Anda di halaman 1dari 15

BAB II

TINJAUAN TEORI

2.1 MACROTEACHING
2.1.1 Definisi
Makroteaching adalah simulasi mengajar pada pembelajaran yang
menyeluruh di kelas normal. Simulas dapat dilakukan diruang kelas,
laboratorium dan ruang preview. Makroteaching merupakan integrasi
dari tehnik-tehnik microteaching (Zaman, 2015). Makroteaching adalah
pengajaran dikelas regular yang terdiri dari 40 atau lebih siswa selama
40 sampai 50 menit. Dalam macroteaching semua keteramplan belajar di
integrasikan (Aggarwal, 2009).
Praktikum yang bersifat aplikatif dan terpadu dari seluruh
pengalaman belajar sebelumnya kedalam program pelatihan untuk
menyiapkan mahasiswa agar menguasai kompetensi kependidikan
sehingga dapat mengemban tugas dan tanggung jawab secara profesional
(Kerangka Acuan Praktik Kependidikan Macroteaching, 2016).
2.1.2 Ciri-ciri Macroteaching
Menurut Aggarwal (2009) ciri-ciri macroteaching sebagai berikut yaitu:
1. Tujuan yang umum dan tidak ditentukan dalam halaman penilaian
2. Kelas terdiri dari 40-60 siswa
3. Guru mempraktekan beberapa keterampilan pada saat itu
4. Waktu mengajar 40-50 menit
5. Tidak tersedia umpan balik langsung
6. Tidak ada control semua situasi
7. Mengajar menjadi kompleks
8. Peran supervisor tidak jelas
9. Pola interaksi kelas tidak dapat dipelajari secara objektif.

4
5

2.2 PERANGKAT PEMBELAJARAN


2.2.1 Rencana Pembelajaran Semester (RPS)
Rencana Pembelajaran Semester (RPS) adalah kegiatan atau
tindakan mengkoordinasikan komponen-komponen pembelajaran
sehingga tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, cara penyampaian
kegiatan (metode, model dan teknik) serta cara menilainya menjadi jelas
dan sistematis, sehingga proses belajar mengajar selama satu semester
menjadi efektif dan efisien (Peraturan Menteri Pendidikan Dan
Kebudayaan Republik Indonesia. 2014). RPS yang disusun setiap mata
kuliah ditetapkan dan dikembangkan oleh dosen secara mandiri atau
bersama dalam kelompok keahlian suatu bidang ilmu pengetahuan atau
teknologi dalam program studi.
1. Tujuan
a. Untuk dapat membantu dosen dalam menyusun RPS bagi setiap
mata kuliah yang diampu agar pelaksanaan proses belajar
mengajar dikelas dapat terlaksana dan afektif.
b. Mendorong dosen untuk mendesain pembelajaran berbasis RPS
sesuai format yang telah ditentukan.
c. Mendorong dosen untuk mendukung perencanaan dan
pengembangan kurikulum yang berkelanjutan.
2. Komponen RPS
a. Identifikasi mata kuliah.
b. Deskripsi mata kuliah.
c. Capaian pembelajaran lulusan yang dibebankan pada mata
kuliah (tujuan umum).
d. Kemampuan akhir yang direncanakan pada tiap tahap
pembelajaran untuk memenuhi capaian pembelajaran lulusan
(kompetensi dasar dari sub kompetensi).
e. Bahan kajian yang terkait dengan kemampuan yang akan
dicapai.
f. Metode pembelajaran.
6

g. Waktu yang disediakan untuk mencapai kemampuan pada tahap


pembelajaran.
h. Pengalaman belajar mahasiswa yang diwujudkan dalam
deskripsi tugas yang harus dikerjakan oleh mahasiswa selama
satu semester.
i. Kriteria, indicator dan bobot penilaian.
j. Daftar referensi yang digunakan.
k. Rincian jawal kegiatan.

