Anda di halaman 1dari 19

MATA

KULIAH

PEDAGOGI OLAHRAGA

Dr. Asep Suharta, M.Pd.
FIK Universitas Negeri Medan


SEMESTER :
KURIKULUM : KKNI
PRODI : PJKR
TEMPAT/WAKTU : FIK UNIMED


Materi 6
Pendekatan, Strategi, Metode
Mengajar
 Pendekatan
 Strategi
 Metode Pembelajaran

PEDAGOGI OLAHRAGA ASEP SUHARTA FIK UNIMED 2020  71


 
A. Pengertian Pendekatan, Strategi, dan Metode Pembelajaran
Sebelum membahas tentang pengertian pendekatan, strategi, dan metode
(pembelajaran), maka hal pertama yang harus diketengahkan adalah pengertian
pembelajaran itu sendiri. Hal ini penting dalam rangka menyama‐kan persepsi tentang
makna pembelajaran yang akan digandengkan dengan ketiga term tersebut. Dalam
mendefinisikan pembelajaran ini, penulis lebih menyepakati apa yang dirumuskan oleh
Gagne dan Briggs (1979), bahwa pembelajaran (instruction) adalah suatu sistem yang
bertujuan untuk membantu proses belajar siswa, yang berisi serangkaian peristiwa yang
dirancang dan disusun sedemikian rupa untuk mempengaruhi dan mendukung terjadinya
proses belajar siswa yang bersifat internal.[1]
Selanjutnya, penulis akan menyajikan secara komprehensif tentang pengertian
pendekatan, strategi, dan metode pembelajaran.

1. Pengertian Pendekatan Pembelajaran

Pendekatan pembelajaran menggambarkan suatu model yang digunakan untuk


mengatur pencapaian tujuan kurikulum dan memberi petunjuk kepada guru mengenai
langkah‐langkah pencapaian tujuan itu.[2]
Pendekatan pembelajaran dapat pula diartikan sebagai titik tolak atau sudut
pandang kita terhadap proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang
terjadinya suatu proses yang sifatnya masih sangat umum, di dalamnya mewadahi,
menginspirasi, menguatkan, dan melatari metode pembelajaran dengan cakupan teoretis
tertentu.[3]
Bagi penulis, pendekatan (approach) lebih merupakan kerangka filosofis yang
menjadi dasar pijak cara yang ditempuh seseorang untuk mencapai tujuan seperti
pendekatan humanis, liberal, teologis, quantum, dan lainnya. Pendekatan ini terkadang
disebut dengan teori. Setiap dasar filosofis yang dipakai dalam pendidikan akan
berkonsekuensi pada kerangka metodologis dan teknik yang berbeda pula meskipun secara
kasat mata terlihat sama.
Berdasarkan pandangan tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa pendekatan
pembelajaran merupakan titik tolak atau sudut pandang terhadap proses pembelajaran yang

PEDAGOGI OLAHRAGA ASEP SUHARTA FIK UNIMED 2020  72


 
sifatnya masih sangat umum dan filosofis, di dalamnya mewadahi, menginspirasi,
menguatkan, dan melatari metode pembelajaran dengan cakupan teoretis tertentu guna
dapat mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.

2. Pengertian Strategi Pembelajaran

Kata “strategi” berasal dari bahasa Inggris, yaitu kata strategy yang berarti “siasat
atau taktik”. Untuk lebih memahami apa itu strategi pembelajaran, berikut pendapat para
ahli tentang istilah tersebut:
Strategi pembelajaran adalah suatu pola umum perbuatan guru di dalam
perwujudan kegiatan belajar mengajar. Menurut Ahmad Rohani, strategi pembelajaran
(pengajaran) adalah pola umum tindakan guru‐murid dalam manifestasi
pengajaran.[6] Senada dengan pendapat itu, Syaiful Bahri dan Aswan Zain berpendapat
bahwa strategi pembelajaran adalah merupakan pola‐pola umum kegiatan guru anak didik
dalam perwujudan kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan yang telah
digariskan.[7]
Selain itu, J. J. Hasibuan dan Moedjiono berpendapat bahwa strategi pembelajaran
merupakan pola umum untuk mewujudkan guru‐murid di dalam perwujudan kegiatan
belajar mengajar.[8] Menurut Oemar Hamalik, strategi pembelajaran merupakan pola
umum mewujudkan proses belajar mengajar dan guru maupun anak didik terlibat di
dalamnya secara aktif.[9] Nana Sudjana dalam Ahmad Rohani menyatakan, bahwasanya
strategi pembelajaran (pengajaran) merupakan taktik yang digunakan pendidik dalam
melaksanakan proses belajar mengajar (pengajaran), agar dapat mempengaruhi anak didik
mencapai tujuan pembelajaran (taktik) secara efektif dan efisien.[10]
Sementara itu, Kemp dalam Wina Senjaya mengemukakan bahwa strategi
pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa
agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien. J. R David juga dalam Wina
Sanjaya menyatakan bahwa dalam strategi pembelajaran terkandung makna perencanaan.
Artinya, bahwa strategi pada dasarnya masih bersifat konseptual tentang keputusan‐
keputusan yang akan diambil dalam suatu pelaksanaan pembelajaran.[11]

