Anda di halaman 1dari 11

SURVEY MANAJEMEN PROGRAM LATIHAN PADA SEKOLAH SEPAK

BOLA PATRIOT MEDAN (STUDI KASUS)

Oleh :

Fajar Mahda Fitra


Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Medan
Email :

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui manajemen program latihan sekolah
sepakbola Patriot Medan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
survei menggunakan pendekatan kuantitatif. Teknik pengumpulan data menggunakan
wawancara, observasi dan kuisioner/angket tertutup serta dokumentasi untuk
memperoleh data penelitian. Adapun sampel penelitian ini yaitu sebanyak 21 orang
yang terdiri dari 1 orang pengurus,2 orang pelatih, 2 orang asisten pelatih, dan 16 orang
siswa.
Dari hasil sebaran angket manajemen program latihan sekolah sepakbola Patriot
Medan diperoleh hasil sebagai berikut : Untuk fungsi perencanaan program latihan
termasuk dalam kategori sangat baik dengan persentase 87,8%; pengorganisasian
program latihan dalam kategori sangat baik dengan persentase 88,3%; pelaksanaan
program latihan dalam kategori sangat baik dengan persentase 86,0; dan pengawasan
program latihan dalam kategori sangat baik dengan persentase 88,6. Secara keseluruhan
diperoleh hasil manajemen program latihan SSB Patriot Medan termasuk dalam
kategori sangat baik dengan persentase 86,9%.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, dapat disimpulkan manajemen
pengelolaan program latihan SSB Patriot Medan adalah dalam kategori sangat baik.

Kata Kunci : Survey, Manajemen Program Latihan, Sekolah Sepakbola (SSB)

A. Pendahuluan
Permainan sepakbola merupakan salah satu cabang olahraga yang sangat
popular paling banyak digemari dan menarik perhatian masyarakat dunia sampai saat
ini. Olahraga sepakbola ini telah menjadi suatu budaya masyarakat dunia yang sangat
fenomenal di planet bumi ini (Nusri, 2014:13). Keberhasilan pencapaian prestasi cabang
olahraga sepakbola yang maksimal tidak terlepas dari pola pembinaan terhadap bibit-bibit
atlet yang dilakukan selama ini.
Pola pembinaan yang baik dilakukan sejak usia dini, salah satunya adalah melalui
wadah Sekolah Sepakbola (SSB). Nama SSB pertama sekali muncul di Indonesia adalah
pada masa PSSI di bawah kepemimpinan bapak Agum Gumelar. Nama SSB diperakarsai

1
2

oleh Pembina Usia Muda PSSI pada masa itu, yaitu bapak Ronny Paattinasarany.Sekolah
Sepakbola (SSB) merupakan wadah pembinaan sepakbola usia dini yang paling tepat,
saat ini sekolah-sekolah sepakbola kebanjiran siswa. Tujuan utama SSB sebenarnya untuk
menampung dan memberikan kesempatan bagi siswanya dalam mengembangkan
bakatnya. Disamping itu juga memberikan dasar yang kuat tentang bermain sepakbola
yang benar termasuk di dalamnya membentuk sikap, kepribadian dan perilaku yang baik.
Peran dan tanggung jawab SSB mempunyai andil yang sangat besar bagi
perkembangan prestasi sepakbola Indonesia di masa-masa yang akan datang. Di sekolah
sepakbola inilah bibit-bibit pemain sepakbola yang handal banyak ditemukan.
Pembinaan sejak awal menentukan masa depan prestasi pesepakbola. Peran pelatih
profesional diperlukan untuk keberhasilan proses pembinaan. Agar proses pembinaan
berjalan lancar selain pelatih yang handal, sarana dan prasarana memadai, metode
latihan yang tepat, faktor pengelolaan atau manajemen program latihan yang tepat juga
sangat berpengaruh (Susanto dan Lismadiana, 2016:2). Tujuan akhir dari manajemen
olahraga adalah kesuksesan para siswanya dalam mengikuti kejuaraan baik itu secara
nasional maupun internasional (Sunarno, 2018:1).
Manajemen program latihan untuk anak-anak sekolah sepakbola harus sesuai
dengan kapasitas dan karakteristik anak-anak. Masa anak-anak juga masa yang tepat
untuk mengembangkan aspek kerja sama pada sepakbola, karena anak-anak menyukai
berkelompok.
Sekolah Sepakbola (SSB) Patriot didirikan pada tahun 2006 dengan ketua Drs.
H. Hendra DS. SSB ini beralamat di Jalan Air Bersih No. 144, Kelurahan Sudirejo I,
Kecamatan Medan Kota, Kota Medan, Sumatera Utara. SSB Patriot ini selama dalam
pembinaannya dari tahun ke tahun telah banyak menghasilkan pemain-pemain yang
berkualitas dan berprestasi baik dari kelompok pemain usia dini, pemain usia remaja,
maupun pemain yang senior.
Keberhasilan dalam pembinaan tentu saja dicapai melalui serangkaian usaha dan
kinerja dari manajemen program latihan, proses pembinaan sampai proses pelatihan yang
dilakukan bersama-sama secara terprogram dan berjenjang oleh seluruh pengurus SSB
Patriot. Salah satu komponen utama dalam sekolah sepakbola adalah program latihan.
Dalam manajemen program latihan harus memiliki keunggulan agar program latihan itu
efektif, efisien dan mampu mengukur tujuan yang akan dicapai.
3

