Anda di halaman 1dari 9

Available online at: https://jurnal.unej.ac.id/index.

php/JLC

LEARNING COMMUNITY
Jurnal Pendidikan Luar Sekolah, 3 (2), 2019, 6-13

Evaluasi Program Model CIPP Pada Pelatihan Menjahit


Di LKP Kartika Bawen

Nia Mei Istiyani, Utsman


Jurusan Pendidikan Luar Sekolah, Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang
Jl. Kampus Timur, Sekaran, Kec. Gn. Pati, Kota Semarang, Jawa Tengah 50229, Indonesia
Email: niamei39@gmail.com, utsman@mail.unnes.ac.id

Abstrak
Tujuan penelitian mendeskripsikan evaluasi program menggunakan Model CIPP yang
meliputi evaluasi context, input, process, product di LKP Kartika. Pendekatan penelitian
menggunakan kualitatif. Subjek dalam penelitian ini terdiri dari 1 pengelola, 1 instruktur, 2
warga belajar. Teknik pengumpulan data dengan cara wawancara, observasi, dan dokumentasi.
Keabsahan data menggunakan triangulasi sumber dan metode. Teknik analisis data dengan
reduksi data, penyajian data dan kesimpulan. Disimpulkan bahwa evaluasi context yang
diselenggarakan oleh LKP Kartika sesuai dengan kebutuhan dan tujuan warga belajar. Evaluasi
input, yang meliputi komponen warga belajar, instruktur, kurikulum, materi pelatihan,
pendanaan, sarana dan prasarana sudah sesuai dengan apa yang diharapkan. Evaluasi proses
yang meliputi kegiatan warga belajar, kegiatan instruktur, strategi pembelajaran dan partisipasi
warga belajar, semuanya sudah berjalan dengan lancar didalam proses pelatihan menjahit di
LKP Kartika. Evaluasi Product dalam pelatihan ini meliputi ketercapaian program, hasil belajar
dan dampak program sudah sesuai yang diharapkan warga belajar dan lembaga pelatihan.

Kata Kunci: evaluasi program; LKP; menjahit; model CIPP; pelatihan

Evaluation of the CIPP Model Program in Tailoring Training


At LKP Kartika Bawen

Abstract
The objectives of the study describe the evaluation of the program using the CIPP Model
which includes the evaluation of context, input, process, product in LKP Kartika. The research
approach is qualitative. Subjects in this study consists of 1 manager, 1 instructor, 2 residents learn.
Data collection techniques by interview, observation, and documentation. The validity of the data
using source and method triangulation. Data analysis techniques with data reduction, data
presentation and conclusions. It was concluded that evaluation of the context of sewing training
program organized by LKP Kartika was in accordance with the needs and objectives of the studying
population. Evaluation of inputs, which include the components of studying citizens, instructors,
curriculum, training materials, funding, facilities and infrastructure are in accordance with what is
expected. Evaluation of the process which includes the activities of the learning community, the
instructor's activities, the learning strategies and the participation of the studying citizens, has all
gone smoothly in the sewing training process at LKP Kartika. Product Evaluation in this training
includes the achievement of the program, the learning outcomes and the impact of the program as
expected by the learning community and the training institution.

Keywords: program evaluation; LKP; sewing; the model CIPP; training

__________________________________________________________________________________

Learning Community: Jurnal Pendidikan Luar Sekolah, Online ISSN: 2622-2353


Learning Community: Jurnal Pendidikan Luar Sekolah, 2 (1), September 2019 - 7
Nia Mei Istiyani

