Anda di halaman 1dari 41

RESUME

KONSEP DASAR STRATEGI PEMBELAJARAN, PEMBELAJARAN


DIGITAL, PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN PAI, DAN
MEDIA PEMBELAJARAN DIGITAL

Tugas Ini Dibuat Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Desain Pembelajaran

Dosen Pengampu : Dr. Zuhairi, M.Pd

Disusun Oleh:
Kelas/ Semester: A/ VI
Kelompok 5
Nur Fatimah adzahra (2101011068)

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) METRO
TA. 2023/2024
PEMBAHASAN

A. Konsep Dasar Strategi Pembelajaran


1. Pengertian Strategi Pembelajaran
Kata strategi berasal dari bahasa Latin, yaitu ‘strategia’ yang
berarti seni penggunaan rencana untuk mencapai tujuan. Secara umum
strategi adalah alat, rencana, atau metode yang digunakan untuk
menyelesaikan suatu tugas.1 Dalam konteks pembelajaran, strategi
berkaitan dengan pendekatan dalam penyampaian materi pada
lingkungan pembelajaran. Strategi pembelajaran juga dapat diartikan
sebagai pola kegiatan pembelajaran yang dipilih dan digunakan guru
secara kontekstual, sesuai dengan karakteristik peserta didik, kondisi
sekolah, lingkungan sekitar dan tujuan pembelajaran yang telah
dirumuskan.
Strategi pembelajaran terdiri dari metode, teknik, dan prosedur
yang akan menjamin bahwa peserta didik akan betul-betul mencapai
tujuan pembelajaran. Kata metode dan teknik sering digunakan secara
bergantian. Untuk itu, strategi pembelajaran harus disesuaikan dengan
tujuan-tujuan pembelajaran yang telah ditentukan agar diperoleh
langkah-langkah kegiatan pembelajaran yang efektif dan efisien.
Strategi pembelajaran menurut beberapa ahli diantaranya adalah;
a. Menurut Miarso, strategi pembelajaran adalah pendekatan
menyeluruh pembelajaran dalam suatu sistem pembelajaran,
yang berupa pedoman umum dan kerangka kegiatan untuk
mencapai tujuan umum pembelajaran, yang dijabarkan dari
pandangan falsafah dan atau teori belajar tertentu.2
b. Romiszowsky, strategi dalam konteks kegiatan pembelajaran
mengandung makna, yaitu untuk mengoptimalkan kegiatan
belajar mengajar dengan memilih metode-metode yang dapat

1
Wahyudin Nur Nasution, Strategi Pembelajaran (Medan: Perdana Publishing, 2017), 3.
2
Yusuf Hadi Miarso, Menyemai Benih Teknologi Pendidikan (Jakarta: Kencana, 2004), 24.

2
mengembangkan kegiatan belajar peserta didik secara lebih
aktif.
c. Suparman strategi pembelajaran merupakan perpaduan urutan
kegiatan pembelajaran (tahap-tahap yang perlu dilalui/diikuti
dalam penyajian materi pembelajaran) metode atau teknik
pembelajaran (prosedur teknis pengorganisasian bahan dan
pengelolaan peserta didik dalam proses pembelajaran), media
pembelajaran (peralatan dan bahan pembelajaran yang
digunakan sebagai media proses pembelajaran), dan waktu
pembelajaran (waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan
kegiatan pembelajaran).3
Newman dan Logan dalam Abin Syamsuddin Makmur
mengemukakan empat unsur strategi dari setiap usaha sebagai berikut.
a. Mengidentifikasi dan menetapkan spesifikasi dan kualifikasi
hasil (out put) dan sasaran (target) yang harus dicapai, dengan
mempertimbangkan aspirasi dan selera masyarakat yang
memerlukannya.
b. Mempertimbangkan dan memilih jalan pendekatan utama
(basic way) yang paling efektif untuk mencapai sasaran.
c. Mempertimbangkan dan menetapkan langkah-langkah (steps)
yang akan ditempuh sejak titik awal sampai dengan sasaran.
d. Mempertimbangkan dan menetapkan tolok ukur (kriteria) dan
patokan ukuran (standar) untuk mengukur dan menilai taraf
keberhasilan (achievement) usaha.
Jika kita mencoba menerapkan dalam konteks pembelajaran,
keempat unsur tersebut adalah sebagai berikut.
a. Menetapkan spesifikasi dan kualifikasi tujuan pembelajaan
yakni perubahan profil prilaku dan pribadi peserta didik.
b. Mempertimbangkan dan memilih sistem pendekatan
pembelajaran yang dipandang paling efektif.

3
Atwi Suparman, Desain Intruksional (Jakarta: Universitas Terbuka, 2005), 18.

3
c. Mempertimbangkan dan menetapkan langkah-langkah atau
prosedur, metode, dan teknik pembelajaran.
d. Menetapkan norma-norma dan batas minimum ukuran
keberhasilan atau kriteria dan ukuran baku keberhasilan.4
Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa strategi
pembelajaran adalah keseluruhan pola umum kegiatan pendidik dan
peserta didik dalam mewujudkan peristiwa pembelajaran yang efektif
untuk mencapai tujuan, secara efektif dan efisien terbentuk oleh
paduan antara urutan kegiatan, metode dan media pembelajaran yang
digunakan, serta waktu yang digunakan pendidik dan peserta didik
dalam kegiatan pembelajaran.
2. Model Pembelajaran
Model pembelajaran merupakan suatu kerangka konseptual yang
melukiskan prosedur secara sistematis dalam mengorganisasikan
pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu dan
berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan para
pengajar dalam merencanakan dan melaksanakan aktivitas
pembelajaran.5 Model pembelajaran merupakan suatu rangkaian proses
belajar mengajar dari awal hingga akhir, yang melibatkan bagaimana
aktivitas guru dan siswa, dalam desain pembelajaran tertentu yang
berbantuan bahan ajar khusus, serta bagaimana interaksi antara guru
siswa bahan ajar yang terjadi. Umumnya, sebuah model pembelajaran
terdiri beberapa tahapan-tahapan proses pembelajaran yang harus
dilakukan. Model pembelajaran sangat erat kaitannya dengan gaya
belajar peserta didik (learning style) dan gaya
mengajar guru (teaching style), yang keduanya disingkat menjadi
SOLAT (Style
of Learning and Teaching).

4
Raja Lottung Siregar, “MEMAHAMI TENTANG MODEL, STRATEGI, METODE,
PENDEKATAN, TEKNIK, DAN TAKTIK,” Jurnal Pendidikan Islam 10, no. 1 (2021): 67–68.
5
Abdullah Malawi and Ani Kadarwati, Pembelajaran Tematik (Konsep Dan Aplikasi)
(Magetan: CV. AE Grafika, 2017), 96.

4
Model pembelajaran adalah bentuk pembelajaran yang tergambar
dari awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru. Dengan
kata lain, model pembelajaran merupakan bungkus atau bingkai dari
penerapan suatu pendekatan, metode, strategi, dan tehnik
pembelajaran.
Model pembelajaran mempunyai makna yang lebih khas luas
daripada suatu strategi, metode, atau prosedur pembelajaran. Istilah
model pembelajaran mempunyai 4 ciri khusus yang tidak dipunyai
oleh strategi atau metode pembelajaran6 :
a. Rasional teoritis yang logis yang disusun oleh pendidik.
b. Tujuan pembelajaran yang akan dicapai.
c. Langkah-langkah mengajar yang diperlukan agar model
pembelajaran dapat dilaksanakan secara optimal.
d. Lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan pembelajaran
dapat dicapai.
Berkenaan dengan model pembelajaran, Bruce Joyce dan Marsha
Weil mengetengahkan 4 (empat) kelompok model pembelajaran,
yaitu: (1) model interaksi sosial; (2) model pengolahan informasi; (3)
model personal-humanistik; dan (4) model modifikasi tingkah laku.
Kendati demikian, seringkali penggunaan istilah model pembelajaran
tersebut diidentikkan dengan strategi pembelajaran.7
3. Pendekatan Pembelajaran
Pendekatan pembelajaran dapat diartikan sebagai titik tolak atau
sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada
pandangan tentang terjadinya. Model Pembelajaran suatu proses yang
sifatnya masih sangat umum, di dalamnya mewadahi, menginsiprasi,
menguatkan, dan melatari metode pembelajaran dengan cakupan
teoritis tertentu.

6
Cucu Suhana, Konsep Strategi Pembelajaran (Bandung: Refika Aditama, 2014), 37.
7
Dedi Supriawan and A Benyamin Surasega, “Strategi Belajar Mengajar Diktat
KuliaBandung: FPTK-IKIP Bandung, 1990,” 1990, 14.

