BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
1 http://www.antaranews.com/berita/413146/polri-amankan-pemilu-mulai-maret-2014l.
2 Dalam ketentuan Pasal 1 angka 1 UU Nomor 7 Tahun 2012 tentang Penanganan Konflik Sosial (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 116, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5315), konflik sosial didefinisikan sebagai perseteruan dan/atau benturan fisik dengan kekerasan
antara dua kelompok masyarakat atau lebih yang berlangsung dalam waktu tertentu dan berdampak luas
yang mengakibatkan ketidakamanan dan disintegrasi sosial sehingga mengganggu stabilitas nasional dan
menghambat pembangunan nasional.
3
3 http://ajisurabaya.org/panwas-tuban-temukan-1000-pelanggaran/
4
suatu wadah kemitraan yang sinergis dan egaliter. Untuk itu, Polri perlu melakukan
komunikasi yang intensif, dialogis, dan berpartisipasi aktif dalam kegiatan-kegiatan
masyarakat sehingga Polisi dianggap oleh masyarakat sebagai bagian integral, hal
tersebut sesuai dengan Kebijakaan Polri sebagaimana yang tertuang dalam grand
strategi Polri Tahap II 2010-2014 (partnership building).
Salah satu upaya Polres Tuban dalam meningkatkan kemitraan dengan
masyarakat dalam rangka mendukung pengamanan Pemilu 2014, adalah dengan
memberdayakan peran Babinkamtibmas sebagai salah satu leading sector
pelaksanaan tugas Polri. Keberadaan para Babinkamtibmas sangat strategis sebagai
mediator dan fasilitator pemecahan masalah serta menjadi mitra kerja masyarakat
untuk menjaga keamanan selama penyelenggaraan Pemilu 2014. Pemberdayaan
Babinkamtibmas tersebut menekankan pada pendekatan kemanusiaan (humanistic
approach) sehingga mampu menjadi representasi dan sekaligus menjadi ujung
tombak serta penghubung antara Polri dan masyarakat, mampu melakukan interaksi
dengan lebih intensif, proaktif, terprogram, sistematis, berkesinambungan dan kreatif
menuju tumbuh suburnya sistem penyelenggaraan kegiatan pengamanan
masyarakat secara terkoordinir, terarah dan selaras dalam rangka menanggulangi
gangguan kamtibmas.4.
2. Pokok Permasalahan
Melihat pada latar belakang di atas, maka permasalahan yang akan diangkat
dalam penulisan ini adalah “ belum optimalnya peran babinkamtibmas Polres Tuban
guna menjalin kemitran dengan masyarakat dalam rangka mendukung pengamanan
Pemilu 2014 “
3. Pokok-pokok persoalan
Merujuk pada pokok permasalahan di atas, maka dapat diurai kedalam pokok-
pokok persoalan sebagai berikut :
a. Bagaimana kompetensi Babinkamtibmas dalam menjalin kemitraan dengan
masyarakat ?
b. Bagaimana kondisi dukungan anggaran serta sarana dan prasarana yang
dimiliki Babinkamtibmas dalam menjalin kemitraan dengan masyarakat ?
4 Adang Dorodjatun. Drs, Komjen Pol, Kebiiakan dan Strategi Polri Dalam Pembinaan Kamdagri , 2010
5
4. Ruang Lingkup
Penulisan ini dibatasi pada optimalisasi peran dan fungsi Babinkamtibmas
Polres Tuban dalam menjalin kemitraan dengan kemitraan dengan masyarakat
dalam rangka mendukung pengamanan Pemilu 2014.
b. Tujuan
Untuk mendeskripsikan pelaksanaan perpolisian masyarakat saat ini
serta mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi sehingga dapat
mendeskripsikan kondisi yang seharusnya atau yang ideal untuk kemudian
ditentukan langkah-langkah terobosan kreatif dalam upaya optimalisasi peran
dan fungsi Babinkamtibmas Polres Tuban dalam menjalin kemitraan dengan
kemitraan dengan masyarakat dalam rangka mendukung pengamanan
Pemilu 2014.
b. Pendekatan
Pendekatan dilaksanakan melalui pendekatan interdisipliner
interdisipliner adalah pendekatan dalam pemecahan masalah dengan
menggunakan sudut pandang ilmu serumpun yang relevan secara terpadu.
Crosdisipliner adalah pendekatan dalam pemecahan suatu masalah dengan
menggunakan tinjauan dua atau lebih rumpun ilmu yang yang relevan dengan
pembahasan5.
8. Pengertian-pengertian
a. Optimalisasi.
Optimalisasi, berasal dari kata dasar“optimal” yang merupakan kata
sifat yang berarti tertinggi, paling baik, sempurna, terbaik, paling
menguntungkan.6 Dalam kaitannnya dengan penulisan naskah ini,
Optimalisasi dapat diartikan sebagai upaya Polres Tuban dalam
meningkatkan kualitas kinerja Babinkamtibmas dan pengembangan
sumberdaya organisasi sampai tingkat paling menguntungkan atau paling baik
guna menjalin kemitraan dengan masyarakat dallam rangka mendukung
engamanan Pemilu 2014.
5 Muhammad, Farouk, Metodologi Penelitian Sosial (Bunga Rampai), Restu Agung, Jakarta, 2003, hal 103.
6 Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi Ketiga, Jakarta: Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional,
2003.
7
b. Peran.
