Untuk memenuhi proyek makalah kelompok pada mata kuliah Belajar dan Pembelajaran
Oleh:
DESEMBER 2022
BAB I
URAIAN MATERI
D. Rancangan Pembelajaran
Rancangan pembelajaran menghasilkan berbagai model pembelajaran. Akan
tetapi, rancangan pembelajaran harus mengandung elemen berikut yang meliputi
pengumpulan data, penilaian keterampilan masukan, spesifikasi tujuan yang bersifat
behavioral atau performance test, prosedur untuk memilih metode dan penyajian, dan
prosedur pelaksanaan, evaluasi, serta revisi. Berikut adalah macam-macam model
rancangan pembelajaran (Ananda, 2019)
1. Model performance based on teacher education
Merupakan pengembangan program pembelajaran yang dilaksanakan dengan
pendekatan sistematik. Pendekatan ini mempertimbangkan semua faktor dan
komponen yang ada sehingga pelaksanaan program akan berjalan secara efektif dan
efisien (Gage dan Winne, 1975).
2. Model dick and carey
Merupakan model rancangan pembelajaran yang memiliki komponen dengan
urutan tahapan yang sistematis dan lengkap mulai dari analisis, desain hingga
evaluasi sehingga rancangan pembelajaran yang dihasilkan dapat dioptimalkan
(Isnawan dan Wicaksono, 2018; Yusri dan Arifin, 2018).
3. Model perencanaan pembelajaran davis
Model pembelajaran yang terdiri dari 5 tahapan yang harus dilakukan yang
semuanya merupakan sistem terpadu secara menyeluruh. Tahapa tersebut meliputi
penetapan status sistem pembelajaran, perumusan tujuan pembelajaran,
perencanaan dan pelaksanaan evaluasi, pendeskripsian dan pengakajian tugas, dan
pelaksanaan prinsip-prinsip belajar (Randhika, 2018; Rohmah dan Fadly, 2021).
4. Model DSI-PK
Merupakan model rancangan pembelajaran dengan gambaran proses rancangan
secara sistematis tentang pengembangan pembelajaran baik mengenai proses
maupun pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan dalam upaya pencapaian
kompetensi (Hidayati, 2019; Simanjuntak, 2019).
5. Model ASSURE
Merupakan model rancangan pembelajaran yang berorientais pada kelas. Pada
model ini terdiri dari 6 langkah kegiatan yang melputi analyse learners, states
standard objecties, select strategies, technology, media, and material, utilize
technology, media, and materials, require learner participation, dan evaluate and
revise (Havizul, 2022; Purbasari dkk., 2022).
6. Model perencanaan pembelajaran yang sistematis
E. Manfaat Pembelajaran
Hasil belajar yang terbaik pasti menjadi harapan bagi seluruh pihak yang terlibat
dalam pendidikan, tidak semata tujuan utama seorang guru. Namun, perlu untuk diingat
kembali bahwa hasil akhir proses belajar yang dijalani oleh siswa tidak akan terlepas
dari beberapa faktor yang memengaruhi. Terdapat 2 jenis faktor yang memengaruhi
hasil belajar siswa, yaitu faktor eksternal dan internal.
Faktor eksternal diartikan sebagai faktor-faktor dari luar diri setiap siswa yang
mampu memengaruhi hasil belajar mereka. Pertama, ada faktor berupa lingkungan
sekolah yang memiliki peran penting dalam pembentukan kecerdasan siswa (Sari, 2016).
Hal ini disebabkan para guru mempunyai kewajiban serta tanggung jawab untuk
memberikan pemahaman kepada para siswa secara menyeluruh terkait suatu topik
pembelajaran. Kedua, lingkungan terdekat setiap individu, yaitu lingkungan keluarga.
Faktor kedua ini justru menjadi sebagai pondasi awal, dengan peranan yang lebih fatal
dibanding lingkungan sekolah. Lingkungan keluarga lebih dahulu membentuk karakter
individu sebelum mereka masuk ke lingkup yang lebih luas seperti jenjang sekolah.
Sedangkan faktor internal adalah faktor-faktor yang berasal dari diri siswa itu
sendiri sehingga mampu memengaruhi hasil belajar (Hanafiah dan Cucu, 2009). Faktor
internal terdiri atas hal-hal berikut.
