Anda di halaman 1dari 62

KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DAERAH JAWA TIMUR


RESORT TUBAN

OPTIMALISASI PERAN BABINKAMTIBMAS POLRES TUBAN


GUNA MENJALIN KEMITRAAN DENGAN MASYARAKAT
DALAM RANGKA MENDUKUNG PENGAMANAN PEMILU 2014

BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Pemilihan umum merupakan salah satu instrumen penting dalam kehidupan


demokrasi. Pemilu bukan saja salah satu sarana untuk mewujudkan demokrasi
tetapi sekaligus sarana dalam penyelenggaraan kehidupan demokrasi. Oleh sebab
itu salah satu pertimbangan dimasukkannya tambahan dalam bab tentang pemilu
dalam UUD 1945. Sesuai dengan paham kedaulatan rakyat yang dianut dalam UUD
1945 (alenia IV pembukaan UUD 1945 dan ditegaskan lagi dalam pasal 2 ayat 1),
melalui pemilulah, antara lain, kedaulatan rakyat itu diwujudnyatakan.
Sejalan dengan perubahan UUD 1945, maka pemilu 2009 merupakan pemilu
umum ketiga yang dilaksanakan pada era reformasi ini, sehingga pelaksanaan
pemilu 2014 akan memiliki nuansa yang berbeda dengan pemilu-pemilu
sebelumnya. Pemilu 2014 bukan hanya sarana untuk memilih anggota DPR
(termasuk DPRD, baik DPRD provinsi maupun DPRD kabupaten/kota), tetapi juga
anggota DPD (Dewan Perwakilan Daerah yang merupakan wakil-wakil daerah), serta
presiden dan wakil presiden. Oleh Karena itu pemilu 2014 memiliki makna strategis
dalam mewujudkan kehidupan berbangsa dan bernegara ke depan sesuai tuntutan
reformasi yang secara konstitusonal diakomodasi dalam UUD 1945 (melalui proses
amandemen). Sebagai sebuah pesta demokrasi, maka pelaksanaan Pemilu 2014
tentunya harus memenuhi unsur – unsur demokrasi yaitu langsung, umum, bebas
dan rahasia. Undang-undang tentang pemilihan umum telah di undangkan dengan
undang-undang No. 10 tahun 2008. yang mengatur tentang pemilihan umum
2

anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan


Perwakilan Rakyat Daerah serta untuk pemilihan Presiden dan Wakil Presiden.
Dalam pelaksanaan Pemilu 2014 yang akan digelar pada tanggal 9 april 2014
(untuk pemilihan dewan legislati) dan 9 juli (untuk pemilihan Presiden dan Wakil
presiden) diprediksi akan terjadinya peningkatan dinamika masyarakat, adanya
euforia berlebihan sebahagian masyarakat yang seringkali dilaksanakan tanpa
mengindahkan ketentuan dan peraturan yang berlaku, dapat berujung pada
terjadinya tindakan pelanggaran dan tindak pidana maupun pertikaian dan
perselisihan (socio compromise crashed) yang berpotensi pada terjadinya
disintegrasi bangsa1.
Setiap proses pemilu selalu mempertontonkan drama politik yang rumit,
menarik sekaligus memiliki plot cerita yang tak lagi datar. Banyak kejutan politik dari
peran-peran yang dimainkan mulai dari lingkaran elit hingga menembus jauh ke
simpul-simpul suara akar rumput. Tensi politik dalam pemilu biasanya memanas
seiring dengan munculnya rivalitas antara berbagai kekuatan politik yang bertarung.
Dalam konteks inilah, politik kerap kali didefinisikan sebagai battle of influence. Jika
seluruh partai politik dan individu-individu yang menjadi kandidat memiliki
kepentingan untuk menang. Mereka akan mengoptimalkan seluruh sumberdaya
politik termasuk kekuatan para pendukungnya. Jika ada kesiapan untuk menang
dalam sebuah rivalitas, seyogianya juga harus ada kesiapan untuk kalah. Namun
demikian, banyak kandidat yang ternyata tidak siap kalah sehingga dengan sadar
memicu konflik pasca pemilu. Misalnya, mengalirkan konflik melalui berbagai ikatan
tradisional, sentimen etnis, budaya patriarki, ideologisasi agama dan sejumlah faktor
potensial lainnya. Selain itu pada setiap tahapan Pemilu juga dapat memicu
terjadinya segementasi gangguan dan kerawanan kamtibmas baik dalam bentuk
unjuk rasa anarkis, black campaign, terorisme, sabotase, pertikaian, perselisihan
hingga terjadinya konflik komunal2.

1 http://www.antaranews.com/berita/413146/polri-amankan-pemilu-mulai-maret-2014l.
2 Dalam ketentuan Pasal 1 angka 1 UU Nomor 7 Tahun 2012 tentang Penanganan Konflik Sosial (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 116, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5315), konflik sosial didefinisikan sebagai perseteruan dan/atau benturan fisik dengan kekerasan
antara dua kelompok masyarakat atau lebih yang berlangsung dalam waktu tertentu dan berdampak luas
yang mengakibatkan ketidakamanan dan disintegrasi sosial sehingga mengganggu stabilitas nasional dan
menghambat pembangunan nasional.
3

Dengan merefleksi pelaksanaan Pemilu 2014, dapat terlihat bahwa dalam


penyelenggaraan Pemilu 2009 diwilayah Kabupaten Tuban tidak terlepas dari
berbagai permasalahan diatas, baik pada tahap Pemilihan Legislatif maupun
Pemilihan Calon Presiden dan Wakil Presiden terdapat berbagai kejadian dan
pelanggaran yang dilakukan oleh setiap peserta pemilu baik dan masyarakat.
Berdasarkan laporan Panwaslu Kabupaten Tuban, telah terjadi 1.200 pelanggaran
dan sedikitnya terdapat 226 tindak pidana. Selain itu, sepanjang 2013 terjadi 48
kali aksi unjuk rasa yang melibatkan berbagai elemen masyarakat, 7 kali di
antaranya berujung kericuhan, dan 3 diantaranya berujung tindakan anarkis.3,
Guna mendukung terlaksanannya pelaksanaan Pemilu 2014 yang aman, tertib
dan lancar, maka sistem pengamanan yang dilaksanakan oleh pihak kepolisian,
memiliki peran yang sangat vital dan krusial. Dimana sejauhmana sistem
pengamanan dari pihak kepolisian tersebut akan berbanding lurus dengan
sejauhmana keamanan dan ketertiban dapat diwujudkan. oleh karena itu pihak
Kepolisian dituntut mampu mengotipmalkan sumber daya yang dimilikinya baik
sumber daya internal (yang meliputi pemberdayaan personel, anggaran, sarana dan
prasarana serta sistem dan metode) mapun sumber daya eksternal (kerjasama dan
koordinasi dengan berbagai instansi terkait maupun kemitraan dengan segenap
komponen masyaakat). Kemitraan Polri dengan masyarakat tersebut dilaksanakan
agar terwujudnya kemampuan dan kewaspadaan masyarakat dalam mengelola dan
menangkal berbagai gangguan kamtibmas secara swakarasa atau yang lebih dikenal
dengan sispamswakrasa.
Menurut prof. Paulus Wirotomo, MA ”social sosiologis “ kemitraan Polri dan
masyarakat merupakan adalah suatu sistem pengamanan yang mengupayakan
kehidupan, perananan dan tanggung jawab masyarakat dalam pemeliharaan
keamanan dan ketertiban di lingkungannya, menyeimbangkan dan menyerasikan
hubungan satu sama lain yang tumbuh dan berkembang atas kehendak dan
kemampuan masyarakat sendiri untuk mampu menangkal, mencegah dan
penanggulangan terhadap setiap gangguan keamanan dan ketertiban di
lingkungannya. Penyelenggaraan kemitraan Polri dan masyarakat, pada dasarnya
merupakan suatu potensi yang dapat di manfaatkan oleh Pihak kepolisian melalui

3 http://ajisurabaya.org/panwas-tuban-temukan-1000-pelanggaran/
4

suatu wadah kemitraan yang sinergis dan egaliter. Untuk itu, Polri perlu melakukan
komunikasi yang intensif, dialogis, dan berpartisipasi aktif dalam kegiatan-kegiatan
masyarakat sehingga Polisi dianggap oleh masyarakat sebagai bagian integral, hal
tersebut sesuai dengan Kebijakaan Polri sebagaimana yang tertuang dalam grand
strategi Polri Tahap II 2010-2014 (partnership building).
Salah satu upaya Polres Tuban dalam meningkatkan kemitraan dengan
masyarakat dalam rangka mendukung pengamanan Pemilu 2014, adalah dengan
memberdayakan peran Babinkamtibmas sebagai salah satu leading sector
pelaksanaan tugas Polri. Keberadaan para Babinkamtibmas sangat strategis sebagai
mediator dan fasilitator pemecahan masalah serta menjadi mitra kerja masyarakat
untuk menjaga keamanan selama penyelenggaraan Pemilu 2014. Pemberdayaan
Babinkamtibmas tersebut menekankan pada pendekatan kemanusiaan (humanistic
approach) sehingga mampu menjadi representasi dan sekaligus menjadi ujung
tombak serta penghubung antara Polri dan masyarakat, mampu melakukan interaksi
dengan lebih intensif, proaktif, terprogram, sistematis, berkesinambungan dan kreatif
menuju tumbuh suburnya sistem penyelenggaraan kegiatan pengamanan
masyarakat secara terkoordinir, terarah dan selaras dalam rangka menanggulangi
gangguan kamtibmas.4.

2. Pokok Permasalahan
Melihat pada latar belakang di atas, maka permasalahan yang akan diangkat
dalam penulisan ini adalah “ belum optimalnya peran babinkamtibmas Polres Tuban
guna menjalin kemitran dengan masyarakat dalam rangka mendukung pengamanan
Pemilu 2014 “

3. Pokok-pokok persoalan
Merujuk pada pokok permasalahan di atas, maka dapat diurai kedalam pokok-
pokok persoalan sebagai berikut :
a. Bagaimana kompetensi Babinkamtibmas dalam menjalin kemitraan dengan
masyarakat ?
b. Bagaimana kondisi dukungan anggaran serta sarana dan prasarana yang
dimiliki Babinkamtibmas dalam menjalin kemitraan dengan masyarakat ?

4 Adang Dorodjatun. Drs, Komjen Pol, Kebiiakan dan Strategi Polri Dalam Pembinaan Kamdagri , 2010
5

c. Bagaimana sistem dan metode yang digunakan babinkamtbmas dalam


menjalin kemitraan dengan masyarakat?

4. Ruang Lingkup
Penulisan ini dibatasi pada optimalisasi peran dan fungsi Babinkamtibmas
Polres Tuban dalam menjalin kemitraan dengan kemitraan dengan masyarakat
dalam rangka mendukung pengamanan Pemilu 2014.

5. Maksud dan Tujuan


a. Maksud
Selain dimaksudkan untuk memenuhi salah satu syarat mengikuti
seleksi pendidikan Sespimmen Polri Dik Reg Ke-54 T.A. 2014, penulisan ini
juga dimaksudkan sebagai sumbangan pemikiran kepada pimpinan dalam
mengambil langkah dan kebijakan untuk mengoptimalkan peran dan fungsi
Babinkamtibmas Polres Tuban dalam menjalin kemitraan dengan kemitraan
dengan masyarakat dalam rangka mendukung pengamanan Pemilu 2014.

b. Tujuan
Untuk mendeskripsikan pelaksanaan perpolisian masyarakat saat ini
serta mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi sehingga dapat
mendeskripsikan kondisi yang seharusnya atau yang ideal untuk kemudian
ditentukan langkah-langkah terobosan kreatif dalam upaya optimalisasi peran
dan fungsi Babinkamtibmas Polres Tuban dalam menjalin kemitraan dengan
kemitraan dengan masyarakat dalam rangka mendukung pengamanan
Pemilu 2014.

6. Metode dan pendekatan


a. Metode
Metode yang digunakan dalam Naskap ini adalah studi deskriptif
analisis melalui kajian terhadap data pelaksanaan peran dan fungsi
babinkamtibmas dalam menjalin kemitraan dengan masyarakat untuk
selanjutnya data yang diperoleh kemudian dianalisis berdasarkan teori-teori
yang telah ditetapkan sebelumnya.
6

b. Pendekatan
Pendekatan dilaksanakan melalui pendekatan interdisipliner
interdisipliner adalah pendekatan dalam pemecahan masalah dengan
menggunakan sudut pandang ilmu serumpun yang relevan secara terpadu.
Crosdisipliner adalah pendekatan dalam pemecahan suatu masalah dengan
menggunakan tinjauan dua atau lebih rumpun ilmu yang yang relevan dengan
pembahasan5.

7. Tata Urut Sistematika


BAB I PENDAHULUAN
Bab II LANDASAN TEORI
Bab III PERAN DAN FUNGSI BABINKAMTIBMAS DALAM MENJALIN
KEMITRAAN DENGAN MASYARAKAT SAAT INI
Bab IV FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
Bab V PERAN DAN FUNGSI BABINKAMTIBMAS DALAM MENJALIN
KEMITRAAN DENGAN MASYARAKAT YANG DIHARAPKAN
Bab VI OPTIMALISASI PERAN DAN FUNGSI BABINKAMTIBMAS DALAM
MENJALIN KEMITRAAN DENGAN MASYARAKAT
Bab VII PENUTUP

8. Pengertian-pengertian
a. Optimalisasi.
Optimalisasi, berasal dari kata dasar“optimal” yang merupakan kata
sifat yang berarti tertinggi, paling baik, sempurna, terbaik, paling
menguntungkan.6 Dalam kaitannnya dengan penulisan naskah ini,
Optimalisasi dapat diartikan sebagai upaya Polres Tuban dalam
meningkatkan kualitas kinerja Babinkamtibmas dan pengembangan
sumberdaya organisasi sampai tingkat paling menguntungkan atau paling baik
guna menjalin kemitraan dengan masyarakat dallam rangka mendukung
engamanan Pemilu 2014.

