program Studi Pendidikan Olahraga, Program Pascasarjana, Universitas Negeri Semarang

Info Artikel Abstrak


Sejarah Artikel: Penelitian ini bertujuan: (1) Mengevaluasi program pembinaan, kelayakan sarana prasarana,
Diterima Januari 2014 SDM, dukungan pemerintah dan masyarakat dan pembiayaan, (2) mengevaluasi pelaksanana
Disetujui Februari 2014 program latihan, perekrutan pelatih, atlet, kinerja pelatih, penggunaan sarana prasarana, ko-
Dipublikasikan Juni 2014 sumsi, koordinasi, trasportasi, kesejahteraan, (3) mengevaluasi keberhasilan program pem-
binaan. Penelitian ini evaluasi program model Contenece Stake, sumber datanya pengurus,
Keywords: pelatih, atlet, dan KONI. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara, do-
Program Evaluation; kumentasi dan triangulasi. Data dikumpulkan dianalisis secara kualitatif melalui: 1) reduksi
Development; data, 2) penyajian data, 3) penarikan kesimpulan. Hasil penelitian: (1) program pembinaan
Volleyball kurang berjalan baik, (2) Sarana dan prasarana kurang memadai, sumber dana dari anggaran
tahunan KONI, (3) penyeleksian pelatih dan atlet tidak jelas , (4) kinerja pelatih cukup bagus,
(5) kurangnya perhatian pemerintah, (6) program pembinaan kurang jelas, pelatih mendapat
kebebasan membuat program latihan. (7) Asahan menghasilkan satu atlet ditingkat Asean dan
tujuh atlet tingkat nasional. Penelitian ini menyimpulkan: 1) Antecedent, program pembinaan
yang kurang jelas dan masih banyak kekurangan dalam pendanaan yang sangat minim. 2)
Transaction, pelaksanaan program latihan cukup baik, penseleksian pelatih, atlet tidak jelas,
kosumsi, kesejahteraan atlet dan pelatih tidak terjamin dan tidak memiliki transportasi khu-
sus. 3) Outcome, pembinaan Asahan cukup baik untuk tim dan perorangan. Saran, Pengkab
harus lebih aktif dan kreatif dalam proses pembinaan.

Abstract
This study aims to: (1) Evaluate the training program, the feasibility of infrastructure, human resources,
government and community support and funding, (2) evaluate process training programs, recruitmen
coaches, athletes, coaches performance, the use of infrastructure, Consumption, coordination, transporta-
tion, welfare, (3) evaluate the success of the coaching program. This research program evaluation models
Contenece Stake, source data administrators, coaches, athletes, and KONI. Date collection techniques
used observation, interviews, documentation and triangulation. The data collected were analyzed quali-
tatively through: 1) data reduction, 2) the presentation of the date, 3) drawing conclusions. Results of the
study: (1) lack of guidance program runs well, (2) lack of adequate facilities and infrastructure, the source
of funds from the annual budget of of KONI, (3) the selection of coaches and athletes are not clear, (4)
the performance is pretty good coach, (5) lack of attention of the government, (6) lack of clear guidance
program, the coach gets the freedom to make the exercise program. (7) Asahan produce the Asean level
athlete and national level athletes seven. This study concluded: 1) antecedent, coaching programs is less
clear and still many shortcomings in funding was minimum. 2) Transaction, the implementation of the
training program is quite good, recruitmen coaches, athletes are not clear, Consumption, the welfare of
athletes and coaches are not guaranteed and do not have special transportation. 3) Outcome, Asahan
coaching good enough for teams and individuals. Suggestions, Pengkab should be more active and creative
in the development process.

