Anda di halaman 1dari 33

DIMENSI PERENCANAAN PENDIDIKAN

1. Significansi yaitu tingkat kebermaknaan unsur-unsur perencanaan


sesuai dengan tujuan pendidikan dan kepentingan sosial
2. Feasibillity yaitu memiliki kelayakan teknis sesuai dengan biaya yang
layak dan realistis
3. Relevance yaitu konsep rencana sesuai dengan kebutuhan pasar
tenaga kerja dan unsur-unsur pendidikan yang direncanakan
4. Definitiveness yaitu adanya penetapan unsur-unsur pendidikan yang
direncanakan
5. Parsimoness yaitu perencanaan harus dapat menggambarkan
mekanisme kerja secara keseluruhan
6. Adaptability yaitu perencanaan pendidikan mudah menyesuaikan diri
dengan perubahan zaman dan perkembangan masyarakat modern
7. Time yaitu perencanaan dapat mengatur waktu kegiatan dan
meramalkan siklus pendidikan saat Ini agar proses pendidikan masa
depan lebih baik
8. Monitoring yaitu memantau dan mengamati implementasi
perencanaan setiap komponen-komponen pembelajaran agar sesuai
dengan rencana
PROSES DAN TAHAPAN PERENCANAAN
1. Need Assessment yaitu kegiatan terhadap kebutuhan yang mencakup
berbagai aspek pembangunan pendidikan yang telah dilaksanakan,
keberhasilan yang dicapai, kesulitan yang dialami, kelemahan sumber-
sumber yang tersedia, dan harapan masyarakat tentang mutu pendidikan
2. Formulating of goals and objective yaitu penentuan tujuan dan sasaran
perencanaan yang merupakan arah perencanaan berbentuk gambaran
operasional sesuai dengan filsafat masyarakat
3. Policy and Priority setting yaitu penentuan garis kebijakan dan prioritas
perencanaan sistem pendidikan
4. Program and Project formulation yaitu menyusun rumusan program dan
proyek kegiatan yang mencakup komponen atau sistem operasional
perencanaan pendidikan
5. Feasibility testing yaitu menentukan alokasi sumber-sumber yang tersedia
atau yang perlu disediakan kemudian disusun secara cermat dan akurat
6. Plan implementation yaitu melaksanakan rencana yang asalnya tertulis
menjadi action atau kegiatan-kegiatan harmonis
7. Evaluating and revision of future plan
Penilaian tingkat keberhasilan pelaksanaan rencana untuk bahan
feedback sebagai dasar pertimbangan dalam merevisi perencanaan
sebelumnya
MANFAAT PERENCANAAN PENDIDIKAN
1. Dengan perencanaan pendidikan dapat mengarahkan kegiatan
personal pendidik dan dijadikan pedoman dalam pelaksanaan
pendidikan yang ditujukan pada peningkatan mutu pendidikan
2. Dengan perencanaan dapat memperkirakan (forecasting) hasil yang
dicapai, potensi-potensi yang dapat dikembangkan, prospek-
prospek pengembangan pendidikan dan hambatan-hambatan yang
bakal terjadi serta resiko yang mungkin dihadapi
3. Perencanaan pendidikan dapat membuka kesempatan untuk
memilih berbagai alternatif tentang cara kerja terbaik (the best
alternative)
4. Dengan perencanaan pendidikan dapat dilakukan penyusunan skala
prioritas sesuai dengan urutan terpenting
5. Dengan perencanaan pendidikan dapat dijadikan alat ukur atau
standar sebagai bahan pengawasan atau evaluasi kinerja pelaksana
pendidikan
PRINSIP-PRINSIP PERENCANAAN
1) harus berpedoman pada visi, misi dan tujuan umum yang
mampu menggambarkan secara jelas dan operasional.
2) Perencanaan harus menggambarkan proses dan hasil
pemikiran secara kooperatif.
3) harus didasari oleh fakta, data dan kebutuhan yang objektif,
karena rencana tidak boleh berbentuk cita-cita atau impian
belaka, akan tetapi rencana harus “feasible”
4) harus dimulai dengan “feasibility study” yaitu setiap akan
menyusun perencanaan perlu menganalisa dan meneliti
tentang kemungkinan apakah gagasan masa depan dapat
diwujudkan.
5) harus fleksibel, karena kemampuan berfikir dan meramalkan
masa depan bagi manusia sangat terbatas. Oleh sebab itu
perencanaan harus memperkirakan kemungkinan yang bakal
terjadi.
PRINSIP-PRINSIP PERENCANAAN