5 Muhammad, Farouk, Metodologi Penelitian Sosial (Bunga Rampai), Restu Agung, Jakarta, 2003, hal 103.
6 Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi Ketiga, Jakarta: Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional,
2003.
7

b. Peran.
Kata peran berasal dari kata peranan yang keduanya hampir sama
pengertiannya. Menurut kamus besar bahasa Indonesia yang dimaksud
dengan peran adalah: “seperangkat tingkat yang diharapkan dimiliki oleh
orang yang berkedudukan dalam masyarakat” selain itu Peran adalah suatu
konsep tentang apa yang dapat dilakukan oleh individu dalam masyarakat
sebagai organisasi. (Kamus Besar Bahasa Indonesia, Depdikbud, Jakarta,
1988, Balai Pustaka Cetakan Pertama, halaman 667).

c. Babinkamtibmas
Bhayangkara Pembina Kamtibmas yang selanjutnya disebut
Bhabinkamtibmas adalah anggota Polri yang bertugas membina Kamtibmas
dan juga merupakan petugas Polmas di Desa/Kelurahan. Pembinaan adalah
segala usaha dan kegiatan membimbing, mendorong, megarahkan,
menggerakan termasuk kegiatan koordinasi dan bimbingan teknis untuk
pelaksanaan sesuatu dengan baik, teratur dan seksama dalam rangka
pencapaian tugas serta memperoleh hasil yang maksimal.;

d. Kemitraan
Kemitraan adalah segala bentuk upaya membangun sinergi dengan
potensi masyarakat yang meliputi komunikasi berbasis kepedulian, konsultasi,
pemberian informasi dan berbagai kegiatan lainnya demi tercapainya tujuan
masyarakat yang aman, tertib dan tentram.

e. Pemilu 2014
Pemilihan Umum, selanjutnya disebut Pemilu, adalah sarana
pelaksanaan kedaulatan rakyat yang dilaksanakan secara langsung, umum,
bebas, rahasia, jujur, dan adil dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia
berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945. Pada Pemilu 2014 mendatang akan dilaksanakan 2
(dua) kali yaitu Pemilu Legislatif pada tanggal 9 April 2014 yang akan
memilih para anggota dewan legislatif dan Pemilu Presiden pada tanggal 9
juli 2014.
8

BAB II
LANDASAN TEORI

Permasalahan yang disajikan dalam penulisan ini adalah masih belum optimalnya
pelaksanaan perpolisian Masyarakat di wilayah perbatasan guna mengantisipasi terjadinya
Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) dalam rangka terwujudnya stabilitas
kamtibmas, untuk mengupas tuntas dan menganalisanya, maka diperlukan suatu dasar
teori yang digunakan dalam penelitian penulisan naskah ini, meliputi:

9. Konsepsi Perpolisian masyarakat


Robert R. Friedman dalam bukunya ”Community Policing” Friedman
menyatakan bahwa yang dinamakan Community Policing adalah ”Suatu kebijakan
dan strategi yang bertujuan agar dapat mencegah terjadinya suatu kejahatan secara
lebih efektif dan efisien, mengurangi kecemasan terhadap kejahatan, meningkatkan
kualitas pelayanan polisi dalam menjalin kerjasama proaktif dengan sumber daya
masyarakat yang ingin mengubah kondisi-kondisi kejahatan, hal ini berarti diperlukan
adanya kepolisian yang lebih handal, peran masyarakat yang lebih besar dalam
mengambil keputusan dan perhatian besar terhadap hak asasi dan kebebasan
individu.”
Untuk mewujudkan konsep Community Policing di Indonesia, Kapolri telah
mengeluarkan kebijakan dan strategi melalui Perkap no 7 tahun 2008 tentang
Penerapan Model Perpolisian Masyarakat dalam penyelenggaraan tugas-tugas Polri.
yang dua komponen penting, yaitu:

a. Kemitraan
Kemitraan mengandung arti kerjasama dengan menempatkan pihak
yang bekerjasama dalam posisi yang sama. Kemitraan antara polisi dan
masyarakat berarti polisi menganggap masyarakat sebagai mitra kerja,
demikian juga sebaliknya, masyarakat menganggap polisi sebagai mitra
kerjanya dalam pemeliharaan keamanan dan ketertiban. Kemitraan akan
terjadi apabila terdapat saling percaya. Polisi mempercayai bahwa
pelaksanaan tugasnya hanya dapat dilakukan dengan baik apabila ia bekerja
sama dengan masyarakat. Untuk itu, ia melakukan komunikasi yang intensif,
9

dialogis, dan berpartisipasi aktif dalam kegiatan-kegiatan masyarakat


sehingga polisi dianggap oleh masyarakat sebagai bagian integral.

b. Pemecahan masalah sosial


Masalah sosial adalah setiap kesulitan yang timbul dalam bidang sosial
yang kemudian menggerakkan orang untuk mengatasi atau memecahkannya.
(Riyanto, 2000: 42). Pemecahan masalah sosial bersifat sangat kompleks,
ruwet dan rumit karena menyangkut berbagai aspek kehidupan, baik dalam
hubungan antar manusia, lingkungan alam maupun masalah kejiwaan.
Masalah sosial ini seringkali menjadi pemicu kerawanan keamanan dan
ketertiban masyarakat apabila tidak segera dicari pemecahannya. Pemecahan
masalah sosial melalui perpolisian masyarakat dapat mendeteksi secara dini
serta mengantisipasi segala kemungkinan kerawanan yang mungkin terjadi.
Keterlibatan masyarakat berkaitan erat dengan keberhasilan pemecahan
masalah. Pemecahan masalah yang kooperatif dapat memperkuat saling
percaya, membantu kedua belah pihak untuk berbagi informasi yang saling
menguntungkan.

Berdasarkan uraian di atas, maka teori Perpolisian Masyarakat sangat relevan


untuk digunakan dalam penulisan ini, karena kegiatan perpolisian masyarakat adalah
gaya kepolisian yang bertujuan untuk membangun kesetaraan antara polisi dan
masyarakat dalam pengambilan keputusan suatu kebijakan pembinaan kamtibmas
agar dapat mengkolaborasi kemampuan masyarakat dan kepolisian untuk mencegah
dan menanggulangi setiap ancaman dan gangguan keamanan dan ketertiban
masyarakat.

10. Teori Manajemen


George R. Terry mengemukakan bahwa Manajemen adalah proses untuk
mencapai tujuan-tujuan organisasi yang telah ditetapkan melalui kegiatan
perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), pelaksanaan (actuating) dan
pengendalian/pengawasan (controlling)7. Terry menjabarkan fungsi-fungsi
manajemen sebagai berikut :

7 George R. Terry, Principles Of Management (1972).


10

a. Perencanaan (planning) berarti tindakan mendeterminasi atau menetapkan


sasaran-sasaran dan arahan tindakan yang akan diikuti.
b. Pengorganisasian (organizing) adalah tindak mendistribusikan pekerjaan
antara kelompok yang ada, menetapkan dan merinci hubungan-hubungan
yang diperlukan.
c. Pelaksanaan/penggerakan (actualizing) adalah merangsang anggota-anggota
kelompok untuk melaksanakan tugas-tugas atau pekerjaan mereka dengan
kemauan yang baik dan secara antusias.
d. Pengendalian/pengawasan (controlling) adalah mengawasi aktivitas agar
sesuai dengan rencana-rencana yang telah ditentukan.

Dalam prosesnya manajemen merupakan suatu daur yang berulang dan tidak
pernah berhenti sampai organisasi tersebut tidak ada lagi, sehingga dapat ditemukan
teknik, taktik, strategi dan siasat serta cara bertindak yang tepat sebagai konsepsi
pemecahan masalah. Untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan diperlukan alat-
alat sarana (tools). Tools merupakan syarat suatu usaha untuk mencapai hasil yang
ditetapkan. Tools tersebut dikenal dengan 4M, yaitu man, money, materials dan
methods8, yang dapat diuraikan sebagai berikut :
a. Man, merujuk pada SDM organisasi. Dalam manajemen, faktor manusia
adalah yang paling menentukan. Manusia yang membuat tujuan, sekaligus
melakukan proses untuk mencapai tujuan.
b. Money, merupakan basis perhitungan rasional, dalam hal ongkos tenaga
kerja, alat-alat yang dibutuhkan dan harus dibeli, serta berapa hasil yang
diperoleh.
c. Material,adalah pelengkap bagi unsur Man. Materi dan manusia tidak dapat
dipisahkan; tanpa materi tidak akan tercapai hasil yang dikehendaki.
d. Metode adalah suatu tata cara kerja yang memperlancar jalannya pekerjaan
yang dilaksanakan untuk mencapai tujuan organisasi dimana antara satu
sama lainnya saling terkait dan saling mempengaruhi

8 Stoner, James AF. Dkk. Manajemen (edisi bahasa Indonesia) jilid I. Jakarta: Prenhallindo
11

11. Teori Manajemen Strategis


Menurut Pearce & Robinson (20:1997), Manajemen strategik adalah
Sekumpulan keputusan dan tindakan yang menghasilkan perumusan (formulasi) dan
pelaksanaan (implementasi) rencana-rencana yang dirancang untuk mencapai
sasaran-sasaran perusahaan. Sebagai proses, manajemen strategi dimulai dengan
mengidentifikasi tugas-tugas (misi) organisasi dan sasaran-sasaran strategiknya,
kemudian menganalisis situasi kompetitif dengan mempertimbangkan lingkungan
eksternal dan faktor-faktor organisasional yang relevan, guna mengembangkan
formulasi-formulasi strategik untuk pencapaian sasaran-sasaran strategik tersebut.
Manajemen Strategi terdiri dari 9 (sembilan) tugas penting yang mencakup :
a. Merumuskan visi organisasi, mencakup rumusan umum, maksud (purpose),
filosofi dan tujuan (goal).
b. Mengembangkan profil organisasi, yang mencerminkan kondisi intern dan
kapabilitasnya yang dijabarkan dalam misi organisasi.
c. Menganalisis opsi organisasi dalam bentuk tujuan dan sasarandengan
mencocokan sumber daya dengan lingkungan.
d. Menganalisis kebijakan dan opsi organisasi yang palling dikehendaki dengan
mengevaluasi setiap opsi yang ada berdasarkan misi dari organisasi.
e. Memilih seperangkat sasaran jangka panjang dan strategi umum.
f. Menilai lingkungan ekstern organisasi baik pesaing maupun kontekstual
umum.
g. Mengembangkan sasaran tahunan dan strategi jangka pendek yang sesuai
dengan jangka panjang dan strategi umum yang dipilih.
h. Mengimplementasikan pilihan strategik dengan cara mengalokasikan sumber
daya anggaran yang sesuai antara tugas, SDM, struktur, teknologi, sistem dan
imbalan.
i. Mengevaluasi keberhasilan proses strategi sebagai usulan pengambilan
keputusan di masa yang akan datang

13. Teori Analisa Swot


Untuk menganalisa faktor-faktor yang mempengaruhi dalam optimalisasi
penerapan prinsip Betah dalam rekrutmen Taruna Akpol guna meningkatkan postur
Polri yang professional, pada penulisan inidigunakan analisa SWOT. Freddy
12

Rangkuti (2006) mendefinisikan SWOT adalah singkatan atau akronim dari


Strenghts, Weaknesses, Opportunities dan Threats. Artinya Kekuatan dan
kelemahan yang dimiliki oleh kesatuan yang akan melaksanakan rencana; peluang-
peluang yang dapat dimanfaatkan dan ancaman yang akan dihadapi.
a. Strenghts (kekuatan), adalah situasi mendukung organisasi, terutama
dukungan kekuatan internal atau hal-hal yang positif yang dimiliki oleh
organisasi yaitu meliputi komitmen pimpinan, motivasi dan sifat kerja orang-
orang yang ada dalam organisasi tersebut.
b. ”Weaknesses” (Kelemahan). Adalah kebalikan dari analisa strenghts,
weaknesses disini akan menganalisa kelemahan-kelemahan dari personil,
logistik, maupun keterbatasan anggaran yang dimilikinya.
c. ”Opportunities” (Peluang). Adalah penganalisaan terhadap lingkungan
strategis. Situasi dan kondisi lingkungan yang dapat mendukung bagi
organisasi seperti dukungan masyarakat guna peningkatan sumber daya dan
kinerja kepolisian.
d. Analisa ”Threats” (Ancaman).adalah sasaran dari rencana yang akan
dilaksanakan, atau kejahatan tertentu yang akan ditanggulangi.
Penganalisaan ancaman disini adalah tentang anatominya, maka jelas
ancaman yang dihadapi mempunyai peranan yang besar sekali.

Penggunaan analisis SWOT dimaksudkan agar dapat diketahui tentang


kekuatan, kelemahan, peluang dan kendala apa yang dimiliki, sehingga dapat
mengoptimalkan kekuatan untuk memanfaatkan peluang yang dimiliki serta menekan
/ meminimalkan kelemahan untuk menghindari ancaman sehingga dengan demikian
dapat diperoleh gambaran sebelum langkah tersebut diambil.
13

BAB III
PERAN DAN FUNGSI BABINKAMTIBMAS DALAM MENJALIN KEMITRAAN
DENGAN MASYARAKAT SAAT INI

Untuk memberi gambaran tentang kondisi pelaksanaan peran dan fungsi


Babinkamtibmas Polres Tuban guna menjalin kemitraan dengan masyarakat alam rangka
mendukung pengamanan pemilu 2014, terlebih dahulu perlu dijelaskan mengenai kondisi
kamtibmas diwilayah Kabupaten TUban dengan merefleksi pada pelaksanaan Pemilu 2009,
sehingga dapat memberi gambaran kompiratif secara menyeluruh, dengan
memperhitungkan beban tugas, dan tingkat kerawanan yang dihadapi, yang secara lebih
rinci diuraikan di bawah ini :

13. Analisa Situasi kamtibmas Pada Pelaksanaan Pemilu 2014

a. Kondisi Umum Kabupaten Tuban


1) Kondisi wilayah
Secara geografis, Kabupaten Tuban terletak antara titik
koordinat 11130 sampai 11235 bujur timur dan 6°40 - 718 lintang
selatan dengan batas-batas : Sebelah Utara ;Laut Jawa, Sebelah Timur
: Polres Lamongan, Sebelah Selatan : Bojonegoro, Sebelah Barat:
Rembang dan Blora (Jateng). Luas seluruh wilayah Tuban mencapai
1.904,70 Km² yang terbagi dalam 20 Kecamatan dan 311 Desa dan 17
Kelurahan.
Dari data diatas, dapat diketahui, bahwa sebagaian besar
wilayah Keadaan daerah Kabupaten Tuban sebagian terdiri dari
pegunungan kapur dan kawasan hutan, selain itu luas wilayah da
banyakya jumlah desa / kelurahan diwilayah Tuban, masih belum
sebading dengan jumlah persoel babikamtibmas yang berpotesi pada
marakya kejahatan dan ganguan kamtibmas yang tidak termoitor oleh
pihak kepolisia termasuk menjelag pelaksaaa Pemilu 2014 medatang.
14

2) Kondisi Masyarakat
Berdasarkan sensus terakhir tahun 2011 jumlah penduduk
Kabupaten Tuban = 1.137.708 jiwa terdiri dari :Laki-laki: 630.576 jiwa,
Perempuan :628.240 jiwa dengan ratio perbandinga mayarakat
dengan anggota Polri adalah 1 : 1.438. Kabupaten Tuban mempunyai
kebanggaan dengan sebutan sebagai daerah/bumi Ronggolawe.,
dDitinjau dari sifat dan kondisi lingkungan masyarakatnya Tuban dapat
dibagi menjadi 3 bagian yaitu : Masyarakat perkotaan, Masyarakat
pesisir dan Masyarakat pedalaman/desa. Secara umum, komposisi
penduduk berdasarkan etnis adalah Macam-macam suku bangsa :
Suku Jawa, Suku Melayu, Suku Tionghoa, Suku Bugis, Suku Jawa,
Suku Batak, Suku Sunda, Suku Padang dan WNA. Adapun mata
pencaharian sebagian besar penduduk Kabupaten berprofesi sebagai
petani, Nelayan, Dagang, Wiraswasta, Pegawai Negeri, Supir dan
buruh.
Secara demografi, sebagaian besar penduduk Kabupaten
Tuban memiliki tingkat ekonomi yang masih tergolong rendah atau
miskin, selain itu. pembangunan ekonomi yang dirasakan belum merata
dan kurang mampu meningkatkan kesejahteraan penduduk, telah
menyebabkan adanya sebagian masyarakat yang melakukan berbagai
tindak pidana guna pemenuhan kebutuhannya sehari-hari, dalam
kontek pelaksanaan Pemilu 2014 mendatang, disinyalir masyarakat
sagat rentan dan mudah teriming-imingi oleh money politic dan tidak
black campaign yang dilakukan oleh sebagian okum peserta pemilu
tertentu.

