Anda di halaman 1dari 7

Nama Kelompok 4: Muhammad Dwi Santoso (06020720035)

Naili Zakiyah (06020720039)


Nurlailatul Fadilah (06020720041)
Refi Mariska Anggraini (06020720044)
Yuli Arifianti (06020720054)
Muqouwi Matul Adilah (06030720059)
Ananda Eka Yulia N. R. (06040720063)
PRODI : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI)
Kelas/Semester : B/3

1. Apakah konsep dasar dari perencanaan pembelajaran itu?


Menurut Sudjana (1991), perencanaan pembelajaran tidak lain merupakan sebuah
proyeksi guru tentang kegiatan yang harus dilakukan peserta didik selama pembelajaran
tersebut berlangsung. Namun menurut Briggs (1978), perencanaan pembelajaran mencakup
keseluruhan proses analisis kebutuhan serta tujuan belajar sekaligus sistem penyampaiannya
untuk memenuhi kebutuhan serta mencapai tujuan yang ditetapkan. Jadi, perencanaan
pembelajaran merupakan sebuah gambaran umum mengenai langkah-langkah yang akan
dilakukan seorang guru di dalam kelas pada saat yang akan datang agar mencapai tujuan yang
ditetapkan secara efektif dan efisien (Jaya, 2019).
Sebagai guru, hendaknya memperhatikan perencanaan yang dirancang secara sistematis,
seperti merumuskan tujuan pembelajaran, merumuskan materi yang akan dipelajari dengan
berpatokan pondasi utama sebuah pembelajaran yakni kurikulum, merumuskan pendekatan,
strategi serta model pembelajaran dengan cara memahami karakteristik dari setiap peserta
didik di dalam kelas, dari situ nanti seorang guru akan mengetahui sekaligus merumuskan
langkah pembelajaran yang akan dilakukan pada saat proses belajar mengajar berlangsung.
Seorang guru juga harus merumuskan sumber atau media pembelajaran yang akan
digunakan oleh peserta didik. Untuk mengetahui seberapa paham peserta didik terhadap
materi pembelajaran yang disampaikan, seorang guru harus merumuskan evaluasi
pembelajaran tanpa meninggalkan tujuan awal pembelajaran, evaluasi pembelajaran tersebut
dapat berupa penilaian denga nisi teknik, bentuk, soal-soal, kunci jawaban, dan penilaian
(Pratiwi dkk., 2021).
Guru yang baik berusaha sedapat mungkin agar pengajarannya berhasil. Salah satu faktor
yang bisa membawa keberhasilan itu ialah bahwa sebelum masuk ke kelas, guru senantiasa
membuat perencanaan pembelajaran (Dolong, 2016). Menurut (Sanjaya, 2013), perencanaan
pembelajaran merupakan hal yang sangat penting karena sebagai berikut:
1. Pembelajaran adalah proses yang bertujuan. Semakin kompleks tujuan yang harus dicapai
maka semakin kompleks pula pembelajaran yang berarti akan semakin kompleks pula
perencanaan yang harus disusun;
2. Pembelajaran adalah proses kerjasama. Dalam hal ini dapat dikatakan bahwa guru dan
siswa bekerja sama secara harmonis. Oleh karena itu, perencanaan sangatlah penting
untuk dilakukan agar tujuan pembelajaran tercapai secara optimal;
3. Proses pembelajaran adalah proses yang kompleks sehingga harus memperhatikan
berbagai kemungkinan yang akan terjadi. Oleh karena itu, perlu adanya perencanaan
pembelajaran yang matang;
4. Proses pembelajaran akan efektif jika memanfaatkan berbagai sarana dan prasarana yang
tersedia termasuk memanfaatkan berbagai sumber belajar. Oleh karena itu, guru haruslah
menggunakan perencanaan yang matang terkait bagaimana memanfaatkan sumber belajar
tersebut agar tujuan pembelajaran tercapai secara efektif dan efisien.
Perencanaan pembelajaran merupakan hal yang sangat penting. Menurut H. A. R.
Tilaar (1998), perencanaan pembelajaran memiliki beberapa manfaat, diantaranya
sebagai berikut:
1. Meningkatkan kualitas pendidikan secara maksimal, baik dalam aspek akademik
maupun non akademik;
2. Mengetahui hambatan dan tantangan yang akan dihadapi sekaligus strategi apa yang
harus dilakukan dalam upaya pencapaian tujuan yang telah ditetapkan;
3. Memberi peluang kepada warga sekolah dalam meningkatkan beragam kemampuan
sekaligus keahlian secara maksimal dalam rangka mewujudkan tujuan yang telah
ditetapkan;
4. Memberikan beberapa pilihan alternatif terkait metode / strategi / pendekatan yang
tepat dalam pelaksanaan pembelajaran supaya berjalan efektif dalam mencapai tujuan
yang telah ditetapkan;
5. Memudahkan pencapaian tujuan pembelajaran, karena perencanaan pembelajaran
yang baik selalu dirancang secara bertahap (jangka pendek, menengah, panjang) dan
telah disusun prioritas sasaran tujuan yang akan dicapai;
6. Memudahkan dalam melakukan evaluasi terkait seberapa besar pencapaian tujuan
pembelajaran yang telah diraih karena dalam perencanaan pembelajaran yang baik
selalu merumuskan indikator-indikator pencapaian tujuan dan instrumen apa yang
dipakai dalam mengukur keberhasilan dalam pembelajaran;
7. Memudahkan perevisian program dalam penyusunan perencanaan pembelajaran
berikutnya.

