Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

PERENCANAAN PEMBELAJARAN

Dosen : Siti Wahyuni ,M.Pd

Disusun Oleh :

1. Muhammad Yusuf Abdul A : 201614500123


2. Risma Fauziah : 201614500379
3. Kuswara : 201614500385
4. Dewi Nur’afni : 201614500401
5. Apria Octora : 201614500425
6. Tuti Alawiyah : 201614500447
7. Siti Khotimah : 201614500481
8. Alia Syamhandayani : 201614500501
9. Debby Cinthia Harlita : 201414500021

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN DAN PENGETAHUAN SOSIAL

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI

UNIVERSITAS INDRAPRASTA PGRI

2018
BAB I

PENDAHULUAN

Pembelajaran adalah perpaduan dari dua aktivitas, yaitu aktivitas belajar dan aktifitas
mengajar. Pembelajaran sebagai suatu aktifitas mengorganusasi atau mengatur lingkungan
sebaik – baiknya dan menghubungkan dengan anak didik sehingga terjadi proses belajar (S.
Nasution, 1994 : 25). Kegiatan pengajaran merupakan suatu kegiatan yang disadari dan
direncanakan.

Pembelajaran yang baik akan tercapai apabila disertai dengan perencanaan pengajaran
sebagai acuan dalam mengajar. Perencanaan pembelajaran mempunyai peranan penting
dalam memandu guru melaksanakan tugasnya sebagai pendidik. Oleh karena itu, seoran guru
harus memiliki rencana pembelajaran karena sangat penting untuk meningkatkan kualitas
mengajar.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Perencanaan

Perencanaan terjadi pada semua kegiatan. Perencanaan merupakan proses awal


dimana manajemen memutuskan tujuan dan cara pencapaianya. Perencanaan adalah hal yang
sangat esensial karena dalam kenyataannya perencanaan memegang peran lebih dibanding
dengan fungsi – fungsi manajemen lainya, yaitu pengorganisasian, pengarahan dan
pengawasan. Namun yang lebih utama adalah perencanaan yang dibuat harus dapat
dilaksanakan dengan mudah dan tepat sasaran.

Beberapa ahli mendefinisikan perencanaan menjadi sebagai berikut:

1. William H. Newman dalam bukunya “ Administrative Action Techniques of


Organization and Management”
Perencanaan adalah menentukan apa yang akan dilakukan. Perencanaan mengandung
rangkaian – rangkaian putusan yang luas dan penjelasan – penjelasan dari tujuan,
penentuan kebijakan, penentuan program, penentuan metode – metode, dan prosedur
– prosedur tertentu, dan penentuan kegiatan berdasarkan jadwal sehari – hari.
2. Nana Sudjana (2000)
Perencanaan adalah proses yang sistematis dalam pengambilan keputusan tentang
tindakan yang akan dilakukan pada waktu yang akan datang.
3. Kaufman
Perencanaan adalah suatu proyeksi tentang apa yang diperlukan dalam rangka
mencapai tujuan abash dan bernilai, yang didalamanya mencakup eleman – elemen
yang dapat dilihat pada gambar dibawah ini.
6. Revisi
(bila ia Perlu)

2.
3.
1. Menentukan 5.
Memilih
Identifikasi Syarat-syarat 4. Menentukan
strategi
masalah (dari dan altertatif Melaksanakan efektifitas
pemecahan
kebutuhan) pemecahan hasil
masalah
B. Manfaat Perencanaan masalah

B. Manfaat Perencanaan

Terdapat beberapa manfaat dalam perencanaan, yaitu :

1. Sebagai petunjuk atau pedoman arah kegiatan.


2. Sebagai pola dasar dalam membagi tugas pada semua unsur atau jajaran yang
terlibat.
3. Menjadi pedoman kerja bagi semua unsur dan jajaran.
4. Sebagai alat ukur efektif-tidaknya suatu pekerjaan, sehingga tiap saat.
5. bisa diketahui ketepatan dan kelambatan kerja.

C. DIMENSI – DIMENSI PERENCANAAN

Dimensi perencanaa pengajaran yakni berkaitan dengan cakupan dan sifat – sifat dari
beberapa karakteristik yang ditemukan dalam perencanaan pengajaran. Pertimbangan
terhadap dimensi – dimensi itu memungkinkan diadakannya perencanaan komprehensif yang
menalar dan efisien:

1. Signifikan

Tingkat signifikasi tergantung pada tujuan pendidikan yang diajukan. Dalam


mencapai tujuan, mengambil keputusan perlu mempunyai garis pembimbing yang
jelas, setiap pengamat pendidikan dapat mengadakan evaluasi kontribusi perencanaan
dan dapat ditentukan berdasarkan kriteria – kritera yang dibangun selama proses
pembelajaran.