PENDAHULUAN menentukan tindak lanjut suatu program.Ada


beberapa ahli evaluasi program yang dikenal
Eko Putro Widoyoko (2009: 9-10)
sebagi penemu model evaluasi program.
menyatakan bahwa evaluasi program
Salah satunya adalah model CIPP yang
merupakan rangkaian kegiatan yang
dikembangkan oleh yang pertama kali di
dilakukan dengan sengaja dan secara cermat
rekomendasikan oleh Stufflebeam pada tahun
untuk mengetahui tingkat keterlaksanaan
1970. Menurut Widoyoko (2009: 181)
atau keberhasilan suatu program dengan cara
konsep evaluasi CIPP ditawarkan oleh
mengetahui efektivitas masing-masing
Stufflebeam dengan pandangan bahwa tujuan
komponennya, baik terhadap program yang
penting evaluasi adalah bukan membuktikan,
sedang berjalan maupun program yang telah
tetapi untuk memperbaiki. Model evaluasi
berlalu. Sedangkan Ihwan Mahmudi (2011:
CIPP membagi empat jenis kegiatan yang
15) menyatakan bahwa Evaluasi program
disesuaikan dengan nama model evaluasinya,
adalah langkah awal dalam supervisi, yaitu
yaitu konteks, input, proses, dan produk.
mengumpulkan data yang tepat agar dapat
Keempat jenis kegiatan tersebut merupakan
dilanjutkan dengan pemberian pembinaan
komponen dari proses sebuah program
yang tepat pula. Evaluasi program sangat
kegiatan yang dilaksanakan oleh suatu
penting dan bermanfaat terutama bagi
lembaga. Menurut Undang-Undang Nomor 20
pengambil keputusan. Alasannya adalah
Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
dengan masukan hasil evaluasi program
Nasional, ada beberapa ayat yang mengatur
itulah para pengambil keputusan akan
tentang kursus, khususnya pada pasal 26 ayat
menentukan tindak lanjut dari program yang
(4) dan ayat (5). Kursus dan pelatihan
sedang atau telah dilaksanakan. Tujuan
diselenggarakan bagi masyarakat yang
evaluasi menurut Sudjana (2006:36-46)
memperlukan bekal pengetahuan,
terdiri atas tujuan umum dan tujuan khusus.
keterampilan, kecakapan hidup, dan sikap
Tujuan umum evaluasi program adalah
untuk mengembangkan diri,
menyediakan atau menyajikan data sebagai
mengembangkan profesi, bekerja, usaha
masukan bagi pengambilan keputusan
mandiri, dan/atau melanjutkan pendidikan
tentang program tersebut. Tujuan khusus
yang lebih tinggi. Kursus dan pelatihan dapat
evaluasi program bermacam ragam, di
diselenggarakan oleh satuan pendidikan
antaranya sebagaimana diuraikan berikut ini
nonformal, yaitu: Lembaga Kursus dan
:
Pelatihan (LKP), PKBM, Sanggar Kegiatan
1) Memberi masukan untuk perencanaan
Belajar (SKB), Penyelenggaraan Lembaga
program.
pemerintah desa, dan Lembaga lain yang
2) Memberi masukan untuk kelanjutan,
sejenis. Bekal keterampilan yang ditawarkan
perluasan, dan penghentian program.
oleh berbagai lembaga tersebut diharapkan
3) Memberi masukan untuk modifikasi
dapat menambah dan memperkuat
program.
kompetensi masyarakat, sehingga dapat
4) Memperoleh informasi tentang faktor
mempersiapkan diri memasuki dunia kerja.
pendukung dan penghambat program.
Lembaga kursus dan Pelatihan (LKP) Kartika
5) Memberi masukan untuk motivasi dan
Bawen menyelenggarakan program pelatihan
pembinan pengelola dan pelaksana
menjahit, dengan adanya program pelatihan
program.
tersebut diharapkan warga belajar mampu
6) Memberi masukan untuk memahami
mengembangkan keterampilannya.
landasan keilmuan bagi evaluasi program.
METODE
Dalam mengevaluasi program banyak
model yang bisa digunakan untuk Penelitian ini menggunakan
mengevaluasi suatu program. Meskipun pendekatan kualitatif. Lokasi penelitian
antara satu dengan lainnya berbeda, namun adalah di Lembaga Kursus dan Pelatihan
mempunyai tujuan yang sama yaitu Kartika Bawen, Jl. Palagan No. 26 Bawen
melakukan kegiatan pengumpulan data atau Kabupaten Semarang. Subjek dalam
informasi yang berkenaan dengan objek yang penelitian ini adalah pengelola lembaga,
dievaluasi, yang tujuannya menyediakan tutor, dan warga belajar yang terlibat dalam
bahan bagi pengambil keputusan dalam program kursus menjahit di LKP Kartika.