2.2.2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)


Rencana pelaksanaan pembelajaran menurut E. Mulyasa 2007 pada
hakekatnya merupakan perencanaan jangka pendek untuk
memperkirakan atau memproyeksikan apa yang akan dilakukan dalam
pembelajaran. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah rencana
yang menggambarkan prosedur, dan pengorganisasian pembelajaran
untuk mencapai satu kompetensi dasar yang ditetapkan. Dalam standar
isi yang telah dijabarkan dalam silabus. Ruang lingkup rencana
pembelajaran paling luas mencakup 1 (satu) kompetensi dasar yang
terdiri atas 1(satu) atau beberapa indikator untuk 1 (satu) kali pertemuan
atau lebih.
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) merupakan seperangkat
tindakan cerdas penuh tanggung jawab yang harus dimiliki seseorang
sebagai syarat untuk dianggap mampu melaksanakan tugas-tugas
pendidik ataupun mengajar. Namun masalahnya adalah bagaimana
menentukan kompetensi-kompetensi yang harus dikuasai siswa pada
suatu tahapan pembelajaran. Penerapan kegiatan perencanaan dalam
proses pembelajaran merupakan suatu upaya untuk menentukan berbagai
kegiatan yang akan dilakukan di ruang kelas dalam kaitannya dengan
upaya untuk mencapai tujuan dari proses pembelajaran yang telah
ditetapkan dalam rencana pelaksanaan pembelajaran. Dalam konteks
pendidikan berbasis kompetensi, maka tujuan yang ingin dicapai dalam
7

pembelajaran tersebut adalah kompetensi yang harus dimiliki siswa,


sehingga rencana pembelajaran merupakan suatu upaya untuk
menentukan kegiatan yang akan dilakukan dalam kaitannya dengan
upaya mencapai kompetensi yang diharapkan, yakni kompetensi
kognitif, afektif, dan kompentensi psikomotor.
Menurut Al-Tabany (2014) RPP termasuk rencana pengembangan
prosedur dan pengorganisasian pembelajaran, sehingga tercapai satu
kompetensi dasar yang ditetapkan dalam Standar Isi (SI) seperti yang
sudah dijabarkan dalam silabus / Rencana Pembelajaran Semester (RPS).
RPP yaitu rencana pembelajaran yang dikembangkan secara perinci dari
suatu materi pokok atau tema tertentu yang mengacu pada silabus/RPS
RPP mencakup :
1. Data sekolah, mata pelajaran dan kelas/ semester
2. Materi pokok
3. Alokasi waktu
4. Tujuan pembelajaran, Kompetensi Dasar (KD) dan indicator
pencapaian kompetensi
5. Materi pembelajaran dan metode pembelajaran
6. Media, alat dan sumber belajar
7. Langkah-langkah kegiatan pembelajaran
8. Penilaian
Setiap pendidik pada satuan pendidikan berkewajiban menyusun RPP
secara lengkap dan sistematis agar pembelajaran berlangsung secara
interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, efisien, memotivasi
peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang
cukup bagi prakasa, kreativitas dan kemandirian sesuai bakat, minat dan
perkembangan fisik serta psikologis. RPP disusun dalam tujuan
pembelajaran, materi ajar, metode pengajaran, sumber belajar serta
penilaian hasil belajar. Manfaat RPP adalah agar pembelajaran yang
terjadi didalam kelas dapat mencapai hasil yang maksimal sebab segala
8

sesuatu yang telah direncanakan terlebih dahulu secara matang dan


maksimal mendapatkan hasil yang terbaik.
1. Tujuan pengembangan RPP (Al-Tabany, 2014)
1) Mengembangkan kreativitas dan inovasi guru dalam membuat
RPP.
2) Menampilkan karakteristik RPP sesuai dengan kondisi
lingkungan belajar.
3) Mengembangkan serta meningkatkan profesionalisme guru.
2. Fungsi pengembangan RPP (Al-Tabany, 2014)
1) Guru dapat menerapkan pembelajaran secara terprogram
sehingga mempermudah, memperlancar dan meningkatkan hasil
pembelajaran.
2) Guru dapat merancang situasi emosional yang ingin dibangun
suasana belajar yang menyenangkan, keterlibatan peserta didik
yang aktif sehingga terjadi suasana dialogis dan model
komunikasi dua arah.
3) Guru memiliki acuan dalam melaksanakan kegiatan
pembelajaran agar lebih terarah, efektif dan efisien.
3. Prinsip – prinsip penyusunan RPP (Al-Tabany, 2014)
1) Memperhatikan perbedaan individu mahasiwa
2) Mendorong partisipasi aktif mahasiswa
3) Mengembangkan budaya membaca dan menulis
4) Memberikan umpan balik dan tindak lanjut
5) Keterkaitan dan keterpaduan antara Kompetensi Isi (KI)
Kompetensi Dasar (KD) materi pembelajaran, kegiatan
pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi, penilaian,
sumber belajar dan media pembelajaran
6) Menerapkan teknologi informasi dan komunikasi
4. Komponen RPP memiliki beberapa aspek, antara lain: (Al-Tabany,
2014)
1) Identitas mata pelajaran
9

