Anda di halaman 1dari 9

PEDAGOGI | Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan

Volume XIV No.2 November 2014

PERENCANAAN PENGEMBANGAN SEKOLAH

Oleh: Anisah
Universitas Negeri Padang

Abstract
The purpose of this study was to get information about school development planning
process in SMA Negeri Padang
Padang. The research question is how the school development
planning process at SMAN Padang. This research’s population is all teachers at
SMAN 1, SMA Negeri 6 aand SMAN 13, amounting to 204 people. Sample ample are 62
teachers that defined by the formula Cochran and get by Stratified proportional
random sampling technique.
technique Instrument to coollected data was a questionnaire . The
data were analized used the average formula. The results showed that the school
development planning in SMA Negeri Padang already performing well.

Keywords: School Development Planning

PENDAHULUAN Perencanaan pada hakekatnya adal adalah kegiatan


Sekolah menengah umum bertujuan untuk menetapkan tujuan yang ingin dicapai dan
menyiapkan peserta didik untuk mampu menetapkan cara-caracara yang rasional untuk
melanjutkan pendidikan pada jenjang yang lebih mencapai tujuan tersebut. Perencanaan menurut
tinggi, mampu mengembangkan diri sesuai Atmusudirdjo dalam Saud (2007:4), Handoko
dengan perkembangan ilmu pengetahuan teknologi (2003: ) adalah kegiatan menetapkan tujuan dan
dan kesenian, dan menjadi anggota masyarakat
masyaraka kegiatan mencapai tujuan
uan tersebut berupa strategi,
yang mampu melakukan interaksi secara efektif kebijakan, proyek, program, prosedur, metode,
dengan lingkungan sosial, budaya dan alam sistem, anggaran, dan standar yang dibutuhkan
sekitarnya. Tujuan sekolah menengah umum untuk mencapai tujuan tersebut. Dikaitkan dengan
tersebut dapat diwujudkan apabila setiap satuan pendidikan Soenarya (2000:1), Coombs dalam
pendidikan menengah termasuk SMA mampu Saud (2007:8) menyatakan perencanaan
menyelengarakan pendidikan dan pembel pembelajaran pendidikan
didikan proses perumusan kebijakan dan
secara efektif dan efisien. instrumen sekaligus teknik penentuan prioritas
Efektifitas pendidikan dan pembelajaran di dengan penerapan analisis rasional dan sistemetis
SMA dipengaruhi oleh banyak faktor, diantaranya proses perkembangan pendidikan, dengan tujuan
adalah manajemen
ajemen pendidikan di sekolah yang agar pendidikan lebih efektif dan efisien serta
bersangkutan. Manajemen pendidikan menurut sesuai dengan kebutuhan dan tujuan peserta didik,
Mulyani A Nurhadi dalam Suharsimi (2008:3) dan orang tua, masyarakatnya, dan negara.
Usman (2011: 12) adalah rangkaian kegiatan Secara lebih khusus dikaitkan dengan
berupa proses pengelolaan usaha kerjasama mulai sekolah perencanaan pendidikan disebut juga
dari perencanaan, pengorganisasian, pen pengarahan, dengan perencanaan sekolah. Menurut Slamet
dan pengendalian sumberdaya pendidikan untuk yang dikutip Ahmad Sudrajad
mencapai tujuan pendidikan secara efektif, efisien, (http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/01/24/
(http://akhmadsudrajat.wordpress.com/
mandiri dan akuntabel. Jadi upaya pencapaian rencana-pengembangan-sekolah/)
sekolah/) Perencanaan
tujuan pendidikan secara optimal baik tujuan sekolah adalah suatu proses untuk menentukan
nasional, institusional, kurikuler dan pembelajaran tindakan masa depan sekolah yang tepat, melalui
diantaranya
nya ditentukan oleh efektivitas manajemen urutan pilihan, dengan memperhitungkan
pendidikan yang dilaksankan, termasuk manajemen sumberdaya yang tersedia.. Sementara Rencana
sekolah. pengembangan sekolah (RPS) S) adalah dokumen
Perencanaan merupakan langkah awal tentang gambaran kegiatan sekolah di masa depan
manajemen yang menentukan bagaimana langkah langkah- dalam rangka untuk mencapai perubahan/tujuan
langkah manajemen berikutnya dilaksanakan.

30

PEDAGOGI | Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan |


Diterbitkan Online | http://ejournal.unp.ac.id/index.php/pedagogi
PEDAGOGI | Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan
Volume XIV No.2 November 2014

