Anda di halaman 1dari 16

PERENCANAAN DALAM PENDIDIKAN

(Proses, Pendekatan dan Aspeknya)

Mata Kuliah
Perencanaan Pengembangan Pendidikan Islam
Dosen Pengampu
Prof. Drs. H.M. Sirozi, M. A., Ph.D
Dr. Febriyanti, M. Pd. I.

Oleh : Irham Khumaidi

PROGRAM MAGISTER (S2)


FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) RADEN FATAH
PALEMBANG
2023 M
Pendahuluan
Lembaga pendidikan, dimanapun itu, peran perencanaan menempati
posisi penting dan strategis dalam menentukan kualitas keseluruhan proses
kegiatannya. Proses perencanaan pendidikan memberikan kejelasan arah dan
tujuan dalam penyelenggaraan pendidikan, sehingga pengelolaan lembaga
pendidikan dapat dilaksanakan lebih efektif dan efisien. Hal tersebut
menunjukan bahwa proses perencanaan mengarahkan sekolah untuk lebih
mudah mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Ini artinya, perencanaan
memberikan arah ketercapaian tujuan sebuah sistem, sekaligus sistem akan
berjalan dengan baik jika proses perencanaan dilakukan dengan matang.
Pendidikan adalah investasi masa depan yang bertugas mempersiapkan
sumberdaya manusia untuk pembangunan sosial ekonomi bangsa di masa
depan. Pendidikan menjadi alat untuk menyiapkan SDM dalam menghadapi
kecenderungan yang mungkin terjadi. Pada tahap ini kualitas proses
perencanaan ikut menentukan seberapa besar perkembangan dan efektifitas
terhadap lembaga pendidikan. Sebuah proses perencanaan dianggap matang
dan baik, jika memenuhi persyaratan dan unsur- unsur dalam perencanaan itu
sendiri.
Dalam makalah ini penulis coba mengeksplorasi bagaimana seharusnya
proses perencanaan yang efektif dan efesien dalam mengembangkan lembaga
pendidikan. Serta bagaimana tahapan-tahapan proses perencaan dalam
pengembagan lembaga pendidikan.

Pembahasan
A. Proses Perencanaan dalam Pendidikan
Istilah proses dalam Kamus Bahasa Indonesia memiliki berarti;
rangkaian tindakan, pembuatan, atau pengolahan yang menghasilkan
produk. Perencanaan memiliki arti proses, cara, perbuatan merencanakan
(merancangkan). Sedang pendidikan memiliki makna; proses pengubahan
sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha
mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan; proses,
cara, perbuatan mendidik.1
Menurut Yusuf perencanaan Pendidikan, adalah suatu proses yang
mempersiapkan seperangkat alternative keputusan bagi kegiatan masa depan
yang diarahkan kepada pencapaian tujuan dengan usaha yang optimal dan
mempertimbangkan kenyataan-kenyataan yang ada baik di bidang ekonomi,
sosial budaya serta menyeluruh dalam suatu Negara.2
Menurut Ali Nurdin perencanaan pendidikan adalah suatu proses
penyusunan alternatif kebijaksanaan untuk mengatasi masalah yang akan
dilaksanakan dalam rangka pencapaian tujuan pembangunan pendidikan
dengan mempertimbangkan kenyataan yang ada di bidang sosial ekonomi,
sosial budaya dan kebutuhan pembagunan secara menyeluruh terhadap
pendidikan.3
Jadi, perencanaan pendidikan adalah sebuah proses penyusunan
serangkaian kebijakan dalam mengendalikan masa depan di bidang
pendidikan sesuai dengan apa yang telah ditetapkan.
Dalam Perencanaan Pendidikan dibutuhkan kesiapan mental yang tiada
henti dengan mempertimbangkan serta memilih dengan pilihan yang
memenuhi standar secara tersistem.4 Jadi dalam Proses Perencanaan
Pendidikan ada tahapan-tahapan dalam penyusunan, langkah kegiatan yang
dilaksanakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Proses
perencanaan tersebut dapat disusun berdasarkan jangka waktu tertentu baik
jangka panjang, jangka menegah, ataupun jangka pendek. Dengan bahasa
lain perencanaan tersebut merupakan suatu kegiatan atau proses analisa dan