Learning Community: Jurnal Pendidikan Luar Sekolah, Online ISSN: 2622-2353


Learning Community: Jurnal Pendidikan Luar Sekolah, 3 (2), September 2019 - 8
Nia Mei Istiyani

Pemilihan subjek penelitian ini adalah agar belajar. Lembaga menyediakan program lalu
informasi yang ingin diperoleh dapat diakui peserta dapat memilih program apa yang
kebenarannya. Penelitian ini memfokuskan mereka inginkan dan apa yang mereka
pada: Evaluasi Progam Model CIPP Pada butuhkan. Berdasarkan penelitian yang
Pelatihan Menjahit Di LKP Kartika Bawen, peneliti lakukan dilapangan, program yang
meliputi evaluasi context, evaluasi input, diselenggarakan oleh LKP Kartika telah
evaluasi process dan evaluasi product. sesuai dengan kebutuhan warga belajar.
Sumber data dalam penelitian ini data primer Karena, program yang dilaksanakan telah
adalah data yang diperoleh secara langsung berdasarkan hasil pemilihan warga belajar
dari informan, yaitu pengelola, instruktur dan yang tentunya itu sesuai dengan keinginan
warga belajar. Data sekunder ini diperoleh dan kebutuhannya.
melalui observasi yang didapatkan berupa Tujuan merupakan keinginan yang
profil LKP Kartika Bawen. .Dalam penelitian akan dicapai. Tujuan ini akan menjadi acuan
ini teknik pengumpulan data dilakukan bagi lembaga yang menyelenggarakan
dengan menggunakan wawancara, observasi, program agar dalam pelaksanaannya dapat
dan dokumentasi. Tahapan analisis data mencapai tujuan tersebut. Dalam jurnal
dalam penelitian ini yaitu reduksi data, internasional Approaches to Evaluation of
penyajiandata dan penyimpulan dan training : Theory and Practice oleh Eseryel
verifikasi, dan kesimpulan akhir. Reduksi (2002): Evaluation goals involve multiple
data yaitu data yang diperoleh direduksi, purposes at different levels. These purposes
dirangkum, dipilih hal-hal yang pokok, include of student learning, evaluation of
difokuskan pada hal-hal yang instructional materials, transfer of training,
penting.Penyajian data dilakukan setelah return of investment, and so on. Attaining
data direduksi. Data yang diperoleh these multiple purposes may require the
dikategorisasikan menurut pokok collaboration of different people in different
permasalahan. Data yang sudah direduksi parts of an organization. Furthermore, not all
dan disajikan secara sistematis akan goals may be welt defined and some may
disimpulkan sementara. Kesimpulan change.
sementara yang dihasilkan biasanya masih Tujuan evaluasi melibatkan beberapa
kurang jelas, sehingga perlu untuk tujuan pada tingkat berbeda. Tujuan ini
diverifikasi lagi. Kesimpulan akhir diperoleh termasuk tujuan belajar siswa, evaluasi
berdasarkan kesimpulan sementara yang bahan ajar (kurikulum), transfer pelatihan
telah diverifikasi. Kesimpulan akhir ini (kemampuan), pengembalian invest
menghasilkan makna dari data sesuai dengan (feedback), dan sebagainya Tujuan adalah
fokus yang diteliti secara singkat, jelas, dan suatu cita-cita yang ingin dicapai dan
mudah dipahami. Dalam penelitian ini teknik pelaksanaan suatu kegiatan (Nurhalim,
keabsahan data yang digunakan adalah 2012:34). Tujuan merupakan sasaran dimana
triangulasi sumber dan triangulasi teknik kegiatan tersebut diarahkan untuk dicapai.
atau metode Tujuan yang ditetapkan oleh LKP Kartika
telah sesuai dengan tujuan dari warga belajar.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Sehingga dalam pelaksanaannya, program
Evaluasi Context yang diselenggarakan dapat mencapai tujuan
Menurut Sudjana (2006: 82) yang telah ditetapkan baik oleh lembaga
menyatakan bahwa kebutuhan pelatihan dan maupun oleh warga belajar itu sendiri.
kebutuhan belajar dapat diidentifikasi dari Evaluasi Input
berbagai sumber yaitu dari calon peserta Menurut Djudju Sudjana (2006: 92)
pelatihan, organisasi tempat calon peserta peserta didik mempunyai karakteristik yang
pelatihan bertugas atau bekerja, masyarakat meliputi atribut fisik yang berupa usia,
yang menjadi layanan kegiatan calon peserta atribut psikis yang berupa motivasi belajar,
pelatihan , dan pihak-pihak terkait. dan atribut fungsional yang berupa tingkat
Program kursus menjahit yang pendidikan. Secara keseluruhan dari evaluasi
diselenggarakan oleh LKP Kartika dirancang karakteristik warga belajar yang mengikuti
agar dapat memenuhi kebutuhan dari warga program kecakapan hidup menjahit di LKP