5
Istilah lain yang juga memiliki kemiripan dengan strategi adalah
pendekatan (aproach). Sebenarnya pendekatan berbeda dengan strategi
maupun metode. Pendekatan dapat diartikan sebagai titik tolak atau
sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran. Istilah pendekatan
merujuk kepada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang
sifatnya masih sangat umum. Oleh karenanya strategi dan metode
pembelajaran yang digunakan dapat bersumber atau tergantung dari
pendekatan tertentu. Roy Killen misalnya, mencatat ada dua
pendekatan dalam pembelajaran, yaitu pendekatan yang berpusat pada
guru (teacher centred approach) dan pendekatan yang berpusat pada
siswa (studentc entred approach).
Pendekatan pembelajaran yang berpusat pada guru memiliki ciri
bahwa manajemen dan pengelolaan pembelajaran ditentukan
sepenuhnya oleh guru. Peran siswa pada pendekatan ini hanya
melakukan aktivitas pembelajaran sesuai dengan petunjuk guru. Siswa
hampir tidak memiliki kesempatan untuk melakukan aktivitas sesuai
dengan minat dan keinginannya. Sebaliknya, pendekatan pembelajaran
yang berorientasi siswa, manajemen dan pengelolaan pembelajaran
ditentukan oleh siswa. Siswa pada pendekatan ini memiliki
kesempatan yang terbuka untuk melakukan aktivitas sesuai dengan
minat dan keinginannya.
Selanjutnya, pendekatan yang berpusat pada guru menurunkan
strategi pembelajaran langsung (direct instruction), pembelajaran
deduktif atau pembelajaran ekspositori. Pada strategi ini peran guru
sangat menentukan baik dalam pemilihan isi atau materi pelajaran
maupun penentuan proses pembelajaran. Sedangkan pendekatan
pembelajaran yang berpusat pada siswa menurunkan pembelajaran
discoveri dan inkuiri serta strategi pembelajaran induktif, yakni
pembelajaran yang berpusat pada siswa.8

8
Siregar, “MEMAHAMI TENTANG MODEL, STRATEGI, METODE, PENDEKATAN,
TEKNIK, DAN TAKTIK,” 71.

6
Dilihat dari pendekatannya, pembelajaran terdapat dua jenis
pendekatan, yaitu: (1) pendekatan pembelajaran yang berorientasi atau
berpusat pada siswa (student cen- tered approach) dan (2) pendekatan
pembelajaran yang berorientasi atau berpusat pada guru (teacher
centered approach). Pendekatan pemebelajaran yang berorientasi atau
berpusat pada siswa (student centered approach) misalnya adalah
pendekatan tematik, pendekatan kontekstual, pendekatan kolaboratif,
pendekatan komunikatif.
4. Metode Pembelajaran
Metode merupakan langkah operasional dari strategi pembelajaran
yang dipilih dalam mencapai tujuan belajar, sehingga bagi sumber
belajar dalam menggunakan suatu metode pembelajaran harus
disesuaikan dengan jenis strategi yang digunakan. Ketepatan
penggunaan suatu metode akan menunjukkan fungsionalnya strategi
dalam kegiatan pembelajaran.
Istilah metode dapat digunakan dalam berbagai bidang kehidupan,
karena metode adalah cara yang telah teratur dan terfikir baik-baik
untuk mencapai sesuatu maksud. Sedangkan menurut Kamus Besar
Bahasa Indonesia, metode adalah cara kerja yang bersistem untuk
memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang
ditentukan. Metode berasal dari kata method (Inggris), artinya melalui,
melewati, jalan atau cara untuk memeroleh sesuatu.
Berdasarkan pengertian tersebut di atas jelas bahwa pengertian
Metode pada prinsipnya sama yaitu merupakan suatu cara dalam
rangka pencapaian tujuan, dalam hal ini dapat menyangkut dalam
kehidupan ekonomi, sosial, politik, maupun keagamaan. Unsur–unsur
metode dapat mencakup prosedur, sistimatik, logis, terencana dan
aktivitas untuk mencapai tujuan. Adapun metode dalam pembahasan
ini yaitu metode yang digunakan dalam proses pembelajaran.
Pembelajaran dapat diartikan sebagai setiap upaya yang sistimatik dan
disengaja untuk menciptakan kondisi-kondisi agar kegiatan

7
pembelajaran dapat berjalan secara efektif dan efisien. Dalam kegiatan
pembelajaran tersebut tidak dapat lepas dari interaksi antara sumber
belajar dengan warga belajar, sehingga untuk melaksanakan interaksi
tersebut diperlukan berbagai cara dalam pelaksanaannya. Interaksi
dalam pembelajaran tersebut dapat diciptakan interaksi satu arah, dua
arah atau banyak arah. Untuk masing-masing jenis interaksi tersebut
maka jelas diperlukan berbagai metode yang tepat sehingga tujuan
akhir dari pembelajaran tersebut dapat tercapai.
Metode dalam pembelajaran tidak hanya berfungsi sebagai cara
untuk menyampaikan materi saja, sebab sumber belajar dalam kegiatan
pembelajaran mempunyai tugas cakupan yang luas yaitu disamping
sebagai penyampai informasi juga mempunyai tugas untuk mengelola
kegiatan pembelajaran sehingga warga belajar dapat belajar untuk
mencapai tujuan belajar secara tepat. Jadi, metode pembelajaran dapat
diartikan sebagai cara yang digunakan untuk mengimplementasikan
rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis
untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Berdasarkan hal tersebut maka kedudukan metode dalam
pembelajaran mempunyai ruang lingkup sebagai cara dalam:
a. Pemberian dorongan, yaitu cara yang digunakan sumber belajar
dalam rangka memberikan dorongan kepada warga belajar
untuk terus mau belajar
b. Pengungkap tumbuhnya minat belajar, yaitu cara dalam
menumbuhkan rangsangan untuk tumbuhnya minat belajar
warga belajar yang didasarkan pada kebutuhannya
c. Penyampaian bahan belajar, yaitu cara yang digunakan sumber
belajar dalam menyampaikan bahan dalam kegiatan
pembelajaran
d. Pencipta iklim belajar yang kondusif, yaitu cara untuk
menciptakan suasana belajar yang menyenangkan bagi warga
abelajar untuk belajar

8
e. Tenaga untuk melahirkan kreativitas, yaitu cara untuk
menumbuhkan kreativitas warga belajar sesuai dengan potensi
yang dimilikinya
f. Pendorong untuk penilaian diri dalam proses dan hasil belajar,
yaitu cara untuk mengetahui keberhasilan pembelajaran
g. Pendorong dalam melengkapi kelemahan hasil belajar, cara
untuk untuk mencari pemecahan masalah yang dihadapi dalam
kegiatan pembelajaran
Jadi, metode pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang
digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun
dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan
pembelajaran. Terdapat beberapa metode pembelajaran yang dapat
digunakan untuk mengimplementasikan strategi pembelajaran,
diantaranya: (1) ceramah; (2) demonstrasi; (3) diskusi; (4) simulasi;
(5) laboratorium; (6) pengalaman lapangan; (7) brainstorming; (8)
debat, (9) simposium, dan sebagainya.9
5. Taktik Pembelajaran
Taktik pembelajaran merupakan gaya seseorang dalam
melaksanakan metode atau teknik pembelajaran tertentu yang sifatnya
individual. Misalnya, terdapat dua orang sama-sama menggunakan
metode ceramah, tetapi akan sangat berbeda dalam taktik yang
digunakannya. Dalam penyajiannya, yang satu cenderung banyak
diselingi dengan humor karena memang dia memiliki sense of humor
yang tinggi, sementara yang satunya lagi kurang memiliki sense of
humor, tetapi lebih banyak menggunakan alat bantu elektronik karena
dia memang sangat menguasai bidang itu. Dalam gaya pembelajaran
akan tampak keunikan atau kekhasan dari masing-masing guru, sesuai
dengan kemampuan, pengalaman dan tipe kepribadian dari guru yang

9
Senjaya Wina, Pengertian Pendekatan, Strategi, Model, Teknik, Taktik, Dan Model
Pembelajaran (Jakarta: PT Adhitya Andrebina Agung, 2008), 8.

9
bersangkutan. Dalam taktik ini, pembelajaran akan menjadi sebuah
ilmu sekaligus juga seni (kiat).
Taktik adalah gaya seseorang dalam melaksanakan suatu teknik
atau metode tertentu. Dengan demikian, taktik sifatnya lebih
individual. Misalnya walaupun dua orang sama-sama menggunakan
metode ceramah dalam situasi dan kondisi yang sama, sudah pasti
mereka akan melakukannya secara berbeda, misalnya dalam taktik
menggunakan ilustrasi atau menggunakan gaya bahasa agar materi
yang disampaikan mudah dipahami.10
6. Komponen Strategi Pembelajaran
Dick dan Carey menyebutkan bahwa terdapat 5 komponen strategi
pembelajaran11, yaitu;
a. Kegiatan Pembelajaran Pendahuluan
Kegiatan pembelajaran pendahuluan memiliki peranan
penting dalam proses pembelajaran. Pada kegiatan ini pendidik
diharapkan dapat menarik minat peserta didik atas materi
pelajaran yang akan disampaikan. Kegiatan pendahuluan yang
disampaikan dengan menarik akan dapat memotivasi peserta
didik untuk belajar.12
Kegiatan pembelajaran pendahuluan dapat dilakukan
melalui teknik-teknik berikut ini.
1) Menjelaskan tujuan pembelajaran yang diharapkan akan
dapat dicapai oleh semua peserta didik diakhir kegiatan
pembelajaran. Melalui kegiatan ini, peserta didik akan
mengetahui apa yang harus diingat, dipecahkan, dan
diinterpretasi. Di samping itu, peserta didik terbantu untuk
memusatkan strategi belajar kearah hasil pembelajaran.

10
Siregar, “MEMAHAMI TENTANG MODEL, STRATEGI, METODE, PENDEKATAN,
TEKNIK, DAN TAKTIK,” 73.
11
Walter Dick and Lou Carey, The Systematic Design of Intruction (New York: Harper Collins
College Publisher, 2006).
12
Yuliani Nurani, Strategi Pembelajaran (Jakarta: Pusat Penerbit UT, 2013), 17.