1
‘Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)’ <https://kbbi.web.id/proses> [accessed 2
April 2023].
2
Yusuf Enoch, Dasar-Dasar Perencanaan Pendidikan (Jakarta: Bumi Aksara, 1992)
3
Ali Nurdin, Perencanaan Pendidikan Sebagai Fungsi Manajemen, ed. by Diah Safitri,
ed. 1 (RajaGrafindo Persada, 2019), hlm.5-6
<https://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47942/1/PERENCANAAN
SEBAGAI FUNGSI MANAJEMEN SIAP %28ALI NURDIN%29.pdf>.
4
Yulia Rizki Ramadhani, dkk, Dasar-Dasar Perencanaan Pendidikan, ed. by Abdul
Karim & Janner Simarmata, Cetakan 1, (Yayasan Kita Menulis, 2021)
<https://www.researchgate.net/profile/Iskandar-Kahar-Kato/publication/351111606_Dasar-
Dasar_Perencanaan_Pendidikan/links/60881a858ea909241e2c4041/Dasar-Dasar-Perencanaan-
Pendidikan.pdf>.
pemahaman sistem, penyusunan konsep dan kegiatan yang akan
dilaksanakan untuk mencapai tujuan- tujuan demi masa depan yang baik.5
Adapun langkah-langkah dalam proses perencanaan pendidikan
menurut Jusuf Enoch sebagai berikut:
1) Pengumpulan dan Pengelolaan data; pengumpulan dan pengelolaaan
data adalah hal pertama yang dibutuhkan dalam proses perencanaan
pendidikan pada tingkat satuan pendidikan didalamnya terkait dengan;
latar belakang pendidikan dan pengetahuan orang tua, penduduk usia
sekolah, tingkat inteligensi siswa, jumlah ruang kelas, jumlah siswa,
guru, tenaga kependidikan, sarana prasarana yang dimiliki, peraturan dan
kebijakan di bidang pendidikan.
2) Analisis dan diagnosis
Analisis dan diagnosis data; dilakukan sebagai kegiatan
mempelajari, meneliti dan membuat interpretasi atas kondisi yang ada
diperlukan sebagai bahan dalam pengambil keputusan dalam menyusun
rencana dan program, baik yang bersifat rutin, temporal, jangka pendek,
menengah maupun panjang.
3) Perumusan kebijakan
Perumusan Kebijakan adalah gerak pembahasan yang akan
dijadikan keputusan dalam perencanaan. Setelah mengetahui kondisi riil
berdasarkan data yang peroleh, langkah selanjutnya adalah menentukan
dan memutuskan strategi yang dipilih dengan mempertimbangkan hasil
diagnosis sebelumnya. Kelemahan, kekurangan dan kelebihan dalam
diagnosis menjadi pertimbangan dalam merumuskan kebijaksanaan
secara strategis dan menyusun dalam bentuk perencanaan operasional.
Perumusan kebijakan diambil dan diputuskan berdasar alternatif yang
terbaik dengan terlebih dahulu melakukan analisis terhadap kelebihan
dan kekurangan yang dimiliki lembaga pendidikan tersebut.
4) Perkiraan Kebutuhan Masa Depan

