Program Studi Bimbingan dan Konseling STKIP PGRI Sumatera Barat
triono@stkip-pgri-sumbar.ac.id
Abstract Self development activities are educational activities outside
the subjects that help schools in shaping the character and personality of learner. Self-development activities are facilitated and guided by counselor, teachers, or educational personnel that can be done in the form of extracurricular activities. In the implementation of guidance and counseling is never separated from careful planning and systematic. A program of guidance and counseling services in school is unlikely to be established, organized and achieved if not managed in a quality management system. Management guidance and counseling are all efforts or ways used to optimally utilize all components or resources such as personnel, funds and infrastructure facilities and information systems in the form of guidance data set to provide guidance and counseling services in order to achieve goals. The principles of guidance and counseling management services include planning, organizing, staffing, leading & controlling. Keyword: Guidance and Counseling Management
PENDAHULUAN kompetensi dan prestasi hidup
Penyelenggaraan pendidikan memerlukan sistem layanan pendidik- yang bermutu dan efektif adalah an integratif. mengintegrasikan tiga komponen Bimbingan dan konseling sistem pendidikan salah satunya bagian yang terintegrasi dengan adalah bimbingan dan konseling. pendidikan. Berdasarkan (Panduan Bimbingan dan konseling diselengga- Operasional BK, 2016) Bimbingan rakan di sekolah dalam rangka dan konseling merupakan upaya mencapai tujuan pendidikan untuk sistematis, objektif, logis, dan memfasilitasi perkembangan peserta berkelanjutan serta terprogram yang didik/konseli agar mampu meng- dilakukan oleh guru BK/konselor aktualisasikan potensi dirinya atau untuk memfasilitasi perkembangan mencapai perkembangan secara peserta didik/konseli dalam mencapai optimal. kemandirian Upaya untuk mewujudkan Menurut (Zamroni & Rahardjo, potensi peserta didik/konseli menjadi 2015) pelaksanaannya bimbingan dan konseling tidak pernah lepas dari upaya menggerakkan individu atau perencanaan yang seksama dan kelompok untuk bekerja sama dalam bersistem. Sebagai suatu kegiatan, mendayagunakan sumber daya dalam apabila dilakukan secara suatu sistem untuk mencapai tujuan. sembarangan, tidak terencana, dapat Menurut (Zamroni & Rahardjo, 2015) dipastikan hasilnya tidak akan manajemen bimbingan dan konseling diketahui secara pasti. Apabila adalah segala upaya atau cara yang bimbingan dan konseling tidak digunakan untuk mendayagunakan dilakukan secara terencana dan secara optimal semua komponen atau sembarangan maka tidak akan dapat sumber daya seperti tenaga, dana dan diketahui seberapa hasil yang telah sarana prasarana serta sistem dicapai dalam konteks kontribusinya informasi berupa himpunan data bagi pencapaian tujuan pendidikan di bimbingan untuk menyelenggarakan sekolah. pelayanan bimbingan dan konseling Bimbingan dan konseling dalam rangka mencapai tujuan. memiliki konsep dan peran yang Adapun prinsip-prinsip dalam ideal, karena dengan berfungsinya manajemen pelayanan bimbingan dan bimbingan dan konseling secara konseling meliputi planning, optimal semua kebutuhan dan organizing, actuating, dan controlling permasalahan siswa di sekolah akan Manajemen bimbingan dan konseling dapat ditangani dengan baik (Triyono merupakan salah satu kompetensi & Febriani, 2018b). Suatu program dasar yang harus dikuasai oleh pelayanan bimbingan dan konseling konselor. Manajemen bimbingan