Anda di halaman 1dari 7

[VOLUME 4 NOMOR 2, OKTOBER] 2017

MANAJEMEN BIMBINGAN DAN KONSELING


DI SMA NEGERI 15 KOTA SEMARANG

Hayuningsih
SMA Negeri 15 Semarang

ABSTRAK
Tujuan dan fokus penelitian tentang fungsi perencanaan, implementasi,
evaluasi dan tindak lanjut dari manajemen BK di SMAN 15 Semarang. Jenis
penelitian deskriptif kualitatif dengan teknik pengumpulan data observasi
partisipatif, wawancara mendalam, dan dokumentasi. Temuan penelitian
bahwa manajemen BK terkait dengan perencanaan program BK dilaksanakan
sesuai regulasi Pemerintah. Implementasi program BK dengan layanan pola 17
plus (pola 19) dilaksanakan dengan: 1) adanya layanan alih tangan kasus dari
guru BK ke Kepala Sekolah diteruskan ke psikolog hingga ke dokter dan ahli
lainnya; 2) adanya layanan bimbingan kelompok, layanan konseling kelompok,
dan layanan konseling perorangan yang dilaksanakan di luar jam sekolah; 3)
adanya layanan tampilan kepustakaan yang dikelola dengan baik dan sering
dikunjungi siswa/siswi; 4) adanya layanan BK di kelas diberikan alokasi waktu
jam tatap muka (jam efektif) oleh sekolah. Begitu pula evaluasi program dan
tindak lanjut BK sudah dilaksanakan di SMAN 15 Semarang.

Kata kunci: manajemen bimbingan dan konseling, perencanaan program,


implementasi program, evaluasi program dan tindak lanjut.

A. PENDAHULUAN memunculkan ketertarikan akan


Bimbingan dan Konseling (BK) manajemen BK di sekolah, sebagai
di sekolah memegang peranan yang bagian dari manajemen pendidikan di
penting, karena pelayanan BK arah sekolah.
peminatan khususnya sangat Manajemen BK di sekolah
diperlukan bagi peserta didik agar terutama akan perencanaan program
dapat menentukan pilihan sesuai dan implementasinya serta evaluasi
kemampuan potensi dirinya dan program dan tindak lanjutnya,
kemungkinan berhasil dalam belajar merupakan kegiatan pokok dalam
(Kemdikbud, 2013: 59). Guru BK layanan BK. Selama ini peserta didik
(Konselor) berperanan penting dan orang tua walisiswa beranggapan
membantu peserta didik agar dapat berhubungan dengan guru BK di
memilih dan menentukan secara tepat sekolah jika bermasalah saja. Hadirnya
arah minat kelompok mata pelajaran pedoman guru BK di sekolah, sangat
dan mata pelajaran yang akan diperlukan bagi guru BK dalam
diikutinya. Kondisi ini berdampak rangka memberikan kerangka pikir
positif agar BK di sekolah dikelola dan kerangka kerja utuh tentang
lebih baik lagi. Kenyataan ini penyelenggaraan pelayanan BK di