sekolah yang telah ditetapkan sebagai hasil dari membangun dan mengembangkan sekolah sesuai
perencanaan sekolah. atau melebihi standar nasinal pendidikan (standar
Perencanaan merupakan bagian integral yang kompetensi lulusan, isi, proses, keuangan,
keuang sarana
penting bagi keberhasilan organisasi,
sasi, begitu juga prasarana, pendidik dan tenaga kependidikan,
dalam bidang pendidikan atau sekolah. pengelolaan dan penilaian/evaluasi).
Perencanaan yang baik diasumsikan akan Penyusunan rencana sekolah dilakukan
berdampak besar bagi keberhasilan organisasi. melalui suatu proses yang sistematis dan logis.
Menurut Stoner (1993 :125) “...... perencanaan Menurut Danim (2006:101) langkah kerja dalam
mempunyai dampak potensial yang paling besar menyusun rencana pendidikan/sekolah
pendidikan/seko adalah
pada keberhasilan organisasi
isasi “. Dikaitkan dengan sebagai berikut. (1) Mereview arah strategis
perubahan yang semakin cepat dalam berbagai kebijakan pendidikan dan agenda perbaikan
sektor kehidupan menuntut organisasi pendidikan pendidikan pada umumnya. (2) Menelaah dan
untuk mampu menyesuaiakn diri supaya dapat menyempurnakan kembali statemen tentang visi,
memenuhi kebutuhan sektor-sektor
sektor tersebut terkait misi, tujuan dan sasaran sekolah. (3) Melakukan
dengan pendidikan. Untuk menjawab tantangan evaluasi diri dan analisis
lisis SWOT untuk menentukan
tersebut
ersebut menurut Tilaar dalam Soenarya (2000:7) posisi sekolah. (4) Mengidentifikasi kebutuhan dan
dibutuhkan ketangguhan manajemen. Melalui atau peluang peningkatan. (5) Perumusan strategi
fungsi perencanaan, dapat dilakukan berbagai dan tindakan yang akan dilakukan untuk mencapai
strategi untuk mengantisipasi kecendrungan
kecendrungan- tujuan dan sasaran tersebut. (6) Melakukn kegiatan
kecendrungan yang mungkin akan berdampak monitor dan evaluasi untuk me
mengukur
terhadap sistem pendidikan. Lebih lanj
lanjut Menurut perkembangan secara priodik. (7) Melakukan
Cunningham (1982) melalui instrumen analisis data, mengumumkan dan menyampaikan
perencanaan, para pengambil keputusan dapat laporan kemajuan kepada masyarakat dan pihak
melihat jauh ke depan, mengantisipasi berbagai yang berkepentingan. Sementara Depdiknas Dirjen
kejadian, mempersiapkan berbagai peluang, Pendidikan Dasar dan Menengah (2002:8)
merumuskan pengarahan, menyusun peta kegiatan, mengemukakan langkah-langkah langkah ppenyusunan
dan menyiapkan berbagai urutann pengarahan untuk rencana pengembangan sekolah adalah (1)
mencapai tujuan. Jadi secara umum perencanaan Merumuskan visi sekolah, (2) Menyusun misi
mempunyai peranan penting bagi keberhasilan sekolah, (3) Merumuskan tujuan sekolah, (4)
pendidikan umumnya dan sekolah khususnya. Menganalisis tantangan nyata, (5) menentukan
Penting perencanaan menurut Danim sasaran sekolah, (6) Mengidentifikasi fungsi- fungsi
(2009:9) diantaranya adalah : (1) Rencana fungsi, (7) Melakukan analisis
anali SWOT, (8)
memberikan arah sasaran bagi organisasi dan Mengidentifikasi langkah-langkah
langkah pemecahan
mencerminkan prosedur terbaik untuk mencapai masalah, (9). Menyusun program pengembangan
sasaran tersebut. (2) Sekolah dapat memperoleh sekolah. Langkah-langkah
langkah menurut Depdiknas ini
dan mengikat sumberdaya yang diperlukaan untuk dijakan indikator dalam penelitian ini, ditambah
mencapai tujuannya. (3) Anggota organisasi dapat dengan (10) merencanakan anggaran dan (11)
melanjutkan kegiatan-kegiatan
kegiatan secara konsisten evaluasi dan umpan balik.
dengan tujuan dan prosedur yang telah dipilih. (4) Merumuskan Visi Sekolah; Visi sekolah
Kemajuan ke arah tujuan dapat dipantau dan adalah imajinasi moral yang dijadikan dasar atau
diukur, sehingga tindakan perbaikan dapat diambil rujukan dalam menentukan tujuan atau keadaan
apabila kemjuan tersebut tidak memuaskan. masa depan yang secara khusus diharapkan oleh
Menurut Slamet yang dikutip Ahmad sekolah.McLaughlin yang dikutip Danim (2009:
Error! Hyperlink reference not valid.
Sudrajad (Error! valid.) 134) mendefinisikan visii sebagai berikut ”Vision:

Rencana Pengembangan Sekolah (RPS) The long term future desired state of an
memiliki fungsi amat penting guna memberi arah organization, usually expressed in a 7 – 20 year
dan bimbingan bagi para pelaku sekolah dalam time frame. Often included in the vision statement
rangka pencapaian tujuan sekolah yang lebih baik are the areas that organization needs to care about
(peningkatan, pengembangan) dengan resiko yang in order to succed. The vision should
shoul inspire and
kecil dan untuk
ntuk mengurangi ketidakpastian masa motivate”. Menurut Gaffar dalam wahyudi (2012 :
depan. 19) visi adalah daya pandang yang jauh, mendalam
Perencanaan pengembangan sekolah harus dan luas yang merupakan daya fikir abstrak yang
dilakukan oleh setiap sekolah untuk dapat memiliki kekuatan amat dahsyat dan dapat

31

PEDAGOGI | Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan |


Diterbitkan Online | http://ejournal.unp.ac.id/index.php/pedagogi
PEDAGOGI | Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan
Volume XIV No.2 November 2014

