BK DI SMA
Merryza Yohana Setyanto
Bimbingan dan Konseling, Fakultas Ilmu Pendidikan
Email : (merryzayohana@gmail.co m)
Abstrak
Penelitian pengembangan ini bertujuan untuk menghasilkan media yang memenuhi standar
akseptabilitas produk dan dapat membantu guru BK dalam menyusun program kerja tahunan. Penelitian
ini menggunakan model pengembagan Reseacrh and Development (R&D) yang dikembangkan oleh Borg and
Gall (2003) dan disederhanakan oleh Tim Puslitjaknov (2008). Penelitian ini menggunakan 4 dari 5 langkah
yang ada, meliputi (1) mengalisis produk yang akan dikembangkan, (2) penyusunan draft produk awal, (3)
validasi ahli dan revisi (4) uji coba produk dan revisi produk.
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif dan kualitatif. Hasil
validasi dan uji ahli di dapatkan data kuantitatif hasil akseptabilitas produk oleh ahli materi sebesar (95,3%)
dengan kriteria penelitian produk sangat baik, tidak perlu direvisi, sedangkan untuk buku panduan
diperoleh hasil sebesar (96,6%). Oleh ahli media di dapatkan hasil sebesar (98,8%) dengan kriteria penilaian
produk sangat baik, tidak perlu direvisi, sedangkan untuk buku panduan d iperoleh hasil sebesar (96,7%).
Oleh calon pengguna diperoleh hasil sebesar (8,62%) dengan kriteria penilaian produk sangat baik, tidak
perlu direvisi, sedangkan untuk buku paduan diperoleh hasil sebesar (89,3%). Dan didapatkan data
kualitatif berupa saran dan masukan. Berdasarkan saran dari ahli materi tersebut, aplikasi telah direvisi
sesuai dengan saran yang diberikan Dengan demikian produk aplikasi need assessment siswa untuk
penyusunan program BK di SMA memenuhi kriteria akseptabilitas produk yang menc angkup aspek
kegunaan, kelayakan, ketepatan, dan kepatutan.
Abstract
The developmental study aims to yield media which fulfils the product acceptability standart and enabels to help
the counselor in arranging the annual work program. It employs research and development (R&D) method developed
by Borg and Gall in 2003 and simplified by Puslitjaknov team in 2008. It particularly uses 4 out of 5 steps
encompassing (1) analysis of the product (2) initial draft arrangement (3) validation by expert and revision (4) product
trials and revision.
The technique of data analysis employed in the study are quantitative and qualitative ones. The result of
validation and test by experts obtained from the quantitative data yielded, with very good criteria of research product
and the absence of revision, the product acceptability by the material expert denotes (95,3%), the media expert shows
(98,8%), and the user candidate indicates (8,62%). Meanwhile, regarding the guidebook, the material expert denotes
(96,6%), the media expert shows (96,7%), and the user candidate indicates (89,3%). Besides, the qualitative data appear
in the forms of suggestion and feedback. Corresponding to the material expert suggestion, the application has been
revised. Hence, the student’s need assessment appliacation to guidance and counselling program in Senior High School
meets the criteria of product acceptability embodying the aspects of usability, appropriateness, accuracy, and decency.