6) harus mengandung unsur-unsur evaluatif sejak awal sampai


akhir kegiatan sebagai bahan pertimbangan “re-Planning”.
7) harus menggambarkan tujuan umum sampai tujuan khusus
berikut tujuan tahapan kegiatan.
8) memerlukan kepemimpinan (Leadership) yang disiplin,
komitmen dan konsisten. Karena rencana yang akan
bermanfaat harus ditaati bersama. Bentuk menciptakan
kebersamaan diperlukan sorang pemimpin yang disiplin,
komitmen dan konsisten.
PRINSIP PERENCANAAN PENDIDIKAN
1. Mengacu pada perencanaan cerdas (SMART Planning) yaitu kegiatan
terpilih
2. Argumentatif dan memiliki kekhususan (Specific)
3. Terukur (Measurable) langkah-langkah kegiatannya
4. Ketercapaian (achievable) setiap langkah dan komponen yang
direncanakan
5. Ketersediaan sumber daya (resources Availability)
6. Kepastian waktu (Time) tahap-tahap kegiatannya
7. Menggunakan Shewhat Cycle yang dikenal dengan siklus PDCA, yaitu
Plan (perencanaan), Do ; kerjakan apa yang telah direncanakan,
Check; periksa atau monitoring dan Action; tindak lanjut
8. Prinsip akuntabilitas yang memiliki 3 aspek yaitu:
a. Taat asas dan sesuai aturan (Comphance with regulation)
b. Sesuai dengan norma profesional (Adherence with norm
professionalism)
c. Berorientasi pada hasil yang berkualitas (Quality result driven)
LANDASAN PERATURAN DAN KEBIJAKAN
PERENCANAAN & PERMASALAHAN PERENCANAAN
1. Perencanaan pendidikan merupakan kebijakan pemerintah dan
kebijakan publik
2. Secara politik setiap keputusan dan kebijakan melalui mekanisme
konstitusi dalam hal ini melalui fungsi legistatif
3. Proses pendidikan Indonesia diarahkan pada relevansi efektivitas dan
efisiensi pendidikan. Dengan demikian perencanaan pendidikan sesuai
tujuan administrasi negara
4. Antara konsep rencana dengan implementasi yang telah digariskan
seringkali berbeda kenyataan di lapangan, sehingga optimalisasi kinerja
sistem pendidikan belum sesuai dengan harapan
5. Paradigma lama tentang sistem pendidikan yang bersifat sentralisasi
telah bergeser dengan lahirnya
UU No. 22 tahun 1999 jo. No 32 tahun 2004 tentang otonomi Daerah
UU No. 25 tahun 1999 tentang Pertimbangan Keuangan Pusat & Daerah.
Maka perencanaan pendidikan terfokus pada kebijakan pengelolaan
pendidikan masing-masing
EFISIENSI PERENCANAAN
Diukur berdasarkan jumlah kontribusi kepada misi organisasi
pendidikan dan sasaran-sasaran yang menguntungkan sesuai
dengan strandar biaya yang telah ditetapkan berdasarkan
konsekwensi logis lainnya yang diperlukan untuk
memformulasikan dan mengoperasionalisasikan perencanaan

