Anda di halaman 1dari 40

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia


Nomor 65 Tahun 2013 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah
dalam mekanisme perencanaan pembelajaran yang harus dipersiapkan guru
sebelum melakukan pembelajaran,maka sekurang-kurangnya perlu untuk
menyusun berupa silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) harus berupa kegiatan konkrit


yang dilakukan oleh guru di kelas dalam mendampingi peserta didik. Satu hal
yang sangat penting yaitu kegiatan pembelajaran harus diarahkan agar berfokus
pada peserta didik, sedangkan guru berperan sebagai pendamping.

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian RPP ?

2. Apa fungsi RPP?

3. Apa Tujuan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)?

4. Apa saja Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam penyusann RPP?

5. Apa saja Komponen-komponen Dalam Menyusun RPP?

6. Bagaimana Langkah-langkah Penyusunan RPP?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian RPP

2. Untuk mengetahui fungsi RPP

3. Untuk mengetahui Tujuan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

4. Untuk mengetahui faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam penyusann


RPP

5. Untuk mengetahui Komponen-komponen Dalam Menyusun RPP

6. Untuk mengetahui langkah-langkah Penyusunan RPP

1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertiaan RPP
Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) pada hakikatnya merupakan
perencanaan jangka pendek untuk memperkirakan atau memproyeksikan apa
yang akan dilakukan dalam pembelajaran. Dengan demikian, RPP merupakan
upaya untuk memperkirakan tindakan yang akan dilakukan dalam kegiatan
pembelajaran.1
Menurut Trianto Ibnu Badar al- Tabany, Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) adalah rencana yang mengambarkan prosedur dan
pengorganisasian pembelajaran untuk mencapai satu kompetensi dasar yang
ditetapkan dalam standar isi dan telah dijabarkan dalam silabus. Lingkup
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran paling luas mencakup satu kompetensi dasar
yang terdiri atas satu atau beberapa indikator untuk satu kali pertemuan atau
lebih.2
John F. Kennedy mengemukakan tentang perencanaan, bahwa “A man
may die, nations may rise and fall, but an idea live on” (seorang manusia
mungkin akan mati, negara mungkin akan bangkit dan jatuh, tetapi gagasan akan
hidup sepanjang masa).3
Khusus untuk pengertian RPP menurut permendikbud RI No.81 A tahun
2013 tentang inplementasi kurikulum dalam lampiran IV disebutkan, yaitu “
Rencana pelaksanaan pembelajaran adalah rencana pembelajaran ang
dikembangkan secara perinci dari suatu materi pokok atau tema tertentu yang
mengacu pada silabus.”4
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah rencana yang
menggambarkan prosedur, dan pengorganisasian pembelajaran untuk mencapai
satu kompetensi dasar yang ditetapkan. Dalam standar isi yang telah dijabarkan
1
Syafruddin Nurdin dan Adriantoni, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta: Rajawali
Pers,2016),h.94
2
Trianto Ibnu Badar al- Tabany, Desain Pengembangan Pembelajaran Tematik, (Jakarta:
Kencana, 2015), h.350
3
Suparlan, Tanya Jawab Pengembangan Kurikulum Dan Materi Pembelajaran. (jakarta:PT Bumi
Aksara, 2011) h. 115
4
Andi prastowo, Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Tematik Terpadu. (Jakarta:
Prenadamedia Group, 2015) h.36.

2
dalam silabus. Ruang lingkup rencana pembelajaran paling luass mencakup 1
(satu) kompetensi dasar yang terdiri atas 1(satu) atau beberapa indikator untuk
1(satu) kali pertemuan atau lebih. Secara definisi rencana pelaksanaan
pembelajaran merupakan keseluruhan proses pemikiran dan penentuan semua
aktivitas yang akan dilakukan pada masa kini dan masa yang akan datang dalam
rangka mencapai tujuan.5
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah rencana kegiatan
pembelajaran tatap muka untuk satu pertemuan atau lebih. RPP dikembangkan
dari silabus untuk mengarahkan kegiatan pembelajaran peserta didik dalam upaya
mencapai Kompetensi Dasar (KD). Setiap pendidik pada satuan pendidikan
berkewajiban menyusun RPP secara lengkap dan sistematis agar pembelajaran
berlangsung secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, efisien,
memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang
cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat,
dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. RPP disusun berdasarkan
KD atau subtema yang dilaksanakan kali pertemuan atau lebih.6
Penerapan kegiatan perencanaan dalam proses pembelajaran merupakan
suatu upaya untuk menentukan berbagai kegiatan yang akan dilakukan di ruang
kelas dalan kaitannya dengan upaya untuk mencapai tujuan dari proses
pembelajaran yang telah ditetapkan dalam rencana pelaksanaan pembelajaran.
Dalam konteks pendidikan berbasis kompetensi, maka tujuan yang ingin dicapai
dalam pembelajaran tersebut adalah kompetensi yang harus dimiliki siswa,
sehingga rencana pembelajaran merupakan suatu upaya untuk menentukan
kegiatan yang akan dilakukan dalam kaitannya dengan upaya mencapai
kompetensi yang diharapkan, yakni kompetensi kongitif, afektif, dan
kompentensi psikomotor.7

5
E. Mulyasa, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,
2007), , h. 216.
6
Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Nomor 22TahunN 2016 Tentang Standar
Proses Pendidikan Dasar Dan Menengah
7
Rahmat Raharjo, Inovasi Kurikulum Pendidikan Agama Islam, Pengembangan Kurikulum
dan Pembelajaran, (Yogyakarta: Magnum Pustaka, 2010), hlm. 35.

3
B. Fungsi RPP
Fungsi dari Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), antara lain:
1. Guru dapat menerapakan pembelajaran secara terprogram, sehingga
mempermudah, memperlancar, dan meningkatkan hasil proses
pembelajaran.
2. Guru dapat merancang situasi emosional yang ingin dibangun, suasana
belajar yang menyenangkan, keterlibatan peserta didik yang aktif, shingga
terjadi suasana dialogis dan model komunikasi dua arah.
3. Guru memiliki acuan dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran agar lebih
terarah, efektif, dan efesien.8
Selain itu, terdapat beberapa fungsi utama dalam perencanaan pembelajaran
seperti yang diungkapkan oleh E. Mulyasa, yaitu:
1. Menentukan kompetensi yang akan dihasilkan dari proses pembelajaran
yang akan dilakukan. Penentuan kompetensi ini merupakan hal yang
paling penting dalam keberhasilan proses perencanaan. Penentuan
kompetensi yang salah akan berakibat fatal pada:
a. Tidak dapat dicapainya kompetensi
b. Tidak sesuainya dengan kebutuhan dan harapan stakeholder
c. Tidak dapat dikembangkan secara berkelanjutan kerena kesalahan
memilih prioritas
d. Terjadi pemborosan sumber daya karena kesalahan memilih
prioritas.
2. Pemilihan kompetensi yang terlalu tinggi, berakibat akan sulit untuk
direalisasikan, mestinya kompetensi disesuaikan dengan tingkat
perkembangan siswa, dibedakan pula antara siswa kelas rendah dan
kelas tinggi. Kelas rendah menggunakan kompetensi dasar yang masih
bersifat konkrit, semi konkrit dan abstrak. Begitu sebaliknya di kelas
tinggi pola komptensi yang diharapkan dari hal-hal yang abstrak, semi
abstrak, lalu konkrit, itu dilakukan guna pencapaian target atau kriteria
ketuntasan minimum dapat tercapai, dengan demikian rencana
pembelajaran yang telah tersusun yang berupa rencana pelaksanaan
pembelajaran akan sesuai seperti yang ditetapkan sebelumnya.