Kata peran berasal dari kata peranan yang keduanya hampir sama
pengertiannya. Menurut kamus besar bahasa Indonesia yang dimaksud
dengan peran adalah: “seperangkat tingkat yang diharapkan dimiliki oleh
orang yang berkedudukan dalam masyarakat” selain itu Peran adalah suatu
konsep tentang apa yang dapat dilakukan oleh individu dalam masyarakat
sebagai organisasi. (Kamus Besar Bahasa Indonesia, Depdikbud, Jakarta,
1988, Balai Pustaka Cetakan Pertama, halaman 667).
c. Babinkamtibmas
Bhayangkara Pembina Kamtibmas yang selanjutnya disebut
Bhabinkamtibmas adalah anggota Polri yang bertugas membina Kamtibmas
dan juga merupakan petugas Polmas di Desa/Kelurahan. Pembinaan adalah
segala usaha dan kegiatan membimbing, mendorong, megarahkan,
menggerakan termasuk kegiatan koordinasi dan bimbingan teknis untuk
pelaksanaan sesuatu dengan baik, teratur dan seksama dalam rangka
pencapaian tugas serta memperoleh hasil yang maksimal.;
d. Kemitraan
Kemitraan adalah segala bentuk upaya membangun sinergi dengan
potensi masyarakat yang meliputi komunikasi berbasis kepedulian, konsultasi,
pemberian informasi dan berbagai kegiatan lainnya demi tercapainya tujuan
masyarakat yang aman, tertib dan tentram.
e. Pemilu 2014
Pemilihan Umum, selanjutnya disebut Pemilu, adalah sarana
pelaksanaan kedaulatan rakyat yang dilaksanakan secara langsung, umum,
bebas, rahasia, jujur, dan adil dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia
berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945. Pada Pemilu 2014 mendatang akan dilaksanakan 2
(dua) kali yaitu Pemilu Legislatif pada tanggal 9 April 2014 yang akan
memilih para anggota dewan legislatif dan Pemilu Presiden pada tanggal 9
juli 2014.
8
BAB II
LANDASAN TEORI
Permasalahan yang disajikan dalam penulisan ini adalah masih belum optimalnya
pelaksanaan perpolisian Masyarakat di wilayah perbatasan guna mengantisipasi terjadinya
Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) dalam rangka terwujudnya stabilitas
kamtibmas, untuk mengupas tuntas dan menganalisanya, maka diperlukan suatu dasar
teori yang digunakan dalam penelitian penulisan naskah ini, meliputi:
a. Kemitraan
Kemitraan mengandung arti kerjasama dengan menempatkan pihak
yang bekerjasama dalam posisi yang sama. Kemitraan antara polisi dan
masyarakat berarti polisi menganggap masyarakat sebagai mitra kerja,
demikian juga sebaliknya, masyarakat menganggap polisi sebagai mitra
kerjanya dalam pemeliharaan keamanan dan ketertiban. Kemitraan akan
terjadi apabila terdapat saling percaya. Polisi mempercayai bahwa
pelaksanaan tugasnya hanya dapat dilakukan dengan baik apabila ia bekerja
sama dengan masyarakat. Untuk itu, ia melakukan komunikasi yang intensif,
9
Dalam prosesnya manajemen merupakan suatu daur yang berulang dan tidak
pernah berhenti sampai organisasi tersebut tidak ada lagi, sehingga dapat ditemukan
teknik, taktik, strategi dan siasat serta cara bertindak yang tepat sebagai konsepsi
pemecahan masalah. Untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan diperlukan alat-
alat sarana (tools). Tools merupakan syarat suatu usaha untuk mencapai hasil yang
ditetapkan. Tools tersebut dikenal dengan 4M, yaitu man, money, materials dan
methods8, yang dapat diuraikan sebagai berikut :
a. Man, merujuk pada SDM organisasi. Dalam manajemen, faktor manusia
adalah yang paling menentukan. Manusia yang membuat tujuan, sekaligus
melakukan proses untuk mencapai tujuan.
b. Money, merupakan basis perhitungan rasional, dalam hal ongkos tenaga
kerja, alat-alat yang dibutuhkan dan harus dibeli, serta berapa hasil yang
diperoleh.
c. Material,adalah pelengkap bagi unsur Man. Materi dan manusia tidak dapat
dipisahkan; tanpa materi tidak akan tercapai hasil yang dikehendaki.
d. Metode adalah suatu tata cara kerja yang memperlancar jalannya pekerjaan
yang dilaksanakan untuk mencapai tujuan organisasi dimana antara satu
sama lainnya saling terkait dan saling mempengaruhi
8 Stoner, James AF. Dkk. Manajemen (edisi bahasa Indonesia) jilid I. Jakarta: Prenhallindo
11
BAB III
PERAN DAN FUNGSI BABINKAMTIBMAS DALAM MENJALIN KEMITRAAN
DENGAN MASYARAKAT SAAT INI
2) Kondisi Masyarakat
Berdasarkan sensus terakhir tahun 2011 jumlah penduduk
Kabupaten Tuban = 1.137.708 jiwa terdiri dari :Laki-laki: 630.576 jiwa,
Perempuan :628.240 jiwa dengan ratio perbandinga mayarakat
dengan anggota Polri adalah 1 : 1.438. Kabupaten Tuban mempunyai
kebanggaan dengan sebutan sebagai daerah/bumi Ronggolawe.,
dDitinjau dari sifat dan kondisi lingkungan masyarakatnya Tuban dapat
dibagi menjadi 3 bagian yaitu : Masyarakat perkotaan, Masyarakat
pesisir dan Masyarakat pedalaman/desa. Secara umum, komposisi
penduduk berdasarkan etnis adalah Macam-macam suku bangsa :
Suku Jawa, Suku Melayu, Suku Tionghoa, Suku Bugis, Suku Jawa,
Suku Batak, Suku Sunda, Suku Padang dan WNA. Adapun mata
pencaharian sebagian besar penduduk Kabupaten berprofesi sebagai
petani, Nelayan, Dagang, Wiraswasta, Pegawai Negeri, Supir dan
buruh.