PEDAGOGI OLAHRAGA ASEP SUHARTA FIK UNIMED 2020  73


 
Dari beberapa pendapat di atas, penulis dapat memahami bahwasannya strategi
pembelajaran merupakan pola‐pola tindakan yang digunakan pendidik pada berbagai
ragam event pengajaran dalam rangka mewujudkan tercapainya tujuan instruksional
(tujuan pengajaran yang telah ditentukan). Dengan kata lain konsep strategi pembelajaran
dalam pandangan (pendapat) para ahli tersebut di atas mengandung pengertian yakni
berbagai kemungkinan terhadap apa yang akan direncanakan dan dilaksanakan seorang
pendidik pada proses kegiatan pengajaran tertentu untuk mencapai tujuan pengajaran
secara efektif dan efisien.

3. Pengertian Metode Pembelajaran

Metode (Yunani: methodos, Inggris: method, Arab: thariqah) secara bahasa berarti
cara yang telah teratur dan terpikir baik‐baik untuk mencapai suatu maksud, atau cara
mengajar dan lain sebagainya.[12] Sehubungan dengan upaya ilmiah, maka metode
menyangkut masalah cara kerja untuk dapat memahami objek yang menjadi sasaran ilmu
yang bersangkutan. Fungsi metode berarti sebagai alat untuk mencapai tujuan.[13] Dalam
pemakaian yang umum, metode diartikan sebagai cara melakukan suatu kegiatan atau cara
melakukan pekerjaan dengan menggunakan fakta dan konsep‐konsep secara sistematis.[14]
Metode pembelajaran adalah cara guru memberikan kesempatan pada murid untuk
menerima, mengelola, dan menyimpan/menguasai bahan pelajaran.[15] Ada juga yang
mengatakan bahwa metode pembelajaran adalah cara guru dalam menyampaikan materi
pelajaran kepada siswa untuk mencapai tujuan tertentu.[16]
Dari beberapa pendapat itu, penulis dapat menyimpulkan bahwa metode
pembelajaran adalah upaya untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun
dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun dapat dicapai secara optimal.

B. Perbedaan Pendekatan, Strategi, dan Metode Pembelajaran
Di atas sudah dijelaskan mengenai pengertian strategi, pendekatan, dan metode
pembelajaran. Selanjutnya, di manakah perbedaan di antara ketiga term tersebut? Berikut
batas‐batas perbedaannya.

PEDAGOGI OLAHRAGA ASEP SUHARTA FIK UNIMED 2020  74


 
Pendekatan pembelajaran merupakan titik tolak atau sudut pandang kita terhadap
proses pembelajaran, yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu proses yang
sifatnya masih sangat umum, di dalamnya mewadahi, menginspirasi, menguatkan, dan
melatari metode pembelajaran dengan cakupan teoretis tertentu. Dari pendekatan
pembelajaran yang telah ditetapkan selanjutnya diturunkan ke dalam strategi pembelajaran.
Strategi pembelajaran sifatnya masih konseptual dan untuk
mengimplementasikannya digunakan berbagai metode pembelajaran tertentu. Dengan kata
lain, strategi merupakan “a plan of operation achieving something” sedangkan metode adalah
“a way in achieving something” (Wina Sanjaya (2008). Jadi, metode
pembelajaran menekankan pada cara yang digunakan untuk mengimplementasikan
rencana yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai
tujuan pembelajaran.
Selanjutnya metode pembelajaran itu masih dijabarkan lagi ke dalam teknik dan
taktik pembelajaran. Di sini, teknik pembelajaran lebih menekan‐kan pada cara guru
dalam mengimplementasikan suatu metode secara spesifik. Misalkan, penggunaan metode
ceramah pada kelas dengan jumlah siswa yang relatif banyak membutuhkan teknik
tersendiri, yang tentunya secara teknis akan berbeda dengan penggunaan metode ceramah
pada kelas yang jumlah siswanya terbatas. Demikian pula, dengan penggunaan metode
diskusi, perlu digunakan teknik yang berbeda pada kelas yang siswanya tergolong aktif
dengan kelas yang siswanya tergolong pasif. Dalam hal ini, guru pun dapat berganti‐ganti
teknik meskipun dalam koridor metode yang sama.
Sementara taktik pembelajaran merupakan gaya seseorang dalam melaksanakan
metode atau teknik pembelajaran tertentu yang sifatnya personal. Misalkan, terdapat dua
orang sama‐sama menggunakan metode ceramah, tetapi mungkin akan sangat berbeda
dalam taktik yang digunakannya. Dalam penyajiannya, yang satu cenderung banyak diselingi
dengan humor karena memang dia memiliki sense of humor yang tinggi, sementara yang
satunya lagi kurang memiliki sense of humor, tetapi lebih banyak menggunakan alat bantu
elektronik karena dia memang sangat menguasai bidang itu. Dalam gaya pembelajaran akan
tampak keunikan atau kekhasan dari masing‐masing guru, sesuai dengan kemampuan,

