Anda di halaman 1dari 11

JURNAL PENJAKORA

Volume 6 No 1, Edisi April 2019

EVALUASI PROGRAM PEMBINAAN PRESTASI


CABANG OLAHRAGA PANAHAN DI BALI
Kadek Dian Vanagosi1, Putu Citra Permana Dewi2
1,2
Program Studi Penjaskesrek, IKIP PGRI Bali
Denpasar - Indonesia

e-mail : kadekvanagosi@gmail.com, putucitrapermanadewi@gmail.com

Abstrak
Penelitian bertujuan untuk mengetahui pelaksanaan program pembinaan prestasi cabang
olahraga panahan di Bali dengan pendekatan evaluasi CIPP Model. Subyek penelitian
meliputi pengurus, pelatih, atlet, dan masyarakat sekitar Pengkab/Pengkot se-Bali.
Instrumen yang digunakan adalah angket dan pedoman wawancara. Didapat hasil pada
dimensi konteks bahwa diperlukan adanya kerjasama antara pemerintah daerah dan
masyarakat untuk berperan serta aktif dalam mendukung keberadaaan Pengcab Perpani
Kabupaten/Kota di Bali sehingga bisa menjadi sentra pembibitan atlet panahan di Bali.
Pada dimensi input masuk dalam kategori cukup baik, dimana yang perlu
dikembangkan adalah pemenuhan sarana dan prasarana latihan berupa tempat latihan
khusus olahraga panahan, peralatan memanah pada masing-masing divisi serta sarana
pendukung. Pada dimensi proses, pelaksanaan program mulai dari penyeleksian atlet,
pengorganisasian, pelaksanaan latihan, program latihan dan evaluasi/monev masuk
dalam kategori cukup baik. Hal yang perlu dikembangkan yaitu peningkatan kualitas
pelatih dan wasit melalui penataran pelatihan pelatih dan wasit panahan. Pada dimensi
produk, hasil yang didapat dari program pembinaan yang telah dijalankan masih dalam
kategori kurang. Hal yang perlu dikembangkan berkaitan dengan perkembangan fisik,
teknik, dan mental atlet.

Kata-kata kunci : evaluasi, CIPP, pembinaan, panahan

Abstract
The aim of this study was to determine the implementation of the program to improve
the performance of archery in Bali with the Context, Input, Process, Product (CIPP)
Model evaluation approach. The research subjects include administrators, coaches,
athletes, and the community.The instruments used were questionnaires and interview
guidelines.Obtained results on the context dimension that cooperation between the local
government and the community is needed to play an active role in supporting the
existence of the Perpani in Bali, so that it can become a center for archery athletes in
Bali.In the dimension of input included in the fairly good category, what needs to be
developed is the fulfillment of training facilities and infrastructure in the form of
archery-specific training sites, archery equipment in each division and supporting
facilities.In the dimensions of procces, the implementation of the program starting from
selecting athletes, organizing, implementing the exercises, training programs and
evaluating/ monitoring and evaluation is in a fairly good category.Things that need to be
developed are improving the quality of coaches and referees through upgrading the
training of archery coaches and referees.On the product dimension, the results obtained
from the coaching program that have been run are still in the less category.Things that

24
JURNAL PENJAKORA
Volume 6 No 1, Edisi April 2019

need to be developed are related to the physical, technical, and mental development of
the athlete.