dan di sekolah tidak mungkin akan konseling yang terarah dan sistematis tersusun, terselenggara dan tercapai merupakan manifestasi dan akumulasi apabila tidak dikelola dalam suatu pelayanan bimbingan dan konseling sistem manajemen yang bermutu. sehingga merupakan salah satu Manajemen yang bermutu adalah indikator kerja konselor. ditemukannya kemampuan manajer Fakta di lapangan yang pendidikan di sekolah dalam ditemukan pada sebuah sekolah di merencanakan, mengorganisasikan, kota Padang dimana manajemen di mengarahkan, dan mengendalikan sekolah tersebut belum sesuai dengan sumberdaya yang ada (Anni, 2012). prinsip pelayanan bimbingan dan Optimalisasi pelayanan konseling yang semestinya. Hal ini bimbingan dan konseling perlu terlihat dari belum matangnya dilakukan sehingga pelayanan perencanaan dalam penyusunan binbingan dan konseling benar-benar program bimbingan dan konseling, memberikan kontribusi pada pelaksanaan, pengorganisasi seperti penetapan visi, misi, dan tujuan belum jelasnya struktur organisasi sekolah yang bersangkutan (Triyono bimbingan dan konseling dan & Febriani, 2018a). Pada prinsipnya pembagian tugas setiap personil. manajemen memuat makna segala Namun pengawasan terhadap METODE PENELITIAN manajemen bimbingan dan konseling Penelitian dilaksanakan di SMA sudah dijalankan sekali setiap satu Negeri 9 Padang, menggunakan semester oleh pengawas dari dinas metode penelitian kualitatif jenis pendidikan dan kepala sekolah setiap deskriptif. Informan penelitian adalah minggunya.. Hanya saja hal yang satu orang guru bimbingan dan merusak manajemen bimbingan dan konseling di SMA Negeri 9 Padang. konseling di sekolah ini yaitu Teknik pengumpulan data yang mengenai sarana dan prasana yang digunakan dalam penelitian ini yaitu belum memadai, pembiayaan yang dengan wawancara. Teknik analisis belum mencukupi, evaluasi terhadap data yang digunakan yaitu reduksi program yang belum terjalani serta data, penyajian data dan penarikan kinerja personil bimbingan dan kesimpulan. konseling di sekolah tersebut belum maksimal. HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan fakta di atas, Berdasarkan hasil wawancara manajemen bimbingan dan konseling yang dilakukan di SMA Negeri 9 di sekolah dapat dikatakan belum Padang pada tanggal 21 November maksimal, maka urgensi artikel ini 2017 maka mendapatkan hasil bahwa yaitu untuk melihat profil manajemen perencanaan program pelayanan bimbingan dan konseling di SMA bimbingan dan konseling di SMA Negeri 9 Padang. Dengan demikian Negeri 9 Padang tersusun secara artikel ini akan membantu dalam sistematis. Hal tersebut dapat memperbaiki manajemen bimbingan diketahui dari penyusunan program dan konseling di sekolah dari sudut tahunan, program semesteran, pandang ilmu bimbingan dan program bulanan, program mingguan konseling. dan program harian. Pada penyusunan Berdasarkan latar belakang di program pelayanan bimbingan dan atas maka masalah pokok dalam konseling, guru BK/konselor terlebih penelitian ini dirumuskan sebagai dahulu melakukan studi kebutuhan berikut “Bagaimana profil atau need assessment yang diperoleh manajemen bimbingan dan konseling melalui aplikasi instrumentasi. di SMA Negeri 9 Padang?”