Dari latar belakang masalah yang telah peneliti uraikan sebelumnya serta hasil
observasi awal tersebut, peneliti merasa tertarik untuk lebih dalam lagi mengetahui
manajemen program latihan sekolah sepakbola Patriot Medan melalui sebuah Skripsi
berjudul “Survey Manajemen Program Latihan Pada Sekolah Sepakbola Patriot Medan
(Studi Kasus)”
Manajemen adalah proses kerja sama antara dua orang atau lebih untuk mencapai
suatu tujuan organisasi dengan melakukan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan,
pengkoordinasian dan pengendalian agar tujuan organisasi tercapai secara lebih efektif
dan efisien dengan menggunakan sumber daya manusia dan sumberdaya lainnnya.
Fungsi-fungsi manajemen yang telah dikemukakan oleh para penulis secara umum
mengandung unsur-unsur sebagai berikut: 1). Perencanaan merupakan suatu kegiatan
membuat tujuan organisasi dan diikuti dengan berbagai rencana untuk mencapai tujuan
yang telah ditentukan sebelumnya. Perencanaan menyiratkan bahwa manager terlebih
dahulu memikirkan dengan matang tujuan dan tindakannya. Biasanya tindakan
manager itu berdasarkan atas metode, rencana atau logika tertentu, bukan suatu firasat.
2). Pengorganisasian merupakan suatu kegiatan pengaturan pada sumber daya manusia
yang tersedia dalam organisasi untuk menjalankan rencana yang telah ditetapkan serta
menggapai tujuan organisasi. 3). Kepemimpinan berfungsi untuk meningkatkan
efektivitas dan efisiensi maksimal kerja secara serta menciptakan lingkungan kerja yang
harmonis, dan dinamis. Kemimpinan termasuk di dalamnya penggerakan, yaitu
melakukan penggerakan dan memberikan motivasi pada bawahan untuk melakukan
tugas-tugasnya.4).Pengendalian merupakan suatu aktivitas menilai kinerja berdasarkan
standar yang telah dibuat untuk kemudian dibuat perubahan atau perbaikan jika
diperlukan.Pengendalian berarti bahwa manager berusaha untuk menjamin bahwa
organisasi bergerak ke arah tujuannya.Apabila ada bagian tertentu dan organisasi itu
berada pada jalan yang salah atau terjadi penyimpangan, maka manager berusaha
menemukan penyebabnya kemudian memperbaiki atau meluruskan ke jalan yang benar.
Menurut Harsuki (2012:77) fungsi manajemen dapat dibagi menjadi dua bagian,
yaitu (1) fungsi organik di mana fungsi ini harus ada dan jika tidak dijalankan maka
menyebabkan ambruknya manajemen; dan (2) fungsi anorganik yaitu fungsi penunjang
di mana jika tersedia, maka manajemen akan lebih nyaman dan efektif, misalnya
fasilitas penunjang untuk berolahraga, hal ini menjadikan nyaman untuk berolahraga.
4