158
PENDAHULUAN
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi terdiri atas rasional, visi dan misi, deskripsi kebutuhan,
(IPTEK) yang semakin berkembang luas memberikan tujuan, komponen program, bidang layanan, rencana
kemudahan dalam menciptakan inovasi pada operasional (action plan), pengembangan tema/ topic,
perkembangan dunia pendidikan. Jarak, ruang dan waktu rencana evaluasi, pelaporan dan tindak lanjut, serta
bukan lagi merupakan sebuah penghalang bagi manusia anggaran biaya. Purwoko (2008) menjelaskan bahwa
untuk mengetahui dan menemukan sebuah pengetahuan- perencanaan program merupakan aspek penting karena
pengetahuan baru yang dapat menunjang keberhasilan di
dengan perencanaan program yang baik memungkinkan
bidang pendidikan. Oleh karena itu, layanan bimbingan
pelaksanaan layanan secara efektif dan efisien. “Program
dan konseling berbasis teknologi sangat diperlukan
sebagai sarana penunjang keberhasilan dalam dunia bimbingan (guidance program) adalah suatu rangkaian
pendidikan. Apabila dilihat dari fungsi dan tugasnya, kegiatan bimbingan yang terencana, terorganisasi, dan
bimbingan dan konseling menempati peran yang sangat terkoordinasi selama periode tertentu.” Winkel
penting keberadaannya di dalam sebuah sistem (2005:119). Menurut Tohirin (2007:259),
penyusunan program. Maka sebagai pelengkap, mengemukakan bahwa “program bimbingan dan
dibutuhkan sebuah sistem penyusunan program konseling merupakan suatu rancangan atau rencana
bimbingan dan konseling yang terencana dan sistematis. kegiatan yang akan dilaksanakan dalan jangka waktu
Menurut Crow & Crow (1989) (dalam Aqib tertentu.” Dari pendapat diatas dapat ditarik suatu
2013:94),menjelaskan bahwa “bimbingan dapat diartikan kesimpulan bahwa penyusunan program bimbingan dan
bantuan yang diberikan oleh seseorang, laki-laki atau konseling sangat memegang peranan penting dalam
perempuan, yang memiliki kepribadian yang memadai keberhasilan pelaksanaan layanan bimbingan di sekolah.
dan telah terlatih dengan baik kepada individu-individu
setiap usia untuk membantunya mengatur kegiatan Adapun sebagai langkah yang menentukan
hidupnya sendiri, mengembangkan pandangan hidupnya kualitas pelaksanaan program bimbingan dan konseling
sendiri, membuat keputusan sendiri dan menanggung adalah melalui sebuah need assessment. Menurut Yamin
bebannya sendiri.” Dalam peraturan Pemerintah No.29 (2013:225) “need assessment sebagai kegiatan
Tahun 1990 tentang Pendidikan Menengah di pengumpulan data yang bertujuan untuk merancang
kemukakan bahwa “Bimbingan merupakan bantuan yang suatu program. Yang memiliki tujuan untuk
diberikan kepada peserta didik dalam rangka menemukan mengidentifikasi jenis kegiatan apa yang diperlukan atau
pribadi, mengenai lingkungan, dan merencanakan masa materi kegiatan apa yang harus dimasukkan berdasarkan
depan.” pemikiran peserta kegiatan.” Need assessment dijadikan
sebuah sajian informasi lengkap dan merupakan bagian
“Tujuan bimbingan dan konseling yaitu untuk
yang menunjang dalam kegiatan bimbingan dan
memfasilitasi perkembangan peserta didik/konseli agar
konseling.
mampu mengaktualisasikan potensi dirinya atau
mencapai perkembangan secara optimal.” Dijelaskan
Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan
dalam Panduan Operasional Penyelenggaraan Bimbigan
di SMAN 1 Krian, SMAN 1 Driyorejo, SMAN 13
dan Konseling di SMA (2016:1). Fasilitasi di
Surabaya dan SMAN 1 Menganti didapatkan hasil
masksudkan sebagai upaya memperlancar proses
perkembangan peserta didik. Bimbingan dan konseling wawancara mengenai kendala yang dialami dalam
menyusun program BK di sekolah. Di antaranya: kurang
saat ini dinilai sebagai upaya pengemabangan potensi-
adanya pengarahan intensif untuk pembuatan program
potensi individu kearah yang positif dan lebih baik.
