Anda di halaman 1dari 18

PENGARUH PENGORGANISASIAN TERHADAP PENINGKATAN

MUTU PENDIDIKAN

Oleh: Lailia Lutfiaturohma / 126201213222

A. PENDAHULUAN

1. Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah suatu hal yang sangat penting demi kemajuan zaman.

Semua orang mayoritas menginginkan pendidikan karena semakin tinggi

pendidikan yang ditempuh sesorang maka semakin baik orang tersebut.

Bahkan setiap orang dianjurkan untuk terus melanjutkan pendidikan

sepanjang hidup.1

Dalam sebuah pendidikan pasti mempunyai beberapa peranan yang sangat

penting demi mencapai pendidikan yang diharapkan, salah satunya yakni

pengorganisasian. Kepala sekolah atau manajer pendidikan diharuskan

memahami tujuan dari pendidikan yang dia pimpin. Kepala sekolah harus

memahami perincian kerja, pembagian kerja yang jelas, pengelompokkan

kerja, koordinasi pekerjaan, monitoring dan reorganisasi bagi semua pegawai

yang menjadi bawahannya. Jika semua tugas ini dilaksanakan dengan baik

maka kegiatan sekolah berjalan lancar dan tujuan dapat tercapai.2

1
S. Nasution, Sosiologi Pendidikan, (Jakarta, PT Bumi Aksara, 2011), Cet VI, hal. 13
2
Daryanto, Administrasi Pendidikan (Jakarta, PT Rineka Cipta, 2006), Cet 1, hal. 83.

1
Berdasarkan prosedur pengorganisasian di atas, penulis dapat

menyimpulkan bahwa dalam pengorganisasian memiliki prosedur sebagai

berikut:

1. Identifikasi pekerjaan

2. Pengelompokan tugas

3. Menyebutkan fungsi-fungsi pekerjaan atau tugas

4. Pendelegasian wewenang

5. Membuat aturan dalam pekerjaan dan

6. Menetapkan setiap hubungan kerja.3

Di era otonomi institusi pendidikan sekarang ini, tugas dan tanggung

jawab untuk mewujudkan sekolah yang bermutu tak lepas dari bagaimana

proses pengorganisasian, persyaratan, keterampilan, dan kompetensi seorang

manajer dalam memimpin dan menjaga lembaganya bersama dengan semua

bawahanya. Oleh karena itu seorang manajer sekolah sudah seharusnya

mampu memperhatikan, memahami dan mengaplikasikan konsep-konsep

ilmu manajemen termasuk pengorganisasian yang berkembang dewasa ini.

Aplikasi pengorganisasian pada lembaga pendidikan untuk menciptakan

sekolah yang dikelola agar menjadi lebih efektif dan efisien.

Edukasi wadah proses sosialisasi, dan wadah transformasi, sehingga

mampu mengantarkan anak didik menjadi seorang terdidik, memiliki

3
Ibrahim Bafadal, Majanemen Peningkatan Mutu Sekolah Dasar, hal.20

2
kedewasaan mental dan sosial, serta memiliki ilmu pengetahuan dan

teknologi, termasuk juga kebudayaan bangsa. 4

Dari uraian di atas bahwa jika proses pengorganisasian dilakukan dengan

baik dan ilmiah, maka organisasi yang disusun akan baik, efektif, efisien dan

sesuai dengan kebutuhan pendidikan dalam mencapai tujuanya, serta dapat

meningkatkan mutu pendidikan. Hal inilah yang mendasari penulis

mengadakan penelitian untuk mengetahui adanya pengaruh pengorganisasian

terhadap peningkatan mutu Pendidikan.5

2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis akan mengemukakan

permasalahan sebagai berikut:

a. Bagaimana prinsip pengorganisaian terhadap peningkatan mutu?

b. Bagaimanah komponen pengorganisasian terhadap peningkataan mutu?

c. Bagaimana Langkah – Langkah pengorganisasian dalam peningkatan

mutu?

3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan dari penelitian 6ini

sebagai berikut:

a. Untuk mengetahui prinsip pengorganisaian terhadap peningkatan mutu

4
Nanang Fatah, Landasan Manajemen Pendidikan. Cet. VII. (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
1996), h. 71
5
T. Hani Handoko, Manajemen. (edisi kesebelas). (Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta, 2011), h. 24

3
b. Untuk mengetahui komponen pengorganisasian terhadap peningkataan

mutu

c. Untuk mengetahui Langkah – Langkah pengorganisasian dalam

peningkatan mutu

B. KAJIAN PUSTAKA

1. Pendidikan

Pendidikan merupakan hal yang sangat penting dalam kemajuan dunia dan

manusia. Tidak ada batasan waktu bagi seseorang untuk terus belajar, yakni

sejak lahir hingga seseorang tersebut meninggal dunia. Tidak hanya sebagai

hal yang bisa membantu dalam perkembangan dunia, namun juga bisa

menjadi sebuah titik tolak atau motivasi untuk bekal di akhirat kelak.