1. Minat.
Minat memiliki makna sebagai bentuk ketertarikan lebih atas suatu hal atau
melakukan sesuatu atas dasar kemauan diri sendiri tanpa ada dorongan dari pihak
luar. Menurut Ratnasari (2017) minat belajar memegang peran penting, semakin
tinggi minat belajar maka akan cenderung menghasilkan prestasi yang tinggi, begitu
pun sebaliknya.
2. Bakat.
Bakat berbeda dengan minat. Bakat merupakan kemampuan lebih dan unik dari
diri seseorang yang diperoleh secara alamiah tetapi perlu untuk terus diasah dan
dikembangkan (Anggraini et al, 2020). Guru maupun siswa itu sendiri harus mampu
untuk mengetahui bakat yang dimiliki sebagai bekal untuk mencapai hasil belajar
yang terbaik.
3. Motivasi diri untuk berprestasi.
Atkinson dan Feather (1966) menyatakan bahwa motivasi berprestasi
merupakan bentuk gabungan dari kecenderungan individu untuk mendekati
keberhasilan dan kecenderungan untuk antisipasi kegagalan. Faktor motivasi ini
wajib dimiliki oleh semua siswa agar mereka bisa belajar dengan penuh rasa
semangat dan nanti bisa menjadi pribadi yang lebih baik lagi dengan kemampuan
yang juga semakin berkembang.
4. Gaya belajar
Sebaiknya siswa mengetahui gaya belajar masing-masing. Gaya belajar dapat
membuat seseorang mampu untuk menyerap dan memahami informasi melalui cara
yang disenangi, misalnya dalam proses beripikir (Adi, 2004). Ketika siswa enjoy
dengan cara belajarnya maka ilmu pengetahuan akan mereka peroleh secara
maksimal dan hasil belajar bisa meningkat.
BAB II
A. Permasalahan Kontekstual
Sumber: Kumparan
Pertimbangan utama pendidikan ialah peningkatan mutu pendidikan agar bangsa
Indonesia tidak tertinggal dari bangsa lain dalam persaingan kehidupan yang makin
kompetitif. Kemajuan pendidikan bangsa dapat terlaksana apabila SDM mendapatkan
pendidikan yang bermutu. Faktor yang mempengaruhi mutu pendidikan, salah satunya
ialah dalam perencanaan pembelajaran yakni kurikulum. Kurikulum merupakan
penentu utama dalam kegiatan pembelajaran. Selain itu, kurikulum menjadi pegangan
atau panduan bagi seorang pendidik untuk mencapai tujuan pembelajaran dengan baik.
Manajemen kurikulum merupakan hal penting, karena didalamnya memuat aktivitas
yang mencakup perencanaan, penyusunan, pelaksaan, pengawasan dan evaluai agar
proses pembelajaran sesuai dengan tujuan. Perencanaan yang baik ialah dasar yang
menentukan kesuksesan dari program yang ada. Pelaksanaan kurikulum secara nyata
menentukan keberhasilan dari kurikulum itu sendiri. Penilaian hasil belajar siswa dapat
berupa aktivitas penilaian yang menjadi penentu perlu adanya peningkatan
berkelanjutan pada mutu pendidikan. Penilaian tersebut juga dapat sebagai pengendali
dan penjamin mutu pendidikan yang selama ini telah diberikan. Oleh karena itu,
pentingnya perencanaan pembelajaran terutama pada perencanaan kurikulum agar
pelaksanaan rancangan dan proses pembelajaran tidak menyimpang dari rancangan
kurikulum yang sudah ada dan siswa dapat mudah dalam menerima pembelajaran yang
disampaikan oleh seorang pendidik (Azahra, 2022)
B. Solusi Penyelesaian Permasalahan Kontekstual yang Sudah Ada
Berikut ini adalah beberapa solusi yang telah ditemukan mengenai
permasalahan kontekstual yang disajikan.
1. Dalam perencanaan kurikulum tidak bisa dilakukan oleh setiap orang atau
sembarang orang, perlu adanya para ahli baik dari segi pengalaman dalam bidang
praktik pendidikan maupun pembelajaran. Karena dalam proses penyusunan awal,
pengembangan kurikulum berkenaan dengan kebijakan pemerintah.
2. Perlu memiliki visi yang sama dalam merencanakan, mengorganisasi,
melaksanakan, dan mengevaluasi sebuah kurikulum oleh setiap penanggungjawab
lembaga pendidikan dan seluruh stakeholder pendidikan. Karena Kegagalan dalam
manajemen sebuah kurikulum akan berakibat fatal pada keberhasilan dunia
pendidikan.