MISI PERENCAAN
Misi perencanaan pendidikan adalah mendesain,
membangun, menumbuhkan, mengembangkan dan
melaksanakan sistem pendidikan. Kalau ingin lebih berarti
setiap perencanaan berbentuk kelompok yang diorganisir
harus mempunyai suatu misi (purpose or mission), yaitu
maksud atau tujuan dalam konteks yang luas dan berjangka
panjang, tetapi langkah-langkah operasional tiap komponen
itu sinergi
FUNGSI PERENCANAAN
Sebagai “a prerequisite to Action”
Berhasil atau gagalnya suatu kegiatan banyak ditentukan oleh
ketepatan dalam menyusun rencana dan difungsikan seoptimal
mungkin.
Dengan demikian fungsi perencanaan itu sebagai berikut :
a) merupakan penjabaran visi dan misi suatu lembaga pendidikan.
b) merupakan titik tolak dan alat menjabarkan tujuan umum ke
tujuan khusus yang lebih spesifik.
c) merupakan pedoman dan arah kegiatan sehingga jelas langkah
yang akan dilakukan tersusun secara sistematis.
d) dapat menggambarkan proses kerja sama dan koordinasi yang
harmonis agar dapat menciptakan suasana kerja yang
demokratis.
FUNGSI PERENCANAAN
e) dapat mengurangi pemborosan waktu, tenaga, biaya dan segala
sesuatu yang mungkin terjadi.
f) memudahkan pengawasan dan dapat menjadi standar atau alat
ukur keberhasilan dan kegagalan suatu kegiatan.
g) merupakan alat evaluasi yang terstruktur dengan jalan
membandingkan antara rencana dan kegiatan yang harus
dilaksanakan. Oleh sebab itu perencanaan yang baik bersifat
komprehensip dan menggambarkan langkah-langkah yang jelas
sejak awal kegiatan sampai akhir kegiatan.
h) harus mempermudah penyesuaian antara kondisi dan situasi dan
dapat mempermudah dalam mengadakan “Adjusting”
(penyesuaian dalam arti psikis), “re-Adjusting” dan
“re-Planning”. Jika dianggap perlu sebagai koreksi perbaikan.
FORMAT PERENCANAAN PENDIDIKAN
1. Format Umum
Perencanaan pendidikan diawali dengan penelitian pengembangan
karir dan teknik, pengembangan ilmu pendidikan.
Kemudian digambarkan dalam bentuk rencana
2. Format Fisik
Perencanaan pendidikan terdiri dari perencanaan pendidikan jangka
panjang, jangka menengah dan jangka pendek, mencakup
perencanaan gedung sekolah, tata ruang, peralatan dan kriteria
pembelajaran
3. Format Sosial
Perencanaan pendidikan dapat merefleksikan perencanaan
kurikulum, perencanaan personil, perencanaan kesiswaan,
kebutuhan tenaga kerja
4. Format Administratif
Perencanaan pendidikan berperan sebagai alat kontrol dalam
pengembangan pendidikan melalui penilaian kinerja siswa dan personal
lainnya.
KOMPONEN-KOMPONEN PERENCANAAN
1. Kajian terhadap hasi perencanaan sebelumnya
2. Rumusan tentang tujuan perencanaan pendidikan secara makro
3. Rumusan kebijakan atau posisi yang dapat dijabarkan
4. Pengembangan program dan proyek sebagai operasionalisasi
berdasarkan prioritas yang telah ditetapkan
5. Scheduling, yaitu penjadwalan kegiatan secara rinci dalam
setiap tahapan
6. Implementasi rencana termasuk didalamnya proses legalisasi
perlaksanaan, penentuan aparat pelaksana, monitoring dan
kontrol sebagai bahan evaluasi
KENAPA PERENCANAAN PENDIDIKAN
SANGAT PENTING?
1. Karena perencanaan itu sangat diperlukan dalam
pengambilan keputusan dari sejumlah pilihan
2. Karena adanya keterbatasan yang dimiliki baik sumber
daya, dana maupun sarana, sedangkan kebutuhan
semakin banyak
3. Mutu pendidikan nasional perlu terus ditingkatkan, agar
dapat memenuhi tantangan dan harapan masa yang akan
datang
4. Karena perencanaan sebagai konseptual dalam
mengubah posisi saat ini ke posisi yang diinginkan yang
lebih baiK
Paradigma Perencanaan Pendidikan
Ditentukan oleh :
1. Pemasukan sumber daya, dana dan sarana
2. Organisasi atau institusi pendidikan
3. Alternatif layanan pembelajaran yang akan dikembangkan
4. Kebutuhan pendidikan yang akan dibutuhkan oleh
masyarakat
5. Keunggulan mutu pendidikan sebagai produk unggulan

