Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

MANAJEMEN BIMBINGAN KONSELING

OLEH :

KELOMPOK 4

I DEWA GEDE HEDI SAPUTRA (202301010020)

I MADE GALIH KUMARAS (202201010045)

I MADE SUDIANTARA (202201010028)

I PUTU WAHYU SUMARDIKA (202201010039)

I GEDE WIRA SAPUTRA (202201010034)

UNIVERSITAS PGRI MAHADEWA INDONESIA

BIMBINGAN DAN KONSELING

TAHUN 2023
KATA PENGANTAR

Bimbingan dan konseling merupakan aspek penting dalam dunia pendidikan

dan pengembangan manusia. Dalam era yang terus berkembang ini, peran

bimbingan dan konseling menjadi semakin krusial dalam membantu individu

menghadapi berbagai tantangan, mengembangkan potensi, serta meraih

kesuksesan dalam kehidupan mereka. Dalam makalah ini, kami akan membahas

topik yang tidak hanya relevan namun juga esensial, yaitu "Manajemen dalam

Bimbingan dan Konseling."

Manajemen dalam bimbingan dan konseling mengacu pada berbagai

strategi, metode, dan praktik yang digunakan untuk mengorganisir dan mengelola

proses bimbingan dan konseling secara efektif. Hal ini mencakup perencanaan,

pelaksanaan, evaluasi, serta pengembangan program bimbingan dan konseling

yang dapat memberikan manfaat maksimal bagi individu yang membutuhkannya.

Makalah ini akan menguraikan berbagai aspek penting dalam manajemen

bimbingan dan konseling, termasuk peran seorang konselor, pengembangan

program bimbingan dan konseling yang berfokus pada kebutuhan peserta didik,

teknik-teknik konseling yang efektif, serta penggunaan teknologi dalam

bimbingan dan konseling modern. Kami juga akan menyoroti tantangan dan

perkembangan terbaru dalam domain ini, yang dapat membantu para praktisi

dalam menghadapi dinamika yang terus berubah dalam masyarakat dan dunia

pendidikan.

Kami berharap bahwa makalah ini akan memberikan pemahaman yang lebih

mendalam tentang pentingnya manajemen dalam bimbingan dan konseling, serta


memberikan wawasan yang berguna bagi mereka yang terlibat dalam profesi ini.

Selain itu, kami juga ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang

telah mendukung penulisan makalah ini, serta berkontribusi dalam upaya kami

untuk menyebarkan pengetahuan yang bermanfaat ini.

Denpasar, 29 September 2023

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pendidikan adalah salah satu pilar utama dalam pembangunan suatu

negara. Perkembangan dan keberhasilan suatu bangsa sangat bergantung

pada kualitas sumber daya manusianya, yang tidak terlepas dari proses

pendidikan yang efektif. Dalam upaya menciptakan lingkungan pendidikan

yang optimal, bimbingan dan konseling telah menjadi komponen yang tidak

dapat diabaikan.

Pendidikan merupakan kebutuhan mutlak bagi manusia, yang harus

dipenuhi sepanjang hayat. Pendidikan dapat diartikan sebagai proses dengan

menggunakan metode tertentu sehingga seseorang akan mendapatkan

pengetahuan. Menurut undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang

Sistem Pendidikan Nasional Bab II, pasal 3 menyatakan bahwa “Pendidikan

nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak

serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan

kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik

agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang

Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan

menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab pada

bidangnya masing-masing.”

Bimbingan konseling merupakan salah satu program yang terdapat

pada dunia pendidikan yang membantu para peserta didik/siswa dalam


mengatasi problem-problem yang sedang dihadapinya. Sebagai mana yang

tertera dalam P-4 sebanyak 36 butir bagi bangsa Indonesia, Pancasila

merupakan dasar negara, pandangan hidup, kepribadian bangsa dan ideologi

nasional. Pancasila menuntut bangsa Indonesia mampu menunjukkan ciri-

ciri kepribadiannya di tengah-tengah pergaulan saat ini dengan bangsa lain.

Bimbingan disinilah sebagai bagian yang tak terpisahkan dari dunia

pendidikan khususnya dalam mewujudkan siswa Pancasilais, karena seluruh

kegiatan terutama bimbingan tak luput dari peran Pancasila.