Salah satu bagian penting pendidikan yang mempunyai peranan dalam

mencapai tujuan pendidikan yaitu pengorganisasian. Seorang manajer sekolah

harus mengetahui tujuan organisasi yang ingin dicapai, manajer perlu

melakukan perincian kerja, pembagian kerja yang jelas, pengelompokan kerja,

koordinasi pekerjaan, monitoring dan reorganisasi bagi semua pegawai yang

menjadi bawahannya.7 Jika semua tugas ini dilaksanakan dengan baik maka

kegiatan sekolah berjalan lancar dan tujuan dapat tercapai. Pengorganisasian

7
Bafaradal, I. ( 2003 ). Manajemen Peningkatn Mutu Sekolah Dasar.Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Daryanto. (2006). Administrasi Pendidikan. Jakarta: PT Rineka Cipta

4
dilakukan berdasarkan tujuan dan program kerja sebagaimana dihasilkan

dalam perencanaan.

Pengorganisasian memiliki prosedur sebagai: 1) Identifikasi pekerjaan, 2)

Pengelompokan tugas, 3) Menyebutkan fungsi-fungsi pekerjaan atau tugas, 4)

Pendelegasian wewenang, 5) Membuat aturan dalam pekerjaan, dan 6)

Menetapkan setiap hubungan kerja.

Pendidikan termasuk produk jasa, dan dalam pendidikan selalu ada standar

(kualitas) yang dirumuskan bersama oleh masyarakat dan diusulkan pada

pemerintah untuk ditetapkan menjadi Peraturan Pemerintah, Peraturan

Menteri, atau paling tidak Peraturan Daerah. Peraturan Pemerintah (PP)

Nomor 19 Tahun 2005 dan direvisi menjadi PP Nomor 13 Tahun 2015 tentang

standar nasional pendidikan menyebutkan bahwa; Kualitas pendidikan di

Indonesia diukur dengan delapan standar, yakni standar isi, standar proses,

standar kompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga kependidikan,

standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan;

dan standar penilaian pendidikan (PP No. 13 Tahun 2015).

2. Pengorganisasian

Pengorganisasian merupakan proses membagi kerja ke dalam tugas-tugas

kecil, membebankan tugas-tugas itu kepada orang sesuai dengan

kemampuannya, dan mengalokasikan sumber daya, serta

mengkoordinasikannya dalam rangka efektifitas pencapaian tujuan organisasi.

5
Sedangkan menurut T. Hani Handoko pengorganisasian merupakan

proses dan kegiatan untuk:

a. penentuan sumber daya-sumber daya dan kegiatankegiatan yang

dibutuhkan untuk mencapai tujuan organisasi,

b. perancangan dan pengembangan suatu organisasi atau kelompok kerja

yang dapat membawa hal-hal tersebut ke arah tujuan,

c. penugasan tanggungjawab tertentu, dan

d. mendelegasikan wewenang yang diperlukan kepada individu-individu

untuk melaksanakan tugas-tugasnya. Fungsi ini menciptakan struktur

formal di mana pekerjaan ditetapkan, dibagi, dan dikoordinasikan.8

Menurut Melayu S.P. Hasibun: Pengorganisasian adalah suatu proses

penentuan, pengelompokan dan pengaturan bermacam-macam aktivitas yang

diperlukan untuk mencapai tujuan, menempatkan orang-orang pada setiap

aktivitas, menyediakan alat-alat yang diperlukan, menetapkan wewenang

yang secara relative yang didelegasikan kepada setiap individu yang akan

melakukan aktivitas-aktivitas tersebut.