Secara demografi, sebagaian besar penduduk Kabupaten
Tuban memiliki tingkat ekonomi yang masih tergolong rendah atau
miskin, selain itu. pembangunan ekonomi yang dirasakan belum merata
dan kurang mampu meningkatkan kesejahteraan penduduk, telah
menyebabkan adanya sebagian masyarakat yang melakukan berbagai
tindak pidana guna pemenuhan kebutuhannya sehari-hari, dalam
kontek pelaksanaan Pemilu 2014 mendatang, disinyalir masyarakat
sagat rentan dan mudah teriming-imingi oleh money politic dan tidak
black campaign yang dilakukan oleh sebagian okum peserta pemilu
tertentu.
3) Kondisi Kamtibmas
KEJAHT
WAKTU KEJHTN YG DI PROSENTASE
NO TAHUN YG
KEJAHATAN SELESAIKAN UNGKAP
DILAP
1 2008 666 13,15 530 74,58
2 2009 687 12,75 563 81,95
3 2010 643 13,62 512 79,32
4 2011 624 14.04 559 89.58
5 2012 582 15.05 495 85.05
Jan s/d Mei
6 2013 262 13.83 229 87.40
Sumber : Lapsat Polres Tuban 2013
Berdasarkan data diatas, dapat diketahuai bawa tren
perkembangan tindak pidana yang terjadi pada tahun 2013 periode
Januari – mei adalah sebanya 87.40, sementara pada tahun 2012
adalah sebanyak 85.05. Dengan masih tingginya angka tindak pidana
dan gangguan kamtibmas tersebut, maka diperkirakan dapat
mengganggu jalannya pelaksanaan pemilu 2014 mendatang yang akan
diselenggarakan di wilayah Kabupaten Tuban.
2) Pilpres 2009
1 2 3
58,895
(10.60 %)
261,782
(47.14 %)
234,677
(42.26 %)
N TERSANGK PERKARA YG
LP PASAL KET
O A DISANGKAKAN
1 LP / 01/VII ADI ZEIN adanya selebaran yg seganja Pasal 214 dan P21
/2009 / Res GINTING, 56 dibagikan saat kampanye 224 UU RI NO 42 dan Tahap II
th, tukang dialogis pasangan Jk – Win No TH 2009
pijat J urut 3.
9 Adang Dorodjatun. Drs, Komjen Pol, Kebiiakan dan Strategi Polri Dalam Pembinaan Kamdagri , 2010
21
a. Kuantitas
Tabel 5. Jumlah Binmas Polres Tuban tahun 2013
NO PANGKAT RILL DSP
1 AKP 1 1
2 IP 1 3
3 AIPTU 1
4 AIPDA 1
5 BRIPKA 1
6 BRIPTU 2 16
7 BRIPDA 1
8 PENGTU 1
9 PENGDA 1 1
JUMLAH 10 21
Sumber : Lapsat Polres Tuban
Secara umum, jumlah personel Sat Binmas yang terdapat di Polres
Tuban saat ini, masih belum memenuhi DSPP yaitu sebanyak 10 Rill dan 16
DSPP, Sementara itu Jumlah Bhabinkamtibmas polsek jajaran dapat terlihat
seperti berikut
b. Kualitas
Secara kualitas personil dengan kualifikasi personel Polres Tuban
masih sangat minim, hal ini dapat terlihat dari data sebagi berikut:
Tabel 7. Data Pendidikan Kejuruan Sat Binmas Polres Tuban tahun 2013
NO KEJURUAN JUMLAH KET
1. Pelatihan TPTKP 1
2. Pelatihan Polmas 2
3. Pelatihan yanmas 1
4. Pelatihan longmat 1
Jumlah 5
Tabel 3. Data Dikjur personil Polres Tuban
1) Pengetahuan (knowlegde)
a) Terbatasnya pemahaman personel terhadap konsep dan
aplikasi perpolisian sesuai dengan konsep Polmas
sebagaimana yang diatur dalam Perkap No. 7 tahun 2008,
sebagai dasar yuridis dalam menjalin kemitraan dengan
masyarakat maupun dengan berbagai komponen Pemilu 2014
b) Terbatasnya pemahaman personel terhadap etnolinguistik yang
meliputi pemahaman terkait norma, budaya, nilai dan bahasa
23
2) Kemampuan (Skill)
a) Masih terbatasnya dalam melakukan komunikasi yang meliputi
kemampuan berbicara, mendengarkan, bertanya, mengamati,
memberi dan menerima umpan balik kepada masyarakat dan
keterampilan memecahkan masalah (problem solving skill) yang
terdapat ditengah-tengah masyarakat, mengidentifikasi serta
mengembangkan respon dan solusi yang efektif dan dapat
diterima oleh masyarakat.
b) Keterampilan dan kepribadian untuk beradaptasi dengan
lingkungan sosial dan adat istiadat setempat serta kurang terlibat
dalam kegiatan sosial masyarakat.
c) Keterampilan kepemimpinan dalam memperkirakan resiko serta
tekun dan tanggung jawab dalam menyelesaikan berbagai
permasalahan masyarakat hingga selesai.
d) Personel Bhabinkamtibmas kurang memanfaatkan pranata sosial
ditengah-tengah masyarakat yang dapat dimanfaatkan dalam
24
3) Perilaku (attitude)
a) Sebagian personel tidak memiliki kematangan emosional dan
mental, yang mana pada beberapa peristiwa, personel mudah
tertekan dan terbawa oleh retorika atau menunjukan sikap
berlawanan dengan masyarakat.