Dasar Perencanaan ditentukan


oleh
1. Misi :
organisasi yang akan dikembangkan
2. Penentuan BHP yang akan dijadikan sasaran
3. Asesmen kondisi organisasi dan lingkungan
4. Penetapan tujuan perencanaan
Bagaimana Rekonstruksi Perencanaan
Pendidikan agar memberi manfaat optimal bagi
masyarakat
1. Usahakan agar kapasitas dan kualitas penyelenggaraan
pendidikan relevan dengan kebutuhan masyarakat
2. Ciptakan iklim belajar sepanjang hayat berbasi masyarakat
3. Penekanan pengembangan pendidikan lebih berpihak
kepada masyarakat
4. Sosialisasi program-program pendidikan menggunakan
teknologi informasi berwawasan kemasyarakatan
5. Tingkatkan perhatian afirmatif dan antisipatif terhadap
kelompok yang memerlukan
PROSES PERENCANAAN
Akan melalui :
1. Tahap persiapan (Conceptualization of the problem) yaitu tahap
menjaring berbagai informasi sebagai bahan masukan dalam menyusun
perencanaan dengan jalan
a) Pengumpulan data baik data positif maupun data negatif
b) Analisis data melalui studi banding
c) Mengadakan perhitungan data (forecasting)
2. Tahap penyusunan rencana (translation of the concept into operations
terms)
a) Merumuskan tujuan
b) Merencanakan kebijaksanaan
c) Merencanakan prosedur
d) Menyusun skala kemajuan
e) Menyusun program (over all planning)
PROSES PERENCANAAN PENDIDIKAN
Pendahuluan

Mendefinisikan permasalahan Analisis Bidang telaan Mengkonsepsikan dan


Perencanaan Pendidikan permasalahan perencanaan merancang rencana
A. Ruang lingkup Permasalahan A. Bidang atau wilayah dan A. Mengidentifikasikan
pendidikan sistem-sistem sub bidang kecenderungan
B. Pengkajian sejarah perencanaan telaah B. Menentukan tujuan
pendidikan B. Pengumpulan data sasaran
C. Perbedaan antara kenyataan dan C. Tabulasi data C. Mendesain
D. Perkiraan perencanaan perencanaan
harapan pendidikan
D. Sumber Daya dan hambatan
perencanaan pendidikan
E. Menentukan bagian-bagian dari Menentukan rencana Evaluasi rencana
perencanaan pendidikan beserta A. Rumusan masalah A. Perencanaan
prioritasnya B. Laporan hasil melakukan simulasi
B. Evaluasi
perencanaan
Evaluasi implementasi rencana dan C. Pemilihan
umpan balik Implementasi Rencana perencanaan
A. Persiapan program
A. Monitoring rencana
B. Persetujuan perencanaan
B. Evaluasi rencana C. Pengaturan unit-unit
C. Menyelesaikan, mengubah dan operasional perencanaan
mendesaik ulang rencana
BAB III
JENIS PERENCANAAN
JENIS-JENIS PERENCANAAN
 Perencanaan Jangka Panjang dan Jangka Pendek
I. Perencanaan Alokatif (allocative Planning)
II. Perencanaan Inovatif (Innovative Planning)
III. Perencanaan Strategis (Strategic Planning)
JENIS-JENIS PERENCANAAN
I. PERENCANAAN ALOKATIF (ALLOCATIVE
PLANNING)
A. Ruang Lingkup Perencanaan Alokatif