Semua peserta didik berhak untuk mendapatkan layanan BK yang sesuai, pengerjaan dalam pembuatan program
dan proses analisis masih manual sehingga memakan
bimbingan dan konseling di sekolah agar potensi positif
waktu, pengolahan data yang terlalu membingungkan
yang mereka miliki berkembang secara optimal. Adapun
fungsi BK di sekolah menurut Hikmawati (2010) dalam bentu Microsoft excel, guru BK tidak diberikan
waktu yang sama dengan guru mata pelajaran lain,
diantaranya : 1) Fungsi pemahaman,; 2)Fungsi Preventif;
sehingga proses identifikasi kebutuhan tidak nampak.
3)Fungsi Pengembangan; 4) Fungsi Penyembuhan;
5)Fungsi Penyaluran; 6)Fungsi Adaptasi; 7) Fungsi Dari hasil wawancara tersebut, dapat ditarik kesimpulan
bahwa masih terdapat kesalahan persepsi bahwa
penyesuaian; 8) Fungsi Perbaikan; 9) Fungsi
fasilitasi;10)Fungsi Pemeliharaan. pembuatan program BK akan memakan waktu yang lama
dan proses pengerjaannya terlalu menyulitkan.
Program bimbingan dan konseling di SMA Oleh karena itu, dengan berbagai kecanggihan
disusun berdasarkan kebutuhan siswa dan kebutuhan teknologi yang ada, maka dalam penyusunan program
sekolah. Berdasarkan Perturan Menteri Pendidikan dan BK disekolah penelitian ini mengembangkan sebuah
Kebudayaan Nomor 111 Tahun 2014 tentang bimbingan media yang memudahkan pengguna (guru BK) dalam
dan konseling pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan
proses analisis dan menyusun rencana kegiatan sampai
Menengah, struktur program bimbingan dan konseling
159
dengan jadwal kegiatan secara mudah, terstruktur, dan memperoleh data yang diperlukan, langkah selanjutnya
sistematis sesuai dengan kebutuan siswa. Aplikasi ini adalah menganalisis data. Analisis data yang diperlukan
merupakan inovasi dari aplikasi yang telah ada agar peneliti dapat mengetahui hasil keseluruhan dari
sebelumnya. Pengembangan media ini berdasarkan data yang telah dihimpun. Berikut adalah rumus statistik
yang digunakan untuk menganalisis angket penilaian.
panduan operasional penyelenggaraan bimbingan dan
𝐹
konseling di sekolah menengah atas menjelaskan bahwa P = X 100 %
𝑁
“program bimbingan dan konseling di SMA disusun
berdasarkan kebutuhan peserta didik/konseli dan
P : Presentase nilai yang diperoleh
kebutuhan sekolah.”POP BK SMA (2016:20).
F: Frekuensi jawaban alternatif
Penelitian ini dirancang dengan bentuk penelitian Untuk mengetahui aplikasi need assessment siswa untuk
pengembangan. Borg and Gall (2003) mendefinisikan penyusunan program BK di SMA Memenuhi kriteria
penelitian pengembangan dipakai untuk akseptabilitas ataukah tidak, maka digunkakan kriteria
menggembangkan dan memvalidasi produk dalam dunia penilaian menurut Mustaji (2005) yaitu sebagai berikut :
pendidikan. Sehingga, dalam penelitian ini Tabel 1. Tabel Kriteria Penilaian
mengembangkan produk berupa aplikasi need assessment
siswa untukpenyusunan program BK di SMA. Adapun Nilai Kriteria
yang dilakukan dalam pengembangan media ini meliputi 81 % – Sangat baik
pengembangan media dan uji akseptabilitas. Uji 100 %
kelayakan digunakan untuk menilai kesesuaian media 66 % - Baik
berdasarkan empat kriteria akseptabilitas, meliputi 80 %
kegunaan, kelayakan, ketepatan dan kepatutan. Penelitian 56 % - Kurang Baik
pengembangan yang dilakukan dalam penelitian ini hasil 65 %
inovasi dari Tim Pusat Penelitian Kebijakan dan Inovasi 0 – 55 % Tidak Baik
Pendidikan Badan Penelitian dan Pengembangan
Departemen Pendidikan Nasional (Tim Puslitjaknov,
2008) yang diringkas menjadi 5 langkah pokok. Hasil dari uji coba tersebut kan dibandingkan
Penelitian ini menggunakan 4 dari 5 langkah yang ada, dengan kriteria penilaian. Sehingga akan diperoleh hasil
meliputi; 1) Menganilisi produk yang akan pada tieap komponen variabel yang merupakan jawaban
dikembangkan, 2) Penyusunan draft produk awal, 3) apakah aplikasi need asessment siswa untuk penyusunan
Validasi ahli dan revisi, 4) Uji coba produk dan revisi program BK di SMA memenuhi kriteria akseptabilitas
produk. atau tidak.