10
2) Lakukan appersepsi, berupa kegiatan yang menghubungkan
antara pengetahuan lama dan pengetahuan baru yang akan
dipelajari. Tunjukkan pada peserta didik tentang eratnya
hubungan antara pengetahuan yang telah mereka miliki
dengan pengetahuan yang akan dipelajari. Kegiatan ini
dapat menimbulkan rasa mampu dan percaya diri sehingga
mereka terhindar dari rasa cemas dan takut menemui
kesulitan dan kegagalan.
b. Penyampaian informasi
Dalam kegiatan ini pendidik akan menetapkan secara pasti
informasi, konsep, aturan, dan prinsip-prinsip apa yang perlu
disajikan kepada peserta didik. Di sinilah penjelasan pokok
tentang semua materi pembelajaran. Kesalahan utama yang
sering terjadi pada tahap ini adalah menyajikan informasi
terlalu banyak, terutama jika sebagian besar informasi itu tidak
relevan dengan tujuan pembelajaran. 13 Beberapa hal yang perlu
diperhatikan dalam penyampaian informasi, :
1) Urutan Penyampaian, materi pelajaran harus menggunakan
pola yang tepat. Urutan materi diberikan berdasarkan
tahapan berpikir dari hal-hal yang bersifat kongkret ke hal-
hal yang bersifat abstrak atau dari hal-hal yang sederhana
atau mudah dilakukan ke hal-hal yang lebih kompleks atau
sulit dilakukan.
2) Ruang lingkup materi yang disampaikan, besar kecilnya
materi yang disampaikan atau ruang lingkup materi sangat
bergantung pada karakteristik peserta didik dan jenis materi
yang dipelajari. Yang perlu diperhatikan pendidik dalam
memperkirakan besar kecilnya materi adalah penerapan
teori Gestalt. Teori tersebut menyebutkan bagian-bagian
kecil merupakan satu kesatuan yang bermakna apabila

13
Suwarna Al-Mukhtar, Strategi Pembelajaran PKN (Jakarta: UT, 2017), 17.

11
dipelajari secara keseluruhan dan keseluruhan tidaklah
berarti tanpa bagian-bagian kecil tadi. Atas dasar teori
tersebut perlu dipertimbangkan hal-hal sebagai berikut.
 Apakah materi akan disampaikan dalam bentuk bagian-
bagian kecil seperti dalam pembelajaran terprogram;
 Apakah materi akan disampaikan secara
global/keseluruhan dulu baru ke bagian-bagian.
Keseluruhan dijelaskan melalui pembahasan isi buku,
dan selanjutnya bagian-bagian dijelaskan melalui
uraian bab per bab.
3) Materi yang akan disampaikan, materi pelajaran umumnya
merupakan gabungan antara jenis materi berbentuk
pengetahuan (fakta dan informasi yang terperinci),
keterampilan (langkah-langkah, prosedur, keadaan, dan
syarat-syarat tertentu), dan sikap (berisi pendapat, ide,
saran, atau tanggapan). Membedakan isi pelajaran menjadi
empat jenis, yaitu fakta, konsep, prinsip, dan prosedur.
Dalam isi pelajaran ini terlihat masing-masing jenis
pelajaran sudah pasti memerlukan strategi penyampaian
yang berbeda-beda. Karena itu, dalam menentukan strategi
pembelajaran pendidik harus terlebih dahulu memahami
jenis materi pelajaran yang akan disampaikan agar
diperoleh strategi pembelajaran yang sesuai.14
c. Partisipasi Peserta Didik
Partisipasi peserta didik sangat penting dalam proses
pembelajaran. Proses pembelajaran akan lebih berhasil apabila
peserta didik secara aktif melakukan latihan-latihan secara
langsung dan relevan dengan tujuan pembelajaran yang sudah

14
Nasution, Strategi Pembelajaran, 23.

12
ditetapkan.15 Terdapat beberapa hal penting yang terkait
dengan partisipasi peserta didik, yaitu;
1) Latihan dan praktik seharusnya dilakukan setelah peserta
didik diberi informasi tentang suatu pengetahuan,
keterampilan dan sikap. Agar materi tersebut benar-benar
terinternalisasi (relatif mantap dan menetap dalam diri
mereka) maka kegiatan selanjutnya adalah hendaknya
peserta didik diberi kesempatan untuk berlatih atau
mempraktikkan pengetahuan, sikap, keterampilan tersebut;
2) Umpan balik, melalui umpan balik yang diberikan oleh
pendidik, peserta didik akan segera mengetahui apakah
jawaban yang merupakan kegiatan yang telah mereka
lakukan itu benar/salah, tepat/tidak tepat atau ada sesuatu
yang perlu diperbaiki. Umpan balik dapat berupa penguatan
positif dan penguatan negatif. Melalui penguatan positif
(baik, bagus, tepat sekali, dan sebagainya), diharapkan
perilaku tersebut akan terus dipelihara atau ditunjukkan oleh
peserta didik. Sebaliknya melalui penguatan negatif (kurang
tepat, salah, perlu disempurnakan dan sebagainya),
diharapkan perilaku tersebut akan dihilangkan oleh peserta
didik.
d. Tes
Ada dua jenis tes atau penilaian yang biasa dilakukan oleh
kebanyakan pendidik, yaitu pretest dan posttest.16 Secara umum
tes digunakan oleh pendidik untuk mengetahui apakah tujuan
pembelajaran khusus telah tercapai atau belum dan apakah
pengetahuan, keterampilan dan sikap telah benar-benar dimiliki
peserta didik atau belum. Pelaksanaan tes biasanya
dilaksanakan diakhir kegiatan pembelajaran setelah peserta

15
Nurani, Strategi Pembelajaran, 24.
16
Al-Mukhtar, Strategi Pembelajaran PKN, 24.

13
didik melalui berbagai proses pembelajaran, yaitu penjelasan
tujuan diawal kegiatan pembelajaran, penyampaian informasi
berupa materi pembelajaran.
e. Kegiatan Lanjutan
Kegiatan lanjutan atau follow up, secara prinsip ada
hubungannya dengan hasil tes yang telah dilakukan. Karena
kegiatan lanjutan esensinya adalah untuk mengoptimalkan hasil
belajar peserta didik. Adapun kegiatan-kegiatan yang dapat
dilakukan untuk mengoptimalkan hasil belajar peserta didik
antara lain adalah sebagai berikut;
1) Memberikan tugas atau latihan yang harus dikerjakan di
rumah;
2) Menjelaskan kembali bahan pelajaran yang dianggap sulit
oleh peserta didik;
3) Membaca materi pelajaran tertentu;
4) Memberikan motivasi dan bimbingan belajar.

Sementara itu, menurut Miarso17, komponen atau unsur yang lazim


terdapat dalam strategi pembelajaran antara lain adalah tujuan umum
pembelajaran, teknik, pengorganisasian kegiatan pembelajaran,
peristiwa pembelajaran, urutan belajar, penilaian, pengelolaan
kegiatan belajar/kelas, tempat atau latar, dan waktu.

Senada dengan itu, Suparman menyatakan bahwa ada empat


komponen utama strategi pembelajaran, yaitu18:

1. Urutan kegiatan pembelajaran, yaitu urutan kegiatan pendidik


dalam menyampaikan isi pelajaran kepada peserta didik;
2. Metode pembelajaran, yaitu cara pendidik mengorganisasikan
materipelajaran dan peserta didik agar terjadi proses belajar secara
efektif dan efisien;

17
Miarso, Menyemai Benih Teknologi Pendidikan, 26.
18
Suparman, Desain Intruksional, 22.

14
3. Media pembelajaran, yaitu peralatan dan bahan instruksional yang
digunakan pendidik dan peserta didik dalam kegiatan
pembelajaran;
4. Waktu yang digunakan oleh pendidik dan peserta didik dalam
menyelesaikan setiap langkah dalam kegiatan pembelajaran.
7. Prinsip-Prinsip Strategi Pembelajaran
Strategi pembelajaran membutuhkan prinsip belajar dan
pembelajaran. Dengan kata lain, ketentuan atau aturan harus dijadikan
pedoman dalam melaksanakan kegiatan belajar, seperti perhatian dan
motivasi, kegiatan, partisipasi langsung, pengulangan, tantangan,
penguatan, umpan balik, dan perbedaan individu. Prinsipnya seperti
pegangan atau ciri yang selalu ditampilkan pada sesuatu. Dari segi
maksud, prinsip pembelajaran merupakan kriteria atau simbol yang
harus disusun dan dilaksanakan sesuai dengan rencana pembelajaran..
Prinsip-prinsip strategi pembelajaran merupakan bagian yang perlu
diperhatikan guru ketika mengajarkan suatu topik kepada siswa,
karena tidak semua tujuan pembelajaran dan keadaan siswa dapat
digunakan semata-mata oleh suatu prinsip pembelajaran. Karena setiap
strategi pembelajaran memiliki karakteristiknya masing-masing.
Setiap strategi pembelajaran memiliki kekhasan dan keunikan
sendiri- sendiri. Tidak ada strategi pembelajaran tertentu yang lebih
baik dari strategi pembelajaran yang lain. Untuk itu, pendidik harus
mampu memilih strategi yang dianggap cocok dengan keadaan.
Menurut Sanjaya19 ada empat prinsip umum yang harus diperhatikan
pendidik dalam penggunaan strategi pembelajaran, yaitu:
1. Berorientasi pada tujuan
Dalam sistem pembelajaran, tujuan merupakan komponen yang
utama. Segala aktivitas pendidik dan peserta didik, mestilah
diupayakan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan, karena

19
Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan (Jakarta:
Kencana, 2006), 129–31.