. Tujuan Need assessment atau asesmen penelitiannya yaitu untuk men- kebutuhan merupakan proses yang deskripsikan profil manajemen kompleks dan tidak mudah bimbingan dan konseling di sekolah dilaksanakan (Anni, 2012). Rasio dilihat dari aspek: a) Perencanaan, guru bimbingan dan konseling dengan b)pelaksanaan, c) pengorganisasian, siswa sebesar 1:150 (Depdiknas, d) pepengawasan, e) akuntabilitas, 2007) juga menjadi kerumitan dalam dan f) faktor penghambat dan faktor melakukan asesmen kebutuhan. pendukung bimbingan dan konseling di sekolah. Penyusunan program bimbing- melayani seorang atau sejumlah an dan konseling terdiri dari jenis peserta didik melalui kegiatan di luar kegiatan, seperti jenis layanan BK kelas atau lapangan, pendekatan dan kegiatan pendukung. Adapun khusus, yaitu format kegiatan jenis-jenis layanan yang diberikan konseling yang melayani kepentingan yaitu layanan orientasi, informasi, peserta didik melalui pendekatan penempatan dan penyaluran, pe- kepada pihak-pihak yang dapat nguasaan konten, konseling memberikan kemudahan. perorangan, bimbingan kelompok, Adapun pelaksanaan pelayanan konseling kelompok, konsultasi, dan bimbingan dan konseling di SMA mediasi. Sedangkan kegiatan Negeri 9 Padang yaitu satu kali pendukung bimbingan dan konseling kegiatan layanan atau kegiatan yang digunakan yaitu aplikasi pendukung konseling berbobot instrumentasi, himpunan data, ekuivalen 2 (dua) jam pembelajaran, konferensi kasus, kunjungan rumah, volume keseluruhan kegiatan tampilan kepustakaan dan alih tangan pelayanan konseling dalam satu kasus. minggu minimal ekuivalen dengan Penyusunan program bimbing- beban tugas wajib konselor di an dan konseling tersebut disusun sekolah, program pelayanan berdasarkan materi bidang pengem- konseling yang direncanakan dalam bangan. Adapun bidang-bidang bentuk Satuan Layanan atau pengembangannya seperti bidang SATLAN dan Satuan Pendukung atau bimbingan pribadi, sosial, belajar dan SATKUNG dilaksanakan sesuai bidang bimbingan karir. dengan sasaran, substansi, jenis Program yang telah disusun kegiatan, waktu, tempat, dan pihak- akan dijabarkan dari program tahun, pihak yang terkait. Pelaksanaan semesteran, bulanan, minggu hingga kegiatan pelayanan konseling di program harian. Sedangkan dalam jam pembelajaran sekolah dan perencanaan format kegiatan pada di luar jam pembelajaran sekolah. program pelayanan bimbingan dan Pengorganisasian bimbingan konseling di SMA Negeri 9 Padang dan konseling di SMA Negeri 9 sebagai berikut individual, yaitu Padang telah tersusun secara format kegiatan konseling yang sistematis. Adapun pengorganisasian melayani peserta didik secara bimbingan dan konseling di SMA perorangan, kelompok yaitu format Negeri 9 Padang seperti adanya kegiatan konseling yang melayani personil-personil bimbingan dan sejumlah peserta didik melalui konseling yang saling bekejasama suasana dinamika kelompok, klasikal untuk kelancaran dari proses yaitu format kegiatan konseling yang pelayanan bimbingan dan konseling melayani sejumlah peserta didik di sekolah tersebut. Personil- personil dalam satu kelas, lapangan yaitu bimbingan dan konseling bekerja format kegiatan konseling yang sesuai dengan tugas dan tanggung jawab yang menjadi wewenang dari Sedangkan akuntabilitas manajemen masing- masing personil. menitik beratkan pada efisiensi dan Pengawasan pelayanan efektifitas dalam penggunaan dana, bimbingan dan konseling di SMA fasilitas, SDM dan sumber daya Negeri 9 Padang yaitu kegiatan lainnya. Akuntabilitas manajemen di pelayanan konseling di sekolah SMA Negeri 9 Padang ini dapat dipantau, dievaluasi, dan dibina dirinci lagi menjadi akuntabilitas melalui kegiatan pengawasan, keuangan, fasilitas, administrasi, dan pengawasan kegiatan pelayanan sumber daya manusia. konseling dilakukan secara interen Faktor penghambat dan oleh kepala sekolah dan eksteren oleh pendukung bimbingan dan konseling pengawas sekolah bidang konseling. di