PERENCANAAN PEMBELAJARAN
Disusun Oleh :
2018
BAB I
PENDAHULUAN
Pembelajaran adalah perpaduan dari dua aktivitas, yaitu aktivitas belajar dan aktifitas
mengajar. Pembelajaran sebagai suatu aktifitas mengorganusasi atau mengatur lingkungan
sebaik – baiknya dan menghubungkan dengan anak didik sehingga terjadi proses belajar (S.
Nasution, 1994 : 25). Kegiatan pengajaran merupakan suatu kegiatan yang disadari dan
direncanakan.
Pembelajaran yang baik akan tercapai apabila disertai dengan perencanaan pengajaran
sebagai acuan dalam mengajar. Perencanaan pembelajaran mempunyai peranan penting
dalam memandu guru melaksanakan tugasnya sebagai pendidik. Oleh karena itu, seoran guru
harus memiliki rencana pembelajaran karena sangat penting untuk meningkatkan kualitas
mengajar.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Perencanaan
2.
3.
1. Menentukan 5.
Memilih
Identifikasi Syarat-syarat 4. Menentukan
strategi
masalah (dari dan altertatif Melaksanakan efektifitas
pemecahan
kebutuhan) pemecahan hasil
masalah
B. Manfaat Perencanaan masalah
B. Manfaat Perencanaan
Dimensi perencanaa pengajaran yakni berkaitan dengan cakupan dan sifat – sifat dari
beberapa karakteristik yang ditemukan dalam perencanaan pengajaran. Pertimbangan
terhadap dimensi – dimensi itu memungkinkan diadakannya perencanaan komprehensif yang
menalar dan efisien:
1. Signifikan
2. Fleksibilitas
Maksudnya adalah perencanaan harus disusun berdasarkan pertimbangan realistis
baik yang berkaitan dengan biaya maupun pengimplementasiannya.
3. Relevansi
Konsep relevansi berkaitan dengan jaminan bahwa perencanaan memungkinkan
penyelesaian persoalan secara lebih spesifik pada waktu yang tepat agar dapat dicapai
tujuan spesifik secara optimal
4. Kepastian
Konsep kepastian diharapkan dapat mengurangi kejadian – kejadian yang tidak
terduga
5. Ketelitian
Prinsip utama yang perlu diperhatikan ialah agar perencanaan pengajaran disusun
dalam bentuk sederhana, serta perlu diperhatikan secara sensitive kaitan-kaitan yang
pasti terjadi antara berbagai komponen. Dalam prinsip ini diperlukan waktu yang
lebih banyak sehingga perencanaan dan pengambilan keputusan dapat
dipertimbangkan mana yang paling efisien.
6. Adaptabilitas
Perencanaan pembelajaran bersifat dinamis sehingga perlu mencari umpan balik
(feedback). Penggunaan berbagai proses memungkinkan perencanaan pembelajaran
yang fleksibel, adaptatif, realistis, yakni dapat dirancang untuk menghidari hal-hal
yang tidak diharapkan.
7. Waktu
Faktor yang berkaitan dengan waktu yang cukup banyak, selain keterlibatan
perencanaan dalam memprediksi masa depan, juga validasi dan readibilitas analisis
yang dipakai, serta kapan untuk menilai kebutuhan pendidikan masa kini dalam
kaitannya dengan masa mendatang.
8. Monitoring
Merupakan mengembangkan kriteria untuk menjamin bahwa berbagai komponen
bekerja secara efektif
9. Isi Perencanaan
Isi perencanaan merujuk pada hal – hal yang akan direncanakan. Perencanaan
pengajaran yang baik perlu memuat :
a. Tujuan atau apa yang diinginkan sebagai hasil proses pendidikan.
b. Program dan layanan, bagaimana cara mengorganisasi aktivitas belajar dan
layanan – layanan pendukungnya.
c. Tenaga manusia, mencakup cara – cara mengembangkan prestasi, spesialisasi,
perilaku, kompetensi, maupun kepuasan mereka.
d. Keuangan, meliputi rencana pengeluaran dan penerimaan.
e. Bangunan fisik, mencakup tentang cara – cara penggunaan pola distribudi dan
kaitannya dengan pengembangan psikologis.
f. Struktur organisasi, maksudnya adalah bagaimana cara mengorganisasi,
manajemen operasi, pengawasan program dan aktifitas kependidikan yang
direncanakan.
g. Konteks social atau elemen – elemen lainnya yang perlu dipertimbangkan dalam
perencanaan peengajaran.