2) Kompetensi isi
3) Kompetensi dasar
4) Indikator
5) Tujuan pembelajaran
6) Materi ajar
7) Alokasi waktu
8) Metode pembelajaran
9) Kegiatan pembelajaran
a. Pendahuluan
b. Inti
c. Penutup
10) Penilaian hasil belajar
11) Sumber belajar
5. Tahap penyusunan RPP (Al-Tabany, 2014)
1) Komponen dan sistematika RPP
Seperti sudah dibahas sebelumnya, bahwa RPP adalah
rencana kegiatan pembelajaran tatap muka untuk satu pertemuan
atau lebih. RPP dikembangkan dari silabus/RPS untuk
mengarahkan kegiatan pembelajaran dalam upaya mencapai
Kompetensi Dasar/ KD. Berdasarkan menteri pendidikan dan
kebudayaan nomor 65 tahun 2013 tentang standar proses, setiap
RPP harus memiliki komponen yang memiliki identitas sekolah,
yaitu nama satuan pendidikan, identitas mata pelajaran/ tema
(sub tema), kelas atau semester, materi pokok, alokasi waktu
ditentukan sesuai dengan keperluan untuk pencapaiaan KD dan
beban belajar dengan mempertimbangkan jumlah jam pelajaran
yang tersedia dalam silabus dan KD yang harus dicapai, tujuan
pembelajaran yang dirumuskan berdasarkan KD, dengan
menggunakan kata kerja operasional yang dapat diamati dan
diukur yang mencakup sikap, pengetahuan dan keterampilan,
kompetensi dasar dan indikator pencapaian kompetensi, materi
10

pembelajaran, membuat fakta, konsep, dan prosedur yang relevan


dan ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai dengan rumusan
indikator ketercapaian kompetensi, metode pembelajaran
digunakan oleh pendidikan untuk mewujudkan suasana belajar
dan proses pembelajaran agar peserta didik mencapai KD yang
disusuaikan dengan karakteristik peserta didik dan KD yang akan
dicapai, media pembelajaran, berupa alat bantu proses
pembelajaran untuk menyampaikan materi pembelajaran, sumber
belajar, dapat berupa buku, media cetak dan elektronik atau
sumber belajar lain yang relevan, langkah-langkah pembelajaran
(pendahuluan, inti, penutup) penilaian hasil pembelajaran.
Meski demikian peraturan menteri pendidikan dan
kebudayaan nomor 65 tahun 2013 tentang standar proses belum
menjabarkan tentang bagaimana sistematika suatu RPP, keadaan
ini kemudian ini disempurnakan dengan peraturan menteri
pendidikan dan kebudayaan nomor 81A tahun 2013 tentang
implementasi kurikulum. Berdasarkan peraturan menteri
pendidikan dan kebudayaan nomor 81A tahun 2013 tentang
implementasi kurikulum, setiap RPP paling sedikit memuat : (I)
tujuan pembelajaran, (II) materi pembelajaran, (III) metode
pembelajaran, (IV) sumber belajar dan (V) penilaian.
2) Langkah – langkah pengembangan RPP
a. Mengkaji silabus/ RPS
b. Mengidentifikasi materi pembelajaran
c. Menentukan tujuan
d. Mengembangkan kegiatan pelajaran
e. Penjabaran jenis penilaian
f. Menentukan alokasi waktu
g. Menentukan sumber belajar (Al-Tabany, 2014)
11

6. Tahap pelaksanaan RPP (Al-Tabany, 2014)


a. Kegiatan awal dalam suatu pertemuan pembelajaran ditujukan
untuk membangkitkan motivasi dan memfokuskan perhatian
peserta didik untuk berpartisipasi aktif dalam proses
pembelajaran.
b. Kegiatan inti merupakan proses pembelajaran yang penting
dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
c. Kegiatan penutup merupakan kegiatan yang dilakukan untuk
mengakhiri aktifitas pembelajaran.
7. Evaluasi dan perbaikan rencana pelaksanaan pembelajaran (Al-
Tabany, 2014)
1) Evaluasi proses pembelajaran
Evaluasi dalam proses pembelajaran merupakan hal yang sangat
penting dan sekaligus dijadikan sebagai barometer untuk
mengukur pencapaian tujuan dalam pembelajaran.
2) Perbaikan rencana pelaksanaan pembelajaran
Perbaikan RPP dilakukan secara berkelanjutan. Hal ini sebagai
balikan dari hasil evaluasi proses pembelajaran. Dengan
memperhatikan berbagai kekurangan pada komponen
pembelajaran.