15
keberhasilan suatu strategi pembelajaran dapat dilihat dari
keberhasilan peserta didik mencapai tujuan pembelajaran;
2. Aktivitas.
Belajar bukan hanya menghafal sejumlah fakta atau informasi, tapi
juga berbuat, memperoleh pengalaman tertentu sesuai dengan
tujuan yang diharapkan. Karena itu, strategi pembelajaran harus
dapat mendorong aktivitas peserta didik, baik aktivitas fisik,
maupun aktivitas yang bersifat psikis seperti aktivitas mental;
3. Individualitas.
Mengajar adalah usaha mengembangkan setiap individu peserta
didik. Walaupun pendidik mengajar pada sekelompok peserta
didik, namun pada hakikatnya yang ingin dicapai adalah perubahan
perilaku setiap peserta didik. Pendidik yang berhasil adalah apabila
ia menangani 40 orang peserta didik seluruhnya berhasil mencapai
tujuan; dan sebaliknya dikatakan pendidik yang tidak berhasil
manakala dia menangani 40 orang peserta didik 35 tidak berhasil
mencapai tujuan pembelajaran;
4. Integritas.
Mengajar harus dipandang sebagai usaha mengembangkan seluruh
pribadi peserta didik. Dengan demikian, mengajar bukan hanya
mengembangkan kemampuan kognitif saja, tetapi juga
mengembangkan aspek afektif dan aspek psikomotor. Oleh karena
itu, strategi pembelajaran harus dapat mengembangkan seluruh
kepribadian peserta didik yang mencakup kognitif, afektif, dan
psikomotorik secara terintegrasi.
Keempat prinsip tersebut sejalan dengan peraturan pemerintah No.
32 tahun 2013, yang menyatakan bahwa proses pembelajaran pada
satu satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif,
menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk
berpartisipasi aktif serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa,
kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan

16
perkembangan fisik, serta psikologis peserta didik. Untuk itu setiap
satuan pendidikan melakukan perencanaan pembelajaran, pelaksanaan
proses pembelajaran serta penilaian proses pembelajaran untuk
meningkatkan efisiensi dan efektivitas ketercapaian kompetensi
lulusan. Sesuai dengan Standar Kompetensi Lulusan dan Standar Isi
maka prinsip pembelajaran yang digunakan:
a. Dari peserta didik diberi tahu menuju peserta didik mencari tahu;
b. Dari guru sebagai satu-satunya sumber belajar menjadi belajar
berbasis aneka sumber belajar;
c. Dari pendekatan tekstual menuju proses sebagai penguatan
penggunaan pendekatan ilmiah;
d. Dari pembelajaran berbasis konten menuju pembelajaran berbasis
kompetensi;
e. Dari pembelajaran parsial menuju pembelajaran terpadu;
f. Dari pembelajaran yang menekankan jawaban tunggal menuju
pembelajaran dengan jawaban yang kebenarannya multi dimensi;
g. Dari pembelajaran verbalisme menuju keterampilan aplikatif;
h. Peningkatan dan keseimbangan antara keterampilan fisikal
(hardskills) dan keterampilan mental (softskills);
i. Pembelajaran yang mengutamakan pembudayaan dan
pemberdayaan peserta didik sebagai pembelajar sepanjang hayat;
j. Pembelajaran yang menerapkan nilai-nilai dengan memberi
keteladanan (ing ngarso sung tulodo), membangun kemauan (ing
madyo mangun karso), dan mengembangkan kreativitas peserta
didik dalam proses pembelajaran (tut wuri handayani);
pembelajaran yang berlangsung di rumah, di sekolah, dan di
masyarakat;
Pembelajaran yang menerapkan prinsip bahwa siapa saja adalah
guru, siapa saja adalah peserta didik, dan di mana saja adalah kelas,
Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk meningkatkan
efisiensi dan efektivitas pembelajaran; dan pengakuan atas perbedaan

17
individual dan latar belakang budaya peserta didik (Permendikbud No.
65 Tahun 2013) Sehubungan dengan prinsip tersebut, dikembangkan
standar proses yang mencakup perencanaan proses pembelajaran,
pelaksanaan proses pembelajaran, penilaian hasil pembelajaran, dan
pengawasan proses pembelajaran.20
B. Konsep Dasar Media Pembelajaran
1. Pengertian Media Pembelajaran
Secara harfiah kata media berasal dari bahasa latin, medium
memiliki arti “perantara” atau “pengantar”. Association for Education
and Communication Technology (AECT) mendefinisikan media yaitu
segala bentuk yang dipergunakan untuk suatu proses penyaluran
informasi.21
Gerlach dan Ely dalam buku karya Arsyad, mengatakan bahwa
media apabila dipahami secara garis besar dalah manusia, materi, atau
kejadian yang membangun kondisi yang membuat peserta didik
memperoleh pengetahuan, keterampilan atau sikap. Dan secara khusus
media dalam proses pembelajaran adalah sebagai alat-alat grafis,
photografis, atau elektronik untuk menangkap, merangsang, dan
menyusun kembali informasi visual atau verbal.22
Definisi media pembelajaran menurut Nunu Mahnun menyebutkan
bahwa “media” berasal dari bahasa Latin “medium” yang berarti
“perantara” atau “pengantar”. Lebih lanjut, media merupakan sarana
penyalur pesan atau informasi belajar yang hendak disampaikan oleh
sumber pesan kepada sasara atau penerima pesan tersebut. 23
Menurut Steffi Adam dan Muhammad Taufik Syastra bahwa media
pembelajaran adalah segala sesuatu baik berupa fisik maupun teknis
dalam proses pembelaharan yang dapat membantu guru untuk

20
Nasution, Strategi Pembelajaran, 11.
21
M. Basyaruddin Usman, Media Pembelajaran (Jakarta: Ciputat Pers, 2002), 813.
22
Arsyad A., Media Pendidikan (Jakarta: Pustekkom Diknas & PT. Raja Grafindo Perkasa,
2005), 86. (Jakarta: Pustekkom Diknas & PT. Raja Grafindo Perkasa, 2005), 86.
23
Nunu Mahnun, “‘Media Pembelajaran (Kajian Terhadap Langkah-Langkah Pemilihan Media
Dan Implementasinya Dalam Pembelajaran),’” Jurnal Pemikiran Islam 37 (2012): 27.

18
mempermudah dalam menyampaikan materi pelajaran kepada siswa
sehingga memudahkan pencapaian tujuan pembelajaran yang telah
dirumuskan.
Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa media
pembelajaran adalah sesuatu yang memuat informasi dan pengetahuan
yang dapat digunakan untuk membantu proses belajar. Media
pembelajaran juga diartikan sebagai segala sesuatu yang dapat
menyalurkan pesan dari guru kepada peserta didk sehingga dapat
merangsang pikiran, perasaan dan kemauan peserta didik dalam proses
belajar.
2. Jenis Media Pembelajaran
Klasifikasi media pembelajaran ada lima macam, yaitu:
1) Media tanpa proyeksi dua dimensi (hanya punya ukuran panjang
dan lebar), seperti: gambar, bagan, grafik, poster, peta dasar dan
sebagainya.
2) Media tanpa proyeksi tiga dimensi (punya ukuran panjang, lebar,
dan tebal/ tinggi, seperti: benda sebenarnya, model, boneka, dan
sebagainya.
3) Media audio (media dengar), seperti: radio dan tape recorder.
4) Media dengan proyeksi (media yang diproyeksikan), seperti: film,
slide, filmstrip, overhead projektor, dan sebagainya.
5) Televisi (TV) dan Video Tape Recorder (VTR). TV adalah alat
untuk melihat gambar dan mendengarkan suara dari jarak yang
jauh. VTR adalah alat untuk merekam, menyimpan dan
menampilkan kembali secara serempak suara dan gambar dari
suatu objek.
Rudy Bretz memberikan perbandingan untuk dapat dilihat
klasifikasi media pembelajaran, yang membaginya menjadi 8
klasifikasi, yaitu:
(1) media audio visual gerak,
(2) media audio visual diam,

19
(3) media audio semi gerak,
(4) media visual gerak,
(5) media visual diam,
(6) media semi gerak,
(7) media audio,
(8) media cetak.
Terdapat beragam pembagian jenis media pembelajaran yang
dikemukakan para ahli, namun pada dasarnya pembagian jenis media
tersebut memiliki persamaan. Berikut beberapa macam dari media
pembelajaran, yaitu:
1) Media visual : yaitu media yang hanya bisa dilihat saja.
Contohnya seperti sebuah gambar, poster ataupun hal-hal
lainnya yang hanya dapat dinikmati dengan pengilahatan yang
tidak bergerak dan tidak bersuara.
2) Media Audio : yaitu media yang hanya bisa digunakan dengan
hanya lewat pendengaran saja, contohnya seperti voice note,
radio, musik, dan lain sebagainya.
3) Media audio visual : yaitu media yang bisa digunakan melalui
indra penglihatan dan pendengaran, contohnya seperti sebuah
vidio, flm pendek, slide show dan yang lain sebagainya.
Media-media tersebut, dapat digunakan sebagai alat pembantu
dalam proses belajar mengajar di suatu kelas. Media-media tersebut
dapat membantu seorang pengajar dalam menyampaikan
pembelajaran dengan lebih menarik dan efektif juga efisien.24
3. Pemilihan Media Pembelajaran
Terkait dengan semakin beragamnya media pengajaran, Raharjo
mengatakan pemilihan media hendaknya memperhatikan beberapa
prinsip, yaitu:

24
Mochamad Arsad Ibrahim, “Jenis, Klasifikasi Dan Karakteristik Media Pembelajaran,” AL-
MIRAH: JURNAL PENDIDIKAN ISLAM 4, no. 2 (2022): 108.

