Anda di halaman 1dari 5

Manajemen Sekolah Dasar

MANAJEMEN SEKOLAH DASAR


Oleh :
Dede Budiman, S.Pd, M.Si
Pendahuluan
Sekolah dasar tidak ubahnya sebagai sebuah institusi atau lembaga. Sebagai
sebuah institusi atau lembaga, sekolah mengemban misi tertentu yaitu melakukan
proses edukasi, proses sosialisasi, dan proses transformasi anak didik, dalam rangka
mengantarkan mereka siap mengikuti pendidikan pada jenjang berikutnya. Sekolah
Lanjutan Tingkat Pertama. Oleh karena demikian misinya, maka sekolah dasar dapat
dikategorikan sebagai institusi atau lembaga pendidikan. Sebagai institusi atau lembaga
pendidikan, sekolah dasar menyelenggarakan berbagai aktivitas pendidikan bagi anak
didik dan melibatkan banyak komponen, sehingga aktivitas maupun komponen
pendidikan di sekolah dasar menuntut adanya manajemen yang baik dalam rangka
mencapai tujuan institusional sekolah dasar. (Ditjen PMPTK Depdiknas 2007:1)
Dalam kondisi normal komponen manusia sekolah dasar terdiri dari seorang
kepala sekolah, enam orang guru kelas, seorang guru mata pelajaran Pendidikan
Agama, seorang guru mata pelajaran Pendidikan Jasmani dan Kesehatan, dan seorang
pesuruh sekolah. Jadi secara keseluruhan terdapat sepuluh personil sekolah dasar.
Sedangkan komponen bukan manusia di sekolah dasar terdiri dari enam ruang kelas,
satu ruang kepala sekolah yang juga difungsikan sebagai ruang administrasi, buku teks,
buku penunjang, buku bacaan, berbagai alat peraga, dan uang. Agar dapat
didayagunakan secara optimal dalam mencapai tujuan institusional sekolah dasar,
semua komponen tersebut dikelola dengan sebaik-baiknya. Semakin banyak personil
dan fasilitas yang didayagunakan semakin menuntut adanya manajemen sekolah dasar
yang baik. . (Ditjen PMPTK Depdiknas 2007:2)

Definisi Manajemen Sekolah


Hadari (1992:26) mengemukakan bahwa administrasi pendidikan sebagai
rangkaian kegiatan atau keseluruhan proses pengendalian usaha kerjasama sejumlah
orang untuk mencapai tujuan pendidikan secara sistematis yang diselenggarakan di
lingkungan tertentu terutama berupa lembaga pendidikan formal.
Secara khusus dalam konteks pendidikan, Djaman (1980:23) memberikan
pengertian manajemen pendidikan dengan menggunakan istilah administrasi
pendidikan yang diartikan sebagai keseluruhan proses kerjasama dengan

memanfaatkan semua sumber personil dan materil yang tersedia dan sesuai untuk
mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan secara efektif dan efisien.
Manajemen sekolah atau ada juga yang menyebutnya sebagai administrasi
sekolah adalah proses manajemen sebagimana layaknya sebuah organisasi Kathryn .
M. Bartol dan David C. Martin yang dikutip oleh Kadarman (1995:36) memberikan
rumusan bahwa :
Manajemen adalah proses untuk mencapai tujuan tujuan organisasi dengan
melakukan kegiatan dari empat fungsi utama yaitu merencanakan (planning),
mengorganisasi (organizing), memimpin (leading), dan mengendalikan (controlling).
Dengan demikian, manajemen adalah sebuah kegiatan yang berkesinambungan.
Sedangkan dari Stoner sebagaimana dikutip oleh Hani Handoko (1995:12)
mengemukakan bahwa:
Manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan
pengawasan usaha-usaha para anggota organisasi dan penggunaan sumber dayasumber daya organisasi lainnya agar mencapai tujuan organisasi yang telah
ditetapkan.
Secara khusus dalam konteks pendidikan, Djama (1980:23) memberikan
pengertian manajemen pendidikan dengan menggunakan istilah administrasi
pendidikan yang diartikan sebagai keseluruhan proses kerjasama dengan
memanfaatkan semua sumber personil dan materil yang tersedia dan sesuai untuk
mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan secara efektif dan efisien.
Komponen Manajemen Pendidikan
Menurut Kusuma (2011:1) ada 7 hal besar yang harus dibenahi oleh pengelola
pendidikan yaitu:
(a) sensitivitas lembaga terhadap perubahan dan peluang,
menuntutpara manajer pendidikan untuk mencari dan menerapkan suatu manajemen
baru yang dapat mendorong perbaikan mutu pendidikan.
(b) manajemen organisasi,
Organisasi yang tangguhadalah organisasi yang memiliki sumber daya
manusia bermutu, aktif, bersemangat, struktur organisasi mantap, dan mempunyai
system informasi yang up to date
(c) manajemen strategi,
Strategi adalah suatu cara untuk mencapai sasaran. Balanced scorecard memberikan
satu cara untuk mengkomunikasikan strategi suatu lembaga pada manajer-manajer di
organisas
(d) manajemen sumber daya manusia,

