pdf
TANTANGAN DALAM IMPLEMENTASI PERPOLISIAN MASYARAKAT DI WILAYAH
HUKUM POLDA JABAR
A. Pendahuluan
daftar pustaka
Kunarto, (2001), Bunga Rampai Polri Mandiri Menengok Ke Belakang Menatap Masa
Depan, Panitia Workshop Wartawan Polri, Jakarta.
Satjipto Rahardjo, (2002), Polisi Sipil dalam Perubahan Sosial di Indonesia,Penerbit
Buku Kompas, Jakarta.
Suparlan, Parsudi, (2005), Community Policing sebagai Paradigma Polisi
Sipil, makalah pada Seminar Nasional Profesionalisme Polri di antara Harapan
dan Kenyataan, Lembang, Jawa Barat.
Sutanto, (2006) Polmas Paradigma Baru, Yayasan Pengembangan Kajian Ilmu
Kepolisian, Jakarta
[1] Banyak istilah yang dipergunakan untuk mengartikan Community Policing, seperti:
pemolisian masyarakat, pemolisian komuniti, perpolisian masyarakat. Dalam tulisan ini penulis akan
mempergunakan istilah perpolisian masyarakat sebagai terjemahan dari community policing, sesuai
dengan Keputusan Kapolri No. Pol Skep/737/X/2005 tanggal 13 Oktober 2005 tentang Kebijakan dan
Stategi Penerapan Model Perpolisian Masyarakat dalam Penyelenggaraan Tugas Polri.
[2] Sejak ditetapkannya Perubahan Kedua Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia
1945 BAB XII tentang Pertahanan dan Keamanan Nehara, Ketetapan MPR RI No. VI/MPR/2000 dan
Ketetapan MPR RI No. VII/MPR/2000, maka secara konstitusional telah terjadi perubahan yang
menegaskan rumusan tugas, fungsi dan peran Kepolisian Negara Republik Indonesia serta pemisahan
kelembagaan Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian Negara Republik Indonesia sesuai dengan
peran dan fungsi masing-masing