2.2.3 Bahan Ajar


Bahan ajar merupakan rencana terkecil dari rencana pembelajaran
yang telah dikembangkan dalam kurikulum. Bahan ajar dipersiapkan
oleh dosen yang akan mengajar yang dikoordinasikan oleh seorang
dosen pengampu (Susilo, 2015). Bahan ajar adalah bahan-bahan atau
materi perkuliahan yang disusun secara sistematis yang digunakan dosen
dan mahasiswa dalam proses perkuliahan.
1. Jenis-jenis bahan ajar (Hernawan et. al, 2012)
a. Printer Material
a) Handout
12

b) Buku pelajaran
c) Modul
d) Programed materials
b. Electronic material
a) CD interactive
b) TV
c) Radio
2. Tujuan bahan ajar
Tujuan dari penyusunan bahan ajar adalah :
a. Menyediakan bahan ajar yang sesuai dengan tuntutan kurikulum
dengan mempertimbangkan kebutuhan pesrta didik, yakni bahan
ajar yang sesuai dengan karakteristik dan seting atau lingkungan
sosial peserta didik.
b. Memudahkan guru dalam melaksanakan pembelajaran.
c. Mambantu peserta didik dalam memperoleh alternatif bahan ajar
disamping buku-buku teks yang terkadang sulit diperoleh.
3. Fungsi bahan ajar
Menurut panduan pengembangan bahan ajar (Depdiknas, 2007)
disebutkan bahwa bahan ajar berfungsi sebagai:
1) Pedoman bagi guru yang akan mengarahkan semua aktivitasnya
dalam proses pembelajaran, sekaligus merupakan substansi
kompetensi yang seharusnya diajarkan kepada siswa.
2) Pedoman bagi siswa yang akan mengarahkan semua aktivitasnya
dalam proses pembelajaran, sekaligus merupakan substansi
kompetensi yang seharusnya dipelajari/ dikuasainya.
3) Alat evaluasi pencapaian/ penguasaan hasil pembelajaran.
Dengan demikian, fungsi bahan ajar sangat akan terkait dengan
kemampuan guru dalam membuat keputusan yang terkait
dengan perencanaan (planning), aktivitas-aktivitas pembelajaran
dan pengimplementasian (implementing), dan penilaian
(assessing).
13

4. Manfaat bahan ajar


1) Efisiensi waktu dalam proses pembelajaran.
2) Mengubah peran guru dari pengajar menjadi fasilitator.
3) Meningkatkan proses pembelajaran menjadi lebih efektif dan
interaktif.
a. Manfaat bahan ajar bagi siswa adalah :
1. Siswa belajar mandiri
2. Siswa dapat belajar sesuai dengan yang dikehendaki
3. Siswa dapat belajar sesuai dengan kemampuan.
b. Manfaat bahan ajar dalam pembelajaran individual dan
kelompokan.
Metode pembelajaran dan individual lebih menekankan
pada aktifitas siswa dibanding guru, sehingga siswa dapat
memahami dan menguasai materi secara mandiri. Metode ini
dirancang sesuai dengan kebutuhan siswa secara individual
dengan berbagai macam ragam dan perbedaan dalam kecepatan
pembelajaran. Manfaatnya lebih bersifat sebagai bahan utama
dan sangat menentukan dalam proses pembelajaran. Hal ini
disebebkan bahan ajar individual atau mandiri ini hanya berisi
informasi dan pengetahuan tentang materi-materi yang harus
dipelajari dan dikuasai siswa, lebih dari itu harus tersusun
dengan baik sehingga mampu mengontrol dan menguasi
kegiatan siswa.
Sedangkan manfaat bahan ajar dalam pembelajaran
kelompok adalah sebagai bahan pendukung atau suplemen dari
bahan utama dan seharusnya dirancang dan disusun sedemikian
rupa sehingga mampu menumbuhkan dan meningkatkan
motivasi belajar siswa. Metode pembelajaran kelompok
diletakkan pada pendekatan dan teknik yang dirancang khusus
dan bahan belajarnya, sehingga minim sekali membutuhkan
bahan ajar dalam bentuk tertulis.
14