SMA Negeri 9 Padang. Pertama, Fokus pengawasan adalah untuk faktor penghambat pelayanan melihat kemampuan profesional bimbingan dan konseling yaitu waktu, konselor dan implementasi kegiatan hambatan ini disebabkan karena pelayanan konseling yang menjadi bimbingan dan konseling tidak kewajiban dan tugas konselor di diberikan waktu untuk melakukan sekolah, pengawasan kegiatan pelayanan sesuai dengan waktu yang pelayanan konseling dilakukan secara ditetap dalam program. berkala dan berkelanjutan serta hasil Sedangkan pada program pengawasan didokumentasikan, pelayanan bimbingan dan konseling dianalisis, dan ditindaklanjuti untuk dilakukan 2 (dua) jam pembelajaran peningkatan mutu perencanaan dan dalam melakukan satu kegiatan pelaksanaan kegiatan pelayanan layanan. Hal ini menyebabkan proses konseling di sekolah. Sedangkan pemberian layanan tidak efektif pengawasan oleh pengawas dari dinas sehingga tujuan dalam layanan pendidikan dilaksanakan sekali dalam tersebut tidak tercapai. Biaya juga satu semester. menjadi faktor penghambat bagi Akuntabilitas layanan BK di kelancaran pelayanan bimbingan dan SMA Negeri 9 Padang yaitu di konseling di sekolah. laksanakannya akuntabilitas program Hal ini disebabkan dalam dan manajemen. Akuntabilitas pembuatan program, guru BK sangat program yaitu mengacu pada membutuhkan biaya dalam menyusun pertanggung jawaban berkenaan dari program terutama dalam mencetak hasil kegiatan bimbingan dan progam tersebut. Selain itu, biaya konseling yang telah dilaksanakan. juga diperlukan dalam pelaksanaan Guru BK di sekolah tersebut telah program tersebut. Akan tetapi bertanggung jawab terhadap hasil pembiayaan bimbingan dan konseling kegiatan bimbingan dan konseling di sekolah tersebut belum disediakan yang dilaksanakan yaitu diadakannya secara khusus oleh pihak sekolah. penilaian dan tindak lanjut dari Sarana dan prasana bimbingan dan layanan yang diberikan kepada siswa. konseling juga belum memadai seperti belum adanya ruangan program yang telah direncanakan, konseling kelompok, ruangan pengorganisasian bimbingan dan konfrensi kasus. Ruangan yang konseling yang jelas sehingga setiap tersedia hanya ruangan konseling personil memiliki tugas dan tanggung perorangan yang dikategorikan belum jawabnya masing-masing dalam memadai. Sedangkan alat untuk pelaksanaan pelayanan, kepengawas- pengumpulan data, penyimpanan an bimbingan dan konseling yang data, sarana teknis, sarana teknis dilakukan secara berkala, pelaksanaan, dan sarana tata laksana akuntabilitas bimbingan dan bimbingan sudah disediakan, namun konseling yang dilaksanakan secara belum memadai. baik oleh personil bimbingan dan Adapun faktor pendukung konseling, meminimalisir faktor pelaksanaan bimbingan dan konseling penghambat dan melengkapi faktor di SMA Negeri 9 Padang yaitu siswa pendukung bimbingan dan konseling secara aktif dan sukarela datang ke di sekolah. ruangan bimbingan dan konseling sehingga program yang telah disusun KESIMPULAN dapat berjalan dengan baik dan Berdasarkan hasil pembahasan efektif. Dengan demikian, program di atas maka dapat disimpulkan yang telah disusun dapat dilaksanakan bahwa manajemen bimbingan dan sesuai dengan waktu yang telah konseling di SMA Negeri 9 Padang ditentukan dengan jenis kegiatan dan cukup baik. Hal ini tergambar dari materi bidang pengembangan yang perencanaa, pelaksanaan, pengorgani- telah ditetapkan. sasian, kepengawasan dan akuntabili- Menurut (Febriani & Triyono, tas bimbingan dan konseling di 2018) setiap kegiatan bimbingan dan sekolah tersebut sudah berjalan sesuai konseling