Tujuan bimbingan dan konseling adalah untuk mengembangkan

potensi pada individu seoptimal mungkin, sesuai dengan kemampuan agar

bisa menyesuaikan diri dengan lingkungannya, baik lingkungan sekolah,

keluarga maupun lingkungan masyarakat (Bastomi, 2020). Menurut Yusuf

& Nurihsan dalam Bastomi (2019) Proses Bimbingan dan Konseling di

sekolah dapat berhasil apabila mempunyai tujuan yang jelas yang akan

dicapainya. Bimbingan dan konseling bertujuan untuk membantu peserta

didik agar dapat mencapai tujuan-tujuan perkembangannya yang meliputi

aspek pribadi-sosial belajar (akademik) dan karir.

Siswa merupakan pemeran aktif sebagai warga sekolah yang

membutuhkan bantuan karena masih berada dalam proses perkembangan

dimana siswa mengalamai hambatan dan kesulitan dalam pemahaman diri

sendiri dan juga lingkungannya. Oleh karena itu, disini lah peran layanan

Bimbingan konseling sangat membantu dalam mengakomodir apa yang

dibutuhkan siswa. Dalam proses perkembangan diri siswa tersebut, layanan

Bimbingan konseling perkembangan merupakan layanan dasar yang


responsifdan proaktif dalam bertujuan mengembangkan dan mendorong

individu tersebut untuk berkembang secara optimal dan produktif.

1.2. Rumusan Masalah


Dalam konteks manajemen BK, terdapat beberapa permasalahan

utama yang akan kami eksplorasi dalam makalah ini:

1.2.2 Apa manfaat manajemen BK bagi suatu sekolah?

1.2.3 Siapa saja yang harus terlibat dalam managemen BK?

1.3. Tujuan

Tujuan utama dari makalah ini adalah:

a. Menganalisis peran manajemen BK dalam konteks sekolah.

b. Mengidentifikasi manfaat yang diperoleh oleh berbagai pihak yang

terlibat dalam manajemen BK.

c. Menyediakan pemahaman yang lebih baik tentang dampak manajemen

BK terhadap pendidikan dan perkembangan individu.

1.4. Manfaat

Makalah ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:

a. Bagi Sekolah: Sekolah dapat memahami pentingnya manajemen BK

dalam meningkatkan kualitas pendidikan dan kesejahteraan siswa.

b. Bagi Siswa: Siswa dapat memahami manfaat BK dan cara

memanfaatkannya dalam perkembangan pribadi mereka.

c. Bagi Guru dan Staf Sekolah: Guru dan staf sekolah dapat melihat

bagaimana manajemen BK dapat membantu mereka dalam mendukung

perkembangan siswa.
d. Bagi Orang Tua: Orang tua akan mendapatkan pemahaman tentang

bagaimana mereka dapat berkolaborasi dengan sekolah dalam

mendukung perkembangan anak-anak mereka.


BAB II
LANDASAN TEORI

2.1. Pengertian Manajemen

Manajemen yakni mempunyai arti ketatalaksanaan, tata pimpinan,

pengelolaan. Sedangkan dalam kamus besar bahasa Indonesia dituliskan

“manajemen” yang bermakna penggunaan sumber daya secara efektif untuk

mencapai sasaran. Pengertian manajemen menurut Terry dan rue adalah

suatu proses atau kerangka kerja yang melibatkan bimbingan atau

pengaahan suatu kelompok orang-orang ke arah tujuan organisasional atau

maksud yang nyata.

Pengertian manajemen menurut pendapat griffn yang dikutip oleh

misah adalah seperangkat aktivitas yang meliputi, perencanaan dan

pengambilan keputusan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan

yang dilaksanakan langsung oleh suatu sumber daya organisasi.

Dari beberapa pengertian manajemen di atas, terdapat beberapa unsur,

yakni:

1) manajemen merupakan suatu proses atau kerangka kerja atau usaha,

2) manajemen dilaksanakan dengan bantuan sumber daya manusia,

sumber material, sumber biaya dan sumber informasi,

3) manajemen dilaksanakan dengan metode kerja tertentu yang efisien dan

efektif,

4) manajemen mengacu pada tercapainya tujuan tertentu yang telah

ditentukan sebelumnya.