3
Aspek Pengguna
N
o
yang Komponen yang dinilai
Perhitu
ngan
Berdasarkan hasil validasi media oleh pengguna
1 2
dinilai
Aplikasi need assessment dapat 4 4 100%
tersebut, menunjukkan hasil 86,2 % Selanjutnya,
digunakan oleh guru BK untu k perhitungan tersebut diinterpretasikan berdasarkan
pembuatan program layanan BK
kriteria penilaian Mustaji, (2005), Sehingga secara umum
Aplikasi need assessment 4 3 87,5% produk aplikasi need assessment siswa untuk penyusunan
membantu guru BK untuk program BK di SMA dapat di kategorikan sangat baik
mengetahui bidang layanan
yang sangat dibutuhkan siswa dan tidak perlu direvisi.
Dan data kualitatif uji validasi pengguna
Aplikasi need assessment siswa 4 4 100%
dapat digunakan sebagai acuan diperoleh dari penilian secara tertulis pada bagian saran
dalam memberikan bimbing an
kepada siswa di sekolah
atau masukan perbaikan produk. Berikut adalah saran
menengah atas oleh uji pengguna (guru BK) sebaiknya untuk
Rata-rata kegunaan 93,75%
2 Kelayak Kemenarikan desain tampilan 3 3 75% pengembangan media selanjutnya, untuk input data siswa
. an aplikasi need assessment siswa
sebaiknya dimasukkan perkelas.
Keseuaian komposisi bagian 3 4 87,5%
dalam aplikasi need assess me nt
siswa
Tabel 4 Hasil Data Kuantitatif Validasi Produk
Aplikasi need assessment siswa 3 3 75% Buku Panduan
praktis digunakan oleh guru BK
4
3. Ketepatan Buku Panduan mampu 3 4 87,5%
menjelaskan langkah- assessment siswa untuk penyusunan program BK di
langkah instalasi Aplikasi
Need Assessment Siswa
SMA berbasis software desktop visual basic versi 6.
secara jelas dan runtut Aplikasi ini dirancang berdasar pada standart kompetensi
Buku Panduan mampu 3 3 75%
menjelaskan langkah- kemandirian peserta didik (SKKPD) di SMA dengan
langkah operasional
Aplikasi Need Assessment
menggunakan analisis kebutuhan siswa. Analisis
Siswa secara runtut da n kebutuhan siswa sebagai suatu proses untuk
jelas
Gambar screenshot yan g 3 4 87,5% menunjukkan skala prioritas lalu memilih hal yang paling
digunakan
mempermudah
penting untuk diselesaikan masalahnya. Aplikasi need
memahami proses assessment siswa SMA ini merupakan inovasi baru yang
instalasi Aplikasi Need
Assessment Siswa dirangkai seringkas mungkin dengan mempertimbangkan
Gambar screenshot yan g 3 3 75%
digunakan item-item yang menunjang dan sesuai dengan
mempermudah dalam permasalahan yang dihadapi siswa SMA.