© 2014 Universitas Negeri Semarang


Alamat korespondensi: ISSN 2252-648X
Kampus Unnes Bendan Ngisor, Semarang 50233
Email: soegiyanto_ks@yahoo.com
Joko Priono, dkk./Journal of Physical Education and Sports 3 (1) (2014)

Pendahuluan serta sarana dan prasarana PBVSI Kabupaten


Asahan Provinsi Sumatera Utara.
Pencapaian prestasi puncak dalam Peneliti mengumpulkan data dengan cara
olahraga hanya dapat dicapai melalui proses triangulasi sumber dengan cara penggabungan
pembinaan yang sistematik, terencana, teratur observasi, wawancara, dan dokumentasi
dan berkesinambungan. Pencapaian prestasi dilapangan sehingga dalam menjaring informasi
puncak dalam olahraga hanya dapat dicapai lebih terarah dan sesuai kebutuhan dalam
melalui proses pembinaan yang sistematik, penelitian.
terencana, teratur dan berkesinambungan. Sistem Penelitian ini menggunakan metode
piramida pembinaan olahraga nasional yang analisis kualitatif non statistik, dimana komponen
dimaksud mencakup pemassalan, pembibitan, reduksi data, dan sajian data dilakukan
dan pembinaan prestasi untuk mencapai prestasi bersamaan dengan proses pengumpulan data
puncak (Dirjen olahraga dan Depdiknas, 2004:1). setelah data terkumpul maka, tiga komponen
Kabupaten Asahan adalah salah satu analisis (reduksi data, sajian data, penarikan
Kabupaten yang terletak di Sumatera Utara, kesimpulan) berinteraksi.
Indonesia. Ibu kota Kabupaten Asahan adalah
Kisaran. Berdasarkan hasil studi pendahuluan Hasil dan Pembahasan
peneliti pada bulan Desember 2013 bahwa, di klub
bolavoli Remaja Asahan peneliti memperoleh Evaluasi Antecedent
data prestasi hasil kejuaraan yang pernah Program Pembinaan Pengkab PBVSI
diikuti oleh tim PBVSI Kabupaten Asahan dari Asahan
tahun 2003 sampai 2012. PBVSI Kabupaten “ ......sekarang ini kita sudah memiliki
Asahan mendapatkan banyak prestasi dalam program pembinaan jangka panjang, sedangkan
kejuaraaan di tingkat POPDA maupun PORDA untuk pembinaan usia dini kita sudah
dan PORWIL daerah Sumatera Utara. Namun, menjalankan meliputi anak usia SD, SMP dan
prestasinya selalu naik turun seperti grafik. SMA (usia pelajar) yang berlatih bersama setiap
Dalam penelitian ini dapat dirumukan masalah hari selasa, kamis, sabtu dan minggu......” (bapak
sebagai berikut; (1). Bagaimana Antecedents Taufik pengurus Pengkab PBVSI Asahan).
(masukan) program pembinaan olahraga bolavoli Pengkab PBVSI Asahan sudah
di Asahan? (2). Bagaimana Transaction (proses) menjalankan program pembinaan jangka
program pembinaan olahraga bolavoli Asahan panjang untuk usia dini dalam meningkatkan
? (3) Bagaimana Outcomes (hasil) program prestasi atlet baik tingkat daerah maupun tingkat
pembinaan olahraga bolavoli Asahan?. Adapun nasional, walaupun dalam pelaksanaannya
yang menjadi Tujuan Penelitian ini adalah : (1). Pengkab PBVSI masih mempunyai kendala.
Mengevaluasi antencedents (masukan) program Ketersediaan saran dan prasarana
pembinaan olahraga bolavoli di Kabupaten “......ada, kita memiliki lapangan
Asahan. (2). Mengevaluasi transaction (proses) outdoor, GOR Kisaran, namun lapangan hanya
program pembinaan olahraga bolavoli di GOR hanya bisa digunakan ketika TC saja. kita
Kabupaten Asahan. (3) Mengevaluasi outcome juga tetap berlatih di lapangan outdoor yang
(hasil). berada di alun-alun kota.....”. (Bapak Zaharuddin
Ginting selaku Pelatih).
Metode Dukungan pemerintah dan masyarakat
Berdasarkan dari hasil wawancara
Pendekatan kualitatif yang digunakan bisa di ambil kesimpulan bahwa pemerintah
dalam penelitian ini adalah evaluasi program Kabupaten Asahan memberikan dukungan
dengan model evaluasi Countenence Evaluation berupa dana tahunan yang cinderung minim,
Model (Stake) ditinjau dari tahapan-tahapan selain itu Ketua Pengurus PBVSI selaku anggota
antecedents/context, process dan outcomes, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten
artinya memperoleh informasi yang akurat Asahan yaitu Bapak Zaharuddin Ginting juga
dan objektif serta membandingkan apa yang memberikan penghargaan bagi atlet yang
telah dicapai dari program pembinaan bolavoli berprestasi di tingkat nasional atau internasional
di Pengkab PBVSI Kabupaten Asahan dengan untuk diprioritaskan menjadi pegawai honorer
standar yang telah ditetapkan. Subyek penelitian walau penghargaan itu tidak semuanya dirasakan
ini adalah PBVSI Kabupaten Asahan Provinsi oleh atlit-atlit yang berprestasi lainnya.
Sumatera Utara yang meliputi : pengurus, SDM pendukung
pelatih, atlet, tenaga penunjang, masyarakat, Sumber daya manusia yang ada di

