PERENCANAAN PENDIDIKANDAN, PERENCANAAN PENDIDIKAN DALAM LINGKUP ADMINISTRASI PENDIDIKAN Khariza A. Jasmine F2171221004 Ernawati F2171221033 Halida Indrasari F2171221024 Aryanti F2171221037 Lembaga pendidikan merupakan suatu wadah lembaga yang menghantarkan seseorang ke dalam alur berpikir yang teratur dan sistematis. Dalam pengertiannya pendidikan adalah “usaha sadar dan direncanakan untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat bangsa dan negara”. Dalam pelaksanaannya sebuah lembaga pendidikan kerap kali dihadapkan pada problem- problem sistem pembelajaran, mulai dari penyiapan sarana dan prasarana, materi, tujuan bahkan sampai pada penyiapan proses. Pendidikan diakui sebagai kekuatan yang dapat mendorong manusia mencapai kemajuan peradaban. Selain itu pendidikan memberikan bekal kepada manusia untuk menyongsong hari esok yang lebih cerah. Sedangkan, dalam menjalankan sebuah aktivitas sehari-hari, manusia tidak bisa lepas dengan adanya sebuah perencanaan. Dengan adanya perencanaan yang bagus, maka aktivitas sehari-hari dapat berjalan dengan baik sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Perencanaan merupakan suatu rangkaian proses menyiapkan dan menentukan seperangkat keputusan mengenai apa yang diharapkan dan apa yang akan dilakukan. Rangkaian proses kegiatan itu dilaksanakan agar harapan tersebut dapat terwujud menjadi suatu kenyataan. A. Dasar Perencanaan Secara konseptual, manajemen pendidikan meliputi perencanaan, pelaksanaan, pengendalian, dan pengawasan mengenai (sumber daya manusia, sumber belajar, kurikulum, dana, dan fasilitas) untuk mencapai tujuan pendidikan secara efektif dan efisien Perencanaan pendidikan mempunyai peran penting dan berada pada tahap awal dalam proses manajemen pendidikan, yang dijadikan sebagai panduan bagi pelaksanaan, pengendalian, dan pengawasan penyelenggaraan pendidikan. Perencanaan merupakan suatu proyeksi tentang apa yang harus dilaksanakan guna mencapai sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan (Kaufman 1972) Sebagai suatu proyeksi, perencanaan memiliki unsur kegiatan mengidentifikasi, menginventarisasi dan menyeleksi kebutuhan berdasarkan skala prioritas, mengadakan spesifikasi yang lebih rinci mengenai hasil yang akan dicapai, mengidentifikasi persyaratan atau kriteria untuk memenuhi setiap kebutuhan, serta mengidentifikasi kemungkinan alternatif, strategi, dan sasaran bagi pelaksanaannya. Udin Syaefudin dan Abin Syamsuddin menguraikan beberapa dasar penting yang terkandung dalam perencanaan pendidikan, yaitu : 1. Penggunaan analisis yang bersifat rasional dan sistematis dalam perencanaan pendidikan, yang menyangkut metodologi dalam perencanaan. 2. Proses pembangunan dan pengembanngan pendidikan, artinya bahwa perencanaan pendidikan dilakukan dalam langka reformasi pendidikan, yaitu suatu proses dari status sekarang menuju status perkembangan pendidikan yang dicita-citakan. Perencanaan merupakan suatu moment kegiatan dalam proses yang continue. 3. Prinsip efektivitas dan efisiensi, artinya dalam perencanaan pendidikan itu, pemikiran secara ekonomis sangat menonjol, misalnya dalam hal penggalian sumber pembiayaan pendidikan, alokasi biaya, hubungan pendidikan denngan tenaga kerja, hubungan pengembangan pendidikan dengan pertumbuhan ekonomi.
4. Kebutuhan dan tujuan peserta didik dan masyarakat (lokal, regional,
nasional, dan internasioanal), artinya perencanaan pendidikan itu mencakup aspek internal dan eksternal dari keorganisasian sistem pendidikan itu sendiri. 5. Tujuan pembangunan nasional bangsa yang akan mengambil keputusan dalam rangka kebijaksanaan nasional dalam bidang pendidikn. Target yang hendak dicapai dengan melakkukan tujuan pendidikan nasional, dan berarti cara penyampaiannya pun, memengaruhi di dalamnya. Misalnya, waktu pelaksanaan, pertahapan, taktis, dan strategi dalam meletakkan jalur kebijakan ke mana akan dibawa pendidikan itu.