PEDAGOGI OLAHRAGA ASEP SUHARTA FIK UNIMED 2020  75


 
pengalaman dan tipe kepribadian dari guru yang bersangkutan. Dalam taktik ini,
pembelajaran akan menjadi sebuah ilmu sekaligus juga seni (kiat).
Apabila antara pendekatan, strategi, metode, teknik, dan taktik pembelajaran sudah
terangkai menjadi satu kesatuan yang utuh, maka terbentuklah apa yang disebut
dengan model pembelajaran. Jadi, model pembelajaran pada dasarnya merupakan bentuk
pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru.
Dengan kata lain, model pembelajaran merupakan bungkus atau bingkai dari penerapan
suatu pendekatan, strategi, metode, teknik, dan taktik pembelajaran.
Sebagai ilustrasi, suatu ketika banyak remaja putri menggunakan model celana
Jablai yang terinspirasi dari lagu dangdut dan film Jablai. Sebagai sebuah model, celana jablai
berbeda dengan celana model lain meskipun dibuat berdasarkan pendekatan, metode, dan
teknik yang sama. Perbedaan tersebut terletak pada sajian, bentuk, warna, dan desainnya.
Dalam pembelajaran, guru dapat berkreasi dengan berbagai model pembelajaran yang khas
secara menarik, menyenangkan, dan bermanfaat bagi siswa. Model guru tersebut dapat pula
berbeda dengan model guru di sekolah lain meskipun dalam persepsi pendekatan dan
metode yang sama.[18]
Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa perbedaan antara
pendekatan, strategi, metode, teknik, taktik, dan model pembelajaran terletak pada hal‐hal
berikut:
TABEL 1
KOMPARABILITAS ANTARA PENDEKATAN, STRATEGI, METODE,
TEKNIK, TAKTIK, DAN MODEL PEMBELAJARAN

Term
No Sisi Komparabilitas
Pembelajaran
Lebih merupakan titik tolak atau sudut pandang guru terhadap
Pendekatan proses pembelajaran yang sifatnya masih sangat umum; di
1
pembelajaran dalamnya mewadahi, menginspirasi, menguatkan, dan melatari
metode pembelajaran dengan cakupan teoretis tertentu.
Strategi Lebih berifat konseptual untuk mencapai suatu tujuan
2
pembelajaran pembelajaran.
Menekankan pada cara yang digunakan guru untuk
Metode
3 mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam bentuk
pembelajaran
kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Teknik Lebih mengarah pada implementasi metode secara spesifik dan
4
pembelajaran teknis.

PEDAGOGI OLAHRAGA ASEP SUHARTA FIK UNIMED 2020  76


 
Term
No Sisi Komparabilitas
Pembelajaran
Taktik Lebih mengarah pada gaya mengajar seorang guru yang bersifat
5
pembelajaran personal. Di sini bertemu antara ilmu (mengajar) dan seni.
Model Bingkai dari penerapan suatu pendekatan, strategi, metode, teknik,
6
pembelajaran dan taktik pembelajaran.


C. Macam‐macam Pendekatan, Strategi, dan Metode Pembelajaran
Untuk memberikan gambaran konkret tentang strategi, pendekatan, dan metode
pembelajaran, berikut akan dijabarkan macam‐macam atau jenis dari masing‐masing term
tersebut.

1. Macam‐macam Pendekatan Pembelajaran

Ada banyak pendekatan pembelajaran yang digunakan di dunia pendidikan,


terutama yang biasa digunakan di tingkat pra sekolah sampai dengan sekolah lanjutan.
Namun secara umum aneka pendekatan tersebut dapat dikelompokkan pada dua
kecenderungan, yaitu:
a. Student centered/oriented approach, yakni pendekatan pembelajaran yang berpusat
atau berorientasi pada siswa.
b. Teacher centered/oriented approach, yakni pendekatan pembelajaran yang berpusat
atau berorientasi pada siswa.[19]

2. Macam‐macam Strategi Pembelajaran

Pembagian strategi pembelajaran sangat tergantung pada: a) strategi


pengorganisasian pembelajaran, b) strategi penyampaian pembela‐jaran, dan c) strategi
pengelolaan pembelajaran. Selain itu, pembagiannya juga harus mempertimbangkan hal‐hal
berikut: a) pertimbangan proses pengolahan pesan, b) pertimbangan pengaturan guru, c)
pertimbangan jumlah siswa, d) pertimbangan interaksi guru dan siswa, dan e) pertimbangan
berdasarkan taksonomi hasil belajar

PEDAGOGI OLAHRAGA ASEP SUHARTA FIK UNIMED 2020  77


 
Berdasarkan pertimbangan di atas, maka strategi pembelajaran dapat dibagi
menjadi dua, yaitu: Exposition‐discovery learning dan Group‐individual learning.[20] Selain
itu, ditinjau dari cara penyajian dan cara pengolahannya, strategi pembelajaran dapat
dibedakan menjadi: a) strategi pembelajaran induktif, b) strategi pembelajaran deduktif.