Dalam upaya mencapai tujuan itu, langkah pertama yang perlu

dilakukan adalah mengenal tujuan terlebih dahulu. Kejelasan pengenalan


terhadap tujuan menurut suherman akan memberikan kepastian arah,

memfokuskan usaha, menjadi pedoman rencana dan keputusan,

mempermudah pelaksanaan evaluasi terhadap kemajuan yang telah dicapai,

termasuk dalam upaya mengidentifikasi factor penghambat dan

penunjangnya.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa manajemen adalah suatu

proses kegiata yang meliputi perencanaan, pengorganisasian, pengawasan

dan penilaian yang dilaksanakan langsung oleh sumber daya organisasi

untuk mencapai suatu tujuan organisasi yang telah diterapkan secara efektif

dan efisien.

2.2. Fungsi Manajemen

Fungsi manajemen yaitu memberikan alur aktivitas, penetapan posisi

dan peran serta tanggung jawab setiap personil dalam menjalankan aktivitas

organisasinya secara efektif dan efisien. Disamping itu dengan memahami

fungsi manajemen akan memnciptakan suatu koordinasi dan komunikasi

tugas setiap personnel melaksanakan tugas-trugasnya secara efektif ndan

efisien dan mempermudah pelaksanaan analisis tugas dan yanggung jawab

setiap personil.

Perincian lebih lanjut tentang fungsi-fungsi manajemen akan dibahas

sebagai berikut:

1) Perencanaan (Planning)

Pengorganisasian merupakan kegiatan mengorganisasi dan

memilioh berbagai kegiatan penting yang dapat memberikan kekuatan

untuk melaksanakan kegiatan itu.


2) Pengorganisasian (Organizing)

Pengorganisasian merupakan kegiatan mengorganisasi dan

memilioh berbagai kegiatan penting yang dapat memberikan kekuatan

untuk melaksanakan kegiatan itu.

3) Staffing

Merupakan suatu kegiatan-kegiatan yang menentukankeperluan

sumber daya manusia, pengarahan, penjaringan, latihan dan

pengembangan tenaga kerja.

4) Leading

Pengarahan dan Kepemimpinan berkenaan dengan mengarahkan

dan memimpin para personalia sehingga bekerja sesuai dengan job atau

bidang tugasnya masing – masing, agar aktivitas pelayanan menjadi

terarah pada tujuan yang telah ditetapkan.

5) Controling

Pengendalian adalah suatu kegiatan yang mengukur pencapaian

tujuan, menentukan sebab-sebab yang penyimpangan dan mengambil

tindakan korektif yang di perlukan.


BAB III
METODE PENELITIAN

Metode penelitian adalah cara-cara untuk memperoleh pengahuan atau

memecahkan suatu permasalahan yang dihadapi. Pada dasarnya metode penelitian

merupakan metode ilmiah (scientific method). Metode ilmiah adalah cara

penerapan terhaap prinsip-prinsip logis dalam penemuan, pengesahan, dan

penjelasan kebenaran. Metode penelitian ini sering ini sering juga disebut

pendekatan, karena pendekatan penelitian pada dasarnya merupakan keseluruhan

cara serta kegiatan yang di lakukan dalam pelaksanaan penelitian, mulai memilih

masalah sampai penulisan laporan.

3.1 Pendekatan Penelitian


Metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah metode penelitian

kualitatif. Artinya penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena

tentang apa yang dialami oleh subyek penelitian Pendekatan ini dipilih karena

kami ingin mendalaminya untuk memahami secara mendalam tentang tugas

kompetensi dan peran serta guru dalam dunia pendidikan. Pendekatan

kualitatif memungkinkan kami untuk menggali persepsi, pengalaman, dan

pandangan subjektif dari berbagai pihak yang terlibat dalam pendidikan.

3.2 Sumber Data

Sumber data dalam makalah ini terdiri dari berbagai jenis, termasuk:

3.2.1 Literatur Terkait

Literatur terkait adalah sumber data utama dalam makalah ini.

Ini mencakup buku, jurnal, artikel, dan dokumen akademis terkait


manajemen bimbingan konseling. Literatur ini digunakan untuk

membangun kerangka teoritis dan memberikan dasar untuk analisis.