Learning Community: Jurnal Pendidikan Luar Sekolah, Online ISSN: 2622-2353


Learning Community: Jurnal Pendidikan Luar Sekolah, 2 (1), September 2019 - 9
Nia Mei Istiyani

Kartika dari segi pendidikan dan pengalaman diperhatikan. Berdasarkan hasil penelitian
yang dimiliki oleh warga belajar terkait bahwa materi pelatihan yang digunakan pada
dengan program yang diselenggarakan dapat program pelatihan menjahit ialah hasil atau
dikatakan cukup mempermudah jalannya dari instruktur pelatihan. Materi pelatihan
proses pembelajaran. Rata-rata usia warga pada program pelatihan ini dibuat oleh
belajar yang mengikuti pembelajaran adalah instruktur pelatihan yang merujuk pada
termasuk usia produktif, yaitu berkisar Tujuan Intruksional Khusus yang dirancang
antara 19–45 tahun. Dengan usia produktif oleh penyelenggara program pelatihan.
seperti itu akan mempermudah warga belajar Namun, tidak adanya kontrol dalam materi
dalam menerima materi dan mengikuti pelatihan dengan Tujuan Intruksional Khusus
pembelajaran. Motivasi warga belajar untuk ini terjadi. Hal ini dapat kita lihat bahwa
mengikuti program dapat dikatakan baik. penyampaian materi pelatihan diketahui oleh
Karena motivasi itu berasal dari dalam diri penyelenggara pelatihan ketika instruktur
warga belajar, sehingga membuat mereka pelatihan menyampaikan materi pelatihan
lebih terpacu dan bersemangat untuk kepada warga belajar.
mengikuti program kecakapan hidup Hal ini tentunya sependapat dengan
menjahit yang diselenggarakan oleh LKP instruksi presiden no. 15 tahun 1974 bahwa
Kartika. pelatihan adalah bagian dari pendidikan yng
Latar belakang pendidikan instruktur menyangkut proses belajar untuk
dan pengalaman kerja yang dimiliki oleh memperoleh dan meningkatkan ketrampilan
instruktur dapat dikatakan telah sesuai di luar sistem yang berlaku dalam waktu yang
dengan program pelatihan menjahit yang relatif singkat dan menggunakan metode
diselenggarakan oleh LKP Kartika. Ikka yang lebih mengutamakan praktik. Selain hal
Kartika (2011: 104) menyebutkan bahwa tersebut, Sudjana (2006:43) mengemukakan
pelatih/ instruktur/ tutor adalah seseorang bahwa mewadahi materi pembelajaran atau
yang melayani dan memperlancar aktivitas pelatihan untuk memenuhi kebutuhan
belajar peserta pelatihan untuk mencapai pribadi peserta pelatihan dalam keseluruhan
tujuan berdasarkan pengalaman. Hasil materi yang mencerminkan kebutuhan.
penelitian yang peneliti dapatkan di lapangan Untuk melakukan hal tersebut perlu
telah sesuai dengan pernyataan Ikka Kartika, diperhatikan: (1) upayakan sejauh mungkin
yaitu tutor yang ada dapat melayani dan supaya materi dapat memenuhi kebutuhan
memperlancar jalannya aktivitas pribadi peserta pelatihan yang diintegrasikan
pembelajaran warga belajar untuk mencapai dengan materi pebelajaran untuk memenuhi
tujuan. Dengan latar belakang pendidikan kebutuhan, (2) apabila hal itu tidak mungkin
dan pengalaman kerja instruktur yang telah dilaksanakan dan apabila peserta pelatihan
sesuai dengan program, dapat membantu cukup banyak maka diperlukan waktu untuk
memperlancar proses pembelajaran. membahasnya atau (3) materi pelatihan
Ikka Kartika (2011: 68) menyebutkan dapat dilakukan secara konsultatif oleh
bahwa kurikulum adalah seperangkat pelatih dengan penyelengara pelatihan
rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi kepada peserta pelatihan kepada
dan bahan pelajaran, serta cara yang pengembang kurikulum, organisasi dan pihak
digunakan sebagai pedoman lainnya berdasarkan kesepakatan bersama.
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran Metode pelatihan yang digunakan
untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. dalam program pelatihan berdasarkan hasil
Kurikulum yang digunakan dalam program penelitian ialah metode cermah dan praktek.
kursus menjahit di LKP Kartika mengacu Dengan menggunakan metode tersebut,
pada kurikulum nasional tentang menjahit. peserta dapat menerima materi dengan baik
Kurikulum yang ada menyesuaikan dengan dan kondusif. Dengan demikian dapat
kurikulum nasional, agar produk yang dikatakan bahwa metode yang digunakan
dihasilkan dari program dapat memiliki dalam program pelatihan kepemimpinan ini
kualifikasi kemampuan yang berkualitas dan sudah baik dan mendukung untuk
memiliki daya saing. penyelenggaraan program pelatihan
Materi pelatihan merupakan bagian kepemimpinan. Hal ini tentunya sesuai
dari input atau masukan yang perlu dengan pendapat Kamil (2007: 161) dalam