Melihat masalah dan solusi yang sudah ada sebelumnya, penulis memikirkan
beberapa saran yang mungkin dapat menjawab permasalahan kontekstual yang
disajikan. Berikut beberapa di antaranya
1. Perlu adanya edukasi berupa pengarahan dan pembinaan bagi guru terkait
manajemen kurikulum yang berupa kemampuan dalam mengelola kurikulum, mulai
dari perencanaan kurikulum, pelaksanaan kurikulum hingga evaluasi kurikulum.
Hal-hal tersebut akan berkaitan dengan Rencana Proses Pembelajaran (RPP) agar
dalam penyusunan proses pembelajaran atau Rencana Proses Pembelajaran (RPP)
tidak menyimpang jauh. Sehingga pada proses pembelajaran tetap berpedoman pada
RPP dan kurikulum yang ada.
2. Dalam meningkatkan mutu pendidikan diperlukan sebuah kerjasama yang baik dari
semua komponen yang telibat.
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
2. Saran
Diharapkan dengan adanya pemaparan dalam makalah ini dapat menambah ilmu dan
memberikan gambaran mengenai variabel dan perencanaan dalam pembelajaran. Begitu juga
dengan adanya permasalahan kontekstual yang sesuai dengan materi yang dibahas, semoga
dapat memicu diskusi kritis mengenai sistem pembelajaran di Indonesia, terkhusus pada
implementasi dari materi yang dibahas.
DAFTAR PUSTAKA
Adi Gunawan. (2004). Genius Learning Strategy Petunjuk Proses Mengajar. Jakarta: PT.
Gramedia Pustaka Utama.
Anggraeni, P., & Akbar, A. (2018). Kesesuaian Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dan
Proses Pembelajaran. Jurnal Pesona Dasar, 6(2).
Anggraini, Dkk. 2020. Mengidentifikasi Minat Bakat Siswa Sejak Usia Dini di SD
Adiwiyata. Jurnal Pendidikan.
Atkinson, J. W. & Feather, N. 1966. A Theory of Achievement Motivation. New York: Wiley
and Sons.
Hanafiah, dan Cucu Suhana. 2009. Konsep Strategi Pembelajaran. Bandung: PT. Refika
Aditama.
Havizul, H. (2022). Desain Pembelajaran Online Berbasis Google Classroom Untuk Mata
Pelajaran Ips Smp/Mts Menggunakan Model Assure. Sosial Horizon: Jurnal
Pendidikan Sosial, 9(1), 106–117.
Marlina, L., & Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, P. (n.d.). Analisis Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Hasil Belajar Bahasa Indonesia Pada Siswa Kelas IV SD
Muhammadiyah Majaran Kabupaten Sorong.
Putro, S. C., Nidhom, A. M., & others. (2021). Perencanaan Pembelajaran. Ahlimedia
Book.
Purbasari, I., Fajrie, N., Sholikhan, M., dan Purwaningrum, J. P. (2022). Desain
Pembelajaran Sosial Kolaboratif Berbasis Projek Melalui Assure Model. Jurnal
Pendidikan Dasar, 3(2), 60–70.
Randhika, M. F. (2018). Aplikasi Pembelajaran Audit Sistem Informasi Dan Tata Kelola
Teknologi Informasi Berbasis Mobile. Perpustakaan Universitas Teknokrat Indonesia.
Rohmah, R. U., dan Fadly, W. (2021). Mereduksi Miskonsepsi Melalui Model Conceptual
Change Berbasis STEM Education. Jurnal Tadris IPA Indonesia, 1(2), 189–198.
Sari Dian Purnama. 2016. Hubungan Gaya Belajar Siswa dengan Hasil Belajar IPS pada
Siswa Kelas V SDN di Gugus Wibisono Kecamatan Jati Kabupaten Kudus. Jurnal
Pendidikan.
Widyastuti, A., Sudarmanto, E., Silitonga, B. N., Ili, L., Purba, S. R. F., Khalik, M. F.,
Recard, M., Chamidah, D., Purba, B., dan Mansyur, M. Z. (2021). Perencanaan
Pembelajaran. Yayasan Kita Menulis.
Yusri, Y., dan Arifin, S. (2018). Desain pembelajaran kooperatif berbasis teori bruner untuk
meningkatkan kualitas pembelajaran matematika. Histogram, 2(2), 147–158.
LAMPIRAN
*dikarenakan keterbatasan kata pada web pengecekkan, untuk cek plagiarisme dibagi menjadi
beberapa hasil.