64
[VOLUME 4 NOMOR 2, OKTOBER] 2017

sekolah, dan menyediakan acuan pintar dan terampil dalam aspek


dasar bagi penyusunan rambu-rambu akademik, namun kurang memiliki
khusus penyelenggaraan pelayanan kemampuan atau kematangan dalam
BK di sekolah. aspek kepribadian. Ditjen PMPTK
Penelitian bermanfaat untuk mengungkapkan bahwa saat ini telah
memberikan input bagi ilmu terjadi perubahan paradigma
pengetahuan, terutama perencanaan pendekatan BK, dari pendekatan yang
program, implementasi program, berorientasi tradisional, remedial,
evaluasi program dan tindak lanjut klinis, dan terpusat pada konselor,
dalam manajemen pendidikan dan kepada pendekatan yang berorientasi
manajemen BK. perkembangan dan preventif,
pendekatan bimbingan dan konseling
B. KAJIAN PUSTAKA perkembangan (Developmental
Sugiyo (2011) mengungkapkan Guidance and Counseling), atau
para pakar manajemen seperti Fayol, bimbingan dan konseling
Taylor, Terry berpendapat, fungsi komprehensif (Comprehensive Guidance
manajemen sekurang-kurangnya and Counseling).
mencakup perencanaan (planning), Menurut Saud (2006: 50)
pengorganisasian (organizing), kebutuhan akan perencanaan dalam
pengarahan (actuating), dan sistem pendidikan merupakan akibat
pengawasan (contolling). Menurut dari semakin intensif dan
Mulyasa (2007: 20) fungsi pokok kompleksnya permasalahan yang
manajemen adalah perencanaan, muncul dalam masyarakat modern.
pelaksanaan, pengawasan, dan Lebih jauh, Saud (2006: 53)
pembinaan, yang dalam praktiknya mengungkapkan, ada sembilan
keempat fungsi tersebut merupakan dimensi dalam proses perencanaan
suatu proses yang berkesinambungan. pendidikan meliputi: significance
Manajemen pendidikan merupakan (tingkat kebermaknaan), feasibillity
alternatif strategis untuk (kelayakan teknis dan perkiraan
meningkatkan kualitas pendidikan. biaya), relevance (konsep relevan),
Ditjen PMPTK Depdiknas definitiveness (teknik simulasi
dalam buku Rambu-rambu menjalankan rencana),
Penyelenggaraan Bimbingan dan parsimoniousness (perencanaan
Konseling dalam Jalur Pendidikan Formal digambarkan secara sederhana),
(Depdiknas, 2007: 18-19) bahwa adaptability (perencanaan pendidikan
pendidikan yang bermutu, efektif atau dinamis dan dapat berubah sesuai
ideal merupakan pendidikan yang informasi), time (siklus alamiah pokok
mengintegrasikan tiga bidang kegiatan bahasan perencanaan), monitoring
utamanya secara sinergi, yaitu bidang (penegakan kriteria pendidikan),
administratif dan kepemimpinan, subject matter (pokok-pokok bahasan
bidang instruksional atau kurikuler, yang akan direncanakan). Dengan
dan bidang BK. Pendidikan yang lebih terperinci, Saud kemukakan
hanya melaksanakan bidang bahwa subject matter terdiri atas tujuh
administratif dan instruksional point, berupa: Sasaran dan tujuan,
mengabaikan bidang BK, akan program dan pelayanan, sumber daya
menghasilkan peserta didik yang manusia, sumber daya fisik,