5
Muhammad Agus Kurniawan dan Khabibul Khoiri, Perencanaan Pendididikan (Agus
Salim Press, 2022), hlm.10 <https://media.neliti.com/media/publications/555899-manajemen-
perencanaan-7763bd44.pdf>.
Setelah tujuan ditetapkan, kegiatan ditentukan berdasarkan kebijakan
yang dirumuskan, perencanaan pendidikan harus mempertimbangkan
kebutuhan praktis masa akan datang. Seorang perencana yang baik
mampu memprediksi kecenderungan masa depan, dengan
memperkirakan kebutuhan yang akan datang pada tingkat satuan
pendidikan yang meliputi; 1. Jumlah usia sekolah, 2. Jumlah guru yang
dibutuhkan beserta kualifikasinya, 3. Jumlah ruang belajar serta sarana
prasana. 4. Jumlah dan jenis buku, alat peraga dll. 5. Pemerataan mutu
guru baik guru senior maupun junior. 6. Penyempurnaan dan
pengembangan kurikulum dan kegiatan pembelajaran disesuaikan
tuntutan dunia kerja tuntutan pembangunan di segala bidang. 7.
Pemberian beasiswa. 8. Pemberian tunjangan kepada tenaga pendidik. 9.
Peningkatan mutu kepala sekolah, 10. Penyempurnaan sistem
pengelolaan lembaga pendidikan, 11. Inovasi pendidikan.
5) Perhitungan biaya rencana pendidikan
Perhitungan seberapa besar biaya yang dibutuhkan dan harus
tersedia agar memenuhi semua kebutuhan yang sudah dirumuskan
sebelumnya. Perencanaan pendidikan tingkat satuan pendidikan harus
mengetahui sumber pembiayaan yang berasal, dan besaran biaya yang
dibutuhkan dengan membuat Rencana anggaran sekolah.
6) Penetapan sasaran
Sasaran atau tujuan yang ditetapkan harus dapat diamati dan diukur
dengan parameter yang jelas. Penetapan sasaran harus sesuai dengan
rencana anggaran biaya yang telah ditetapkan, sehingga perlu diadakan
peninjauan kembali terhadap rencana semula dan menyesuaikan dengan
anggaran dan biaya yang disediakan sehingga dapat ditetapkan sasaran
kegiatan berikutnya yang akan dilaksanakan. Penetapan sasaran juga
diikuti dengan pemilihan alternatif cara yang efektif dan relevan untuk
pencapaiannya.
7) Perumusan rencana
Usaha menentukan tujuan, kegiatan serta sasaran yang akan di capai
jangka waktu tertentu, perkiraan biaya yang diperlukan mencapai sasaran
yang ditetapkan, aspek pelaksanaan serta penjadwalan kegiatannya,
perencanaan ini pada tingkat satuan pendidikan telah mendapat
persetujuan dari komite sekolah/madrasah dimintakan pesetujuan
dinas/subdinas atau kantor Departemen Agama. Tujuan perencanaan
tingkat satuan pendidikan pada substansinya dua aspek yaitu: 1.
Merupakan penyajian serangkaian rancangan keputusan untuk disetujui
komite sekolah/madrasah dan dinas/subdinas disetujui pendidikan atau
kantor Departemen Agama. 2. Mempersiapkan pola kegiatan secara
matang bagi berbagai bidang kerja yang bertanggung jawab untuk
melaksanakan kebijakan.
8) Perincian rencana
Ada 2 langkah yang dilakukan, pertama Menyusun program secara
detail kemudian diikuti langkah kedua dengan mengidentifikasi dan
perumusan kegiatan yang sesuai.
9) Implementasi rencana
Pelaksanaan perencanaan pendidikan memiliki kerangka organisasi
yang bersifat administratif. Keberhasilan pelaksanana operasional
tergantung pola operasional yang dikembangkan. Pola operasional yang
baik memiliki ciri tujuan dirumuskan secara jelas, hasil diharapkan
konkret mudah diobservasi dan diukur, memiliki jaringan kerja,
menggunakan pendekatan sistem serta memiliki mekanisme perencanaan.
Jika ini dipenuhi maka pelaksanaan rencana dapat terwujud.
10) Evaluasi dan revisi rencana
Evaluasi terhadap perencanaan pendidikan harus dilakukan sebagai
penilaian terhadap hasil perencanaan pendidikan
B. Pendekatan Perencanaan dalam Pendidikan
Sebagaimana pembahasan terdahulu, bahwa tugas dalam proses
perencanaan pendidikan adalah agar terpenuhinya kebutuhan pendidikan
baik yang bersifat kuantitatif maupun yang bersifat kualitatif. Begitu
pentingnya tugas perencanaan, maka membuat perangkat oprasional dalam
proses perencanaan pendidikan penting dilakukan, terutama dalam
menghadapi lingkungan eksternal yang dinamis, perencanaan harus lebih
mengandalkan prosedur yang rasional dan sistematis, bukan berdasar intuisi
dan firasat (dugaan) saja.
Proses perencanaan pendidikan bisa berjalan efektif dan efesien jika
berdasar pada tujuan-tujuan yang telah ditentukan dengan jelas serta
terperinci. Karena perencanaan memerlukan analisa dan pemahaman sistem,
penyusunan konsep dan kegiatan yang akan dilaksanakan untuk mencapai
tujuan-tujuan demi masa depan. Maka Perencanaan butuh strategi untuk
mencapai tujuan. Karena itu dibutuhkan pendekatan untuk bisa memotret
dan lebih tepat persoalan yang dihadapai.
Pendekatan dalam proses perencanaan pendidikan menurut Matin ada
empat: Pendekatan Kebutuhan Sosial (Social Demands Approach),
Pendekatan Kebutuhan Ketenaga Kerjaan (Manpower Approach),
Pendekatan Efisiensi Biaya (Cost Benefit Approach), Pendekatan Sistem
(System Approach).6 Sedangkan pandangan Alim pendekatan dalam
perencanaan pendidikan ada enam diantaranya: pendekatan kebutuhan
sosial, investasi SDM, ketenagakerjaan, efisiensi biaya, nilai imbalan, dan
sistem.7
a. Pendekatan Kebutuhan Sosial (Social Demands Approach)
Pendekatan tuntutan Sosial (social demand approach), adalah
sesuatu pendekatan yang dirancang karena tuntutan sosial terhadap
pendidikan. Pendekatan ini sebagai upaya melaksanakan pendidikan atas
kebutuhan masyarakat, yaitu pendidikan sebagai upaya pembangunan
masyarakat. Pendekatan ini lebih menitikberatkan pada pemerataan akses
pendidikan.
Para perencana pendidikan harus memperkirakan kebutuhan dimasa
yang akan datang dengan menganalisis pertumbuhan penduduk,