2. Mengapa guru harus membuat perencanaan pembelajaran?


Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) merupakan hasil sebuah proses belajar peserta
didik yang dilakukan oleh pendidik untuk memantau proses, kemajuan dan perbaikan hasil
belajar peserta didik secara berkesinambungan. Dari uraian tersebut dapat kita ketahui bahwa
RPP pada dasarnya adalah perencanaan yang dilakukan oleh guru atau pendidik. Kegiatan
pembuatan RPP dilakukan untuk mengukur dan menilai tingkat pencapaian kompetensi dasar.
Penilaian tersebut digunakan untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan proses
pembelajaran, sehingga dapat dijadikan dasar untuk pengambilan keputusan dan melakukan
perbaikan untuk proses pembelajaran selanjutnya. Hal inilah yang menjadi dasar mengapa
guru harus membuat perencanaan pembelajaran (Rahmadi, 2017).
Inti dari perencanaan pembelajaran adalah kegiatan untuk memilih, menetapkan, dan juga
mengembangkan metode yang bersandar pada kondisi pengajaran yang ada (Ghazali dkk.,
2019). Peran guru adalah sebagai perancang pembelajaran sekaligus juga sebagai orang yang
mengelola atau yang melaksanakan pembelajaran itu (Dewi & Primayana, 2019). Sebagai
seorang perancang yang dilihat dari kemampuan guru dalam membuat perencanaan
pembelajaran. Sementara dalam pelaksana pembelajaran yang dilihat dari keberhasilannya
dalam performance ketika mengajar.
Di samping itu, banyak hal lain yang menjadi alasan mengapa guru harus membuat
perencanaan pembelajaran. Pertama, dengan membuat perencanaan pembelajaran guru akan
memiliki sebuah pedoman yang dapat digunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran,
apabila perencanaan pembelajaran kompleks maka tujuan pembelajaran yang akan dicapai
juga semakin kompleks. Kedua, guru memiliki perencanaan tentang apa yang akan dilakukan
siswa dan apa yang sebaiknya diperankan oleh dirinya sebagai pendidik. Ketiga, dengan
adanya perencanaan pembelajaran guru akan mampu menentukan pembelajaran yang tepat
bagi siswa yang memiliki minat, bakat dan gaya belajar yang berbeda-beda. Keempat, guru
akan mampu memanfaatkan sarana dan prasarana dengan optimal. Termasuk pemanfaatan
sumber belajar yang sesuai dengan keperluan tujuan pembelajaran (Sanjaya, 2013).
Selain itu juga, Alasan guru diwajibkan dalam membuat perencanaan pembelajaran
adalah untuk mempermudah, memperlancar, dan juga meningkatkan hasil dari proses belajar-
mengajar. Dengan membuat perencanaan pembelajaran dengan profesional, sistematis, dan
berdaya guna, maka guru bisa melihat, mengamati, menganalisis, dan juga memprediksi
program pembelajaran sebagai kerangka kerja yang logis dan juga terencana dengan baik
(Kunandar, 2011).
Banyak pula manfaat yang akan diperoleh oleh guru dari perencanaan pembelajaran yang
dilakukan. Hal tersebut juga dapat menjadi salah satu alasan mengapa guru harus membuat
perencanaan pembelajaran. Manfaat-manfaat yang akan diperoleh guru, diantaranya adalah
guru dapat memprediksi seberapa besar keberhasilan yang akan dicapai sesuai dengan
kematangan dan keakuratan perencanaan yang disusun, guru dapat memprediksi dan
mengatasi kesulitan yang akan dihadapi siswa dalam mempelajari materi pelajaran tertentu,
serta guru dapat melaksanakan pembelajaran yang sistematis, terarah dan terorganisir,
sehingga guru dapat menggunakan waktu seefektif mungkin (Ananda, 2019).
RPP dapat digunakan oleh setiap pengajar sebagai pedoman umum untuk melaksanakan
pembelajaran kepada peserta didiknya, karena didalamnya berisi petunjuk secara rinci,
pertemuan demi pertemuan, mengenai tujuan, ruang lingkup materi yang harus diajarkan,
kegiatan belajar mengajar, media, dan evaluasi yang harus digunakan.
Oleh karena itu, dengan berpedoman kepada RPP, pengajar akan bisa mengajarkan
dengan sistematis, tanpa khawatir keluar dari tujuan, ruang lingkup materi, strategi belajar
mengajar, ataupun keluar dari evaluasi yang seharusnya.RPP akan membantu guru dalam
mengorganisasikan materi standar, serta mengantisipasi peserta didik dan masalah-masalah
yang mungkin akan timbul pada saat pembelajaran.