65
[VOLUME 4 NOMOR 2, OKTOBER] 2017

penganggaran, struktur pemerintahan Guidance/Peer Facilitation), konferensi


(governance), dan konteks sosial. kasus, kunjungan rumah. Berdasarkan
Dalam Rambu-rambu pendapat Mugiarso (2010: 51) dan
Penyelenggaraan Bimbingan dan Awalya (2013: 55) diketahui ada 4
Konseling dalam Jalur Pendidikan Formal bidang bimbingan terdiri dari
(Depdiknas, 2007: 51), penyusunan bimbingan pribadi, sosial, belajar dan
perencanaan program BK di sekolah karir.
diawali dari kegiatan Menurut Saud (2006: 228)
asesmen/kegiatan mengidentifikasi evaluasi merupakan suatu aktivitas
aspek-aspek yang dijadikan bahan pengendalian yang memungkinkan
masukan bagi penyusunan program intervensi yang positif; evaluasi
tersebut. Kegiatan asesmen meliputi: memeriksa arah yang diambil dan
asesmen lingkungan dan asesmen mengevaluasi hasil atau
kebutuhan atau masalah peserta didik. penyimpangannya dari perencanaan
Perencanaan program dalam sebelumnya. Begitu pula evaluasi
manajemen pendidikan lebih harus bersifat komprehensif dan
menyeluruh terhadap perencanaan terbuka terhadap berbagai kritikan.
kegiatan pendidikan. Hal ini berbeda
dengan perencanaan program dalam C. METODE PENELITIAN
manajemen BK yang lebih Penelitian dengan pendekatan
mengkhusus kepada hal-hal terkait kualitatif jenis penelitian deskriptif
perencanaan program BK di sekolah. kualitatif studi kasus. Teknik
Buku Rambu-rambu pengumpulan data dengan observasi
Penyelenggaraan Bimbingan dan partisipatif, wawancara mendalam,
Konseling dalam Jalur Pendidikan Formal dan dokumentasi. Responden dari
(Depdiknas, 2007) mengulas bahwa guru BK, koordinator BK, Kepala
implementasi/ pelaksanaan program Sekolah, dan peserta didik. Sumber
dalam manajemen BK menggunakan 4 data tentang manajemen BK berupa
(empat) strategi implementasi perencanaan program, implementasi
program, terdiri dari: Pelayanan dasar, program, evaluasi program dan tindak
pelayanan responsif, perencanaan lanjut.
individual, dan dukungan sistem. Penelitian dengan teknik
Pelayanan dasar ada 5, meliputi: analisis taksonomis (taxonomy analysis)
Bimbingan kelas, pelayanan orientasi, sehingga lebih rinci dan mendalam
pelayanan informasi, bimbingan bahasannya; mendeskripsikan
kelompok, pelayanan pengumpulan fenomena yang menjadi tema sentral
data (aplikasi instrumentasi). dari permasalahan diungkap lebih
Pelayanan responsif ada 9, meliputi: rinci. Menggunakan teknik analisis
Konseling individual dan kelompok, data kualitatif, mengikuti konsep yang
referal (rujukan atau alih tangan), diberikan Miles and Huberman.
kolaborasi dengan guru mata Aktivitas dalam analisis data, berupa
pelajaran atau walikelas, kolaborasi reduksi data (data reduction), penyajian
dengan orang tua, kolaborasi dengan data (data display), dan penarikan
pihak-pihak terkait di luar simpulan/verifikasi (conclusion
sekolah/madrasah, konsultasi, drawing/verification).
bimbingan teman sebaya (Peer

66
[VOLUME 4 NOMOR 2, OKTOBER] 2017

D. TEMUAN PENELITIAN DAN ditemukan pembagian manajemen


PEMBAHASAN layanan BK di kelas dan di luar kelas.
Temuan penelitian Manajemen BK yang terkait
menunjukkan manajemen BK terkait dengan evaluasi program dan tindak
dengan perencanaan program BK di lanjut BK di SMA N 15 Semarang
SMA N 15 Semarang dilaksanakan sudah dilaksanakan sebagaimana
sesuai peraturan yang berlaku. mestinya. Keunikan atau keunggulan
Dibuktikan temuan penelitian bahwa manajemen BK terkait evaluasi
perencanaan program BK telah program BK tidak ditemukan. Adanya
dilaksanakan sebagaimana regulasi temuan penelitian berupa pelaksanaan
yang dikeluarkan dari Pemerintah. evaluasi program BK, dan pelaksanaan
Keunikan atau keunggulan analisis hasil evaluasi program BK
manajemen BK di SMA N 15 merupakan suatu hal yang biasa.
Semarang terkait perencanaan Kekurangannya, tindak lanjut BK
program BK tidak ditemukan karena belum dilaksanakan karena sudah
guru BK melaksanakan kegiatan tuntas.
perencanaan program merupakan Pembahasan. Dalam
kegiatan rutin sebagaimana mestinya. pengembangan profesi, disebutkan
Kekurangannya, perencanaan guru BK secara terus menerus
program BK di sekolah tersebut belum berusaha meng- update pengetahuan
mengacu pada rencana strategis dan keterampilannya melalui in servis
(renstra) sekolah, dan renstra sekolah training, aktif dalam oganisasi profesi,
belum memasukkan butir-butir aktif dalam kegiatan-kegiatan ilmiah,
layanan BK dalam programnya. dan melanjutkan studi ke program
Manajemen BK terkait dengan yang lebih tinggi (Pascasarjana).
implementasi program BK di SMA N Sebagai riset dan pengembangan, guru
15 Semarang dengan layanan pola 17 BK perlu menerapkan strategi berupa:
plus (pola 19) sudah dilaksanakan. Melakukan penelitian, mengikuti
Keunikan atau keunggulan kegiatan profesi dan mengikuti
manajemen BK terkait implementasi aktivitas peningkatan profesi serta
program BK dapat ditemukan, berupa: kegiatan pada organisasi profesi.
1) adanya layanan alih tangan kasus Terkait dengan pengembangan
dari guru BK ke Kepala Sekolah profesi, riset dan pengembangan
diteruskan ke psikolog hingga ke sebagaimana tersebut, dalam hal ini,
dokter dan ahli lainnya; 2) adanya temuan penelitian membuktikan
layanan bimbingan kelompok, layanan adanya guru BK telah berupaya
konseling kelompok, dan layanan melakukan pengembangan profesi
konseling perorangan yang tersebut, misalnya guru BK aktif
dilaksanakan di luar jam sekolah; 3) dalam kegiatan MGBK, sehingga
adanya layanan tampilan kepustakaan dapat memberikan kontribusi atas
yang dikelola dengan baik dan sering perencanaan program BK dan layanan
dikunjungi siswa/siswi; 4) adanya BK yang dilaksanakan di SMA N 15
layanan BK di kelas diberikan alokasi Semarang. Begitu pula adanya guru
waktu jam tatap muka (jam efektif) BK di sekolah tersebut yang
oleh sekolah. Kekurangannya, belum melanjutkan pendidikan ke jenjang
Pascasarjana.