3) Kondisi Kamtibmas

Guna menggambarkan kondisi kamtibmas yang terdapat


diwilayah Tuban selanjutnya dapat digambarkan Situasi kriminalitas
yang terjadi selama lima tahun dari Tahun 2008 s/d Mei 2013 dapat
digambarkan sebagai berkut :
15

Tabel 1 : Data Perbandingan trend Tindak Pidana


Polres Tuban

KEJAHT
WAKTU KEJHTN YG DI PROSENTASE
NO TAHUN YG
KEJAHATAN SELESAIKAN UNGKAP
DILAP
1 2008 666 13,15 530 74,58
2 2009 687 12,75 563 81,95
3 2010 643 13,62 512 79,32
4 2011 624 14.04 559 89.58
5 2012 582 15.05 495 85.05
Jan s/d Mei
6 2013 262 13.83 229 87.40
Sumber : Lapsat Polres Tuban 2013
Berdasarkan data diatas, dapat diketahuai bawa tren
perkembangan tindak pidana yang terjadi pada tahun 2013 periode
Januari – mei adalah sebanya 87.40, sementara pada tahun 2012
adalah sebanyak 85.05. Dengan masih tingginya angka tindak pidana
dan gangguan kamtibmas tersebut, maka diperkirakan dapat
mengganggu jalannya pelaksanaan pemilu 2014 mendatang yang akan
diselenggarakan di wilayah Kabupaten Tuban.

b. Kondisi Kamtibmas Pada pelaksanaan Pemilu 2009 dan prediksi


gangguan Kamtibmas pada pelaksaan Pemilu 2014.

Suhu dan situasi politik di wilayah Kabupaten Tuban dapat dikatakan


terkendali selain itu tingkat partisipasi masyarakat dalam keikutsertaan pemilu
cukup tinggi, hal ini mengindikasikan bahwa kesadaran masyarakat untuk
berpolitik juga cukup baik, namun tidak menutup kemungkinan dalam Pemilu
2014 mendatang terjadi berbagai gangguan keamanan seperti halnya
pergesekan dan benturan antar partai dan para pendukung partai, berikut
adalah data kondisi kamtibmas selama pelaksanaan Pemilu 2009 dan 2014,
diataraya seperti dibawah ini:

1) Pemilu legislatif 2009

Pada pelaksanaan Pemilu legislatif di wilayah Propinsi Sumut


terdapat sebanyak 121 laporan dari Panwaslu ke sentra Gakkumdu
Polri dan yang dijadikan Laporan Polisi sebanyak 51 LP dengan
16

diproses penyidikan pada tahap I sebanyak 14 ( krm JPU), P.21: 2 dan


pada tahap II : 26 ( tunggu vonis ) sedangkan perkara yang di SP3
sebanyak 9 (tidak cukup bukti dan tsk melarikan diri ) sementara yang
dikembalikan ke panwaslu sebanyak 70 laporan, dengan rincian
sebagai berikut :

Tabel 2 : Data Tindak Pidana Pilleg 2009

LAPORAN JUMLAH KEMBALI


NO SATWIL PANWASLU LAPORAN PANWASLU
KE POLRI POLISI
1 SEK. POLRES TUBAN 4 1 3
1 SEK. PALANG 11 11 -
2 SEK. SEMANDING 6 5 1
3 SEK. MURAK 7 4 3
4 SEK. RENGEL 3 3 -
5 SEK. PLUMPANG - - -
6 SEK. WIDANG 4 4 -
7 SEK. SOKO 9 - 9
8 SEK. SENORI 5 1 4
9 SEK. PARENGAN 14 1 13
10 SEK. SINGGAHAN 4 2 2
11 SEK. T. BOYO 1 1 -
12 SEK. BANCAR 6 2 4
13 SEK. KEREK 3 3 -
14 SEK. JENU 5 3 2
15 SEK. JATIROGO 6 1 5
16 SEK. KENDURUAN - - -
17 SEK. BANGILAN 2 2 -
18 SEK. MONTONG - - -
19 SEK. TUBAN 2 2 -
20 SEK. GRABAGAN 6 3 3
JUMLAH 98 49 49

2) Pilpres 2009

Pemilu presiden dan wakil presiden tahun 2009 dilaksanakan


pada tanggal 8 Juli 2009 dan diikuti 3 pasangan Calon Presiden dan
Wakil Presiden. Pemilu presiden dan wakil presiden tahun 2009 ini
berlangsung hanya satu putaran saja, karena salah satu pasangan
calon sudah memperoleh suara lebih dari 50%
17

Tabel 3 : data perolehan suara Pilpres 2009

Pasangan Capres Perolehan Suara Ket

1 2 3

58,895
(10.60 %)

261,782
(47.14 %)

234,677
(42.26 %)

Jumlah Seluruh Suara Sah 555,354


Pasangan Calon
jumlah seluruh suara tidak sah 66,581
jumlah pemilih yang 621,935
menggunakan hak pilih
jumlah pemilih yang tidak 267,376
menggunakan hak pilih
Jumlah Daftar Pemilih Tetap 889,311
Dari data tersebut diatas, terdapat juga beberapa ganggua
keamanan selama pelaksaaa Pilpres 2009, diataranya:

Tabel 4 : data Tindak Pidana Pilpres 2009

N TERSANGK PERKARA YG
LP PASAL KET
O A DISANGKAKAN
1 LP / 01/VII ADI ZEIN adanya selebaran yg seganja Pasal 214 dan P21
/2009 / Res GINTING, 56 dibagikan saat kampanye 224 UU RI NO 42 dan Tahap II
th, tukang dialogis pasangan Jk – Win No TH 2009
pijat J urut 3.

2 LP / 02/VII JOKKI Pada saat pencontrengan 8 PSL 235 UU RI P21


/2009 / Res ALFOLO Juli 2009 mengaku dirinya NO 42 THN 2008 dan Tahap II
Tgl 9 Juli 2009 ZAHULU sebagai orang lain
(menggunakan formulir C 4
orang lain)
3 LP / 03 / VII / TONI JEFRI Pada saat pencontrengan 8 PSL 289 UU RI P21
2009 / TP DACHI, 20 Juli 2009 mengaku dirinya NO 10 THN 2008 dan Tahap II
th,lk, sebagai orang lain
Tgl 8 Juli 2009 karyawan (menggunakan formulir C 4
Polres Tuba apotik, orang lain)
18

4 LP / 04 / VII / YOPIYUNUS Pada saat pencontrengan 8 PSL 289 UU RI P21


2009 / TP DUHA, 20 th, Juli 2009 mengaku dirinya NO 10 TH 2008 dan Tahap II
lk, tani, sebagai orang lain DAN PSL 235
Tgl 8 Juli 2009 (menggunakan formulir C 4 UU RI NO 42
orang lain) THN 2008

3) Prediksi ancaman dan gangguan kamtibmas Pemilu 2014

Pemilu 2014 mendatang sesuai data dari KPU akan


dilaksanakan dua kali yaitu Pemilu Legislatif pada tanggal 9 April
2014 yang akan memilih para anggota dewan legislatif dan Pemilu
Presiden pada tanggal 9 Juli 2014 yang akan memilih Presiden dan
Wakil Presiden. Secara umum, bentuk-bentuk gangguan Kamtibmas
dan berbagai pelanggaran yang diperkirakan akan timbul pada
penyelenggaraan pemilu adalah seperti dibawah ini :

a) Menjelang Penyelenggaraan Pemilu


(1) Curi star kampanye
(2) Perusakan, pembakaran tanda gambar milik partai politik
(3) Perkelahian antar pendukung partai politik
(4) Sabotase terhadap pelaksanaan kampanye.
(5) Pencurian dan pengrusakan terhadap sarana dan
prasarana milik partai.
(6) Pelanggaran perijinan kampanye baik mengenai lokasi,
maupun waktu penyelenggaraan kampanye.
(7) Melakukan kegiatan pawai dengan pengerahan massa
suatu partai tanpa ijin dan pemberitahuan terlebih dahulu.
(8) Melakukan kampanye dengan materi yang bersifat
menghasut salah satu pendukung partai.
(9) Menghalangi, merintangi para peserta yang ikut
kampanye.
(10) Pemasangan tanda gambar, spanduk dan bentuk-bentuk
lambang partai politik lainnya tanpa ijin.
(11) Intimidasi dengan penculikan dan ancaman pembunuhan.
19

b) Pada Pelaksanaan Pemungutan Suar


(1) Menghasut para pemilih dengan maksud untuk
menghalangi dan merintangi orang untuk memberikan
suaranya.
(2) Melakukan tindakan kekerasan atau ancaman bahkan
penculikan dan pembunuhan terhadap salah satu
pendukung partai.
(3) Merusak, membakar atau menghancurkan surat suara
hingga tidak bisa dipakai seseorang
(4) Melakukan tindakan pemalsuan surat suara.
(5) Melakukan pemalsuan identitas/memiliki identitas ganda.
(6) Menggunakan surat suara yang tidak sah.
(7) Melakukan upaya untuk menggagalkan pelaksanaan
pemungutan suara.
(8) Melakukan suap terhadap seseorang agar tidak
menggunakan hak pilihnya.
(9) Menyuap dan menghasut panitia pemilihan calon kepala
daerah supaya tidak melaksanakan tugasnya dalam
pelaksanaan pemungutan suara.

c) Setelah/ Pasca Pemungutan Suara


(1) Melakukan ancaman dan tindakan kekerasan terhadap
petugas panitia KPUD.
(2) Menghalangi dan berupaya menggagalkan pelaksanaan
penghitungan suara.
(3) Merusak, membakar, menghancurkan atau mencuri kotak
suara.
(4) Melakukan perbuatan yang dapat menimbulkan terjadinya
kekacauan dalam pelaksanaan penghitungan suara.
(5) Melakukan perusakan terhadap surat suara, sehingga
dapat mempengaruhi perolehan suara partai.
(6) Pada kegiatan penghitungan suara, kartu suara tidak
diperlihatkan/ditunjukkan kepada saksi.
20

(7) Penghitungan suara terlalu cepat dan tidak bisa diikuti


oleh saksi.
(8) Jumlah suara hasil penghitungan tidak sesuai dengan
jumlah pemilih yang memberikan suaranya.
(9) Melakukan sabotase terhadap perolehan suara, karena
partainya tidak muncul sebagai pemenang.

Menyikapi maraknya potensi gangguan gangguan kamtibmas pada


pelaksanaan Pemilu 2014 mendatang maka diperlukan peran aparat kepolisian
yang profesional dalam menjalankan tugas pengamanan Pemilu 2014 tersebut,
yang salah satunya adalah melalui pergelaran peran dan fungsi
Babinkamtibmas guna mejalin kemitraan dengan segenap potensi masyarakat
maupun berbagai komponen lainnya yang terlibat dalam pelaksanaan Pemilu.

14. Kompetensi Babinkamtibmas dalam menjalin kemitraan dengan masyarakat


Salah satu kesiapan Polres Tuban dalam mendukung pengamanan Pemilu
2014, adalah dengan memberdayakan peran dan fungsi Babinkamtibmas guna
menjalin kemitraan dengan masyarakat. Babinkamtibmas sebagai salah satu leading
sector Polri dalam penerapan model perpolisian masyarakat. Peran dan fungsi
Babinkamtibmas sangat strategis sebagai mediator dan pengontrol sosial hubungan
Polri dan masyarakat, proyeksi hal tersebut diarahkan pada pendekatan
kemanusiaan (humanistic approach) agar Polri akan lebih dekat dengan masyarakat,
mampu menjadi refresentasi dan sekaligus menjadi ujung tombak serta penghubung
antara Polri dan masyarakat, mampu melakukan interaksi dengan lebih intensif,
proaktif, terprogram, sistematis, berkesinambungan dan kreatif menuju tumbuh
suburnya sistem penyelenggaraan kegiatan pengamanan masyarakat secara
terkoordinir, terarah dan selaras dalam rangka menanggulangi gangguan
kamtibmas.9. Upaya menjalin kemitraan dengan masyarakat guna mendukung
pengamanan Pemilu 2014 perlu didukung dengan kapasitas dan kapabilitas SDM
Babinkamtibmas sebagai leading sector dalam pelaksanaan pembinaan masyarakat.
Adapun data-data terkait kondisi Babinkamtibmas yang dimiliki Polres Tuban dapat
terlihat seperti dibawah ini :

9 Adang Dorodjatun. Drs, Komjen Pol, Kebiiakan dan Strategi Polri Dalam Pembinaan Kamdagri , 2010
21

a. Kuantitas
Tabel 5. Jumlah Binmas Polres Tuban tahun 2013
NO PANGKAT RILL DSP
1 AKP 1 1
2 IP 1 3
3 AIPTU 1
4 AIPDA 1
5 BRIPKA 1
6 BRIPTU 2 16
7 BRIPDA 1
8 PENGTU 1
9 PENGDA 1 1
JUMLAH 10 21
Sumber : Lapsat Polres Tuban
Secara umum, jumlah personel Sat Binmas yang terdapat di Polres
Tuban saat ini, masih belum memenuhi DSPP yaitu sebanyak 10 Rill dan 16
DSPP, Sementara itu Jumlah Bhabinkamtibmas polsek jajaran dapat terlihat
seperti berikut

Tabel 6. Jumlah Babinkamtibmas Polsek Jajaran tahun 2013


Polres Tuban
JUMLAH
NO KESATUAN KET
SDM
1 POLSEK TUBAN 17
2 POLSEK PALANG 19
3 POLSEK SEMANDING 17
4 POLSEK MERAKURAK 19
5 POLSEK RENGEL 16
6 POLSEK PLUMPANG 19
7 POLSEK WIDANG 15
8 POLSEK SOKO 23
9 POLSEK MONTONG 13
10 POLSEK SENORI 12
11 POLSEK PARENGAN 17
12 POLSEK SINGGAHAN 12
13 POLSEK TAMBAKBOYO 17
14 POLSEK BANCAR 21
15 POLSEK KEREK 17
16 POLSEK JENU 17
17 POLSEK JATIROGO 17
18 POLSEK BANGILAN 14
19 POLSEK KENDURUAN 9
20 POLSEK GARABAGAN 12
. Sumber : Lapsat Polres Tuban
22

b. Kualitas
Secara kualitas personil dengan kualifikasi personel Polres Tuban
masih sangat minim, hal ini dapat terlihat dari data sebagi berikut:

Tabel 7. Data Pendidikan Kejuruan Sat Binmas Polres Tuban tahun 2013
NO KEJURUAN JUMLAH KET
1. Pelatihan TPTKP 1
2. Pelatihan Polmas 2
3. Pelatihan yanmas 1
4. Pelatihan longmat 1
Jumlah 5
Tabel 3. Data Dikjur personil Polres Tuban

Dari data di atas terlihat bahwa personel yang telah mengikuti


pendidikan kejuruan hanya berjumlah sekitar (32%). Melihat keadaan saat ini
masih belum memadai bila dihadapkan dengan perkembangan dan tantangan
ancaman yang terus berkembang termasuk terhadap adanya tuntutan
masyarakat terhadap pelayanan kepolisian yang berkualitas.
Berdasarkan pengamatan penulis, berikut dapat diuraikan beberapa
fakta-fakta mengenai kompetensi (potential abilty) yang dimiliki personel
dalam pelaksanaan perpolisian masyarakat diwilayah perbatasan guna
mengantisipasi perkembangan tindak pidana perdagangan orang, meliputi :

1) Pengetahuan (knowlegde)
a) Terbatasnya pemahaman personel terhadap konsep dan
aplikasi perpolisian sesuai dengan konsep Polmas
sebagaimana yang diatur dalam Perkap No. 7 tahun 2008,
sebagai dasar yuridis dalam menjalin kemitraan dengan
masyarakat maupun dengan berbagai komponen Pemilu 2014
b) Terbatasnya pemahaman personel terhadap etnolinguistik yang
meliputi pemahaman terkait norma, budaya, nilai dan bahasa
23

serta karakter masyarakat, sehingga sering terkendala dalam


menjalin pendeketaan dengan masyarakat desa binaannya.
c) Lemahnya pemahaman personel terkait struktur masyarakat
yang dapat diberdayakan guna penyelesaian berbagai
permasalahan kamtibmas khususnya yang berkaitan dalam
pengamanan Pemilu 2014.
d) Kurangnya pengetahuan dan pemahaman personel tentang
instrumen-instrumen hukum yang berkaitan dalam pelaksanan
pembinaan masyarakat maupun perundangan dan ketentuan
lainnya yang berkaitan dengan penyelenggaraan Pemilu 2014
e) Low Literacy Procentage, yaitu kurangnya daya analisis personel
dalam penyelesaian permasalahan (problem solving) yang
terjadi ditengah-tengah masyarakat baik melalui pendekatan
sosial budaya (socio approch) maupun melalui pendekatan
hukum (legal approch).