15. Kondisi dukungan anggaran serta sarana dan prasarana yang dimiliki
Babinkamtibmas dalam menjalin kemitraan dengan masyarakat
a. Anggaran
Ketersediaan anggaran yang mencukupi merupakan faktor penting
yang dapat menentukan keberhasilan tugas. Namun kenyataannya mata
anggaran yang dimiliki oleh Sat Binmas dan Babinkamtibmas Polres Tuban
guna menjalin kemitraan dengan masyarakat dalam mendukung pengamanan
Pemilu 2014 khususnya mata anggaran yang berasal dari DIPA masih sangat
terbatas sehingga kurang dapat mendukung keberhasilan tugas. Berikut ini
disampaikan dukungan anggaran yang dimiliki Sat Binmas Polres Tuban 10,
sebagai berikut :
b. Sarana Prasarana
Meski bukan yang utama, peran sarana dan prasarana sangat
penting bagi pelaksanaan tugas anggota, dimana dengan sarana dan
prasarana yang memadai maka pelaksanaan tugas personil dilapangan dapat
dilaksanakan secara efektif dan efisein. Adapun sarana prasarana yang
dimiliki Polres Tuban dalam mendukung pelaksanaan tugas babinkamtibmas
29
16. Sistem dan metode yang digunakan babinkamtbmas dalam menjalin kemitraan
dengan masyarakat
Pelaksanaan kemitraan antara Polri dengan masyarakat guna pengamanan
kegiatan masyarakat secara substansi merupakan penjabaran Perkap No 7 Tahun
2008 tentang Polmas. Kemitraan polisi dengan masyarakat di dalam Polmas
memungkinkan adanya deteksi dini setiap permasalahan, sehingga Polisi dapat lebih
cepat dan akurat dalam memperoleh informasi tentang situasi kamtibmas.
Salah satu upaya Polres Tuban dalam meningkatkan kemitraan dengan
masyarakat tersebut adalah dengan memberdayakan peran Babinkamtibmas
sebagai leading sector dalam pelaksanaan tugas Polri untuk melakukan pembinaan
masyarakat. Keberadaan para Bhabinkamtibmas sangat strategis sebagai mediator
dan fasilitator pemecahan masalah serta menjadi mitra kerja masyarakat untuk
menjaga keamanan lingkungan. Pemberdayaan Babinkamtibmas menekankan pada
pendekatan kemanusiaan, sehingga mampu menjadi representasi dan sekaligus
menjadi ujung tombak serta penghubung antara Polri dengan masyarakat, mampu
melakukan interaksi dengan lebih intensif, proaktif, terprogram, sistematis,
berkesinambungan dan kreatif menuju tumbuh suburnya sistem penyelenggaraan
kegiatan pengamanan masyarakat secara terkoordinir, terarah dan selaras dalam
rangka menanggulangi gangguan kamtibmas.11 Adapun terkait dengan sistem dan
metode yang diguanakan dalam pelaksanaan kemitraan Polri dengan masyarakat
dapat terlihat dari fakta-fakta seperti dibawah ini :
11 Adang Dorodjatun. Drs, Komjen Pol, Kebiiakan dan Strategi Polri Dalam Pembinaan Kamdagri, 2010
31
a Tahap Perencanaan
1) Kurang tersusunnya rencana kegiatan yang dapat menjadi pedoman
pelaksanaan tugas bhabinkamtibmas dalam menjalin kemitraan dengan
masyarakat baik pada tahapan binkamsa, bintibmas, binluh maupun bin
polmas.
2) Kurang tersususnnya berbagai kebutuhan yang menjadi unsur
pendukung pelaksanaan tugas babinkamtibmas guna menjalin
kemitraan dengan masyarakat termasuk dalam mendukung
pengamanan Pemilu 2014 yang meliputi piranti lunak dan piranti keras
serta persiapan sarana dan prasana maupun pelibatan kekuatan
personel yang akan dilibatkan.
3) Belum dilakukan penentuan target/sasaran secara spesifik yang harus
dicapai, sehingga tidak adanya standar keberhasilan dalam
pelaksanaan tugas babinkamtibmas guna menjalin kemitraan dengan
masyarakat termasuk dalam mendukung pengamanan Pemilu 2014.
4) Kurang adanya pemetaan potensi kerawaan kamtibmas khususnya
selama pelaksanaan pemilu 2014 guna penentuan sasaran, cara
bertindak, kekuatan yang dilibatkan dan pengwasan pengendalian
pelaksanaan Polmas/monitoring dan evaluasi.
5) Belum diatur Standard Operational Prosedure (SOP) yang jelas berupa
petunjuk pelaksanaan (Juklak) maupun petunjuk tekhnis (Juknis) yang
dapat digunakan sebagai pedoman tugas babinkamtibmas guna
menjalin kemitraan dengan masyarakat termasuk dalam mendukung
pengamanan Pemilu 2014.
b. Pengorganisasian
1) Penunjukan personel yang tugaskan sebagai babinkamtibmas kurang
mengacu pada kualifikasi dan kompetensi yang dimilikinya, sehingga
dalam menjalin kemitraan dengan masyarakat sering kurang didukung
oleh personel yang memiliki kemampuan yang memadai.
2) Kurang optimalnya penerapan prinsip “ local boys for local job” dalam
penempatan personel babinkamtibmas
32
c. Pelaksanaan.