menerobos batas-batas
batas fisik, waktu dan tempat. masa mendatang (ideal). Besar kecilnya selisih
Berdasarkan pengertian visi dari dua ahli ini tersebut memberitahukan besar kecilnya tantangan
tergambar bahwa visi merupakan cita cita-cita yang (loncatan). Tantangan nyata harus segera diatasi
bersifat jangka panjang, visi merupakan hasil pada setiap waktu.
pemikiran terbaik dan realistis, visi memberi energi Menentukan sasaran sekolah; sekolah Sasaran
pada organisasi dan orang-orang
orang yang ada dalam adalah tujuan yang dirumuskan dengan
organisasi. Maka dari itu dalam merencanakan memperhitungkan tantangan nyata yang dihadapi
pengembangan sekolah dimulai dari perumusan sekolah. Berdasarkan tantangan nyata tersebut,
visi yang dipahami dan diterima semua warga maka dirumuskan sasaran yang akan dicapai oleh
sekolah. Sehubungan dengan pentingnya visi sekolah. Meskipun sasaran dirumuskan
sekolah Danim (2009:136) menyatakan “ ..... .. visi berdasarkan tantangan
ntangan nyata yang dihadapi
sekolah merupakan kunci keberhasilan sebuah sekolah, namun perumusan sasaran tersebut harus
lembaga sekolah yang dikelola secara profesional”. tetap mengacu pada visi, misi, dan tujuan sekolah.
Uraian ini menjelaskan bahwa visi sekolah disusun Sasaran atau tujuan situasional sekolah sering juga
dengan melibatkan warga sekolah serta disebut tujuan jangka pendek.
disoialisasikan sehingga dirasakan sebagai visi Mengidentifikasi fungsi-fungsi;
fungsi Setelah
bersama. sasaran ditentukan, selanjutnya dilakukan
Menyusunsun misi sekolah; Misi adalah identifikasi fungsi untuk mencapai sasaran tersebut.
pernyataan yang berkaitan erat dengan visi, dan Langkah ini dilakukan sebagai tahap persiapan
memberi arah yang jelas yang akan ditempuh pada dalam melakukan analisis SWOT. Diperlukan
masa sekarang ini dan masa yang akan datang. Jadi kecermatan dan kehati-hatian
hatian dalam menentukan
misi merpakan jabaran visi dalam bentuk rumusan fungsi-fungsi
fungsi yang diperlukan untuk untu mencapai
tugas, kewajiban dan rancangan tindakant yang sasaran yang telah ditentukan. Setiap fungsi terdiri
dijadikan arahan untuk mewujudkan visi. dari faktor yang bersifat internal dan eksternal.
Pernyataan misi memperjelas perbedaan antara Untuk itu pada uraian dari masing
masing-masing fungsi
lembaga yang satu dengan lembaga yang lainnya. perlu dipisahkan antara kedua faktor tersebut agar
Yang penting disini adalah bahwa misi tersebut lebih mudah pada saat melakukan analisis.
harus diterjemahkan kedalam tindakan nyata. Melakukan analisis SWOT (Strengths,
Menurut Sallis (2002) yang perlu diperhatikan weakness, opportunities, threats) threats); Analisis
sebelum menyatakan misi adalah.. (a) Misi harus SWOT dilakukan dengan maksud untuk mengenali
mengesankan. (b) Misi harus mudah untuk tingkat kesiapan setiap fungsi dari keseluruhan
dikomunikasikan, (c) Keadaan sekolah yang fungsi yang diperlukan untuk mencapai sasaran
dijalani harus jelas, (d) Misi merupakan komitmen yang telah ditetapkan. Oleh karena tingkat
t kesiapan
terhadap peningkatan kualitas, (e) Misi merupakan fungsi ditentukan oleh tingkat kesiapan masing masing-
pernyataan
ernyataan tujuan jangka panjang organisasi
organisasi, (f) masing faktor yang terlibat pada setiap fungsi,
Misi sebaiknya difokuskan pada kebutuhan maka analisis SWOT dilakukan terhadap
pelanggan,, (g) Misi sebaiknya merupakan keseluruhan faktor baik yang tergolong internal
pernyataan yang fleksibel. maupun eksternal. Analisis internal memfokus
Merumuskan tujuan sekolah; Bertolak pada kinerja institusi,
nstitusi, kekuatan dan kelemahan
dari visi dan misi, selanjutnya sekolah merumuskan dalam kinerja. Analisis eksternal fokus pada
tujuan. Tujuan sekolah adalah jabaran dari visi dan kondisi dan situasi lingkungan, kesempatan dan
misi sekolah atau merupakan tahapan/langkah ancaman berada dan berasal dari lingkungan
untuk mewujudkan visi sekolah yang telah eksternal. Untuk tingkat kesiapan yang memadai,
dicanangkan. Jika visi dan misi untuk waktu yang artinya minimal memenuhi kesiapan yang
panjang, maka tujuan sekolah untuk jangka diperlukan untuk mencapai sasaran, dinyatakan
menengah (3-55 tahun). Tidak ada patokan
pa berapa sebagai kekuatan bagi faktor internal atau peluang
tahun, namun sebaiknya terkait dengan satu siklus bagi faktor eksternal. Sedangkan tingkat kesiapan
pendidikan agar mudah penjabaran berikutnya. yang kurang memadai, artinya tidak memenuhi
Menganalisis tantangan nyata;
nyata Pada tahap ukuran kesiapan, dinyatakan sebagai kelemahan
ini, sekolah melakukan analisis output sekolah bagi faktor internal atau ancaman bagi faktor
yang hasilnya berupa identifikasi tantangan nyata eksternal. Kelemahan atau ancaman sebagai faktor
yang dihadapiapi oleh sekolah. Tantangan adalah yang memiliki tingkat kesiapan kurang memadai,
selisih antara output sekolah yang diharapkan di disebut persoalan.