dilaksanakan melalui tahap dengan prinsip serta aturan dari perencanaan kegiatan, pelaksanaan pelayanan bimbingan dan konseling kegiatan, penilaian hasil kegiatan semestinya. Akan tetapi manajemen analisis hasil penilaian dan tindak di sekolah tersebut sangat di lanjut. Hal ini tentu saja tidak terlepas pengaruhi oleh faktor penghambat dari manajemen bimbingan dan yang menjadikan manajemen konseling. bimbingan dan konseling tidak efektif Beberapa hal yang harus di sekolah tersebut dan faktor dilaksanakan dalam manajemen pendukung bimbingan dan konseling bimbingan dan konseling sehingga yang berkontribusi dalam pelayanan bimbingan dan konseling melancarkan jalannya manajemen dapat berjalan dengan baik yaitu bimbingan dan konseling di SMA adanya perencanaan program yang Negeri 9 Padang. sesuai dengan kebutuhan peserta Program bimbingan dan didik, pelaksanaan bimbingan dan konseling di SMA Negeri 9 Padang konseling yang sesuai dengan mempunyai tujuan untuk membantu siswa dalam usaha pengembangan Berbantuan Sistem Informasi kehidupan pribadi, sosial, belajar dan Manajemen Di SMA Negeri Kota bidang karir. Dalam pelayanan dan Semarang. Educational konseling diharapkan siswa mampu Management, 1(1). untuk mencapai pengembangan Depdiknas. 2006. Permendiknas potensi yang dimiliki secara optimal. Nomor 22 /2006 tentang Standar Dalam pelaksanaan program yang ada Isi untuk Satuan Pendidikan pada layanan bimbingan konseling di Dasar dan Menengah. Jakarta: SMA Negeri 9 Padang adanya Depdiknas. partisipasi dan dukungan pihak yang Febriani, R. D., & Triyono, T. (2018). terkait antara lain pihak sekolah yaitu Faktor Penghambat Pelaksanaan bantuan dan dukungan material dan Evaluasi Program Bimbingan dan spritual demi tercapainya suasana Konseling oleh Guru Bimbingan pendidikan yang menyenangkan, guru dan Konseling. Jurnal dan wali kelas dapat kontribusi dalam Counseling Care, 2(1), 21–27. penanganan membantu permasalahan Kartadinata, Sunaryo. 2004. Arah dan yang dialami oleh siswa, tenaga Tantangan Bimbingan dan kependidikan yang ada di sekolah Konseling Profesional: Proposisi agar turut berperan serta dalam Historik-Futuristik. Bandung: pelaksanaan dibidang administrasi UPI. yang dibutuhkan, peran serta siswa, Peraturan Menteri Pendidikan dan dan seluruh unsur-unsur yang ada Kebudayaan Republik Indonesia disekolah agar dapat memahami dan Nomor 111 Tahun 2014 Tentang menempatkan fungsi bimbingan Bimbingan dan Konseling Pada konseling secara nyata, ikhlas dan Pendidikan Dasar dan penuh rasa tanggung jawab. Pendidikan Menengah. Jakarta: Dengan demikian dapat Kemdikbud. disimpulkam bahwa bimbingan dan Panduan Operasional BK. (2016). konseling di SMA Negeri 9 padang Panduan Operasional sesuai dengan prinsip-prinsip dalam Penyelenggaraan Bimbingan dan manajemen pelayanan bimbingan dan Konseling Sekolah Menengah konseling meliputi planning, Atas | i. organizing, staffing, leading & Triyono, T., & Febriani, R. D. controlling, hanya saja penerapannya (2018a). Pentingnya Pemanfaatan yang belum maksimal. Teknologi Informasi oleh Guru Bimbingan dan Konseling. DAFTAR RUJUKAN JUANG: Jurnal Wahana Konseling, 1(2). Anni, C. T. (2012). Need Assesment Triyono, T., & Febriani, R. D. Model Penyusunan Program (2018b). Persepsi Peserta Didik Bimbingan dan Konseling Sekolah Menengah Atas Bidang Bimbingan Belajar Terhadap Pendidikan Lanjutan. Edudikara: Jurnal Pendidikan Dan Pembelajaran, 3(1), 70–77. Zamroni, E., & Rahardjo, S. (2015). Manajemen bimbingan dan konseling berbasis permendikbud nomor 111 tahun 2014. Jurnal Konseling Gusjigang, 1(1).