8 Syafruddin Nurdin, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta : Rajawali Pers,2016). Hlm.96-97

4
Ketercapaian suatu rencana pembelajaran tentunya dapat kita lihat pada
hasil akhir yang berupa penilaian. Yakni penilian pada setiap akhir
pembelajaran.9

C. Tujuan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)


Tujuan dari RPP adalah sebagai berikut:
1. Mempermudah, memperlancar dan meningkatkan hasil proses belajar
mengajar.
2. Memberi kesempatan bagi pendidik untuk merancang pembelajaran sesuai
denga kebutuhan peserta didik, kemampuan pendidik dan fasilitas yang
dimiliki sekolah.
3. Dengan menyusun rencana pembelajaran secara profesional, sistematis dan
berdaya guna, maka guru akan mampu melihat, mengamati, menganalisis, dan
memprediksi program pembelajaran sebagai kerangka kerja yang logis dan
terencana.10
Sedangkan tujuan dari pengembangan RPP adalah:
1. Mengembangkan kreatiivitas dan inovasi guru dalam membuat RPP.
RPP menjadi aspek teknis bagi setiap guru. Ia menjadi istrumen pembelajaran
yang memudahkan sekaligus mengingatkan tentang apa saja yang ingin
dilakukan dalam setiap pembelajaran yang dilakukan.
2. Menampilkan karakteristik RPP sesuai denga kondisi lingkungan sekolahnya.
Disebabkan setiap guru pada satuan pendidikan memiliki sumber daya yang
berbeda, semestinya RPP-nya juga berbeda dengan guru pada satuan
pendidikan yang lain.
3. Mengembangkan serta meningkatkan profesioanalme guru.
Profesionalisme memiliki banyak kaitan dan bentuknya beraneka ragam.
Profesionalisme seorang guru akan dicirikan oleh tanggung jawab yang jelas
dalam tugasnya.11
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam RPP
1. Persiapan merupakan suatu proses yang diarahkan pada tindakan mendatang.
9 E.Mulyasa, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2007),
hlm.218
10Lukmanul Hakim, Perencanaan Pembelajaran, (CV Wacana Prima, Bandung, 2009), Hlm 184.
11 Trianto Ibnu Badar al- Tabany, Op.Cit.,hlm. 256

5
2. Persiapan diarahkan pada tindakan masa mendatang yang diahadapkan pada
berbagai masalah, tantangan dan hambatan yang tidak jelas, dan tidak pasti.
3. Rencana pelaksanaan pembelajaran sebagai bentuk kegiatan perencanaan
erat hubungannya dengan bagaimana sesuatu dapat dikerjakan.
Dari uraian diatas, dapat dipahami bahwa pengembangan RPP itu
menuntut pemikiran, pengambilan keputusan, dan pertimbangan guru, serta
memerlukan usaha intelektual, pengetahuan teoritik, pengalaman yang ditunjang
oleh sejumlah aktivitas, seperti meramalkan, mempertimbangkan, menata dan
memvisualisasikan.12

D. Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam penyusann RPP


Berdasarkan Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016 Tentang Standar
Proses, penyusunan RPP hendaknya memperhatikan prinsip-prinsip sebagai
berikut:
1. Perbedaan individual peserta didik.
2. Partisipasi aktif peserta didik.
3. Berpusat pada peserta didik untuk mendorong semangat belajar, motivasi,
minat, kreativitas, inisiatif, inspirasi, inovasi dan kemandirian.
4. Pengembangan budaya membaca dan menulisyang dirancang untuk
mengembangkan kegemaran membaca, pemahaman beragam bacaan, dan
berekspresi dalam berbagai bentuk tulisan.
5. Pemberian umpan balik dan tindak lanjut RPP memuat rancangan program
pemberian umpan balik positif, penguatan, pengayaan, dan remedi.
6. Penekanan pada keterkaitan dan keterpaduan antara KD, materi
pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indicator pencapaian kompetensi,
penilaian, dan sumber belajar dalam satu keutuhan pengalaman belajar.
7. Mengakomodasi pembelajaran tematik-terpadu, keterpaduan lintas mata
pelajaran, lintas aspek belajar, dan keragaman budaya.
8. Penerapan teknologi informasi dan komunikasi secara terintegrasi,
sistematis, dan efektif sesuai dengan situasi dan kondisi. 13

12
Syafruddin Nurdin, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta : Rajawali Pers,2016). Hlm.96-
97
13 Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016 Tentang Standar Proses BAB III

6
E. Komponen-komponen Dalam Menyusun RPP
Komponen RPP berdasarkan Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016,
adalah sebagai berikut:
1. Identitas Sekolah yaitu nama satuan pendidikan
2. Identitas Mata Pelajaran atau tema/subtema
3. Kelas/Semester
4. Materi Pokok
5. Alokasi Waktu ditentukan sesuai dengan keperluan untuk pencapaian KD
dan beban belajar dengan mempertimbangkan jumlah jam pelajaran yang
tersedia dalam silabus dan KD yang harus dicapai
6. Tujuan Pembelajaran yang dirumuskan berdasarkan KD, dengan
menggunakan kata kerja operasional yang dapat diamati dan diukur, yang
mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan.(Catatan: walaupun tujuan
pembelajaran disebutkan sebelum KD dan IPK, namun secara substansial
tujuan pembelajaran merupakan penjabaran rinci dari indicator pencapaian
kompetensi sehingga secara hirarki dituliskan setelah KD dan IPK)
7. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi
8. Materi Pembelajaran, memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang
relevan, dan ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai dengan rumusan
indikator ketercapaian kompetensi
9. Metode Pembelajaran, digunakan oleh pendidik untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik mencapai KD yang
disesuaikan dengan karakteristik peserta didik dan KD yang akan dicapai
10. Media Pembelajaran, berupa alat bantu proses pembelajaran untuk
menyampaikan materi pelajaran
11. Sumber Belajar, dapat berupa buku, media cetak dan elektronik, alam
sekitar, atau sumber belajar lain yang relevan
12. Langkah-langkah Pembelajaran dilakukan melalui tahapan pendahuluan,
inti, dan penutup,dan
13. Penilaian Hasil Pembelajaran.14

14 Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016 Tentang Standar Proses BAB III

7
Pelaksanaan pembelajaran merupakan implementasi dari RPP, meliputi
kegiatan pendahuluan, inti dan penutup.
1. Kegiatan Pendahuluan
Dalam kegiatan pendahuluan, guru wajib:
a. menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik untuk mengikuti
proses pembelajaran
b. Memberi motivasi belajar peserta didik secara kontekstual sesuai
manfaat dan aplikasi materi ajar dalam kehidupan sehari-hari, dengan
memberikan contoh dan perbandingan lokal, nasional dan
internasional, serta disesuaikan dengan karakteristik dan jenjang
peserta didik
c. mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan
sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari
d. menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang akan
dicapai dan
e. menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan sesuai
silabus.
2. Kegiatan Inti
Kegiatan inti menggunakan model pembelajaran, metode pembelajaran,
media pembelajaran, dan sumber belajar yang disesuaikan dengan
karakteristik peserta didik dan mata pelajaran. Pemilihan pendekatan
tematik dan /atau tematik terpadu dan/atau saintifik dan/atau inkuiri dan
penyingkapan (discovery) dan/atau pembelajaran yang menghasilkan
karya berbasis pemecahan masalah (project based learning) disesuaikan
dengan karakteristik kompetensi dan jenjang pendidikan.
a. Sikap
Sesuai dengan karakteristik sikap, maka salah satu alternatif yang
dipilih adalah proses afeksi mulai dari menerima, menjalankan,
menghargai, menghayati, hingga mengamalkan. Seluruh aktivitas
pembelajaran berorientasi pada tahapan kompetensi yang mendorong
peserta didik untuk melakuan aktivitas tersebut.
b. Pengetahuan Pengetahuan dimiliki melalui aktivitas mengetahui,
memahami, menerapkan, menganalisis, mengevaluasi, hingga
mencipta. Karakteritik aktivititas belajar dalam domain pengetahuan