67
[VOLUME 4 NOMOR 2, OKTOBER] 2017

Berdasarkan hasil temuan, maksudnya guru BK dan sekolah


rencana strategis (renstra) di SMA N dapat melakukan perencanaan
15 Semarang yang termasuk bersama yang dinamis dan siap
perencanaan manajemen pendidikan menerima perubahan.
sekolah, belum muncul sebagai dasar Memperhatikan pendapat
penyusunan perencanaan manajemen Saud tersebut, akan lebih baik
BK di SMA N 15 Semarang. Dalam hal tentunya, jika guru BK diikutkan
ini membuktikan masih adanya dalam penyusunan renstra sekolah
ketidaksinkronan antara landasan dan sebaliknya sekolah memberi
teori yang diatur dalam rambu-rambu kesempatan ( membuka diri) agar
penyelenggaraan BK dalam jalur guru BK dapat ikut serta memberikan
pendidikan formal (Depdiknas 2007) masukan dan menyampaikan gagasan
dengan pelaksanaan manajemen BK di dan programnya yang relevan. Lebih
SMA N 15 Semarang. Karena terbukti, lanjut, diterangkan dalam rambu-
terkait manajemen program, bahwa rambu penyelenggaraan BK dari
program perencanaan BK di SMA N Pemerintah itu, bahwa BK harus
15 Semarang meskipun dalam ditempatkan sebagai bagian terpadu
layanan BK dapat tercipta, dari seluruh program sekolah dengan
terselenggara, dan tercapai, tapi belum dukungan wajar dalam aspek
dapat menciptakan suatu sistem ketersediaan sumber daya manusia
manajemen yang bermutu. Artinya, (konselor), maupun sarana, dan
meskipun sudah dilakukan secara jelas pembiayaan.
dan sistematis, tapi belum terarah. Dengan demikian, rencana
Mengapa ini terjadi? strategis (renstra) sekolah yang
Saud (2006: 53) mengingatkan menyertakan dalam salah satu butir
bahwa dalam proses perencanaan programnya memunculkan program
pendidikan diperlukan antara lain layanan BK di sekolah, akan
adanya significance (tingkat menjadikan renstra sekolah yang
kebermaknaan), feasibillity (kelayakan dinamis, relevan dan adaptability.
teknis dan perkiraan biaya), relevance Konsekuensinya, dengan adanya
(konsep relevan), adaptability program Layanan BK di kelas, dalam
(perencanaan pendidikan dinamis dan implementasinya mesti ada kurikulum
dapat berubah sesuai informasi). BK di kelas dan akan berdampak
Terkait dengan significance maka perlunya guru BK melaksanakan
perencanaan program BK akan lebih evaluasi program layanan BK di kelas.
baik jika memiliki tingkat Hal ini linier sebagaimana sudah
kebermaknaan yang tinggi. Adanya dilakukan oleh guru pada umumnya
kesinkronan antara perencanaan yakni melaksanakan program
manajemen BK dengan perencanaan pembelajaran di kelas. Bagi guru BK
manajemen pendidikan, misalnya tentunya suatu hal yang baru, dalam
renstra sekolah, RKAS maupun arti secara formal guru BK
RAPBS, menjadikan keterkaitan melaksanakan program pembelajaran
keduanya itu bermakna. Begitu pula pembimbingan di kelas dengan alokasi
dengan feasibillity terutama anggaran waktu dan kurikulum yang baku.
biaya, renstra sekolah menjadi suatu Saud (2006: 223) setiap aktivitas
yang relevance dan adaptability, pendidikan memerlukan 5 (lima)