3. Peningkatan Mutu

Dalam bidang pendidikan menejemen peningkatan mutu dapat

didefinisikan sebagai sekumpulan prinsip dan tehnik yang menekankan pada

peningkatan mutu dengan bertumpu pada lembaga pendidikan untuk secara

8
Rugaiyah, dkk. Manajemen Sumber Daya Manusia dalam Pendidikan: Peningkatan
Profesionalisme Guru di Era Disrupsi Pendidikan, (Sukabumi: CV Jejak, 2022), hal. 8

6
terus menerus dan berkesinabungan meningkatkan kapasitas dan kemampuan

lembaganya untuk memenuhi tuntuan kebutuhan peserta didik dan masyarakat

serta mampu bersaing di tengah-tengah kemajuan globalisasi dengan mampu

bertahan akan memproduk peserta didik berkualitas dan terpenuhinya

kepuasan user atau stake holder.

Secara bahasa, peningkatan mutu terdiri dari dua kata yaitu peningkatan

dan mutu. Kata peningkatan memiliki arti proses, cara, atau perbuatan

meningkatkan (usaha, kegiatan, dan lain-lain). Sedangkan kata mutu artinya

kualitas atau (ukuran) baik buruk suatu benda, kadar, taraf/derajat

(kepandaian, kecerdasan, dan sebagainya).

Departemen tenaga kerja Indonesia mengistilahkan peningkatan mutu

sebagai salah satu prasyarat bagi suatu lembaga pendidikan agar dapat

memasuki era globalisasi yang penuh dengan persaingan. Keberadaan

madrasah sebagai lembaga pendidikan Islam tidak terkecuali. Menurutnya,

yang lebih penting dalam upaya peningkatan mutu adalah ilmu perilaku

manusia (Make People Before Make Product), karena pada intinya,

meningkatkan mutu sama artinya dengan membangun manusia seutuhnya.

Konsep peningkatan mutu dalam pendidikan dikelola melalui proses

manajemen peningkatan mutu berbasis sekolah (MPMBS) yang merupakan

embrio dari manajemen berbasis sekolah (MBS). Dalam MPMBS, konsep

peningkatan mutu sekolah selayaknya diprogram dan direncanakan serta

7
dilakukan sendiri secara mandiri oleh sekolah berdasarkan kebutuhan sekolah

itu sendiri untuk mencapai keberhasilan.

C. METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan metode penelitian library reseach atau studi

kepustakaan yaitu serangkaian kegiataan yang berkenaan dengan metode

pengumpulan data pustaka, membaca dan mencatat serta mengolah bahan

penelitian. Dalam penelitian ini data-data didapatkan dari berbagai sumber seperti

buku referensi, buku-buku teks, jurnal ilmiah, majalah, surat kabar, dokumen, dan

sumber-sumber lainnya.

Penelitian kepustakaan berisi teori-teori yang relevan dengan masalah

penelitian. Pengkajian mengenai konsep dan teori yang digunakan bedasarkan

literatur yang tersedia, terutama dari artikel-artikel yang dipublikasikan dalam

berbagai jurnnal ilmiah. Kajian kepustakaan berfungsi membangun konsep atau

teori yang menjadi dasar studi penelitian untuk melihat fenomena secara

sistematik, melalui spesifikasi hubungan antara variabel, sehingga dapat berguna

untuk menjelaskan dan meramalkan fenomena.9 Kajian kepustkaan juga

digunakan untuk perumusan hipotesis yang diuji melalui pengumpulan data

adalah teori substantif yaitu teori yang lebih fokus berlaku untuk obyek yang akan

diteliti.

9
Siti Farikhah, Manajemen Lembaga Pendidikan, (Yogyakarta, Aswaja Pressindo: 2015), h. 303.

8
D. PEMBAHASAN

1. Prinsip Pengorganisaian Terhadap Peningkatan Mutu

Untuk menjalankan fungsi organisasi secara efektif, seorang manajer

harus memiliki beberapa pedoman sehingga ia dapat membuat keputusan dan

bertindak sesuai dengan keputusan yang dibuat. Berikut ini adalah prinsip-

prinsip Pengorganisasian yang dapat digunakan untuk secara efektif

melakukan fungsi organisasi dalam manajemen.

a. Prinsip Spesialisasi kerja (Work Specialization)

Prinsip ini sering disebut sebagai prinsip pembagian kerja, ada juga

yang menyebutnya Division of Labour dan yang dimaksud dengan

spesialisasi pekerjaan adalah pembagian tugas atau pekerjaan kompleks

menjadi sub-sub pekerjaan yang berbeda atau bagian untuk pembagian

kerja mereka. Setiap karyawan dilatih untuk melakukan tugas-tugas

tertentu yang berkaitan dengan spesialisasi mereka untuk memiliki

kualifikasi dan keterampilan yang terkait dengan tugas-tugas yang

ditugaskan.