7
Joko Priono, dkk./Journal of Physical Education and Sports 3 (1) (2014)

Kabupaten Asahan sendiri boleh dibilang cukup “........... untuk menjadi atlet Pengkab
bagus, ada pelatih dan wasit yang berlisensi PBVSI Asahan itu harus Pernah menjadi juara
nasional. Hal ini didukung dengan pernyataan pelajar dan kalau dari umum itu kita lihat
salah satu pengurus KONI Asahan yaitu Harun sekilnya bagus atau tidak dan itu kita lakukan
yang ditemui pada tangal 6 April 2014. saat di adakanya kejuaraan Porkab atau
“.............Oh cukup bagus, kita POPDA............” (pengurus Pengkab PBVSI
punya wasit tingkat nasional, pelatih tingkat Asahan bapak Taufik).
nasional dan atlit tingkat Asean dan nasional Pengkab PBVSI Asahan melakukannya
juga...............”. dengan cara penyeleksian yang berdasarkan
Pembianyaan program pembinaan prestasi dan kemampuan individu masing-
“.........Ada, Sumber dana kita hanya dari masing atlet yang bertanding dikejuaraan atau
donatur dan sebagian bantun dari pemerintah event-event Pengkab PBVSI Asahan, tidak ada
yang di salurkan ke KONI Asahan, walaupun kegiatan khusus yang dilaksanakan pengkab
jumlahnya sangat minim dan sedikit kalau PBVSI Asahan untuk menjaring atau untuk
untuk melaksanakan program pembinaan dan mencari atlet-atlet yang berprestasi.
mengikuti TC (Training Center)...........”.(Bapak Kinerja Pelatih
Taufik). Kinerja pelatih PBVSI Asahan sudah
Sumber dana pelaksanaan program yang cukup baik jika dilihat dari perolehan medali
dilakukan oleh pengkab PBVSI Asahan berasal yang diraih pada ajang POPNAS dan ada juga
dari dana APBD yang disalurkan melalui KONI selalu mendapat kepercayaan untuk mengirimkan
yang besarnya setiap tahun berbeda-beda. atletnya mengikui seleksi di tingkat nasional
Pengurus juga melakukan kerjasama dengan dan bahkan ada juga yang terpilih menjadi
pihak lain atau swasta terkait dengan pendanaan perwakilan indonesia dalam kejuaraan bolavoli
yang dibutuhkan oleh pengkab dalam pembinaan tingkat Asean School Game.
atlet bolavoli Asahan. Berdasarkan hasil wawancara kepada
atlet bolavoli yaitu Aris Suwanda pada tanggal 2
Evaluasi Transaction april 2014 berikut:
Pelaksanaan Program Latihan “............ ya cukup bagus, ketika sebelum
“.........dari PBVSI Sendiri tidak berlatih pelatih memimpin doa bersama,
memberikan acuan standar khusus untuk melakukan pemanasan, memberikan sesuai
pembuatan program latihan, pelatih diberikan dengan program latihan,....”
kebebasan untuk membuat sendiri sesuai dengan Penggunaa sarana dan prasarana
keadaan yang ada.......(pengurus Pengkab PBVSI Penggunaan sarana dan prasarana oleh
Bapak Taufik)”. Pengkab PBVSI Asahan kurang maksimal, ini
Pelaksanaan program latihan Pengkab dapat dilihat dari tersedianya lapangan bolavoli
PBVSI Asahan belum berjalan dengan baik, indoor dan outdoor dan jumlah bola yang dapat
pelatih diberi kebebasan dalam hal menentukan digunakan, namun lapangan indoor hanya dapat
program yang hendak dijalankan, seharusnya digunakan ketika ada event-event tertentu saja.
Pengkab PBVSI menilai dan mengevaluasi Sedangkan lapangan outdoor sering digunakan
program latihan yang diterapkan bersama. pada tiap jam latihan.
Pegkab PBVSI Asahan juga melakukan kerjasama Kosumsi
dengan pihak-pihak terkait agar program latihan “..............Untuk konsumsi diberikan
dapat berjalan dengan baik. 3 bulan sebelum mengikuti kejuaraan, anak
Seleksi Penerimaan Pelatih diberikan makanan dan air minum sealah
“...........Kita lihat dari prestasi yang kadarnya............" hal ini disampaikan oleh
pernah diperoleh orang tersebut dan apakah (bapak Taufik selaku pengurus pengkab PBVSI
orang itu mempunyai waktu serta dedikasi buat Asahan).
melatih atau tidak. gitu aja sih..........”.(Bapak Konsumsi yang diberikan kepada atlet
Zaharuddin Ginting pelatih bolavoli, tanggal 2 sangatlah kurang, Tambahan uang makan hanya
April 2014). diberikan ketika akan menghadapi kejuaraan dan
Pengkab tidak melakukan kegiatan khusus jumlahnya juga sangat minim.
dalam penjaringan pelatih sehingga hanya Kesejahteraan
memberdayakan bekas atlit sendiri yang pernah “..........Kalo untuk kesejahteraan saya
berprestasi dikacah nasional atau intrnasional rasa sangat kurang sekali, akan tetapi jika
untuk melatih atlet-altet yang ada. dibandingkan dengan cabang olahraga lain di
Seleksi Penerimaan Atlet Asahan bolavoli lebih baik...........” (bapak Amrin