68
[VOLUME 4 NOMOR 2, OKTOBER] 2017

faktor penting yakni: Tempat aktivitas dokter dan ahli lainnya; adanya
yang dilakukan, waktu aktivitas layanan bimbingan kelompok, layanan
dilakukan, orang yang terlibat dalam konseling kelompok, dan layanan
aktivitas, sumber daya yang konseling perorangan yang
diperlukan untuk aktivitas, dan proses dilaksanakan di luar jam sekolah;
pelaksanaan aktivitas. Terkait dengan adanya layanan tampilan kepustakaan
evaluasi program dan tindak lanjut yang dikelola dengan baik dan sering
BK, perkataan Saud relevan dicermati dikunjungi siswa/siswi SMA N 15
dan diterapkan dalam menyusun Semarang; adanya layanan BK di kelas
perencanaan program, diberikan alokasi waktu jam tatap
mengimplementasikan program muka (jam efektif) oleh sekolah;
hingga melaksanakan evaluasi kesemuanya itu penting untuk
program BK di sekolah. dikembangkan dan ditangani secara
Hasil penelitian juga profesional. Pengembangan
menunjukkan bahwa manajemen BK manajemen BK di sekolah, ke depan,
di SMA masih sangat perlu agar memilah layanan BK di kelas dan
dikembangkan kualitasnya oleh pihak- di luar kelas dikompliti kurikulum BK.
pihak terkait. Begitu pula dengan Bagi Kepala Sekolah,
adanya evaluasi program dan tindak hendaklah lebih perhatian pada upaya
lanjut BK di sekolah, penting untuk peningkatan manajemen BK, terutama
ditingkatkan pelaksanaannya. Guru dalam menyusun renstra sekolah atau
BK setelah melakukan evaluasi RKAS agar memasukkan butir-butir
diteruskan dengan analisis hasil layanan BK dalam programnya. Bagi
evaluasi program, maka hasil analisis Koordinator dan Guru BK, hendaklah
tersebut menurut Awalya, harus renstra sekolah atau RKAS menjadi
ditindaklanjuti dengan menyusun acuan di dalam menyusun
program selanjutnya sebagai perencanaan program BK dan menjadi
kesinambungan program dan pedoman aplikatif layanan BK. Bagi
mengembangkan jejaring layanan BK Pengawas Sekolah, hendaklah
lebih optimal (2013: 137). Ke depan, meningkatkan peran dan tugas sesuai
sudah semestinya guru BK dengan tupoksinya.
merencanakan dan melaksanakan
program tindak lanjut, bahkan akan F. DAFTAR PUSTAKA
lebih baik jika secara terprogram dari Arikunto, Suharsimi. 1993. Prosedur
Pemerintah Pusat (Kementerian Penelitian: Suatu Pendekatan
Pendidikan dan Kebudayaan), Praktek. Jakarta: PT. Rineka
diprogramkan dimulai dari jenjang Cipta, Cet. Ke-9.
Sekolah Dasar, berlanjut ke SMP dan Asmani, Jamal Ma’mur. 2009.
SMA/ SMK hingga perguruan tinggi. Manajemen Pengelolaan dan
Kepemimpinan Pendidikan
E. PENUTUP Profesional. Jogjakarta:Diva
Suatu hal yang menarik dan Press.
perlu dikembangkan adalah Awalya, dkk. 2013. Bimbingan dan
ditemukan adanya layanan alih tangan Konseling. Semarang. Unnes
kasus dari guru BK ke Kepala Sekolah Press. Cet.1.
diteruskan ke psikolog hingga ke