8
ini memiliki perbedaan dan kesamaan dengan aktivitas belajar dalam
domain keterampilan. Untuk memperkuat pendekatan saintifik, tematik
terpadu, dan tematik sangat disarankan untuk menerapkan belajar
berbasis penyingkapan/penelitian (discovery/inquiry learning). Untuk
mendorong peserta didik menghasilkan karya kreatif dan kontekstual,
baik individual maupun kelompok, disarankan yang menghasilkan
karya berbasis pemecahan masalah (project based learning).
c. Keterampilan Keterampilan diperoleh melalui kegiatan mengamati,
menanya, mencoba, menalar, menyaji, dan mencipta. Seluruh isi
materi (topik dan sub topik) mata pelajaran yang diturunkan dari
keterampilan harus mendorong peserta didik untuk melakukan proses
pengamatan hingga penciptaan. Untuk mewujudkan keterampilan
tersebut perlu melakukan pembelajaran yang menerapkan modus
belajar berbasis penyingkapan/penelitian (discovery/inquiry learning)
dan pembelajaran yang menghasilkan karya berbasis pemecahan
masalah (project based learning).
3. Kegiatan Penutup
Dalam kegiatan penutup, guru bersama peserta didik baik secara individual
maupun kelompok melakukan refleksi untuk mengevaluasi:
a. seluruh rangkaian aktivitas pembelajaran dan hasil-hasil yang
diperoleh untuk selanjutnya secara bersama menemukan manfaat
langsung maupun tidak langsung dari hasil pembelajaran yang telah
berlangsung
b. Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran
c. Melakukan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pemberian tugas, baik
tugas individual maupun kelompok
d. Menginformasikan rencana kegiatan pembelajaran untuk pertemuan
berikutnya.15

15 Ibid

9
F. Langkah-Langkah dalam Menyusun RPP
1. Mengkaji silabus
Secara umum, untuk setiap materi pokok pada setiap silabus terdapat
4 KD sesuai dengan aspek KI (sikap kepada tuhan, sikap diri dan terhadap
lingkungan, pengetahuan, dan keterampilan). Untuk mencapai 4 KD
tersebut, didalam silabus dirumuskan kegiatan peserta didik secara umum
dalam pembelajaran berdasarkan standar proses. Kegiatan peserta didik ini
merupakan perincian dari eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi, yakni
mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengolah, dan
mengomunikasikan.
2. Mengidentifikasi materi pembelajaran
Mengindentifikasi materi pembelajaran menunjang pencapai KD dengan
mempertimbangkan :
a. Potensi peserta didik
b. Relevansi dengan karakteristik daerah
c. Tingkat perkembangan fisik, intelektual, emosional, sosial, dan spritual
peserta didik.
d. Kebermanfaatan bagi peserta didik.
e. Struktur keilmuan.
f. Aktualitas, kedalaman, dan keluasan materi pembelajaran.
g. Relenvasi dengan kebutuhan peserta didik dan tuntutan lingkungan.
h. Alokasi waktu.
3. Menentukan tujuan
Tujuan dapat diorganisasikan mencakup seluruh KD atau
diorganisasikan untuk setiap pertemuan. Dimana tujuannya mengacu pada
indikator, paling tidak mengandung dua aspek: peserta didik, dan aspek
kemampuan.
4. Mengembangkan kegiatan pembelajaran
Kegiatan pembelajaran dirancang untuk memberikan pengalaman
belajar yang melibatkan proses mental fisik melalui interaksi antar peserta
didik, peserta didik dengan guru, lingkungan, dan sumber belajar lainnya
dalam rangka pencapaian KD.
5. Penjabaran jenis penilaian

10
Didalam silabus telah ditentukan jenis penilaiannya. Penilaian
dilakukan dengan menggunakan tes dan notes dalam bentuk tertulis maupun
lisan, pengamatan kinerja, pengukuran sikap, penilaian hasil karya berupa
tugas, proyek/produk, penggunaan portofolio, dan penilaian diri.
6. Menentukan alokasi waktu
Penentuan alokasi waktu pada setiap KD didasarkan pada jumlah
minggu efektif dan alokasi waktu mata pelajaran per minggu dengan
mempertimbangkan jumlah KD, keluasan, kedalaman, tingkat kesulitan, dan
tingkat kepentingan KD.
7. Menentuan sumber belajar
Sumber belajar adalah rujukan, objek/bahan digunakan untuk
kegiatan pembelajaran, yang berupa media cetak dan elektronik, narasumber,
serta lingkungan fisik, alam, sosial, dan budaya.16

Dalam sumber lain, dijelaskan bahwa langkah yang patut dilakukan guru
dalam penyusunan RPP adalah sebagai berikut:
1. Ambillah satu unit pembelajaran (dalam silabus) yang akan diterapkan
dalam pembelajaran.
2. Tulis standar kompetensi/kompetensi inti dan kompetensi dasar yang
terdapat dalam unit tersebut.
3. Tentukan indikator untuk mencapai kompetensi dasar tersebut.
4. Tentukan alokasi waktu yang diperlukan untuk mencapai indikator tersebut.
5. Rumuskan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai dalam pembelajaran
tersebut.
6. Tentukan materi pembelajaran yang akan diberikan/dikenakan kepada siswa
untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan.
7. Pilihlah metode pembelajaran yang dapat mendukung sifat materi dan tujuan
pembelajaran.
8. Susunlah langkah-langkah kegiatan pembelajaran pada setiap satuan
rumusan tujuan pembelajaran, yang bisa dikelompokkan menjadi lebih dari
satu pertemuan. Pembagian setia jam pertemuan bisa didasarkan pada satuan
tujuan pembelajaran atau sifat/tipe/jenis materi pembelajaran.

16 Trianto, Op.Cit. Hlm.263-266

11
9. Sebutkan sumber/ media belajar yang akan digunakan dalam pembelajaran
secara konkret dan untuk setiap bagian/unit pertemuan.
10. Tentukan teknik penilaian, bentuk, dan contoh instrumen penilaian yang
akan digunakan untuk mengukur ketercapaian kompetensi dasar atau tujuan
pembelajaran yang telah dirumuskan. Jika instrumen penilaian berbentuk
tugas, rumuskan tugas tersebut secara jelas dan bagaimana rambu-rambu
penilaiannya. Jika instrumen penilaian berbentuk soal, camtumkan soal-soal
tersebut dan tentukan rambu-rambu penilaiannya dan/atau kunci
jawabannya. Jika penilaiannya berbentuk proses, susunlah rubriknya dan
indikator masing-masingnya.17

G. Contoh RPP

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


(RPP)

Satuan Pendidikan : MAN 2 Payakumbuh


Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : X Kelompok Wajib/Ganjil (I)
Tahun Pelajaran : 2018/2019
Materi Pokok : Persamaan dan Pertidaksamaan Nilai Mutlak
Bentuk Linear satu Variabel
Alokasi Waktu : 2 x 45 Menit (1 Pertemuan)

A. KOMPETENSI INTI:
1. Kompetensi sikap spiritual, yaitu menghayati dan mengamalkan ajaran agama
yang dianutnya.
2. Kompetensi sikap social, yaitu menunjukkan prilaku jujur, disiplin, tanggung
jawab, peduli (gotong royong, kerja sama, toleran, damai), santun, responsif,
dan proaktif sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta
menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.

17 Masnur Muslich,KTSP Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan,(Jakarta:PT. Bumi


Aksara,2007),hlm.46.

12
3. Kompetensi pengetahuan, yaitu memahami, menerakan dan menganalisis
pengetahuan faktual, konseptual, procedural berdasarkan rasa ingin tahunya
tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya dan humaniora dengan
wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait
penyebab fenomena dan kejadian, serta penerapan pengetahuan prosedural
pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk
Menyelesaikan masalah.
4. Kompetensi keterampilan, yaitu mengolah, menalar dan menyaji dalam ranah
konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengemabangan diri yang
dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metode
sesuai kaidah keilmuan.