2) Kemampuan (Skill)
a) Masih terbatasnya dalam melakukan komunikasi yang meliputi
kemampuan berbicara, mendengarkan, bertanya, mengamati,
memberi dan menerima umpan balik kepada masyarakat dan
keterampilan memecahkan masalah (problem solving skill) yang
terdapat ditengah-tengah masyarakat, mengidentifikasi serta
mengembangkan respon dan solusi yang efektif dan dapat
diterima oleh masyarakat.
b) Keterampilan dan kepribadian untuk beradaptasi dengan
lingkungan sosial dan adat istiadat setempat serta kurang terlibat
dalam kegiatan sosial masyarakat.
c) Keterampilan kepemimpinan dalam memperkirakan resiko serta
tekun dan tanggung jawab dalam menyelesaikan berbagai
permasalahan masyarakat hingga selesai.
d) Personel Bhabinkamtibmas kurang memanfaatkan pranata sosial
ditengah-tengah masyarakat yang dapat dimanfaatkan dalam
24

meningkatkan kemitraan seperti halnya tokoh mayarakat, tokoh


adat, tokoh agama, tokoh pemuda maupun tokoh Parpol, tim
sukses serta tokoh sentral lainnya.
e) Terbatasnya kemampuan mempelajari keadaan/kondisi dalam
masyarakat, karakter maupun kebiasan yang mengandung
potensi atau mengandung berbagai kemungkinan yang dapat
menimbulkan permasalahan kamtibmas di tengah-tengah
masyarakat selama pelaksanaan Pemilu 2014.
f) Lemahnya kemampuan menjalin hubungan dengan masyarakat.
Kemampuan personel saat ini masih terbatas pada penggunaan
komunikasi yang sifatnya langsung serta dilakukan dalam situasi
formal dalam bentuk pengarahan-pengarahan, sehingga
cenderung kaku, kurang komunikatif dan kurang membuka
ruang diskusi dalam perspektif demokratis.
g) Terbatasnya kemampuan personel dalam melakukan
pendekatan kepada tokoh masyarakat guna mempelajari adanya
saluran-saluran penting yang dapat diberdayakan guna
penyelesaian sengketa maupun gangguan kamtibmas yang
terjadi ditengah-tengah masyarakat untuk selanjutnya hal
tersebut, dikembangkan dan diarahkan agar tidak bertentangan
dengan hukum positif .
h) Masih terbatasnya kemampuan personel dalam membangun dan
mengembangan kelompok masyarakat sadar kamtibmas melalui
penyelanggaran FSK (forum silaturahmi kamtibmas) maupun
melalui pemberdayaan FKPM (forum kemitraan Polri dan
masyarakat) seperti halnya dengan komunitas masyarakat
petani, buruh, pengusaha, komunitas ojeg dan lain sebagainya
sehingga mampu mendukung terwujudnya stabilitas kamtibmas
pada pelaksanaan Pemilu 2014.
i) Masih terbatasnya kemampuan personel untuk ikut mendukung
kesuksesan pelaksanan Pemilu 2014 diantaranya dengan
melakukan sosialisasi, pembinaan dan penyuluhan program-
25

program Pemilu serta program-program kepolisian kepada


masyarakat agar masyarakat dapat memahami hak dan
kewajibannya masing-masing serta tidak mudah terprovokasi
untuk melakukan tindakan yang melanggar hukum selama
pelaksanaan pemilu 2014..
j) Masih terbatasnya kemampuan personel dalam menjalin
sinergitas Polisiaonal melalui pelaksanaan kerjasama dan
koordinasi dengan berbagai komponen yang terlibat dalam
Pemilu 201seperti halnya dengan KPUD, Panwaslu, Pemda,
maupun dengan media massa dan LSM yang terdapat diwilayah
Kabupaten Tuban.

3) Perilaku (attitude)
a) Sebagian personel tidak memiliki kematangan emosional dan
mental, yang mana pada beberapa peristiwa, personel mudah
tertekan dan terbawa oleh retorika atau menunjukan sikap
berlawanan dengan masyarakat.

b) Rendahnya motivasi personel yang menganggap


babainkamtibmas merupakan tugas yang tidak menyenangkan
dan kurang populis sehingga dalam pelaksanaan tugasnya
kurang mampu menunjukkan sikap yang meyakinkan, cerdas,
luwes, dan komunikatif, juga kurang mampu menunjukkan sikap
simpati dan empati terhadap aspirasi masyarakat, sehingga
masyarakatrasa kurang merasa didengar, diperhatikan dan
dirasakan secara mendalam permasalahan yang dialaminya.
Akibatnya masyarakat juga tidak berempati terhadap personel
babinkamtibmas.

c) Personel terkesan kurang terbuka, responsif dan proaktif dalam


menanggapi setiap laporan / informasi masyarakat.

d) Adanya sikap superior dan diskriminatif yang ditunjukan oleh


personel dalam pelaksanaan pembinaan masyarakat sehingga
26

kurang mampu menjalin kemitraan yang setara dengan berbagai


komponen masyarakat.

e) Dalam pendekatan terhadap masyarakat masih mengedepankan


sikap kaku, formal dan antagonis dan belum mampu
menyesuaikan diri dengan karakteristik masyarakat setempat
sehingga masih terdapat jarak antara Polri dan masyarakat
dalam melakukan kolaborasi guna mengantisipasi terjadinya
berbagai gangguan kamtibmas khususnya pada pelaksanaan
Pemilu 2014.

15. Kondisi dukungan anggaran serta sarana dan prasarana yang dimiliki
Babinkamtibmas dalam menjalin kemitraan dengan masyarakat

a. Anggaran
Ketersediaan anggaran yang mencukupi merupakan faktor penting
yang dapat menentukan keberhasilan tugas. Namun kenyataannya mata
anggaran yang dimiliki oleh Sat Binmas dan Babinkamtibmas Polres Tuban
guna menjalin kemitraan dengan masyarakat dalam mendukung pengamanan
Pemilu 2014 khususnya mata anggaran yang berasal dari DIPA masih sangat
terbatas sehingga kurang dapat mendukung keberhasilan tugas. Berikut ini
disampaikan dukungan anggaran yang dimiliki Sat Binmas Polres Tuban 10,

sebagai berikut :

10 RKA KL rencana kerja Polres Tuban tahun 2012


27

Tabel 7: program Perincian penerimaan Dana yang bersumber


Anggaran Induk TA 2012
JUMLAH
PAKET POTKAM KETERANGAN
Anggaran
BINTIBMAS
Uang saku (25 org x 24 giat)xRp20.000 12.000.000
Uang makan (25 org x 24 giat)xRp.15.000 9.000.000
Dana satuan (25 org x 24 giat)xRp.5.000 3.000.000
24.000.000
BINKAMSA
Uang saku (25 org x 24 giat)xRp20.000 12.000.000
Uang makan (25 org x 24 giat)xRp.15.000 9.000.000
Dana satuan (25 org x 24 giat)xRp.5.000 3.000.000
24.000.000
BINPOLMAS
Uang saku (25 org x 24 giat)xRp20.000 12.000.000
Uang makan (25 org x 24 giat)xRp.15.000 9.000.000
Dana satuan (25 org x 24 giat)xRp.5.000 3.000.000
24.000.000
GIAT PENINGKATAN KESADARAN
MASY
Uang saku (25 org x 24 giat)xRp20.000 12.000.000
Uang makan (25 org x 24 giat)xRp.15.000 9.000.000
Dana satuan (25 org x 24 giat)xRp.5.000 3.000.000
24.000.000
JUMLAH TOTAL 96.000.000

Sumber : Lapsat Polres Tuban

Dari tabel diatas, sumber daya anggaran yang dialokasikan guna


mendukung pelaksanaan perpolisian masyarakat diwilayah perbatasan ,maka
dukungan anggaran yang digunakan di Sat Binmas Polres Tuban diambil dari
program Program Pemberdayaan Potensi Keamanan dengan jumlah
anggaran sebesar 96.000.000. Selain itu juga didukung juga anggaran
Program Pemberdayaan Potensi Masyarakat sebesar Rp. 434.136.000,-,
dengan rincian :
1) Giat Polsek Rural Rp. 249.000.000,-
a) Uang saku (3orgx166harix20unit) = 9.960OHxRp. 15.000,- Rp.
149.400.000,-
28

b) Dana satuan (3orgx166harix20unit) = 9.960OHxRp. 3.000,- Rp.


29.880.000,-
c) Sarana kontak (3orgx166harix20unit) = 9.960OHxRp. 7.000,- Rp.
69.720.000,-
2) Giat Binmas Rp. 159.600.000,-
a) Uang saku (56orgx114hr) = 6.384OhxRp. 15.000,- Rp.
97.760.000,-
b) Dana satuan (56orgx114hr) = 6.384OhxRp. 15.000,- Rp.
19.152.000,-
Berdasarkan uraian diatas, maka dalam dukungan anggaran yang
dimiliki babinkamtibmas Polres Tuban dapat dianalisa sebagai berikut:
1) Bila dikaitkan dengan potensi ancaman perkembangan lingkungan
strategis yang kompleks dan penuh ketidak pastian, alokasi anggaran
yang disiapkan relatif belum memadai, terlebih tantangan yang dihadapi
tidak sebatas tantangan dalam tataran lokal, tetapi juga perkembangan
ancaman sebagai implikasi perkembangan global maupun regional
yang memiliki pengaruh signifikan terhadap kehidupan masyarakat.
2) Tidak adanya alokasi anggaran khusus guna melaksanakan tugas-
tugas operasional, baik penugasan yang bersifat insidentil maupun
kegiatan rutin, sehingga sering mengalami hambatan dalam
pelaksanaan tugas di lapangan.
3) Kurang adanya insentif khusus yang diberikan kepada personel binmas
maupun babinkamtibmas dalam pelaksanaan perpolisian masyarakat
diwilayah perbatasan guna mengantisipasi perkembangan tindak pida
perdagangan orang

b. Sarana Prasarana
Meski bukan yang utama, peran sarana dan prasarana sangat
penting bagi pelaksanaan tugas anggota, dimana dengan sarana dan
prasarana yang memadai maka pelaksanaan tugas personil dilapangan dapat
dilaksanakan secara efektif dan efisein. Adapun sarana prasarana yang
dimiliki Polres Tuban dalam mendukung pelaksanaan tugas babinkamtibmas
29

dalam menjalin kemitraan dengan masyarakat dapat terlihat seperti dibawah


ini :
Tabel 8 : Data Sarpras Polres Tuban 2013
JENIS MATLOG
MEGAPHON
NO KESATUAN WIRELESS JAS HUJAN JAKET KARTENTAS KET
E
JML KON JML KON JML KON JML KON JML KON
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
1. SAT BINMAS 5 - 2 B - - - - - -
2. SEK TUBAN 2 RR 11 B 12 B 12 B 8 B
3. SEK PALANG - - 3 B 2 B 2 B 5 B
4. SEK SEMANDING - - 3 B 3 B 1 B 5 B
5. SEK MERAKURAK - - 3 B 4 B 2 B 4 B
6. SEK RENGEL - - 3 B 3 B 2 B 4 B
7. SEK SOKO 1 - 3 RR 2 B 2 B 4 B
8. SEK PLUMPANG - - 4 B 3 B 1 B 5 B
9. SEK WIDANG - - 4 B 1 B 1 B - B
10. SEK MONTONG - - 2 B 2 B 1 B 4 B
11. SEK SENORI 1 - 3 B 2 B 2 B 5 B
12. SEK PARENGAN - - 2 B 2 B 2 B 6 B
13. SEK SINGAHAN - - 2 B 2 B - B 4 B
14. SEK TAMBAKBY - - 2 B 2 B 2 B 3 B
15. SEK BANCAR - - 3 B 3 B 2 B 5 B
16. SEK KEREK 1 - 4 B 3 B 2 B 4 B
17. SEK JENU - - 4 B 3 B 2 B 5 B
18. SEK JATIROGO 1 - 2 B 2 B 2 B 2 B
19. SEK BANGILAN - - 4 B 2 B 1 B 5 B
20. SEK KENDURUAN - - 2 B 3 B 2 B 5 B
21. SEK GRABAGAN - - 2 2 B 2 B 1 B
JUMLAH 11 - 68 - 58 - 43 - 84 -

Sumber : Lapsat Polres Tuban


Data material logistik atau sarana prasarana pelaksanaan tugas Polres
Tuban tersebut diatas, dilihat dari komposisi yang ada secara umum dapat
dikatakan telah cukup memadai. Namun kondisi sarana dan prasarana
tersebut masih kurang memadai, hal tersebut dapat terlihat seperti dibawah
ini:
1) Pada beberapa jenis sarana pendukung terdapat beberapa kondisi
sarana tidak layak pakai atau tidak siap operasional akibat kondisinya
rusak berat.
2) Masih banyaknya jenis sarana yang rusak ataupun hilang saat
digunakan dalam tugas tentunya akan menimbulkan kerawanan
hambatan optimalnya pelaksanaan tugas anggota dalam penanganan
konflik komunal.
30

3) Dukungan alat komunikasi elektronik, khususnya beruoa HT telah


tersedia namun kurang memadai dan sebagian diantaranya masih
menggunakan HP milik perorangan.
4) Kurang tersedianya sarana prasarana dengan teknologi modern seperti
halnya GPS (global positioning system) GTS (GSM tracking system)
smart mobile phone maupun jaringan internet yang terintegrasi antara
Sat Binmas dengan Satuan Operasional lainnya.