a. Exposition‐Discovery Learning
Exposition learning adalah strategi guru dengan menyajikan bahan dalam bentuk
yang telah dipersiapkan secara rapi, sistematik dan lengkap, sedangkan siswa menyimak
dan mencernanya secara teratur dan tertib.[21]Hal yang menonjol dalam strategi
pembelajaran ekspositori adalah tujuannya yang utama yaitu memindahkan pengetahuan,
keterampilan dan nilai‐nilai sikap pada anak didik.
Inquiry‐discovery learning adalah strategi pembelajaran yang mana siswa lebih aktif
sedangkan guru menyiapkan bahan pelajaran tidak dalam bentuk final. Siswa mencari dan
menemukan sendiri dengan menggunakan teknik pemecahan masalah.[22]

b. Group‐Individual Learning
Group learning merupakan strategi pembelajaran yang menitikberatkan peran setiap
anak didik dalam belajar bekerjasama (kelompok) dan bertanggung jawab dalam aktivitas
pembelajaran. Pada umumnya pelaksanaannya diwujudkan dalam bentuk diskusi, simulasi
(bentuk pembelajaran dengan berlatih memerankan peran tertentu secara aktif dan
realistis).[23]
Individual learning adalah strategi pembelajaran yang diorientasikan agar anak
didik melakukan suatu kegiatan belajar secara mandiri (perseorangan).[24] Pendidik
berperan sebagai fasilitator, pem‐bimbing dan pengevaluasi, sedangkan anak didik berperan
sebagai subjek yang belajar secara mandiri berdasarkan kemampuan sendiri.







PEDAGOGI OLAHRAGA ASEP SUHARTA FIK UNIMED 2020  78


 



TABEL 2
PEMBAGIAN PEMBELAJARAN KELOMPOK
DAN INDIVIDUAL
Kelompok
Individual
Besar Kecil
Kuliah Seminar Proyek
Demonstrasi Workshop Penugasan/resitasi
Pengajaran
Permainan/kuis Tutorial
berkelompok
Diskusi Brainstorming Pembljrn jarak jauh

Debat Buzz group Percakapan 1 lawan 1

Pertanyaan‐jawaban Perjalanan ke lapangan


Video Permainan peran
Ice breaker
Simulasi
Studi kasus

3. Macam‐macam Metode Pembelajaran

Macam‐macam metode pembelajaran sangat banyak, beragam dan terus


berkembang. Namun di sini, penulis akan menyajikan macam‐macam metode pembelajaran
tersebut berdasarkan pedoman pembelajaran yang diterbitkan oleh Direktorat Tenaga
Kependidikan Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan
tahun 2008, yaitu sebagai berikut:
a. Metode Ceramah, yaitu penuturan bahan pelajaran secara lisan. Metode ini
senantiasa bagus bila pengunaannya betul‐betul disiapkan dengan baik, didukung alat
dan media serta memperhatikan batas‐batas kemungkinan penggunannya.
b. Metode Demonstrasi, yaitu metode penyajian pelajaran dengan mem‐peragakan dan
mempertunjukkan kepada siswa tentang suatu proses, situasi atau benda tertentu,
baik sebenarnya atau hanya sekadar tiruan.

PEDAGOGI OLAHRAGA ASEP SUHARTA FIK UNIMED 2020  79


 
c. Metode Diskusi, yaitu metode pembelajaran yang menghadapkan siswa pada suatu
permasalahan. Tujuan utama metode ini adalah untuk memecahkan suatu
permasalahan, menjawab pertanyaan, menambah dan memahami pengetahuan siswa,
serta untuk membuat suatu kepu‐tusan (Killen, 1998). Karena itu, diskusi bukanlah
debat yang bersifat mengadu argumentasi. Diskusi lebih bersifat bertukar pengalaman.
d. Metode Simulasi. Simulasi berasal dari kata simulate yang artinya berpura‐pura atau
berbuat seakan‐akan. Sebagai metode mengajar, simulasi dapat diartikan cara
penyajian pengalaman belajar dengan menggunakan situasi tiruan untuk memahami
tentang konsep, prinsip, atau keterampilan tertentu.
e. Metode Tugas dan Resitasi. Metode tugas dan resitasi tidak sama dengan pekerjaan
rumah, tetapi lebih luas dari itu. Tugas dan resitasi merangsang anak untuk aktif
belajar baik secara individu atau kelompok. Tugas dan resitasi bisa dilaksanakan di
rumah, di sekolah, di perpustakaan dan tempat lainnya.
f. Metode Tanya‐jawab, yaitu metode mengajar yang memungkinkan terjadinya
komunikasi langsung yang bersifat two way traffic sebab pada saat yang sama terjadi
dialog antara guru dan siswa. Guru bertanya siswa menjawab atau siswa bertanya guru
menjawab. Dalam komunikasi ini terlihat adanya hubungan timbal balik secara
langsung.
g. Metode Kerja Kelompok. Metode kerja kelompok atau bekerja dalam situasi
kelompok mengandung pengertian bahwa siswa dalam satu kelas dipandang sebagai
satu kesatuan (kelompok) tersendiri ataupun dibagi atas kelompok‐kelompok kecil
(sub‐sub kelompok).
h. Metode Problem Solving. Metode problem solving (metode pemecahan masalah)
bukan hanya sekedar metode mengajar tetapi juga merupakan suatu metode berpikir,
sebab dalam problem solving dapat menggunakan metode‐metode lainnya dimulai
dengan mencari data sampai kepada menarik kesimpulan.
i. Metode Sistem Regu (Team Teaching), yaitu metode mengajar dua orang guru atau
lebih bekerja sama mengajar sebuah kelompok siswa, jadi kelas dihadapi beberapa
guru. Sistem regu banyak macamnya, sebab untuk satu regu tidak senantiasa guru