Manajemen sumber daya manusia merupakan bagian dari manajemen organisasi yang
memfokuskan pada pengelolaan sumber daya manusia.
(e) reformasi pembelajaran,
Konsep pembelajaran reformatif berpusat kepada siswa, interaktif atau terjadi interaksi
multi arah, multidisipliner, kerja kelompok, guru sebagai fasilitator, mengajarkan
bagaimana mempelajari sesuatu, dimungkinkan tim teaching untuk memperoleh kajian
lintas disipliner, memberikan peluang kepada siswa mengalami berbagai gaya belajar,
pembelajaran kristis dengan pendekatan pemecahan masalah (problem solving) yang
berorientasi ke masa depan.
(f) pembiayaan pendidikan,
Berbagai biaya harus ditanggung oleh lembaga dalam peningkatan kualitas.
Seharusnya biaya dialokasi kepada: (1) biaya pencegahan (2) biaya deteksi/penilaian,
(3) biaya kegagalan inrenal, (4) biaya kegagalan eksternal.
(g) marketing pendidikan
Lembaga pendidikan selalu menginginkan sekolahnya dicari oleh masyarakat. Di sisi
lain masyarakat membutuhkan informasi tentang sekolah mana yang memenuhi
standar mutu sesuai yang diharapkan. Hal ini dibutuhkan oleh masyarakat dalam
rangka mereka memilih sekolah untuk putra putrinya. Oleh karena itu marketing
pendidikan sebagai bidang yang harus digarap secara serius dan menjadi lahan yang
diperhitungkan.
Fungsi-fungsi dasar
manajemen
yang
dikemukakan para
ahli sebenarnya sudah tercakup didalam keempat fungsi dasar manajemen yang
dikemukakan oleh George R terry (1973:25)
1.Planning ( Perencanaan )
Berbagai batasan tentang planning dari yang sangat sederhana sampai dengan yang
sangat rumit. Misalnya yang sederhana saja merumuskan bahwa perencanaan
adalah penentuan serangkaian tindakan untuk mencapai suatu hasil yang diinginkan.
Pembatasan yang terakhir merumuskan perencaan merupakan penetapan jawaban
kepada enam pertanyaan berikut :
1.Tindakan apa yang harus dikerjakan ?
2.Apakah sebabnya tindakan itu harus dikerjakan ?
3.Di manakah tindakan itu harus dikerjakan ?
4.kapankah tindakan itu harus dikerjakan ?
5.Siapakah yang akan mengerjakan tindakan itu ?
6.Bagaimanakah caranya melaksanakan tindakan itu ?
2. Organizing (Mengorganisasikan)