2. Fleksibilitas
Maksudnya adalah perencanaan harus disusun berdasarkan pertimbangan realistis
baik yang berkaitan dengan biaya maupun pengimplementasiannya.

3. Relevansi
Konsep relevansi berkaitan dengan jaminan bahwa perencanaan memungkinkan
penyelesaian persoalan secara lebih spesifik pada waktu yang tepat agar dapat dicapai
tujuan spesifik secara optimal

4. Kepastian
Konsep kepastian diharapkan dapat mengurangi kejadian – kejadian yang tidak
terduga

5. Ketelitian
Prinsip utama yang perlu diperhatikan ialah agar perencanaan pengajaran disusun
dalam bentuk sederhana, serta perlu diperhatikan secara sensitive kaitan-kaitan yang
pasti terjadi antara berbagai komponen. Dalam prinsip ini diperlukan waktu yang
lebih banyak sehingga perencanaan dan pengambilan keputusan dapat
dipertimbangkan mana yang paling efisien.

6. Adaptabilitas
Perencanaan pembelajaran bersifat dinamis sehingga perlu mencari umpan balik
(feedback). Penggunaan berbagai proses memungkinkan perencanaan pembelajaran
yang fleksibel, adaptatif, realistis, yakni dapat dirancang untuk menghidari hal-hal
yang tidak diharapkan.

7. Waktu
Faktor yang berkaitan dengan waktu yang cukup banyak, selain keterlibatan
perencanaan dalam memprediksi masa depan, juga validasi dan readibilitas analisis
yang dipakai, serta kapan untuk menilai kebutuhan pendidikan masa kini dalam
kaitannya dengan masa mendatang.

8. Monitoring
Merupakan mengembangkan kriteria untuk menjamin bahwa berbagai komponen
bekerja secara efektif

9. Isi Perencanaan
Isi perencanaan merujuk pada hal – hal yang akan direncanakan. Perencanaan
pengajaran yang baik perlu memuat :
a. Tujuan atau apa yang diinginkan sebagai hasil proses pendidikan.
b. Program dan layanan, bagaimana cara mengorganisasi aktivitas belajar dan
layanan – layanan pendukungnya.
c. Tenaga manusia, mencakup cara – cara mengembangkan prestasi, spesialisasi,
perilaku, kompetensi, maupun kepuasan mereka.
d. Keuangan, meliputi rencana pengeluaran dan penerimaan.
e. Bangunan fisik, mencakup tentang cara – cara penggunaan pola distribudi dan
kaitannya dengan pengembangan psikologis.
f. Struktur organisasi, maksudnya adalah bagaimana cara mengorganisasi,
manajemen operasi, pengawasan program dan aktifitas kependidikan yang
direncanakan.
g. Konteks social atau elemen – elemen lainnya yang perlu dipertimbangkan dalam
perencanaan peengajaran.

Menurut Hidayat (1990) mengemukakan bahwa perangkat yang harus dipersiapkan


dalam perencanaan pembelajaran antara lain :

1. Memahami kurikulum
2. Menguasai bahan ajar
3. Menyususun program pengajaran
4. Melaksanakan program pengajaran
5. Menilai program pengajaran dan hasil proses belajar mengajar yang telah
dilaksanakan.
Hal ini menunjukkan bahwa guru harus mempersiapkan perangkat yang harus
dilaksanakan dalam merencanakan program.