1. Perencanaanalokatif tepat digunakan bila sumber-sumber kegiatan


yang ada jumlahnya terbatas sedangkan kegiatan-kegiatan sangat
banyak atau pihak yang membutuhkan banyak.
Model perencanaan ini dalam skup luas seperti tingkat nasional,
terkenal dengan PPBS (Planing Programming and Budgeting System)
2. PPBS
di Indonesia dimodifikasi menjadi SP4, yaitu System
Perencanaan Penyusunan Progam dan Penganggaran
3. SMPpada dasarnya suatu cara untuk menetapkan tujuan umum
terlebih dahulu dan memanfaatkan sumber daya yang ada secara
bertahap
4. Rencana yang telah disusun dari setiap daerah dihimpun, dinilai,
dipilih dan ditetapkan untuk dikembangkan
JENIS-JENIS PERENCANAAN
I. PERENCANAAN ALOKATIF (ALLOCATIVE
PLANNING)
B. Karakterisitik SP4 dan sekaligus merupakan sifat-sifat SP4
sendiri meliputi lima macam:
1. pendekatan perencanaan yang digunakan adalah pendekatan
“sistem approach”.
2. berorientasi pada hasil, sehingga pengkajian suatu rencana
dilakukan dengan mempertimbangkan hasil atau keluaran
(Output) yang akan dicapai, sebagai konsekuensi sikap
rencana atau program harus memuat visi-misi dan sasaran
yang jelas serta dinyatakan secara khusus
3. SP4 didasarkan atas struktur program yang baku dan telah
ditetapkan.
4. Adanya keseimbangan antara otonomi dan pengarahan.
5. Bekerja atas dasar rencana yang menggelinding (Rolling Plan).
JENIS-JENIS PERENCANAAN
I. PERENCANAAN ALOKATIF (ALLOCATIVE
PLANNING)
C. Ciri-Ciri Perencanaan Alokatif
1. Pendekantan perencanaan yg digunakan adalah pendekatan system,
yang menitik beratkan pada pengkajian masalah secara
komprehensif dengan memperhatikan semua aspek baik internal
maupun eksernal.
2. Berorientasi pada hasil sehingga pengkajian setiap unsur rencana
dilakukan dengan mempertimbangan hasil yang harus dicapai dan
setiap unsur rencna harus digambarkan sasaran yg jelas dan
dinyatakan secara spesifik
3. Struktur program baku artinya ditentukan tujuannya agar semua
kegiatan dan semua sumbu yang ada harus patuh pada standar baku
4. Adanya keseimbangan wewenang antara pusat dengan lembaga
yang direncanakan
5. Tata kerja perencanaan ini berbentuk rolling plan. Maksudnya setiap
tahap rencana dan implementasinya bersinambung dengan rencana
dan kegiatan berikutnya
JENIS-JENIS PERENCANAAN
I. PERENCANAAN ALOKATIF (ALLOCATIVE
PLANNING)
C. Ketentuan Implementasi Perencanaan Alokatif

1. Semua pihak yang terlibat dalam perencanaan harus dibina


terlebih dahulu, agar memahami dan menghayati cir-ciri
perencanaan. Sehingga dalam kegiatannya tepat sasaran
2. Perlu adanya partisipasi aktif dari semua pihak yang
berkepentingan, sehingga setiap tahap kegiatan tepat sasaran
3. Adanya perangkat yang setiap perencanaan kegiatan secara
berlanjut berdasarkan standar baku
4. Setiap komponen perlu disiplin, konsisten dan komitmen sesuai
dengan siklus yang telah ditetapkan
5. Adanya kesungguhan dari atasan, dan semangat dari bawahan
agar setiap tahap perencanaan tercapai secara tuntas
6. Seluruh personel yang terlibat memiliki kemauan dan
kemampuan untuk mengatasi berbagai masalah, agar
perencanaan efektif dan efisien
JENIS-JENIS PERENCANAAN
I. PERENCANAAN ALOKATIF (ALLOCATIVE PLANNING)
TIPE PERENCANAAN ALOKATIF
Tipe-tipe perencanaan alokatif Friedman (1973) :
a) Perencanaan atas dasar perintah (Command Planning)
b) Perencanaan atas dasar kebijakan (Policies Planning)
c) Perencanaan atas dasar kerjasama (Cooporate Planning),
dan
d) Perencanaan atas dasar kepentingan peserta (Participant
Planning)

a) Perencanaan atas dasar perintah (Command Planning)