Learning Community: Jurnal Pendidikan Luar Sekolah, Online ISSN: 2622-2353


Learning Community: Jurnal Pendidikan Luar Sekolah, 3 (2), September 2019 - 10
Nia Mei Istiyani

melaksanakan pelatihan pendekatan yang warga belajar, aktivitas instruktur, strategi


digunakan adalah pendekatan partisipatif pembelajaran, dan partisipasi warga belajar
andragogik (model pendekatan orang dalam mengikuti program yang dilaksanakan.
dewasa), yakni dengan memanfaatkan Secara keseluruhan, aktivitas warga
pengalaman-pengalaman peserta pelatihan belajar dalam mengikuti pembelajaran dan
sebagai sumber belajar yang terlibat. interaksi atara warga belajar dan tutor sudah
Pendanaan merupakan salah satu dapat dikatakan baik. Di dalam proses
faktor pendukung berjalannya sebuah pembelajaran warga belajar mengikuti
program. Sumber biaya yang digunakan pembelajaran dengan baik, dan dapat
dalam pelatihan harus jelas, apakah berasal berkomunikasi dengan baik dengan sesama
dari lembaga, penyandang dana, atau dari warga belajar dan dengan tutor yang
peserta. Berdasarkan hasil penelitian yang mengampu dalam pembelajaran.
peneliti lakukan di lapangan, pendanaan Menurut Lippitt dan Nadler dalam
dalam program pelatihan menjahit di LKP Saleh Marzuki (2012: 177) sebagai soerang
Kartika ini berasal dari biaya pendaftaran penyaji, tutor memiliki tanggung jawab untuk
warga belajar ketika mereka melakukan meyakinkan bahwa lingkungan belajarnya
pendaftaran pelatihan. akan membantu peserta latihan dalam
Sarana Prasarana merupakan salah belajar, dan menyajikan secara jelas. Secara
satu komponen penunjang dalam sistem keseluruhan aktivitas tutor dalam proses
pembelajaran, seperti fasilitas belajar, buku pembelajaran dapat dikatakan baik.
belajar sumber, alat pelajaran, bahan Instruktur dapat melakukan kegiatan
pelajaran dan sebagainya. komponen pembelajaran dengan baik dalam
penunjang berfungsi memperlancar, menyampaikan materi, dan juga tutor dapat
melengkapi dan mempermudah tercapainya memberikan motivasi kepada warga belajar
proses pembelajaran secara efektif. dan dapat berinteraksi dengan warga belajar.
Selain melihat dari kondisi sarana dan Proses pembelajaran yang terlaksana di
prasarana yang ada, peneliti juga melihat dari LKP Kartika bersifat semi privat, tidak
segi kualitas dan kuantitas. Untuk kualitas klasikal. Instruktur menguasai semua materi
mesin dan peralatan yang digunakan di LKP kursus, instruktur mengarahkan kepada tiap
Kartika sudah cukup baik. Pengelola dan individu, sehingga warga belajar merasa lebih
instruktur menyatakan bahwa sering luwes untuk bertanya tentang materi yang
dilakukan perawatan digunakan dalam tidak mereka pahami. Instruktur juga dapat
pembelajaran. Sedangkan untuk kuantitas menciptakan suasana pembelajaran yang
mesin dan peralatan yang ada dalam program kondusif dan membuat warga belajar nyaman
kursus menjahit di LKP Kartika sudah berada dalam situasi pembelajaran.
mencukupi. Program kursus menjahit tidak Instruktur juga selalu memberikan motivasi
hanya memerlukan mesin-mesin saja kepada warga belajar agar bisa lebih
digunakan untuk menjahit pakaian, bahan bersemangat mengikuti pembelajaran.
dan alat seperti kain, benang, gunting dan Hal ini sesuai dengan pendapat Sudjana
sebagainya juga sangat diperlukan. Bahan menyatakan bahwa tugas-tugas pelatih dalam
dan alat yang digunakan oleh warga belajar pembelajaran adalah: (a) membina
dalam pembelajaran sudah disediakan keakraban antar peserta pelatihan, antar
semuanya oleh pihak lembaga. pelatih, dan antara pelatihan dengan pelatih,
(b) mengidentifikasi dan menganalisis
Evaluasi Process
kebutuhan, sumber-sumber dan
Evaluasi proses menurut Arikunto dan
kemungkinan hambatan pembelajaran dalam
Safruddin (2009:47) menunjuk pada kegiatan
pelatihan, (c) merumuskan tujun pelatihan,
apa yang dilakukan dalam program.
(d) menyusun kurikulum pelatihan
Sedangkan menurut Djuju Sudjana (2006: 55)
(bahan/materi, metode, teknik, dan alat
evaluasi program menyediakan umpan balik
evaluasi pembelajaran, (e) menyusun
yang berkenaan dengan efisiensi pelaksanaan
garisgaris program pembelajaran (GBPP),
program, termasuk didalamnya pengaruh
silabus dan satuan acara pembelajaran (SAP)
sistem dan keterlaksanaanya. Pada evaluasi
bagi program pelatihan, (f) menyusun modul
proses ini akan menjelaskan tentang aktivitas
dan alat bantuan pembeljaran lainnya, (g)