32

PEDAGOGI | Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan |


Diterbitkan Online | http://ejournal.unp.ac.id/index.php/pedagogi
PEDAGOGI | Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan
Volume XIV No.2 November 2014

Mengidentifikasi alternatif langkah


langkah- untuk melaksanakan rencana peningkatan mutu
langkah pemecahan persoalan; Setelah diketahui pendidikan.
tingkat kesiapan
apan faktor melalui analisis SWOT, Rencana anggaran; Anggaran adalah
maka langkah selanjutnya adalah memilih alternatif rencana yang diformulasikan dalam bentuk rupiah
langkah-langkah pemecahan persoalan yaitu untuk jangka waktu tertentu, serta alokasi sumber
sumber-
tindakan yang diperlukan untuk mengubah fungsi sumber kepada setiap bagian aktivitas. Anggaran
yang tidak siap menjadi fungsi yang siap. Selama memiliki peran penting di dalam perencanaan,
masih ada persoalan atau adanya ketidaksiapan pengendalian, dan evaluasi aktivitas yang
fungsi, maka sasaran yang telah ditetapkan tidak dilakukanan oleh sekolah. Penganggaran pada
akan dapat tercapai. Oleh karena itu, agar sasaran perencanaan adalah sebagai akibat dari kegiatan
tercapai, perlu dilakukan tindakan-tindakan
tindakan yang dan sasaran yang akan dicapai berdasarkan
mengubah fungsi tidak siap menjadi siap. kebijaksanaan dan strategi yang telah disetujui
Tindakan untuk pemecahan persoalan pada bersama. Suatu rencana tidak mungkin
hakikatnya merupakan
erupakan tindakan yang mengatasi dilaksanakan tanpa dukungan anggaran belanja.
kelemahan atau ancaman menjadi kekuatan atau Karena itu harus ada kaitan yang erat antara
peluang dengan cara memanfaatkan adanya satu perencanaan dan penganggaran, supaya apa yang
atau lebih faktor yang bermakna kekuatan atau direncanakan mendapat kepastian penyediaan
peluang. Untuk memecahkan setiap persoalan, pembiayaan.
masing-masing
masing sekolah dapat menentukan Evaluasi dan umpan balik;
balik Sistem kualitas
alternatif yang berbeda-beda
beda sesuai dengan potensi suatu lembaga sekolah selalu membutuhkan suatu
yang dimiliki sekolah tersebut. umpan balik. Mekanisme me harus ditempatkan secara
Menyusun rencana; Program sekolah jelas guna meyakinkan bahwa hasil dapat dianalisis
kadang disebut rencana strategis atau rencana berdasarkan rencana yang dibuat. Proses evaluasi
bersama dan rencana pengembangan lembaga harus difokuskan pada pelanggan serta pemenuhan
sekolah tersebut. Tujuannya adalah untuk tingkat kebutuhan individual oleh lembaga (baik
memberikan pedomanman dan arahan kepada lembaga. internal maupun eksternal) dan sejauh s mana
Dalam dunia pendidikan adanya rencana ini dinilai pencapaian misi dan cita
cita-cita. Evaluasi
sangat penting. Tanpa adanya hal tersebut lembaga menegaskan begitu pentingnya perencanaan
sekolah akan kurang terarah. Konsep rencana sekolah dan hasil-hasil
hasil potensialnnya. Sesuai
sekolah hendaknya dikaitkan dengan “what, why, kebutuhannya, lebih jauh evaluasi sebaiknya
dan how” dan filosofi, tujuan dan proses yang ada muncul sepanjang proses perencanaan,
perencanaan setelah
dalam lingkup sekolah. Rencana sekolah rencana selesai dan selama proses roses pelaksanaan
menyangkut dalam perumusan program kegiatan rencana, serta setelah rencana selesai dilaksanakan
dilaksanakan.
apa saja yang dilakukan pada jangka waktu yang Uraian tentang proses perencanaan
telah ditetapkan. Proses perumusan perencanaan menunjukan bahwa penyusunan rencana
dilakukan melalui pengumpulan data. Perencana pengembangan sekolah dilaksanakan melalui suatu
mencoba menafsirkan kan kebutuhan pelanggan dan proses yang logis dan sistematis dan disusun secara
memenuhinya dalam program perencanaan yang kooperatif.
eratif. Namun fenomena di sekolah-sekolah
sekolah
akan dijalani. menunjukan bahwa penyususnan rencana
Berdasarkan langkah-langkah
langkah pemecahan pengembangan sekolah belum melibat berbagai
persoalan, sekolah bersama-sama
sama dengan semua pihak yang terkait, visi sekolah belum dipahami
unsur warga sekolah (termasuk komite sekolah) semua warga sekolah dengan baik, dan dalam
membuat rencana dan program-programnya
programnya ununtuk rencana yang disusun belum dirumuskan ind indikator
merealisasikan rencana dan mencapai sasaran yang keberhasilan secara jelas dan terukur. Sehubungan
telah ditetapkan. Rencana yang dibuat harus dengan hal ini penulis tertarik untuk meneliti
menjelaskan secara detail dan lugas tentang aspek
aspek- tentang perencanaan pengembangan sekolah pada
aspek mutu yang ingin dicapai, kegiatan yang harus SMAN Kota Padang.
dilakukan, siapa yang harus melakukan, kapan dan
dimana dilaksanakan,
laksanakan, dan berapa biaya yang METODOLOGI PENELITIAN
diperlukan. Hal ini juga diperlukan untuk Jenis penelitian ini adalah penelitian
memudahkan sekolah dalam menjelaskan dan deskriptif, yakni mendeskripsikan data apa adanya
memperoleh dukungan dari pemerintah maupun tentang perencanaan pengembangan sekolah pada
orangtua siswa, baik secara moral maupun finansial SMAN Kota Padang dengan fokus study pada tiga

33

PEDAGOGI | Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan |


Diterbitkan Online | http://ejournal.unp.ac.id/index.php/pedagogi
PEDAGOGI | Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan
Volume XIV No.2 November 2014

sekolah yaitu SMAN yang dinilai berprestasi HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
tinggi (SMA “A”), sedang (SMA”B”) ”B”) dan kurang Hasil Penelitian
(SMA”C”). Sumber data penelitian adalah guru Data hasil penelitian tentang proses
sebanyak 62 orang sekitar 30 % dari jumlah guru perencanaan pengembangan sekolah yang terdiri
keseluruhan. Data penelitian dikumpulkan dengan dari
ari (1) penyusunan visi, (2) penyusunan misi, (3)
menggunakan angket model skala Likert yang perumusan tujuan, (4) analisis tantangan nyata, (5)
sudah diuji validitas dan reliabilasnya. Data hasil menentukan sasaran, (6) identifikasi fungsi, (7)
penelitian
elitian diolah dengan menggunakan rumus rata
rata- analisis SWOT, (8) identifikasi alternatif,dan(9)
rata (mean). Penyusunan rencana/program, serta (10)
penyusunan anggaran,
aran, serta (evaluasi dan tindak
lanjut, digambar pada tabel 1 (satu) berikut.