Keywords: evaluation, CIPP, coaching, archery

PENDAHULUAN motion. So, it is not very difficult for


Olahraga merupakan bagian yang you to act the same all the time. You
sangat penting dalam pembangunan will be able to shoot 1440 if you repeat
manusia, baik secara fisik maupun 144 times, this same motion exactly“
secara mental. Olahraga prestasi (Kisik Lee and Robert de Bondt, 2005:
merupakan salah satu bidang yang 17). Raihan terbaik yang bisa diraih tim
mendapat perhatian khusus oleh panahan Bali pada ajang PON XVIII
pemerintah. Hal tersebut dikarenakan tahun 2012 di Riau adalah 2 medali
dengan prestasi olahraga yang baik perak. Dengan raihan itu Cabor Panahan
dapat dikatakan sebagai salah satu menjadi salah satu Cabor unggulan di
indikator keberhasilan pembangunan di KONI Bali yang diharapkan bisa
suatu Negara. Prestasi dalam bidang mendulang medali pada ajang PON
olahraga harus diprogramkan melalui XIX di Bandung. Namun, pada ajang
program yang disusun sedemikian rupa. PON XIX di Bandung, atlet panahan
Pembinaan dilaksanakan harus Bali tidak bisa meraih medali.
berkesinambungan dan dalam waktu Ketidakberhasilan itu tentunya perlu
yang terprogram serta memiliki sasaran mendapat perhatian yang serius dari
yang jelas. Dijelaskan pula komponen semua pihak. Selama ini pembinaan
di dalam sistem pembinaan olahraga Cabor Panahan dilakukan pada tingkat
nasional adalah (1) tujuan, (2) Pengcab/Pengkot, munculnya atlet-atlet
manajemen, (3) faktor ketenagaan, (4) berbakat tidak akan lepas dari proses
atlet, (5) sarana dan prasarana, (6) pembinaan yang berkesinambungan.
struktur dan isi program, (7) sumber Selain itu, perlu dilakukan evaluasi
belajar, (8) metodologi, (9) evaluasi dan terhadap program pembinaan untuk
penelitian, serta (10) dana (Harsuki, melihat tingkat keberhasilan program.
2012: 37). Evaluasi adalah suatu usaha
Salah satu cabang olahraga untuk mengukur dan sumber nilai
prestasi yang sedang berkembang di secara objektif dari pencapaian hasil-
Bali adalah cabang olahraga panahan. hasil yang direncanakan sebelumnya,
Karakteristik olahraga panahan adalah dimana hasil evaluasi tersebut
melepaskan anak panah melalui lintasan dimaksudkan menjadi umpan balik
tertentu menuju sasaran pada jarak untuk perencanaan yang akan dilakukan
tertentu. Teknik memanah yang tepat di depan (Yusuf, 2008: 3). Evaluasi itu
dan benar dapat menciptakan teknik merupakan salah satu fungsi atau unsur
memanah yang konsisten.Teknik manajemen, untuk perbaikan fungsi
memanah yang konsisten apabila atau sosial manajemen lainnya, yaitu
dilakukan secara terus menerus, maka perencanaan. Evaluasi berusaha
akan menghasilkan kemampuan teknik mengidentifikasikan mengenai apa yang
memanah yang baik yang berimplikasi sebenarnya yang terjadi pada
pada prestasi dalam memanah. Hal ini pelaksanaan atau penerapan program.
juga dikemukakan oleh Mc Kinney Boyle (dalam Suharto, 2005: 120)
sebagai berikut, “In archery everything menyatakan evaluasi bertujuan untuk
is so simple. There is no complicated (1) mengidentifikasikan tingkat

25
JURNAL PENJAKORA
Volume 6 No 1, Edisi April 2019

pencapaian tujuan, (2) Mengukur hubungannya dengan context, input, dan


dampak langsung yang terjadi pada process, terkait dengan perencanaan,
kelompok sasaran, (3) mengetahui dan pelaksanaan, dan keberhasilan kegiatan.
menganalisa konsekuensi-konsekuensi Penelitian ini bermanfaat sebagai
lain yang mungkin terjadi diluar sosial. acuan untuk memberikan rekomendasi
Evaluasi selalu dilaksanakan dengan dalam hal peningkatan pembinaan
merujuk kepada tujuan yang ingin Cabor Panahan di kabupaten/kota se-
dicapai dalam suatu kegiatan. Oleh Bali. Dengan adanya evaluasi yang
karena itu, selain pembinaan yang dilakukan dapat mengetahui kelemahan
berkesinambungan perlu juga adanya dan kekurangan program pembinaan
evaluasi yang dilakukan di tingkat yang selama ini telah dilaksanakan.
Pengcab/Pengkot untuk melihat Selain itu, hasil penelitian ini dapat
bagaimana pembinaan dan pemasalan digunakan sebagai solusi pemecahan
Cabor Panahan, sehingga akar masalah dari kekurangan program
permasalahan prestasi Panahan di Bali pembinaan yang sudah berjalan. Bagi
dapat di analisis. pengcab kabupaten/kota Perpani dan
Salah satu model evaluasi yang Pengprov Perpani Bali, hasil penelitian
dapat digunakan yaitu CIPP (Context, ini dapat dijadikan sebagai bahan
Input, Process, Product). Model pertimbangan dan saran untuk
ditinjau dari tahapan-tahapan context, perbaikan program pembinaan
input, process, dan product. selanjutnya.
Stufflebeam (2003: 2), mengemukakan
model evaluasi CIPP yaitu model METODE
evaluasi yang terdiri dari empat Penelitian ini adalah penelitian
komponen evaluasi yaitu konteks, input, evaluasi yang menggunakan metode
proses, dan produk. Pengertian evaluasi kombinasi kuantitatif dan kualitatif.
context, input, process, dan product Metode kombinasi ini menggabungkan
tersebut lebih rinci dijelaskan dalam pendekatan kualitatif dan kuantitatif ke
Arikunto, Suharsimi dan Lia Yuliana dalam metodologi penelitian. Sugiyono
(2008: 46) sebagai berikut. Pertama, (2011: 404) menyatakan bahwa metode
evaluasi context adalah upaya untuk penelitian kombinasi adalah suatu
menggambarkan dan merinci metode penelitian yang
lingkungan, kebutuhan yang tidak mengombinasikan atau menggabungkan
terpenuhi, populasi dan sampel yang antara metode kuantitatif dan metode
dilayani, dan tujuan. Kedua, evaluasi kualitatif untuk digunakan secara
input merupakan evaluasi yang bersama sama dalam suatu kegiatan
bertujuan menyediakan informasi untuk penelitian sehingga, diperoleh data yang
menentukan bagaimana menggunakan lebih komprehensif, valid, reliabel, dan
sumber daya yang tersedia dalam objektif. Model yang digunakan dalam
mencapai tujuan program. Ketiga, penelitian ini adalah model evaluasi
evaluasi process merupakan evaluasi CIPP (context, input, process, product).
yang dirancang dan diaplikasikan dalam Model CIPP dapat memberikan manfaat
praktik implementasi kegiatan, untuk melihat apakah program telah
mengidentifikasi permasalahan berjalan sesuai dengan yang
prosedur baik tata laksana kejadian dan direncanakan atau diinginkan dan
aktivitas. Keempat, evaluasi product menghasilkan produk sesuai dengan
merupakan kumpulan deskripsi dan yang direncanakan.
“judgement outcomes” dalam