3.2.2 Wawancara

Wawancara dengan para ahli dalam bidang bimbingan

konseling, seperti konselor sekolah, supervisor bimbingan konseling,

atau pengelola program BK, akan dilakukan. Wawancara akan

digunakan untuk mendapatkan wawasan dan pandangan langsung

tentang tantangan, praktik terbaik, dan tren dalam manajemen BK.

3.2.3 Analisis Dokumen

Analisis dokumen akan mencakup pemeriksaan kebijakan,

pedoman, laporan evaluasi program, dan materi lain yang berkaitan

dengan manajemen BK. Ini akan membantu dalam pemahaman konteks

dan implementasi praktik BK dalam berbagai lembaga.


BAB IV
PEMBAHASAN

Dalam bab ini, akan dibahas berbagai aspek penting terkait dengan

manajemen bimbingan dan konseling. Pembahasan ini mencakup peran serta dan

manfaat manajemen bimbingan konseling bagi suatu sekolah dan siapa saja yang

harus terlibat dalam manajemen bimbingan konseling

4.1 Manfaat Manajemen Bimbingan dan Konseling bagi Sekolah

Manajemen bimbingan dan konseling (BK) memiliki banyak manfaat

bagi sekolah, baik dalam meningkatkan kualitas pendidikan maupun dalam

memberikan dukungan kepada peserta didik. Berikut adalah beberapa

manfaat utama manajemen BK bagi sekolah:

1) Peningkatan Prestasi Akademik

Manajemen BK yang efektif dapat membantu meningkatkan

prestasi akademik siswa. Peningkatan prestasi akademik merujuk pada

upaya dan strategi yang digunakan untuk meningkatkan hasil belajar dan

pencapaian siswa dalam konteks pendidikan. Prestasi akademik dapat

diukur melalui berbagai cara, termasuk nilai ujian, nilai rapor, tingkat

kelulusan, dan pencapaian tujuan pendidikan lainnya. Peningkatan prestasi

akademik adalah tujuan utama dalam sistem pendidikan dan memiliki

dampak positif yang signifikan pada masa depan siswa.

2) Pengurangan Masalah Disiplin

Pemahaman yang baik tentang peran BK dalam manajemen

sekolah dapat membantu mengurangi masalah disiplin di sekolah.


Konselor dapat membantu siswa mengatasi konflik, perilaku tidak sesuai,

dan pelanggaran peraturan sekolah.

Pengurangan masalah disiplin dalam konteks pendidikan merujuk pada

upaya untuk mengelola dan mengurangi perilaku yang melanggar aturan

dan norma sekolah. Masalah disiplin, seperti pelanggaran tata tertib,

kenakalan, atau perilaku yang mengganggu, dapat mengganggu proses

pembelajaran dan menciptakan lingkungan sekolah yang tidak kondusif.

Pengurangan masalah disiplin adalah elemen penting dalam menciptakan

lingkungan sekolah yang aman, mendukung, dan efektif dalam

memfasilitasi pembelajaran. Upaya ini juga membantu siswa dalam

mengembangkan keterampilan sosial dan kedisiplinan yang diperlukan

untuk sukses dalam kehidupan.

3) Peningkatan Kepuasan Siswa dan Orang Tua

Manajemen BK yang efektif dapat meningkatkan kepuasan siswa

dan orang tua. Siswa merasa didengar dan didukung, sedangkan orang tua

merasa yakin bahwa sekolah memberikan perhatian yang memadai

terhadap perkembangan anak-anak mereka.

4) Meningkatkan Kualitas Layanan Pendidikan

Dengan berfokus pada manajemen BK, sekolah dapat

meningkatkan kualitas layanan pendidikan yang diberikan kepada siswa.

Ini mencakup pengembangan program-program bimbingan yang relevan

dengan kebutuhan siswa dan penggunaan data untuk membuat keputusan

yang lebih baik.