1. Memahami kurikulum
2. Menguasai bahan ajar
3. Menyususun program pengajaran
4. Melaksanakan program pengajaran
5. Menilai program pengajaran dan hasil proses belajar mengajar yang telah
dilaksanakan.
Hal ini menunjukkan bahwa guru harus mempersiapkan perangkat yang harus
dilaksanakan dalam merencanakan program.
D. PROSES PERENCANAAN
Proses perencanaan meliputi sebagai berikut :
1. Tahap pra-perencanaan
Tahapan ini menyangkut : menciptakan atau mengadakan badan atau bagian yang bertugas
dalam melaksanakann fungsi perencanaan, menetapkan prosedur perencanaan,
mengadakan reorganisasi struktural internal administrasi agar dapat berpartisipasi dalam
proses perencanaan serta prosedur untuk mengumpulkan dan menganalisis data yang
diperlukan dalam perencanaan.
2. Tahap perencanaan awal
Tahap ini terdiri dari aktivitas – aktivitas :
- Tahap diagnosis, merupakan kegiatan membandingkan output yang diharapkan dengan
apa yang telah dicapai sekarang.
- Tahap formulasi rencana, merupakan kebijakan yang memberikan arah kepada upaya
memperbaiki kelemahan dan kekurangan suatu rencana.
- Penilaian kebutuhan merupakan tindak lanjut sesudah kebijakan ditetapkan, meliputi:
jumlah orang dalam rencana, besarnya program, sarana dan alat – alat yang diperlukan,
dll.
- Perhitungan biaya berdasarkan data biaya tahun sebelumnya.
- Penentuan target, merupakan aktivitas perencanaan untuk mengkaji dan meneliti
kembali kebutuhan yang telah diidentifikasi.
3. Tahap formulasi rencana
Tindakan menyiapkan dokumen – dokumen yang ditulis secara lengkap, singkat dan
padat.
4. Tahap elaborasi rencana
Merupakan perincian rencana sehingga tugas di setiap unit menjadi jelas, yaitu dengan
langkah membuat program dan mengidentifikasi serta memformulasikan proyek.
5. Tahap implementasi rencana
Merupakan saat atau momen proyek dari perencanaan yang dibuat untuk dilaksanakan.
6. Tahap evaluasi dan perencanaan ulang
Proses evaluasi dilaksanakan secara berkesinambungan sedangkan saat pelaporan dapat
dilakukan secara berkala. Tahap evaluasi dan perencanaan ulang merupakan tahap
memberikan gambaran tentang kelemahan rencana untuk memperbaiki kesalahan, sebagai
bahan diagnosis, dan sebagai bahan dalam pembuatan rencana ulang
E. Jenis-Jenis Perencanaan
Menurut besaran atau magnitude, yaitu :
1. Perencanaan Makro
Yaitu perencanaan yang mempunyai telaah nasional yang menetapkan kebijakan-
kebijakan yang akan ditempuh, tujuan yang ingin dicapai dan cara-cara yang dipakai
dalam mencapai tujuan tersebut.
2. Perencanaan Meso
Penjabaran dari perencanaan makro ke dalam program-program dalam dimensi yang
lebih kecil.
3. Perencanaan Mikro
Diartikan sebagai perencanaan tingkat institusional, dan merupakan penjabaran
secara lebih spesifik dari perencanan tingkat meso
1. Perencanaan Strategis
Perencanaan yang berkaitan dengan penetapan tujuan pengalokasian sumber-sumber
dalam mencapai tujuan dan kebijakan yang dipakai sebagai pedoman.