26
JURNAL PENJAKORA
Volume 6 No 1, Edisi April 2019

Penelitian ini dilakukan di HASIL DAN PEMBAHASAN


Provinsi Bali pada 9 (sembilan) Evaluasi Program Pembinaan
Pengcab Perpani kabupaten/kota yaitu Prestasi Cabang Olahraga Panahan
Pengcab Perpani Kabupaten Badung, di Bali dalam Dimensi Context.
Kabupaten Bangli, Kabupaten Buleleng, Hasil penelitian pada dimensi
Kabupaten Gianyar, Kabupaten context dari wawancara kepada
Jembrana, Kabupaten Karangasem, pengurus dan pelatih didapat hasil
Kabupaten Klungkung, Kabupaten bahwa, masing-masing Pengcab Perpani
Tabanan, dan Kota Madya Denpasar. Kabupaten/Kota yang ada di Bali
Penelitian dilakukan dari bulan Mei memiliki program pembinaan tiap
sampai dengan September 2018. tahunnya dan tujuan dari program
Subjek Penelitian pembinaan tersebut mampu meraih
Subjek penelitian ini adalah atlet, prestasi pada ajang kejuaraan daerah
pelatih, orang tua atlet, pengurus yaitu Pekan Olahraga Provinsi
Perpani kabupaten/kota se-Bali yang (Porprov) Bali. Dari 9 (sembilan)
berjumlah 72 orang. Semua subjek Pengcab Perpani Kabupaten/Kota yang
dalam penelitian ini adalah subjek yang ada di Bali, 5 (lima) Pengcab Perpani
dianggap mengetahui tentang program Kabupaten/Kota saja yang menargetkan
pembinaan prestasi yang ada di progam pembinaan mereka pada ajang
kabupaten/kota masing-masing dengan yang lebih tinggi yaitu mampu meraih
lamanya di panahan minimal 1 (satu) prestasi pada tingkat nasional dan
tahun. international, diantaranya Pengcab
Instrumen berupa angket Perpani Kabupaten Badung, Pengcab
ditujukan pada pelatih, atlet, pengurus Perpani Kota Denpasar, Pengcab
Perpani kabupaten/kota se-Bali, dan Perpani Kabupaten Karangasem,
orang tua atlet dibuat sendiri oleh Pengcab Perpani Kabupaten Bulelelng,
peneliti. Angket telah divalidasi secara dan Pengcab Perpani Kabupaten
konteks oleh ahli panahan, ahli ilmu Tabanan.
keolahragaan, ahli fisiologi olahraga Hal ini didukung oleh antusias
dan organisasi olahraga. Berdasarkan masing-masing Pengcab Perpani
hasil uji coba angket didapat reliabilitas Kabupaten/Kota tersebut dalam
angket sebesar 0,999. Sebelum membina atlet. Masing-masing Pengcab
pengisian angket dilakukan wawancara Perpani Kabupaten/Kota memiliki atlet
dengan pengurus pengcab Perpani binaan pada tiap divisi dalam olahraga
masing-masing kabupaten/kota. panahan. Atlet-atlet binaan Pengcab
Teknik analisis data yang Perpani Kabupaten/Kota tersebut
digunakan dalam penelitian evaluasi ini pernah tergabung dalam Tim Pekan
adalah analisis deskriptif kuantitatif dan Olahraga Nasional XIX di Jawa Barat
kualitatif, dengan mendeskripsikan dan untuk membela Provinsi Bali. Selain
memaknai data dari tiap-tiap komponen itu, Pengcab Perpani Kabupaten/Kota
yang dievaluasi baik data kuantitatif tersebut memiliki pelatih lebih dari 1
maupun data kualitatif. Data dari (satu) orang. Dukungan orang tua juga
instrumen angket dianalisis dengan cara memberi dampak yang positif dalam
kuantitatif dan data dari hasil pembinaan di masing-masing Pengcab
wawancara akan dianalisis secara Perpani Kabupaten/Kota tersebut.
kualitatif. Disisi lain, Pengcab Perpani
Kabupaten/Kota yang ada di Bali
memiliki permasalahan mendasar yang