1) Pembinaan ketertiban masyarakat
a) Kurang efektifya pelaksanaan penyuluhan kepada masyarakat
guna meningkatkan partisipasi masyarakat, kesadaran hukum
dan ketataan warga masyarakat terhadap hukum dan peraturan
perundangan yang berlaku khususnya pada saat pelaksanaan
pemilu 2014, hal tersebut dikarenakan kegiatan penyuluhan
masih bersifat formal, kaku dan konvensional dan kurang
membuka ruang diskusi seperti halnya dengan memanfatkan
pertemuan dibalai desa, balai adat dan lain-lain.
b) kurang dilaksanakannya pembinaan terhadap pada remaja
(pemuda/pemudi) dan pelajar / mahasiswa (pemilih pemula) agar
senantiasa berpartisipasi aktif dalam mendukung tugas
kepolisian termasuk dalam mensosialisasikan pelaksanaan
pemilu yang aman dan damai.Sepertihalya melalui program
police go to school, police youth care center maupun program
sosial lainnya.
c) Kurang dilaksanakan pendekatan kepada masyarakat dengan
cara sambang desa maupun patroli kampung / dialogis guna
membimbing dan memberikan penyuluhan kepada masyarakat di
Desa agar masyarakat tidak terpengaruh oleh orang/kelompok
tidak dikenal yang hendak melalukan provokasi kepada
masyarakat guna menciptkanan kerawanan kamtibmas selama
pelaksanaan Pemilu 2014.
33
5) Kerjasama
a) Kerjasama dengan KPU :
(1) Kurang optimalnya kerjasama antara personel dengan
PPK dan PPS pada tingkat kecematan dan Desa dalam
pengamanan tahapan penyelenggaraan pemilihan umum,
pengamanan Kantor maupun personel KPUD, PPK dan
PPS maupun dalam TPS .
(2) Komunikasi yang dijalin antara Polri dan JPU masih
dilaksanakan pada level pimpinan dan kurang menyentuh
tingkat pelaksana di lapangan selain itu Kurang
tersedianya jalur koordinasi guna pemberian data
informasi dan keterangan yang berkaitan dengan aspek-
aspek pengamanan penyelenggaraan Pemilihan Umum.
(3) Koordinasi dengan KPUD, PPK dan PPS dalam
penanganan terhadap pelanggaran peraturan perundang-
undangan Pemilihan Umum dalam kasus-kasus tertentu
yang dikoordinasikan antara KPUD Tuban masih belum
berjalan secara optimal.
36
d. Pengendalian
1) Bhabinkamtibmas kurang mencatat semua kegiatan yang dilaksanakan
secara detail dalam buku mutasi kegiatan sesuai dengan format yang
ditetapkan
2) Kurangnya kontrol dari pimpinan terhadap pelaksanaan tugas
babinkamtibmas, pengawasan hanya dilaksanakan pada laporan hasil
kegiatan operasional.
3) Pelaksanaan supervisi baik secara berkala maupun insidentil kurang
dilaksanakan oleh pimpinan sehingga kurang ditemui kondisi riil
kendala dan hambatan yang ditemui dalam pelaksanaan tugas
babinkamtibmas.
37
BAB IV
FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
a. Kekuatan
1) Adanya piranti lunak yang menjadi landasan, dasar dan petunjuk
pelaksanaan administrasi dan operasional bagi babinkamtibmas Polres
Tuban dalam pelaksanaan tugasnya yang meliputi:
a) Undang – Undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian
Negara Republik Indonesia.
b) Undang – Undang no 10 tahun 2008 Tentang Pemilu
c) Peraturan Kapolri No 7 tahun 2008 tentang Pedoman Strategi
dan implementasi Polmas dalam Pelaksanaan Tugas Polri i.
d) Adanya buku Pedoman Penerapan Polmas dalam pelaksanaan
tugas fungsi Binmas dan Babinkamtibmas sebagai salah satu
acuan dalam tugas-tugas operasional sehari-hari yaitu, No. Pol :
Skep/432/VII/2006 tanggal 1 Juli 2006
2) Adanya kebijakan local boys for local job yang menekan
pemberdayaan “ Putra Daerah “ sebagai kekuatan Polri dalam menjalin
kemitraan dengan masyarakat.
3) Program pimpinan melalui pergelaran “1 desa 1 Bintara “ guna
mendekatkan pelayanan kepada masyarakat khususnya pada bidang
keamanan.
4) HTCK antara satuan fungsi di Polres Tuban serta antara pimpinan
dengan anggota berjalan dengan harmonis sehingga tugas dari
pimpinan dapat dilaksanakan dengan baik.
5) Sumber daya manusia yang terdapat di Babinkamtibmas Polres dan
Polsek jajaran menjadi suatu kekuatan yang dapat dipersiapkan
38
b. Kelemahan
1) Pemahaman personil terhadap Polmas belum sepenuhnya dipahami
dan dilaksanakan secara baik oleh Babinkamtibmas sehingga sering
menjadi hambatan dalam pelaksanaan tugas operasional guna
menjalin kemitraan dengan masyarakat termasuk dalam mendukung
pengamanan pada pemilu 2014..
2) Belum memadainya instrumen pendukung dalam mendukung
pelaksanaan tugas babinkamtibmas terutama dalam sarana prasarana
dan anggaran sehingga pelaksanaan pembinaan masyarakat masih
belum berjalan secara optimal.
3) Peran polsek sebagai basis deteksi dini belum mampu berjalan secara
optimal disebabkan oleh keterbatasan SDM, sarana prasarana, dan
anggaran
4) Masih banyak anggota yang melaksanakan gaya pemolisian yang
reaktif dan tidak berorientasi pada problem solving/ pemecahan
masalah sehingga mengakibatkan petugas Polmas kurang mengetahui
permasalahan yang terjadi dalam masyarakat diwilayah tugasnya.