2. Perencanaan Manajerial
Perencanaan yang ditujukan untuk mengarahkan proses pelaksanaan agar tujuan dapat
dicapai secara efektif dan efisien
3. Perencanaan Operasional
Perencanaan ini lebih bersifat spesifik dan berfungsi memberi petunjuk konkret
tentang pelaksanaan suatu proyek atau program.
A. PEMBELAJARAN
Pengertian Pembelajaran
Lindgren (1976) menyebutkan bahwa fokus sistem pembelajaran mencakup tiga aspek,
yaitu:
1) Siswa
Siswa merupakan faktor yang sangat penting sebab tanpa siswa tidak adanya
proses belajar;
2) Proses belajar
Proses belajar adalah apa saja yang dihayati siswa apabila mereka belajar, bukan
apa saja yang harus dilakukan pendidik untuk membelajarkan materi pelajaran;
3) Situasi belajar
Situasi belajar adalah tempat terjadinya proses belajar dan semua faktor yang
mempengaruhi proses belajar seperti pendidik, kelas, dan interaksi di dalamya.
Dalam proses pembelajaran telah mengubah peran guru dan siswa. Peran guru telah
berubah dari 1) sebagai penyampai pengetahuan, sumber utama informasi, ahli materi
dan sumber segala jawaban menjadi sebagai fasilitator pembelajaran, pelatih,
kolabolatoyr dan mitra belajar; 2) dari mengendalikan dan mengarahkan semua aspek
pembelajaran, menjadi lebih banyak memberikan alternatif dan tanggung jawab kepada
setiap siswa dalam proses pembelajaran. Sementara itu, peran siswa dalam
pembelajaran telah mengalami perubahan juga, yaitu : 1) dari penerima informasi yang
pasif menjadi partisipan aktif dalam proses pembelajaran, 20 dari mengungkapkan
kembali pengetahuan menjadi menghasilkan dan berbagi pengetahuan, 3) dari
pembelajaran sebagai aktivitas individual menjadi kolabolratif dengan siswa lain.
Oemar Hamalik (1999) memaparkan tiga ciri khas yang terkandung dalam sistem
pembelajaran, yaitu:
1. Rencana, ialah penataan ketenagaan, material, dan prosedur yang merupakan unsur-unsur
sistem pembelajaran, dalam suatu rencana khusus.
3. Tujuan, sistem pembelajaran mempunyai tujuan tertentu yang hendak dicapai. Ciri ini
menjadi dasar perbedaan antara sistem yang dibuat oleh manusia dan sistem pemerintahan,
semuanya memiliki tujuan. Sistem alami seperti: ekologi, sistem kehidupan hewan, memiliki
unsur-unsur yang saling ketergantungan satu sama lain, disusun sesuai dengan rencana
tertentu, tetapi tidak mempunyai tujuan tertentu. Tujuan sistem menuntun proses merancang
sistem. Tujuan utama sistem pembelajaran agar siswa belajar. Tugas seorang perancang
sistem adalah mengorganisasi tenaga, material, dan prosedur agar siswa belajar secara efisien
dan efektif.
1. Memiliki tujuan, yaitu untuk membentuk siswa dalam suatu perkembangan tertentu.
6. Terdapat pola aturan yang ditaati guru dan siswa dalam proporsi masing-masing.
Yang menjadi kunci untuk menentukan tujuan pembelajaran adalah kebutuhan siswa,
mata ajaran dan guru itu sendiri. Kebutuhan siswa dapat ditetapkan apa yang hendak dicapai,
dikembangkan dan diapresiasi. Mata ajaran yang ada dalam petunjuk kurikulum dapat
ditentukan hasil-hasil pendidikan yang diinginkan.
KESIMPULAN
Perencanaan pembelajaran merupakan proses kerja sama yang tidak hanya menitik
beratkan kepada guru atau siswa saja,tetapi juga secara bersama – sama berusaha mencapai
tujuan yang telah ditentukan.
www.zonareferensi.com
Yosiabdiantindaon.blogspot.com