27
JURNAL PENJAKORA
Volume 6 No 1, Edisi April 2019

sama yaitu belum tersedianya tempat Perpani Kabupaten/Kota terhadap atlet,


latihan khusus olahraga panahan dengan pelatih, pengurus dan orang tua talet
spesifikasi panjang lapangan minimal diketahui bahwa, dukungan lingkungan
100 meter. Selain itu, pemenuhan terhadap keberadaan Pengcab Perpani
sarana berupa peralatan memanah pada Kabupaten/Kota yang ada di Bali rata-
masing-masing divisi masih belum rata dikategorikan cukup. Hal ini dapat
memadai, dukungan dana pembinaan dilihat dari dukungan masyarakat
dari pemerintah juga masih belum dilingkungan Pengcab Perpani
optimal, dan masih minimnya kegiatan Kabupaten/Kota termasuk orang tua
pelatihan pelatih yang diselenggarakan atlet juga memberi dukungan yang
oleh Perpani pusat ataupun provinsi positif pada setiap kegiatan yang
mengakibatkan kualitas keilmuan dilakukan Pengcab Perpani
pelatih kurang mumpuni untuk Kabupaten/Kota baik aktifitas latihan
mencetak atlet-atlet yang berprestasi. maupun kejuaraan. Begitu juga dari
Permasalahan tersebut paling dirasa pihak sekolah yang siswanya
oleh Pengcab Perpani Kabupaten/Kota merupakan atlet panahan selalu
yang belum mampu mencetak atlet mendukung dengan memberikan
untuk dapat bersaing di tingkat dispensasi saat mengikuti kejuaraan
Nasional. Oleh sebab itu, masih panahan dan memberikan apresiasi
diperlukannya perbaikan pada berbagai kepada atlet/siswa yang mendapatkan
sektor seperti manajemen pengelolaan, prestasi baik di tingkat daerah, nasional
pemenuhan sarana prasarana, kualitas dan internasional.
SDM dan pendukung, serta anggaran
untuk pembinaan. Keempat sektor
tersebut merupakan hal yang perlu 90% 83%
78% 76%
dibenahi guna mencapai target program 74% 75% 72%73%
80%
pembinaan yang telah dibuat. 70% 63%
60%
Evaluasi Program Pembinaan 50%
Prestasi Cabang Olahraga Panahan 40%
di Bali dalam Dimensi Input. 30%
Dimensi input bagi atlet/orang 20%
10%
tua, pelatih dan pengurus Pengcab
0%
PERPANI Kabupaten/Kota di Bali Evaluasi Program Pembinaan Prestasi
terdiri dari 8 (delapan) aspek yaitu Cabang Olahraga Panahan di Bali dalam
Dimensi Input
aspek dukungan lingkungan terhadap Dukungan lingkungan terhadap pengcab
pengcab, aspek karakteristik atlet, aspek Karakteristik atlet
karakteristik pelatih, aspek organisasi Karakteristik pelatih
penyelenggara, aspek program latihan, Karakteristik Organisasi Penyelenggara
Program latihan
aspek sarana prasaran, aspek
Sarana prasaran
pendanaan, dan aspek dukungan orang Pendanaan
tua. Gambaran perbedaan hasil evaluasi
program pembinaan prestasi cabang Gambar 1. Dimensi Input
olahraga panahan di Bali pada masing- Namun disamping dukungan
masing aspek dalam dimensi input positif yang telah diberikan lingkungan
dapat dilihat dari gambar 1. terhadap Pengcab Perpani
Berdasarkan hasil survei yang Kabupaten/Kota di Bali masih terdapat
dilakukan di 9 (sembilan) Pengcab beberapa kekurangan dan kendala yang