Keuntungan dari spesialisasi atau pembagian kerja ini adalah untuk

meningkatkan produktivitas dan menyelesaikan pekerjaan secara efisien,

karena setiap karyawan melakukan pekerjaan yang sama setiap hari

sehingga kecepatan dan kualitas pekerjaan tetap terjaga. Di sisi lain,

ketergantungan organisasi pada karyawan ini akan sangat tinggi dan juga

menyebabkan kebosanan dengan pekerjaan rutin dan berulang yang sama.

9
Kebosanan karyawan pada akhirnya menyebabkan tingginya tingkat

ketidakhadiran (absensi) dan tingkat fluktuasi yang tinggi. Oleh karena itu,

banyak perusahaan / organisasi berganti pekerjaan untuk mengurangi

ketergantungan pada orang-orang tertentu dan untuk menghindari

kebosanan dengan rutinitas dan pengulangan yang sama.

b. Prinsip Otoritas (Authority)

Otoritas atau wewenang adalah hak untuk melakukan sesuatu, untuk

membuat keputusan, untuk memerintahkan orang lain, untuk melakukan

sesuatu dan hak untuk mengalokasikan sumber daya atas nama organisasi

untuk mencapai tujuan organisasi.

Berdasarkan prinsip ini, semua fungsi, tugas, wewenang dan hubungan

antara manajer dan bawahan harus ditentukan dan didefinisikan dengan

jelas. Mengklasifikasikan laporan dan tanggung jawab pemerintah dapat

membantu organisasi mencapai koordinasi yang lebih baik dan lebih

efektif.

c. Prinsip Rantai Komando (Chain of Command)

Rantai komando adalah konsep penting untuk membangun struktur

organisasi yang solid. Rantai komando atau Chain of Command dapat

diartikan sebagai garis wewenang terus-menerus yang membentang dari

puncak manajemen ke level terendah dari karyawan dan menjelaskan

siapa yang harus bertanggung jawab dan siapa yang harus melapor. Dalam

10
praktiknya, dapat dikatakan bahwa rantai komando adalah aliran

hubungan. Misalnya, operator produksi harus melapor ke manajer

produksi, manajer produksi harus melapor ke manajer produksi, kemudian

manajer produksi harus melapor kepada direktur dan manajer produksi

harus melapor ke manajer operasi

Tanggung jawab dan garis wewenang yang tidak terputus ini

didasarkan pada dua prinsip penting yaitu unit komando dan rantai skalar.

Berdasarkan prinsip unit komando, karyawan hanya dapat menerima

pesanan dari manajer dan hanya bertanggung jawab untuk satu manajer.

Ketika terlalu banyak eksekutif mengeluarkan perintah, karyawan yang

terkena kesulitan untuk membedakan antara prioritas. Ini juga

menyebabkan kebingungan dan tidak fokus pada tugas yang diberikan.

Sedangkan rantai skalar adalah garis otoritas vertikal dari atas ke

bawah. Setiap karyawan harus menyadari posisi mereka dalam hierarki

organisasi. Garis otoritas ini menunjukkan otoritas dan tanggung

jawabnya.

d. Prinsip Pendelegasian Wewenang (Delegation)

Delegasi kekuasaan adalah salah satu hal terpenting dalam

organisasi. Tanpa pendelegasian wewenang, seorang manajer harus

melakukan semua pekerjaan sendirian. Keberhasilan seorang manajer

11
pada dasarnya tergantung pada kemampuannya untuk mendelegasikan

wewenang dan bekerja untuk bawahannya.1 0

2. Komponen – Komponen Pengorganisasian Terhadap Peningkataan Mutu

Ada empat komponen-komponen nyata dari pengorganisasian dan

kompenen-kompenen itu diingat dengan perkataan “W E R E. Yang berarti

“Work, Employes, Relationships, and Evironment” pekerjaan, pegawai-

pegawai, hubungan-hubugan, dan lingkungan.

a. Pekerjaan

Fungsi-fungsi yang akan dijalanka berasal dari tujuan-tujuan yang

dinyatakan itu. Mereka merupakan landasan bagi organisasi. Fungsifungsi

itu dipisah-pisahkan dalam sub, fungsi-sub dan seterusnya dalam sub-sub

fungsi hal ini dilakukan karena: (a) pembagian pekerjaan dikalangan

sebuah keompok menghendaki, bahwa pekerjaan itu harus dibagi-bagi dan

(b) spesialisasi pekerjaan 1 mengharuskan satuan-satuan tugas yang kecil-


1

kecil. Dari berbagai fungsi ini, kelompok-kelompok kegiatan kerga

sekarang dibentuk atas dasar persamaan pekerjaan maupun efesiensi, yaitu

fungsi-fungsi tertentu, jika ditempatkan dalam kelompokkelompok akan

terlaksanakan dengan cara yang paling baik. Kelompokkelompok ini

dinamakan dengan istilah “Organization work units”.