Learning Community: Jurnal Pendidikan Luar Sekolah, Online ISSN: 2622-2353


Learning Community: Jurnal Pendidikan Luar Sekolah, 2 (1), September 2019 - 11
Nia Mei Istiyani

melakukan pembelajarn secara tatap muka, juga sesuai dengan pernyataan Fauziarti
(h) memberikan pelayanan bantuan belajar (2014:183-184) semakin peserta memahami
jarak jauh bagi peserta pelatihan jarak jauh, materi yang diberikan pada saat pelatihan,
(i) memantau proses pembelajaran, (j) maka akan semakin banyak memberikan
membimbing peerta pelatihan dalam pengaruh pada tingkat implementasi
penyusunan karya ilmiah, (k) membimbing perilakunya.
peserta pelatihan dalam praktik kerja
Evaluasi Product
lapangan, (l) menjadi fasilitator, moderator,
Suharsimi Arikunto dan Cepi Safruddin
narasumber, dan pembimbing dalam diskusi,
(2009:47) evaluasi produk atau hasil
lokakarya, dan atau seminar, (m)
diarahkan pada hal-hal yang menunjukkan
menyediakan konsultasi penyelenggaraan
perubahan yang terjadi pada masukan
dan atau pengelolaan pelatihan, (n)
mentah. Program pelatihan menjahit yang
menyusun alat awal tes dan tes akhir
dilaksanakan oleh LKP Kartika telah berhasil
pelatihan, (o) memeriksa, mengawasi, dan
melatih warga belajar sehingga terlihat
memeriksa hasil ujian, dan (p) melakukan
perubahan yang terjadi setalah mengikuti
penilaian program pelatihan.
program. Perubahan tersebut dapat dilihat
Nurhalim (2012: 65) strategi
dari hasil yang telah mereka peroleh, yaitu
pembelajaran adalah rencana dan caracara
warga belajar memiliki kemampuan
membawakan pembelajaran agar semua
menjahit, warga belajar tahu tentang pola,
prinsip dasar dapat terlaksana dan semua
warga belajar bisa mengoperasikan mesin,
tujuan pembelajaran dapat dicapai. Strategi
bertambah kemampuan/ keterampilannya
yang tutor lakukan dalam pembelajaran
dalam bidang menjahit, dan juga warga
sudah sesuai dengan pendapat ahli tersebut.
belajar bisa membuat pakaian sesuai dengan
Sebelum menyampaikan materi, tutor
tingkatan kursus yang diambil.
terlebih dahulu melihat kemampuan dari
Direktorat Pembinaan Kursus dan
warga belajar. Agar saat pelaksanaan
Pelatihan Direktorat Jenderal PAUDNI (2011)
penyampaian materi tutor dapat memilih
menyebutkan, kursus menjahit dan pelatihan