13
B. Kompetensi Dasar dan Indikator
Kompetensi Dasar (KD) Indikator
2.1 Memiliki motivasi internal, Mentransformasi diri dalam berpilaku
kemampuan bekerjasama, konsisten, disiplin. (afektif)
sikap disiplin, jujur, teliti, rasa Mampu bekerja sama dengan baik dalam
percaya diri, dan sikap toleransi kelompok. (afektif)
dalam perbedaan strategi berpikir Mampu berperan aktif dalam kegiatan
dalam memilih dan menerapkan pembelajaran Matematika. (afektif)
strategi menyelesaikan masalah. Menjelaskan definisi nilai mutlak. (Kognitif)
3.1 Menginterprestasikan persamaan dan Menjelaskan konsep persamaan nilai mutlak
pertidaksamaan nilai mutlak dari bentuk satu variable. (Kognitif)
bentuk linear satu variable dengan Menjelaskan konsep pertidaksamaan nilai
persamaan dan pertidaksamaan linear mutlak bentuk satu variable. (Kognitif)
aljabar lainnya. Membedakan konsep persamaan dan
4.1 Menyelesaikan masalah yang pertidaksamaan nilai mutlak bentuk linear
berkaitan dengan persamaan dan satu variable. (Kognitif)
pertidaksamaan nilai mutlak dari Mempresentasikan hasil diskusi kelompok
bentuk linear satu variabel. berkaitan dengan konsep persamaan dan
pertidaksamaan nilai mutlak bentuk linear
satu variable. (Psikomotor)
Mebuat model matematika dari
permasalahan berkaitan dengan persamaan
atau pertidaksamaan nilai mutlak bentuk satu
variable. (Psikomotor)

C. Tujuan Pembelajaran
Melalui proses pengamatan, bertanya, mengumpulkan informasi, bernalar,
diskusi, serta mengasosiasi peserta didik diharapkan dapat:
1. Peserta didik dapat berprilaku disiplin dalam kehidupan sehari-hari.
2. Peserta didik dapat bekerja sama dengan baik dalam kelompok,
3. Peserta didik dapat berperan aktif dalam kegiatan pembelajaran.
4. Peserta didik dapat memahami pengertian nilai mutlak.

14
5. Peserta didik dapat menemukan dan menjelaskan konsep persmaan nilai
mutlak bentuk linear satu variable.
6. Peserta didik dapat menemukan dan menjelaskan konsep pertidaksamaan
nilai mutlak bentuk linear satu variable.
7. Peserta didik dapat membedakan konsep persamaan dan pertidaksamaan nilai
mutlak bentuk linear satu variable.
8. Peserta didik dapat mempresentasikan hasil diskusi kelompok dengan baik
9. Peserta didik dapat membuat model matematika dari persamaan dan
pertidaksamaan nilai mutlak

D. Materi Pemblajaran
Fakta
 Pengertian Jarak
Jarak adalah panjang lintasan yang ditempuh benda tanpa memperhatikan
arahnya dan selalu bernilai positif.
 Pengertian Nilai Mutlak
Nilai mutlak atau nilai absolut atau nilai modulus adalah nilai suatu bilangan
real tanpa ada tanda plus ataupun minus bail |a| ataupun |-a| maka nilainya
sama-sama a.

KONSEP
 Konsep Persamaan Nilai Mutlak
Nilai mutlak dari bilangan real x ditulis |x| dengan:
(i) |𝑥| = 𝑥 jika 𝑥 > 0
(ii) |𝑥| = 0 jika 𝑥 = 0
(iii) |𝑥| = −𝑥 jika 𝑥 < 0
Konsep nilai mutlak (i) (ii) dan (iii) menyatakan bahwa nilai mutlak x selalu
positif atau nol, tetapi tidak pernah negative.
Konsep lain dari nilai mutlak adalah:
(iv) |𝑥| = √𝑥 2
(v) |𝑥|2 = 𝑥 2
Karena nilai dari akar kuadrat diwakili oleh bilangan positif.
(vi) Atau secara geometri, nilai mutlak adalah jarak dari x ke titik asal (0)

15
 Konsep Pertidaksamaan Nilai Mutlak
Pertidaksamaan nilai mutlak dapat digambarkan sebagai berikut:
Nilai mutlak dari bilangan real x ditulis |x| dengan:
(i) |𝑥| < 𝑎 jika − 𝑎 < 𝑥 < 𝑎
(ii) |𝑥| > 𝑎 jika 𝑥 < −𝑎 atau 𝑥 > 𝑎
Dengan 𝑎 ≥ 0, x ϵ ℝ, 𝑎 ϵ ℝ

PRINSIP
 Persamaan
Persamaan adalah suatu pernyataan matematika dalam bentuk symbol yang
menyatakan dua hal adalah sama persis. Persamaan ditulis dengan tanda sama
dengan (=).
 Pertidaksamaan
Pertidaksamaan adalah kalimat terbuka yang menyatakan suatu selang atau
interval yang menggunaka tanda ketaksamaan (<,>,≤,≥).

PROSEDUR
 Persamaan nilai mutlak
Cara menyelesaikan persamaan nilai mutlak terdiri atas 3 bagian, yaitu
memahami masalah, menghitung nilai-nilai, dan memeriksa pekerjaan yang
telah diselesaikan.
a) Memahami Masalah
1. Memahami konsep matematis tentang nilai mutlak. Konsep
matematis nilai mutlak adalah:
a. |𝑥| = 𝑥 jika 𝑥 > 0
b. |𝑥| = 0 jika 𝑥 = 0
c. |𝑥| = −𝑥 jika 𝑥 < 0
Rumus tersebut menunjukkan bahwa jika bilangan x bernilai positif
maka nilai mutlaknya adalah x, jika bilangan x bernilai negatif maka
nilai mutlaknya adalah nilai negative dari –x. Karena dua nilai negative
menghasilkan nilai positif, maka nilai mutlak dari –x adalah positif
yaitu x.

16
2. Ketahuilah apa yang ditunjukkan oleh nilai mutlak.
Nilai mutlak suatu bilangan menunjukkan seberapa jauh jaraknya suatu
benda dari titik nol (0) pada garis bilangan. Nilai mutlak ditunjukkan
dengan notasi batang (bar) diantara bilangan tersebut, atau dituliskan
sebagai |x|. Nilai mutlak suatu bilangan akan selalu positif.
3. Isolasikan bilangan bernilai mutlak di dalam persamaan.
Nilai mutlak harus berada pada salah satu ruas pada persamaan
tersebut. Bilangan manapun yang tidak berada dalam symbol nilai
mutlak harus dipindahkan ke ruas lain dari persamaan tersebut.
Perhatikan bahwa nilai mutlak tidak pernah sama dengan negative. Jadi
jika setelah mengisolasi nilai mutlak tersebut, nilai mutlak dalam
persamaan masih sama dengan negative, berarti persamaan tersebut
tidak memiliki penyelesaian.
b) Menghitung nilai-nilai.
1. Tuliskan persamaan untuk nilai positif.
Sebuah persamaan yang menyertakan nilai mutlak akan memiliki dua
penyelesaian yang mungkin. Untuk menuliskan persamaan positif,
hilangkan saja notasi batang pada nilai mutlak dan selesaikan
persamaan tersebut dengan cara biasa.
Contoh:
|6𝑥 − 2| = 4
6𝑥 − 2 = 4
2. Selesaikan persamaan positif tersebut.
Untuk mengerjakannya gunakan aljabar untuk mencari nilai variable.
Langkah ini akan menjadi cara penyelesaian pertama yang mungkin
untuk persamaan tersebut.
Contoh:
6𝑥 − 2 = 4
6𝑥 − 2 + 2 = 4 + 2
6𝑥 = 6
6𝑥 6
=
6 6
𝑥=1
3. Tuliskan persamaan untuk nilai negative.

17
Untuk menuliskan persamaan negative, tulis kembali persamaan
tersebut tanpa notasi batang pada nilai mutlak, dan gunakan nilai
negative dari bilangan pada ruas lain persamaan tersebut.

Contoh:
−|6𝑥 − 2| = 4
|6𝑥 − 2| = −4
6𝑥 − 2 = −4
4. Selesaikan persamaan negative tersebut.
Untuk mengerjakannya gunakan aljabar untuk mencari nilai variable.
Langkah ini akan menjadi cara penyelesaian kedua yang mungkin
untuk persamaan tersebut.
Contoh:
6𝑥 − 2 = −4
6𝑥 − 2 + 2 = 4 + 2
6𝑥 = −2
6𝑥 −2 −1
= 𝑥=
6 6 3

c) Memeriksa hasil pekerjaan


1. Periksa hasil dari persamaan positif.
Untuk memeriksa apakah nilai yang diperoleh adalah benar, maka
masukkan kembali hasil penyelesaian yang mungkin ke dalam
persamaan semula (asli) untuk menguji bahwa penyelesaian itu adalah
yang sebenarnya. Untuk memeriksa persamaan positif yang sudah
dikerjakan, masukkan kembali nilai x yang diambil dari persamaan
positif ke persamaan semula. Jika kedua ruas persamaan tersebut sama,
berarti penyelesaian tersebut benar.
Contoh:
|6𝑥 − 2| = −4
|6(1) − 2| = 4
|6 − 2| = 4
|4| = 4
2. Periksa hasil dari persamaan negative.