Perencanaan merupakan salah satu fungsi manajemen yang berkaitan dengan


penentuan rencana yang akan membantu tercapainya sasaran yang telah ditentukan.
Pengorganisasian merupakan salah satu fungsi manajemen yang berkaitan dengan
pembagian kerja. Menurut Hasibuan (2011:118) pengorganisasian adalah proses
penentuan pekerjaan-pekerjaanyang harus dilakukan, pengelompokan tugas-tugas dan
membagi-bagikan pekerjaan kepada setiap karyawan, penetapan departemen-
departemen (subsistem) serta penentuan hubungan-hubungan dalam rangka efektivitas
pencapaian tujuan organisasi. Aktuating secara operasional adalah pemberian petunjuk
dari atasan kepada bawahan, bagaimana tugas harus dilaksanakan, memberikan
bimbingan dalam rangka perbaikan cara bekerja. Aktuating berhubungan erat dengan
sumber daya manusia yang akhirnya merupakan pusat aktivitas jalannya manajemen.
Menurut Terry (2019:154),pengarahan adalah mengintegrasikan usaha-usaha anggota
suatu kelompok sedemikian, sehingga dengan selesainya tugas-tugas yang diserahkan
kepada mereka, maka mereka memenuhi tujuan-tujuan individual dan kelompok.
Pengendalian harus terdapat alat ukur yang dapat mengidentifikasi kejadian yang baru
dalam proses pengawasan. Kegiatan pengawasan dapat menjadi tolak ukur seberapa
jauh hasil yang telah dicapai. Pengendalian adalah suatu proses untuk menerapkan
pekerjaan apa yang sudah dilaksanakan, menilainya, dan bila perlu mengoreksi dengan
maksud supaya pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan rencana semua.
Sekolah sepakbola (SSB) merupakan sebuah organisasi olahraga khususnya
sepakbola yang memiliki fungsi mengembangkan potensi yang dimiliki siswa. Tujuan
SSB untuk menghasilkan siswa yang memiliki kemampuan yang baik, mampu bersaing
dengan SSB lainnya, dapat memuaskan masyarakat dan mempertahankan kelangsungan
hidup suatu organisasi. Selain itu juga untuk melatih siswa dengan teknik yang benar,
mengantarkan siswa untuk meraih prestasi yang baik. Tujuan utama SSB sebenarnya
untuk menampung dan memberikan kesempatan bagi siswanya dalam mengembangkan
bakatnya. Disamping itu juga memberikan dasar yang kuat tentang bermain sepakbola
yang benar termasuk di dalamnya membentuk sikap, kepribadian dan perilaku yang
baik. SSB merupakan detak jantung pembinaan pesepakbolaan usia muda di Indonesia
(Zahir dkk, 2018: 8).
Adapun tahapan jenjang pada pembinaan anak SSB Menurut Scheunamann,
(2008:34) dibagi atas 3 tingkatan yang berbeda didasarkan pada tingkatan usia yaitu:
5