5. Bahan ajar dapat dibedakan menjadi empat, yaitu :


1. Fakta, siswa diminta untuk mengingat suatu objek, simbol atau
peristiwa.
2. Konsep, siswa diminta untuk menyatakan suatu definisi,
menuliskan ciri khas tertentu, mengklasifikasikan beberapa
contoh sesuatu dengan suatu definisi.
3. Prosedur, siswa diminta untuk menjelaskan langkah-langkah
prosedur secara urut, atau memecahkan suatu masalah atau
membuat sesuatu.
4. Prinsip, siswa diminta untuk mengemukakan hubungan antara
beberapa konsep atau menerangkan keadaan ataupun hasil
hubungan antara berbagai macam materi ajar tentang definisi,
fungsi, manfaat dan standar pelayanan antenatal care.

2.2.4 Job sheet / penuntun belajar


Penuntun belajar adalah Lembar kerja siswa (student work
sheet/job sheet)didefinisikan lembaran lembaran berisi tugas tugas yang
harus dikerjakan oleh peserta didik (Majid, 2012). Sementara menurut
Trianto (2009) lembar kerja siswa/penuntun belajar adalah panduan
yang digunakan untuk melakukan kegiatan kegiatan atau penuntun
suatu tindakan.
Penuntun belajar idealnya berisi petunjuk langkah-langkah untuk
mengerjakan suatu tugas atau tindakan. Tugas-tugas dalam penuntun
belajar akan sulit dikerjakan oleh mahasiswa secara optimal apabila
tidak didukung oleh buku atau referensi lain yang terkait dengan
tugasnya. Penggunaan penuntun belajar ini bisa digunakan untuk semua
perasat kebidanan.
Penuntun Belajar menurut fungsinya antara lain yaitu :
a. Membantu mahasiswa menemukan suatu konsep
b. Membantu mahasiswa menerapkan dan mengintergrasikan suatu
konsep yang telah ditemukan
15

c. Berfungsi sebagai penuntun belajar


d. Mengetahui waktu bimbingan praktek klinik
e. Mengetahui tempat bimbingan praktik
f. Berfungsi sebagai penguatan kegiatan dan sebagai petunjuk
praktikum

2.2.5 Daftar Tilik


Daftar tilik adalah suatu format atau bentuk kependekan dari
suatu standar layanan kesehatan. Daftar tilik umumnya berisi kegiatan
atau variabel yang dianngap penting dan dapat diamati serta dapat di
ukur. Apabila semua variabel/kegiatan yang terdapat dalam suatu daftar
tilik dilaksanakan oleh petugas kesehatan, standar layanan kesehatan
tersebut dipandang telah dilaksanakan (Pohan, 2007).
Daftar tilik digunakan untuk mendukung, mempermudah
pelaksanaan dan memonitor prosedur, bukan untuk menggantikan
prosedur itu sendiri.
Langkah-langkah Menyusun Daftar Tilik
1. Identifikasi prsedur yang membutuhkan daftar tilik untuk
mempermudah pelaksanaan dan monitoringnya
2. Gambarkan flow-chart dari prosedur tersebut
3. Buat daftar kerja yang harus dilakukan
4. Susun urutan kerja yang harus dilakukan
5. Masukkan dalam daftar tilik sesuai dengan format tertentu
6. Lakukan uji-coba
7. Lakukan perbaikan daftar tilik
8. Standarisasi daftar tilik.

2.2.6 Metode Demonstrasi


Metode demonstrasi adalah metode penyajian pelajaran dengan
memperagakan dan mempertujukkan kepada siswa tentang suatu
proses, situasi atau benda tertentu, baik sebenarnya atau hanya sekadar
16