3. Temukanlah fakta atau keterangan tentang kendala yang dihadapi guru dalam
mengembangkan perencanaan pembelajaran!
Berdasarkan hasil wawancara salah satu guru di MI Miftahul Huda, guru mengalami
kendala terkait penerapan RPP dan alokasi waktu yang diberikan. Guru mengalami kendala
terkait kesulitan dalam penetapan jam atau jadwal pelajaran. Guru juga sempat mengalami
kesulitan dalam mengembangkan indikator belajar dan merumuskan tujuan pembelajaran,
namun guru tidak memaparkan secara signifikan terkait kesulitan-kesulitan tersebut. Dalam
membuat dan mengembangkan penilaian autentik guru tidak mengalami kendala. Penilaian
biasanya didapatkan melalui pengerjaan tugas sehari-hari, pekerjaan rumah (PR), nilai
ulangan harian, UTS, UAS, kedisiplinan dan keaktifan siswa. Dalam hal lain seperti
menentukan model dan metode pembelajaran, guru juga tidak mengalami kendala. Guru
biasanya menentukan materi yang akan diajarkan terlebih dahulu, materi tersebut harus sesuai
untuk mencapai Kompetensi Dasar (KD), kemudian guru akan mengurutkan materi apa yang
akan disampaikan dan menuliskannya pada RPP. Metode yang biasanya digunakan oleh guru
adalah metode ceramah, metode eksperimen dan metode karya wisata.
Berdasarkan hasil wawancara salah satu guru di MI NU Waru, guru tidak mengalami
kendala terkait penerapan RPP dan alokasi waktu yang diberikan. Guru juga tidak mengalami
kesulitan dalam mengembangkan indikator belajar dan merumuskan tujuan pembelajaran,
dikarenakan adanya kegiatan KKG (Kelompok Kerja Guru) sehingga tidak terjadi kesulitan.
Dalam membuat dan mengembangkan penilaian autentik guru mengalami kendala karena
perubahan kurikulum. Penilaian biasanya didapatkan melalui pengerjaan tugas sehari-hari,
pekerjaan rumah (PR), nilai ulangan harian, UTS, UAS, kedisiplinan dan keaktifan siswa.
Dalam hal lain seperti menentukan model dan metode pembelajaran, guru juga tidak
mengalami kendala. Guru biasanya menentukan materi yang akan diajarkan terlebih dahulu,
materi tersebut harus sesuai dengan tujuan pembelajaran dan indikator pada buku guru.
Metode yang biasanya digunakan oleh guru adalah metode ceramah dan metode konstruktif.
Berdasarkan hasil wawancara salah satu guru di MI Mathlabul Ulum Sambeng, guru
mengalami kendala berupa kesulitan dalam hal mengembangkan indikator belajar. Beliau
mengaku mengalalmi kesulitan dalam menyesuaikan kondisi lingkungan. Namun, sang guru
tidak membiarkan kesulitan itu berlalu, beliau akhirnya mencari solusi kepa kepala sekolah
dan jika solusi itu tetap tidak bisa ditemukan akan dibantu oleh pengawas. Saat ditanya
mengenai penerapan RPP dan alokasi waktu Beliau mengaku terkadang memiliki kesulitan
pada siswa yang kurang memahami materi sehingga ada beberapa siswa yang memiliki nilai
di bawah KKM yang di tentukan yang menyebabkan guru harus mengulang-ulang materi
hingga tuntas.
Dari hasil ketiga wawancara tersebut, dapat kita ketahui bahwa guru mengalami kendala
yang berbeda-beda terkait pengembangan RPP. Salah satu guru di MI NU Waru mengalami
kendala dalam membuat dan mengembangkan penilaian autentik karena adanya perubahan
kurikulum. Sedangkan, dua guru lain yang pada dasarnya berasal dari sekolah yang berbeda
mengalami permasalahan yang hampir sama tetapi memilki penyebab yang berbeda.
Keduanya sama-sama mengalami kesulitan terkait penerapan RPP dan alokasi waktu, serta
pengembangan indikator belajar. Guru di MI Miftahul Huda mengalami kendala mengenai
penetapan jam atau jadwal pelajaran. Sedangkan, guru di MI Mathlabul Ulum Sambeng
mengalami kesulitan dalam mengalokasi waktu karena ada beberapa siswa yang mendapat
nilai di bawah KKM, sehingga harus mengulang-ulang materi yang telah diajarkan. Guru
tersebut juga mengalami kendala pengembangan indikator karena kesulitan dalam
menyesuaikan kondisi lingkungan.