kelompok tahap pemula (fun phase), kelompok tahap menengah (formative phase), dan
kelompok tingkat mahir (final youth). Menurut Peraturan Organisasi Persatuan
Sepakbola Seluruh Indonesia (PO-PSSI) tahun 2015, mengenai Sekolah Sepakbola
(SSB), Perkumpulan Sepakbola ataupun Klub Sepakbola disekolah-sekolah, merupakan
wadah pembinaan sebagai tempat bagi pembinaan Pemain Muda. Keberadaannya
dihimpun serta dibina oleh Klub dan Pengcab PSSI.
Untuk mencapai peningkatan prestasi olahraga, diperlukan suatu proses latihan
dan waktu. Latihan adalah suatu proses pembentukan kemampuan dan keterampilan
atlet yang sistematis yang dilakukan secara berulang-ulang, semakin hari beban latihan
semakin meningkat, dan dilaksanakan dalam kurun waktu yang panjang. Program
latihan perlu disusun dan dilaksanakan dengan memperhatikan prinsip-prinsip latihan
dan dilaksanakan melalui pentahapan, teratur, berkesinambungan, dan terus menerus
tanpa berselang. Prinsip-prinsip latihan tersebut meliputi prinsip beban bertambah
(overload), prinsip spesialisasi (specialization), prinsip perorangan (individualization),
prinsip variasi (variety), prinsip beban meningkat bertahap (progressive increase of
load), prinsip perkembangan multilateral (multilateral development), prinsip pulih asal
(recovery), prinsip reversibilitas (reversibility), prinsip menghindari beban latihan
berlebih (overtraining), prinsip melampaui batas latihan (the abuse of training), prinsip
aktif partisipasi dalam latihan, prinsip proses latihan menggunakan model (Budiwanto,
2012:17).
Program latihan adalah rancangan mengenai asas-asas atau dasar-dasar serta usaha-
usaha yang akan dijalankan secara sistematis dari pada kegiatan berlatih yang dilakukan
secara berulang-ulang dengan menambah jumlah beban dan intensitasnya. Program latihan
adalah proses perencanaan suatu kegiatan latihan yang mengacu kepada prosedur yang
terorganisasi dengan baik (well organized), yang metodis, dan yang ilmiah, agar bisa
membantu siswa untuk mencapai prestasi yang setinggi-tinggi nya. Jadi perencanaan
program atau training plan merupakan alat yang penting bagi pelatih untuk bisa
melaksanakan program secara well organized (Harsono, 2017:3).
Program Latihan Tahunan (PLT) untuk kebanyakan cabang olahraga pada
dasarnya dibagi dalam 3 (tiga) tahap, yaitu: Tahap Persiapan (Preparation Period),
Tahap Pertandingan (Competition Period), dan Tahap Transisi (Transition Period)
6

(Bompa, 1994). Pembagian ini perlu karena sasaran atau tujuan dan substansi latihan
pada setiap tahap tersebut amat berbeda dan harus berbeda.
Tabel 1. Tahap Latihan dan Tahap Bagian ( Sub-phases).

Program Latihan Tahunan


Tahap Tahap
Tahap Persiapan Tahap Pertandingan
Latihan Transisi
Tahap
TPU TPK TPP TPUT Transisi
Bagian

Pelatih adalah seorang profesional yang menguasai metodologi latihan untuk


membantu atlet dalam memperbaiki penampilannya agar dapat meraih prestasi yang
maksimal dalam relatif waktu yang singkat.
Tugas dari seorang pelatih adalah jauh lebih luas dari sekedar di lapangan saja,
dia juga adalah seorang guru, pendidik, bapak, teman sejati.Sebagai guru, dia disegani,
sebagai bapak dia dicintai, sebagai teman sejati dia dipercaya dan tempat untuk
mencurahkan isi hati. Seorang pelatih adalah senantiasa seorang pendidik, seorang guru;
akan tetapi seorang guru belum tentu seorang pelatih (Harsono, 1988:5).
B. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey dengan
menggunakan pendekatan kuantitatif. Menurut Sugiyono (2018:11-12) pengertian
penelitian survei adalah penelitian yang dilakukan pada populasi besar maupun kecil,
tetapi data yang dipelajari adalah data dari sampel yang diambil dari populasi tersebut,
untuk menemukan kejadian-kejadian relatif, distribusi, dan hubungan-hubungan antar
variabel sosiologis maupun psikologis”. Metode survey digunakan untuk mendapatkan
data dari tempat tertentu yang alamiah (bukan buatan), tetapi peneliti melakukan
perlakuan dalam pengumpulan data, misalnya dengan memberikan kuesioner.
Sampel dalam penelitian ini adalah 21 orang sebagai berikut: 1. Pengurus, 1
orang, 2. Pelatih, jumlah pelatih adalah 2orang dan 2 asisten pelatih, 3. Siswa, jumlah
siswa yang menjadi sampel adalah 16 orang.
Teknik pengumpulan data yang dilakukan penulis untuk mendapatkan data
dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan kuesioner/angket. Angket adalah
salah satu cara yang tepat untuk mengumpulkan data siswa, instrumen angket
menggunakan Skala Likert, yaitu skala yang digunakan untuk mengukur persepsi, sikap
7

atau pendapat seseorang atau kelompok mengenai sebuah peristiwa atau fenomena
sosial berdasarkan defenisi operasional yang telah ditetapkan oleh peneliti. Angket
penelitian ini dibuat berdasarkan teori manajemen oleh George R. Terry (Tisna dan
Sudarma, 2014:16). Angket terdiri dari 60 pernyataan dengan tiap pernyataan memiliki
lima pilihan, yaitu SS (Sangat Setuju), S (Setuju), CS (Cukup Setuju), Tidak Setuju
(TS) dan STS (Sangat Tidak Setuju).
Tabel 2. Pedoman Penskoran dan Penilaian Hasil Angket