Tabel 1 : Perencanaan Pengembangan Sekolah


No Aspek yang diukur µ µ SMAN µ µ SMAN
SMAN B SMAN C Kota Padang
A
1 Perumusan visi 3.98 3.81 4,06 3.95
2 Prumusan misi 4.14 4.22 4.27 4.21
3 Perumusan tujuan 3.94 4.03 4.02 4.00
4 Analisis tantangan nyata 4.17 4.03 3.97 4.06
5 Penentuan sasaran 4.08 3.89 4.14 4.04
6 Identifikasi fungsi 3.96 4.03 4.00 4.00
7 Analisis SWOT 3.98 4.02 4.01 4.00
8 Identifikasi alternatif 4.11 3.93 4.30
program 4.11
9 Perumusan 4.35 4.13 4.17
rencana/program 4.22
10 Penyusunan anggaran 4.25 3.76 4.31 4.11
11 Evaluasi rencana 4.23 4.04 4.38 4.22
Rata-rata 4.11 3.99 4.16 4.08

Data pada tabel 1 menggambarkan bahwa 3,76, kemudian perumusan visi 3,81. Secara
hasil penelitian tentang proses penyusunan rencana keseluruhan skor rata-rata
rata perencanaan
p
pengembangan sekolah pada SMA yang berprestasi pengembangan sekolahnya 3,99. Berdasar
tinggi (SMAN “A”) skor rata-rata rata yang paling gambaran skor rata ini maka dapat diartikan bahwa
tinggi adalah pada kegiatan penyusunan perencanaan pengembangan sekolah pada sekolah
rencana/program yaitu 4,35, kemudian
kemudia penyusunan pada SMAN yang berprestasi sedang juga sudah
anggaran 4,25, dan evaluasi rencana 4,23. terlaksanan dengan baik.
Sementara skor terendah adalah pada proses Perencanaan pengembangan sekolah pada
perumusan tujuan 3,94, kemudian proses SMA yang berprestasi kategori rendah skor rata rata-
identifikasi fungsi 3, 96, berikutnya proses rata yang paling tinggi adalah pada kegiatan
perumusan visi dan analisis SWOT 3,98. Secara evaluasi rencana yaitu 4,38, kemudian pada
keseluruhan skor rata-rata perencanaan penyusunan anggaran 4,31, identifikasi alternatif
pengembangan sekolahnya 4,21. Berdasarkan data 4,30 dan perumusan misi 4,27. Sementara skor
ini maka penyusunan rencana pengembangan terendah adalah pada proses ses analisis tantangan
sekolah pada sekolah yang berprestasi tinggi sudah nyata yaitu 3,97. Secara keseluruhan skor rata-rata
rata
terlaksana dengan baik. perencanaan pengembangan sekolahnya 4.16.
Perencanaan pengembangan sekolah pada Berdasar gambaran skor rata- rata ini maka dapat
SMA yang berprestasi sedang skor rata rata-rata yang diartikan bahwa perencanaan pengembangan
paling tinggi adalah pada kegiatan perumusan misi sekolah pada sekolah pada SMAN yang berprestasi
yaitu 4,22, kemudian pada penyusunan kurang juga sudah terlaksanan dengan baik.
rencana/program yaitu 4,13. Sementara skor Dibandingkan antara tiga sekolah yang jadi
terendah adalah pada proses penyusunan anggan unit analisis, kegiatan perencanaan pengembangan
34

PEDAGOGI | Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan |


Diterbitkan Online | http://ejournal.unp.ac.id/index.php/pedagogi
PEDAGOGI | Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan
Volume XIV No.2 November 2014