D. PROSES PERENCANAAN
Proses perencanaan meliputi sebagai berikut :

1. Tahap pra-perencanaan
Tahapan ini menyangkut : menciptakan atau mengadakan badan atau bagian yang bertugas
dalam melaksanakann fungsi perencanaan, menetapkan prosedur perencanaan,
mengadakan reorganisasi struktural internal administrasi agar dapat berpartisipasi dalam
proses perencanaan serta prosedur untuk mengumpulkan dan menganalisis data yang
diperlukan dalam perencanaan.
2. Tahap perencanaan awal
Tahap ini terdiri dari aktivitas – aktivitas :
- Tahap diagnosis, merupakan kegiatan membandingkan output yang diharapkan dengan
apa yang telah dicapai sekarang.
- Tahap formulasi rencana, merupakan kebijakan yang memberikan arah kepada upaya
memperbaiki kelemahan dan kekurangan suatu rencana.
- Penilaian kebutuhan merupakan tindak lanjut sesudah kebijakan ditetapkan, meliputi:
jumlah orang dalam rencana, besarnya program, sarana dan alat – alat yang diperlukan,
dll.
- Perhitungan biaya berdasarkan data biaya tahun sebelumnya.
- Penentuan target, merupakan aktivitas perencanaan untuk mengkaji dan meneliti
kembali kebutuhan yang telah diidentifikasi.
3. Tahap formulasi rencana
Tindakan menyiapkan dokumen – dokumen yang ditulis secara lengkap, singkat dan
padat.
4. Tahap elaborasi rencana
Merupakan perincian rencana sehingga tugas di setiap unit menjadi jelas, yaitu dengan
langkah membuat program dan mengidentifikasi serta memformulasikan proyek.
5. Tahap implementasi rencana
Merupakan saat atau momen proyek dari perencanaan yang dibuat untuk dilaksanakan.
6. Tahap evaluasi dan perencanaan ulang
Proses evaluasi dilaksanakan secara berkesinambungan sedangkan saat pelaporan dapat
dilakukan secara berkala. Tahap evaluasi dan perencanaan ulang merupakan tahap
memberikan gambaran tentang kelemahan rencana untuk memperbaiki kesalahan, sebagai
bahan diagnosis, dan sebagai bahan dalam pembuatan rencana ulang

E. Jenis-Jenis Perencanaan
Menurut besaran atau magnitude, yaitu :
1. Perencanaan Makro
Yaitu perencanaan yang mempunyai telaah nasional yang menetapkan kebijakan-
kebijakan yang akan ditempuh, tujuan yang ingin dicapai dan cara-cara yang dipakai
dalam mencapai tujuan tersebut.
2. Perencanaan Meso
Penjabaran dari perencanaan makro ke dalam program-program dalam dimensi yang
lebih kecil.
3. Perencanaan Mikro
Diartikan sebagai perencanaan tingkat institusional, dan merupakan penjabaran
secara lebih spesifik dari perencanan tingkat meso

b. Menurut telaahnya, yaitu:

1. Perencanaan Strategis
Perencanaan yang berkaitan dengan penetapan tujuan pengalokasian sumber-sumber
dalam mencapai tujuan dan kebijakan yang dipakai sebagai pedoman.
2. Perencanaan Manajerial
Perencanaan yang ditujukan untuk mengarahkan proses pelaksanaan agar tujuan dapat
dicapai secara efektif dan efisien
3. Perencanaan Operasional
Perencanaan ini lebih bersifat spesifik dan berfungsi memberi petunjuk konkret
tentang pelaksanaan suatu proyek atau program.

c. Menurut jangka waktunya, yaitu :

1. Perencanaan jangka panjang


Perencanaan yang mencakup kurun waktu 10 sampai dengan 25 tahun. Mempunyai
parameter yang lebih kabur dan makin panjang jangka waktunya makin banyak
variabel yang tidak pasti.

2. Perencanaan jangka menengah


Perencanaan yang mencakup kurun waktu 4 sampai dengan 10 tahun. Merupakan
penjabaran operasional dari rencana jangka panjang.
3. Perencanaan jangka pendek
Perencanaan yang mencakup kurun waktu 1 sampai dengan 3 tahun dan merupakan
jabaran dari rencana jangka menengah dan jangka panjang.
BAB III
PEMBAHASAN