Alternatif Jawaban Responden Skor (Nilai)


Penyataan Positif Pernyataan Negatif
Sangat Setuju 5 1
Setuju 4 2
Cukup Setuju 3 3
Tidak Setuju 2 4
Sangat Tidak Setuju 1 5

Nilai Persentase Kriteria Penilaian


81 – 100 % Sangat Baik
61 – 80 % Baik
41 – 60 % Cukup Baik
21 – 40 % Kurang
0 – 20 % Sangat Kurang

Hasil uji coba angket, diperoleh hasil dari 60 item soal angket yang di uji cobakan
ternyata 7 item angket tidak valid (angket no. 1,3,4,5,10,15 dan 35), sehingga terdapat
53 item soal angket yang akan digunakan pada penelitian ini.
Teknik analisis data dalam penelitian kuantitatif adalah menggunakan statistik
deskriptif. Perhitungan analisis data adalah dengan mencari besarnya frekuensi relative
dengan rumus persentase, sebagai berikut:

Keterangan:
P = Persentase yang dicari (Frekuensi Relatif)
F = Frekuensi jawaban yang diperoleh
N = Frekuensi jawaban maksimal
C. Hasil Penelitian Dan Pembahasan
1. Deskripsi Data Perencanaan Program Latihan
8

Untuk fungsi perencanaan program latihan sebesar 87,8%. Fungsi perencanaan


program latihan pada SSB Patriot Medan disusun oleh seluruh pengelola, dengan
persetujuan dari pelatih kepala.
2. Deskripsi Data Pengorganisasian Program Latihan
Untuk fungsi pengorganisasian program latihan sebesar 88,3%. Fungsi
pengorganisasian program latihan pada SSB Patriot Medan Dalam suatu kepengurusan
SSB, termasuk pada SSB Patriot Medan keberadaan struktur organisasi sangat
dibutuhkan dimanaitu berfungsi sebagai arahan tugas dan tanggung jawab dari masing-
masing bagian yang ada agar tidak tumpang tindih satu sama lain.
3. Deskripsi Data Pelaksanaan Program Latihan
Untuk fungsi pelaksanaan program latihan sebesar 86,0%. Dalam melakukan
pelaksanaan (aktuating) program latihan untuk memberikan perintah pelatih kepala
terhadap pelatih tiap-tiap usia. Fungsi pelaksanaan/menggerakkan seluruh program
latihan merupakan tugas dan tanggung jawab pelatih kepala. Pelatih kepala dalam
pengelolaan sekolah sepakbola (SSB) Patriot Medan adalah orang yang paling
bertanggung jawab dalam fungsi penggerakan dalam pengelolaan program latihan
sekolah sepakbola (SSB) Patriot Medan.
4. Deskripsi Data Pengawasan Program Latihan
Untuk fungsi pengawasan program latihan sebesar 88,6%. Fungsi pengawasan
program latihan pada SSB Patriot Medan dijalankan berlandaskan keberadaan struktur
organisasi sangat dibutuhkan dimanaitu berfungsi sebagai arahan tugas dan tanggung
jawab dari masing-masing bagian yang ada agar tidak tumpang tindih satu sama lain.
Berdasarkan data pada di atas, dapat dilihat bahwa jawaban responden mengenai
manajemen program latihan SSB Patriot Medan, perencanaan program latihan yang
dimiliki dalam kategori sangat baik dengan persentase 87,8%; pengorganisasian
program latihan dalam kategori sangat baik dengan persentase 88,3%; pelaksanaan
program latihan dalam kategori sangat baik dengan persentase 86,0; dan pengawasan
program latihan dalam kategori sangat baik dengan persentase 88,6; dan manajemen
program latihan SSB Patriot Medan dalam kategori sangat baik dengan persentase
86,9%.
Untuk lebih jelasnya tentang data hasil penelitian mengenai manajemen program
latihan SSB Patriot Medan, dapat digambarkan dalam bentuk grafik berikut :
9

Gambar 1. Grafik Manajemen Program Latihan SSB Patriot Medan.