6
DR. MATIN, DASAR DASAR Perencanaan Pendidikan (RajaGrafindo Persada,
2013). hlm,47
7
Ali Nurdin. Perencanaan Pendidikan Sebagai Fungsi Manajemen (RajaGrafindo
Persada, 2019),31
partisipasi pendidik dan peserta didik serta mempertimbangkan jenis
pendidikan yang direncanakan. Kelemahan pendekatan ini anatara lain;
mengabaikan alokasi sumberdaya, mengabaikan kebutuhan manpower
yang dibutuhkan disektor ekonomi. Ketiga, cenderung hanya menjawab
tuntutan masyarakat.8
b. Pendekatan Kebutuhan Ketenaga Kerjaan (Manpower Approach)
Pendekatan ketenagakerjaan (manpower approach), yaitu merupakan
pendekatan yang mendesain sistem perencanaan pendidikan, baik
eksternal maupun internal dikaitkan dengan pengembangan tenaga
manusia melalui pendidikan, guna memenuhi tuntutan kebutuhan sektor
perekonomian atau pembangunan ekonomi.
Namun demikian proses perencanaan mengunakan pendekatan
Manpower memiliki kelemahan sebagaimana pendapat M.H Philip dan
Djumberansyah dikutip oleh Marin antara lain: Pertama, siklus untuk
menghasilkan tenaga kerja yang siap pakai dalam dunia pendidikan butuh
waktu 15-20 sedangkan dunia kerja kebutuhan akan tenaga kerja pada
siklus 5-8 tahun artinya pendidikan tertinggal dengan laju perkembangan
dunia kerja. Kedua, tuntutan pendidikan berubah ubah sesuai tuntutan
dunia kerja sesuai dengan bidang ilmu dan teknologi serta standar
pendidikan itu sendiri. Ketiga, terlalu menitik beratkan tenaga kerja
akibanya tujuan pendidikan dalam bidang sosial, demokratis dan kulturan
terabaikan yang ikut berperan membangun bangsa.
c. Pendekatan Efisiensi Biaya ( Cost Benefit Approach)
Pendekatan keefektifan biaya (cost effectiveness approach), yaitu
pendekatan ini berorientasi pada konsep investment in human capital
(investasi pada sumber daya manusia). Pendekatan ini yang
menitikberatkan pada keseimbangan antara keuntungan dan kerugian.
Jika digambarkan pendekatan ini didasarkan pada asumsi: pertama;
sumbangan seseorang terhadap pendapatan nasional adalah sebanding
dengan tingkat pendidikannya. Kedua, perbedaan pendapatan