sekolah yang skornya lebih tinggi pada sekolah suatu visi harus menekankan tujuan, prilaku,
yang berprestasi
estasi tinggi dibandingkan dua sekolah kriteria kinerja, aturan keputusan dan standar yang
lainnya adalah pada kegiatan perumusan merupakan pelayanan publik, visi harus disebar
rencana/program dengan skor rata –rata secara luaskan di kalangan anggota organisasi dan
berurut 4,35, 4,13, dan 4,17. Berikutnya pada stakeholder dan visi dirujuk secara konsisten
analisis tantangan nyata 4,17, dan 4.03, serta 3.97. sebagai dasar menetapkan keputusan dan tindakan
Sementara sekolah yang berprestasi stasi sedang skor organisasi yang penting.
perolehannya yang lebih tinggi dari sekolah lain Sehubungan perumusan misi sekolah,
adalah pada kegiatan perumusan tujuan yaitu 4,03, SMAN Kota padang telah merumuskan misi
sekolah lain 4.00 dan 3.94, melakukan identifikasi dengan baik dengan skor nomor dua tertinggi
fungsi dengan skor 4,03, sekolah lain 4.00 dan (4.21). Hal ini disebabkan karena misi pada
3.96, kemudian analisis SWOT dengan skor 4.02, hakekatnya terkait dengan tugas pokok yang harus
sekolah lain 4.01 dan 3.98. Sedangkan pada dilakukan sekolah untukntuk mewujudkan visi. Misi
sekolah yang dikategorikan berprestasi kurang, ditetapkan dengan mempertimbangkan rumusan
perencanaan pengembangan sekolah pada aspek penugasan (yang merupakan tuntutan tugas “dari
perumusan visi, misi, sasaran, identifikasi luar”) dan keinginan “dari dalam” (yang antara lain
alternatif, penyusunan anggaran, dan evaluasi berkaitan dengan visi ke masa depan dan situasi
rencana memperoleh skor rata-ratarata lebih tinggi dari yang dihadapi saat ini. Misi sebuah sekolah
sek perlu
sekolah yang dikategorikan berprestasi tinggi dan mempertimbangkan misi induknya (dinas
sedang. Secara umum dari hasil perbandingan pendidikan kabupaten/kota). Misi sekolah
perencanaan pengembangan sekolah terlaksana merupakan sekumpulan tugas-tugas tugas yang harus
lebih baik pada sekolah yang dikategorikan dilaksanakan sekolah. Perlu dicatat bahwa sebagai
berprestasi kurang dengan skor rata rata-rata 4,16, tindakan untuk mewujudkan visi, misi dapat
sementara sekolah berprestasi sedang 3,99 dan mencakup berbagai aspek, misalnya:lnya: pembelajaran,
sekolah berprestasi tinggi 4,11. Secara kualitatif pengembangan moral keagamaan, iklim sekolah,
penyusunan rencanan pengembangan sekolah pada manajemen sekolah, dan sebagainya.
sebagainya
ketiga sekolah sama-sama
sama terlaksana dengan baik. Hasil penelitian tentang perumusan tujuan
Secara keseluruhan hasil penelitian tentang sudah terlaksana dengan baik dengan capaian skor
perencanan pengembangan
mbangan sekolah pada SMAN rata-rata
rata 4.00. Pada aspek ini skor rata
rata-rata sekolah
kota Padang, skor tertinggi ada pada kegiatan yang berprestasi
stasi tinggi mendapat skor lebih rendah
perumusan rencana dan evaluasi rencana masing masing- dari sekolah lainnya. Kondisi ini perlu mendapat
masing mendapat skor 4.22, berikutnya pada perhatian semua pihak yang terkait, karena tujuan
perumusan misi denganskor 4.21. sedang skor yang jelas sebagai tujuan jangka menengah sangat
terendah pada perumusan visi dengan skor 3.95, penting sebagai penjabaran visi. Direktorat
kemudian
emudian identifikasi fungsi dan perumusan Pembinaan Sekolah Menengah Atas dalam
tujuan, serta analisis SWOT masing-masing
masing dengan clearing house.dikmenum.go.id mengemukakan,
skor 4.00. Sementara skor rata-rata rata keselururan perumusan tujuan sekolah memperhatikan hal-hal hal
adalah 4.08, dengan arti perencanaan sebagai berikut. (a) Rumusan tujuan sebaiknya
pengembangan sekolah pada SMAN kota sudah yang dapat diukur karena setelah dilaksanakan
terlaksana dengan baik. harus diukur ketercapaiannya. (b) Pada saat
menentukan tujuan sekolah (termasuk menyusun
Pembahasan visi dan misi) melibatkan komite sekolah dan
Hasil
sil penelitian menunjukan bahwa masyarakat sekitarnya sehingga semua warga
perencanaan pengembangan sekolah pada aspek merasa memiliki dan mempunyai komitmen yang
penyusunan visi sekolah secara umum sudah tinggi dalam mencapainya.
terlaksana dengan baik. Namun aspek ini mendapat Kegiatan analisis tantangan nyata dalam
skor rata-rata
rata paling rendah dibanding dengan proses
ses penyusunan rencana pengembangan sekolah
aspek lainnya (3.95). Belum terlaksana pada SMAN Kota Padang sudah terlaksana dengan
penyusunan
yusunan visi secara optimal diantaranya baik (4.06). Pada aspek ini skor sekolah yang
disebabkan karena belum melibatkan personil atau kurang berprestasi lebih rendah dari sekolah lain
warga sekolah secara optimal pula dan belum (3.97). pelaksanaan analisis tantangan nyata ini
dirumuskannya indikator keberhasilan pencapaian perlu ditingkatkan lagi,
gi, sehingga jelas kesenjangan
visi dengan jelas. Menurut Bryson (2001:213) antara kondisi yang diinginkan dengan kondisi

35

PEDAGOGI | Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan |


Diterbitkan Online | http://ejournal.unp.ac.id/index.php/pedagogi
PEDAGOGI | Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan
Volume XIV No.2 November 2014