16. Sistem dan metode yang digunakan babinkamtbmas dalam menjalin kemitraan
dengan masyarakat
Pelaksanaan kemitraan antara Polri dengan masyarakat guna pengamanan
kegiatan masyarakat secara substansi merupakan penjabaran Perkap No 7 Tahun
2008 tentang Polmas. Kemitraan polisi dengan masyarakat di dalam Polmas
memungkinkan adanya deteksi dini setiap permasalahan, sehingga Polisi dapat lebih
cepat dan akurat dalam memperoleh informasi tentang situasi kamtibmas.
Salah satu upaya Polres Tuban dalam meningkatkan kemitraan dengan
masyarakat tersebut adalah dengan memberdayakan peran Babinkamtibmas
sebagai leading sector dalam pelaksanaan tugas Polri untuk melakukan pembinaan
masyarakat. Keberadaan para Bhabinkamtibmas sangat strategis sebagai mediator
dan fasilitator pemecahan masalah serta menjadi mitra kerja masyarakat untuk
menjaga keamanan lingkungan. Pemberdayaan Babinkamtibmas menekankan pada
pendekatan kemanusiaan, sehingga mampu menjadi representasi dan sekaligus
menjadi ujung tombak serta penghubung antara Polri dengan masyarakat, mampu
melakukan interaksi dengan lebih intensif, proaktif, terprogram, sistematis,
berkesinambungan dan kreatif menuju tumbuh suburnya sistem penyelenggaraan
kegiatan pengamanan masyarakat secara terkoordinir, terarah dan selaras dalam
rangka menanggulangi gangguan kamtibmas.11 Adapun terkait dengan sistem dan
metode yang diguanakan dalam pelaksanaan kemitraan Polri dengan masyarakat
dapat terlihat dari fakta-fakta seperti dibawah ini :

11 Adang Dorodjatun. Drs, Komjen Pol, Kebiiakan dan Strategi Polri Dalam Pembinaan Kamdagri, 2010
31

a Tahap Perencanaan
1) Kurang tersusunnya rencana kegiatan yang dapat menjadi pedoman
pelaksanaan tugas bhabinkamtibmas dalam menjalin kemitraan dengan
masyarakat baik pada tahapan binkamsa, bintibmas, binluh maupun bin
polmas.
2) Kurang tersususnnya berbagai kebutuhan yang menjadi unsur
pendukung pelaksanaan tugas babinkamtibmas guna menjalin
kemitraan dengan masyarakat termasuk dalam mendukung
pengamanan Pemilu 2014 yang meliputi piranti lunak dan piranti keras
serta persiapan sarana dan prasana maupun pelibatan kekuatan
personel yang akan dilibatkan.
3) Belum dilakukan penentuan target/sasaran secara spesifik yang harus
dicapai, sehingga tidak adanya standar keberhasilan dalam
pelaksanaan tugas babinkamtibmas guna menjalin kemitraan dengan
masyarakat termasuk dalam mendukung pengamanan Pemilu 2014.
4) Kurang adanya pemetaan potensi kerawaan kamtibmas khususnya
selama pelaksanaan pemilu 2014 guna penentuan sasaran, cara
bertindak, kekuatan yang dilibatkan dan pengwasan pengendalian
pelaksanaan Polmas/monitoring dan evaluasi.
5) Belum diatur Standard Operational Prosedure (SOP) yang jelas berupa
petunjuk pelaksanaan (Juklak) maupun petunjuk tekhnis (Juknis) yang
dapat digunakan sebagai pedoman tugas babinkamtibmas guna
menjalin kemitraan dengan masyarakat termasuk dalam mendukung
pengamanan Pemilu 2014.

b. Pengorganisasian
1) Penunjukan personel yang tugaskan sebagai babinkamtibmas kurang
mengacu pada kualifikasi dan kompetensi yang dimilikinya, sehingga
dalam menjalin kemitraan dengan masyarakat sering kurang didukung
oleh personel yang memiliki kemampuan yang memadai.
2) Kurang optimalnya penerapan prinsip “ local boys for local job” dalam
penempatan personel babinkamtibmas
32

3) Kurang optimalnya pelaksanaan HTCK yang mengatur hubungan


koordinatif antara babinkamtibmas dengan fungsi operasional lainnya,
sepertihalnya dengan fungsi Intelijen, fungsi sabhara, Reskrim, Lantas
dan fungsi lainnya
4) Penentuan cara bertindak (CB) pelaksanaan perpolisian masyarakat
diwilayah antara fungsi Binmas dengan fungsi lainnya tidak integral,
kurang detail dan kurang sesuai dengan perkembangan situasional.

c. Pelaksanaan.
1) Pembinaan ketertiban masyarakat
a) Kurang efektifya pelaksanaan penyuluhan kepada masyarakat
guna meningkatkan partisipasi masyarakat, kesadaran hukum
dan ketataan warga masyarakat terhadap hukum dan peraturan
perundangan yang berlaku khususnya pada saat pelaksanaan
pemilu 2014, hal tersebut dikarenakan kegiatan penyuluhan
masih bersifat formal, kaku dan konvensional dan kurang
membuka ruang diskusi seperti halnya dengan memanfatkan
pertemuan dibalai desa, balai adat dan lain-lain.
b) kurang dilaksanakannya pembinaan terhadap pada remaja
(pemuda/pemudi) dan pelajar / mahasiswa (pemilih pemula) agar
senantiasa berpartisipasi aktif dalam mendukung tugas
kepolisian termasuk dalam mensosialisasikan pelaksanaan
pemilu yang aman dan damai.Sepertihalya melalui program
police go to school, police youth care center maupun program
sosial lainnya.
c) Kurang dilaksanakan pendekatan kepada masyarakat dengan
cara sambang desa maupun patroli kampung / dialogis guna
membimbing dan memberikan penyuluhan kepada masyarakat di
Desa agar masyarakat tidak terpengaruh oleh orang/kelompok
tidak dikenal yang hendak melalukan provokasi kepada
masyarakat guna menciptkanan kerawanan kamtibmas selama
pelaksanaan Pemilu 2014.
33

d) Personel babinkamtibmas seringkali kurang ikut terlibat maupun


menghadiri setiap kegiatan/keramaian yang ada di Desa
binaannya.
e) Kurang diberdayakannya peran aktif segenap potensi
masyarakat sepertihalnya tokoh masyarakat, tokoh adat, tokoh
pemuda serta agama guna menyampaikan pesan-pesan
Kamtibmas kepada masyarakat

2) Pembinaan keamanan Swakarsa


a) Penugasan babinkamtibmas secara permanen belum
dilaksanakan secara optimal sehingga kurang terlaksana
pembinaa secara berkelanjutan guna meningkatkan kemitraan
Polri dan masyarakat dalam pemeliharaan kamtibas.
b) FKPM sebagai manifestasi dari penggelaran community policing
sudah terbentuk, namun kegiatannya belum maksimal karena
keraguan anggota tentang pelaksanaan kegiatan FKPM terkait
tuntutan anggota FKPM yang meminta insentif (honor kegiatan)
c) Pelaksanaan tatap muka, kunjungan/sambang, penyuluhan
langsung, latihan-latihan, dalam rangka membimbing masyarakat
melaksanakan sistim keamanan lingkungan, masih dilaksanakan
secara insidentil dan kurang konsisten
d) Kurang dilakukannya pembinaan, pelatihan dan pengawasan
terhadap organ-organ pengamanan swakarsa yang terdapat
diwilayah Tuban seperti hal terhadap Satpam Pemukiman /
Perkantoran, Satgas Partai, organisasi kemasayarakat, Karang
Taruna, Tagana maupun siskamling.
e) Kurang optimalnya pelaksanaan penerangan keliling (penling)
guna memberikan himbauan kepada masyarakat untuk
mengamankan diri, harta dan lingkungannya masing-masing
khususnya selama pelaksanaan pemilu 2014 mendatang
f) Kurang dilaksanakan home visit terhadap tokoh-tokoh
berpengaruh guna melakukan komunikasi, menerima keluhan
34

dan informasi serta membantu penyelesaian masalah yang


dihadapi sebatas kemampuannya.

3) Pembinaan potensi masyarakat


a) Masih kurang dilaksanakannya pendataan terhadap Tokoh
Masyarakat, Tokoh Agama, Tokoh Adat, Tokoh Pemuda serta
kelompok-kelompok masyarakat baik formal/informal yang
terdapat didesa binaan babinkamtibmas sebagai bahan
inventarisasi yang dapat dijadikan saluran dalam menjalin
kemitraan guna pemeliharaan keamanan selama pelaksanaan
Pemilu 2014.
b) Pelaksanaan tatap muka dan pendekatan personel dengan
tokoh-tokoh masyarakat baik individu maupun pimpinan
kelompok/organisasi mauoun parpol dan tim sukses yang
terdapat diwilayah Tuban masih kurang dilaksanakan secara
periodik maupun secara situasional dalam rangka menjalin
komunikasi yang baik, memecahkan masalah-masalah sosial
maupun masalah kamtibmas selama pelaksanaan Pemilu 2014.
c) Belum tersedianya sentra-sentra pengaduan dan laporan
masyarakat yang dapat difungsikan guna menampung setiap
keluhan, aspirasi, harapan dan kritikan masyarakat terhadap
kinerja Polri / Babinkamtibmas.
d) Sebagian babinkamtibmas sering sulit ditemui masyarakat
dikarenakan belum adanya kontak person petugas yang mudah
dihubungi masyarakat.
e) Kurang dilaksanakan Penerapan Konsep Alternative Dispute
Resolution (pola penyelesaian masalah sosial melalui jalur
alternative yang lebih efektif berupa upaya menetralisir masalah
selain melalui proses hukum atau non litigasi) dimana setiap
pelanggaran yang terjadi di tengah masyarakat sering
diselesaikan melalui jalur hukum semata.
35

f) Kurang dilibatkannya para tokoh partai politik, tokoh masyarakat,


tokoh adat, tokoh pemuda dalam rangka pengendalian massa
pabila terjadi konflik antar pendukung pada pelaksanaan Pemilu.

4 Pembinaan Perpolisian Masyarakat


a) Peran babinkamtibmas kurang diarahkan guna mendorong
terbentuknya forum-forum kemitraan di lingkup desanya masing-
masing, sepertihalnya kelompok nelayan, kelompok petani,
kelompok buruh , dll.
b) Kurang dilaksanakannya asistensi/pendampingan terhadap
operasional FKPM sebagai wahana dalam memecahkan
berbagai permasalahan bersama selama pelaksanaan Pemilu
2014.

5) Kerjasama
a) Kerjasama dengan KPU :
(1) Kurang optimalnya kerjasama antara personel dengan
PPK dan PPS pada tingkat kecematan dan Desa dalam
pengamanan tahapan penyelenggaraan pemilihan umum,
pengamanan Kantor maupun personel KPUD, PPK dan
PPS maupun dalam TPS .
(2) Komunikasi yang dijalin antara Polri dan JPU masih
dilaksanakan pada level pimpinan dan kurang menyentuh
tingkat pelaksana di lapangan selain itu Kurang
tersedianya jalur koordinasi guna pemberian data
informasi dan keterangan yang berkaitan dengan aspek-
aspek pengamanan penyelenggaraan Pemilihan Umum.
(3) Koordinasi dengan KPUD, PPK dan PPS dalam
penanganan terhadap pelanggaran peraturan perundang-
undangan Pemilihan Umum dalam kasus-kasus tertentu
yang dikoordinasikan antara KPUD Tuban masih belum
berjalan secara optimal.
36

b) Kerjasama dengan Panwaslu


(1) Masih adanya perbedaan persepsi dan pemahaman
antara Pihak Polri dan Panwaslu terkait klasifkasi jenis-
jenis pelanggaran dan tindak pidana yang terjadi selama
pelaksanaan Pemilu.
(2) Banyaknya kasus tindak pidana temuan Panwaslu yang
tidak dilimpahkan kepada Polri sehingga kasus tersebut
kurang dapat diselesaikan.

c) Kerjasama dengan partai Politik.


(1) Kurang optimalnya pelaksanan pembinaan terhadap tokoh
parpol oleh dalam rangka pembinaan terhadap simpatisan
/ pendukungnya masing-masing agar tidak mudah
terprovokasi oleh rangsangan untuk melakukan tindak
anarkis / ekstra yudicial.
(2) Babinkamtibmas masih belum mampu ”menjembatani”
antara Parpol dengan Polres dimana anggota tersebut
belum mampu memerankan fungsinya sebagai (Liaison
Officer) hal ini terlihat dari masih banyak sejumlah parpol
yang mengurus soal perizinan ke Polres

d. Pengendalian
1) Bhabinkamtibmas kurang mencatat semua kegiatan yang dilaksanakan
secara detail dalam buku mutasi kegiatan sesuai dengan format yang
ditetapkan
2) Kurangnya kontrol dari pimpinan terhadap pelaksanaan tugas
babinkamtibmas, pengawasan hanya dilaksanakan pada laporan hasil
kegiatan operasional.
3) Pelaksanaan supervisi baik secara berkala maupun insidentil kurang
dilaksanakan oleh pimpinan sehingga kurang ditemui kondisi riil
kendala dan hambatan yang ditemui dalam pelaksanaan tugas
babinkamtibmas.
37

BAB IV
FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

Dalam mengoptimal peran babinkamtibmas guna menjalin kemitraan dengan


masyarakat dalam rangka mendukung pengamanan Pemilu 2014 terdapat beberapa faktor
– faktor yang mempengaruhi yaitu faktor internal yang meliputi kekuatan dan kelemahan
serta faktor eksternal yang meliputi peluang dan kendala, sebagai berikut dibawah ini:

17. Faktor Internal

a. Kekuatan
1) Adanya piranti lunak yang menjadi landasan, dasar dan petunjuk
pelaksanaan administrasi dan operasional bagi babinkamtibmas Polres
Tuban dalam pelaksanaan tugasnya yang meliputi:
a) Undang – Undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian
Negara Republik Indonesia.
b) Undang – Undang no 10 tahun 2008 Tentang Pemilu
c) Peraturan Kapolri No 7 tahun 2008 tentang Pedoman Strategi
dan implementasi Polmas dalam Pelaksanaan Tugas Polri i.
d) Adanya buku Pedoman Penerapan Polmas dalam pelaksanaan
tugas fungsi Binmas dan Babinkamtibmas sebagai salah satu
acuan dalam tugas-tugas operasional sehari-hari yaitu, No. Pol :
Skep/432/VII/2006 tanggal 1 Juli 2006
2) Adanya kebijakan local boys for local job yang menekan
pemberdayaan “ Putra Daerah “ sebagai kekuatan Polri dalam menjalin
kemitraan dengan masyarakat.
3) Program pimpinan melalui pergelaran “1 desa 1 Bintara “ guna
mendekatkan pelayanan kepada masyarakat khususnya pada bidang
keamanan.
4) HTCK antara satuan fungsi di Polres Tuban serta antara pimpinan
dengan anggota berjalan dengan harmonis sehingga tugas dari
pimpinan dapat dilaksanakan dengan baik.
5) Sumber daya manusia yang terdapat di Babinkamtibmas Polres dan
Polsek jajaran menjadi suatu kekuatan yang dapat dipersiapkan
38

untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat, sesuai dengan


perkap no 23 tahun 2010 tentang SOTK Polri ditingkat Polres.

b. Kelemahan
1) Pemahaman personil terhadap Polmas belum sepenuhnya dipahami
dan dilaksanakan secara baik oleh Babinkamtibmas sehingga sering
menjadi hambatan dalam pelaksanaan tugas operasional guna
menjalin kemitraan dengan masyarakat termasuk dalam mendukung
pengamanan pada pemilu 2014..
2) Belum memadainya instrumen pendukung dalam mendukung
pelaksanaan tugas babinkamtibmas terutama dalam sarana prasarana
dan anggaran sehingga pelaksanaan pembinaan masyarakat masih
belum berjalan secara optimal.
3) Peran polsek sebagai basis deteksi dini belum mampu berjalan secara
optimal disebabkan oleh keterbatasan SDM, sarana prasarana, dan
anggaran
4) Masih banyak anggota yang melaksanakan gaya pemolisian yang
reaktif dan tidak berorientasi pada problem solving/ pemecahan
masalah sehingga mengakibatkan petugas Polmas kurang mengetahui
permasalahan yang terjadi dalam masyarakat diwilayah tugasnya.
5) Masih terbatasnya pembangunan dan pembentukan FKPM diwilayah
Tuban sehingga pelaksanaan pembinaan masyarakat dan
pembangunan kemitraan dengan masyarakat kurang berjalan sesuai
degan harapan.