1 0
George R. Terry, Leslie W. Rue, Dasar-Dasar Manajemen, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2014),
h.86

12
b. Pegawai-Pegawai

Kepada setiap orang ditugaskan suatu bagian khusus dari

pekerjaan keseluruhannya. Lebih disukai, kalai penugasan itu akan

memeberikan pengakuan sepenuhnya kepada perhatian pegawai itu,

perilakunya, pengalamannya dan kecakapannya. Pengakuan ini adalah alat

vital dala mengorganisir. Penugasan kepada seorang perorangan biasanya

terdiri atas suatu bagian dari pekerjaan suatu unit kerja organisasi atau

dalam beberapa hal, ia meliputi semua pekerjaan dari kesatuan itu. Juga,

dalam kasus-kasus tertentu, pekerjaan dari beberapa satuan-satuan

dimasukan kedalamnya. Dari tindakan inilah dihasilkan suatu

“organization work employment unit” satuan tugas kerja organisasi.

c. Hubungan-Hubungan

Ini merupakan kepentingan utama dalama pengorganisasian.

Hubungan seorang pegawai dengan pekerjaan, interaksi seorang pegawai

dengan yang lain dan dari satuan unit pekerjaan dengan pekerjaan,

interaksi seorang pegawai dengan yang lain dan dari satuan unit pekerjaan

dengan unit pekerjaan lain, merupakan isu-isu yang menentukan

pengorganisasian. Keselarasan dan kesatuan usaha mungkin hanya kalua

hubungan-hubungan ini baik kebanyakan persoalan dalam

pengorganisasian, sampai beberaoa jauh, menyangkut kesulitan-kesulitan

hubungan.

13
d. Lingkungan

Kompenen nyata terakhir ini dari pengorganisasian mencangkup

alat-alat fisik dan iklim umum, dalam mana para pegawai akan

melaksanakan pekerjaan. Lokasi, peralatan, meja-meja, formulir-formulir,

penerangan semangat umum, dan sikap-sikap adalah contoh-contoh

factor-faktor yang membentuk lingkungan. Lingkungan mempunyai

dampak yang berarti kepada hasil-hasil yang diperoleh dari

pengorganisasian.

3. Langkah – Langkah Pengorganisasian Dalam Peningkatan Mutu

Langkah-langkah yang diperlukan dalam pengorganisasian yang biasa di

ikuti oleh semua tingkat menejemen adalah sebagai berikut:

a. Penetapan dan pengimbangan aktivitas, merupakan pembagian

penggolongan, dan penyusunan aktivitas-aktivitas yang akan

dilaksanakan, sehingga menjadi kelompok-kelompok yang teratur

berdasarkan kesamaan sifat dalam pelaksanaan.

b. Penyusunan organ atau wadah, Langkah ini dimaksudkan untuk membuat

organ atau wadah yang dibutuhkan untuk mewadahi segenap kegiatan

yang telah tersusun.

c. Mengisi organ dengan tugas, kekuasaan, wewenang dan tanggung jawab.

Maksudnya adalah memasukkan kegiatan yang telah tersusun, ke dalam

organ yang telah dibentuk. Dalam pengisian tugas juga harus dilengkapi

dengan wewenang dan tanggung jawab yang sepadan.

14
d. Menghubung-hubungkan organ satu dengan yang lain dengan garis

wewenang dan tanggung jawab, yaitu suatu aktivitas untuk menentukan

hubungan kekuasaa dang tanggung jawab berdasarkan atas wewenang

formal. Manifestasi dari hasil Langkah ini adalah garis-garis hubungan

kekuasaan yang bersifat formal.

e. Melengkapi organ dengan alat perlengkapan yang diperlukan. Alat atau

perlengkapan bukanlah harus baik, karena mempunyai nilai atau harga

yang tinggi. Tetapi yang diperlukan adalah alat yang tepat dipakai, karena

sesuai dengan corak pekerjaan.

f. Penempatan orang yang tepat pada masing-masing organ. Berbagai

pekerjaan yang harus dilaksanakan antar individu, antar unit sudah

dialokasikan, lengkap beserta alat perlengkapan yang dibutuhkan. Dengan

langkah di atas, pula otoitas dan tanggung jawab untuk masingmasing

individu dan komponen-komponen kerja telah disiapkan untuk

didelegasikan.