PEDAGOGI OLAHRAGA ASEP SUHARTA FIK UNIMED 2020  80


 
secara formal saja, tetapi dapat melibatkan orang luar yang dianggap perlu sesuai
dengan keahlian yang dibutuhkan.
j. Metode Latihan (Drill). Metode latihan pada umumnya digunakan untuk
memeperoleh suatu ketangkasan atau keterampilan dari apa yang telah dipelajari.
Mengingat latihan ini kurang mengembangkan bakat/inisiatif siswa untuk berpiki,
maka hendaknya guru/pengajar memperhatikan tingkat kewajaran dari metode drill.
k. Metode Karyawisata (Field‐Trip). Karyawisata dalam arti metode mengajar
mempunyai arti tersendiri, berbeda dengan karyawisata dalam arti umum.
Karyawisata di sini berarti kunjungan ke luar kelas dalam rangka belajar.
l. Metode Pembelajaran Kontekstual (Contextual Teaching and Learn‐ing), yaitu suatu
proses pendidikan yang holistik dan bertujuan memotivasi siswa untuk memahami
makna materi pelajaran yang dipelajarinya dengan mengkaitkan materi tersebut
dengan konteks kehidupan mereka sehari‐hari (konteks pribadi, sosial, dan kultural)
sehingga siswa memiliki pengetahuan/keterampilan yang secara fleksibel dapat
diterapkan (ditransfer) dari satu permasalahan/konteks ke permasalahan/konteks
lainnya.
m. Metode Cooperative Learning, yaitu pembelajaran yang memberikan kesempatan
kepada anak didik untuk bekerjasama dengan sesama siswa dalam tugas‐tugas yang
terstruktur.
n. Metode Eksperimen, yaitu suatu kegiatan pendidik dan anak didik untuk mencoba
mengerjakan serta mengamati proses dan hasil suatu percobaan.


D. Pemilihan Metode Pembelajaran
Pada bagian ini akan dijelaskan bagaimana memilih strategi pembelajaran. Kadang‐
kadang dalam proses pembelajaran guru kaku dengan mempergunakan satu atau dua
metode, dan menterjemahkan metode itu secara sempit dan menerapkan metode di kelas
dengan metode yang pernah ia baca, metode pembelajaran merupakan cara untuk
menyampaikan, menyajikan, member latihan, dan memberi contoh pelajaran kepada siswa,
dengan demikian metode dapat di kembangkan dari pengalaman, seseorang guru yang

PEDAGOGI OLAHRAGA ASEP SUHARTA FIK UNIMED 2020  81


 
berpengalaman dia dapat menyuguhkan materi kepada siswa, dan siswa mudah
menyerapkan materi yang disampaikan oleh guru secara sempurna dengan
mempergunakan metode yang dikembangkan dengan dasar pengala‐mannya, metode‐
metode dapat dipergunakan secara variatif, dalam arti kata kita tidak boleh monoton dalam
suatu metode.
Menurut Oemar Hamalik, pendidik dapat memilih satu atau beberapa strategi
sekaligus secara bervariasi sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai, materi (bahan) yang
disampaikan, motivasi anak didik, media serta kemampuan pendidik dalam
menerapkannya.[26]
Selain itu, Muhammad Ali berpendapat, bahwa dalam menggunakan metode
pembelajaran, harus mempertimbangkan hal‐hal berikut:

1. Kesesuaian metode dengan tujuan pengajaran


2. Kesesuaian metode dengan materi pelajaran
3. Kesesuaian metode dengan sumber dan fasilitas tersedia
4. Kesesuaian metode dengan situasi‐kondisi belajar mengajar
5. Kesesuaian metode dengan kondisi siswa
6. Kesesuaian metode dengan waktu yang tersedia.

Untuk lebih jelasnya, berikut prinsip‐prinsip dasar dalam memilih dan


menggunakan metode pembelajaran sesuai dengan rekomendasi Direktorat Tenaga
Kependidikan Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan
tahun 2008.