18. Faktor Eksternal


a. Peluang
1) Perpolisan masyarakat sebagai strategi pemolisian sangat didukung
oleh seluruh komponen masyarakat karena dianggap juga sebagai
penghormatan dan penghargaan terhadap masyarakat oleh Polri
untuk dapat berperan serta dalam menyelesaikan permasalahan
kamtibmas yang terjadi di wilayahnya
39

2) Adanya dukungan Pemda dan DPRD kabupaten Tuban terhadap


Polri, baik di bidang pembinaan maupun operasional, termasuk halnya
terhadap tugas babinkamtibmas dalam menjalin kemitraan dengan
masyarakat mendukung pengamanan Pemilu 2014.
3) MOU antara KPU dan Kapolri NO 09/SKB/ KPU/ 2008 dan NO Pol B/ 7/
VII/ 2008 tanggal 4 Juli 2013 tentang Pengamanan Penyelenggaraan
Pemilu 2014.
4) Adanya system pengamanan swakarsa seperti halnya Linmas, Satgas
Parpol dan siskamling oleh masyarakat yang dapat dimanfaatkan dalam
hal menjaga ketertiban selama pelaksanaan Pemilu 2014
5) Adanya komitmen bersama antara elit – elit parpol, masyarakat, Polisi
dan berbagai instansi terkait guna mewujudkan pemilu yang aman,
lancar dan tertib pada pelaksanaan Pemilu 2014.

b. Kendala
1) Menurunnya keserasian sosial masyarakat Kabupaten Tuban dengan
akar budaya yang berbeda sehingga sering memicu terjadinya tradisi
konfliktual maupun terjadinya pergesakan antar kelompok masyarakat
khusunya pada pelaksanaan Pemilu 2014.
2) Adanya sikap euforia berlebihan dari sebagian masyarakat yang
ditunjukan dengan memberikan secara dukungan secara berlebihan
pada parpol / capres-cawapres tertentu sehingga memicu sekat dan
pertikaian dengan kelompok pendukung lainnya..
3) Meningkatnya trend kejahatan dan gangguan kamtibmas terlihat
dengan semakin berkembangnya, modus operandi, ruang dan
dimensinya, tidak berbanding dengan perkembangan organisasi Polri.
4) Kurangnya dukungan dari seluruh lapisan masyarakat dan stake
holders guna pemberantasan tindak pidana terorisme dengan
memberikan laporan dan informasi aktual terkait potensi-potensi
terjadinya gangguan kamtibmas di wilayahnya.
5) Jarak antar desa / dusun yang ada di wilayah Kabupaten Tuban cukup
jauh sehingga dalam pelaksanaan pembinaan masyarakat memerlukan
waktu sarana serta prasarana.
40

BAB V
PERAN DAN FUNGSI BABINKAMTIBMAS DALAM MENJALIN KEMITRAAN
DENGAN MASYARAKAT YANG DIHARAPKAN

19. Kompetensi Babinkamtibmas dalam menjalin kemitraan dengan masyarakat

a. Kuantitas
1) Penunjukan personel khususnya yang ditugaskan guna mengemban
tugas Polmas dipriorintaskan pada personel dengan latar belakang
pendidikan S1 atau personel yang memiliki pengalaman dalam bidang
Polmas .
2) Dalam Penunjukan personel khususnya yang ditugaskan guna
mengemban tugas sebagai babinkamtibmas diharapkan dapat
mengacu prinsip local boys or local job sehingga dapat memudahkan
dalam melakukan komunikasi dan kolaborasi dengan masyarakat
setempat khususnya dalam mendukung pengamanan Pemilu 2014.
3) Penambahan personel dapat diprioritaskan pada komposisi perwira
sehingga dalam pelaksanaan pemberdayaan masyarakat dapat
memiliki nilai manajerial yang baik.
4) Adanya penambahan anggota bhabinkamtibmas guna terpenuhinya
program dan kebijakan 1 desa 1 Polisi guna mendukung
terlaksanakannya pembinaan masyarakat berkelanjutan.
5) Adanya penambahan personel yang disesuikan dengan tingkat
kerawanan daerah (kakerda) diwilayah kabupaten Tuban.

b. Kualitas

1) Pengetahuan (knowlegde)
a) Setiap personel diharapkan dapat memiliki pengetahuan dan
pemahaman yang baik mengenai konsep dan aplikasi perpolisian
sebagai dasar yuridis dalam menjalin kemitraan dengan
masyarakat maupun dengan berbagai komponen Pemilu 2014
b) Personel Babinkamtibmas dapat memiliki wawasan yang baik
mengenai etnolinguistik yang meliputi pemahaman terkait norma,
41

budaya, nilai dan bahasa serta karakter masyarakat desa


binaannya.
c) Personel mampu memahami struktur masyarakat serta
kewenangan yang dimilikinya masiang –masing yang dapat
diberdayakan guna penyelesaian berbagai permasalahan
kamtibmas pada pelaksanaan Pemilu 2014.
d) Meningkatnya pengetahuan dan pemahaman personel tentang
instrumen-instrumen hukum yang berkaitan dalam pelaksanan
Polmas maupun perundangan dan ketentuan lainnya yang
berkaitan dengan penyelenggaraan Pemilu 2014

2) Kemampuan (Skill)
a) Setiap personel memiliki kemampuan personel dalam melakukan
dengan masyarakat termasuk halnya keterampilan dalam
berbicara, mendengarkan, bertanya, mengamati, memberi dan
menerima umpan balik serta mengembangkan respon dan solusi
yang efektif yang dapat diterima oleh masyarakat.
b) Meningkatnya keterampilan dan kepribadian untuk beradaptasi
dengan lingkungan sosial dan adat istiadat setempat sehingga
dapat terlibat dan menjadi bagian integral dalam kegiatan sosial
masyarakat dan men.
c) Personel mampu memperkirakan resiko serta tekun dan
tanggung jawab dalam menyelesaikan berbagai permasalahan
masyarakat hingga selesai.
d) Personel Bhabinkamtibmas mampu memanfaatkan pranata
sosial masyarakat guna dalam mendukung pengamanan Pemilu
2014.
e) Setiap personel babinkamtibmas mampu mempelajari
keadaan/kondisi dalam masyarakat, karakter maupun kebiasan
yang mengandung potensi atau mengandung berbagai
kemungkinan yang dapat menimbulkan permasalahan
kamtibmas di tengah-tengah masyarakat selama pelaksanaan
Pemilu 2014.
42

f) Personel secara luwes dan terampil dapat menjalin hubungan


dengan masyarakat yang disertai dengan adanya sikap yang
Humanis dan protagonis serta membuka ruang diskusi dalam
perspektif demokratis.
g) Personel mampu melakukan pendekatan kepada tokoh
masyarakat secara persuasif guna mempelajari adanya saluran-
saluran penting yang dapat diberdayakan guna penyelesaian
sengketa maupun gangguan kamtibmas yang terjadi ditengah-
tengah masyarakat.
h) Personel mampu membangun dan mengembangan kelompok
masyarakat sadar kamtibmas melalui penyelanggaran FSK
(forum silaturahmi kamtibmas) maupun melalui pemberdayaan
FKPM (forum kemitraan Polri dan masyarakat) seperti halnya
dengan komunitas masyarakat petani, buruh, pengusaha,
komunitas ojeg dan lain sebagainya sehingga mampu
mendukung terwujudnya stabilitas kamtibmas pada pelaksanaan
Pemilu 2014.
i) Personel dapat secara aktif dalam melakukan sosialisasi
program-program Pemilu serta program-program kepolisian
kepada masyarakat sehingga masyarakat dapat memahami hak
dan kewajibannya masing-masing serta tidak mudah
terprovokasi untuk melakukan tindakan yang melanggar hukum
selama pelaksanaan pemilu 2014..
j) Setiap personel mampu menjalin kerjasama dan koordinasi
dengan berbagai komponen yang terlibat dalam Pemilu 2014
seperti halnya dengan KPUD, Panwaslu, Pemda, maupun
dengan media massa dan LSM yang terdapat diwilayah
Kabupaten Tuban.

3) Perilaku (attitude)
a) Personel mampu memiliki kematangan emosional dan mental,
serta tidak menunjukan sikap berlawanan dengan masyarakat.
43

a) Personel dapat menghormati berbagai kearifan lokal yang


terdapat dalam masyarakat yang dapat diberdayakan dalam
penanganan masalah sosial tanpa memaksakan pendekatan
hukum semata.
b) Personel dapat bersikap terbuka, aktif, komunikatif dalam
menjalin hubungan dengan masyarakat.
c) Personel mampu menunjukan sikap yang bersahaja, simpatik
dan santun serta mampu menyesuaikan diri dengan karakteristik
masyarakat setempat sehingga tidak terdapat jarak antara Polri
dan masyarakat dalam melakukan kolaborasi guna penanganan
berbagai gangguan kamtibmas selama pelaksanaan pemilu
2014.
d) Meningkatnya loyalitas dan komitmen personel dalam
pelaksanaan tugas guna menjalin kemitraan dengan masyarakat
dalam rangkan mendukung pengamanan Pemilu 2014.

20. Kondisi dukungan anggaran serta sarana dan prasarana yang dimiliki
Babinkamtibmas dalam menjalin kemitraan dengan masyarakat

a. Anggaran
Dalam menunjang pelaksanaan tugas babinkamtibmas guna menjalin
kemitraan dengan masyarakat dalam rangka mendukung pengamanan Pemilu
2014, diharapkan dapat didukung dengan anggaran yang memadai yang
ditandai dengan hal-hal berikut dibawah ini :
1) Perlu adanya anggaran yang dilakokasikan sebagai insentif untuk
menjaga dan meningkatkan motivasi, komitmen, integritas, dan
tanggung jawab personel Binmas / Babinkamtibmas dalam melakukan
pendekatan masyarakat.
2) Dalam menunjang pelaksanaan peran dan fugsi babinkamtibmas guna
menjalin kemitraan dengan masyarakat dalam rangka mendukung
pengamanan Pemilu 2014 diharapkan anggaran yang tersedia dapat
dialokasikan secara tepat guna, tepat jumlah dan tepat sasaran.
44

3) Pengalokasian anggaran dapat dilakosikan dengan mememperhatikan


output yang akan dicapai.
4) Indeks anggaran harus realistis, sehingga anggaran yang disusun
dapat memenuhi kebutuhan yang diusulkan

b. Sarana Prasarana
Guna optimalnya peran babinkamtibmas guna menjalin kemitraan
dengan masyarakat dalam rangka mendukung pengamanan Pemilu 2014,
diharapkan dapat didukung dengan sarana prasarana yang memadai yang
ditandai seperti berikut dibawah ini
1) Adanya penambahan sarana dan prasarana yang mendukung
operasionalisasi pelaksanaan tugas personel baik alat khusus, alat
komunikasi maupun sarana pendukung fungsi-fungsi lainnya.
2) Guna menunjang kecepatan dan mobilitas anggota dalam setiap
pelaksanaan tugasnya diharapkan adanya penambahan sarana
transportasi yang memadai baik R2 maupun R4 yang memiliki
speasifikasi sesuai kondisi lapangan.
3) Adanya pemenuhan sarana dan prasarana yang memadai dalam
mendukung fungsi adminsitrasi meliputi komputer, laptop, handycam,
alat kamera, alat perekam, jaringan internet portabel, HT dan HP.
4) Adanya fasilitas untuk melakukan mediasi, sehingga akan
memudahkan personel dalam melakukan hubungan dengan
masyarakat.
5) Diharapkan adanya pembangunan balai-balai FKPM serta fasilitas
lainnya guna menunjang pelaksanaan pembinaan masyarakat melalui
pertemuan-pertemuan kamtibmas.

.
45

21. Sistem dan metode yang digunakan babinkamtbmas dalam menjalin kemitraan
dengan masyarakat

a Tahap Perencanaan
1) Disusnnya rencana kegiatan bhabinkamtibmas dalam menjalin
kemitraan dengan masyarakat baik pada tahapan binkamsa, bintibmas,
binluh maupun bin polmas.
2) Disusunnya rencana kebutuhan yang menjadi unsur pendukung
pelaksanaan tugas babinkamtibmas guna menjalin kemitraan dengan
masyarakat termasuk dalam mendukung pengamanan Pemilu 2014
yang meliputi piranti lunak dan piranti keras serta persiapan sarana dan
prasana maupun pelibatan kekuatan personel yang akan dilibatkan.
3) Dilaksanakannya penentuan target/sasaran yang harus dicapai, dalam
pelaksanaan tugas babinkamtibmas guna menjalin kemitraan dengan
masyarakat termasuk dalam mendukung pengamanan Pemilu 2014.
4) Adanya pemetaan potensi kerawaann kamtibmas khususnya selama
pelaksanaan pemilu 2014 guna penentuan sasaran, cara bertindak,
kekuatan yang dilibatkan dan pengwasan pengendalian pelaksanaan
Polmas/monitoring dan evaluasi..

b. Pengorganisasian
1) Penunjukan personel babinkamtibmas dapat mengacu pada kualifikasi
dan kompetensi yang dimilikinya, sehingga dapat memiliki kpasitas dan
kapabilitas yang baik dalam menjalin kemitraan dengan masyarakat.
2) Perekruitan babinkamtibmas dipriotaskan dapat memenuhi prinsip “
local boys for local job” guna memudahkan dalam menjalin kemitraan
dengan masyarakat
3) Tersedianya pelaksanaan HTCK yang mengatur hubungan koordinatif
antara babinkamtibmas dengan fungsi operasional lainnya,
sepertihalnya dengan fungsi Intelijen, fungsi sabhara, Reskrim, Lantas
dan fungsi lainnya
46

4) Penentuan cara bertindak (CB) pelaksanaan perpolisian masyarakat


diwilayah antara fungsi Binmas dengan fungsi lainnya dapat integral,
kurang detail dan kurang sesuai dengan perkembangan situasional.