yang sedang dihadapi. Dengan jelasnya :138) dengan analisis SWOT sekolah dapat
kesenjangan ini maka langkah berikutnya yaitu memberi tanggapan yang efektif terhadap ancaman
penetapan sasaran dapat ditetapkan secara realistis. dan peluang eksternal, dengan memberdayakan
Menurut Direktorat Pembinaan Sekolah kekuatan dan meminimalkan
eminimalkan kelemahan internal.
Menengahgah Atas dalam clearinghouse Proses identifikasi alternatif pemecahan
.dikmenum.go.id pada umumnya, tantangan nyata masalah dalam perencanaan pengembangan
yang dihadapi sekolah bersumber dari output sekolah untuk encapai sasaran sudah terlaksana
sekolah yang dapat dibagi menjadi 4 yaitu kualitas, dengan , dengan skor rata-rata
rata 4.11. Pelaksanaan
produktivitas, efektivitas, dan efisiensi. kegiatan ini dapat lebih ditingkatkan lagi dengan
deng
Perencanaan pengembangan sekolah pada cara meningkatkan kreativitas dan daya imajinatif
kegiatan penetapan sasaran sudah terlaksana dalam mengidentifikasi alternatif, jangan menilai
dengan baik (4.04). Pada kegiatan ini sekolah waktu mengembangkan alternatif supaya
prestasi sedang mendapat skor paling rendah yaitu dihasilkan berbagai alternatif yang selanjutnya
3.89. Hal ini disebabkan karena belum dapat dinilai dan ditentukan skla prioritas sebelum
dirumuskannya dalam rencana yang disusundisusu tujuan dikembangkan menjadinjadi rencana kegiatan yang
jangka pendek yang terukur secara jelas. Kegiatan lebih operasional.
ini perlu dilaksanakan dengan lebih baik lagi. Hasil penelitian menunjukan bahwa
Sasaran jangka pendek yang dirumuskan dengan pelaksanaan perumusan rencana/program sekolah
jelas merupakan jabaran dari tujuan jangka terlaksana paling baik dibanding aspek lain dengan
menengah. Direktorat Pembinaan Sekolah skor 4.22. Pada aspek ini yang perlu ditingkatkan
Menengah Atas dalam cl
clearinghouse. adalah sosialisasi rencana na yang disusun pada
dikmenum.go.id mengemukakan hal-hal yang berbagai pihak yang terkait. Kegiatan ini dapat
harus diperhatikan dalam menyusun dilakukan melalui berbagai kesempatan seperti
sasaran/kebutuhan sekolah adalah sebagai berikut. rapat, upacara, pertemuan dan pembicaraan
(a) Sasaran merupakan jabaran dari tujuan sekolah informal dalam berbagai kegiatan sekolah. Menurut
untuk jangka waktu relatif pendek, misalnya satu Depdikbud (2002:30) mengemukakan rencana
tahun. (b) Rumusan sasaran harus jelas dan dapat sekolah yang baik memudahkan sekolah untuk
diukur tanpa menimbulkan salah tafsir. (c) Tidak menjelaskan dan mendapat dukungan dari
semua tujuan menjadi sasaran, disesuaikan dengan pemerintah, masyarakat dan orang tua untuk
kapasitas yang dimiliki sekolah. (d) Prioritas harus merealisasikan rencana tersebut.
diperhatikan secara sungguh-sungguh.
sungguh. (e) Harus Penyusunan anggaran sekolah sebagai alat
menggambarkan secara kuantitas as dan mutu yang pelaksanaan rencana sekolah juga sudah
ingin dicapai dan dapat diukur sehingga mudah dilaksanakan dengan baik dengan skor 4.11.
dalam melakukan evaluasi keberhasilannya. Meskipun demikian kegiatan ini juga masih bisa
Perencanaan pengembangan sekolah dalam dan perlu ditingkatkan, terutama pada sekolah yang
kegiatan mengidentifikasi fungsi-fungsi
fungsi sekolah berprestasi sedang dimana skor rata-ratanya
rata untuk
yang terkait dengan pencapaian sasaran yang telah kegiatan ini baru 3.76. Menurut Direktorat
ditetapkan terlaksana dengan baik, dengan skor Pembinaan Sekolah Menengah Atas dalam
4.00. pada kegiatan ini skor sekolah berprestasi clearinghouse.dikmenum.go.id, Langkah-langkah
tinggi lebih rendah darii sekolah lain yaitu 3.96. penyusunan anggaran adalah sebagai berikut
berikut. (a)
pelaksanaan kegiatan ini juga perlu ditingkatkan Menginventarisasi rencana program yang akan
dengan menganalisis fungsi-fungsi
fungsi utama sekolah . dilaksanakan, (b) Menyusun rencana berdasarkan
Menurut Depdiknas (2002 : 18) idendifikasi fungsi pada skala prioritas pelaksanaannya,
pelaksanaannya (c)
perlu dilakukan secara cermat, bila sekolah keliru Menentukan program kerja dan rincianrin program
menetapkan fungsi- fungsi utama ama untuk mencapai kerja, (d) Menetapkan kebutuhan untuk
sasaran maka hasil analisis akan menyimpang dan pelaksanaan rincian program,, (e) Menghitung
tidak dapat menyelesaikan permasalahan. dana yang dibutuhkan, (f) Menentukan sumber
Pelaksanaan analis SWOT dalam dana untuk membiayai rencana.
perencanaan pengembangan sekolah sudah Perennaan pengembangan sekolah dalam
terlaksana dengan baik dengan skor 4.00. Untuk kegiatan evaluasi rencana sudah terlaksana secara
s
menghasilkan rencana pengembagan sekolah yang baik dengan skor rata-rata
rata 4.22. kegiatan evaluasi
lebih berkualitas pelaksanaan kegiatan ini juga perlu ditingkatkan dengan melaksanakannya
masih perlu ditingkatkan. Menurut Bryson (2001 secara berkelanjutan. Saud (2007:138) menegaskan