8
MATIN.hlm, 48-50
dimasyarakat disebabkan perbedaan tingkat pendidikan, bukan perbedaan
pada kemampuan atau latarbelakang sosial.
d. Pendekatan Sistem (System Approach)
Pendekatan sistem adalah penggabungan dari ketiga pendapat di atas
yang masih parsial dan digabungkan menjadi sebuah pendekatan yang
memiliki karakteristik sistemik, analitik dan sistemastik. Biasa disebut
juga dengan pendekatan integratif, pendekatan sistemik atau pendekatan
sinergik yaitu pendekatan integrasi (terpadu) dianggap sebagai
pendekatan yang lebih lengkap dan relatif lebih baik daripada ketiga
pendekatan di atas.
Kerangka perencanaan pendidikan dengan model pendekatan
sistemik adalah sebagai berikut:
1. Proses perencanaan pendidikan bersifat terbuka, faktor lingkungan
menjadi menjadi parameter untuk melakukan perubahan internal dan
eksternal sebagai penyesuaian sistem.
2. Kemajuan sistem ditujukan untuk mengadakan perubahan terhadap
yang ada dan yang seharusnya ada.
3. Permasalahan didekati secara normatif
4. Pemilihan alternatif dilakukan pada tingkat pengambilan keputusan
5. Bersifat futuristik
6. Bersifat akomodatif
7. Dalam memecahkan masalah didekati dengan cara sistemik, analitik
dan sestematis.
8. Norma penilaian rencana dan keputusan dilakukan melalui proses
sosialisasi9

9
MATIN.
C. Aspek-aspek Perencanaan dalam Pendidikan
Pendidikan adalah salah satu bagian subsistem dari sistem masyarakat
yang merupakan institusi sosial di mana manusia sebagai individu dan
anggota masyarakat menjadi bidang garapannya. Dalam masyarakat terdapat
subsistem yang antara lain seperti agama ekonomi politik dan lainnya yang
memiliki fungsi masing-masing dalam pembangunan bangsa. Oleh karena
itu, setiap perubahan yang terjadi dalam pendidikan, tentu akan mempunyai
pengaruh bagi masyarakat, entah itu banyak atau sedikitnya, cepat atau
lambatnya terhadap masyarakat. Aspek penting inilah yang perlu
diperhitungkan dalam perencanaan pendidikan.
Untuk mendapatkan perencanaan pendidikan efektif dan mencapai
tujuan yang dimaksud, maka harus mempertimbangkan aspek sosiologis,
aspek pedagogis, aspek demografis dan aspek ekonomis. Keempat aspek
tersebut secara lebih rinci dijelaskan sebagai berikut:
a. Aspek Sosiologis
Dalam aspek sosiologis setiap perubahan yang diinginkan dalam
masyarakat melalui perencanaan pendidikan harus memperhatikan sistem
sosial secara keseluruhan. Perencana dituntut mengetahui segala aspek
(kondisi) dalam masyarakat yang bersifat sosiologi, misalnya, kebiasaan,
agama penduduk setempat, adat istiadat dan kebudayaan masyarakat
setempat, tingkah laku kelompok. Karena kebijakan baru dalam suatu
rencana pendidikan yang akan dilaksanakan, sedikit banyak akan
mempengaruhi kehidupan sosial dan perilaku kelompok yang ada.
Oleh sebab itu para perencana pengambil kebijakan dan pelaksana
pendidikan perlu memperhatikan aspek-aspek sosiologis diantaranya:
1) Aspirasi masyarakat Terhadap Pendidikan
Perencana pendidikan harus bisa mengambil kebijakan di bidang
pendidikan dengan menitiktekankan pada kesempatan untuk
memperoleh pendidikan menjadi merata equality of opportunity.
Pendidikan merupakan sarana efektif dalam melakukan perubahan
sosial misalnya untuk meningkatkan status sosial. Pendidikan
memberikan sumbangsih yang besar kepada terjadinya mobilitas
sosial untuk memperbaiki kehidupan individu dan masyarakat baik di
kota maupun di desa.
2) Pengaruh perencanaan Pendidikan Terhadap Masyarakat
Perencanaan pendidikan berfungsi menentukan strategi dan
kegiatan kolektif dalam menentukan pencapaian tujuan bersama.
Beberapa pengaruh pendidikan jika tidak direncanakan dengan
memperhatikan kondisi masyarakat akan menimbulkan pandangan
dan anggapan kontra produktif. Untuk menghadapi kendala tersebut
maka para perencana harus dapat memanfaatkan fasilitas dan dana
yang tersedia atas prinsip pemerataan kesempatan untuk memperoleh
pendidikan. Serta bekerjasama dengan unsur lain untuk memikirkan
batas-batas kebutuhan pasar tenaga kerja serta seberapa besar output
yang bisa diserap.
3) Tabu dan Sanksi Sosial dalam Pendidikan
Perencanaan harus memperhatikan nilai-nilia yang dianggap
tabu oleh masyarakat. Perlu usaha untuk mengurangi keresahan
masyarakat akibat perencanaan pendidikan dengan mengakomodir
serta peka terhadap hal-hal yang masih tabu bagi masyarakat
setempat. Misalnya, fenomena dalam masyarakat tersebut belum
terbiasa memakai jilbab dalam kehidupan sehari-hari karena agama
masih sebatas formalitas KTP, untuk menghadapi situasi seperti ini
maka para perencana tidak boleh menetapkan sebuah kebijakan atau
aturan yang mewajibkan pemakaian jilbab. Untuk mengurangi
hambatan tradisi perlu diselidiki terlebih dahulu setiap hal yang
dianggap tabu harus cukup mendalam sehingga dapat membongkar
kebutuhan yang menjadi dasarnya.
4) Pengaruh Budaya dan Tekanan Dari Luar Terhadap Perencanaan
Pendidikan
Dalam perencanaan harus mempertimbangkan faktor-faktor
eksternal dengan cara memperbanyak literasi dan hasil-hasil penelitian
sosial dari para sosiolog atau pengamat pendidikan sehingga dapat
mengidentifikasi tekanan-tekanan dari luar sehingga perencanaan
tidak kehilangan arah dan melaksanakan penyusunan rencana.
Tekanan dari luar seringkali mempengaruhi perencanaan
pendidikan dapat berasal dari politikus, bantuan dari luar negeri,
pendapat tokoh masyarakat yang buah pikiran tentang pembangunan
harus menjadi bahan yang sangat berguna bagi perencanaan
pendidikan. Adakalanya mereka memiliki pandangan yang lebih
realistis untuk diterapkan. Misal dalam menentukan lokasi sekolah
yang dibangun terlebih dahulu harus mengadakan pertemuan
musyawarah dengan para pejabat setempat pemimpin pemerintah
daerah para sesepuh yang bersangkutan perencanaan pendidikan harus
selalu siap dengan rencana yang rasional fleksibel dan menguasai
permasalahan pokok.
b. Aspek Pedagogis
Aspek pedagogis sangat penting untuk dibicarakan karena meliputi
sejumlah pengetahuan dan pengalaman kita dalam membantu
terlaksananya kegiatan belajar yang merupakan akibat dari pendidikan.
Dari sekian banyak aspek perencanaan, aspek penentuan substansi
pendidikan merupakan hal yang rumit. Di bidang ini berulang kali terjadi
kesalahan, bila personalia yang melakukannya tidak sesuai dengan
kompetensi. Pengembangan kurikulum lazim dipandang sebagai tugas
sekelompok ahli yang ditugaskan oleh pihak administrasi sekolah, atau
melibatkan beberapa kementrian yang berkaitan. Hasilnya seringkali
berupa kurikulum terperinci dan akhirnya sulit dilaksanakan di sekolah-
sekolah. Perencanaan yang demikian disebut perencanaan pendidikan
tertutup dan jauh dari kenyataan praktek.10