5) Masih terbatasnya pembangunan dan pembentukan FKPM diwilayah
Tuban sehingga pelaksanaan pembinaan masyarakat dan
pembangunan kemitraan dengan masyarakat kurang berjalan sesuai
degan harapan.
b. Kendala
1) Menurunnya keserasian sosial masyarakat Kabupaten Tuban dengan
akar budaya yang berbeda sehingga sering memicu terjadinya tradisi
konfliktual maupun terjadinya pergesakan antar kelompok masyarakat
khusunya pada pelaksanaan Pemilu 2014.
2) Adanya sikap euforia berlebihan dari sebagian masyarakat yang
ditunjukan dengan memberikan secara dukungan secara berlebihan
pada parpol / capres-cawapres tertentu sehingga memicu sekat dan
pertikaian dengan kelompok pendukung lainnya..
3) Meningkatnya trend kejahatan dan gangguan kamtibmas terlihat
dengan semakin berkembangnya, modus operandi, ruang dan
dimensinya, tidak berbanding dengan perkembangan organisasi Polri.
4) Kurangnya dukungan dari seluruh lapisan masyarakat dan stake
holders guna pemberantasan tindak pidana terorisme dengan
memberikan laporan dan informasi aktual terkait potensi-potensi
terjadinya gangguan kamtibmas di wilayahnya.
5) Jarak antar desa / dusun yang ada di wilayah Kabupaten Tuban cukup
jauh sehingga dalam pelaksanaan pembinaan masyarakat memerlukan
waktu sarana serta prasarana.
40
BAB V
PERAN DAN FUNGSI BABINKAMTIBMAS DALAM MENJALIN KEMITRAAN
DENGAN MASYARAKAT YANG DIHARAPKAN
a. Kuantitas
1) Penunjukan personel khususnya yang ditugaskan guna mengemban
tugas Polmas dipriorintaskan pada personel dengan latar belakang
pendidikan S1 atau personel yang memiliki pengalaman dalam bidang
Polmas .
2) Dalam Penunjukan personel khususnya yang ditugaskan guna
mengemban tugas sebagai babinkamtibmas diharapkan dapat
mengacu prinsip local boys or local job sehingga dapat memudahkan
dalam melakukan komunikasi dan kolaborasi dengan masyarakat
setempat khususnya dalam mendukung pengamanan Pemilu 2014.
3) Penambahan personel dapat diprioritaskan pada komposisi perwira
sehingga dalam pelaksanaan pemberdayaan masyarakat dapat
memiliki nilai manajerial yang baik.
4) Adanya penambahan anggota bhabinkamtibmas guna terpenuhinya
program dan kebijakan 1 desa 1 Polisi guna mendukung
terlaksanakannya pembinaan masyarakat berkelanjutan.
5) Adanya penambahan personel yang disesuikan dengan tingkat
kerawanan daerah (kakerda) diwilayah kabupaten Tuban.
b. Kualitas
1) Pengetahuan (knowlegde)
a) Setiap personel diharapkan dapat memiliki pengetahuan dan
pemahaman yang baik mengenai konsep dan aplikasi perpolisian
sebagai dasar yuridis dalam menjalin kemitraan dengan
masyarakat maupun dengan berbagai komponen Pemilu 2014
b) Personel Babinkamtibmas dapat memiliki wawasan yang baik
mengenai etnolinguistik yang meliputi pemahaman terkait norma,
41
2) Kemampuan (Skill)
a) Setiap personel memiliki kemampuan personel dalam melakukan
dengan masyarakat termasuk halnya keterampilan dalam
berbicara, mendengarkan, bertanya, mengamati, memberi dan
menerima umpan balik serta mengembangkan respon dan solusi
yang efektif yang dapat diterima oleh masyarakat.
b) Meningkatnya keterampilan dan kepribadian untuk beradaptasi
dengan lingkungan sosial dan adat istiadat setempat sehingga
dapat terlibat dan menjadi bagian integral dalam kegiatan sosial
masyarakat dan men.
c) Personel mampu memperkirakan resiko serta tekun dan
tanggung jawab dalam menyelesaikan berbagai permasalahan
masyarakat hingga selesai.
d) Personel Bhabinkamtibmas mampu memanfaatkan pranata
sosial masyarakat guna dalam mendukung pengamanan Pemilu
2014.
e) Setiap personel babinkamtibmas mampu mempelajari
keadaan/kondisi dalam masyarakat, karakter maupun kebiasan
yang mengandung potensi atau mengandung berbagai
kemungkinan yang dapat menimbulkan permasalahan
kamtibmas di tengah-tengah masyarakat selama pelaksanaan
Pemilu 2014.
42
3) Perilaku (attitude)
a) Personel mampu memiliki kematangan emosional dan mental,
serta tidak menunjukan sikap berlawanan dengan masyarakat.
43
20. Kondisi dukungan anggaran serta sarana dan prasarana yang dimiliki
Babinkamtibmas dalam menjalin kemitraan dengan masyarakat
a. Anggaran
Dalam menunjang pelaksanaan tugas babinkamtibmas guna menjalin
kemitraan dengan masyarakat dalam rangka mendukung pengamanan Pemilu
2014, diharapkan dapat didukung dengan anggaran yang memadai yang
ditandai dengan hal-hal berikut dibawah ini :
1) Perlu adanya anggaran yang dilakokasikan sebagai insentif untuk
menjaga dan meningkatkan motivasi, komitmen, integritas, dan
tanggung jawab personel Binmas / Babinkamtibmas dalam melakukan
pendekatan masyarakat.
2) Dalam menunjang pelaksanaan peran dan fugsi babinkamtibmas guna
menjalin kemitraan dengan masyarakat dalam rangka mendukung
pengamanan Pemilu 2014 diharapkan anggaran yang tersedia dapat
dialokasikan secara tepat guna, tepat jumlah dan tepat sasaran.