Mengorganisasikan adalah proses mempekerjakan dua orang atau lebih


untuk bekerjasama dalam cara terstruktur guna mencapai sasaran specific atau
beberapa sasaran dalam kata lain mengalokasikan pekerjaan, wewenang, dan sumber
daya di
antara anggota organisasi, sehingga mereka dapat mencapai tujuan mereka.
Organizing (organisasi) adalah dua orang atau lebih yang bekerja sama dalam cara
yang terstruktur untuk mencapai sasaran spesifik atau sejumlah sasaran.
3. Leading
Pekerjaan leading meliputi lima kegiatan yaitu :
Mengambil keputusan
Mengadakan komunikasi agar ada saling pengertian antara manajer dan bawahan.
Memeberi semangat, inspirasi, dan dorongan kepada bawahan supaya mereka
bertindak.
Memilih orang-orang yang menjadi anggota kelompoknya, serta
memperbaiki pengetahuan dan sikap-sikap bawahan agar mereka terampil dalam
usaha mencapai tujuan yang ditetapkan.
4.Controlling
Controlling atau pengawasan, sering juga disebut pengendalian adalah salah satu
fungsi manajemen yang berupa mengadakan penilaian, bila perlu mengadakan koreksi
sehingga apa yang dilakukan bawahan dapat diarahkan ke jalan yang benar dengan
maksud dengan tujuan yang telah digariskan semula. Controlling (Pengendalian)
Pengendalian adalah suatu proses untuk memastikan bahwa aktivitas sebenarnya
sesuai dengan aktivitas yang direncanakan dalam arti seorang manajer harus yakin
tindakan yang dilakukan oleh anggota organisasi benar-benar menggerakkan
organisasi kearah tujuan yang telah dirumuskan.
Penutup
Pembenahan secara total dengan tujuan peningkatan mutu wajib dilakukan oleh
lembaga pendidikan. Pembenahan secara total meliputi segala aspek. Jika ini dilakukan
maka akan membentuk sebuah jaringan yang kuat yang secara serentak melaju
mencapai tujuan/sasaran. Dengan demikian maka sebuah lembaga pendidikan akan
tetap eksis dan terus berkembang dalam kancah persiangan global.
Kepekaan melihat kondisi yang bergulir dan peluang masa depan menjadi modal
utama untuk mengadakan perubahan paradigma dalam manajemen pendidikan. Modal
ini akan dapat menjadi pijakan yang kuat untuk mengembangkan pendidikan. Pada titik
inilah diperlukan berbagai komitmen untuk perbaikan kualitas. Manakala tahu melihat
peluang, dan peluang itu dijadikan modal, kemudian modal menjadi pijakan untuk
mengembangkan pendidikan yang disertai komitmen yang tinggi, maka secara otomatis

akan terjadi sebuah efek domino (positif) dalam pengelolaan organisasi, strategi, SDM,
pendidikan dan pengajaran, biaya, marketing pendidikan seperti yang sudah penulis
uraikan di atas.
Daftar Pustaka
--------------------- Makalah Reformasi Pendidikan, Ditjen PMPTK Depdiknas 2007
Djaman Satori (1980)). Administrasi Pendidikan. Bandung. IKIP Bandung
George
R
terry.
Dalam http://phicumbritz.blogspot.com/2009/12/makalahteorimanajemen-george-r-terry.html diunduh tanggal 19 April 2012
Hadari Nawawi (1992) Hadari Nawawi.. Administrasi Personel untuk
Peningkatan Produktivitas Kerja. Jakarta
Hani Handoko T (1995) , Manajemen Sumber daya Manusia, bpfe, Yogyakarta
Junus, Falah. Manajemen peningkatan mutu pendidikan.
http://www.geocities.com/guruvalah/ artikelpendidikan/.html. diunduh tanggal 19 April
2012
Kadarman, A.M. dan Udaya, Jusuf. 1992. Pengantar Ilmu Manajemen
: Buku PanduanMahasiswa. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama
Kusuma,ImmaHelianti,http://www.bpkpenabur.or.id/files/Hal.7686%20ManajemenPendi
dikan.pdf diunduh tanggal 19 april 2012
Mantja, Willem. Manajemen pendidikan era reformasi - Jurnal Ilmu
Pendidikan, jilid 7, nomor 2, Mei 2000, http://www.malang.ac.id/jip/2000a.htm diunduh
tanggal 19 April 2102

Anda mungkin juga menyukai