c. Pelaksanaan.
1) Pembinaan ketertiban masyarakat
a) Dilaksanakannya penyuluhan kepada masyarakat secara intensif
guna meningkatkan partisipasi, kesadaran hukum dan ketataan
masyarakat terhadap hukum dan peraturan perundangan yang
berlaku khususnya pada saat pelaksanaan pemilu 2014, seperti
halnya dengan memanfatkan pertemuan dibalai desa, balai adat
dan lain-lain.
b) Dilaksanakannya pembinaan terhadap pemuda/pemudi dan
pelajar / mahasiswa (pemilih pemula) untuk berpartisipasi aktif
dalam mendukung tugas kepolisian termasuk dalam
mensosialisasikan pelaksanaan pemilu yang aman dan damai
melalui program police go to school, police youth care center
maupun program sosial lainnya.
c) terlaksanakannya kegiatan cara sambang desa maupun patroli
kampung / dialogis secara optimal guna membimbing dan
memberikan penyuluhan kepada masyarakat di Desa sehingga
masyarakat tidak terpengaruh oleh orang/kelompok tidak dikenal
yang hendak melalukan provokasi kepada masyarakat selama
pelaksanaan Pemilu 2014.
d) Diberdayakannya peran aktif segenap komponen masyarakat
sepertihalnya tokoh masyarakat, tokoh adat, tokoh pemuda serta
agama guna menyampaikan pesan-pesan Kamtibmas

2) Pembinaan keamanan Swakarsa


a) Penugasan babinkamtibmas dapat dilaksanakan secara
permanen dengan didukung adanya perumahan sekaligus kantor
kerja babinkamtibmas
47

b) FKPM sebagai manifestasi dari penggelaran community policing


sudah terbentuk, namun kegiatannya belum maksimal karena
keraguan anggota tentang pelaksanaan kegiatan FKPM terkait
tuntutan anggota FKPM yang meminta insentif (honor kegiatan)
c) Dilaksanakannya tatap muka, kunjungan/sambang, penyuluhan
langsung, latihan-latihan, dalam rangka membimbing masyarakat
melaksanakan sistim keamanan lingkungan secara periodik dan
berkelanjutan.
d) Terlaksanannya kegiatan pembinaan, pelatihan dan pengawasan
terhadap organ-organ pengamanan swakarsa yang terdapat
diwilayah Tuban seperti hal terhadap Satpam Pemukiman /
Perkantoran, Satgas Partai, organisasi kemasayarakat, Karang
Taruna, Tagana maupun siskamling.
e) Dilakannya kegiatan penerangan keliling (penling) guna
memberikan himbauan kepada masyarakat untuk mengamankan
diri, harta dan lingkungannya masing-masing khususnya selama
pelaksanaan pemilu 2014 mendatang

3) Pembinaan potensi masyarakat


a) Dilaksanakannya pendataan terhadap Tokoh Masyarakat, Tokoh
Agama, Tokoh Adat, Tokoh Pemuda serta kelompok-kelompok
masyarakat baik formal/informal yang terdapat didesa binaan
babinkamtibmas yang dapat dijadikan saluran dalam menjalin
kemitraan guna pemeliharaan keamanan selama pelaksanaan
Pemilu 2014.
b) Dilaksanakannya pendekatan personal terhadap individu
maupun pimpinan kelompok/organisasi maupun parpol dan tim
sukses yang terdapat diwilayah Tuban selama pelaksanaan
Pemilu 2014.
c) Tersedianya sentra-sentra pengaduan dan laporan masyarakat
yang dapat difungsikan guna menampung setiap keluhan,
aspirasi, harapan dan kritikan masyarakat terhadap kinerja Polri /
Babinkamtibmas.
48

d) Dibuatnya kontak person babinkamtibmas sehingga petugas


dapat dengan mudah dihubungi masyarakat.
e) Dilibatkannya para tokoh partai politik, tokoh masyarakat, tokoh
adat, tokoh pemuda dalam rangka pengendalian massa pabila
terjadi konflik antar pendukung pada pelaksanaan Pemilu.

4) Pembinaan Perpolisian Masyarakat


a) Dibentuknya forum-forum kemitraan sepertihalnya kelompok
nelayan, kelompok petani, kelompok buruh , dll.
b) Dilaksanakannya asistensi/pendampingan terhadap operasional
FKPM sebagai wahana dalam memecahkan berbagai
permasalahan bersama selama pelaksanaan Pemilu 2014.

5) Kerjasama
a) Kerjasama dengan KPU :
(1) Dibangunnya kerjasama dan koordinasi dengan PPK dan
PPS pada tingkat kecematan dan Desa dalam
pengamanan tahapan penyelenggaraan pemilihan umum,
pengamanan Kantor maupun personel KPUD, PPK dan
PPS maupun TPS .
(2) Dijalinnya komunikasi intensif antara Polri dan JPU baik
pada level pimpinan maupun pada tingkat pelaksana di
lapangan guna pemberian data informasi dan keterangan
yang berkaitan dengan aspek-aspek pengamanan
penyelenggaraan Pemilihan Umum.
(3) Dilaksanakannya koordinasi dengan KPUD, PPK dan PPS
dalam penanganan terhadap pelanggaran peraturan
perundang-undangan Pemilihan Umum.

b) Kerjasama dengan Panwaslu


(1) Dilaksanakan koordinasi dengan Panwaslu guna
persamaam persepsi terkait klasifkasi jenis-jenis
49

pelanggaran dan tindak pidana yang terjadi selama


pelaksanaan Pemilu.
(2) Dilaksanakannya kegiatan bersama dalam penanganan
kasus tindak pidana temuan Panwaslu.

c) Kerjasama dengan partai Politik.


(1) Dilaksanakannya pembinaan terhadap tokoh parpol oleh
dalam rangka pembinaan terhadap simpatisan /
pendukungnya masing-masing agar tidak mudah
terprovokasi oleh rangsangan untuk melakukan tindak
anarkis / ekstra yudicial.
(2) Setiap Babinkamtibmas mampu”menjembatani” antara
Parpol dengan Polres mengurus soal perizinan ke Polres

d. Pengendalian
1) Bhabinkamtibmas diharuskan mencatat semua kegiatan yang
dilaksanakan secara detail dalam buku mutasi kegiatan sesuai dengan
format yang ditetapkan
2) Meningkatnya kontrol dari pimpinan terhadap pelaksanaan tugas
babinkamtibmas, dimana pengawasan tidak hanya dilaksanakan pada
laporan hasil kegiatan operasional.
3) Pelaksanaan supervisi baik secara berkala maupun insidentil oleh
pimpinan guna mengetahui kondisi riil kendala dan hambatan yang
ditemui dalam pelaksanaan tugas babinkamtibmas.
50

BAB VI
OPTIMALISASI PERAN DAN FUNGSI BABINKAMTIBMAS
DALAM MENJALIN KEMITRAAN DENGAN MASYARAKAT

Langkah-langkah yang dilaksanakan sebagai langkah optimalisasi peran dan fungsi


babinkamtibmas guna menjalin kemitraan dengan masyarakat dalam rangka mendukung
pengamanan Pemilu 2014. dilaksanakan dengan mengunakan prinsip-prinsip manajemen
strategi yang meliputi perumusan visi, misi, tujuan, sasaran, strategi dan kebijakan serta
upaya implementasi berupa action plan yang diformulasikan sebagai konsepsi pemecahan
masalah, seperti berikut:

22. Visi
Terwujudnya postur babinkamtibmas Polres Tuban yang profesional bermoral
dan modern dalam membangun kemitraan dengan segenap komponen masyarakat
dalam rangka mendukung pengamanan Pemilu 2014.

23. Misi:
a. Terwujudnya kemitraan antara Polri dan Masyarakat dalam mengnatisipasi
berbagai gangguan kamtibmas selama pelaksanaan Pemilu 2014.
b. Memantapkan sistem perpolisian masyarakat bagai suatu filosofi dan strategi
pemolisian kepada anggota babinkamtibmas Polres Tuban guna menjalin
kemitraan dengan masyarakat
c. Pembangunan kekuatan dan pembinaan personel baik secara kuantitas
maupun kuatitas dalam menjalin kemitraan dengan masyarakat dalam
mendukung pengamanan Pemilu 2014.
d. Mengembangkan dukungan sarana prasarana dan anggaran guna
mendukung pelaksanaan tugas babinkamtif secara efektif dan efisien
e. Mengembangkan sistem dan manajamen pelaksanaan tugas babinkamtibmas
secara integratif, detail dan sesuai dengan perkembangan situasional.

24. Tujuan
a. Terwujudnya peran babinkamtibmas yag profesionl dan proporsional guna
memantapkan kemitraan dengan masyarakat.
51

b. Terlaksananya pengadaan dan pengembangan sarana prasarana yang


memadai guna mendukung pelaksanaan tugas babinkamtibmas dalam
menjalin kemitraan dengan masyarakat.
c. Tersediannya dukungan anggaran yang diaokasi dengan menggunakan
sistem anggaran berbasis kinerja
d. Terlaksanannya sistem dan metode guna mendukung pelaksanaan tugas
babinkamtibmas dalam menjalin kemitraan dengan masyarakat.
e. Terselenggaranya koordinasi antar fungsi kepolisian serta kerjasama lintas
sektoral secara sinergis dan egaliter dalam rangka secara integral, detail dan
sesuai dengan perkembangan situasional

25. Sasaran
a. Pembinaan dan pemberdayaan Potensi masyarakat dalam mendukung
pengamanan Pemilu 2014
b. Peningkatan kapasitas dan kapabilitas personel melalui serangkaian
pembinaan dan pelatihan secara optimal
c. Pengembangan dan pemenuhan kebutuhan sarana prasarana dan anggaran
yang memadai guna mendukung peran babinkamtibmas dalam menjalin
kemitraan dengan masyarakat.
d. Teraplikasinya HTCK pelaksanaan Tugas babinkamtibmas dalam menjalin
kemitraan dengan segenap komponen masyarakat dan komponen Pemilu
2014.

21. Kebijakan
a. Melakukan pembinaan kemampuan dan pengembangan kekuatan
babinkamtimas dalam menjalin kemitraan dengan masyarakat.
b. melaksanakan sistem manajemen logistik yang berlaku dilingkungan Polri
dalam pengembangan sarana dan prasaranan guna mendukung pelaksanaan
tugas babinkamtibmas.
c. mengalokasikan dukungan anggaran secara tepat waktu, tepat jumlah dan
tepat guna dalam mendukung tugas babinkamtibmas \
d. Mengoptimalkan fungsi manajemen dalam pelaksanaan tugas
babinkamtibmas guna meningkatkan kemitraan dengan masyarakat .
52

d. Menyusun SOP pelaksanaan tugas babinkamtibmas guna menjalin kemitraan


dengan masyarakat dalam mendukung pengamanan pemilu 2014 melalui pola
binpolmas, bintibmas, binkamsa dan binluh

23. Strategi

a. Strategi Jangka Pendek (0 s/d 6 bulan)


1) Meningkatkan kapasitas dan kapabilitas personel Babinkamtibmas
Polres Tuban baik dari aspek jumlah personel, pengetahuan
(knowledge), kemampuan (skill) serta perilaku (attitude) guna
meningkatkan kemitraan dengn masyarakat
2) Meningkatkan ketersediaan sumberdaya pendukung berupa sarana
prasarana dan anggaran guna mendukung peran babinkamtibmas
dalam menjalin kemitraan dengan masyarakat dalam rangka
mendukung pengamanan Pemilu 2014.
3) Menyusun sistem dan metode yang aplikatif dan akomodatif yang dapat
dijadikan sebagai pedoman pelaksanaan tugas babinkamtibmas dalam
menjalin kemitraan masyarakat serta memuat hubungan koordinatif
dengan masing-masing fungsi yang terdapat di Polres Tuban.

b. Strategi Jangka Sedang (6 bulan s/d 1 tahun)


1) Meningkatkan koordinasi dan kerjasama dengan instansi terkait lainnya
dalam mendukung pengamanan Pemilu 2014.
2) Membentuk dan memberdayakan Sispamswakarsa sebagai langkah
proaktif dan responsif guna pencegahan dan penanganan berbagai
gangguan kamtibmas dalam pelaksanaan Pemilu 2014.

c. Strategi Jangka Panjang (1 s/d 2 tahun)


1) Revitalisasi dan refungsionalisasi peran FPKM sebagai wahana dalam
melakukan pembinaan, pengawasan dan peningkatan kemitraan Polri
dan masyarakat
2) Meningkatkan upaya asistenasi dan pengawasan oleh pimpinan dalam
memonitoring kinerja babinkamtibmas guna menjalin kemitraan dengan
masyarakat
53

31. Action Plan (upaya)

a. Strategi Jangka Pendek (0 s/d 6 bulan)


1) Meningkatkan kapasitas dan kapabilitas personel Babinkamtibmas
Polres Tuban baik dari aspek jumlah personel, pengetahuan
(knowledge), kemampuan (skill) serta perilaku (attitude) guna
meningkatkan kemitraan dengn masyarakat.
a) Mengajukan usulan kepada Polda cq karo SDM agar
dilaksanakan penambahan personel babinkamtibmas yang
diprioritas dalam penempatan putra daerah guna memudahkan
dalam menjalin kemitraan dengan masyarakat.
b) Menugaskan Kasat Biinmas untuk melakukan pendataan
terhadap personel yang memiliki pendidikan dan pengalaman
tugas bidang Polmas untuk selanjutnya ditugaskan sebagai
personel babinkamtibmas.
c) Menugaskan Kabag Sumda guna melaksanakan Melakukan
pelatihan – pelatihan mengenai prinsip-prinsip, falsafah dan
tatacara pelaksanaan Polmas sehingga personil memiliki
pemahaman yang baik dalam melaksanakan strategi perpolisian
masyarakat sebagai yang diatur dalam Perkap No 7 tahun 2008.
d) Membuat buku saku yang berisi tentang tata cara, pedoman
pelaksanaan polmas bagi personel babinkamtibmas dalam
melakukan pendekatan dan pembinaan masyarakat.
e) Mengundang pakar komunikasi guna memberikan kursus bidang
komunikasi kepada anggota sehingga mampu anggota
mempunyai kecakapan yang baik dalam melakukan diskusi,
negiosiasi dan kolaborasi dengan masyarakat.
f) Menugaskan kasat Binmas, Kapolsek dan para kanir untuk
melaksanakan mentoring dan pendampingan terhadap personel
sehingga dalam uapya peningkatan kemitraan dengan
masyarakat dapat dilaksanakan sesuai dengan prosedur dan
ketentuan yang berlaku
54

g) Memberikan penataran tentang pengetahuan hukum dan


perundang-undangan terkait pemilu, dan diadakan lomba untuk
memacu anggota dalam mendalami ilmu yang mereka dapat.