cara yang tepat untuk menyampaikan materi
bertujuan untuk menumbuhkembangkan
kepada warga belajar agar warga belajar
kemampuan warga belajar dalam lingkup
memahami materi tersebut. Selain itu, tutor
pekerjaan yang berkaitan dengan menjahit
juga menyampaikan materi dengan sangat
pakaian. Tujuan dari program kursus
detail, perlahan-lahan, dan per tahapan.
menjahit di LKP Kartika sudah tercapai.
Sehingga warga belajar dapat dengan mudah
Program telah berjalan sesuai dengan visi
menangkap materi yang tutor sampaikan.
dan misi yang ditetapkan oleh lembaga. Visi
Strategi pembelajaran yang tutor lakukan ini
lembaga antara lain adalah Terwujudnya
sudah baik, tepat, dan selaras dengan
calon tenaga yang terampil, bermutu,
program kursus yang diadakan untuk warga
kompeten dan produktif bagi dunia usaha
belajar. Pembelajaran tidak kaku, tidak
dan industri. Misi lembaga adalah
klasikal seperti kelas. Sehingga warga belajar
peningkatan pelayanan pelatihan pada
merasa lebih nyaman dan lebih leluasa dalam
masyarakat yang membutuhkan
mengikuti pembelajaran.
keterampilan standar perusahaan.
Keikutsertaan warga belajar dalam
Program pelatihan menjahit yang
pembelajaran beragam. Ada yang
dilaksanakan oleh LKP Kartika telah berhasil
bersemangat dan mampu menyelesaikan
mencetak warga belajar sehingga terlihat
program kursus sampai selesai, dan ada yang
perubahan yang terjadi setalah mengikuti
berhenti dan tidak melanjutkan program.
program. Perubahan tersebut dapat dilihat
Sejauh ini, warga belajar yang mengikuti
dari hasil yang telah mereka peroleh, yaitu
program kursus dapat menyelesaikan
warga belajar memiliki kemampuan
program sampai tuntas, bahkan ada yang
menjahit, warga belajar tahu tentang pola,
melanjutkan ke tingkatan kursus selanjutnya.
warga belajar bisa mengoperasikan mesin,
Untuk warga belajar yang tidak
bertambah kemampuan/ keterampilannya
menyelesaikan program biasanya mereka
dalam bidang menjahit, dan juga warga
memiliki kendala seperti ada kesibukan lain
yang tidak dapat ditinggalkan. Hal tersebut

Learning Community: Jurnal Pendidikan Luar Sekolah, Online ISSN: 2622-2353


Learning Community: Jurnal Pendidikan Luar Sekolah, 3 (2), September 2019 - 12
Nia Mei Istiyani