36

PEDAGOGI | Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan |


Diterbitkan Online | http://ejournal.unp.ac.id/index.php/pedagogi
PEDAGOGI | Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan
Volume XIV No.2 November 2014

bahwa evaluasi terhadap perencanaan sebaiknya Saran


muncul sepanjang proses perencanaan. Berdasarkan hasil
il penelitian, pembahasan
Hasil penelitian secaraa keseluruhan dan kesimpulan disarankan pada pihak pimpinan
menunjukkan perenanaan pengembangan sekolah sekolah, untuk lebih meningkatkan kualitas
pada SMAN Kota Padang sudah terlaksana secara perencanaan pengembangan sekolahnya.Pada
baik dengan skor rata-rata
rata 4,08. Begitu pula halnya sekolah yang berprestasi tinggi terutama pada
dengan perencanaan pada SMAN berprestasi, aspek perumusan tujuan, identifikasi fungsi,
SMAN prestasi sedang, dan SMAN kurang analisis SWOT dan perumusan visi. Pada sekolah
berprestasi juga telah terlaksana secara baik dengan berprestasi sedang pada aspek penyusunan
skor rata-rata
rata 4,11, 3,99, dan 4,16. Hasil penelitian anggaran, perumusan visi dan penentuan sasaran.
tersebut mempunyai makna bahwa umumnya SMA Sementara pada sekolah berprestasi kurang pada
Negeri di Kota Padang sudah menyusun aspek perumusan visi. Kemudian juga disarankan
perencanaan dengan baik. Bahkan SMAN Negeri kepada pengawas sekolah untuk memb
membina sekolah-
kurang berprestasi mencapai skor rata-rata
rata lebih sekolah binaannya dalam menyusun rencana
tinggi dibandingkan dengan SMA Negeri pengembangan sekolah melalui supervisi
berprestasi sedang dan SMA Negeri berprestasi. manajerial secara profesional supaya perencanaan
Secara umum berarti sekolah, khususnya SMA pengembangan sekolah dapat dilaksanakan dengan
Negeri di Kota Padang telah menyadari bahwa sangat baik pada masa yang akan datang.
perencanaan merupakan langkah awal yang
dilakukan untuk mencapai tujuan yang diinginkan DAFTAR PUSTAKA
secara efisien dan efektif. Dengan kata lain Arikunto, Suharsimi.(2007). Manajemen
perencanaan dipandang sebagai aktivitas rutin yang Penelitian.. Jakarta: Rineka Cipta
harus dilakukan. Stoner (1982) menyatakan
planning is a process that does not end when a Arikunto, Suharsimi.dan
dan yuliana, Lia (2008).
plan is agreed upon, plan must be implemented”. Pendidikan Yogyakarta:
Manajemen Pendidikan.
Perencanaan sebagai langkah awal juga merupakan Aditya Media
tanggung jawab pokok pimpinan. Hal ini lebih
lanjut dikatakan Stoner “planning
planning is the first step in Bryson, John, M. (2001), Perencanaan Strategis
managing an organization and can be seen as the bagi Organisasi Sosial (terjemahan),
manager’s most fundamentally responsibility at all Yogyakarta
akarta : Pustaka Pelajar
levels”
Danim, Sudarwan (2006), Visi baru manajemen
SIMPULAN DAN SARAN sekolah dari unit birokrasi ke lembaga
akademik,, Jakarta : PT Bumi Aksara
Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dapat Danim, Sudarwan & Suparno, (2009), Manajemen
disimpulkan bahwa perencanaan pengembangan dan Kepemimpinan Transformasional
sekolah pada SMAN yang dikategorikan Kekepalasekolahan,, Jakarta : Rineka
berprestasi tinggi, sedang dan rendah sudah Cipta
terlaksana dengan baik. Perpedaan pelaksanaan
penyusunan rencana sekolah
kolah diantara tiga sekolah Depdiknas (2002) , Rencana dan program
tersebut tidak terjadi secara konsisten pada setiap Pelaksanaan,, Jakarta: Dirjen
langkah kegiatan. Prestasi sekolah yang baik tidak Pendidikan Dasar dan Menengah
menjamin penyusunan rencananya lebih baik, atau
sebaliknya, sekolah yang prestasinya kurang bagus Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas
juga tidak berarti perencanaan aan pengembangan dalam clearinghouse.dikmenum.go.id
sekolahnya lebih kurang dari sekolah yang
prestasinya lebih bagus. dansecara konsisten sejala. Handoko, T. Hani( 2003
2003). Manajemen.
Secara keseluruhan perencanaan pengembangan Yogyakarta: BPFE
sekolah pada SMAN Kota Padang sudah terlaksana
dengan baik. Rangkuti, Freddy, (1999), Analisis SWOT Teknik
Membedah kasus bisnis, Jakarta,
Gramedia

37

PEDAGOGI | Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan |


Diterbitkan Online | http://ejournal.unp.ac.id/index.php/pedagogi
PEDAGOGI | Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan
Volume XIV No.2 November 2014

/2008/01/24/rencana--pengembangan-
Sallis, edward (2002), Total Quality Management sekolah/
in Education, London : Stylus
Publishing Inc Syaefudin, Udin & Abin Syamsudin Makmun,
(2007) Perencanaan Pendidikan suatu
Soenarya, Endang (2000), Teori Perencanaan Pendekatan komprehensif, Bandung :
Pendidikan Berdasarkan Pendekatan Remaja Rosda Karya.
Sistem, Yogjakarta , Adicita Karya
Nusa Usman, Husaini, (2011), Manajemen, Teori,
Praktik, Riset Pendidikan, Jakarta :
Stoner, James & Charles Winkel, (1993), Bumi Aksara
Perencanaan dan Pengambilan
Manajemen, Jakarta
Keputusan dalam Manajemen Wahyudi, (2012), Kepemimpinan Kepala Sekolah
: Rineka Cipta. dalam Organisasi Pembelajar,
Bandung : Alfa beta..
Sudrajad
(http://akhmadsudrajat.wordpress.com
http://akhmadsudrajat.wordpress.com

38

PEDAGOGI | Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan |


Diterbitkan Online | http://ejournal.unp.ac.id/index.php/pedagogi

Anda mungkin juga menyukai