A. PEMBELAJARAN
Pengertian Pembelajaran

Menurut Winkel (2007), mengartikan pembelajaran sebagai seperangkat tindakan


yang dirancang untuk mendukung proses belajar peserta didik, dengan
memperhitungkan kejadian-kejadian eksternal yang berperan terhadap rangkaian
kejadian-kejadian internal yang berlangsung di dalam diri peserta didik.
Menurut Dimyati dan Mudjiono (2005) mengartikan pembelajaran sebagai
kegiatan yang ditujukan untuk membelajarkan siswa. Dalam pengertian lain,
pembelajaran adalah usaha-usaha yang terencana dalam memaipulasi sumber-sumber
belajar agar terjadi proses belajar dalam diri siswa.
Pengertian Pembelajaran Menurut Para Ahli Pendidikan – Kali ini akan dibahas
tentang definisi pembelajaran menurut berbagai versi. Hal ini dikarenakan banyak
literatur yang berbeda beda ketika anda mencari tahu apa itu arti pembelajaran. Masing
masing pakar dan ahli memiliki pendapatnya sendiri dalam mendefinisikan apa itu
pembelajaran.
Menurut Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003
menyatakan pembelajaran adalah “proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan
sumber belajar pada suatu lingkungan belajar”. Pembelajaran sebagai proses belajar
yang dibangun oleh guru untuk mengembangkan kreatifitas berpikir yang dapat
meningkatkan kemampuan berpikir siswa, serta dapat meningkatkan kemampuan
mengkontruksikan pengetahuan baru sebagai upaya meningkatkan penguasaan yang
baik terhadap materi pelajaran.
Sedangkan dikutip dari laman wikipedia, dinyatakan bahwa pengertian
pembelajaran adalah proses, cara, perbuatan menjadikan orang atau makhluk hidup
belajar. Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber
belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan
pendidik agar dapat terjadi proses perolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan
kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik.
Dengan kata lain, pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta didik agar dapat
belajar dengan baik.
Secara umum pengertian pembelajaran adalah proses interaksi antara peserta
didik/siswa dengan pendidik/guru dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar
yang meliputi guru dan siswa yang saling bertukar informasi. Pembelajaran merupakan
bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses pemerolehan ilmu dan
pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap dan
kepercayaan pada peserta didik.
Dengan kata lain, definisi pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta
didik agar dapat belajar dengan baik. Atau mudahnya usaha sadar dari guru untuk
membuat siswa belajar, yaitu terjadinya perubahan tingkah laku pada diri siswa yang
belajar, dimana perubahan itu dengan didapatkannya kemampuan baru yang berlaku
dalam waktu tertentu dan karena adanya usaha.

Pengertian Pembelajaran Menurut Para Ahli Pendidikan


Proses pembelajaran pada awalnya mengharuskan guru untuk mengetahui
kemampuan dasar yang dimiliki oleh siswa meliputi kemampuan dasarnya,
motivasinya, latar belakang akademisnya, latar belakang ekonominya, dan lain
sebagainya. kesiapan guru untuk mengenal karakteristik siswa dalam pembelajaran
merupakan modal utama yang sangat penting dalam penyampaian bahan belajar dan
menjadi indikator suksesnya pelaksanaan pembelajaran.
Dapat disimpulkan pembelajaran adalah segala upaya yang dilakukan oleh guru
(pendidik) agar terjadi proses belajar pada diri siswa. Secara implisit, di dalam
pembelajaran, ada kegiatan memilih, menetapkan dan mengembangkan metode untuk
mecapai hasil pembelajaran yang diinginkan. Pembelajaran menekankan pada cara-cara
untuk mencapai tujuan dan berkaitan dengan bagaimana cara mengorganisaikan materi
pelajaran, menyampaiakan materi pelajaran dan mengelola pembelajaran.

Lindgren (1976) menyebutkan bahwa fokus sistem pembelajaran mencakup tiga aspek,
yaitu:
1) Siswa
Siswa merupakan faktor yang sangat penting sebab tanpa siswa tidak adanya
proses belajar;
2) Proses belajar
Proses belajar adalah apa saja yang dihayati siswa apabila mereka belajar, bukan
apa saja yang harus dilakukan pendidik untuk membelajarkan materi pelajaran;

3) Situasi belajar
Situasi belajar adalah tempat terjadinya proses belajar dan semua faktor yang
mempengaruhi proses belajar seperti pendidik, kelas, dan interaksi di dalamya.

Dalam mengelola pembelajaran, pendidik lebih dituntut untuk berfungsi dalam


melaksanakan empat macam tugas, yakni :
1) Merencanakan, baik untuk jangka panjang (satu semester) maupun jangka
pendek (satu session atau pertemuan). Perencanaan ini memerlukan suatu
pemikiran yang matang. Keberhasilan membelajarkan sangat tergantung pada
kemampuan pendidik dalam merencanakan yang mencakup antara lain :
menentukan tujuan belajar siswa, cara mencapai tujuan tersebut dan sarana apa
yang diperlukan untuk itu;
2) Mengatur, yang dilakukan pada waktu implementasi. Tugas ini adalah mengenai
apa yang mencakup rencana dan pengetahuan tentang bentuk dan macam
kegiatan yang harus dilaksanakan dan bagaimana semua komponen dapat
bekerjasama untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan;
3) Mengarahkan, karena memang salah satu tugas pendidik adalah memberi
motivasi, mengarahkan dan memberikan inspirasi kepada siswa untuk belajar.
Memang benar bahwa tanpa pengaraan masih dapat juga terjadi proses beljar,
tetapi dengan adanya pengarahan yang baik dari pihak pendidik makan proses
belajar diharapkan akan dapat berjalan lancar.
4) Mengevaluasi, untuk mengetahui apakah perencanaan, pengaturan dan
pengarahan dapat berjalan dengan baik atau masih perlu diperbaiki. Untuk itu,
pendidik harus mempunyai patokan mengenai penampilan para siswa yang
dianggap telah memadai, baik selama maupun setelah ia mendidik mereka.