20
a. Kejelasan maksud dan tujuan pemilihan media; apakah untuk
keperluan hiburan, informasi umum, penjelasan, dll.
b. Familiaritas media, yang melibatkan pengetahuan akan sifat
dan ciri-ciri media yang akan dipilih.
c. Sejumlah media dapat diperbandingkan dengan adanya
beberapa pilihan yang kiranya lebih sesuai dengan tujuan
pengajaran.25
Banyak penelitian diadakan mengenai media pembelajaran mana
yang paling sesuai untuk tujuan tertentu, dan hasil penelitian
menunjukkan bahwa; tidak semua media pembelajaran dapat
dimanfaatkan untuk mencapai sembarang tujuan pengajaran; semua
media pengajaran dapat membantu guru dalam melaksanakan satu
atau beberapa fungsi dalam pengajaran, seperti mengisahkan,
mengontrol/mengechek, memberi penguatan, dan mengadakan
evaluasi. Bahkan ada kemungkinan, media itu mengambil alih fungsi
itu misalnya film yang mengisahkan proses pertumbuhan sel. Lebih
lanjut Winkel mengatakan bahwa pemilihan media pembelajaran juga
harus mempertimbangkan soal biaya (cost factor), ketersediaan
peralatan waktu dibutuhkan (avaibility factor), ketersediaan aliran
listrik, kualitas teknis (technical quality), ruang kelas, dan
kemampuan guru menggunakan media secara tepat (technical know
how).
Dalam pemilihan kita harus memperhatiakn beberapa faktor-faktor
sebagai berikut :
1) Dana / Material
Kebanyakan guru di sekolah tidak menggunakan media untuk
mempermudah siswa dalam mempelajari suatu materi
pelajaran, di karenakan dana yang dibutuhkan cukup mahal,
sedangkan sekolah tidak memfasilitasi dengan baik. maka guru

25
Miarso Yusuf Hadi and dkk, Teknologi Komunikasi Pendidikan (Jakarta: RAJAWALI,
1986), 62.

21
harus benar-benar pandai dalam membuat media agar tidak
menghabiskan dana yang mahal, seperti guru memanfaatkan
barang-barang bekas dalam pembuatan media.
2) Materi Pelajaran
Selain dana disini guru juga harus memperhatikan materi
pembelajaran, karena setiap materi itu beda maka penggunaan
medianyapun juga berbeda. Sebelum menentukan media, guru
harus mengurutkan materi dan menggabungkan materi agar
saling berkesinambungan. Dengan demikian guru bisa
memakai satu media untuk beberapa materi.
3) Peserta Didik
Faktor selanjutnya yang harus di perhatikan yaitu dari peserta
didiknya. Pemahaman setiap individu dengan individu lainnya
itu berbeda, ada siswa yang gemar menggambar, menulis,
mendengarkan dsb. Dari data tersebut guru harus membuat
media semenarik mungkin agar perhatian semua siswa yang
memiliki karakter yang berbeda-beda itu tertuju pada media
tersebut dengan rasa senang dan gemira.
4) Jenis-jenis Media
Pendidik dalam memilih media harus menentukan jenis media
yang akan digunakan itu yang mana. Jenis-jenis media antara
lain ada audio, visual, audio visual dan alat peraga. Dengan
adanya jenis media seperti itu pendidik bisa melakukan
stimulus respon dengan peserta didik dengan baik.
Kriteria Pemilihan Media Menurut Musfiqon yang dikutip dalam
Fauziyah dalam Kriteria pemilihan media terdapat beberapa prinsip
sebagai beriku : efisien, relevan serta produkti. Sebelum melakukan
kegiatan belajar mengajar, pendidik harus mempersiapkan semuanya
terlebih dahulu terutama media. Media ini sangat penting dan sangat
berperan baik untuk mencapai tujuan pembelajaran.

22
Dengan adanya media peserta didik bisa lebih memahami suatu
materi pembelajaran yang sulit untuk di nalar. Ketika pendidik
membuat media harus benar-benar menentukan media mana yang
cocok untuk suatu materi agar bias terlaksana pembelajaran yang
efisien. Apabila pendidik memilih medianya salah, sangatlah
berakibat fatal bagi peserta didiknya, bukannya peserta didik faham
dengan materi tersebut malah peserta didik semakin bingung. Agar
guru tidak salah dalam memilih media, ada beberapa kriteria dalam
pemilihan media yaitu:
a) Kesesuaian
Ketika memilih media harus disesuaikan dengan materinya.
Seperti pendidik mengingkinkan peserta didiknya untuk
menyalakan komputer, maka pendidik harus mempersiapkan
media yang menunjukkan langkah- langkah untuk menyalakan
komputer.
b) Tingkat Kesulitan
Media yang disediakan oleh sekolah hanya buku dan papan
tulis. Sedangkan di dalam buku biasanya gambarnya tidak jelas,
kalimatnya terlalu panjang jadi susah untuk difahami oleh
peserta didik. Terutama dalam pembelajaran TIK, di buku TIK
biasanya ada gambar dan di lingkari langkah-langkah untuk
menyalakan komputer, tetapi gambar dan tulisannya tidak jelas
dan sulit di fahami oleh peserta didik. Maka guru harus
memperjelasnya dengan medinya sendiri.
c) Biaya
Dalam memilih media biaya ini menjadi permasalahan utama.
Jangan memilih media mahal tapi tidak bisa bermanfaat untuk
pesertta didik, pilihlah media yang harganya relatif murah tapi
memiliki banyak manfaat bagi peserta didik untuk
mempermudah memahami suatu materi pelajaran.
d) Ketersediaan

23
Biasanya masalah ketersidaan ini terjadi di sekolah yang
fasilitasnya rendah. Ketika guru ingin menunjukkan cara
menyalakan komputer tetapi sekolahnya tidak memiliki
komputer, maka guru harus memilih media lain seperti
menggambarkan langkah-langkah untuk menyalakan komputer
di papan tulis.
e) Kualitas Teknis
Media yang sangat baik dan sangat bermanfaat ketika media itu
memiliki kualitas teknis yang baik pula. Apabila media
memiliki kualitas teknis yang bisa digunakan untuk segalanya,
untuk beberapa materi, maka media itu bisa dikatakan media
yang memiliki kualitas teknis baik untuk memahamkan siswa
dalam belajar.
Setelah mengetahui bebrapa faktor dan kriteria dalam memilih
media, maka inilah cara untuk memilih media yang sesuai dengan
faktor dan kriterianya, yaitu:
1) Sesuaikan Jenis Media dengan Materi Kurikulum
Seperti halnya yang sudah dijelaskan pada kriteria memilih
media pendidik itu harus menyesuaikan jenis media dengan
materi pembelajarannya. Apabila medianya tidak sesuai dengan
materi maka kegiatan belajar mengajar tidak akan berjalan
dengan baik. Akan tetapi ketika medianya sesuai maka kegiatan
belajar mengajar bisa berjalan dengan baik dan bisa mencapai
tujuan awalnya.
2) Keterjangkauan Dalam Pembiayaan
Ketika pendidik tidak memiliki biaya yang cukup, maka
pendidik ketika memilih media harus berkonsultasi dengan
pendidik lainnya yang sudah berpengalaman dengan masalah
pilih memilih media yang cocok dan bermanfaat dalam
kegiatan belajar mengajar.

24
3) Ketersediaan Perangkat Keras Untuk Pemanfaatan Media
Pembelajaran
Disetiap jenjang sekolah pasti ada pembelajaran komputer,
ketika ada pembelajaran komputer atau yang biasa dikenal
dengan TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi), tetapi
sekolahan tidak memiliki fasilitas komputer buat peserta
didiknya belajar maka tidak ada manfaatnya pemilihan media
pembelajaran tersebut. Jadi perangkat keras sangatlah
bermanfaat untuk menyeimbangi media pembelajaran yang
telah dirancang oleh pendidik sebelum melaksanakan kegiatan
belajar mengajar.
4) Ketersediaan Media Pembelajaran Di Pasaran
Ketika pendidik ingi membeli media pembelajaran yang dijual
di pasaran, penuhi ketersediaan perangkat keras terlebih dahulu
untuk memfasilitasi kelas guna membantu kegiatan belajar
mengajar. Karena media pembelajaran yang dijual di pasaran
itu biasanya sulit untuk difahami oleh peserta didik, jadi harus
ada pendamping media lain untuk memahamkan media yang
dijual di pasaran tersebut.
5) Kemudahan Memanfaatkan Media Pembelajaran
Tidak akan terlalu bermanfaat apabila media pembelajaran
yang dikembangkan sendiri atau yang dikontrakkan oleh
pembuatnya, ternyata tidak mudah dimanfaatkan baik oleh guru
maupun peserta didik. Media yang dibeli atau dikembangkan
hanya akan berfungsi sebagai pajangan saja disekolah sehingga
dibutuhkan waktu yang memadai untuk melatih guru tertentu
agar dapat terampil mengoperasikan peralatan tersebut.26
4. Media Pembelajaran Digital
Secara tata bahasa, istilah media ini bisa diartikan menjadi
perantara atau medium, yang mencerminkan alat (sarana) untuk

