Anda di halaman 1dari 7

KONSEP DASAR PERENCANAAN PENDIDIKAN

Adinda Herawati
Adindahera1401@gmail.com
Manajemen Pendidikan
Fakultas Ilmu Pendidikan
Dosen Pembimbing : Dr. Desi Rahmati, M.Pd.

Di seluruh dunia, pendidikan di anggap sangat penting dan menjadi


kebutuhan setiap manusia. Pendidikan itu perlu secara memadai dan efektif
direncanakan karena perencanaan pendidikan yang salah dapat membahayakan
perkembangan suatu Negara. Dalam beberapa dekade, Perencanaan berarti
memutuskan terlebih dahulu apa yang akan dilakukan, kapan melakukannya,
dimana melakukannya, bagaimana melakukannya untuk mencapai tujuan dan
sasaran pendidikan yang diinginkan. Perencanaan pendidikan disisi lain
melibatkan seperangkat keputusan yang sistematis dan ilmiah untuk tindakan
dimasa depan dengan tujuan untuk mencapai tujuan dan sasaran yang ingin di
capai. Perencanaan dalam dunia pendidikan tentu sangat penting untuk
mempersiapkan bagaimana sebuah proses pembelajaran nantinya akan digunakan
dan dapat sesuai dengan situasi dan kondisi yang ada. Berikut ini adalah konsep
dari perencanaan pendidikan

A. Definisi perencanaan pendidikan


Menurut Guruge, perencanaan pendidikan adalah proses
mempersiapkan kegiatan di masa depan dalam bidang pembangunan
pendidikan (Syamsyuddin, 2009, p. 8). Sementara menurut Coombs ,
perencanaan pendidikan adalah suatu penerapan yang rasional dari analisis
sistematis proses perkembangan pendidikan dengan tujuan agar pendidikan
lebih efektif dan efisien serta sesuai dengan kebutuhan dan tujuan para
peserta didik dan masyarakat (Akpan, 2018, p. 5). Berbeda dengan Beeby C.E,
menurutnya perencanaan pendidikan adalah suatu usaha melihat ke masa
depan dalam hal menentukan kebijaksanaan prioritas dan biaya pendidikan
yang mempertimbangkan kenyataan kegiatan yang ada dalam bidang
ekonomi, social, dan politik untuk mengembangkan potensi system
pendidikan nasional memenuhi kebutuhan bangsa dan anak didik yang
dilayani oleh system tersebut (Ghasemi, 2015). Jadi, dapat disimpulkan
bahwa perencanaan pendidikan adalah suatu usaha untuk mempersiapkan
kegiatan di masa depan dalam perkembangan pendidikan agar tercapai
tujuan dan sasaran yang diinginkan secara efektif dan efisien.

B. Karakteristik perencanaan pendidikan


Karakteristik perencanaan pendidikan antara lain :
1. Berorientasi pada visi, misi kelembagaan yang akan diwujudkan.
2. Mempunyai tahapan program jangka waktu tertentu ( jangka pendek,
menengah, dan panjang) yang akan dicapai secara berkesinambungan.
3. Mengutamakan nilai-nilai manusiawi karena pendidikan itu membangun
mausia yang berkualitas, yang bermanfaat bagi dirinya dan
masyarakatnya.
4. Memberikan kesempatan untuk mengembangkan segala potensi peserta
didik secara maksimal.
5. Komprehensif dan sistematis dalam arti tidak praktikal atau segmentasi,
tetapi menyeluruh, terpadu(integral), dan disusun secara logis, rasional,
serta mencakup berbagai jalur, jenis, dan jenjang pendidikan.
6. Mempersiapkan kualitas sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas
yang mempu mengisi berbagai sector pembangunan.
7. Memperhatikan keterkaitannya dengan berbagai komponen pendidikan
secara sistematis.
8. Menggunakan sumber daya (resource) internal dan eksternal secermat
mungkin.
9. Berorientasi pada masa depan karena pendidikan adalah proses jangka
panjang dan jauh untuk menghadapi berbagai persoalan pada masa
depan.
10. Responsive terhadap kebutuhan yang berkembang di masyarakat dan
bersifat dinamik.
11. Sarana mengembangkan inovasi pendidikan sehingga proses
pembaharuan pendidikan terus berlangsung dengan baik. (Nasihudin,
2019, p. 33)