18
Hanya karena penyelesaian satu benar, bukan berarti bahwa
penyelesaian kedua juga benar. Kita juga harus memasukkan kembali
hasil penyelesaian dari persamaan negative ke persamaan semula (asli)
untuk menguji persamaan tersebut benar.

Contoh:
|6𝑥 − 2| = −4
−1
|6 ( 3 ) − 2| = −4

| − 2 − 2| = 4
| − 4| = 4
3. Lihat apakah penyelesaian yang sudah dibuat sudah tepat.
Suatu penyelesaian dikatakan benar bila setelah dimasukkan ke
persamaan semula (asli), didapatkan persamaan yang benar. Sangat
mungkin memiliki dua penyelesaian yang benar, tetapi mungkin juga
hanya memiliki satu penyelesaian atau bahkan tidak ada sama sekali.
Contoh:
|4| = 4 untuk x = 1
−1
| − 4| = 4 untuk x = 3
−𝟏
Maka penyelesaiannya adalah x = 1 dan x = 𝟑

 Pertidaksamaan Nilai Mutlak


Menyelesaikan pertidaksamaan nilai mutlak caranya hampir sama dengan
persamaan nilai mutlak. Hanya saja berbeda sedikit pada tanda
ketidaksamaannya.
Pertidaksamaan nilai mutlak dapat digambarkan sebagai berikut:
Nilai mutlak dari bilangan real x ditulis |x| dengan:
(iii) |𝑥| < 𝑎 jika − 𝑎 < 𝑥 < 𝑎
(iv) |𝑥| > 𝑎 jika 𝑥 < −𝑎 atau 𝑥 > 𝑎
Dengan 𝑎 ≥ 0, x ϵ ℝ, 𝑎 ϵ ℝ
Penyelesaian pertidaksamaan nilai mutlak dapa dilakukan dengan cara berikut:
1. Tuliskan pertidaksamaan untuk nilai positif

19
Sebuah pertidaksamaan yang menyertakan nilai mutlak akan memiliki dua
penyelesaian yang mungkin. Untuk menuliskan pertidaksamaan positif,
hilangkan saja notasi batang pada nilai mutlak dan selesaikan
pertidaksamaan tersebut dengan cara biasa.
Contoh:
|6𝑥 − 2| < 4
−4 < (6𝑥 − 2) < 4
2. Selesaikan pertidaksamaan positif tersebut.
Untuk mengerjakannya gunakan aljabar untuk mencari nilai variable.
Langkah ini akan menjadi cara penyelesaian pertama yang mungkin untuk
pertidaksamaan tersebut.
Contoh:
|6𝑥 − 2| < 4
−4 < (6𝑥 − 2) < 4
−4 + 2 < (6𝑥 − 2 + 2) < 4 + 2
−2 < (6𝑥) < 6
−1
<𝑥<1
3

3. Tuliskan pertidaksamaan untuk nilai negative.


Untuk menuliskan pertidaksamaan negative, tulis kembali pertidaksamaan
tersebut tanpa notasi batang pada nilai mutlak, dan gunakan nilai negative
dari bilangan pada ruas lain pertidaksamaan tersebut.
Contoh:
−|6𝑥 − 2| < 4
|6𝑥 − 2| < −4
4. Selesaikan persamaan negative tersebut.
Untuk mengerjakannya gunakan aljabar untuk mencari nilai variable.
Langkah ini akan menjadi cara penyelesaian kedua yang mungkin untuk
persamaan tersebut.
Contoh:
−|6𝑥 − 2| < 4
|6𝑥 − 2| < −4
−4 > |6𝑥 − 2|
−4 > (6𝑥 − 2) > 4

20
−4 + 2 > (6𝑥 − 2 + 2) > 4 + 2
−2 > (6𝑥) > 6
−1
>𝑥>1
3
−1
𝑥< atau 𝑥 > 1
3

5. Periksa hasil dari pertidaksamaan positif.


Untuk memeriksa apakah nilai yang diperoleh adalah benar, maka
masukkan kembali hasil penyelesaian yang mungkin ke dalam
pertidaksamaan semula (asli) untuk menguji bahwa penyelesaian itu
adalah yang sebenarnya. Untuk memeriksa pertidaksamaan positif yang
sudah dikerjakan, masukkan kembali nilai x yang diambil dari
pertidaksamaan positif ke pertidaksamaan semula. Jika kedua ruas
pertidaksamaan tersebut sama, berarti penyelesaian tersebut benar.
6. Periksa hasil dari pertidaksamaan negative.
Hanya karena penyelesaian satu benar, bukan berarti bahwa penyelesaian
kedua juga benar. Kita juga harus memasukkan kembali hasil penyelesaian
dari pertidaksamaan negative ke pertidaksamaan semula (asli) untuk
menguji pertidaksamaan tersebut benar.
7. Lihat apakah penyelesaian yang sudah dibuat sudah tepat.
Suatu penyelesaian dikatakan benar bila setelah dimasukkan ke
pertidaksamaan semula (asli), didapatkan pertidaksamaan yang benar.
Sangat mungkin memiliki dua penyelesaian yang benar, tetapi mungkin
juga hanya memiliki satu penyelesaian atau bahkan tidak ada sama sekali.
E. Pendekatan, Metode dan Model Pembelajaran
Pendekatan pembelajaran yang digunakan adalah pendekatan Saintifik Learning.
Dengan metode pembelajaran Cooperatve Learning menggunakan kelompok
diskusi berbasis Discovery Learning.
F. Media Pembelajaran
1. Lembar Kerja Peserta Didik
2. Papan tulis
3. Spidol
G. Sumber Belajar
1. Buku Matematika kelas X Kelompok Wajib, karangan B.K. Noormandiri,
penerbit Erlangga tahun 2016

21
2. Buku Matematika (Wajib) Kelas X, Karangan Sukirno, Penerbit Erlangga
tahun 2016
3. Buku Matematika (Umum) Kelas X, Karangan Martin Kangenan, Penerbit
Yrama Widya, tahun 2017
4. Internet dengan alamat website:
http://www.danlajanto.com/2016/02/penerapan-pertidaksamaan-mutlak-
pada.html; dan
http://file.upi.edu/Direktirat/FPMIPA/JUR/PEND.MATEMATIKA/19550909
1980021-KARSO/Modul9S1PGSD.pdf

22
H. Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan Pendahuluan (10 Menit)
Deskripsi Kegiatan
Pendidik Peserta Didik
Orientasi:
1. Pendidik memberi salam kemudian 1. Peserta didik menjawab salam yang
mengucapkan syukur kepada Allah dan diucapkan pendidik kemudian
memimpin peserta didik untuk berdoa membaca doa bersama sebelum
sebelum memulai pembelajaran. memulai pembelajaran yang dipimpin
oleh pendidik.
2. Pendidik memeriksa kehadiran peserta 2. Peserta didik yang hadir dan tersebut
didik dengan mengabsen peserta didik namanya mengacungkan tangan saat
sebagai tanda kedisiplinan. pengecekan kehadiran oleh pendidik.

3. Pendidik menyiapkan fisik dan psikis 3. Peserta didik mengutarakan kabar


peserta didik dengan menanyakan kabar dirinya dan menyatakan siap untuk
peserta didik dan kesiapan peserta didik melaksanakan pembelajaran hari ini.
dalam melakukan pembelajaran hari
ini.
4. Pendidik memberikan gambaran 4. Peserta didik memahami penjelasan
tentang pentingnya memahami konsep pendidik mengenai gambaran tentang
nilai mutlak dan memberikan gambaran pentingnya memahami konsep nilai
tentang aplikasi nilai sehari-hari. mutlak dan memberikan gambaran
Dilanjutkan presensi. tentang aplikasi nilai sehari-hari.