4. Temukanlah fakta di lapangan usaha-usaha yang perlu dilakukan untuk meningkatkan


keterampilan guru dalam menyusun perencanaan pembelajaran!
Berdasarkan hasil wawancara salah satu guru di MI Miftahul Huda, untuk meningkatkan
keterampilan guru dalam menyusun perencanaan pembelajaran. guru mendapatkan pelatihan
khusus KKG (Kelompok Kerja Guru) untuk pembekalan guru se-kecamatan Menganti, dalam
KKG guru menyampaikan kesulitan-kesulitan yang dialaminya dan akan dipecahkan dalam
KKG. Selain itu, guru juga dapat mencari solusi kepada kepala sekolah atas kesulitan
tersebut. Dalam hal ini kepala sekolah biasanya melakukan pengecekan RPP satu minggu
sekali. Kepala sekolah juga melakukan penilaian kinerja guru setiap hari, dan nantinya akan
ada evaluasi khusus pada saat rapat, dimana kepala sekolah akan menyampaikan apa yang
kurang sehingga guru bisa berprogres menjadi lebih baik. Setiap guru diwajibkan membuat
RPP yang sesuai dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar pada tiap mata pelajaran.
RPP ini merupakan hasil karya sendiri yang sesuai dengan rencana pembelajaran setiap guru
dan juga dengan mempertimbangkan perbedaan karekteristik siswa, yang biasanya dilihat dari
situasi dan kondisi peserta didik.
Berdasarkan hasil wawancara salah satu guru di MI NU Waru, untuk meningkatkan
keterampilan guru dalam menyusun perencanaan pembelajaran. guru mendapatkan pelatihan
khusus KKG (Kelompok Kerja Guru). KKG diadakan sebulan sekali untuk mengontrol
kinerja guru. Dalam hal ini kepala sekolah biasanya melakukan pengecekan RPP dalam waktu
yang telah diagendakan. Kepala sekolah dalam melakukan penilaian kinerja guru dibantu oleh
penjamin mutu yang bertugas melakukan supervisi. Setiap guru diwajibkan membuat RPP
yang sesuai dengan standar kompetensi dan kompetensi dasar pada tiap mata pelajaran. RPP
ini merupakan hasil karya sendiri atau copy paste dari buku guru yang sesuai dengan rencana
pembelajaran setiap guru dan juga dengan mempertimbangkan perbedaan karekteristik siswa,
yang biasanya dilihat dari situasi dan kondisi peserta didik.
Dalam hal usaha untuk meningkatkan keterampilan guru dalam menyusun perencanaan
pembelajaran, guru di SDN 1 Ardirejo Sambeng mengaku bahwa terdapat pelatihan khusus
dari seorang pengawas wilayah yaitu dari Kelompok Kerja Guru (KKG) dan hal tersebut
biasanya dilakukan minimal sekali dan maksimal dua kali dalam satu semester. Dari pelatihan
tersebut semua guru dibekali ilmu terkait penyusunan RPP. Tidak hanya itu pihak kepala