1. Tujuan Pembelajaran
Penetapan tujuan pembelajaran merupakan syarat mutlak bagi guru dalam memilih
metode yang akan digunakan di dalam menyajikan materi pengajaran. Tujuan pembelajaran
merupakan sasaran yang hendak dicapai pada akhir pengajaran, serta kemampuan yang
harus dimiliki siswa. Sasaran tersebut dapat terwujud dengan menggunakan metode‐
metode pembelajaran. Tujuan pembelajaran adalah kemampuan (kompetensi) atau
keterampilan yang diharapkan dimiliki oleh siswa setelah mereka melakukan proses

PEDAGOGI OLAHRAGA ASEP SUHARTA FIK UNIMED 2020  82


 
pembelajaran tertentu. Tujuan pembelajaran dapat menentukan suatu strategi yang harus
digunakan guru. Misalnya, seorang guru Olahraga dan Kesehatan menetapkan tujuan
pembelajaran agar siswa dapat mendemontrasikan cara menendang bola dengan baik dan
benar. Dalam hal ini metode yang dapat membantu siswa‐siswa mencapai tujuan adalah
metode ceramah, guru memberi instruksi, petunjuk, aba‐aba dan dilaksanakan di lapangan,
kemudian metode demonstrasi, siswa‐siswa mendemonstrasikan cara menendang bola
dengan baik dan benar, selanjutnya dapat digunakan metode pembagian tugas, siswa‐siswa
kita tugasi, bagaimana menjadi keeper, kapten, gelandang, dan apa tugas mereka, dan
bagaimana mereka dapat bekerjasama dan menendang bola. Dalam contoh ini, terdapat
kemampuan siswa pada tingkat kognitif dan psikomotorik. Demikian juga diaplikasikan
kemampuan afektif, tentang bagaimana kemampuan mereka dalam bekerjasama dalam
bermain bola dari metode pemberian tugas yang diberikan guru kepada setiap individu.
Dalam silabus telah dirumuskan indikator hasil belajar siswa setelah mereka
mengikuti proses pembelajaran. Terdapat empat komponen pokok dalam merumuskan
indikator hasil belajar yaitu:
a. Penentuan subyek belajar untuk menunjukkan sasaran relajar.
b. Kemampuan atau kompetensi yang dapat diukur atau yang dapat ditampilkan melalui
peformance siswa.
c. Keadaan dan situasi dimana siswa dapat mendemonstrasikan perfor‐mancenya
d. Standar kualitas dan kuantitas hasil belajar.
Berdasarkan indikator dalam penentuan tujuan pembelajaran maka dapat
dirumuskan tujuan pembelajaran mengandung unsure: audience (peserta
didik), behavior (perilaku yang harus dimiliki), condition (kondisi dan situasi)
dan degree (kualitas dan kuantítas hasil belajar).

2. Aktivitas dan Pengetahuan Awal Siswa
Belajar merupakan berbuat, memperoleh pengalaman tertentu sesuai dengan
tujuan yang diharapkan. Karena itu strategi pembelajaran harus dapat mendorong aktivitas
siswa. Aktivitas tidak dimaksudkan hanya terbatas pada aktifitas fisik saja akan tetapi juga
meliputi aktivitas yang bersifat psikis atau aktivitas mental.

PEDAGOGI OLAHRAGA ASEP SUHARTA FIK UNIMED 2020  83


 
Pada awal atau sebelum guru masuk ke kelas memberi materi pengajaran kepada
siswa, ada tugas guru yang tidak boleh dilupakan adalah untuk mengetahui pengetahuan
awal siswa. Sewaktu memberi materi pengajaran kelak guru tidak kecewa dengan hasil yang
dicapai siswa, untuk mendapat pengetahuan awal siswa guru dapat melakukan pretes
tertulis, tanya jawab di awal pelajaran. Dengan mengetahui pengetahuan awal siswa, guru
dapat menyusun strategi memilih metode pembelajaran yang tepat pada siswa‐siswa.
Apa metode yang akan kita pergunakan? Sangat tergantung juga pada pengetahuan
awal siswa, guru telah mengidentifikasi pengetahuan awal. Pengetahuan awal dapat berasal
dari pokok bahasan yang akan kita ajarkan, jika siswa tidak memiliki prinsip, konsep, dan
fakta atau memiliki pengalaman, maka kemungkinan besar mereka belum dapat
dipergunakan metode yang bersifat belajar mandiri, hanya metode yang dapat diterapkan
ceramah, demonstrasi, penampilan, latihan dengan teman, sumbang saran, pratikum,
bermain peran dan lain‐lain. Sebaliknya jika siswa telah memahami prinsip, konsep, dan
fakta maka guru dapat mempergunakan metode diskusi, studi mandiri, studi kasus, dan
metode insiden, sifat metode ini lebih banyak analisis, dan memecah masalah.

3. Integritas Bidang Studi/Pokok Bahasan
Mengajar merupakan usaha mengembangkan seluruh pribadi siswa. Mengajar
bukan hanya mengembangkan kemampuan kognitif saja, tetapi juga meliputi
pengembangan aspek afektif dan aspek psikomotor. Karena itu strategi pembelajaran harus
dapat mengembangkan seluruh aspek kepribadian secara terintegritas. Pada sekolah
lanjutan tingkat pertama dan sekolah menengah, program studi diatur dalam tiga
kelompok. Pertama, program pendidikan umum. Kedua, program pendidikan
akademik. Ketiga, Program Pendidikan Agama, PKn, Penjas dan Kesenian dikelompokkan ke
dalam program pendidikan umum. Program pendidikan akademik bidang studinya
berkaitan dengan keterampilan. Karena itu metode yang digunakan lebih berorientasi pada
masing‐masing ranah (kognitif, afektif, dan psikomotorik) yang terdapat dalam pokok
bahasan. Umpamanya ranah psikomotorik lebih dominant dalam pokok bahasan tersebut,
maka metode demonstrasi yang dibutuhkan, siswa berkesempatan mendemostrasikan
materi secara bergiliran di dalam kelas atau di lapangan. Dengan demikian metode yang kita