44
b. Sarana Prasarana
Guna optimalnya peran babinkamtibmas guna menjalin kemitraan
dengan masyarakat dalam rangka mendukung pengamanan Pemilu 2014,
diharapkan dapat didukung dengan sarana prasarana yang memadai yang
ditandai seperti berikut dibawah ini
1) Adanya penambahan sarana dan prasarana yang mendukung
operasionalisasi pelaksanaan tugas personel baik alat khusus, alat
komunikasi maupun sarana pendukung fungsi-fungsi lainnya.
2) Guna menunjang kecepatan dan mobilitas anggota dalam setiap
pelaksanaan tugasnya diharapkan adanya penambahan sarana
transportasi yang memadai baik R2 maupun R4 yang memiliki
speasifikasi sesuai kondisi lapangan.
3) Adanya pemenuhan sarana dan prasarana yang memadai dalam
mendukung fungsi adminsitrasi meliputi komputer, laptop, handycam,
alat kamera, alat perekam, jaringan internet portabel, HT dan HP.
4) Adanya fasilitas untuk melakukan mediasi, sehingga akan
memudahkan personel dalam melakukan hubungan dengan
masyarakat.
5) Diharapkan adanya pembangunan balai-balai FKPM serta fasilitas
lainnya guna menunjang pelaksanaan pembinaan masyarakat melalui
pertemuan-pertemuan kamtibmas.
.
45
21. Sistem dan metode yang digunakan babinkamtbmas dalam menjalin kemitraan
dengan masyarakat
a Tahap Perencanaan
1) Disusnnya rencana kegiatan bhabinkamtibmas dalam menjalin
kemitraan dengan masyarakat baik pada tahapan binkamsa, bintibmas,
binluh maupun bin polmas.
2) Disusunnya rencana kebutuhan yang menjadi unsur pendukung
pelaksanaan tugas babinkamtibmas guna menjalin kemitraan dengan
masyarakat termasuk dalam mendukung pengamanan Pemilu 2014
yang meliputi piranti lunak dan piranti keras serta persiapan sarana dan
prasana maupun pelibatan kekuatan personel yang akan dilibatkan.
3) Dilaksanakannya penentuan target/sasaran yang harus dicapai, dalam
pelaksanaan tugas babinkamtibmas guna menjalin kemitraan dengan
masyarakat termasuk dalam mendukung pengamanan Pemilu 2014.
4) Adanya pemetaan potensi kerawaann kamtibmas khususnya selama
pelaksanaan pemilu 2014 guna penentuan sasaran, cara bertindak,
kekuatan yang dilibatkan dan pengwasan pengendalian pelaksanaan
Polmas/monitoring dan evaluasi..
b. Pengorganisasian
1) Penunjukan personel babinkamtibmas dapat mengacu pada kualifikasi
dan kompetensi yang dimilikinya, sehingga dapat memiliki kpasitas dan
kapabilitas yang baik dalam menjalin kemitraan dengan masyarakat.
2) Perekruitan babinkamtibmas dipriotaskan dapat memenuhi prinsip “
local boys for local job” guna memudahkan dalam menjalin kemitraan
dengan masyarakat
3) Tersedianya pelaksanaan HTCK yang mengatur hubungan koordinatif
antara babinkamtibmas dengan fungsi operasional lainnya,
sepertihalnya dengan fungsi Intelijen, fungsi sabhara, Reskrim, Lantas
dan fungsi lainnya
46
c. Pelaksanaan.
1) Pembinaan ketertiban masyarakat
a) Dilaksanakannya penyuluhan kepada masyarakat secara intensif
guna meningkatkan partisipasi, kesadaran hukum dan ketataan
masyarakat terhadap hukum dan peraturan perundangan yang
berlaku khususnya pada saat pelaksanaan pemilu 2014, seperti
halnya dengan memanfatkan pertemuan dibalai desa, balai adat
dan lain-lain.
b) Dilaksanakannya pembinaan terhadap pemuda/pemudi dan
pelajar / mahasiswa (pemilih pemula) untuk berpartisipasi aktif
dalam mendukung tugas kepolisian termasuk dalam
mensosialisasikan pelaksanaan pemilu yang aman dan damai
melalui program police go to school, police youth care center
maupun program sosial lainnya.
c) terlaksanakannya kegiatan cara sambang desa maupun patroli
kampung / dialogis secara optimal guna membimbing dan
memberikan penyuluhan kepada masyarakat di Desa sehingga
masyarakat tidak terpengaruh oleh orang/kelompok tidak dikenal
yang hendak melalukan provokasi kepada masyarakat selama
pelaksanaan Pemilu 2014.
d) Diberdayakannya peran aktif segenap komponen masyarakat
sepertihalnya tokoh masyarakat, tokoh adat, tokoh pemuda serta
agama guna menyampaikan pesan-pesan Kamtibmas
5) Kerjasama
a) Kerjasama dengan KPU :
(1) Dibangunnya kerjasama dan koordinasi dengan PPK dan
PPS pada tingkat kecematan dan Desa dalam
pengamanan tahapan penyelenggaraan pemilihan umum,
pengamanan Kantor maupun personel KPUD, PPK dan
PPS maupun TPS .
(2) Dijalinnya komunikasi intensif antara Polri dan JPU baik
pada level pimpinan maupun pada tingkat pelaksana di
lapangan guna pemberian data informasi dan keterangan
yang berkaitan dengan aspek-aspek pengamanan
penyelenggaraan Pemilihan Umum.
(3) Dilaksanakannya koordinasi dengan KPUD, PPK dan PPS
dalam penanganan terhadap pelanggaran peraturan
perundang-undangan Pemilihan Umum.
d. Pengendalian
1) Bhabinkamtibmas diharuskan mencatat semua kegiatan yang
dilaksanakan secara detail dalam buku mutasi kegiatan sesuai dengan
format yang ditetapkan
2) Meningkatnya kontrol dari pimpinan terhadap pelaksanaan tugas
babinkamtibmas, dimana pengawasan tidak hanya dilaksanakan pada
laporan hasil kegiatan operasional.