10
Yulia Rizki Ramadhani, Agung Nugroho Catur Saputro, Nisa Rahmaniyah Utami
Pratiwi Bernadetta Purba, Sukarman Purba, Iskandar Kato Ganjar Rahmat Gumelar, H. Cecep,
Darmawati Sri Rezeki Fransiska Purba, and Wika Karina Damayanti.
Seorang perencana pendidikan idealnya mengetahui banyak
tentang pembelajaran dan mengetahui apa yang terjadi di dalam sistem
pendidikan. Ada beberapa aspek-aspek pedagogis yang harus diketahui
antara lain:
1. Perencanaan pendidikan memahami Dasar dan Tujuan Pendidikan
2. Perencanaan pendidikan harus mengacu pada struktur Sistem
Pendidikan.
3. Memperhatikan konten atau Isi Pendidikan
4. Perencanaan harus mengakomodir Metode Belajar Mengajar
5. Perencanaan menganalisa dan memprediksi kemungkinan dimasa
depan sehingga aspek Inovasi Pendidikan dapat dilakukan.
c. Aspek Demografis
Tujuan dalam perencanaan pendidikan adalah untuk masyarakat, di
mana yang ingin dicapai adalah meningkatkan kesejahteraan secara
maksimal. Masyarakat selalu mengalami perubahan sepanjang waktu,
baik mengenai Jumlah, komposisi, menurut umur, penyebaran secara
geografis. Karena orientasi perencanaan pendidikan tidak dapat
dipisahkan dari pertumbuhan perubahan perkembangan penduduk yang
bersifat dinamis. Secara umum ada 4 masalah kependudukan yang perlu
diperhatikan oleh perencana pendidikan yaitu; a. Laju pertambahan
penduduk yang masih terlalu cepat, b. Distribusi penduduk yang tidak
merata, c. Keadaan piramida penduduk usia muda mobilitas, d. Mobilitas
dinamika penduduk yang tinggi.11
Menurut Tan Ngoc Chau Melakukan perencanaan pendidikan harus
memperhatikan penyebaran penduduk secara geografe. Karena suatu
penyebaran akan mempengaruhi biaya pendidikan dan juga pilihan tipe,
ukuran, dan lokasi sekolah.12 Selain itu, perencanaan pendidikan harus
mempertimbangkan faktor pertambahan penduduk, kemampuan