4.2 Pihak yang Harus Terlibat dalam Manajemen Bimbingan dan Konseling

Manajemen bimbingan dan konseling adalah sebuah usaha yang

melibatkan berbagai pihak yang berperan dalam mengelola dan mendukung

layanan bimbingan dan konseling di sebuah lembaga atau sekolah. Pihak-

pihak yang harus terlibat dalam manajemen bimbingan dan konseling

meliputi:

1) Kepala Sekolah atau Pimpinan Sekolah

Kepala sekolah adalah pemimpin utama dalam mengelola seluruh

operasi sekolah, termasuk layanan bimbingan dan konseling. Mereka harus

mendukung program bimbingan dan konseling, memberikan sumber daya

yang diperlukan, dan memastikan koordinasi antara bimbingan dan

konseling dengan bagian lain di sekolah.

2) Konselor

Konselor adalah pihak yang memberikan layanan bimbingan dan

konseling kepada siswa. Mereka memiliki peran sentral dalam merancang

dan melaksanakan program bimbingan, memberikan dukungan individual

atau kelompok, serta berperan dalam memecahkan masalah siswa.

3) Siswa

Siswa adalah subjek utama dalam layanan bimbingan dan

konseling. Mereka harus aktif berpartisipasi dalam proses bimbingan dan

konseling, memberikan informasi yang diperlukan, dan membuka diri

untuk menerima bantuan dan panduan.

4) Orang Tua atau Wali Siswa


Orang tua atau wali siswa memiliki peran penting dalam

mendukung perkembangan akademik dan sosial anak-anak mereka.

Mereka perlu berkolaborasi dengan sekolah dalam mendukung layanan

bimbingan dan konseling serta memahami perkembangan anak mereka.

5) Staf Administrasi Sekolah

Staf administrasi, seperti sekretaris sekolah atau petugas

administrasi, berperan dalam membantu mengorganisasi jadwal konseling,

mengatur pertemuan antara konselor dan siswa, dan memastikan dokumen

dan catatan terkait layanan bimbingan dan konseling tercatat dengan baik.

6) Guru

Guru adalah pemangku kepentingan penting dalam manajemen

bimbingan dan konseling karena mereka sering pertama kali mendeteksi

masalah siswa di kelas. Mereka perlu bekerjasama dengan konselor dalam

memberikan informasi tentang perkembangan siswa.

7) Tim Manajemen Sekolah

Tim manajemen sekolah, yang biasanya terdiri dari kepala sekolah,

wakil kepala sekolah, dan staf administrasi utama, harus memberikan

dukungan dan bimbingan terkait pengelolaan sumber daya dan kebijakan

sekolah yang mendukung layanan bimbingan dan konseling.

8) Komite Bimbingan dan Konseling

Beberapa sekolah memiliki komite khusus yang terdiri dari orang

tua, guru, konselor, dan administrator yang bertugas untuk membantu

merancang, mengevaluasi, dan memberikan arahan terkait program

bimbingan dan konseling di sekolah.


9) Pemangku Kepentingan Eksternal

Pihak-pihak eksternal seperti lembaga pemerintah, lembaga sosial,

atau organisasi masyarakat yang terlibat dalam isu-isu pendidikan dan

bimbingan serta konseling juga dapat memberikan dukungan dan sumber

daya tambahan.

Kerja sama aktif dan kolaboratif antara semua pihak yang terlibat

adalah kunci kesuksesan dalam manajemen bimbingan dan konseling. Semua

pihak ini bekerja bersama-sama untuk menciptakan lingkungan sekolah yang

mendukung perkembangan dan kesejahteraan siswa.

Penjelasan di atas menggambarkan bahwa pelayanan bimbingan dan

konseling merupakan tanggungjawab bersama seluruh personil di sekolah,

dalam arti bukan semata-mata tanggung jawab guru bimbingan konseling

saja. Peranan kepala sekolah sebagai pimpinan tertinggi di sekolah akan

sangat menentukan keberhasilan pelayanan bimbingan dan konseling di

sekolah yang dipimpinnya.


BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Kesimpulan tentang manajemen bimbingan dan konseling (BK)

adalah bahwa manajemen ini memiliki peran krusial dalam menciptakan

lingkungan pendidikan yang kondusif, mendukung perkembangan siswa, dan

meningkatkan hasil pendidikan secara keseluruhan. Dalam manajemen BK,

berbagai pihak seperti kepala sekolah, konselor, siswa, orang tua, dan staf

sekolah harus berkolaborasi untuk merancang, melaksanakan, dan

mengevaluasi program bimbingan yang efektif.