8
Joko Priono, dkk./Journal of Physical Education and Sports 3 (1) (2014)

pengurus pengkap PBVSI Asahan). bolavoli yang mampu berprestasi baik tingkat
kesejahteraan pengurus, pelatih dan atlet nasional maupun internasional.
pengkab PBVSI Asahan sangatlah kurang, tidak Kelayakan Sarana dan Prasarana
ada sistem gaji perbulan. Pengurus dan pelatih Sarana dan prasarana adalah faktor
hanya mendapatkan gaji perkejuaraan, jadi ketika yang mendukung keberhasilan pembinaan
tidak ada kejuaraan maka sudah dipastikan olahraga yang harus tersedia bagi setiap upaya
mereka tidak akan mendapatkan gaji. peningkatan prestasi sebagai tujuan utama
Transportasi pembinaan olahraga, yang harus tersedia bagi
“............untuk transportasi kita mandiri, setiap upaya peningkatan prestasi sebagai tujuan
anak-anak kesini dengan mengunakan motor utama pembinaan olahraga.
masing-masing, kita hanya menangung masalah Sarana dan prasarana yang lengkap
parkir untuk kendaraan mereka.........” (bapak dan baik akan memberikan kemudahan dan
Taufik pengurus PBVSI). kenyamanan dalam berlatih atau bertanding.
Tidak ada transportasi khusus untuk atlet, Asahan sendiri kurang memiliki sarana dan
transportasi hanya disediakan ketika ada suatu prasarana untuk berlatih bolavoli. Tempat
event kejuaraan diluar kabupaten Asahan. yang dipakai untuk latihan merupakan milik
Koordinasi pemerintah daerah. Pelatih dan pengkab PBVSI
“......Kita koordinasinya ke KONI, karena harus menyikapi tentang masalah jadwal latihan
pemerintah sudah diwakili oleh KONI. Kita juga dan penambahan bola yang menurut standarnya
sering kumpul antara pengurus pelatih dan atlit kurang layak dan kurang.
untuk membahas suatu masalah............” (bapak Dukungan Pemerintah dan Masyarakat
Taufik pengurus pengakab PBVSI Asahan). Pemerintah daerah yang semestinya
Koordinasi untuk semua elemen sudah menjadi pendukung terhadap perkembangan
dilakukan dengan baik. Hal itu terbukti dengan olahraga masih terasa sangat sedikit perannya.
diadakannya rapat atau kumpul-kumpul Dukungan masyarakat Kabupaten Asahan
antar pengurus, pelatih dan atlet dalam setiap terhadap cabang olahraga bolavoli sendiri
kesempatan untuk menyampaikan saran atau masih kurang. seharusnya pemerintah daerah
masalah yang ada. melalui KONI harus memberikan dana sesuai
kebutuhan yang ada dan pasti jumlahnya
Evaluasi outcome sehingga tidak menganggu program yang akan
Dari hasil wawancara dan observasi dilakukan oleh pengkab. Pemberian bonus bagi
memang untuk sekarang ini, prestasi kabupaten atlet yang berprestasi juga harus diupayakan
Asahan sendiri mengalami naik turun hal ini agar atlet dapat termotivasi dalam bertanding.
terjadi karena kabupaten lain sekarang sudah Kegiatan promosi juga harus dilakukan dalam
mulai bagus dalam pembinaanya sehingga mereka setiap pengadaan kejuaraan yang dibuat oleh
mampu untuk berprestasi. pengkab sehingga masyarakat tau dan merasa
tertarik untuk menonton langsung dilapangan.
Antecedent (Masukan) Ketersediaan SDM
Program Pembinaan Pengkab PBVSI Keberhasilan suatu olahraga tidak lepas
Asahan dari peran SDM yang ada, semakin baik SDM
Masalah program pembinaan yang yang berkecimpung dalam suatu olahraga
dilakukan pengkab PBVSI Asahan dapat dijelaskan maka akan semakin baik prestasi yang didapat.
bahwa pengkab sendiri sudah melakukan Pernyataan tersebut bukan tanpa alasan, karena
pembinaan jangka panajang yaitu dengan adanya banyak mantan atlet berprestasi dari Asahan yang
pembinaan usia sekolah. sesuai dengan PPRI, No aktif berkecimpung di dunia bolavoli kabupaten
16, Pasal 21, 2007 tentang Keolahragaan yaitu Asahan. Sumber daya manusia di Asahan
Pembinaan dan pengembangan olahraga melalui yang diharapkan dapat menularkan pegalaman
tahapan pengenalan olahraga, pemantauan, mereka kepada anak asuhnya sehingga atlet
pemanduan, pengembangan bakat dan dapat belajar banyak dari pengalaman mereka.
peningkatan prestasi dalam jalur pendidikan dan Pembiayaan Program Pembinaan
jalur masyarakat. Pembinaan dan pengembangan Pemberian dana yang diberikan
sebagai dimaksud harus dilakukan seba gai proses pemerintah sangatlah minim dan jumlahnya
yang terpadu, berjenjang, dan berkelanjutan. tidak selalu sama disetiap tahun menjadikan
Pengkab PBVSI Asahan sendiri telah melakukan pengurus selalu kelabakan dalam menjalankan
pembinaan yang dimulai dari usia SD, SMP dan program pembinaan.
SMA dengan harapan akan tercipta atlet-atlet Pengurus PBVSI harus dituntut lebih