C. Tujuan Perencanan pendidikan


Menurut udin syaefudin saud dan abin syamsyudin makmun (2005)
dalam bukunya yang berjudul perencanaan pendidikan Suatu Pendekatan
Komprehesif menjelaskan tujuan perencanaan pendidikan adalah untuk :
1. Menyusun kebijaksanaan dan menggariskan strategi pendidikan yang
sesuai dengan kebijakan pemerintah (menyusun alternative dan prioritas
kegiatan) yang menjadi dasar pelaksanaan pendidikan pada masa depan
dalam upaya pencapaian sasaran pembangunan pendidikan.
2. Mencapai efisiensi pada proses penyelesaian masalah dan memerlukan
paling sedikit tiga tujuan yaitu : menegaskan kebenaran, menentukan
serangkaian tindakan, dan membujuk yang membutuhkan. (Matin, 2014,
p. 15)
D. Fungsi dan peranan perencanaan pendidikan
Menurut pendapat H.M. Djumberansyah Indar dikemukakan bahwa
fungsi dan peranan perencanaan pendidikan adalah :
1. Sebagai alat untuk mengarahkan kegiatan pendidikan.
2. Sebagai pedoman bagi pelaksanaan kegiatan-kegiatan yang ditujukan
kepada pencapaian tujuan pembangunan pendidikan.
3. Sebagai alat untuk memperkirakan atau forecasting hal-hal dalam masa
pelaksanaan yang akan dilalui.
4. Memberikan kesempatann untuk memilih berbaagai alternative cara
terbaik.
5. Sebagai alat untuk menyusun skala prioritas (memilih urutan-urutan dari
segi pentingnya suatu tujuan, sasaran, maupun kegiatan usahanya).
(Matin, 2014, p. 18)
E. Prinsip perencanaan pendidikan
Beberapa prinsip yang harus diperhatikan dalam penyusunan
perencanaan pendidikan, antara lain :
1. Prinsip interdisipliner, yaitu menyangkut berbagai bidang keilmuan atau
beragam kehidupan. Hal ini penting karena hakikat layanan pendidikan
kepada peserta didik harus menyangkut berbagai jenis pengetahuan,
beragam ketrampilan dan nilai-norma kehidupan yang berlaku di
masyarakat.
2. Prinsip fleksibel, yaitu bersifat lentur, dinamik dan responsif terhadap
perkembangan atau perubahan kehidupan di masyarakat. Hal ini
penting, karena hakikat layanan pendidikan kepada peserta didik adalah
menyiapkan siswa untuk mampu menghadapi perkembangan Ilmu
pengetahuan dan teknologi (Iptek) dan beragam tantangan kehidupan
terkini.
3. Prinsip efektifitas-efisiensi, artinya dalam penyusunan perencanaan
pendidikan didasarkan pada perhitungan sumber daya yang ada secara
cermat dan matang, sehingga perencanaan itu ‘berhasil guna’ dan
‘bernilai guna’ dalam pencapaian tujuan pendidikan.
4. Prinsip progress of change, yaitu terus mendorong dan memberi peluang
kepada semua warga sekolah untuk berkarya dan bergerak maju ke
depan dengan beragam pembaharuan layanan pendidikan yang lebih
berkualitas, sesuai dengan peranan masing-masing.
5. Prinsip objektif, rasional dan sistematis, artinya perencanaan pendidikan
harus disusun berdasarkan data yang ada, berdasarkan analisa
kebutuhan dan kemanfaatan layanan pendidikan secara rasional
(memungkinkan untuk diwujudkan secara nyata), dan mempunyai
sistematika dan tahapan pencapaian program secara jelas dan
berkesinambungan.
6. Prinsip kooperatif-komprehensif, artinya perencanaan yang disusun mampu
memotivasi dan membangun mentalitas semua warga sekolah dalam
bekerja sebagai suatu tim (team work) yang baik. Disamping itu
perencanaan yang disusun harus mencakup seluruh aspek esensial
(mendasar) tentang layanan pendidikan akademik dan non akademik
setiap peserta didik.
7. Prinsip human resources development, artinya perencanaan pendidikan
harus disusun sebaik mungkin dan mampu menjadi acuan dalam
pengembangan sumber daya manusia secara maksimal dalam
mensukseskan program pembangunan pendidikan. Layanan pendidikan
pada peserta didik harus betul-betul mampu membangun individu yang
unggul baik dari aspek intelektual (penguasaan science and technology),
aspek emosional (kepribadian atau akhlak), dan aspek spiritual (keimanan
dan ketakwaan) , atau disebut IESQ yang unggul. (Nasihudin, 2019, p. 34)