26
Yusuf Hadi and dkk, 9.

25
menyampaikan proses mengajar, baik itu secara digital maupun non
digital. Dalam bahasa Inggris, media bisa didefinisikan sebagai cara
utama dari komunikasi massa termasuk dalam publikasi, penyiaran dan
internet. Namun, dalam bahasa Arab, persamaannya adalah wasa’il
yang artinya jalan maupun sarana. Pembelajaran adalah proses yang
dilakukan dengan memberikan pendidikan dan pelatihan kepada
peserta didik untuk mencapai hasil belajar. Ini bisa berupa perubahan
tingkah laku, pengetahuan, pemahaman, sikap, keterampilan,
kecakapan, dan kemampuan. Menurut teori belajar kognitif, belajar
adalah perubahan persepsi dan pemahaman. Belajar menurut
pengertian psikologis merupakan suatu proses perubahan tingkah laku
sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam menentukan
kebutuhan hidupnya. Oleh karena itu, pembelajaran merupakan suatu
proses untuk mencapai perubahan mental dan fisik sebagai hasil dari
interaksi dengan lingkungan. Pembelajaran mengintegrasikan
pengalaman, informasi, dan pengetahuan yang diterima dari
lingkungan dengan cara yang tepat untuk mencapai kondisi yang
diinginkan Berbasis digital adalah salah satu metode pembelajaran
yang banyak digunakan saat ini.
Teknologi digital berfungsi sebagai media pembelajaran yang
canggih, memungkinkan peserta didik untuk memperoleh informasi
yang dibutuhkan dengan lebih mudah dan cepat. Penggunaan teknologi
digital sebagai media pembelajaran dapat memungkinkan siswa untuk
mempelajari materi dengan lebih interaktif dan menyenangkan.
Dengan menggunakan media berbasis digital, para guru juga memiliki
kesempatan untuk membuat pembelajaran lebih menarik. Animasi
digital adalah contoh lain dari media pembelajaran berbasis digital
yang dapat meningkatkan kemampuan pembelajaran siswa lebih cepat
dan lebih baik. Animasi digital memungkinkan siswa untuk
memperoleh pengetahuan dengan lebih interaktif dan menyenangkan.

26
Dengan demikian, siswa dapat belajar lebih banyak tentang topik
yang diajarkan dengan lebih mudah dan cepat. Pengantar Media
Pembelajaran Digital merupakan istilah yang menggambarkan
kombinasi dari mata pelajaran, teknologi, dan strategi yang digunakan
untuk membantu guru dan siswa belajar. Media Pembelajaran Digital
umumnya digunakan untuk menyampaikan informasi dan konten,
membantu siswa dalam mengakses informasi, menerapkan strategi
pembelajaran yang efektif, dan membantu guru dalam mengatur dan
mengelola aktivitas belajar mereka. Selain itu, media digital dapat
menawarkan fleksibilitas dalam layanan pembelajaran yang tersedia,
seperti pembelajaran daring dan ruang bersama yang meningkatkan
interaksi antara siswa dan guru.
Media digital seperti komputer, tablet, dan telepon pintar dapat
dikustomisasi untuk memenuhi kebutuhan dan preferensi belajar siswa.
Sebagai contoh, penggunaan konten audio dan visual dapat membantu
siswa dengan masalah pembelajaran atau masalah bahasa, dan konten
interaktif dapat membantu siswa dengan masalah keterampilan praktis.
Media digital juga dapat membantu guru dalam mengelola tugas siswa
melalui platform kolaboratif, seperti konten berbagi. Dengan demikian,
Pengantar Media Pembelajaran Digital mencakup berbagai strategi,
teknologi, dan sumber daya untuk membantu siswa pada berbagai
tingkatan belajar.27
Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang sangat
pesat mendorong berbagai lembaga pendidikan memanfaatkan media
pembelajaran berbasis digital untuk meningkatkan efektivitas dan
fleksibilitas pembelajaran. Meskipun banyak hasil penelitian
menunjukkan bahwa efektivitas pembelajaran menggunakan media
pembelajaran berbasis digital cenderung sama jika dibanding dengan
pembelajaran konvensional atau klasikal, tetapi keuntungan yang bisa

27
Hendra, Media Pembelajaran Berbasis Digital (Teori Dan Praktik) (Jambi: PT. Sonpedia
Publishing Indonesia, 2023), 1–3.

27
diperoleh dengan media pembelajaran berbasis digital adalah dalam
hal fleksibilitasnya. Melalui media pembelajaran berbasis digital,
materi pembelajaran dapat diakses kapan saja dan dari mana saja,
disamping itu materi yang dapat diperkaya dengan berbagai sumber
belajar termasuk multimedia dengan cepat dapat diperbaharui oleh
pengajar.
Media pembelajaran berbasis digital merupakan dasar dan
konsekuensi logis dari perkembangan teknologi informasi dan
komunikasi. Dengan media pembelajaran berbasis digital, peserta
(learner) tidak perlu duduk dengan manis di ruang kelas untuk
menyimak setiap ucapan dari seorang pengajar/tutor secara langsung.
Media pembelajaran berbasis digital juga dapat mempersingkat jadwal
target waktu pembelajaran, dan tentu saja menghemat biaya yang harus
dikeluarkan oleh sebuah program pelatihan atau program pendidikan.
Media pembelajaran berbasis digital memiliki berbagai manfaat
dan keuntungan, di antaranya:
1) Kemudahan akses dan fleksibilitas: Media pembelajaran
berbasis digital dapat diakses dengan mudah dari mana saja dan
kapan saja, baik melalui komputer, tablet, maupun smartphone.
Hal ini memberikan fleksibilitas dalam waktu dan tempat,
sehingga siswa dapat belajar secara mandiri dan memilih waktu
yang tepat untuk mempelajari materi.
2) Interaktif dan visual: Media pembelajaran berbasis digital
menawarkan pengalaman pembelajaran yang lebih interaktif
dan visual dengan menggunakan gambar, animasi, audio, dan
video. Hal ini membuat pembelajaran menjadi lebih menarik
dan membantu siswa untuk memahami materi secara lebih baik.
3) Personalisasi pembelajaran: Media pembelajaran berbasis
digital dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan
individu siswa. Hal ini memungkinkan siswa untuk belajar

28
dengan ritme yang sesuai dengan kemampuan masing-masing,
sehingga meningkatkan efektivitas belajar.
4) Umpan balik instan: Media pembelajaran berbasis digital dapat
memberikan umpan balik instan kepada siswa, baik melalui
sistem penilaian otomatis atau melalui perangkat lunak yang
dapat memberikaN saran dan masukan yang berguna. Hal ini
membantu siswa untuk memperbaiki kesalahan dan
meningkatkan pemahaman mereka.
5) Keterlibatan siswa yang lebih tinggi: Media pembelajaran
berbasis digital dapat meningkatkan keterlibatan siswa dalam
proses belajar, dengan menyediakan forum diskusi online, kuis
interaktif, dan berbagai aktivitas lain yang dapat meningkatkan
motivasi dan minat siswa terhadap pembelajaran.
6) Efisiensi dan penghematan biaya: Media pembelajaran
berbasis digital dapat meningkatkan efisiensi dan penghematan
biaya dalam pembelajaran, dengan mengurangi penggunaan
buku teks dan memungkinkan guru untuk membuat materi
pembelajaran yang dapat digunakan berulang kali. Dalam
keseluruhan, media pembelajaran berbasis digital dapat
membantu guru dan siswa dalam memperoleh informasi dan
belajar dengan lebih efektif dengan memanfaatkan teknologi
digital.
Dalam keseluruhan, media pembelajaran berbasis digital dapat
membantu guru dan siswa untuk mengakses informasi dan belajan
dengan lebih efektif melalui penggunaan teknologi digital dan berbagi
jenis aplikasi. Pemilihan media yang tepat akan memberikan manfaat
yang besar bagi siswa dan meningkatkan efektivitas proses belajar.28

28
Hendra, 5–9.

29
RESUME KELOMPOK 5

PEMATERI

1. Anissa Listya Dwi Safitri (2101012006)


2. Novita Sari (2101012032)
3. Nur Fatimah adzahra (2101011068)
4. Rika Amelia (2101011083)
5. Wahyu Khoirul Sasabila (2101011099)

1. Penanya : Hawinah (2101011039)


Bagaimana kriteria yang perlu diperhatikan dalam memilih media
pembelajaran yang tepat?
Penjawab : Rika Amelia (2101011083)

Memilih media pembelajaran yang tepat adalah langkah penting dalam


proses pembelajaran. Berikut adalah beberapa kriteria yang perlu
diperhatikan dalam memilih media pembelajaran yang sesuai:

1. Relevansi dengan Materi Pembelajaran: Media pembelajaran harus


sesuai dengan materi yang diajarkan. Pastikan bahwa media tersebut
dapat mengkomunikasikan konsep atau informasi yang ingin
disampaikan dengan jelas.
2. Kesesuaian dengan Tujuan Pembelajaran: Media pembelajaran harus
mendukung tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Misalnya,
apakah tujuan pembelajaran adalah memperkenalkan konsep baru,
meningkatkan keterampilan, atau menggali pemahaman lebih dalam.
3. Ketersediaan dan Aksesibilitas: Pastikan media pembelajaran yang
dipilih mudah diakses oleh peserta didik. Hal ini bisa berupa akses
internet, perangkat lunak atau aplikasi yang kompatibel dengan
perangkat yang digunakan, atau bahkan media cetak yang tersedia di
perpustakaan.