Manajemen BK mencakup perencanaan, pengorganisasian,

pelaksanaan, dan evaluasi program-program yang bertujuan untuk

meningkatkan prestasi akademik, kesejahteraan mental, dan kualitas

kehidupan siswa. Ini juga melibatkan pemantauan dan penanganan masalah

disiplin, pengembangan keterampilan sosial dan emosional, serta memberikan

dukungan dalam pengambilan keputusan terkait karier dan pendidikan.

Selain itu, manajemen BK juga memerlukan pemahaman tentang

berbagai model-manajemen, pendekatan pencegahan masalah, dan kolaborasi

dengan pihak eksternal seperti komunitas dan organisasi pendidikan. Dengan

manajemen BK yang baik, sekolah dapat menciptakan lingkungan yang

inklusif, peduli, dan mendukung pertumbuhan holistik siswa.

Inti dari manajemen BK adalah memberikan layanan yang sesuai

dengan kebutuhan individu dan kelompok, mempromosikan pengembangan

pribadi yang positif, dan membantu siswa mencapai potensi tertinggi mereka

dalam pendidikan dan kehidupan. Manajemen BK yang efektif adalah


investasi dalam masa depan siswa dan mendorong pencapaian prestasi yang

lebih baik dalam dunia pendidikan.

Berikut adalah beberapa poin penting yang dapat diambil sebagai

kesimpulan:

1) Pentingnya Manajemen BK: Manajemen BK merupakan bagian

integral dari pendidikan yang berfokus pada kebutuhan individu

siswa. Ini membantu siswa mengatasi hambatan belajar, masalah

emosional, dan merencanakan masa depan mereka.

2) Kerja Sama Antar Pihak: Manajemen BK melibatkan berbagai

pemangku kepentingan, termasuk siswa, orang tua, guru, konselor,

dan pimpinan sekolah. Kerja sama yang efektif antara semua pihak ini

penting untuk kesuksesan program BK.

3) Pencegahan dan Intervensi: Manajemen BK mencakup upaya

pencegahan masalah dan intervensi ketika masalah muncul. Ini

mencakup program-program pencegahan, pelatihan keterampilan, dan

dukungan emosional.

4) Peran Konselor: Konselor memainkan peran sentral dalam manajemen

BK dengan memberikan layanan konseling individual dan kelompok

serta membantu siswa merencanakan karier mereka.

5) Pengukuran dan Evaluasi: Manajemen BK juga melibatkan

pengukuran hasil dan evaluasi efektivitas program. Ini memungkinkan

lembaga pendidikan untuk terus meningkatkan layanan BK.


6) Pengembangan Lingkungan Belajar yang Positif: BK dapat membantu

menciptakan lingkungan belajar yang positif dan inklusif, di mana

semua siswa merasa didukung dalam pencapaian potensinya.

7) Dukungan terhadap Prestasi Akademik: Layanan BK yang efektif

dapat berkontribusi pada peningkatan prestasi akademik siswa dengan

membantu mereka mengatasi hambatan belajar dan mengembangkan

keterampilan studi yang efektif.

8) Kesejahteraan Mental dan Emosional: Manajemen BK memiliki peran

penting dalam mendukung kesejahteraan mental dan emosional siswa,

dengan memberikan layanan konseling bagi mereka yang mengalami

masalah emosional atau psikologis.

9) Keterlibatan Orang Tua: Orang tua juga berperan penting dalam

manajemen BK dengan berkolaborasi dalam mendukung

perkembangan anak-anak mereka dan berpartisipasi dalam proses

pendidikan.

10) Kesinambungan Pendidikan dan Karier: Program BK membantu

siswa merencanakan masa depan mereka, termasuk pemilihan jalur

pendidikan dan karier yang sesuai dengan minat dan bakat mereka.

Secara keseluruhan, manajemen bimbingan dan konseling adalah komponen

integral dari pendidikan yang berfokus pada perkembangan siswa secara holistik.

Dengan perencanaan yang baik, dukungan dari berbagai pemangku kepentingan,

dan penerapan strategi yang efektif, manajemen BK dapat membantu menciptakan

lingkungan pendidikan yang memberikan peluang terbaik bagi pertumbuhan dan

kesuksesan siswa.

Anda mungkin juga menyukai