11
MATIN.
12
Ta Ngoc Chau, Aspek-Aspek Demografik Perencanaan Pendidikan, PENERBIT
BHRATARA KARYA AKSARA — JAKARTA, 2nd edn (PENERBIT BHRATARA KARYA
AKSARA — JAKARTA, 1986) <https://unesdoc.unesco.org/ark:/48223/pf0000075792_ind>.
pemerintah dalam pengadaan dana, tenaga pengajar dimana dengan
tenaga pengajar khususnya memerlukan waktu paling sedikit 4 tahun
untuk pengadaan.13 Dengan meningkatnya jumlah penduduk usia
sekolah mengakibatkan meningkatnya kebutuhan dana untuk
menyediakan fasilitas pendidikan baik gedung perabotan dan yang
lainnya pengangkatan guru dan tenaga pendidik yang baru. Belum lagi
perbaikan mutu dan relevansi sistem pendidikan dengan dunia nyata
sangat lambat menjadikan pendidikan kurang menarik dan menyebabkan
meningkatnya putus sekolah dan pemborosan dalam sistem pendidikan.
Adapun aspek-aspen demografis yang harus diperhatikan dalam
perencanaan dunia pendidikan yaitu:
1. Pengaruh Perkembangan Kependudukan
2. Pengaruh Pertambahan Penduduk Secara Tidak Langsung terhadap
Pendidikan
3. Pengaruh Pertambahan Penduduk terhadap Pencapaian Sasaran
Siswa
4. Pengaruh Pertambahan Penduduk terhadap Peningkatan Mutu
Pendidikan
5. Pemerataan Kesempatan Belajar
6. Jawaban Perencanaan Terhadap tantangan Dinamika Kependudukan
d. Aspek Ekonomis
Kebutuhan terhadap perencanaan pendidikan diakibatkan oleh
adanya kompleksitas masyarakat dewasa ini tak bisa dihindari. Dalam
lingkup kebijakan ekonomi bahwa semua memerlukan pembiayaan
termasuk untuk pembangunan sistem pendidikan. Karena itu pendidikan
memerlukan cost, dan apabila cost itu digunakan untuk membiayai
pendidikan.
Kehidupan ekonomi masyarakat merupakan cerminan dari para
pelaku ekonominya baik dalam produksi, konsumsi, maupun distribusi.
Antara ekonomi dengan pendidikan terdapat suatu keterkaitan di mana