9
Joko Priono, dkk./Journal of Physical Education and Sports 3 (1) (2014)

kreatif dalam hal pengalangan dana. Pengurus dalam menjalani pembinaan di klub tersebut.
harus bisa mengemas olahraga bolavoli secara Proses penyeleksian yang dilakukan
menarik dan memiliki nilai jual sehingga pihak pengkab PBVSI Asahan adalah melalui kujuaraan
sponsor akan merasa tertarik untuk melakukan tahunan yang ada semisal kejurda, POPDA atau
kerja sama dengan PBVSI, dengan adanya pihak O2SN. Atlet yang berlaga pada kejuaran tersebut
sponsor akan menjadikan olahraga bolavoli dipantau dan kemudian diseleksi untuk masuk
menjadi lebih mandiri tapa harus tergantung kedalam pembinaan yang dilakukan oleh PBVSI
dengan bantuan dana yang diberkan oleh Asahan.
pemerintah daerah. Kinerja Pelatih
Kinerja yang dimiliki oleh pelatih
Transaction (Proses) bolavoli Pengkab PBVSI Asahan tergolong baik,
Pelaksanaan Program Latihan sebagian besar indikator-indikator penilaian
Pelaksanaan program latihan yang telah diterapkan dengan baik oleh pelatih
dilakukan boleh dibilang kurang berjalan dengan PBVSI Asahan penilaian yang dilakukan
baik, jadwal latihan rutin hanya dilakukan ketika observasi kinerja pelatih. Peran pelatih
empat kali dalam seminggu, Pembatasan dalam proses latihan sangat penting bagi
pengunaan lapangan dan minimnya dana yang keberhasilan suatu program pembinaan, peran
ada menjadikan masalah dalam pelaksanaan pelatih sebagai motor dalam pembinaan yang
program jangka panjang. Pelatih terpaksa untuk diharapkan mampu mengarahkan potensi yang
beradaptasi dengan keadaan tersebut, program dimiliki oleh seorang atlet, selain itu pelatih
latihan yang ada disesuaikan dengan kondisi yang juga memiliki tugas merencanakan, menyusun,
terjadi. Jadwal latihan yang hanya empat minggu melaksanakan dan mengevaluasi proses latihan
sekali dan baru ditambah ketika TC yang hanya (Sukadiyanto, 2010:4). Selain itu juga, Harsono
tiga bulan menjadikan pelatih dan pengurus (2004: 32) mengemukakan ada tiga hal yang
PBVSI sulit untuk menerapkan program latihan menunjang suksesnya seorang pelatih : 1)Latar
dengan baik dan kurang maksimal. pelatih diberi belakang pendidikan dalam ilmu-ilmu yang erat
kebebasan dalam hal pembuatan program latihan hubungannya dengan olahraga. 2)Pengalaman