Dalam proses pembelajaran telah mengubah peran guru dan siswa. Peran guru telah
berubah dari 1) sebagai penyampai pengetahuan, sumber utama informasi, ahli materi
dan sumber segala jawaban menjadi sebagai fasilitator pembelajaran, pelatih,
kolabolatoyr dan mitra belajar; 2) dari mengendalikan dan mengarahkan semua aspek
pembelajaran, menjadi lebih banyak memberikan alternatif dan tanggung jawab kepada
setiap siswa dalam proses pembelajaran. Sementara itu, peran siswa dalam
pembelajaran telah mengalami perubahan juga, yaitu : 1) dari penerima informasi yang
pasif menjadi partisipan aktif dalam proses pembelajaran, 20 dari mengungkapkan
kembali pengetahuan menjadi menghasilkan dan berbagi pengetahuan, 3) dari
pembelajaran sebagai aktivitas individual menjadi kolabolratif dengan siswa lain.

B. Ciri-Ciri Pembelajaran dalam Pendidikan

Oemar Hamalik (1999) memaparkan tiga ciri khas yang terkandung dalam sistem
pembelajaran, yaitu:

1. Rencana, ialah penataan ketenagaan, material, dan prosedur yang merupakan unsur-unsur
sistem pembelajaran, dalam suatu rencana khusus.

2. Kesalingtergantungan, antara unsur-unsur sistem pembelajaran yang serasi dalam suatu


keseluruhan. Tiap unsur bersifat esensial, dan masing-masing memberikan sumbangannya
kepada sistem pembelajaran.

3. Tujuan, sistem pembelajaran mempunyai tujuan tertentu yang hendak dicapai. Ciri ini
menjadi dasar perbedaan antara sistem yang dibuat oleh manusia dan sistem pemerintahan,
semuanya memiliki tujuan. Sistem alami seperti: ekologi, sistem kehidupan hewan, memiliki
unsur-unsur yang saling ketergantungan satu sama lain, disusun sesuai dengan rencana
tertentu, tetapi tidak mempunyai tujuan tertentu. Tujuan sistem menuntun proses merancang
sistem. Tujuan utama sistem pembelajaran agar siswa belajar. Tugas seorang perancang
sistem adalah mengorganisasi tenaga, material, dan prosedur agar siswa belajar secara efisien
dan efektif.

Selanjutnya ciri-ciri pembelajaran lebih detail adalah sebagai berikut:

1. Memiliki tujuan, yaitu untuk membentuk siswa dalam suatu perkembangan tertentu.

2. Terdapat mekanisme, prosedur, langkah-langkah, metode dan teknik yang direncanakan


dan didesain untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

3. Fokus materi ajar, terarah, dan terencana dengan baik.


4. Adanya aktivitas siswa merupakan syarat mutlak bagi berlangsungya kegiatan
pembelajaran.

5. Aktor guru yang cermat dan tepat.

6. Terdapat pola aturan yang ditaati guru dan siswa dalam proporsi masing-masing.

7. Limit waktu untuk mencapai tujuan pembelajaran.

8. Evaluasi, baik evaluasi proses maupun evaluasi produk.

Yang menjadi kunci untuk menentukan tujuan pembelajaran adalah kebutuhan siswa,
mata ajaran dan guru itu sendiri. Kebutuhan siswa dapat ditetapkan apa yang hendak dicapai,
dikembangkan dan diapresiasi. Mata ajaran yang ada dalam petunjuk kurikulum dapat
ditentukan hasil-hasil pendidikan yang diinginkan.
KESIMPULAN

Perencanaan pembelajaran merupakan proses kerja sama yang tidak hanya menitik
beratkan kepada guru atau siswa saja,tetapi juga secara bersama – sama berusaha mencapai
tujuan yang telah ditentukan.

Perencanaan pembelajaran juga merupakan proses pengambilan keputusan hasil


berpikir tentang sasaran dan tujuan pembelajaran tertentu, yaitu perubahan tingkah laku serta
rangkaian kegiatan yang harus dilakukan sebagai upaya pencapaian tujuan tersebut dengan
memanfaatkan segala potensi dan sumber belajar yang ada
DAFTAR PUSTAKA

www.zonareferensi.com

Nur;aeni,dkk.2018.Perencanaan Pembelajaran. Jakarta: Unindra Press

Yosiabdiantindaon.blogspot.com

Anda mungkin juga menyukai