3) Pelaksanaan supervisi baik secara berkala maupun insidentil oleh
pimpinan guna mengetahui kondisi riil kendala dan hambatan yang
ditemui dalam pelaksanaan tugas babinkamtibmas.
50
BAB VI
OPTIMALISASI PERAN DAN FUNGSI BABINKAMTIBMAS
DALAM MENJALIN KEMITRAAN DENGAN MASYARAKAT
22. Visi
Terwujudnya postur babinkamtibmas Polres Tuban yang profesional bermoral
dan modern dalam membangun kemitraan dengan segenap komponen masyarakat
dalam rangka mendukung pengamanan Pemilu 2014.
23. Misi:
a. Terwujudnya kemitraan antara Polri dan Masyarakat dalam mengnatisipasi
berbagai gangguan kamtibmas selama pelaksanaan Pemilu 2014.
b. Memantapkan sistem perpolisian masyarakat bagai suatu filosofi dan strategi
pemolisian kepada anggota babinkamtibmas Polres Tuban guna menjalin
kemitraan dengan masyarakat
c. Pembangunan kekuatan dan pembinaan personel baik secara kuantitas
maupun kuatitas dalam menjalin kemitraan dengan masyarakat dalam
mendukung pengamanan Pemilu 2014.
d. Mengembangkan dukungan sarana prasarana dan anggaran guna
mendukung pelaksanaan tugas babinkamtif secara efektif dan efisien
e. Mengembangkan sistem dan manajamen pelaksanaan tugas babinkamtibmas
secara integratif, detail dan sesuai dengan perkembangan situasional.
24. Tujuan
a. Terwujudnya peran babinkamtibmas yag profesionl dan proporsional guna
memantapkan kemitraan dengan masyarakat.
51
25. Sasaran
a. Pembinaan dan pemberdayaan Potensi masyarakat dalam mendukung
pengamanan Pemilu 2014
b. Peningkatan kapasitas dan kapabilitas personel melalui serangkaian
pembinaan dan pelatihan secara optimal
c. Pengembangan dan pemenuhan kebutuhan sarana prasarana dan anggaran
yang memadai guna mendukung peran babinkamtibmas dalam menjalin
kemitraan dengan masyarakat.
d. Teraplikasinya HTCK pelaksanaan Tugas babinkamtibmas dalam menjalin
kemitraan dengan segenap komponen masyarakat dan komponen Pemilu
2014.
21. Kebijakan
a. Melakukan pembinaan kemampuan dan pengembangan kekuatan
babinkamtimas dalam menjalin kemitraan dengan masyarakat.
b. melaksanakan sistem manajemen logistik yang berlaku dilingkungan Polri
dalam pengembangan sarana dan prasaranan guna mendukung pelaksanaan
tugas babinkamtibmas.
c. mengalokasikan dukungan anggaran secara tepat waktu, tepat jumlah dan
tepat guna dalam mendukung tugas babinkamtibmas \
d. Mengoptimalkan fungsi manajemen dalam pelaksanaan tugas
babinkamtibmas guna meningkatkan kemitraan dengan masyarakat .
52
23. Strategi
BAB VII
PENUTUP
25. Kesimpulan
a. Dalam upaya pembangunan dan peningkatan kemitraan dengan masyarakat
serta dengan berbagai komponen yang terlibat dalam pelaksanaan pemilu
2014 saat ini masih belum berjalan secara optimalnya, salah satunya
dikarenakan masih terbatasnya kompetensi personel babinkamtibmas baik
ditinjau dari aspek pengetahuaan (knowlegde), keterampilan (skill) maupun
perilaku (attitude), oleh karena itu dilakukan langkah sistematis dan
konseptual dalam pengembangan kompetensi personel tersebut sepertihalnya
melalui kegiatan pendidikan dan pelatihan, coaching clinic, mentoring, dengan
menerapkan prinsip local boy for local job, serta penerapan reward dan
punishment.
b. Peran dan fungsi babinkamtibmas dalam menjalin kemitraan dengan
masyarakat guna mendukung pengamanan Pemilu 2014 saat ini masih belum
berjalan secara optimalnya, salah satunya dikarenakan masih terbatasnya
berbagai dukungan sarana prasarana maupun anggaran. Oleh karena itu
perlu dilakukan langkah sistematis dan konseptual dalam pengembangan
sumber daya tersebut sesuai dengan perkembangan lingkungan strategis
yang terjadi dengan menyusun perecanaan dan estimasi anggaran yang
diperlukan dalam pelaksanaan tugas dengan mengalokasikan anggaran
tersebut secara tepat waktu, tepat jumlah dan tepat sasaran. Selain itu, perlu
dilakukan pengembangan sarana dan prasarana yang ada melakukan
pengadaan dan pengembangan materil, perawatan secara berkala,
pemberdayaan perkembangan teknologi komunikasi dan informasi, dilakukan
pengadaan alsus dan ranmor guna menunjang kecepatan mobilisasi
personel.serta dilaksanakan pembanguna tempat tinggal personel
babinkamtibmas dan pembangunan balai-balai FKPM.
c. Sistem dan metode yang digunakan babinkamtibmas, pada dasarnya
dilaksanakan guna menumbuhkembangkan kemitraan (partnership and
networking) yang sinergis dan egalaliter antara Polri dan masyarakat dalam
mencegah dan menangani berbagai gangguan kamtibmas yang terjadi
61
26. Rekomendasi
Penulis