Pada fungsi perencanaan diperoleh hasil bahwa kegiatan perencanaan program


latihan yang disusun berdasarkan periodesasi/ tahapan / fase latihan dan perencanaan
program latihan yang disusun mencakup aspek fisik, teknik, taktik dan mental
merupakan kegiatan perencanaan yang telah dilaksanakan dengan sangat baik. Untuk
fungsi pengorganisasian, diperoleh hasil bahwa kegiatan pengorganisasian yang telah
berjalan dengan sangat baik seperti: mengorganisasikan siswa untuk berlatih sesuai
dengan arahan pelatih dan asisten pelatih, mengorganisasikan siswa untuk wajib
menjaga sarana dan prasarana olahraga yang ada dan pemakaian sarana dan prasarana
diatur dengan sebaik-baiknya. Untuk fungsi pelaksanaan, diperoleh hasil bahwa
kegiatan yang telah berjalan dengan sangat baik. Untuk fungsi pengawasan, diperoleh
hasil bahwa kegiatan pengawasan yang telah berjalan dengan sangat baik seperti :
kegiatan evaluasi yang selalu diadakan setiap selesai kegiatan latihan, pelatih dan
asisten pelatih melakukan pengawasan saat siswa berlatih, asisten pelatih menegur
siswa jika tidak mendengarkan arahan saat berlatih dan asisten pelatih berkewajiban
mengawasi kelancaran jalannya latihan.
10

D. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, dapat disimpulkan manajemen
program latihan pada SSB Patriot Medan dalam kategori “sangat baik”.

DAFTAR PUSTAKA

Budiwanto S. (2012). Metodologi Latihan Olahraga. Fakultas Ilmu Keolahragaan,


Universitas Negeri Malang. Malang.

Bompa O. Tudor. (1994). Terjemahan Buku Theory And Methodology Of


Training.Bandung: Program Pascasarjana Universitas Padjajaran.

Harsono.(1988). Coaching dan Aspek-aspek psikologis dalam Coaching. Jakarta: CV.


Tambak Kusuma.

________ .(2017). Kepelatihan Olahraga. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

________.(2017). Periodisasi Program Pelatihan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Harsuki.(2012). Pengantar Manajemen Olahraga. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Hasibuan Malayu S.P. (2011). Manajemen Dasar, Pengertian dan Masalah. Bandung:
Haiji Masagung.

Nusri Ardi. (2014). Teori dan Praktik Sepakbola. [Diktad]. Medan. Universitas Negeri
Medan.

Scheunamann, Timo. (2008). Empat Belas Ciri Sepakbola Modern. Malang: Dioma.

Sugiyono. (2018). Metode Penelitian Pendidikan. Pendekatan Kuantitatif, kualitatif,


dan R & D. Bandung: Alfabeta

Susanto Nugroho dan Lismadiana, (2016). Manajemen Program Latihan Sekolah


Sepakbola (SSB) Gajah Mada (GAMA) Yogyakarta.Jurnal Keolahragaan. 4(1),
98-110.

Sunarno Agung. (2018). Peningkatan Kapasitas Manajemen Olahraga Pengurus


Provinsi Cabang Olahraga Di Sumatera Utara. Medan: Jurnal Ilmu
Keolahragaan Vol. 17 (1), Januari – Juni 2018.

Terry, G.R., dan Rue, L.W, (2019). Dasar-Dasar Manajemen. Jakarta: Bumi Aksara.

Tim Dosen IKOR, (2020). Pedoman Penyusunan Skripsi. Jurusan Ilmu Keolahragaan,
Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Medan. Medan.
11

Tisna G.D., dan I Nyoman Sudarmada, (2014). Manajemen Olahraga. Yogyakarta:


Graha Ilmu.

Zahir dkk, (2018).Manajemen Pembinaan Sekolah Sepakbola (SSB) Bina Bangsa


Bandar Lampung. Lampung: Jurnal FKIP. Vol. 3 (1) 2018 Universitas
Lampung, Bandar Lampung.

Anda mungkin juga menyukai