belajar bisa membuat pakaian sesuai dengan yang tercapai hanyalah enam aspek, satu
tingkatan kursus yang diambil. aspek yang belum tercapai yaitu aspek
Dampak dari program pelatihan instruktur, di LKP Kartika hanya ada satu
menjahit menjahit yang diselenggarakan oleh instruktur yang melatih warga belajar,
LKP Kartika adalah, warga belajar menjadi sehingga instruktur tersebut harus
memiliki kepercayaan diri dan lebih yakin menangani proses pelatihan sendirian. 3)
dengan kemampuan yang telah dimilikinya. evaluasi proses (Process), yang terdiri dari
Warga belajar jadi mempunyai ide-ide baru empat aspek yaitu aktivitas warga belajar,
yang dapat digunakan untuk membuka usaha. aktivitas instruktur, strategi pembelajaran
Selain itu warga belajar sudah dapat dan partisipasi warga belajar. Komponen
membuat pakaian untuk digunakan sendiri, proses di LKP Kartika ini sudah tercapai
dan ada juga warga belajar yang sudah bisa semuanya sesuai dengan aspek-aspek
membuka usaha mandiri. Secara keseluruhan evaluasi program model CIPP. 4) evaluasi
dari evaluasi produk ini, tujuan yang telah produk (Product), yang terdiri dari tiga aspek
ditetapkan baik oleh lembaga maupun oleh yang meliputi ketercapaian tujuan program,
warga belajar dalam program pelatihan hasil belajar dan dampak program. Program
menjahit yang diselenggarakan oleh LKP pelatihan menjahit di LKP Kartika telah dapat
Kartika sudah dapat tercapai. mencapai semua komponen tersebut. LKP
Hasil yang diperoleh warga belajar Kartika telah mampu membekali warga
setalah mengikuti program ini adalah warga belajar dengan keterampilan menjahit, yang
belajar memiliki kemampuan menjahit, nantinya keterampilan ini dapat digunakan
warga belajar tahu tentang pola, warga untuk bekal kehidupannya.
belajar bisa mengoperasikan mesin,
DAFTAR PUSTAKA
bertambah kemampuan/keterampilannya
dalam bidang menjahit, dan juga warga Arikunto, Suharsimi dan Cepi Safrudin Abdul
belajar bisa membuat pakaian sesuai dengan Jabar. 2008. Evaluasi Program
tingkatan kursus yang diambil. Dan juga Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
dampak yang dihasilkan dari program Direktorat Pembinaan Kursus dan Pelatihan
pelatihan menjahit ini adalah warga belajar Direktorat Jenderal PAUDNI. 2011.
menjadi memiliki kepercayaan diri dan lebih Standar Kompetensi Lulusan Tata
yakin dengan kemampuan yang telah Busana.
dimilikinya. Warga belajar jadi mempunyai http://www.infokursus.net/downloa
ide-ide baru yang dapat digunakan untuk d/2604140806TataBusana23.pdf
membuka usaha.Selain itu warga belajar diunduh 5 Januari 2018.
sudah dapat membuat pakaian untuk Eseryel, Deniz. 2002. Approaches to
digunakan sendiri, dan ada juga warga belajar Evaluation of Training : Theory and
yang sudah bisa membuka usaha sendiri Practice. Volume 5, No 2. Syracuse
ataupun bekerja di perusahaan garmen.. University, IDD & E.
Fauziarti, B.F. & Sudarsono, F.X. (2014).
SIMPULAN
Efektivitas Pelatihan Kurikulum
Berdasarkan hasil penelitian dan Pendidikan Anak Usia Dini Di
pembahasan evaluasi program dengan model Kecamatan Grabag. Jurnal Pendidikan
CIPP yang ada di LKP Kartika Bawen dapat dan Pemberdayaan Masyarakat,
disimpulkan sebagai berikut: 1) evaluasi Volume 1 Nomor 2, hal 183 – 184
konteks (Context),yang terdiri dari dua aspek Kamil, Mustofa. 2007. Model Pendidikan Dan
yaitu kesesuaian program dengan kebutuhan Pelatihan. Bandung: Alfabeta.
warga belajar dan tujuan program. Semua Kartika, Ikka. 2011. Mengelola Partisipatif.
aspek tersebut sudah tercapai dan sesuai Bandung: Alfabeta.
dengan kebutuhan warga belajar dan pihak Mahmudi, Ihwan. 2011. CIPP: Suatu Model
lembaga. 2) evaluasi masukan (Input), yang Evaluasi Program Pendidikan. Jurnal
terdiri dari tujuh aspek yaitu warga belajar, At-Ta’dib, Juni 2011, Vol. 6, No. 1.
instruktur, kurikulum, materi pelatihan, Marzuki, Saleh. 2012. Pendidikan Nonformal
metode pelatihan, pendanaan, sarana dan Dimensi dalam Keaksaraan
prasarana. Dalam komponen input aspek Fungsional, Pelatihan, dan

Learning Community: Jurnal Pendidikan Luar Sekolah, Online ISSN: 2622-2353


Learning Community: Jurnal Pendidikan Luar Sekolah, 2 (1), September 2019 - 13
Nia Mei Istiyani

Andragogi. Bandung : PT Remaja


Rosdakarya.

Learning Community: Jurnal Pendidikan Luar Sekolah, Online ISSN: 2622-2353

Anda mungkin juga menyukai