menggambarkan birokrasi yang kuat. Pakar perencana hanya
berperan sebagai tenaga spesialis, bukan tenaga praktis yaitu
konsultan perencanaan.
JENIS-JENIS PERENCANAAN
I. PERENCANAAN ALOKATIF (ALLOCATIVE PLANNING)
TIPE PERENCANAAN ALOKATIF
b) Perencanaan atas dasar kebijakan (Policies Planning)
dilandasi oleh para ahli perencana yang bertindak sebagai advisor bagi
para perencana tingkat pusat, tingkat daerah, sampai tingkat lembaga
pendidikan.
Perencanaan ini didasarkan atas kebijakan (policies) dari pusat yg
disesuaikan dengan potensi daerah yg berbeda-beda.
Ciri perencanaan kebijakan:
1) Berpedoman kepada kebijakan yang telah ditetapkan oleh pusat dengan
pertimbangan kondisi daerah & lembaga pendidikan masing2
2) Memberikan kewenangan kepada lembaga tingkat daerah, untuk
menjabarkan & menyesuaikan kebijakan pusat terhadap kondisi daerah
masing-masing
3) Perlu ada informasi yg akurat agar dapat memilih & menerapkan
alternatif rencana
4) Perencanaan ini mengarah pada desentralisasi pendidikan
5) Memerlukan SDM tingkat daerah yg berpengalaman dan tingkat
profesional yg tinggi
JENIS-JENIS PERENCANAAN
I. PERENCANAAN ALOKATIF (ALLOCATIVE PLANNING)
TIPE PERENCANAAN ALOKATIF
c) Perencanaan atas dasar kerjasama (Cooporate Planning)
Model perencanaan ini muncul karena adanya berbagai pihak yang
memiliki tujuan yang sama, misalnya para pengusaha, masyarakat dan
lembaga pendidikan mengiginkan peningkatan mutu pendidikan.
Dalam melaksanakan kegiatan, semua pihak diberi kesempatan untuk
berpartisipasi. Ada yang bertindak sebagai penyumbang dana, memberi
pasilitas dan penyelenggara kegiatan. Proses perencanaannya:
1) Semua pihak yang terlibat membuat keputusan bersama tentang tujuan
yang ingin dicapai, prosedur kegiatan serta kebijakan yang harus
ditempuh
2) Dalam menyusun perencanaan dari berbagai pihak tergabung dan
mempunyai kedudukan yang sama
3) Pengawas implementasi perencanaan dilakukan secara bersama
4) Hasil kegiatan dinilai secara bersama-sama
5) Dalam mengatasi berbagai hambatan dan resiko ditanggung bersama
JENIS-JENIS PERENCANAAN
I. PERENCANAAN ALOKATIF (ALLOCATIVE PLANNING)
TIPE PERENCANAAN ALOKATIF

d) Participant Planning terjadi apabila proses pengambilan


keputusan tentang rencana untuk memecahkan masalah
nasional, atau melaksanakan tugas nasional, ditawarkan atau
diserahkan kepada lembaga-lembaga kemasyarakatan yang
dibentuk oleh masyarakat dan tersebar dimasyarakat.
Tiga ciri umum :
1) Wewenang untuk mengambil keputusan dalam perencanaan
diserahkan kepada lembaga-lembaga kemasyarakatan,
2) Pihak perencana berperan sebagai peng-organisasi kegiatan
perencanaan dan penasihat (Advisor) dari para perencana dari
lembaga-lembaga tersebut sehingga terjadi pertisipasi aktif
dalam proses pengambilan keputusan.
3) Pengawasan terhadap perencanaan dilakukan secara sukarela
oleh lembaga kemasyarakatan dan masyarakat itu sendiri.
JENIS-JENIS PERENCANAAN
II. PERENCANAAN INOVATIF (INNOVATIVE PLANNING)

Perencanaan inovatif diartikan sebagai proses pembaharuan kegiatan


dalam upaya menumbuh kembangkan suatu lembaga pendidikan
yang memerlukan perubahan fungsi dan wawasan kelembagaan
Ketepatan Penggunaan Perencanaan Inovatif:
1. Adanya upaya pengembangan gagasan dan kegiatan baru dalam
memecahkan masalah yang timbul
2. Rumitnya permasalahan yg memerlukan kebersamaan dan
perubahan yg mendasar
3. Adanya pembentukan lembaga baru sehingga memerlukan
perubahan tindakan atau kegiatan dan perubahan sumber-sumber
yang diperlukan
4. Menjabarkan prinsip umum dari pusat menjadi perencanaan
operasional. Misalnya dalam upaya peningkatan mutu pendidikan,
memerlukan cara kerja dan sarana yang bermutu
JENIS-JENIS PERENCANAAN
II. PERENCANAAN INOVATIF (INNOVATIVE PLANNING)