28
JURNAL PENJAKORA
Volume 6 No 1, Edisi April 2019

dialami. Beberapa kendala yang recurve, dan divisi coimpound. Hal ini
dihadapi yaitu minimnya dukungan paling dirasa oleh Pengcab Perpani
induk organisasi olahraga (KONI Kabupaten/Kota yang tidak mendapat
kabupaten/kota) dalam hal penyediaan dukungan penuh dalam hal penyediaan
sarana latihan berupa alat panah sarana latihan. Mengingat masing-
khususnya di Kabupaten Jembrana, masing divisi dalam kejuaraan panahan
Tabanan, Gianyar, Klungkung, Bangli, memiliki kategori beregu yang terdiri
dan Karangasem. Sehingga Pengcab dari 3 (tiga) orang pemanah, maka
Perpani Kabupaten/Kota tersebut tidak minim setiap Pengcab Perpani
bisa melatih atlet-atlet mereka dengan Kabupaten/Kota memiliki 3 (tiga) orang
optimal, begitu juga atlet tidak bisa atlet pada masing-masing divisi.
berlatih secara optimal dikarenakan Data yang berkaitan dengan
kurangnya sarana berupa alat panahan karakteristik pelatih dapat digambarkan
untuk latihan. bahwa, pengcab Perpani
Masing-masing Pengcab Kabupaten/Kota tidak memiliki pelatih
Kabupaten/ Kota di Bali mulai lebih dari 3 orang yang mana sebagian
membina atlet dari usia minimal 7 tahun besar pelatih merupakan mantan atlet
hingga 18 tahun ke atas. Artinya tidak panahan dan telah mempunyai
ada batasan usia bagi yang ingin pengalaman melatih minimal 1 tahun
berlatih panahan. Seluruh Pengcab pada cabor panahan. Namun tidak
Perpani Kabupaten/Kota yang ada di semua pelatih mempunyai dasar
Bali sudah mulai menerapkan pelatihan pelatih panahan dan juga
regenerasi atlet dengan mulai melatih pelatihan kondisi fisik dasar karena
atlet sejak usia dini dengan melakukan minimnya keterlibatan pelatih dalam
observasi awal terhadap kemapuan dan mengikuti pelatihan pelatih fisik
potensi yang dimiliki masing-masing maupun panahan. Hal ini disebabkan
atlet. Atlet disetiap Pengcab tidak adanya pelatihan pelatih panahan
Kabupaten/Kota di Bali memiliki dan kondisi fisik dasar yang diadakan di
motivasi yang tinggi untuk berlatih, hal Bali. Kebanyakan pelatihan pelatih
ini dapat dilihat dari atlet datang panahan dan kondisi fisik diadakan di
kelapangan sebelum jam latihan atau luar Bali, sehingga keterbatasan biaya
tidak terlambat, atlet memiliki jadwal untuk mengikuti pelatihan tersebut
latihan diluar jadwal resmi seperti menjadi kendala.
latihan fisik dan drill di rumah masing- Pada pengambilan data tentang
masing. organisasi di dapat bahwa pembentukan
Namun, tidak semua atlet bisa Pengcab Perpani kabupaten/kota di Bali
mengikuti latihan yang diberikan setiap sudah berdasarkan AD/ART Perpani
3-4 kali dalam seminggu dikarekan pusat dengan struktur organisasi yang
kebanyakan atlet masih berstatus jelas untuk menyelenggarakan kegiatan
pelajar, dengan waktu sekolah yang pembinaan. Pengcab Perpani
berbeda-beda dan tugas-tugas sekolah kabupaten/kota di Bali juga menjalin
yang harus mereka kerjakan. Selain itu, koordinasi dengan institusi pemerintah
masih terdapat kekurangan dari segi terkait seperti Disdikpora Kabupaten.
jumlah atlet yang dibina pada tiap Namun masih ada beberapa Pengcab
divisi. Pengcab Perpani yang pengurus tidak bekerja sesuai
Kabupaten/Kota tidak memiliki lebih dengan tupoksi masing-masing. Namun
dari 3 (tiga) orang atlet putra mau pun ini tidak memberi dampak yang berarti
putri pada divisi standar bow, divisi

29
JURNAL PENJAKORA
Volume 6 No 1, Edisi April 2019

bagi perkembangan panahan di daerah kabupaten/kota. Kerja sama yang baik


masing-masing. dilakukan antara pengurus pengkab
Pada aspek program latihan dengan pihak terkait yang membiayai
pelatih disetiap kabupaten/kota keberadaan pengkab walaupun
mempunyai program latihan dalam pendanaan yang diberikan belum
proses melatih dengan membuat mampu memenuhi kebutuhan masing-
rumusan tujuan latihan di dalam masing Pengcab. Disamping itu,
program latihan walaupun dalam bentuk sebagian besar Koni kabupaten/kota
yang sederhana. Materi latihan fisik tidak memiliki anggaran tambahan dana
maupun teknik yang dirancang untuk pelaksaan kejuaraan atau
disesuaikan dengan kebutuhan atlet dan mengikuti kejuaraan ditingkat daerah
program latihan yang dibuat telah hingga tingkat nasional. Sehingga
memenuhi prinsip pelatihan. Pelatih pengalaman bertanding atlet kurang
juga merancang try out di dalam yang berdampak pada mental
program latihan walaupun try out yang bertanding atlet. Selain tidak adanya
dilakukan hanya sebatas antar pendaan dari sisi keterlibatan dalam
kabupaten/ kota yang ada di Bali. even kejuaraan, tambahan dana untuk
Namun pelaksanaan try out ini tidak mengikuti pelatihan pelatih dan
bisa berjalan secara maksimal pelatihan wasit juga dirasa minim. Hal
dikarenakan minimnya even kejuaraan ini menyebabkan tidak adanya
panahan yang diadakan di Bali. Hingga pembaharuan informasi bagi para
saat ini dalam satu tahun hanya tercatat pelatih dan wasit. Untuk itu perlu
satu even kejuaraan panahan yang adanya workshop atau pelatihan pelatih
diadakan oleh Pengcab Perpani dan wasit cabang olahraga panahan
Kabupaten Badung. yang di adakan di Bali, sehingga biaya
Pada aspek sarana prasarana yang dikeluarkan tidak besar
masih tergolong minim. Sebagian besar Aspek dukungan orang tua pada
Pengcab Perpani Kabupaten/Kota di setiap pengcab Perpani Kabupaten dapat
Bali masih belum memiliki lapangan dikatakan cukup baik.Hal ini dapat
khusus panahan. Tempat latihan yang dilihat dari dukunga orang tua yang
digunakan selama ini sudah mendukung positif dengan mengantar, menemani
keberlangsungan proses latihan, hanya anaknya untuk latihan panahan dan
saja masih harus berbagi dengan cabang mempersiapkan keperluan latihan
olahraga yang lain sehingga latihan panahan.Disamping itu para orang tua
tidak bisa dilakukan dengan optimal. juga melakukan komunikasi yang baik
Disamping itu ketersediaan sarana yang dengan pelatih dan pengurus terkait
dituntut dalam latihan belum terpenuhi dengan perkembangan anaknya.Para
secara keseluruhan, jumlah alat yang orang tua juga melakukan komunikasi
tersedia masih belum memenuhi rasio yang baik tentang latihan yang telah
atlet dengan alat. Tetapi, keterpakaian dilakukan oleh anaknya dan juga
sarana prasarana yang ada sesuai memberikan motivasi yang positif pada
dengan kebutuhan atlet dan juga anaknya.Walaupun ada beberapa orang
peralatan latihan yang tersedia telah tua atlet yang tidak memberi dukungan
memenuhi standar masing-masing secara penuh namun pendampingan dari
divisi. pelatih dan pengurus pengcab mampu
Aspek pendaaan ini merupakan mengatasi masalah ini.
aspek yang paling mempengaruhi dalam
proses pembinaan prestasi di tiap-tiap