tiruan. Sebagai metode penyajian, demonstrasi tidak terlepas dari


penjelasan secara lisan oleh guru. Walaupun dalam proses demonstrasi
peran siswa hanya sekadar memperhatikan, akan tetapi demonstrasi
dapat menyajikan bahan pelajaran lebih konkret. Dalam strategi
pembelajaran, demonstrasi dapat digunakan untuk mendukung
keberhasilan strategi pembelajaran ekspositori dan inkuiri (Darwyan
Syah, 2009).
Metode demonstrasi merupakan suatu pelajaran atau bahan ajaran
yang akan di sampaikan kepada siswa dengan memperagakan atau
memecahkan masalah agar siswa tersebut dapat mengerti bagaimana
cara membuat alat, bagaimana menggunakan alat dan sebagainya.
Metode ini juga dapat dilakukan diluar kelas atau di dalam kelas
tegantung pada materi yang akan di ajarkan (Mulyasa, 2009).
Kelebihan Metode Demonstrasi menurut (Ahmadi et al, 2005)
Pelaksanaan proes pembelajaran dengan menggunakan metode
demonstrasi terdapat beberapa kelebihan antara lain:
1. Perhatian anak akan berpusat kepada apa yang di demonstrasikan
dan memberikan kemungkinan berpikir lebih kritis.
2. Memberi pengalaman praktis yang dapat membentuk perasaan dan
kemauan anak.
3. Akan mengurangi kesalahan dalam mengambil kesimpulan, karena
anak mengamati langsung terhadap suatu proses.
4. Dengan metode ini sekaligus masalah masalah yang mungkin
timbul dalam hati anak-anak dapat dijawab.
Kelemahan Metode Demonstrasi Penggunakan metode demonstrasi
juga memiliki sejumlah beberapa kelemahan di antaranya (Ahmadi et
al, 2005):
1. Dalam melaksanakan metode demostrasi biasanya memerlukan
waktu yang banyak.
2. Apabila kekurangan alat-alat peraga, padahal alat-alatnya tidak
sesuai dengan kebutuhan, maka metode ini kurang efektif
17

3. Metode ini sukar dilaksanakan apabila anak belum matang untuk


melaksanakan demonstrasi.
4. Banyaknya alat-alat yang tidak didemonstrasikan dalam kelas
karena besarnya atau karena harus dibantu dengan alat-alat yang
lain.

2.2.7 Evaluasi Pembelajaran


Menurut (al-Tabany, 2014) Penilaian merupaka serangkaian
kegiatan untuk memperoleh, menganalisis dan menafsirkan data tentang
proses dan hasil belajar peserta didik yang dilakukan secara sistematis
dan berkesinambungan sehingga menjadi informasi yang bermakna
dalam pengambilan keputusan.
Penialai harus mencapai tiga aspek kemampuan, yaitu: kognitif,
afektif dan psikomotor yang dapat berbentuk tes tulis, performance,
penugasan dan portofolio. Penilaian kognitif semata-mata menilai sejauh
mana seorang siswa memiliki pengetahuan terhadap fakta, konsep dan
teori. Penilaian keterampilan mengukur kemampuan motoric siswa
dalam bekerja ilmiah mengikuti langkah-langkah yang harus dilakukan
dalam melakukan kegiatan. Tujuan dari penilaian ini adala untuk
mengukur sejauh mana tingkat keberhasilan proses belajar mengajar
yang telah dilakasanakan, dikembangkan dan ditanamkan disekolah serta
dapat dihayati, diamalkan, diterapkan dan dipertahankan oleh siswa
dalam kehidupak sehari-hari.
Prinsip penilaian yang perlu diperhatikan yaitu:
1. Valid artinya penilaian harus memberikan hasil yang akurat tentang
belajar siswa
2. Mendidik artinya penilaian harus memberikan sumbangan positif
terhadap pencapaian belajar siswa
3. Berorientasi pada kompetensi artinya penilaian harus menilai
pencapaian kompetensi yang dimaksud dalam kurikulum
18

4. Adil artinya penilaian harus adil terhadap semua siswa dengan tidak
membedakan latar belakang sosial ekonomi, budaya, bahasa dan
gender.
5. Terbuka artinya kriteria penilaian dan dasar pengambilan keputusan
harus jelas dan terbuka bagi semua pihak (siswa, guru, sekolah,
orang tua dan pihak lain)
6. Berkesinambungan artinya penilaian dilakukan secara berencana,
bertahap dan terus menerus untuk memperoleh gambaran tentang
perkembangan belajar siswa sebagai hasil kegiatan belajarnya.
7. Menyeluruh artinya penilaian dapat dilakukan dengan berbagai
teknik dan prosedur termasuk mengumpulkan berbagai bukti hasil
belajar siswa. Penilaian ini meliputi kognitif (pengetahuan),
psikomotor (keterampilan) afektif (sikap dan nilai yang direfleksikan
dalam kebiasaan berpikir dan bertindak
8. Bermakna artinya penilaian hendaknya mudah dipahami, mempunyai
arti, berguna dan bisa ditindaklanjuti oleh semua pihak.

Anda mungkin juga menyukai