karena pelatih yang sangat memahami keadaan olahraga, baik sebagai atlet maupun sebagai
dilapangan. pelatih. 3)Motivasi untuk senantiasa memperkaya
Seleksi Penerimaan Pelatih diri dengan ilmu pengetahuan, yang mutakhir
Proses penerimaan pelatih hanya melalui mengenai olahraga.
penunjukan langsung dengan sarat ketentuan Penggunaan Sarana dan Prasarana
menjadi pelatih bolavoli di PBVSI Asahan Penggunaan sarana dan prasarana yang
adalah seseorang yang pernah menjadi atlet dimiliki oleh PBVSI Asahan kurang baik, mulai
dan berprestasi baik ditingkat nasional maupun dari pemanfaatan gedung sebagai tempat latihan,
internasional, mempunyai dedikasi untuk jumlah bola, jaring yang mampu menunjang
melatih, memiliki banyak waktu luang dan latihan dan mencapai sasaran latihan karena
memiliki lisensi nasional. Hal ini diungkapkan telah memiliki dan menggunakan lapangan yang
oleh pengurus pengkab PBVSI Asahan. sudah berstandar nasional. Penggunaan gedung
Harsono (2004: 32) mengemukakan sebagai tempat latihan seharusnya menjadi salah
ada tiga hal yang menunjang suksesnya seorang satu faktor yang tidak menghambat pelaksanaan
pelatih :(1)Latar belakang pendidikan dalam program latihan ketika cuaca tidak baik atau
ilmu-ilmu yang erat hubungannya dengan hujan.
olahraga.(2) Pengalaman olahraga, baik Konsumsi
sebagai atlet maupun sebagai pelatih. (3)Motivasi Pemberian konsumsi yang terjadi pada
untuk senantiasa memperkaya diri dengan ilmu atlet bolavoli PBVSI Asahan sendiri bisa dibilang
pengetahuan, yang mutakhir mengenai olahraga. sangat kurang. seharusnya pengkab mulai
Seleksi Penerimaan Atlet mengatur tentang segala kebutuhan konsumsi
Beberapa variabel dalam seleksi atlet yang diperlukan oleh atlet agar kebutuhan
tersebut meliputi usia, potensial (bakat), postur konsumsi dapat terpenuhi dengan baik sehingga
tubuh, dan komponen biomotorik. Apabila semua atlet yang berlatih akan menjadi lebih termotivasi
variabel tersebut sudah dimiliki oleh atlet dan dan lebih sehat guna mencapai prestasi yang
calon atlet, maka besar kemungkinan akan lolos tinggi.
tahap seleksi awal sebagai bahan pertimbangan Kesejahteraan
seleksi berikutnya. Ketekunan dalam berlatih Kesejahteraan pemerintah daerah belum
selalu ditanamkan untuk menjaga mental atlet bisa memberikan jaminan kesejahteraan yang