Apersepsi
Sebagai apersepsi untuk mendorong rasa Peserta didik dengan panduan pendidik
ingin tahu dan berpikir kritis peserta mengingat kembali materi prasyarat nilai
didik, pendidik menjelaskan kembali mutlak yang telah dipelajari sebelumnya
materi prasyarat nilai mutlak yaitu urutan yaitu tentang urutan bilangan, bilangan
bilangan, bilangan bulat positif dan bulat positif dan nengatif, sifat-sifat
nengatif, sifat-sifat bilangan bulat, dan bilangan bulat, dan jarak dan
jarak serta peserta didik diajak memecahkan masalah mengenai cara
memecahkan masalah mengenai mendapatkan nilai mutlak
bagaimana mendapatkan nilai mutlak.
Motivasi

Pendidik menyampaikan tujuan Peserta didik mendengar dan memahami


pembelajaran yang ingin dicapai serta penjelasan pendidik mengenai tujuan dan
manfaat mempelajari nilai mutlak dalam manfaat nilai mutlak dalam kehidupan
kehidupan sehari-hari dan menceritakn sehari-hari dan memahami penjelasan
sejarah nilai mutlak dalam matematika. pendidik mengenai sejarah nilai mutlak
Nilai mutlak atau nilai absolut, atau dan diharapkan memiliki ketertarikan dan
modulus adalah bilangan real tanpa tanda semangat dalam mempelajari nilai mutlak.

23
Deskripsi Kegiatan
Pendidik Peserta Didik
plus ataupun minus. Jean Robert Argand
memperkenalkan istila module pada tahun
1806 di Prancis khususnya untuk nilai
absolut bilangan kompleks, dan kata itu
akhirnya di adobsi oleh inggris pada
tahun 1866 menjadi “modulus”. Istilah
nilai absolute sudah di pakai di Prancis
sejak tahun 1806 dan di inggris sejak
1857.
Pemberian Acuan
Pendidik memberitahu materi yang akan Peserta didik mendengar dan memahami
dibahas pada pertemuan itu, memberitahu materi yang akan dibahas pada pertemuan
KI,KD, Indikator dan KKM pembelajaran ini, serta mendengarkan paparan pendidik
serta gambaran umum mengenai materi mengenai indicator. KKM dan gambaran
pada hari ini yaitu tentang definisi nilai umum mengenai nilai materi yang akan
mutlak, konsep nilai mutlak, konsep dipelajari hari ini. Kemudian peserta didik
persamaan dan pertidaksamaan nilai mendegarkan penjelasan pendidik
mutlak bentuk linear satu variable dan megenai mekanisme pembelajaran pada
perbedaannya”. Kemudian pendidik hari ini. Setelah pendidik membagi
membagi kelompok belajar peserta didik peserta didik menjadi beberapa kelompok,
serta menjelaskan mekanisme peserta didik kemudian diharapkan
pelaksanaan pembelajaran hari ini yaitu: berkumpul bersama kelompoknya dan
peserta didik melakukan diskusi kemudian membahas materi yang akan
berkelompok, kemudian didiskusikan bersama kelompoknya.
mempresentasikan hasil diskusi
kelompoknya di depan kelas, kemudian
kelompok lainnya dipersilahkan untuk
memberikan tanggapan terhadap
kelompok yang tampil, setelah semua
kelompok tampil, peserta didik
diharapkan dapat menyimpulkan
pembelajaran hari ini, dan kegiatan
pembelajaran diakhiri dengan
quis/latihan.

24
Kegiatan Inti (70 Menit)
Sintak Model
Kegiatan Pembelajaran
Pembelajaran
Stimulation Peserta didik diberi rangsangan untuk memusatkan perhatian
(Stimulasi/ pada topic materi persamaan dan pertidaksamaan nilai mutlak
Pemberian bentuk linear dua variable dengan cara:
Rangsangan) 1. Pendidik memberikan petunjuk kerja dan tujuan
pembelajaran.
2. Peserta didik melihat dan mengamati serta mencermati
masalah yang disajikan dalam lembar kerja peserta didik.
3. Peserta didik membaca materi dari buku paket ataupun buku
buku penunjang lainnya dan internet/materi yang
berhubungan dengan persamaan dan pertidaksamaan nilai
mutlak bentu linear satu variable.
4. Peserta didik mendengar pejelasan materi persamaan dan
pertidaksamaan nilai mutlak bentuk linear satu variable oleh
pendidik.
Problem Statemen Pendidik memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk
(Pertanyaan/ mengidentifikasi sebanyak mungkin pertanyaan yang berkaitan
Identifikasi dengan materi yang dipaparkan oleh pendidik dan akan dijawab
Masalah) melaui kegiatan pembelajaran, dengan cara:
1. Pendidik memberikan pancingan agar peserta didik
memberikan pertanyaan mengenai hasil pengamatan yang
dilakukan.
2. Peserta didik menanya/mendiskusikan (antar peserta didik
dalam satu kelompok atau diluar kelompok, dan/atau
Pendidik ) tentang masalah yang diamati.
Data Collection Peserta didik mengumpulkan informasi yang relevan untuk
(Pengumpulan menjawab pertanyaan yang telah diidentifikasi sebelumnya
Data) melalui kegiatan:
1. Peserta didik mengamati kembali dengan seksama materi
persamaan dan pertidaksamaan nilai mutlak bentuk linear
satu variable dan mencoba menginterprestasikannya.

25
2. Secraa diseiplin peserta didik melakukan kegiatan literasi
dengan mencari dan membaca berbagai reverensi dari
berbagai sumber guna menambah pengetahuan dan
pemahaman peserta didik tentang materi persamaan dan
pertidaksamaan nilai mutlak yang sedang dipelajari. Melalui
pengamatan literatur, peserta didik melakukan eksplorasi
tentang pengertian nilai mutlak dan melakukan eksplorasi
tentang sifat-sifat yang dapat ditemukan pada nilai mutlak.
3. Pendidik berkeliling kesemua kelompok untuk melihat
diskusi yang dilakukan peserta didik, melihat keterlibatan
semua peserta didik dalam kelompok serta mengarahkan jika
ada kelompok yang melenceng dari pekerjaannya.
4. Peserta didik mencatat semua informasi yang didapatkan
mengenai materi persamaan dan pertidaksamaan nilai mutlak
betuk linear satu variable pada buku catatan dengan tulisan
yang rapi dan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan
benar.
5. Peserta didik menyusun daftar pertanyaan atas hal-hal
yang belum dapat dipahami atau belum dapat terjawab dari
kegiatan mengamati dan literature untuk diajukan kepada
pendidik berkaitan dengan materi persamaan dan
pertidaksamaan nilai mutlak bentu linear satu variable yang
sedang dipelajari.
Data Processing Peserta didik dalam kelompoknya berdiskusi, bekerja sama dan
(Pengolahan Data) berpikir kritis mengolah data hasil pengamatan dengan cara:
1. Peserta didik dalam kelompoknya mengolah informasi yang
sudah dikumpulkan dikumpulkan dari hasil kegiatan
mengamati dan kegiatan mengumpulkan informasi yang
sedang berlangsung dengan bantuan pertanyaan-pertanyaan
dalam lembar kerja peserta didik.
2. Peserta didik mengerjakan beberapa soal mengenai
persamaan dan pertidaksamaan nilai mutlak bentuk linear
satu variable

26
3. Peserta didik dapat mencari contoh lain permasalahan nyata
yang berkaitan dengan nilai mutlak.