PEDAGOGI OLAHRAGA ASEP SUHARTA FIK UNIMED 2020  84


 
pergunakan tidak terlepas dari bentuk dan muatan materi dalam pokok bahasan yang
disampaikan kepada siswa.
Dalam pengelolaan pembelajaran terdapat beberapa prinsip yang harus diketahui
di antaranya:

a. Interaktif
Proses pembelajaran merupakan proses interaksi baik antara guru dan siswa, siswa
dengan siswa atau antara siswa dengan lingkungannya. Melalui proses interaksi
memungkinkan kemampuan siswa akan berkembang baik mental maupun intelektual.

b. Inspiratif
Proses pembelajaran merupakan proses yang inspiratif, yang memungkinkan siswa
untuk mencoba dan melakukan sesuatu. Biarkan siswa berbuat dan berpikir sesuai dengan
inspirasinya sndiri, sebab pengetahuan pada dasarnya bersifat subjektif yang bisa dimaknai
oleh setiap subjek belajar.

c. Menyenangkan
Proses pembelajaran merupakan proses yang menyenangkan. Proses
pembelajaran menyenangkan dapat dilakukan dengan menata ruangan yang apik dan
menarik dan pengelolaan pembelajaran yang hidup dan bervariasi, yakni dengan
menggunakan pola dan model pembelajaran, media dan sumber‐sumber belajar yang
relevan.

d. Menantang
Proses pembelajaran merupakan proses yang menantang siswa untuk
mengembangkan kemampuan berpikir, yakni merangsang kerja otak secara maksimal.
Kemampuan itu dapat ditumbuhkan dengan cara mengembangkan rasa ingin tahu siswa
melalui kegiatan mencobaoba, berpikir intuitif atau bereksplorasi.

e. Motivasi

PEDAGOGI OLAHRAGA ASEP SUHARTA FIK UNIMED 2020  85


 
Motivasi merupakan aspek yang sangat penting untuk membelajarkan siswa.
Motivasi dapat diartikan sebagai dorongan yang memungkinkan siswa untuk bertindak dan
melakukan sesuatu. Seorang guru harus dapat menunjukkan pentingnya pengalaman dan
materi belajar bagi kehidupan siswa, dengan demikian siswa akan belajar bukan hanya
sekadar untuk memperoleh nilai atau pujian akan tetapi didorong oleh keinginan untuk
memenuhi kebutuhannya.

4. Alokasi Waktu dan Sarana Penunjang
Waktu yang tersedia dalam pemberian materi pelajaran satu jam pelajaran 45
menit, maka metode yang dipergunakan telah dirancang sebelumnya, termasuk di dalamnya
perangkat penunjang pembelajaran, perangkat pembelajaran itu dapat dipergunakan oleh
guru secara berulang‐ulang, seperti transparan, chart, video pembelajaran, film, dan
sebagainya.
Metode pembelajaran disesuaikan dengan materi, seperti Bidang Studi Biologi,
metode yang akan diterapkan adalah metode praktikum, bukan berarti metode lain tidak
kita pergunakan, metode ceramah sangat perlu yang waktunya dialokasi sekian menit untuk
memberi petunjuk, aba‐aba, dan arahan. Kemudian memungkinkan mempergunakan
metode diskusi, karena dari hasil praktikum siswa memerlukan diskusi kelompok untuk
memecah masalah/problem yang mereka hadapi.

5. Jumlah Siswa
Idealnya metode yang kita terapkan di dalam kelas perlu mempertimbangkan
jumlah siswa yang hadir, rasio guru dan siswa agar proses belajar mengajar efektif, ukuran
kelas menentukan keberhasilan terutama pengelolaan kelas dan penyampaian materi.
Para ahli pendidikan berpendapat bahwa mutu pengajaran akan tercapai apabila
mengurangi besarnya kelas, sebaliknya pengelola pendidikan mengatakan bahwa kelas yang
kecil‐kecil cenderung tingginya biaya pendidikan dan latihan. Kedua pendapat ini
bertentangan, manakala kita dihadapkan pada mutu, maka kita membutuhkan biaya yang
sangat besar, bila pendidikan mempertimbangkan biaya sering mutu pendidikan terabaikan,

PEDAGOGI OLAHRAGA ASEP SUHARTA FIK UNIMED 2020  86


 
apalagi saat ini kondisi masyarakat Indonesia mengalami krisis ekonomi yang
berkepanjangan.
Ukuran kelas besar dan jumlah siswa yang banyak, metode ceramah lebih efektif,
akan tetapi yang perlu kita ingat metode ceramah memiliki banyak kelemahan dibandingkan
metode lainnya, terutama dalam pengukuran keberhasilan siswa. Di samping metode
ceramah guru dapat melaksanakan tanya jawab, dan diskusi. Kelas yang kecil dapat
diterapkan metode tutorial karena pemberian umpan balik dapat cepat dilakukan, dan
perhatian terhadap kebutuhan individual lebih dapat dipenuhi.