6. Masalah strategi adalah termasuk penanganan policy (kebijakan)
secara operasional yang akan mewarnai proses pelaksanaan dari perencanaan pendidikan. Ketepatan peletakan strategi ini sangat penting. Menurut Arifin (2011) Secara rinci ada beberapa tujuan perencanaan pendidikan, antara B. Tujuan lain : a. Standar pengawasan pola perilaku pelaksana pendidikan, yaitu
Perencanaa untuk mencocokkan antara pelaksanaan atau tindakan
pemimpin dan anggota organisasi pendidikan dengan program
n atau perencanaan yang telah disusun
b. Mengetahui kapan pelaksanaan perencanaan pendidikan itu diberlakukan dan bagaimana proses penyelesaian suatu Pendidikan kegiatan layanan Pendidikan c. Mengetahui siapa saja yang terlibat (struktur organisasinya) dalam pelaksanaan program atau perencanaan pendidikan, baik aspek kualitas maupun kuantitasnya, dan baik menyangkut aspek akademik-nonakademik; d. Mewujudkan proses kegiatan dalam pencapaian tujuan pendidikan secara efektif dan sistematis termasuk biaya dan kualitas pekerjaan e. Meminimalkan terjadinya beragam kegiatan yang tidak produktif dan tidak efisien, baik dari segi biaya, tenaga dan waktu selama proses layanan Pendidikan f. Memberikan gambaran secara menyeluruh (integral) dan khusus (spefisik) tentang jenis kegiatan atau pekerjaan bidang pendidikan yang harus dilakukan g. Menyerasikan atau memadukan beberapa sub pekerjaan dalam suatu organisasi h. Mengetahui beragam peluang, hambatan, tantangan dan kesulitan yang dihadapi organisasi Pendidikan i. Mengarahkan proses pencapaikan tujuan pendidikan. Sementara itu Depdiknas menjelaskan bahwa perencanaan pendidikan dilingkup sekolah bertujuan untuk : (1) menjamin agar perubahan/tujuan pendidikan yang telah ditetapkan dapat dicapai dengan tingkat kepastian yang tinggi dan resiko yang kecil. (2) mendukung koordinasi antar pelaku sekolah (3) menjamin terciptanya integrasi, sinkronisasi, dan sinergi baik antar pelaku sekolah, antar sekolah dan dinas pendidikan kabupaten/kota, dan antar waktu menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan dan pengawasan (4) mengoptimalkan partisipasi warga sekolah dan masyarakat; dan (5) menjamin tercapainya penggunaan daya secara efisien, efektif, berkeadilan dan berkelanjutan. Dari beberapa tujuan perencanaan pendidikan diatas kiranya lebih jelas lagi bahwa tujuan penting perencanaan pendidikan adalah:
Untuk menentukan arah pendidikan, pelaku, proses dan untuk mengetahui
peluang, hambatan dan tantangan serta kesulitan yang dihadapi lembaga/satuan pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan dengan tingkat kepastian yang tinggi dengan resiko yang kecil. C. PERENCANAAN PENDIDIKAN DALAM LINGKUP ADMINISTRASI PENDIDIKAN
Menurut Banghart and Trull ada beberapa tahapan yang semestinya dilalui dalam penyusunan perencanaan pendidikan, antara lain:
1.Tahap need assessment, yaitu melakukan kajian terhadap beragam kebutuhan
atau taksiran yang diperlukan dalam proses pembangunan atau pelayanan pembelajaran di setiap satuan pendidikan. Kajian awal ini harus cermat, karena fungsi kajian akan memberikan masukan tentang: (a) pencapaian program sebelumnya; (b) sumber daya apa yang tersedia, dan (c) apa yang akan dilakukan dan bagaimana tantangan ke depan yang akan dihadapi. 2.Tahap formulation of goals and objective, yaitu perumusan tujuan dan sasaran perencanaan yang hendak dicapai. Perumusan tujuan perencanaan pendidikan harus berdasarkan pada visi, misi dan hasil kajian awal tentang beragam kebutuhan atau taksiran (assessment) layanan pendidikan yang diperlukan. 3. Tahap policy and priority setting, yaitu merancang tentang rumusan prioritas kebijakan apa yang akan dilaksanakan dalam pendidikan. Rumusan prioritas kebijakan ini harus dijabarkan kedalam strategi dasar layanan pendidikan yang jelas, agar memudahkan dalam pencapaian tujuan.
4. Tahap program and project formulation, yaitu rumusan
program dan proyek pelaksanaan kegiatan operasional perencanaan pendidikan, menyangkut layanan pedidikan pada aspek akademik dan non akademik. 5. Tahap feasibility testing, yaitu dilakukan uji kelayakan tentang beragam sumber daya (sumber daya internal/ eksternal; atau sumber daya manusia/ material). Apabila perencanaan disusun berdasarkan sumber daya yang tersedia secara cermat dan akurat, akan menghasilkan tingkat kelayakan rencana pendidikan yang baik. 6. Tahap plan implementation, yaitu tahap pelaksanaan perencanaan pendidikan untuk mewujudkan tujuan pendidikan. Keberhasilan tahap ini sangat ditentukan oleh: (a) kualitas sumber daya manusianya (kepala sekolah, guru, komite sekolah, karyawan, dan siswa); (b) iklim atau pola kerjasama antar unsur dalam satuan pendidikan sebagai suatu tim kerja (team work) yang handal; dan (c) kontrol atau pengawasan dan pengendalian kegiatan selama proses pelaksanaan atau implementasi program layanan pendidikan. 6. Tahap evaluation and revision for future plan, yaitu kegiatan untuk menilai (mengevaluasi) tingkat keberhasilan pelaksanaan program atau perencanaan pendidikan, sebagai feedback (masukan atau umpan balik), selanjutnya dilakukan revisi program untuk rencana layanan pendidikan berikutnya yang lebih baik. Thank You SEE YOU NEXT TIME