30
JURNAL PENJAKORA
Volume 6 No 1, Edisi April 2019

Evaluasi Program Pembinaan Pada aspek pengorganisasi atlet


Prestasi Cabang Olahraga Panahan dan pelatih telah berjalan cukup baik.
di Bali dalam Dimensi Process Hal-hal yang perlu dibenahi dan
Evaluasi Program Pembinaan ditingkatkan kembali adalah proses
Prestasi Cabang Olahraga Panahan di perijinan/ dispensasi atlet yang masih
Bali dalam dimensi process terdiri dari berstatus pelajar/mahasiswa dalam
5 (empat) aspek yaitu aspek mengikuti even kejuaraan atau
penseleksian, aspek pengorganisasian mengikuti persiapan kejuaraan. Begitu
atlet dan pelatih, aspek pelaksanaan juga dispensasi pelatih di tempat
latihan, dan aspek evaluasi mereka bekerja. Perlu juga lebih banyak
pelatihan/monev.Berikut deskripsi data diagendakan pertemuan rutin antara
hasil evaluasi dari masing-masing aspek penyelenggara pengkab, orang tua,
dapat dilihat pada gambar 2. pelatih dan sekolah sehingga segala
Pada aspek penseleksian atlet kemajuan, prestasi dan kendala yang
maupun pelatih, walaupun tiap Pengkab dihadapi dapat di bahas bersama
Perpani Kabupaten/Kota telah sehingga dapat dicarikan solusinya.
melaksanakan proses penseleksian atlet Pada aspek pelaksanaan latihan
maupun pelatih yang dilakukan sebelum juga masuk dalam kategori cukup baik.
masuk/ terpilih mewakili pengkab Pelaksanaan latihan dapat berjalan
dalam even kejuaraan, namun Pengkab cukup baik, meskipun masih banyak
Perpani Kabupaten/Kota di Bali belum ditemukan kekurangan dalam hal
memiliki pedoman penseleksian atlet kesiapan pengurus dalam menyiapkan
maupun pelatih yang ditetapkan secara peralatan yang bisa dipakai baik oleh
bersama-sama. Selama ini proses atlet pemula maupun atlet senior.
penseleksian hanya berdasarkan Adapun di beberapa kabupaten seperti,
kebijakan ketua bersama dengan pelatih Kab. Badung, Kab. Buleleng, Kota
Pengkab Perpani Kabupaten/Kota yang Denpasar, dan Kab. Karangasem
menjabat pada saat itu, sehingga memiliki cukup peralatan untuk
kebijakan yang ditetapkan berbeda- disalurkan kepada atlet namun kondisi
beda. peralatan latihan rata-rata sudah cukup
89,58 lama, sehingga perlu dilakukan
79,9377,78 peremajaan peralatan yang dimiliki oleh
90 71,85 71,93
80 pengcab kabupaten/kota.
70 Pemantauan dari pihak
60 penyelenggara terhadap kehadiran atlet
50 tidak dilakukan dengan baik
40 dikarenakan pengurus masih memiliki
30
20 kesibukan pekerjaan masing-masing,
10 sehingga proses pemantauan atlet tidak
0 berjalan dengan baik. Hal tersebut dapat
Evaluasi Program Pembinaan dilihat pada saat pelaksanaan latihan
Prestasi Cabang Olahraga tidak dilakukan absensi kehadiran
Panahan di Bali dalam Dimensi sehingga kehadiran peserta tidak
Prosess terpantau selama proses latihan. Dalam
Penseleksian hal evaluasi juga perlu mendapat
Pengorganisasian perhatian, pelatih tidak melakukan
Pelaksanaan latihan
evaluasi secara berkala, sehingga
Gambar 2. Dimensi Proses penurunan dan kemajuan yang terjadi