F. Ruang lingkup perencanaan pendidikan


Ruang lingkup perencanaan pendidikan dilihat dari seluruh
komponen system pendidikan baik dilihat dari segi jalur, jenjang, dan jenis
pendidikan. Komponen system pendidikan yang utama adalah peserta didik
sebagai input; tenaga (guru dan non guru), prasarana dan sarana, serta biaya
sebagai instrumental input;dukungan masyarakat sebagai environmental
input; proses pembelajaran sebagai throughout input; dan lulusan sebagai
output. Semua komponen ini merupakan ruang lingkup kegiatan
perencanaan pendidikan.
Jalur pendidikan terdiri atas jalur pendidikan formal (persekolahan),
jalur pendidikan non formal (kursus, kelompok belajar, dll), dan jalur
pendidikan informal ( pendidikan dari anggota keluarga, tetangga, teman,
dan lain sebagainya). Jenjang pendidikan adalah tingkatan-tingkatan
pendidikan yang diselenggarakan di masyarakat, yaitu jenjang pendidikan
dasar, menengah, dan perguruan tinggi. Jenis pendidikan maksudnya
pengelompokan pendidikan berdasarkan karakteristik isi pendidikan yang
di ajarkan kepada peserta didik yaitu jenis pendidikan vokasional atau
keterampilan professional, dan jenis pendidikan akademik yang
mengembangkan suatu batang tubuh ilmu pengetahuan. (Matin, 2014, p. 24)
G. Jenis-jenis perencanaan pendidikan
Ditinjau dari segi waktu, perencanaan pendidikan dibedakan atas
jangka panjang (11-30 tahun), menengah (5-10 tahun), dan pendek (1-4
tahun). Ketiga bentuk perencanaan tersebut saling berkaitan antara satu dan
lainnya. Perencanaan jangka pendek merupakan bagian dari perencanaan
jangka menengah, dan keduanya merupakan gabungan dari perencanaan
jangka panjang. Berdasarkan ruang lingkupnya, perencanaan pendidikan
dapat dibedakan atas (1) perencanaan makro, level nasional meliputi seluruh
usaha pendidikan pada semua jenjang dan jenis pendidikan, kurikulum,
peserta didik dan pendidik dalam suatu pendidikan yang dimanfaatkan
untuk mencapai tujuan pendidikan nasional; (2) perencanaan meso, yaitu
level regional atau local, meliputi semua jenis dan jenjang pendidikan di
suatu daerah; (3) perencanaan mikro, biasanya bersifat institusional, meliputi
berbagai kegiatan perencanaan pada suatu lembaga atau satuan pendidikan
tertentu atau beberapa lembaga yang sama.
Dari segi pendekatannya, perencanaan pendidikan di bedakan atas
1(1) perencanaan terintegrasi (integrated planning) yaitu perencanaan
yang mencakup keseluruhan aspek pendidikan sebagai
pembangunan nasional; (2) perencanaan
komprehansif(comprehensive planning), yaitu perencanaan yang
disusun secara sistematis dan sistemik, sehingga membentuk suatu
kesatuan yang utuh dan menyeluruh; (3) perencanaan stategis
(strategic planning), yaitu perencanaan yang disusun berdasarkan
skala prioritas, sehingga berbagai sumber daya yang ada dapat diatur
dan dimanfaatkan secermat dan seefisien mungkin; (4) perencanaan
operasional (operational planning), yang mencakup kegiatan
pengembangan dari perencanaan strategis. (Somantri, 2014, p. 18)

Perencanaan atau yang sudah akrab dengan istilah planning adalah satu dari
fungsi manajemen yang sangat penting. Bahkan kegiatan perencanaan selalu
melekat pada kegiatan kita sehari-hari, baik disadari maupun tidak. Sebuah rencana
akan sangat mempengaruhi sukses dan tidaknya suatu pekerjaan. Salah satu factor
yang menentukan pembangunan bidang pendidikan akan mencapai sasarannya
adalah perencanaan yang baik. Perencanaan yang baik adalah perencanaan yang
dibuat sesuai dengan data-data yang akurat dan sesuai dengan keadaan atau
kondisi yang ada di masyarakat.
Berbagai definisi perencanaan pendidikan disajikan muncul dari interpretasi
yang berbeda dari para ahli untuk perencanaan pendidikan. Ada yang berpendapat
perencanaan pendidikan sebagai perencanaan untuk masa depan pendidikan. Ada
juga yang berpendapat sebagai prediksi kebutuhan dan estimasi sumber daya untuk
memenuhi tujuan yang telah ditentukan, dan ada juga yang berpendapat bahwa
perencanaan pendidikan adalah pengambilan keputusan tentang masa depan
pendidikan.
Daftar Pustaka
Akpan, Charles P. 2018. Types of Educational Planning / Reasons for Planning Education.
Calabar : Dept. of educational Adminsitration and Planning University of
Calabar
Ghasemi, Arjasb. 2015. Educational Planning. Iran: Biological Form- An Internasional
Journal
Matin. 2014. Dasar-Dasar Perencanaan Pendidikan. Jakarta : PT. Raja Grafindo
Rusdiana,A dan Nasihudin. 2019. Pengembangan Perencanaan Program Pendidikan.
Bandung : CV. Pustaka Setia
Somantri,Manap. 2014. Perencanaan Pendidikan. Bandung : PT. Penerbit IPB Press
Syaefudin,Udin dan Abin Syamsyudin. 2009. Perencanaan pendidikan suatu
pendekatan Komprehensif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Anda mungkin juga menyukai