Fenomena Tipe Perencanaan Inovatif


Pertama : Tidak terikat oleh perencanaan alokatif
Kedua : Berorientasi pada kegiatan pembaharuan
program lembaga-lembaga pendukung
Ketiga : Terdapat hubungan yang erat antara
perencanaan kebijakan, dan keputusan politik
untuk melaksanakan program
Keempat : di dalam perumusan tujuan perlu
disosialisasikan
Kelima : perlu didukung oleh data dan informasi yang
akurat dan dana yang memadai
JENIS-JENIS PERENCANAAN
II. PERENCANAAN INOVATIF (INNOVATIVE PLANNING)
Alasan Perencanaan Inovasi Sangat Penting Dalam Peningkatan
Mutu Pendidikan:
1. Proses pembelajaran di Indonesia umumnya tidak mengikuti
taksonmi dimensi pengetahuan yang akan dicapai
2. Pembelajaran yang dipraktikkan berbentuk penyampaian secara
searah (lecturing) atau tatap muka
3. Siswa kesulitan untuk menangkap makna esensi materi,
sehingga kegiatan belajar sebatas membuat catatan yang
kebenarannya diragukan
4. Pola proses pembelajaran guru aktif siswa pasif
5. Intensitas pembelajaran siswa umumnya rendah
6. Sulit mengungkap materi pembelajaran sesuai dengan dunia
nyata
7. Siswa mau belajar pada saat mendekati ujian
8. Guru menjadi pusat peran dalam pencapaian hasil pembelajaran
dan reaksi, akan menjadi satu-satunya sumber belajar
JENIS-JENIS PERENCANAAN
II. PERENCANAAN INOVATIF (INNOVATIVE PLANNING)
Proses Perencanaan Inovatif:
1. Di dalam merumuskan tujuan pembaharuan perlu
diketahui terlebih dahulu kualitas sumber-sumber yang
tersedia atau yang disediakan
2. Sebelun disusun perencanaan perlu informasi atau data-
data yang lengkap tentang sumber-sumber dan
pengalaman empirik yang berhubungan proses
pembaharuan
3. Para perencana harus memperhitungkan situasi daerah dan
kondisi masyarakat sehingga dalam pelaksanaan
pembaharuan mendapat dukungan dari masyakat
4. Perlu dirancang terlebih dahulu pembagian tugas, tanggung
jawab dan wewenang
5. Perlu dirancang jalur perintah, koordinasi dan konsultasi
setiap bagian
JENIS-JENIS PERENCANAAN
III.PERENCANAAN STRATEGIS (STRATEGIC
PLANNING)
Perencanaan strategis adalah bagian dari manajemen strategis (straregic
management). Fungsi-fungsi manajemen strategis dirumuskan oleh Peter Drucker
dalam bukunya "Managing in Turbulent Time" sebagai berikut :
"The primary tasks of strategic management are to understand the environment, define
organizational goals, identity options, make and implement decisions, and evaluate
actual performance. Thus, strategic planning aims to exploit the new and diffirent
opportunities of tomorrow, in contrast to long range planning, which tries to optimize for
tomorrow the trends of today”. (Drucker,1980:61)
Menurut pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa, fungsi-fungsi manajemen
strategis adalah memahami lingkungan, menentukan tujuan-tujuan organisasi,
mengidentifikasi pilihan alternatif, membuat dan melaksanakan keputusan-
keputusan, dan mengevaluasi penampilan tugas yang nyata.
Jadi, perencanaan strategis betujuan untuk mendayagunakan berbagai
kesempatan baru dan berbeda yang mungkin terjadi pada masa yang akan datang,
berlainan dengan perencanaan yang panjang yang mencoba mengoptimasi
kecenderungan-kecenderungan yang terjadi masa kini untuk masa yang akan datang.
JENIS-JENIS PERENCANAAN
III.PERENCANAAN STRATEGIS (STRATEGIC
PLANNING)
Perencanaan strategik berbentuk perencanaan lintas kegiatan
(transactive planing) yang menggabungkan berbagai bentuk
perencanaan
Fungsi Perencanaan Strategik:
Memadukan dan mendaya gunakan berbagai sumber di
dalam berbagai kesempatan baru dan berbeda mungkin
terjadi pada masa yang akan datan
Proses Perencanaan Strategik:
Memahami lingkungan, menentukan tujuan, mengidentifikasi
kan pilihan, membuat keputusan, mengevaluasi kegiatan dan
penampilan tugas nyata.

Anda mungkin juga menyukai