g. Membuat bagan organisasi. Langkah yang terakhir ini dimaksudkan untuk

melukiskan atau menggambarkan struktur organisasi di atas kertas, atau

membuat bagan organisasi. Yaitu suatu gambar yang melukiskan secara

skematis dai susunan tugas, kekuasaan, dan tanggung jawab serta

hubungan antara unit-unit dalam suatu organisasi.1

1 2
Sawiji Hery, "Fungsi Manajemen",
http://www.pendidikanekonomi.com/2015/09/langkahlangkah-yang-diperlukan-dalam.html?m=1,
(diakses pada 05 Maret 2023, pukul 19.23

15
E. KESIMPULAN

Prinsip Pengorganisasian untuk menjalankan fungsi organisasi secara

efektif, seorang manajer harus memiliki beberapa pedoman sehingga ia dapat

membuat keputusan dan bertindak sesuai dengan keputusan yang dibuat. Berikut

ini adalah prinsip-prinsip Pengorganisasian yang dapat digunakan untuk secara

efektif melakukan fungsi organisasi dalam manajemen.

a. Prinsip Spesialisasi kerja (Work Specialization)

b. Prinsip Otoritas (Authority)

c. Prinsip Rantai Komando (Chain of Command)

d. Prinsip Pendelegasian Wewenang (Delegation)

e. Kompenen-kompenen Pengorganisasian

Ada empat komponen-komponen nyata dari pengorganisasian dan

kompenen-kompenen itu diingat dengan perkataan “W E R E”. Yang berarti

“Work, Employes, Relationships, and Evironment” pekerjaan, pegawai-pegawai,

hubungan-hubugan, dan lingkungan.

a. Pekerjaan

b. Pegawai - Pegawai

c. Hubungan - Hubungan

d. Lingkungan

e. Langkah-langkah Pengorganisasian

Langkah-langkah yang diperlukan dalam pengorganisasian yang biasa di

ikuti oleh semua tingkat menejemen adalah sebagai berikut:

16
a. Penetapan dan pengimbangan aktivitas

b. Penyusunan organ atau wadah

c. Mengisi organ dengan tugas, kekuasaan, wewenang dan tanggung jawab.

d. Menghubung-hubungkan organ satu dengan yang lain dengan garis

wewenang dan tanggung jawab

e. Melengkapi organ dengan alat perlengkapan yang diperlukan.

f. Penempatan orang yang tepat pada masing-masing organ.

g. Membuat bagan organisasi.

F. REFERENSI

S. Nasution, Sosiologi Pendidikan, (Jakarta, PT Bumi Aksara, 2011), Cet VI, hal.
13
Daryanto, Administrasi Pendidikan (Jakarta, PT Rineka Cipta, 2006), Cet 1, hal.
83.
Ibrahim Bafadal, Majanemen Peningkatan Mutu Sekolah Dasar, hal.20
Nanang Fatah, Landasan Manajemen Pendidikan. Cet. VII. (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 1996), h. 71
T. Hani Handoko, Manajemen. (edisi kesebelas). (Yogyakarta: BPFE-
Yogyakarta, 2011), h. 24
Bafadal, I. (2003). Manajemen Peningkatan Mutu Sekolah Dasar. Jakarta: PT.
Bumi Aksara.
Daryanto. (2006). Administrasi Pendidikan. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Rugaiyah, dkk. Manajemen Sumber Daya Manusia dalam Pendidikan:
Peningkatan
Profesionalisme Guru di Era Disrupsi Pendidikan, (Sukabumi: CV Jejak, 2022),
hal. 8

17
Surajiyo, dkk. Penelitian Sumber Daya Manusia, Pengertian, Teori Dan Aplikasi:
Menggunakan IBM SPSS 22 For Windows, (Sleman: Deepublish, 2020),
hal. 1
Siti Farikhah, Manajemen Lembaga Pendidikan, (Yogyakarta, Aswaja Pressindo:
2015), h. 303.
George R. Terry, Leslie W. Rue, Dasar-Dasar Manajemen, (Jakarta: PT Bumi
Aksara, 2014), h.86
Sawiji Hery, "Fungsi Manajemen"
http://www.pendidikanekonomi.com/2015/09/langkah-yang-diperlukan-
dalam.html?m=1, (diakses pada 05 Maret 2023, pukul 19.23

18

Anda mungkin juga menyukai