TINJAUAN TEORI
2.1 MACROTEACHING
2.1.1 Definisi
Makroteaching adalah simulasi mengajar pada pembelajaran yang
menyeluruh di kelas normal. Simulas dapat dilakukan diruang kelas,
laboratorium dan ruang preview. Makroteaching merupakan integrasi
dari tehnik-tehnik microteaching (Zaman, 2015). Makroteaching adalah
pengajaran dikelas regular yang terdiri dari 40 atau lebih siswa selama
40 sampai 50 menit. Dalam macroteaching semua keteramplan belajar di
integrasikan (Aggarwal, 2009).
Praktikum yang bersifat aplikatif dan terpadu dari seluruh
pengalaman belajar sebelumnya kedalam program pelatihan untuk
menyiapkan mahasiswa agar menguasai kompetensi kependidikan
sehingga dapat mengemban tugas dan tanggung jawab secara profesional
(Kerangka Acuan Praktik Kependidikan Macroteaching, 2016).
2.1.2 Ciri-ciri Macroteaching
Menurut Aggarwal (2009) ciri-ciri macroteaching sebagai berikut yaitu:
1. Tujuan yang umum dan tidak ditentukan dalam halaman penilaian
2. Kelas terdiri dari 40-60 siswa
3. Guru mempraktekan beberapa keterampilan pada saat itu
4. Waktu mengajar 40-50 menit
5. Tidak tersedia umpan balik langsung
6. Tidak ada control semua situasi
7. Mengajar menjadi kompleks
8. Peran supervisor tidak jelas
9. Pola interaksi kelas tidak dapat dipelajari secara objektif.
4
5
2) Kompetensi isi
3) Kompetensi dasar
4) Indikator
5) Tujuan pembelajaran
6) Materi ajar
7) Alokasi waktu
8) Metode pembelajaran
9) Kegiatan pembelajaran
a. Pendahuluan
b. Inti
c. Penutup
10) Penilaian hasil belajar
11) Sumber belajar
5. Tahap penyusunan RPP (Al-Tabany, 2014)
1) Komponen dan sistematika RPP
Seperti sudah dibahas sebelumnya, bahwa RPP adalah
rencana kegiatan pembelajaran tatap muka untuk satu pertemuan
atau lebih. RPP dikembangkan dari silabus/RPS untuk
mengarahkan kegiatan pembelajaran dalam upaya mencapai
Kompetensi Dasar/ KD. Berdasarkan menteri pendidikan dan
kebudayaan nomor 65 tahun 2013 tentang standar proses, setiap
RPP harus memiliki komponen yang memiliki identitas sekolah,
yaitu nama satuan pendidikan, identitas mata pelajaran/ tema
(sub tema), kelas atau semester, materi pokok, alokasi waktu
ditentukan sesuai dengan keperluan untuk pencapaiaan KD dan
beban belajar dengan mempertimbangkan jumlah jam pelajaran
yang tersedia dalam silabus dan KD yang harus dicapai, tujuan
pembelajaran yang dirumuskan berdasarkan KD, dengan
menggunakan kata kerja operasional yang dapat diamati dan
diukur yang mencakup sikap, pengetahuan dan keterampilan,
kompetensi dasar dan indikator pencapaian kompetensi, materi
10
b) Buku pelajaran
c) Modul
d) Programed materials
b. Electronic material
a) CD interactive
b) TV
c) Radio
2. Tujuan bahan ajar
Tujuan dari penyusunan bahan ajar adalah :
a. Menyediakan bahan ajar yang sesuai dengan tuntutan kurikulum
dengan mempertimbangkan kebutuhan pesrta didik, yakni bahan
ajar yang sesuai dengan karakteristik dan seting atau lingkungan
sosial peserta didik.
b. Memudahkan guru dalam melaksanakan pembelajaran.
c. Mambantu peserta didik dalam memperoleh alternatif bahan ajar
disamping buku-buku teks yang terkadang sulit diperoleh.
3. Fungsi bahan ajar
Menurut panduan pengembangan bahan ajar (Depdiknas, 2007)
disebutkan bahwa bahan ajar berfungsi sebagai:
1) Pedoman bagi guru yang akan mengarahkan semua aktivitasnya
dalam proses pembelajaran, sekaligus merupakan substansi
kompetensi yang seharusnya diajarkan kepada siswa.
2) Pedoman bagi siswa yang akan mengarahkan semua aktivitasnya
dalam proses pembelajaran, sekaligus merupakan substansi
kompetensi yang seharusnya dipelajari/ dikuasainya.
3) Alat evaluasi pencapaian/ penguasaan hasil pembelajaran.
Dengan demikian, fungsi bahan ajar sangat akan terkait dengan
kemampuan guru dalam membuat keputusan yang terkait
dengan perencanaan (planning), aktivitas-aktivitas pembelajaran
dan pengimplementasian (implementing), dan penilaian
(assessing).
13
4. Adil artinya penilaian harus adil terhadap semua siswa dengan tidak
membedakan latar belakang sosial ekonomi, budaya, bahasa dan
gender.
5. Terbuka artinya kriteria penilaian dan dasar pengambilan keputusan
harus jelas dan terbuka bagi semua pihak (siswa, guru, sekolah,
orang tua dan pihak lain)
6. Berkesinambungan artinya penilaian dilakukan secara berencana,
bertahap dan terus menerus untuk memperoleh gambaran tentang
perkembangan belajar siswa sebagai hasil kegiatan belajarnya.
7. Menyeluruh artinya penilaian dapat dilakukan dengan berbagai
teknik dan prosedur termasuk mengumpulkan berbagai bukti hasil
belajar siswa. Penilaian ini meliputi kognitif (pengetahuan),
psikomotor (keterampilan) afektif (sikap dan nilai yang direfleksikan
dalam kebiasaan berpikir dan bertindak
8. Bermakna artinya penilaian hendaknya mudah dipahami, mempunyai
arti, berguna dan bisa ditindaklanjuti oleh semua pihak.