30
4. Kesesuaian dengan Gaya Pembelajaran: Pertimbangkan gaya
pembelajaran peserta didik. Beberapa orang belajar lebih baik
melalui visual, sementara yang lainnya lebih memahami melalui
pendengaran atau pengalaman praktis. Pilih media yang dapat
mengakomodasi berbagai gaya pembelajaran.
5. Interaktivitas: Media pembelajaran yang interaktif dapat
meningkatkan keterlibatan peserta didik dan memfasilitasi
pemahaman yang lebih dalam. Pertimbangkan apakah media tersebut
memungkinkan peserta didik untuk berinteraksi langsung dengan
konten atau aktivitas.
6. Kualitas dan Keandalan: Pastikan media pembelajaran memiliki
kualitas yang baik dan dapat diandalkan. Hindari media yang
mengandung kesalahan atau informasi yang tidak akurat.
7. Kemudahan Penggunaan: Media pembelajaran sebaiknya mudah
digunakan oleh peserta didik dan instruktur. Antarmuka yang intuitif
dan navigasi yang jelas dapat membantu mengurangi hambatan
dalam penggunaan media.
8. Ketersediaan Dukungan Teknis: Jika menggunakan media digital,
pastikan ada dukungan teknis yang tersedia jika diperlukan. Ini
termasuk layanan bantuan teknis atau sumber daya online untuk
membantu peserta didik dan instruktur dalam mengatasi masalah
teknis.
9. Ketersediaan Fitur Penilaian dan Umpan Balik: Media pembelajaran
yang memiliki fitur penilaian dan umpan balik dapat membantu
mengukur kemajuan peserta didik dan memberikan informasi yang
berguna untuk penyesuaian instruksi.
10. Ketersediaan Sumber Daya: Pertimbangkan apakah Anda memiliki
sumber daya yang cukup untuk mengimplementasikan media
pembelajaran yang dipilih, termasuk waktu, tenaga kerja, dan
anggaran.

31
Dengan memperhatikan kriteria-kriteria ini, dapat memilih media
pembelajaran yang tepat untuk mendukung proses pembelajaran
dengan efektif.

2. Penanya : Sayidatul Mukaromah (2101011089)

Apa yang menjadi hambatan dalam penggunaan media dalam proses


belajar mengajar?

Penjawab : Novita Sari (2101012032)

Penggunaan media dalam proses belajar mengajar memiliki berbagai


hambatan yang mungkin dihadapi, termasuk:

1. Aksesibilitas: Beberapa jenis media mungkin tidak tersedia secara


luas atau sulit diakses oleh semua siswa atau pendidik, terutama di
daerah dengan keterbatasan infrastruktur teknologi atau akses
internet.
2. Keterbatasan Teknologi: Peralatan teknologi yang diperlukan untuk
menggunakan media tertentu mungkin mahal atau tidak tersedia
secara luas, seperti komputer, proyektor, atau perangkat lunak
khusus.
3. Kurangnya Keterampilan Teknologi: Siswa dan guru mungkin tidak
memiliki keterampilan atau pengetahuan yang cukup untuk
menggunakan media tersebut secara efektif, mengurangi efektivitas
penggunaannya dalam proses belajar mengajar.
4. Ablation: Penggunaan media dapat mengalihkan perhatian siswa dari
materi pembelajaran yang sebenarnya, terutama jika media tersebut
tidak dirancang dengan baik atau terlalu menghibur.
5. Kurangnya Integrasi dengan Kurikulum: Terkadang media
digunakan tanpa terintegrasi secara efektif dengan kurikulum atau
tujuan pembelajaran, sehingga mengurangi relevansinya dalam
proses belajar mengajar.

32
6. Tantangan Koneksi Internet: Keterbatasan koneksi internet atau
gangguan teknis lainnya dapat menghambat penggunaan media
online atau aplikasi berbasis web.
7. Masalah Kebijakan dan Etika: Penggunaan media dalam proses
belajar mengajar sering kali menghadapi masalah etika, seperti
privasi siswa, keamanan data, dan kebijakan penggunaan yang
sesuai.
8. Ketidaksetaraan Akses: Beberapa siswa mungkin tidak memiliki
akses yang sama terhadap media, yang dapat menghasilkan
kesenjangan belajar antara siswa yang memiliki akses dan mereka
yang tidak.
9. Pembatasan Budaya dan Bahasa: Beberapa media mungkin tidak
relevan atau tidak sesuai dengan budaya atau bahasa siswa, sehingga
mengurangi efektivitasnya dalam proses belajar mengajar.
10. Ketergantungan yang Berlebihan: Terlalu mengandalkan media
dalam proses belajar mengajar dapat menyebabkan ketergantungan
yang berlebihan, mengurangi kemampuan siswa untuk belajar secara
mandiri atau menggunakan sumber daya lainnya.

3. Penanya: Luul Jannah (2101011052)

Mengapa media pembelajaran menjadi salah satu aspek yang sangat


penting yang digunakan di dalam proses belajar mengajar?

Penjawab : Annisa Listya Dwi Safitri (2101012006)

Media pembelajaran menjadi salah satu aspek yang sangat penting dalam
proses belajar mengajar karena alasan-alasan berikut:

1. Visualisasi: Media pembelajaran memungkinkan konsep-konsep


yang abstrak atau sulit dipahami untuk divisualisasikan dengan lebih
jelas, membantu siswa memahami materi dengan lebih baik.

33
2. Keterlibatan: Penggunaan media yang menarik dan interaktif dapat
meningkatkan keterlibatan siswa dalam pembelajaran, membantu
mereka tetap fokus dan tertarik pada materi.
3. Keanekaragaman Pembelajaran: Media pembelajaran dapat
disesuaikan dengan berbagai gaya belajar siswa, seperti visual,
auditori, atau kinestetik, sehingga meningkatkan efektivitas
pengajaran.
4. Meningkatkan Retensi Informasi: Penelitian menunjukkan bahwa
penggunaan media dalam pembelajaran dapat meningkatkan retensi
informasi siswa, karena pengalaman belajar yang berbeda dan
penggunaan stimulus multisensori.
5. Pengalaman Berbasis Teknologi: Di era digital ini, siswa tumbuh
dalam lingkungan yang dikelilingi oleh teknologi. Penggunaan
media dalam pembelajaran memungkinkan siswa untuk terbiasa
dengan teknologi dan mengembangkan keterampilan yang relevan
dengan zaman.
6. Keterhubungan dengan Dunia Nyata: Media pembelajaran dapat
membawa dunia luar ke dalam kelas, menghadirkan contoh, gambar,
dan situasi dunia nyata yang membuat pembelajaran lebih relevan
dan bermakna bagi siswa.
7. Memfasilitasi Kolaborasi: Beberapa jenis media pembelajaran,
seperti platform pembelajaran online atau perangkat lunak
kolaboratif, dapat memfasilitasi kolaborasi antara siswa dan guru,
memungkinkan mereka untuk berbagi ide, kerja sama, dan
memecahkan masalah bersama-sama.
8. Mengatasi Keterbatasan Fisik: Media pembelajaran dapat membantu
mengatasi keterbatasan fisik, seperti jarak atau mobilitas, dengan
memungkinkan siswa untuk belajar secara online atau jarak jauh.
9. Menyediakan Umpan Balik Instan: Beberapa jenis media
pembelajaran, seperti perangkat lunak pembelajaran adaptif, dapat
memberikan umpan balik instan kepada siswa, membantu mereka

34
memperbaiki kesalahan dan mengukur kemajuan mereka dengan
cepat.
10. Mendorong Kreativitas: Penggunaan media dalam pembelajaran
dapat mendorong siswa untuk menjadi lebih kreatif dalam
mengekspresikan pemikiran mereka, misalnya melalui pembuatan
video, presentasi digital, atau karya seni multimedia.

4. Penanya: Fiqri Dirhansyah (2101012017)

Bagaimana jika seorang pengajar tidak memiliki sense of humor dalam


pembelajaran?

Penjawab : Nur Fatimah Adzahra (2101011068)

Jika seorang pengajar tidak memiliki sense of humor dalam pembelajaran,


ini mungkin memiliki beberapa dampak yang perlu dipertimbangkan:

1. Kurangnya Keterlibatan Siswa: Sense of humor dapat menjadi alat


yang efektif untuk menarik perhatian siswa dan membuat mereka
merasa nyaman dalam lingkungan pembelajaran. Tanpa humor,
siswa mungkin merasa kurang terlibat dan tertarik pada materi
yang diajarkan.
2. Kurangnya Koneksi dengan Siswa: Sense of humor dapat
membantu membangun hubungan yang lebih baik antara guru dan
siswa. Tanpa itu, guru mungkin kesulitan membangun koneksi
emosional yang kuat dengan siswa, yang dapat mempengaruhi
dinamika kelas dan kemampuan siswa untuk terbuka terhadap
pembelajaran.
3. Suasana kelas Kurang Santai: Sense of humor dapat membantu
menciptakan atmosfer yang santai dan positif di kelas, yang dapat
meningkatkan keinginan siswa untuk belajar dan berpartisipasi.
Tanpa itu, kelas mungkin terasa lebih tegang atau kurang
menyenangkan bagi siswa.

35
4. Kesulitan Membuat Pembelajaran Menarik: Humor sering
digunakan sebagai alat untuk membuat pembelajaran lebih menarik
dan mudah diingat. Tanpa itu, guru mungkin kesulitan membuat
materi pembelajaran menjadi lebih menarik atau membuat siswa
tertawa dan terlibat.

Namun demikian, penting untuk diingat bahwa tidak semua guru


harus memiliki sense of humor yang kuat. Setiap guru memiliki gaya
pembelajaran dan kepribadian yang unik, dan ada banyak cara untuk
menjadi efektif dalam proses pembelajaran tanpa bergantung pada
humor. Misalnya, seorang guru dapat fokus pada kecerdasan emosional,
kesantunan, kejelasan materi, atau keahlian pedagogis lainnya untuk
menciptakan lingkungan pembelajaran yang positif dan efektif. Yang
terpenting adalah memahami kebutuhan dan gaya belajar siswa serta
menciptakan lingkungan pembelajaran yang mendukung pertumbuhan
dan perkembangan mereka

5. Penanya: Husnun Umi Hamidah (2101011041)

Bagaimana cara memilih strategi pembelajaran yang sesuai ?