31
JURNAL PENJAKORA
Volume 6 No 1, Edisi April 2019

tidak bisa terpantau dan tidak oleh pelatih berhasil meningkatkan


mendapatkan perhatian dari pelatih. kemampuan fisik atlet, akan tetapi
Evaluasi yang dilakukan oleh pihak peningkatan tersebut masih belum
penyelenggara terhadap pelatih juga maksimal sehingga belum mampu
perlu dilakukan sehingga pelatih benar- untuk menunjang pencapaian prestasi
benar melakukan tugas nya dengan atlet bali di daerah, nasional dan
baik. internasional.
Dari aspek perkembangan teknik
Evaluasi Program Pembinaan dapat dikatakan sudah cukup bagus,
Prestasi Cabang Olahraga Panahan atlet dapat mengikuti tuntutan latihan
di Bali dalam Dimensi Product teknik panahan yang diberikan oleh
Dimensi Product bagi atlet/orang pelatih. Keterampilan atlet juga
tua, pelatih dan pengurus Pengcab mengalami peningkatan dibandingkan
Perpani kabupaten/kota terdiri dari 4 pad saat awal. Meskipun dibeberapa
(empat) aspek yaitu aspek kabupaten score penilaian untuk teknik
perkembangan fisik/fisiologis, aspek panahan masih kecil, hal tersebut bisa
perkembangan teknik, aspek dikarenakan kemampuan pelatih masih
perkembangan mental, dan aspek di tahap pelatih dasar, sehingga
perkembangan prestasi. Berikut kemampuan untuk menyempurnakan
deskripsi data evaluasi hasil penelitian teknik dasar atlet masih kurang.
dari masing-masing aspek dapat dilihat Perkembangan teknik atlet seharusnya
pada gambar 3. selalu mengacu pada hasil evaluasi
pelatih, akan tetapi di beberapa
kabupaten pelatih tidak melakukan
72,22 76,62
67,57 evaluasi terhadap perkembangan teknik
80
70 atlet. Hal tersebut menyebabkan
60 perkembangan teknik atlet tidak
50 31,89 mengalami peningkatan.
40 Pada aspek perkembangan mental
30 dapat di analisa bahwa atlet memiliki
20
10 rasa percaya diri yang cukup ketika
0 menghadapi latihan atau pertandingan,
Evaluasi Program Pembinaan dalam prosesnya latihan tidak hanya
Prestasi Cabang Olahraga dilakukan untuk melatih teknik dan fisik
Panahan di Bali dalam saja akan tetapi pelatih juga memberika
Dimensi Product waktu untuk melatih mental atlet
Perkembangan fisik/fisiologis
sehingga atlet siap menghadapi segala
Perkembangan teknik kemungkinan yang terjadi pada saat
Perkembangan mental pertandingan. Sikap mental yang
Perkembangan prestasi diharapkan dimiliki oleh seorang atlet
adalah disiplin, motivasi tinggi, control
Gambar 3. Dimensi Product diri, optimis, berpikir positif, tanggung
jawab, dan tentunya sikap sportifitas.
Pada aspek perkembangan fisik, Atlet masih memiliki rasa takut dan
atlet merasakan ada perubahan fisik/ ragu-ragu saat menghadapi latihan atau
fisiologis setelah latihan, hal tersebut pertandingan dapat dilihat dari jawaban
dapat di dilihat dari hasil tes fisik atlet pada angket atlet dengan persentase
mengalami peningkatan, sehingga dapat 55.56%. Atlet mampu berkomunikasi
dikatakan program yang dilaksanakan