memahami
pengoperasian Aplikasi
Need Assessment Siswa
Langkah-langkah 3 4 87,5%
operasional di buku PENUTUP
panduan sama dengan
yang di tampilkan dalam
Aplikasi Need Assessment Simpulan
Siswa
Rata-rata aspek Ketepatan 82,5% Dari pengembangan Aplikasi Need Assessment
4. Kepatutan Seluruh rekomendasi 4 3 87,5%
komponen memiliki Siswa untuk Penyusunan Program BK di SMA dapat
sumber rujukan yang
jelas disimpulkan bahwa penilaian kebutuhan siswa akan
Kesesuaian dengan 4 4 100%
norma yang berlaku
materi konseling individu atau kebutuhan siswa perkelas
Kesesuian dengan 4 3 87,5%
hukum yang berlaku
sebagai penunjang dalam masalah pribadi,sosial, belajar,
Rata-rata aspek kepatutan 91,6% serta karir dapat dihitung dengan akurat karena adanya
TOTAL 89.3%
nilai prosentase serta yang dapat dipergunakan oleh guru
bimbingan dan konseling atau civitas akademika.
Pemakaian dari aplikasi yang tersusun rapi dalam
Tabel 4 Hasil Data Kualitatif Buku Panduan
Penggunaan Aplikasi penyajian informasi kebutuhan siswa maupun laporan
Aspek Prosentase bimbingan siswa serta pengurangan pengguna kertas
Kegunaan 95,8% dalam pelaporan (paperless) yang juga membantu guru
Kelayakan 87,5% bimbingan dan konseling atau civitas akademika. Dan
Ketepatan 82,5% diperoleh hasil penilaian uji pengguna (guru BK) di
Kepatutan 91,6% dapatkan prosentase sebesar 86,2% dan mendapatkan
Rata-Rata 89,3% predikat sangat baik, sedangkan untuk buku panduan
sebesar 89,3%.
Berdasarkan hasil data kuantitatif validasi media
oleh pengguna tersebut, menunjukkan hasil 89,3 %
Selanjutnya, perhitungan tersebut diinterpretasikan Saran
berdasarkan kriteria penilaian Mustaji, (2005), Sehingga Berdasarkan simpulan diatas, terdapat beberapa
secara umum produk aplikasi need assessment siswa saran yang ditunjukkan kepada beberapa pihak,
untuk penyusunan program BK di SMA dapat di diantaranya yaitu:
kategorikan sangat baik dan tidak perlu direvisi. Dan
tidak ada saran untuk produk buku panduan.
1. Bagi Konselor
Aplikasi Need Assessment Siswa untuk
Kegiatan pada proses pengembangan mempunyai Penyusunan Program BK di SMA dapat
tahapan antara lain tahap analisis produk yang menjadi media yang digunakan konselor
dikembangkan meliputi studi pendahuluan, menentukan dalam meningkatkan pemberian layanan di
permasalahan, menentukan sasaran produk dan sekolah terkhusus SMA secara efisien.
mengakaji teori yang berkaitan dengan pengembangan. 2. Bagi Siswa
Tahap pengembangan produk meliputi merancang Siswa diharapkan menggunakan Aplikasi
menyusung draft materi, merancang menyusun draft Need Assessment Siswa untuk Penyusunan
media yang dikembangkan, membuat panduan Program BK di SMA untuk membantu
penggunaan, dan menyusun alat evaluasi. Tahap validasi menyelesaikan permasalahan dalam
ahli meliputi uji akseptabilitas ahli materi dan media dirinya.
aplikasi need assessment siswa. Uji coba pengguna 3. Bagi peneliti lain
diberikan kepada guru BK SMAN 1 Menganti. Pengembangan Aplikasi Need Assessment
Siswa untuk Penyusunan Program BK di
Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian SMA sangat terbatas pada standar
ini adalah menghasilkan aplikasi pengembangan need akseptabilitas, berharap peneliti lain dapat
5
lebih keratif dan inovatif untuk
menghasilkan produk penunjang layanan
BK di sekolah agar siswa dapat termotivasi
untuk mengoptimalkan potensinya.
DAFTAR PUSTAKA