69
[VOLUME 4 NOMOR 2, OKTOBER] 2017

Depdiknas. 2005. Kamus Besar Bahasa Moleong, Lexy J. 2007. Metodologi


Indonesia Edisi Ketiga. Jakarta: Penelitian Kualitatif. Bandung:
Balai Pustaka. Remaja Rosdakarya.Cet.24.
Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Mugiarso, Heru, dkk. 2010. Bimbingan
Pendidikan dan Tenaga dan Konseling. Semarang: Unnes
Kependidikan, Departemen Press.Cet.7.
Pendidikan Nasional. 2007. Poerwadarminta, W.J.S. 1976. Kamus
Rambu-rambu Penyelenggaraan Umum Bahasa Indonesia. Jakarta:
Bimbingan dan Konseling dalam Balai Pustaka.
Jalur Pendidikan Formal. Jakarta: Prayitno dan Erma Amti. Dasar-dasar
Direktorat Pembinaan sekolah Bimbingan dan Konseling. 1999.
Menengah Atas Direktorat Jakarta: Rineka Cipta.
Jenderal Manajemen Sa’ud, Udin Syaefudin dan Makmun,
Pendidikan Dasar dan Abin Syamsudin. 2006.
Menengah. Perencanaan Pendidikan Suatu
Djumhur, I dan Moh. Surya. 1975. Pendekatan Komprehensif.
Bimbingan dan Penyuluhan di Bandung: Remaja Rosdakarya.
Sekolah (Guidance & Counseling). Cet. 2.
Bandung : CV. Ilmu. Sugiyo. 2011. Manajemen Bimbingan dan
Hasibuan, Malayu SP. 1994. Konseling di Sekolah. Pedoman
Manajemen Sumber Daya Teoritis dan Praktis bagi Konselor
Manusia: Dasar dan Kunci Sekolah. Semarang: Widya
Keberhasilan. Jakarta: CV. Haji Karya.
Masagung. Sugiyono, Eri Wibowo. 2001. Statistika
Kast, Fremon E dan Rosenzweig, untuk Penelitian dan Aplikasinya
James E. 1995. Organisasi dan dengan SPSS 10,0 For Windows.
Manajemen. Jakarta : Bumi Bandung: CV. Alfabeta.
Aksara. Sugiyono. 2003. Statistik Non Parametris
Kementerian Pendidikan dan Untuk Penelitian. Bandung : CV.
Kebudayaan. 2013. Kurikulum Alfabeta, Cet.ke-3.
2013 dan Profesionalisasi ______. 2005. Memahami Penelitian
Bimbingan dan Konseling.Modul Kualitatif. Bandung: Alfabeta,
Pelatihan Implementasi Kurikulum Cet.ke-1
2013 untuk Guru BK atau ______. 2006. Metode Penelitian
Konselor. Kuantitatif Kualitatif dan R & D.
Miles Matthew B. dan Huberman Bandung: Alfabeta, Cet.ke- 1.
Michael A. Qualitative Data _____. 2007. Metode Penelitian
Analysis: A Sourccebook of New Pendidikan (Pendekatan
Methods. 1984. Beverly Hills, Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D).
London: Sage Publications. Bandung: Alfabeta.

70

Anda mungkin juga menyukai