6. Pengalaman dan Kewibawaan Pengajar
Guru yang baik adalah guru yang berpengalaman, pribahasa mengatakan
Pengalaman adalah guru yang baik, hal ini diakui di lembaga pendidikan, kriteria guru
berpengalaman, dia telah mengajar selama lebih kurang 10 tahun, maka sekarang bagi calon
kepala sekolah boleh mengajukan permohonan menjadi kepala sekolah bila telah mengajar
minimal 5 tahun. Dengan demikian guru harus memahami seluk‐beluk persekolahan. Strata
pendidikan bukan menjadi jaminan utama dalam keberhasilan belajar akan tetapi
pengalaman yang menentukan, umpamanya guru peka terhadap masalah,
memecahkan masalah, memilih metode yang tepat, merumuskan tujuan instruksional,
memotivasi siswa, mengelola siswa, mendapat umpan balik dalam proses belajar mengajar.
Jabatan guru adalah jabatan profesi, membutuhkan pengalaman yang panjang sehingga
kelak menjadi profesional, akan tetapi profesional guru belum terakui seperti profesional
lainnya terutama dalam upah (payment), pengakuan (recognize). Sementara guru diminta
memiliki pengetahuan, menambah pengetahuan (knowledge esspecialy dan skill),
pelayanan (service), tanggung jawab (responsibility) dan persatuan (unity) (Glend Langford,
1978). Di samping berpengalaman, guru harus berwibawa. Kewibawaan merupakan syarat
mutlak yang bersifat abstrak bagi guru karena guru harus berhadapan dan mengelola siswa
yang berbeda latar belakang akademik dan sosial, guru merupakan sosok tokoh yang
disegani bukan ditakuti oleh anak‐anak didiknya. Kewibawaan ada pada orang dewasa, ia
tumbuh berkembang mengikuti kedewasaan, ia perlu dijaga dan dirawat, kewibawaan
mudah luntur oleh perbuatan‐perbuatan yang tercela pada diri sendiri masing‐masing.

PEDAGOGI OLAHRAGA ASEP SUHARTA FIK UNIMED 2020  87


 
Jabatan guru adalah jabatan profesi terhomat, tempat orang‐orang bertanya, berkonsultasi,
meminta pendapat, menjadi suri tauladan dan sebagainya, iamengayomi semua lapisan
masyarakat.
Berikut penerapan metode pembelajaran yang disesuaikan dengan sasaran
domain/ranah masing‐masing.
TABEL 3
PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN SESUAI
DOMAIN MASING‐MASING
DOMAIN/RANAH
METODE PEMBELAJARAN
KOGNITIF AFEKTIF PSIKOMOTORIK
Ceramah J
Demonstrasi J
Diskusi (diskusi kelas, diskusi kelompok,
J J
diskusi panel, curah pendapat)
Simulasi (role playing, sosiodrama,
psikodrama, simulasi game, peer J J
teaching)
Penugasan/resitasi J
Tanya‐jawab J
Kerja kelompok J
Problem solving J
Team teaching J
Drill J
Field‐trip J
Contextual teaching and learning (CTL) J
Cooperative learning J
Eksperimen J

Dari penelusuran tentang pendekatan, strategi, dan metode pembela‐jaran
sebagaimana dilakukan di atas, diperoleh suatu kesimpulan, bahwa:
1. Pendekatan pembelajaran lebih merupakan titik tolak atau sudut pandang guru
terhadap proses pembelajaran yang sifatnya masih sangat umum; di dalamnya
mewadahi, menginspirasi, menguatkan, dan melatari metode pembelajaran dengan
cakupan teoretis tertentu. Strategi pembelajaran lebih berifat konseptual untuk
mencapai suatu tujuan pembelajaran. Sedangkan metode pembelajaran lebih
menekankan pada cara yang digunakan guru untuk mengimplementasikan rencana

PEDAGOGI OLAHRAGA ASEP SUHARTA FIK UNIMED 2020  88


 
yang sudah disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan
pembelajaran.
2. Dalam menerapkan metode pembelajaran, sejatinya guru dapat memilih dan
menggunakannya dengan mempertimbangkan hal‐hal berikut: kesesuaian metode
dengan tujuan pengajaran, kesesuaian metode dengan materi pelajaran, kesesuaian
metode dengan sumber dan fasilitas tersedia, kesesuaian metode dengan situasi‐kondisi
belajar mengajar, kesesuaian metode dengan kondisi siswa, dan kesesuaian metode
dengan waktu yang tersedia.
3. Guru atau calon duru hendaknya memahami perbedaan istilah antara pendekatan,
strategi, metode, teknik, taktik, dan model pembelajaran, serta mengetahui bagaimana
cara memilih dan menggunakannya agar pembelajaran dapat berjalan secara efektif dan
dapat mencapai tujuan pembelajaran secara optimal.

PEDAGOGI OLAHRAGA ASEP SUHARTA FIK UNIMED 2020  89


 

Anda mungkin juga menyukai