Penjawab : Wahyu Khoirul Sasabila (2101011102)

Memilih strategi pembelajaran yang sesuai melibatkan pemahaman yang


baik tentang siswa, materi pembelajaran, dan tujuan pembelajaran. Berikut
adalah beberapa langkah yang dapat membantu dalam memilih strategi
pembelajaran yang tepat:

1. Kenali Siswa: Pahami gaya belajar, minat, tingkat pengetahuan, dan


kebutuhan siswa. Pertimbangkan juga faktor-faktor seperti latar
belakang budaya, kemampuan bahasa, dan keberagaman di dalam kelas.

36
2. Pahami Materi Pembelajaran: Tinjau isi kurikulum dan tujuan
pembelajaran untuk memahami materi apa yang harus disampaikan.
Identifikasi konsep-konsep kunci yang perlu dipahami oleh siswa.
3. Pertimbangkan Konteks Pembelajaran: Perhatikan faktor-faktor
kontekstual seperti lingkungan fisik kelas, ketersediaan teknologi, dan
ketersediaan sumber daya untuk mendukung strategi pembelajaran yang
dipilih.
4. Pilih Strategi yang Relevan: Berdasarkan pemahaman tentang siswa dan
materi pembelajaran, pilih strategi pembelajaran yang paling sesuai.
Contoh strategi pembelajaran termasuk ceramah, diskusi kelompok,
pembelajaran berbasis proyek, simulasi, pengajaran langsung, dan
sebagainya.
5. Gunakan Pendekatan Multimodal: Kombinasikan berbagai strategi
pembelajaran untuk menciptakan pengalaman pembelajaran yang
komprehensif. Misalnya, Anda bisa menggunakan presentasi visual,
diskusi kelompok, dan tugas proyek dalam satu rangkaian
pembelajaran.
6. Pertimbangkan Kebutuhan Individual: Sesuaikan strategi pembelajaran
dengan kebutuhan individual siswa. Berikan dukungan tambahan atau
modifikasi strategi sesuai dengan tingkat kemampuan, minat, atau gaya
belajar masing-masing siswa.
7. Evaluasi dan Koreksi: Setelah menerapkan strategi pembelajaran,
evaluasi efektivitasnya. Amati respons siswa, perhatikan tingkat
pemahaman mereka, dan kumpulkan umpan balik. Jika diperlukan,
lakukan penyesuaian atau perubahan untuk meningkatkan efektivitas
pembelajaran.
8. Terus Meningkatkan: Selalu terbuka untuk eksperimen dan inovasi
dalam penggunaan strategi pembelajaran. Pelajari dari pengalaman
sebelumnya dan terus tingkatkan keterampilan Anda dalam memilih
dan menerapkan strategi pembelajaran yang sesuai.

37
Dengan memperhatikan langkah-langkah tersebut dan memahami
kebutuhan serta konteks pembelajaran, Anda dapat memilih strategi
pembelajaran yang tepat untuk mencapai tujuan pembelajaran dengan
efektif.

6. Penanya: Ayesha Hanifatuz Zahrani?

Bagaimana tips membuat media pembelajaran yang menarik bagi siswa?


Dan mudah digunakan?

Penjawab : Nur Fatimah Adzahra (2101011068)

Membuat media pembelajaran yang menarik bagi siswa dan mudah


digunakan memerlukan perencanaan yang cermat dan penggunaan
teknologi yang tepat. Berikut adalah beberapa tips untuk membuat media
pembelajaran yang efektif:

1. Identifikasi Tujuan Pembelajaran: Mulailah dengan menentukan


tujuan pembelajaran yang ingin Anda capai dengan menggunakan
media tersebut. Tujuan ini harus jelas dan terukur, sehingga Anda
dapat merancang konten media dengan tepat.
2. Ketahui audiens Pahami siapa target audiens Anda, termasuk tingkat
usia, minat, gaya belajar, dan tingkat pengetahuan mereka. Hal ini
akan membantu Anda membuat konten yang relevan dan menarik bagi
siswa.
3. Gunakan Desain yang Menarik: Gunakan desain visual yang menarik
dan atraktif untuk media pembelajaran Anda. Gunakan kombinasi
warna yang menyenangkan, gambar berkualitas tinggi, dan tata letak
yang bersih dan teratur.
4. Gunakan Multimedia: Gabungkan berbagai jenis media seperti teks,
gambar, audio, video, dan animasi untuk membuat pengalaman
pembelajaran yang lebih menarik dan bervariasi. Pilih media yang
sesuai dengan tujuan pembelajaran Anda dan audiens Anda.

38
5. Buat Interaktif: Tambahkan unsur interaktif ke dalam media
pembelajaran Anda, seperti pertanyaan pilihan ganda, simulasi,
permainan, atau tugas interaktif lainnya. Ini akan membantu
meningkatkan keterlibatan siswa dan memungkinkan mereka untuk
berpartisipasi aktif dalam pembelajaran.
6. Sederhanakan Navigasi: Pastikan navigasi dalam media pembelajaran
Anda sederhana dan mudah dipahami. Gunakan ikon atau tombol
yang jelas dan intuitif untuk memudahkan siswa dalam menavigasi
konten.
7. Uji Kelayakan dan Keandalan: Sebelum membagikan media
pembelajaran kepada siswa, pastikan untuk menguji kelayakan dan
keandalannya terlebih dahulu. Uji semua fitur interaktif, cek kualitas
audio dan video, dan pastikan bahwa semua tautan dan navigasi
berfungsi dengan baik.
8. Berikan Petunjuk Penggunaan: Sertakan petunjuk penggunaan yang
jelas dan mudah dipahami untuk media pembelajaran Anda. Berikan
instruksi tentang cara menggunakan media tersebut dan bagaimana
siswa dapat memanfaatkannya dalam pembelajaran mereka.
9. Beri Kesempatan untuk Umpan Balik: Berikan kesempatan bagi siswa
untuk memberikan umpan balik tentang media pembelajaran tersebut.
Pertimbangkan untuk menyertakan survei atau kuis singkat untuk
mengetahui respons dan tanggapan mereka.
10. Evaluasi dan Perbaiki: Setelah media pembelajaran digunakan,
evaluasi efektivitasnya dan perbaiki sesuai dengan umpan balik yang
diterima. Terus tingkatkan dan perbaiki media pembelajaran Anda
agar dapat memberikan pengalaman pembelajaran yang lebih baik
bagi siswa.

Dengan menerapkan tips-tips di atas dapat membuat media


pembelajaran yang menarik, mudah digunakan, dan efektif dalam
mendukung proses pembelajaran siswa.

39
DAFTAR PUSTAKA

A., Arsyad. Media Pendidikan (Jakarta: Pustekkom Diknas & PT. Raja Grafindo
Perkasa, 2005), 86. Jakarta: Pustekkom Diknas & PT. Raja Grafindo
Perkasa, 2005.
Al-Mukhtar, Suwarna. Strategi Pembelajaran PKN. Jakarta: UT, 2017.
Dick, Walter, and Lou Carey. The Systematic Design of Intruction. New York:
Harper Collins College Publisher, 2006.
Hendra. Media Pembelajaran Berbasis Digital (Teori Dan Praktik). Jambi: PT.
Sonpedia Publishing Indonesia, 2023.
Ibrahim, Mochamad Arsad. “Jenis, Klasifikasi Dan Karakteristik Media
Pembelajaran.” AL-MIRAH: JURNAL PENDIDIKAN ISLAM 4, no. 2
(2022).
Mahnun, Nunu. “‘Media Pembelajaran (Kajian Terhadap Langkah-Langkah
Pemilihan Media Dan Implementasinya Dalam Pembelajaran).’” Jurnal
Pemikiran Islam 37 (2012).
Malawi, Abdullah, and Ani Kadarwati. Pembelajaran Tematik (Konsep Dan
Aplikasi). Magetan: CV. AE Grafika, 2017.
Miarso, Yusuf Hadi. Menyemai Benih Teknologi Pendidikan. Jakarta: Kencana,
2004.
Nasution, Wahyudin Nur. Strategi Pembelajaran. Medan: Perdana Publishing,
2017.
Nurani, Yuliani. Strategi Pembelajaran. Jakarta: Pusat Penerbit UT, 2013.

40
Sanjaya, Wina. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan.
Jakarta: Kencana, 2006.
Siregar, Raja Lottung. “MEMAHAMI TENTANG MODEL, STRATEGI,
METODE, PENDEKATAN, TEKNIK, DAN TAKTIK.” Jurnal
Pendidikan Islam 10, no. 1 (2021).
Suhana, Cucu. Konsep Strategi Pembelajaran. Bandung: Refika Aditama, 2014.
Suparman, Atwi. Desain Intruksional. Jakarta: Universitas Terbuka, 2005.
Supriawan, Dedi, and A Benyamin Surasega. “Strategi Belajar Mengajar Diktat
KuliaBandung: FPTK-IKIP Bandung, 1990,” 1990.
Usman, M. Basyaruddin. Media Pembelajaran. Jakarta: Ciputat Pers, 2002.
Wina, Senjaya. Pengertian Pendekatan, Strategi, Model, Teknik, Taktik, Dan
Model Pembelajaran. Jakarta: PT Adhitya Andrebina Agung, 2008.
Yusuf Hadi, Miarso, and dkk. Teknologi Komunikasi Pendidikan. Jakarta:
RAJAWALI, 1986.

41

Anda mungkin juga menyukai