10
Joko Priono, dkk./Journal of Physical Education and Sports 3 (1) (2014)

baik kepada pengurus PBVSI Asahan, pelatih dana, kelengkapan sarana dan prasarana
bolavoli dan atlet. Padahal dengan kesejahteraan sebagai kendala penentu pelaksanaan program
yang terjamin maka secara tidak langsung pembinaan yang dilakukan Pengkab PBVSI
akan meningkatkan motivasi dan minat semua Asahan. 2)Transaction (Proses) pembinaan
kalangan yang berkecimpung dibolavoli, bolavoli pengkab PBVSI Asahan yang terdiri
mereka akan secara total untuk mencurahkan dari aspek pelaksanaan program latihan, seleksi
perhatiannya kepada olahraga bolavoli tanpa penerimaan pelatih, seleksi penerimaan atlet,
harus terbagi pikiran ke masalah yang lain. kinerja pelatih, penggunaan sarana dan prasarana,
Transportasi konsumsi, kesejahteraan, dan transportasi belum
Pemerintah daerah harus menyediakan terlaksana dengan maksimal oleh pengurus
alat transportasi khusus milik pemerintah yang berdasarkan data dan fakta secara nyata di
digunakan untuk sarana transportasi atlet dan lapangan, hanya aspek koordinasi yang sudah
pelatih menuju tempat latihan atau tempat cukup baik dilakukan oleh pengurus. 3)Outcome
bertanding demi kelancaran suatu program pembinaan pengkab PBVSI Asahan dari tahap
kegiatan. pencapaian prestasi terutama untuk tim yang
Koordinasi mengikuti kejuaraan di tingkat daerah Sumatera
Pengkab PBVSI Asahan sendiri sudah Utara cukup baik, sedangkan keberhasilan di
cukup baik dalam melakukan koordinasi dengan tingkat nasional pernah mengirimkan atlet
pihak-pihak terkait semisal dengan pemerintah bolavoli untuk berlagah di tingkat Asean.
daerah yang diwakili KONI, pelatih, atlet, Pengcap PBVSI Asahan lebih
dan intasi tempat atlet bersekolah atau bekerja memperhatiakan penyediaan sarana dan
demi kelancaran suatu program yang dilakukan prasarana dan harus lebih menekankan
pengkab. proseduuar rekrutmen atlet dan pelatih sesuai
dengan kriterian yang telah ditepkan.
Evaluasi outcome
Secara umum bahwa prestasi yang dicapai Daftar Pustaka
oleh atlet bolavoli Kabupaten Asahan mengalami
naik turun, hal ini terjadi karena dari segi Andi Situmorang. 2012. Gaya Kepemimpinn Pelatih
pembinaan yang dilakukan oleh pengkab PBVSI Olahraga Dalam Upaya Mencapai Prestasi
Asahan masih banyak mengalami kendala dan Maksimal. Online Jurnal_PKR-2_pdf (accessed
10/1/2014)
menurut para pengurus pembinaan di Asahan
Bompa.1983. Theory and Methodology of training.
kurang bisa berkembang dengan baik sedangkan dubuque. Iowa Hunt Publishing Company.
di daerah lain pembinaan atletnya mengalami Cipta.
peningkatan dari segi kualitas. Harsono, 2004. Perencanaan Program Latihan. Bandung
PT Remaja Rosdakarya.
Simpulan KONI Daerah Istimewa Yokyakarta, 2005, Panduan
Pembinaan Olahraga Prestasi Koni DIY.
1)Antecedent Program pembinaan bolavoli Yokyakarta: KONI DIY.
kabupaten Asahan yang meliputi pembinaan KONI Pusat (2000). Panduan dan Pembinaan Bakat
Usia Dini. Garuda Mas. Jakarta.
atlet usia dini Pengkab PBVSI Asahan kurang
Sukardi (2009). Metodologi Penelitian Pendidikan,
berjalan dengan baik, dukungan pemerintah Jakarta, PT Bumi Aksara.
terhadap kemajuan prestasi bolavoli kabupaten Undang Undang Republik Indonesia No 3 Tahun
Asahan masih sangat minim sekali. Keterbatasan 2005 Tentang Sistem Keolahragaan Nasional.

11

Anda mungkin juga menyukai