13
MATIN.
peningkatan dalam salah satunya akan mendorong peningkatan yang
lainnya. Menurut Lascelles Anderson dan Duglas M. Windham dalam
titelatur awal tentang ekonomi pendidikan dan Human Capital cenderung
menjadikan pendidikan sebagai instrumen yang dapat dipergunakan
untuk mencapai tingkat pembangunan ekonomi yang tinggi, ini berarti
bahwa pendidikan merupakan faktor yang tidak bisa diabaikan dalam
status kegiatan pembangunan, artinya akan sangat sulit bila pendidikan
dan ekonomi dibangun sendiri-sendiri dalam urutan waktu, namun
keduanya mesti dibangun secara bersamaan, sudah tentu dengan
memperhatikan bidang-bidang kehidupan lainnya.14
Pendidikan sebagai instrumen mempengaruhi sektor lain. Memang
biaya dan keuntungan karena investasi pendidikan tidak terlihat secara
langsung, tetapi tersembunyi dalam kualitas diri peserta didik atau tenaga
kerja, maka keuntungan pendidikan sangat sukar untuk dihitung secara
matematis. Pendidikan harus dinilai berdasarkan alat dan tujuan
kebijakan lainnya, termasuk membandingkan keberhasilan suatu lembaga
pendidikan tertentu dengan lembaga pendidikan yang lain.15 Sehingga
pendidikan bisa menjadi solusi; Permasalahan Ekonomi pertumbuhan
dan tujuan-tujuan lain dalam kebijakan ekonomi.

Kesimpulan
Perencanaan adalah awal mula untuk mencapai harapan yang diinginkan.
Dengan perencanaan yang baik sebuah ikhtiar pemangku kebijakan pendidikan
dalam investasi masa depan, mempersiapkan sumberdaya manusia (SDM) untuk
pembangunan sosial ekonomi bangsa di masa depan. Pendidikan menjadi alat
dalam menghadapi kecenderungan masa depan yang mungkin terjadi. Pada tahap
ini kualitas proses perencanaan ikut menentukan seberapa besar perkembangan

14
Yulia Rizki Ramadhani, Agung Nugroho Catur Saputro, Nisa Rahmaniyah Utami
Pratiwi Bernadetta Purba, Sukarman Purba, Iskandar Kato Ganjar Rahmat Gumelar, H. Cecep,
Darmawati Sri Rezeki Fransiska Purba, and Wika Karina Damayanti.
15
Suhada, ‘PROBLEMATIKA, PERANAN DAN FUNGSI PERENCANAAN
PENDIDIKAN DI INDONESIA’, 2.3 (2020), 147–62
<https://jurnalptiq.com/index.php/andragogi/article/view/119/105>.
dan efektifitas terhadap lembaga pendidikan teruji. Proses perencanaan dianggap
matang dan baik, jika dalam pelaksanaanya mematuhi dan memenuhi persyaratan
dan unsur- unsur dalam perencanaan itu sendiri.

Daftara Pustaka

Ali Nurdin, Perencanaan Pendidikan Sebagai Fungsi Manajemen, ed. by Diah


Safitri, ed. 1 (RajaGrafindo Persada, 2019)
<https://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/47942/1/PE
RENCANAAN SEBAGAI FUNGSI MANAJEMEN SIAP %28ALI
NURDIN%29.pdf>.
DR. MATIN, DASAR DASAR Perencanaan Pendidikan (RajaGrafindo Persada,
2013).
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)’ <https://kbbi.web.id/proses> [accessed 2
April 2023].
Muhammad Agus Kurniawan dan Khabibul Khoiri, Perencanaan Pendididikan
(Agus Salim Press, 2022)
<https://media.neliti.com/media/publications/555899-manajemen-
perencanaan-7763bd44.pdf>.
Suhada, ‘PROBLEMATIKA, PERANAN DAN FUNGSI PERENCANAAN
PENDIDIKAN DI INDONESIA’, 2.3 (2020)
<https://jurnalptiq.com/index.php/andragogi/article/view/119/105>.
Ta Ngoc Chau, Aspek-Aspek Demografik Perencanaan Pendidikan, PENERBIT
BHRATARA KARYA AKSARA — JAKARTA, 2nd edn (PENERBIT
BHRATARA KARYA AKSARA — JAKARTA, 1986)
<https://unesdoc.unesco.org/ark:/48223/pf0000075792_ind>.
Yulia Rizki Ramadhani, dkk, Dasar-Dasar Perencanaan Pendidikan, ed. by Abdul
Karim & Janner Simarmata, Cetakan 1, (Yayasan Kita Menulis, 2021)
<https://www.researchgate.net/profile/Iskandar-Kahar-
Kato/publication/351111606_Dasar-
Dasar_Perencanaan_Pendidikan/links/60881a858ea909241e2c4041/Das
ar-Dasar-Perencanaan-Pendidikan.pdf>.
Yusuf Enoch, Dasar-Dasar Perencanaan Pendidikan (Jakarta: Bumi Aksara, 1992)

Anda mungkin juga menyukai