sekolah juga kerap mengecek RPP yang telah disusun oleh para guru bahkan terkadang kepala
sekolah mengamati proses mengajar dan ikut masuk kelas. Guru tersebut juga mengaku
bahwa kepala sekolah juga memiliki daftar penilaian kinerja guru (DP3K) yang diperoleh dari
hasil pengamatan setiap harinya. Penilaian kinerja guru tersebut akan disampaikan oleh
kepala sekolah untuk dilakukan evaluasi melalui rapat dinas. Tak hanya itu kepala sekolah
juga wajib memberikan rapor kepada semua guru, bila guru tersebut memiliki kinerja yang
baik pasti dinaikkan pangkat oleh kepala sekolah.
Dari ketiga hasil wawancara tersebut, dapat kita ketahui bahwa usaha yang dilakukan
guru dalam mengembangkan RPP yaitu dengan mengikuti pelatihan khusus KKG (Kelompok
Kerja Guru). Dalam pelatihan tersebut guru akan mendapatkan pelatihan untuk membuat dan
mengembangkan RPP, guru juga dapat mengemukakan permasalahan-permasalahan yang
dihadapinya terkait pengembangan RPP dan mendapat pemecahan masalah. Selain mengikuti
KKG, guru juga dapat mengembangkan RPP dengan bantuan kepala sekolah yang selalu
melakukan evaluasi pembelajaran.
Daftar Pustaka

Ananda, R. (2019). Perencanaan Pembelajaran. Lembaga Peduli Pengembangan Pendidikan


Indonesia (LPPPI).
Dewi, P., & Primayana, K. (2019). Effect of Learning Module with Setting Contextual Teaching
and Learning to Increase The Understanding of Concepts. Internasional Journal of
Education and Learning, 1(1).
Dolong, M. J. (2016). Sudut Pandang Perencanaan dalam Pengembangan Pembelajaran. Jurnal
Inspiratif Pendidikan, 5(1), 65–76. https://doi.org/10.24252/ip.v5i1.3213
Ghazali, A., Mansur, M., Widanita, N., Guntur, G., Putra, F., & Fajaruddin, S. (2019).
Developing Pilates Training Model for Decreasing The Body Fat Ratio Among
Overwight Women. ACTIVE: Journal of Physical Education, Sport, Health and
Recreation, 8(1).
Jaya, F. (2019). Perencanaan Pembelajaran. UIN Sumatera Utara Press.
Kunandar. (2011). Guru Profesional (Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dan
Sukses dalam Sertifikasi Guru). Raja Grafindo Persada.
Pratiwi, D. A., Sa’idah, Darwin, Dermawan, & Hafid. (2021). Perencanaan Pembelajaran
SD/MI. Yayasan Penerbit Muhammad Zaini.
Rahmadi, H. (2017). Upaya Meningkatkan Kemampuan Guru dalam Menyusun Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) IPA dengan Metode Pemodelan. Jurnal Vidya Karya,
32(1).
Sanjaya, W. (2013). Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Kencana Prenada Media
Group.

Anda mungkin juga menyukai