Verification Peserta didik mendiskusikan hasil pengamatan dan


(Pembuktian) memverifikasi hasil pengamatan dari data-data atau teori-teori
dari buku sumber melalui kegiatan:
1. Peserta didik menambah kedalaman dan keluasan materi
sampai kepada pengolahan informasi yang bersifat mencari
solusi dari berbagai sumber yang memiliki pedapat berbeda
sampai bertentangan guna mengembangkan sikap jujur, teliti,
disiplin, bertanggung jawab, taat aturan, kerja kera,
kemampuan menerapkan prosedur dan kemampuan perpikir
induktif serta deduktif peserta didik.
2. Peserta didik dan pendidik secara bersama – sama membahas
jawaban soal-soal yang telah dikerjakan oleh peserta didik
pada lembar kerja peserta didik (LKPD).
Generalization Setelah peserta didik mendiskusikan hasil pengamatannya,
(Menarik pendidik mengarahkan peserta didik untuk mengkomunikasikan
Kesimpulan) dan menyampaikan kesimpulan pembelajaran tentang persamaan
dan pertidaksamaan nilai mutlak bentuk linear satu variable
melalui kegiatan:
1. Pendidik menunjuk satu persatu kelompok untuk
mempresentasikan hasil diskusinya ke depan kelas berupa
kesimpulan berdasarkan hasil analisis materi.
2. Peserta didik dari kelompok lain, mengemukakan pendapat
atas presentasi yang dilakukan dengan menanggapi,
mengajukan pertanyaan dan menyempurnakan apa yang
dipresentasikan.
3. Peserta didik dalam kelompoknya yang ditunjuk untuk
mempresentasikan hasil diskusinya menjawab pertanyaan
yang muncul dari kelompok lain dalam kegiatan menanggapi
hasil presentasi.
4. Peserta didik bertanya tentang ha-hal yang belum dipahami
kepada pendidik, atau pendidik melemparkan beberapa

27
pertanyaan kepada peserta didik mengenai materi persamaan
dan pertidaksamaan nilai mutlak bentuk linear satu variable.
5. Pendidik mengumpulkan hasil diskusi dari setiap kelompok
yang sudah ditampilkan.
6. Peserta didik bersama bimbingan pendidik menyimpulkan
tentang poin-poin yang muncul dalam kegiatan pembelajaran
salah satunya menyimpulkan tentang rumus nilai mutlak
|−𝑥| = −(−𝑥) = 𝑥
|+𝑥| = 𝑥
Nilai mutlak dari bilangan real x ditulis |x| dengan:
|𝑥| = 𝑥 jika 𝑥 > 0
|𝑥| = 0 jika 𝑥 = 0
|𝑥| = −𝑥 jika 𝑥 < 0

28
Kegiatan Penutup (10 Menit)
Deskripsi Kegiatan
Pendidik Peserta Didik
1. Pendidik mengarahkan peserta didik 1. Peserta didik bersama bimbingan
untuk dapat menyimpulkan pendidik menyimpulkan tentang poin-
pembelajaran pada pertemuan hari ini poin yang muncul dalam kegiatan
mengenai materi persamaan dan pembelajaran salah satunya
pertidaksamaan nilai mutlak bentuk menyimpulkan tentang rumus nilai
linear satu variable. mutlak
2. Pendidik memberikan umpan balik 2. Peserta didik menyelesaikan uji
berupa latihan atau quis untuk dijawab kompetensi atau latihan atau quis yang
peserta didik di akhir pertemuan. diberikan oleh pendidik setelah proses
pembelajaran.
3. Pendidik memberikan tindak lanjut 3. Sebagai tindak lanjut, peserta didik
berupa PR untuk dikerjakan di rumah mencatat soal-soal pekerjaan rumah
sebagai latihan mandiri bagi peserta yang diberikan oleh pendidik sebagai
didik. latihan mandiri peserta didik.
4. Pendidik menyampaikan informasi 4. Peserta didik mendengarkan informasi
materi yanga akan dipelajari yang disampaikan pendidik mengenai
berikutnya dan menutup kegiatan. materi yang akan dipelajari
selanjutnya.

29
I. Penilaian Pembelajaran
1. Penilaian Afektif (Sikap)
Teknik Penilaian  Observasi

LEMBAR PENGAMATAN PENILAIAN SIKAP

Satuan Pendidikan : MAN 2 Payakumbuh


Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : X Kelompok Wajib/Ganjil (I)
Tahun Pelajaran : 2018/2019
Materi Pokok : Persamaan dan Pertidaksamaan Nilai Mutlak
Bentuk Linear satu Variabel
Alokasi Waktu : 2 x 45 Menit (1 Pertemuan)

Indikator sikap yang akan dinilai:


a. AKTIF dalam pembelajaran Persamaan dan pertidaksamaan nilai mutlak
1) Kurang baik jika menunjukkan sama sekali tidak ambil bagian dalam
pembelajaran
2) Baik jika menunjukkan sudah ada usaha ambil bagian dalam
pembelajaran tetapi belum konsisten
3) Sangat baik jika menunjukkan sudah ambil bagian dalam
menyelesaikan tugas kelompok secara terus menerus dan konsisten
b. BEKERJASAMA dalam kegiatan kelompok.
1) Kurang baik jika sama sekali tidak berusaha untuk bekerjasama dalam
kegiatan kelompok.
2) Baik jika menunjukkan sudah ada usaha untuk bekerjasama tetapi
belum konsisten.
3) Sangat baik jika menunjukkan ada usaha bekerjasama secara terus
menerus dan konsisten.
c. DISIPLIN dalam proses pembelajaran.
1) Kurang baik jika sama sekali tidak bersikap disiplin
2) Baik jika menunjukkan sudah ada usaha untuk bersikap disiplin tetapi
belum konsisten.
3) Sangat baik jika menunjukkan sikap disiplin secara terus menerus.

30
Bubuhkan tanda √pada kolom-kolom sesuai hasil pengamatan.
Sikap
No Nama Siswa Aktif Bekerjasama Disiplin
KB B SB KB B SB KB B SB
1 Akma Jenita
2 Amr Hamzah Busya
3 Aulya Ruhama
4 Dhila Izza Angraini
5 Rozie Purnama Sari
6 Vicky Yunika Septiani

Keterangan :
KB : Kurang Baik
B : Baik
SB : Sangat Baik

31
2. Penilaian Kognitif (Pengetahuan)
Teknik Penilaian  Tes Tertulis (Uraian)
a. Kisi-Kisi
Ranah
KD Indikator Soal Bobot
Kognitif
2.1 Menginterprestasikan 2.1.1 Menjelaskan C2 Dengan
persamaan dan definisi nilai mengggunak
pertidaksamaan nilai mutlak. an definisi
mutlak dari bentuk2.1.2 Menjelaskan nilai mutlak
linear satu variable konsep Ubahlah
dengan persamaan persamaan dan bentuk nilai
dan pertidaksamaan pertidaksamaan mutlak
linear aljabar lainnya. nilai mutlak berikut :
bentuk satu 1. 1. |𝑥 − 2| 8
variable. 2. 2. |5𝑥 − 15| 10
5𝑥 10
3. 3. | 3 − 6|

b. Soal
Satuan Pendidikan : MAN 2 Payakumbuh
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : X Kelompok Wajib/Ganjil (I)
Tahun Pelajaran : 2018/2019
Materi Pokok : Persamaan dan Pertidaksamaan Nilai
Mutlak Bentuk Linear satu Variabel
Alokasi Waktu : 15 Menit

Dengan mengggunakan definisi nilai mutlak


- x, untuk x < 0
x
x, untuk x > 0
Ubahlah bentuk nilai mutlak berikut :
1. |𝑥 − 2|
2. |5𝑥 − 15|
5𝑥
3. | 3 − 6|

32
c. Kunci Jawaban
Pedoman
Instrumen penilaian
Pensekoran
Dengan mengggunakan definisi nilai mutlak
- x, untuk x < 0
x x, untuk x > 0
Ubahlah bentuk nilai mutlak berikut :
1. |𝑥 − 2|
Pengerjaan
|𝑥 − 2| = −(𝑥 − 2) < 0 2
= −𝑥 + 2 < 0 dan 𝑥 − 2 > 0 2
= −𝑥 < −2 dan 𝑥 > 2 2
=𝑥>2 2
Jadi 𝑥 > 2
2. |5𝑥 − 15|
Pengerjaan
|5𝑥 − 15| = −(5𝑥 − 15) < 0 dan 5𝑥 − 15 > 0 2
= −5𝑥 + 15 < 0 dan 5𝑥 − 15 > 0 2
= −5𝑥 < 15 dan 5𝑥 > 15 2
15 2
=𝑥> 5
2
=𝑥>3
Jadi 𝑥 > 3
5𝑥
3. | 3 − 6|
Pengerjaan :
2
5𝑥 5x 5x
|3− 6| =  (  6)  0 dan 6 0 2
3 3
2
5x 5x
=  60 dan 6 2
3 3
2
5x
=  6 dan 5x > 18
3
= 5x > 18
18 18
= x dan x
5 5
18
jadi x 
5