32
JURNAL PENJAKORA
Volume 6 No 1, Edisi April 2019

baik dengan sesama atlet, orang tua, SIMPULAN DAN SARAN


pelatih, dan pengurus pengkab/kot, hal Simpulan
tersebut dapat membantu mengurangi Berdasarkan hasil evaluasi dengan
rasa takutdan ragu-ragu saat wawancara dan angket untuk atlet,
pertandingan. pelatih, pengurus serta orang tua alet
Pada aspek perkembangan dapat ditarik kesimpulan sebagai
prestasi dapat dilihat pada gambar 3. berikut.
Berdasarkan gambar diagram tersebut Pada dimensi context, program
dapat disimpulkan bahwa yang dibuat oleh masing-masing
perkembangan prestasi masih sangat Pengcab Perpani Kabupaten/Kota di
kurang, hal tersebut dapat dilihat dari Bali sudah sesuai dengan tingkat
hasil anggket evaluasi yang diisi oleh kebutuhan masyarakat. Dari 9
pelatih dan pengurus. Prestasi untuk (sembilan) Pengcab Perpani
atlet panahan kabupaten/kota Kabupaten/Kota yang ada di Bali 5
berdasarkan hasil evaluasi pada divisi (lima) Pengcab Perpani Kabupaten/Kota
standard bow tingkat daerah cukup yang menargetkan progam pembinaan
merata. Akan tetapi untuk prestasi di mereka pada ajang yang lebih tinggi
tingkat nasional hanya atlet yaitu mampu meraih prestasi pada
panahanKabupaten Badung, Kabupaten tingkat Nasional dan International.
Karangasem, dan Kota Denpasar saja Dengan demikian, diperlukannya
yang berhasil memperoleh medali di adanya kerjasama antara pemerintah
event tingkat Nasional. daerah dan masyarakat untuk berperan
Untuk prestasi atlet divisi recurve serta katif dalam mendukung
tingkat daerah hanya Kabupaten keberadaaan Pengcab Perpani
Badung, Kabupaten Buleleng, dan Kota Kabupaten/Kota di Bali, sehingga
Denpasar yang bersaing. Namun untuk Pengcab Perpani Kabupaten/Kota di
tingkat Nasional hanya atlet dari Bali benar-benar bisa menjadi sentra
kabupaten Badung, dan kota Denpasar pembibitan cabang olahraga panahan di
saja yang sudah pernah membawa Bali.
medali. Namun belum ada atlet Bali Pada dimensi input, di masing-
yang juara di tingkat Internasional. masing Pengcab Perpani
Untuk prestasi atlet divisi Kabupaten/Kota yang ada di Bali masuk
compound tingkat daerah ada beberapa dalam kategori cukup baik. Hal-hal
kabupaten yang menjadi langganan yang perlu dikembangkan adalah
juaranya, diantaranya Kabupaten pemenuhan sarana dan prasarana latihan
Badung, Kabupaten Buleleng, berupa tempat latihan khusus olahraga
Kabupaten Karangasem dan Kota panahan dengan spesifikasi panjang
Denpasar. Namun untuk tingkat lapangan minimal 100 meter, peralatan
Nasional hanya atlet dari Kabupaten memanah pada masing-masing divisi
Badung, dan Kabupaten Buleleng saja serta sarana pendukung seperti bantalan
yang sudah pernah membawa medali. dan jagrag.
Untuk divisi compound masih belum Pada dimensi procces
ada atlet Bali yang juara di tingkat pelaksanaan program mulai dari
Internasional. penyeleksian atlet, pengorganisasian,
pelaksanaan latihan, program latihan,
dan evaluasi/monev masuk dalam
kategori cukup baik. Ada beberapa hal
yang perlu dikembangkan yaitu

33
JURNAL PENJAKORA
Volume 6 No 1, Edisi April 2019

peningkatan kualitas pelatih dan wasit DAFTAR PUSTAKA


dimasing-masing Pengcab Perpani Arikunto, Suharsimi dan Yuliana, Lia.
Kabupaten/Kota melalui penataran 2008. Manajemen Pendidikan.
pelatihan pelatih dan wasit panahan. Yogyakarta: Aditya Media.
Pada dimensi product, hasil yang Harsuki. 2012. Pengantar Manajemen
didapat dari program pembinaan yang Olahraga. Jakarta: PT, Raja
telah dijalankan masih dalam kategori Grafindo Persada.
kurang.Hal yang perlu dikembangkan
berkaitan dengan perkembangan fisik, Kisik Lee and Robert de Bondt.
teknik dan mental atlet. 2005.Total Archery, Samick
Sports Co,Ltd.
Saran Stufflebeam, D, L. 2003. The CIPP
Berdasarkan hasil analisis data, Model for Evaluation: the Article
pembahasan dan kesimpulan, dapat Presented at the 2003 Annual
diberikan beberapa saran rekomendasi Conference of the Oregon
terkait dengan program pembinaan Program Evaluators Network
Pengcab Perpani Kabupaten/Kota di (OPEN) 3 October 2003 (online),
Bali sebagai berikut. (http://www.wmich.edu, diakses
Pelaksanaan rekrutmen atau 23 Oktober 2013).
proses seleksi atlet yang akan mewakili
Pengcab Perpani Kabupaten/Kota dalam Sugiyono. 2011. Metode Penelitian
even kejuaraan harus dilakukan dengan Kombinasi (Mixed Methods).
mekanisme yang telah disepakati secara Bandung: Alfabeta
terbuka dan transparan. Rekrutmen atau Suharto, Edi. 2005. Analisis Kebijakan
seleksi yang benar akan diperoleh atlet- Publik, Edisi Revisi. Alfa Beta:
atlet potensial. Bandung
Pengadaan sarana dan prasarana
diharapkan benar-benar sesuai dengan Yusuf Tayibnapis Farida. 2008.
standarisasi cabang olahraga Evaluasi Program dan Instrumen
panahan.Khusus untuk tempat latihan Evaluasi, Untuk Program
setiap Pengcab Perpani Kabupaten/Kota Pendidikan dan Penelitian.
diharapkan memiliki tempat latihan Jakarta: Rineka Cipta.
yang khusus agar atlet dapat berlatih
dengan optimal.
Sumber daya manusia harus terus
ditingkatkan dengan mengikutsertakan
pelatih atau wasit dalam kegiatan
penataran di luar daerah dan
mengadakan kegiatan penataran pelatih
dan wasit di daerah, sehingga makin
banyak pelatih dan wasit yang terlibat.
Kebutuhan dana dalam pelaksanaan
program latihan diharapkan dapat
terpenuhi, dengan mencari donatur dari
luar kepengurusan. Donatur bisa berasal
dari perusahaan di sekitar pengkab/kota,

34

Anda mungkin juga menyukai