2) Meningkatkan ketersediaan sumberdaya pendukung berupa sarana


prasarana dan anggaran guna mendukung peran babinkamtibmas
dalam menjalin kemitraan dengan masyarakat dalam rangka
mendukung pengamanan Pemilu 2014.
a) Menyusun perencanaan dan estimasi (perkiran kebutuhan)
anggaran yang diperlukan dalam mendukung pelaksanaan tugas
babinkamtibmas dalam menjalin kemitraan dengan masyarakat
serta pengalokasian secara tepat waktu, tepat jumlah dan tepat
sasaran.
b) Mengalokasikan anggaran sebagai insentif bagi personel untuk
menjaga dan meningkatkan motivasi, komitmen, integritas, dan
tanggung jawab personel Babinkamtibmas guna menjalin
kemitraan dengan masyarakat.
c) Menyusun kebutuhan peralatan operasional sehari-hari seperti
penambahan sarana tranfortasi berupa R2 dan R4, alat
komunikasi, alat khusus dan alat penunjang pelaksanaan tugas
babinkamtibmas khusunya guna menjalin kemitraan dengan
masyarakat.
d) Mengusulkan penambahan alat olah data (Note Book/Laptop,
Komputer) kepada satuan atas maupun kepada instansi
samping.
e) Penggunaan teknologi informasi dan komunikasi (ICT)
(Information Communication Technology) yang terintegrasi
melalui semua penjagaan atau piket fungsi, Polsek dan SPK juga
langsung termonitor oleh Kapolres dan Kabag Operasi secara on
– line.
f) bekerjasama dengan Pemda maupun dengan pihak pengusaha /
sponsor guna pembangunan tempat tinggal personel
55

babinkamtibmas maupun guna pembangunan balai-balai Forum


Komunikasi Polisi – Masyarakat (FKPM) serta kelengkapannya
sehingga dapat mendukung pelaksanaan tugas babinkamtibmas
dalam menjalin kemitraan dengan masyarakat.
3) Menyusun sistem dan metode yang aplikatif dan akomodatif yang
dapat dijadikan sebagai pedoman pelaksanaan tugas babinkamtibmas
dalam menjalin kemitraan masyarakat serta memuat hubungan
koordinatif dengan masing-masing fungsi yang terdapat di Polres
Tuban.
a) Menyusun rencana kegiatan yang dapat menjadi pedoman
pelaksanaan tugas bhabinkamtibmas dalam menjalin kemitraan
dengan masyarakat baik pada tahapan binkamsa, bintibmas,
binluh maupun bin polmas.
b) Merumuskan HTCK yang mengatur hubungan koordinatif antara
babinkamtibmas dengan fungsi operasional lainnya,
sepertihalnya dengan fungsi Intelijen, fungsi sabhara, Reskrim,
Lantas dan fungsi lainnya
c) Melaksanakan kalender kamtibmas dalam rangka pembinaan
dan penyuluhan berbagai komunitas masyarakat sepertihalnya
kepada kelompok / komunitas profesi, komunitas hobi, maupun
dengan pemuda-pemudi dengan menyelenggaran serangkaian
program kepolisian sepertihalnya police goes to campus, Police
on line, police society center, dll.
d) Menyusun SOP yang menjadi pedoman pelaksanaan sambang
desa maupun patroli kampung / dialogis, maupun penerangan
keliling (Penling) guna membimbing dan memberikan
penyuluhan kepada masyarakat di Desa agar masyarakat tidak
terpengaruh oleh orang/kelompok tidak dikenal yang hendak
melalukan provokasi kepada masyarakat guna menciptkanan
kerawanan kamtibmas selama pelaksanaan Pemilu 2014
56

e) Dilakukannya pendataan terhadap masyarakat yang terdapat


diwilayah perbatasan yang dapat diberdayakan sebagai saluran
penting dalam penyelenggaran sispamswakarsa.
f) Membentuk Bintara Kamtibmas desa / kelurahan dengan cara
Disposisi personil yang disebar masing-masing anggota
mempunyai tanggung jawab untuk membina 1 (satu) desa /
kelurahan yang wilayahnya tidak terlalu luas serta jumlah
penduduk yang tidak terlalu banyak untuk dikunjungi merupakan
konsep yang paling efektif dalam menjalin kemitraan dengan
masyarakat
g) Peningkatan dan pembentukan jaringan informasi pada
masyarakat guna mendukung pengamanan Pemilu 2014.
h) Menyusun jadwal dan melaksanakan home visit terhadap tokoh-
tokoh berpengaruh guna melakukan komunikasi, menerima
keluhan dan informasi serta membantu penyelesaian masalah
yang dihadapi sebatas kemampuannya maupun dengan
membuat FSK (forum silaturahmi kamtibmas) secara berkala.
i) Membentuk kelompok masyarakat siaga serta mengembangkan
sistem pengamanan swakarsa / siskamling maupun dengan
refungsionlisasi ketentuan tamu wajib lapor 1 x 24 jam guna
menimalisir terjadi gangguan kamtibmas selama pelaksanaan
Pemilu 2014.
j) Setiap personel babinkamtibmas memiliki contact person yang
mudah dihubungi masyarakat serta disediakan Call Center SMS
112 dan Halo Polisi guna memfaslitasi adanya laporan dan
pengaduan masyarakat.
k) Dilaksanakannya pendataan terhadap Tokoh Masyarakat, Tokoh
Agama, Tokoh Adat, Tokoh Pemuda serta kelompok-kelompok
masyarakat baik formal/informal yang terdapat didesa binaan
babinkamtibmas sebagai bahan inventarisasi yang dapat
dijadikan saluran dalam menjalin kemitraan guna pemeliharaan
keamanan selama pelaksanaan Pemilu 2014
57

l) Mewajibkan personel Bhabinkamtibmas untuk membuat laporan


hasil kegiatan sebagai bahan evauasi secara periodik yang di
upload melalui sistem broadcast yang dapat diakses oleh
Kapolres dan Pejabat utama Polres.

b. Strategi Jangka Sedang (6 bulan s/d 1 tahun)


1) Meningkatkan koordinasi dan kerjasama dengan instansi terkait lainnya
dalam mendukung pengamanan Pemilu 2014
a) Peningkatkan kerjasama dengan KPUD terkait jadwal pemilu dan
kegiatan partai guna memprediksi waktu dan tempat yang
berpotensi terjadinya kerawanan kamtibmas serta dilakukan
komunikasi guna pemberian data informasi dan keterangan yang
berkaitan dengan aspek-aspek pengamanan penyelenggaraan
Pemilihan Umum khusuanya pada tingkat kecamatan dan desa /
kelurahan.
b) Peningkatkan kerjasama dengan Panwaslu dalam rangka
mendapatkan informasi / laporan terkait adanya kejadian-kejadian
yang berpotensi terjadinya pelanggaran dan tindak pidana selama
pelaksanaan pemilu 2014 untuk selanjutnya diselesaikan dengan
tindakan kepolisian.
c) Melaksanakan pendekatan kepada Parpol / tim sukses guna
pembinaan terhadap simpatisan / pendukungnya masing-masing
agar tidak mudah terprovokasi oleh rangsangan untuk melakukan
tindak anarkis / ekstra yudicial
d) Meningkatkan kordinasi dengan Pemda, TNI, LSM mendukung
pengamanan tahapan penyelenggaraan pemilihan umum,
pengamanan Kantor maupun personel KPUD, PPK dan PPS
maupun TPS..
2) Membentuk dan memberdayakan Sispamswakarsa sebagai langkah
proaktif dan responsif guna pencegahan dan penanganan berbagai
gangguan kamtibmas dalam pelaksanaan Pemilu 2014.
58

a) Membentuk dan membina mitra kamtibmas dari komunitas -


komunitas yang terdapat dimasyarakat guna mencegah
gangguan kamtibmas selama pelaksanaan Pemilu 2014 , seperti
halnya kelompok ojek mitra kamtibmas, dai kamtibmas maupun
terhadap satgas-satgas partai peserta pemilu.
b) Pemberdayaan pengamanan swakarsa melalui revitalisasi
system keamanan lingkungan (siskamling) dan kegiatan ronda
kampung dengan melibatkan aparat RW dan RT serta tokoh-
tokoh masyarakat dalam menyusun perencanaan kegiatan
Siskamling. yang berisi : Hari, Waktu, Petugas siskamling dan
Penanggung jawab serta ketentuan lain yang berkaitan dengan
pelaksanaan Siskamling.
c) Pemberdayaan, pembinaan dan pengawasan Satgas-Satgas
partai yang dapat diberdayakan guna pengamanan dan
pengendalian simptisan ./ pendukung guna mencegah terjadinya
anarkisme massa pada pelaksanaan pemilu 2014.
d) Memberdayakan peran jagabaya, satpam dan linmas / hansip
yang terdapat diwilayah Tuban sebagai potensi masyarakat
dalam melakukan pengamanan terhadap orang, harta beda
maupun lingkungannya masing-masing,

c. Strategi Jangka Panjang (1 s/d 2 tahun)


1) Revitalisasi dan refungsionalisasi peran FPKM sebagai wahana dalam
melakukan pembinaan, pengawasan dan peningkatan kemitraan Polri
dan masyarakat.
a) Menetapkan dan menambah anggota polisi di Polsek setempat
yang akan masuk dalam tim pembentukan FKPM serta
dilaksanakan penjelasanan kepada anggota tim tentang
pelaksanaan Perpolisian Masyarakat (Polmas) dengan model
FKPM dan peran mereka sebagai anggota tim.
b) Pemberdayaan FKPM guna mengintensifkan kontak sosial
antara personel dengan segeenap komponen masyarakat dalam
59

rangka peningkatan kemitraan dengan membuat dan


mensepakati dibuatnya jadwal FSK (forum silaturahmi
kamtibmas) secara berkala.
c) Mengakomodir berbagai harapan dan aspirasi masyarakat yang
tergabung dalam FKPM guna memudahkan kemitraan dengan
masyarakat dalam mendukung pengamanan Pemilu 2014.
d) Pembagunan Pospol di tempat terpencil dan pos pelaporan yang
bergerak guna meningkatkan pelayanan kepada masyarakat
khususnya pada bidang keamanan khususnya pada
pelaksanaan Pemilu 2014.
e) Pemanfaatan FKPM untuk pemecahan masalah, eliminasi akar
permasalahan dan dan pengendalian masalah sosial, hal
tersebut dilaksanakn melalui pemanfaatan FKPM dalam
penyelenggaraan musaywarah mufakat (non ligotasi) guna
penyelesaian tindak pidana ringan yang terjadi ditengah –tengah
masyarakat .

2) Meningkatkan upaya asistenasi dan pengawasan oleh pimpinan dalam


memonitoring kinerja babinkamtibmas guna menjalin kemitraan dengan
masyarakat
a) Melaksanakan kegiatan suprevisi guna melihat secara langsung
kondisi objektif pelaksanaan tugas babinkamtibmas dalam
menjalin kemitraan dengan masyarakat.
b) Menugaskan para perwira pengamat wilayah (Pamatwil) dalam
rangka melakukan monitoring dan asistensi terhadap
permasalah-permasalahan kamtibmas yang terjadi di wilayah
Tuban.
c) Melaksanakan tindakan korektif terhadap berbagai tindakan
penyalahgunaan wewenang dan pelanggaran yang dilaksanakan
oleh personel babinkamtibmas dalam pelaksaaan tugasnya.
d) Memberikan reward dan punishmen terhadap personel secara
konsisten
60

BAB VII
PENUTUP

25. Kesimpulan
a. Dalam upaya pembangunan dan peningkatan kemitraan dengan masyarakat
serta dengan berbagai komponen yang terlibat dalam pelaksanaan pemilu
2014 saat ini masih belum berjalan secara optimalnya, salah satunya
dikarenakan masih terbatasnya kompetensi personel babinkamtibmas baik
ditinjau dari aspek pengetahuaan (knowlegde), keterampilan (skill) maupun
perilaku (attitude), oleh karena itu dilakukan langkah sistematis dan
konseptual dalam pengembangan kompetensi personel tersebut sepertihalnya
melalui kegiatan pendidikan dan pelatihan, coaching clinic, mentoring, dengan
menerapkan prinsip local boy for local job, serta penerapan reward dan
punishment.
b. Peran dan fungsi babinkamtibmas dalam menjalin kemitraan dengan
masyarakat guna mendukung pengamanan Pemilu 2014 saat ini masih belum
berjalan secara optimalnya, salah satunya dikarenakan masih terbatasnya
berbagai dukungan sarana prasarana maupun anggaran. Oleh karena itu
perlu dilakukan langkah sistematis dan konseptual dalam pengembangan
sumber daya tersebut sesuai dengan perkembangan lingkungan strategis
yang terjadi dengan menyusun perecanaan dan estimasi anggaran yang
diperlukan dalam pelaksanaan tugas dengan mengalokasikan anggaran
tersebut secara tepat waktu, tepat jumlah dan tepat sasaran. Selain itu, perlu
dilakukan pengembangan sarana dan prasarana yang ada melakukan
pengadaan dan pengembangan materil, perawatan secara berkala,
pemberdayaan perkembangan teknologi komunikasi dan informasi, dilakukan
pengadaan alsus dan ranmor guna menunjang kecepatan mobilisasi
personel.serta dilaksanakan pembanguna tempat tinggal personel
babinkamtibmas dan pembangunan balai-balai FKPM.
c. Sistem dan metode yang digunakan babinkamtibmas, pada dasarnya
dilaksanakan guna menumbuhkembangkan kemitraan (partnership and
networking) yang sinergis dan egalaliter antara Polri dan masyarakat dalam
mencegah dan menangani berbagai gangguan kamtibmas yang terjadi
61

ditengah-tengah masyarakat. Namun Pelaksanaan tugas Bhabinkamtibmas


dalam menjalin kemitraan dengan masyarakat dalam pengamanan kegiatan
masyarakat saat ini masih belum berjalan secara optimal baik dalam kegiatan
binpolmas, binkamsa, bintibmas dan pelaksanan binluh masyarakat. . Oleh
karena itu, perlu dilaksanakan berbagai langkah sistematis dan konseptual
melalui upaya penyusunan rencana kegiatan tugas Bhabinkamtibmas,
menyusun SOP, mengaktifkan pelaksanakan forum silaturahmi kamtibmas
serta meningkatkan pelaksanaan pengawasan dan pengendalian dalam
pelaksanaan tugas Bhabinkamtibmas,.

26. Rekomendasi

a. Mengusulkan kepada Kapolda cq. Karo SDM/Ka SPN agar dilaksanakan


pelatihan di SPN secara rutin bagi personel Bhabinkamtibmas guna
meningkatkan wawasan, kompetensi/kemampuan dan aplikasi dalam
meningkatkan kemitraan dengan masyarakat.

b. Mengusulkan kepada Kapolda cq. Karo Sarpras untuk penyiapan rumah


tinggal/dinas bagi personel Bhabinkamtibmas yang disesuaikan dengan
wilayah penugasannya, sehingga personel Bhabinkamtibmas dapat secara
langsung menjalin kerjasama atau kemitraan dengan masyarakat.
c. Mengajukan kepada Kapolda Cq Karo SDM, dalam mendukung peningkatan
kompetensi babinkamtibmas maka perlu dilakukan Sistem Manajemen Kinerja
(SMK) yang bersinergi dengan tunjangan kinerja (remunerasi) dan kehadiran
personel, sehingga penilaian kinerja personel dapat diukur melalui beban kerja
dan pekerjaan yang ditanggungkan serta kehadirannya. Akan tetapi SMK yang
ada sebagaimana diatur dalam Peraturan De SDM Kapolri tersebut dilakukan
secara manual, untuk itu perlu adanya peningkatan penilaian SMK melalui
program Aplikasi SMK. Sedangkan kehadiran menggunakan finger print yang
dapat diinstall dan didownload ke dalam program aplikasi sehingga program
aplikasi langsung menghitung beban, bobot dan kehadiran pekerjaan yang
dapat diakses oleh Puskeu Polri untuk membayar tunjangan kinerja
62

(remunerasi). Sedangkan manfaat yang diperoleh SSDM Polri adalah untuk


menilai kinerja sebagai bahan untuk pembinaan karier (mutasi, promosi,
kenaikan pangkat) dan pendidikan pengembangan

Penulis

Anda mungkin juga menyukai