33
3. Penilaian Psikomotor (Keterampilan)
Teknik Penilaian  Tes Praktik

LEMBAR PENGAMATAN PENILAIAN KETERAMPILAN

Satuan Pendidikan : MAN 2 Payakumbuh


Mata Pelajaran : Matematika
Kelas/Semester : X Kelompok Wajib/Ganjil (I)
Tahun Pelajaran : 2018/2019
Materi Pokok : Persamaan dan Pertidaksamaan Nilai Mutlak
Bentuk Linear satu Variabel
Alokasi Waktu : 2 x 45 Menit (1 Pertemuan)

Indikator terampil menyelesaikan masalah Persamaan dan PertidaksamaanNilai


Mutlak
1. Kurang terampil jika sama sekali tidak dapat menerapkan konsep/prinsip dan
strategi pemecahan masalah yang relevan yang berkaitan dengan Persamaan
dan Pertidaksamaan Nilai Mutlak
2. Terampil jika menunjukkan sudah ada usaha untuk menerapkan
konsep/prinsip dan strategi pemecahan masalah yang relevan yang berkaitan
dengan Persamaan dan Pertidaksamaan Nilai Mutlak tetapi belum tepat.
3. Sangat terampill, jika menunjukkan adanya usaha untuk menerapkan
konsep/prinsip dan strategi pemecahan masalah yang relevan yang berkaitan
dengan Persamaan dan Pertidaksamaan Nilai Mutlak serta menyelesaikan
dengan tepat.

Bubuhkan tanda √pada kolom-kolom sesuai hasil pengamatan.


Keterampilan
Menerapkan konsep/prinsip dan strategi
No Nama Siswa
pemecahan masalah
KT T ST
1 Akma Jenita
2 Amr Hamzah Busya

34
Keterampilan
Menerapkan konsep/prinsip dan strategi
No Nama Siswa
pemecahan masalah
KT T ST
3 Aulya Ruhama
4 Dhila Izza Angraini
5 Rozie Purnama Sari
6 Vicky Yunika Septiani

Keterangan :
KT : Kurang Terampil
T : Terampil
ST : Sangat Terampil

35
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (1)

Perhatikan permasalahan berikut !


Seseorang pekerja dapat menggali sumur setiap 30 menit sedalam 1 meter,

permukaan tanah X

Galian Sumur

Tulislah kedalaman yang diperoleh setiap jamnya dengan melengakapi tabel


Waktu
1 2 3 4 5 6 7 8 9
(jam)
Kedalaman
(meter)

Apabila permukaan tanah dinyatakan dengan sumbu X, dan sumbu Y menyatakan


dalam sumur yang digali; coba diskusikan pada kelompok masing-masing !

36
1. Coba ilustrasikan kedalaman dengan menggambar pada diagram Cartesius!

2. Arah menggali sumur pada sumbu Y kemana?

……………………………………………………………………………………………………………..…………
……………………………………………………………………..…………………………………………………
………………………………………..………………………………………………………………………………
………..…………………………………………………………………………………………..……………………
……………………………………………………………………..…………………………………………………
……………………………………..

…………………………………………………………………………………………..
3. Apakah kedalaman yang diperoleh pernah Negatif ?

……………………………………………………………………………………………………………..…………
……………………………………………………………………..…………………………………………………
………………………………………..………………………………………………………………………………
………..…………………………………………………………………………………………..……………………
……………………………………………………………………..…………………………………………………

4. Kesimpulan apa yang didapatkan ?

……………………………………………………………………………………………………………..…………
……………………………………………………………………..…………………………………………………
………………………………………..………………………………………………………………………………
………..…………………………………………………………………………………………..…………………
………………………………………………………………………..………………………………………………
………………………………………………………………………………………………………………..………
………………………………………………………………………..………………………………………………
…………………………………………..……………………………………………………………………………
…………..…………………………………………………………………………………………..………………
…………………………………………………………………………..……………………………………………
…………………………………………………………………………………………………………………..……
…………………………………………………………………………..……………………………………………
37
……………………………………………..…………………………………………………………………………
……………..…………………………………………………………………………………………..……………
……………………………………………………………………………..…………………………………………
LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK (2)

Cermati gambar berikut ini

Pada suatu ruangan dengan tinggi langit-langinya 3 meter terdapat sebuah


meja terbuat dari kaca yang tinnginya 70 cm, dibawanya (pada lantai) yang
diletakkan sebuah cermin.
Pada ketinggian 200 cm dari lantai seorang anak menyalakan lampu senter menembus
meja mengenai cermin, sehinnga sinar lampu terpantul seperti pada gambar.
Diskusikan arah sinar lampu senter yang terbentuk.!

1. Apakah ada arah sinar yang turun ?


……………………………………………………………………………………………………………..…………………………………
……………………………………………..…………………………………………………………………………………………..……
…………………………………………………………………………………..……………………………………………………………
……………………………..…………………………………………………………………………………………..……………………
2. Apakah ada arah sinar yang keatas ?……………………………
……………………………………………………………………………………………………………..………………………………
………………………………………………..…………………………………………………………………………………………..…
……………………………………………………………………………………..………………………………………………………
…………………………………..…………………………………………………………………………………………..………………
…………………………………

38
3. Apakah jarak bisa negatif ?

……………………………………………………………………………………………………………..………………………………
………………………………………………..…………………………………………………………………………………………..
………………………………………………………………………………………..……………………………………………………
……………………………………..…………………………………………………………………………………………..…………
…………………………………………………………………………………………………………………………..…………………
……………………………………………………………..………………………………………………………………………………
…………..………………………………………………………………………………………..………………………………………
4. Apa yang dapat dikaitkan antara jarak dan perjalanan arah lampu senter terset ?
…………………………………………………..…………………………………………………………

……………………………………………………………………………………………………………..……………………………
…………………………………………………..………………………………………………………………………………………
…..………………………………………………………………………………………..……………………………………………
……………………………………………..…………………………………………………………………………………………..
……………………………………………………………………………………………………………………………………..……
…………………………………………………………………………..………………………………………………………………
…………………………..………………………………………………………………………………………..……………………
……………………………………………………………………..…………………………………………………………….………

39
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) adalah rencana yang


menggambarkan prosedur dan pengorganisasian pembelajaran untuk mencapai
satu kompetensi dasar yang ditetapkan dalam Standar Isi dan dijabarkan dalam
silabus. Lingkup Rencana Pembelajaran paling luas mencakup satu kompetensi
dasar yang terdiri atas satu indicator atau beberapa indicator untuk satu kali
pertemuan atau lebih. RPP merupakan persiapan yang harus dilakukan guru
sebelum mengajar. Persiapan disini dapat diartikan persiapan tertulis maupun
persiapan mental, situasi emosional yang ingin dibangun, lingkungan belajar
yang produktif, termasuk meyakinkan pembelajar untuk mau terlibat secara
penuh.

B. Saran
Demikianlah tugas penyusunan makalah ini kami persembahkan. Tulisan
ini dibuat sebagai wadah untuk menambah wawasan tentang Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran. Tulisan ini diharapkan menjadi salah satu yang
dapat membantu untuk menanamkan pemahaman tentang Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran.
Kritik dan saran sangat kami harapkan dari para pembaca, khususnya dari
dosen mata kuliah yang telah membimbing kami dan para mahasiswa demi
kesempurnaan makalah ini. Apabila ada kekurangan dalam penyusunan
makalah ini, kami mohon maaf yang sebesar-besarnya.

40

Anda mungkin juga menyukai