Anda di halaman 1dari 9

OBSERVASI DAN WAWANCARA DI SMA PGRI 1 BANJARMASIN

Oleh:
Elisa Futri (2102020055)

Universitas Islam Kalimantan Muhammad Arsyad Al-Banjari


Jln. Adhyaksa No. 2
Gmail :
elisafutri5@gmail.com

Abstrak
Manajemen bimbingan dan konseling adalah segala upaya atau cara yang digunakan
untuk mendayagunakan secara optimal semua komponen atau sumber daya (tenaga,
dana, sarana prasarana) dan sistem informasi berupa himpunan data bimbingan dan
konseling untuk menyelenggarakan pelayanan bimbingan dan konseling dalam
rangka mencapai tujuan yang telah ditentukan. Permendikbud Nomor 111 Tahun
2014 diterbitkan untuk menjadi acuan baru pelaksanaan tata kelola bimbingan dan
konseling mulai dari planning, organizing, staffing, leading dan controlling. Dalam
manajemen Bimbingan Konseling para guru BK dan coordinator BK sudah
membuat perencanaan yang harus dilaksanakan, dievaluasi, dianalisis dan
ditindaklanjuti yang direncanakan mulai dari pelayanan dasar bimbingan terdiri dari
pemahaman diri dan lingkungan; mampu menangani atau memenuhi kebutuhan dan
masalah, mampu mengembangkan diri dalam mencapai tujuan hidup.

Abstarct
Guidance and counseling management are all efforts or methods used to optimally
utilize all components or resources (manpower, funds, infrastructure) and
information systems in the form of guidance and counseling data sets to provide
guidance and counseling services in order to achieve predetermined goals. .
Permendikbud Number 111 of 2014 was issued to become a new reference for the
implementation of guidance and counseling governance starting from planning,
organizing, staffing, leading and controlling. In the management of Guidance and
Counseling, BK teachers and BK coordinators have made plans that must be
implemented, evaluated, analyzed and followed up which are planned starting from
basic guidance services consisting of self-understanding and the environment; able to
handle or fulfill needs and problems, able to develop themselves in achieving life
goals.

Keywords: Bimbingan dan Konseling, Guru BK, Manajemen

PENDAHULUAN
Menurut Dira Yulmi, dkk (2017:3) menyatakan bahwa: “Guru bimbingan dan konseling
berkonsultasi dengan guru mata pelajaran, wali kelas, orang tua dan kepala sekolah terkait
program bimbingan dan konseling.” Menurut Permendikbud 111 Tahun 2014 tentang Bimbingan
dan Konseling pada Pendidikan Dasar dan Menengah. Menjelaskan bahwa: Kolaborasi
dilaksanakan oleh konselor dengan stakeholder sekolah seperti kepala sekolah, guru mata
pelajaran, wali kelas, orang tua, komite sekolah, ataupun perusahaan dan lembaga yang
menunjang materi layanan bimbingan dan konseling. Konselor merupakan pihak yang memiliki
kemampuan dan keahlian tersebut dalam menyelenggarakan layanan bimbingan dan konseling.
Adapun menurut Badan Standar Nasional Pendidikan (2006:6) dijelaskan bahwa: Layanan
konsultasi yaitu layanan yang membantu peserta didik atau pihak lain dalam memperoleh
wawasan, pemahaman, dan cara-cara yang perlu dilaksanakan dalam menangani kondisi dan atau
masalah peserta didik Terkait tentang layanan konsultasi dengan guru-guru. Peran dan tanggung
jawab guru mata pelajaran dalam pelaksanaan bimbingan dan konseling di sekolah sangat
diharapkan dalam pelaksanaan layanan konsultasi bimbingan dan konseling di sekolah.
Konsultasi dengan guru mata pelajaran memberikan kontribusi bagi guru bimbingan dan
konseling dalam memantau sejauhmana perkembangan peserta didik saat proses pembelajaran di
kelas.
Bimbingan dan konseling diselenggarakan di sekolah sebagai bagian dari keseluruhan usaha
sekolah dalam rangka mencapai tujuan pendidikan. Sebagai sub-sistem pendidikan di sekolah,
bimbingan dan konseling dalam pelaksanaannya tidak pernah lepas dari perencanaan yang
seksama dan bersistem. Sebagai suatu kegiatan, apabila dilakukan secara sembarangan, tak
terencana, dapat dipastikan hasilnya tidak akan diketahui secara pasti. Apabila bimbingan dan
konseling tidak dilakukan secara terencana dan sembarangan maka tidak akan dapat diketahui
seberapa hasil yang telah dicapai dalam konteks kontribusinya bagi pencapaian tujuan
pendidikan di sekolah. Sedangkan program itu merupakan rencana kerja. konsep dan peran yang
ideal, karena dengan berfungsinya bimbingan dan konseling secara optimal semua kebutuhan
dan permasalahan siswa di sekolah akan dapat ditangani dengan baik. Suatu program pelayanan
bimbingan dan konseling di sekolah tidak mungkin akan tersusun, terselenggara dan tercapai
apabla tidak dikelola dalam suatu sistem manajemen yang bermutu.
Selanjutnya dengan manajemen bimbingan dan konseling yang sistematis dan terarah yang
baik pada gilirannya akan memberikan panduan pelaksanaan kegiatan bimbingan konseling
sekaligus menghilangkan kesan bahwa konselor bekerja secara insidental dan bersifat kuratif
semata-mata. Sehubungan dengan konsep manajemen maka penerapan atau implementasi
manajemen bimbingan dan konseling merupakan salah satu manifestasi suatu kegiatan yang
sistematis tentang bagaimana merencanakan suatu aktifitas bimbingan dan konseling, bagaimana
menggerakkan sumber daya manusia yang ada dalam organisasi bimbingan dan konseling untuk
mencapai tujuan, mengawasi bagaimana kegiatan bimbingan dan konseling berjalan dan menilai
kegiatan bimbingan dan koseling.

METODE
Pelaksanaan penelitian menggunakan metode penelitian dengan cara wawancara. Sumber
data pada penelitian ini diperoleh dari Guru Bimbingan dan Konseling SMA PGRI 1
Banjarmasin. Wawancara merupakan salah satu teknik yang dapat digunakan untuk
mengumpulkan data penelitian. Metode wawancara/interview juga merupakan proses
memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara Tanya jawab sambil bertatap muka
antara pewawancara dengan responden/ orang yang di wawancarai, dengan atau tanpa
menggunakan pedoman (guide) wawancara. Dalam wawancara tersebut biasa dilakukan secara
individu maupun dalam bentuk kelompok, sehingga di dapat data informatik yang orientik. Data
yang diperoleh dari wawancara umumnya berbentuk pernyataan yang
menggambarkanpengalaman, pengetahuan, opini dan perasaan pribadi.

PEMBAHASAN
Kegiatan bimbingan dan konseling merupakan bentuk kegiatan yang mengatur cara kerja,
prosedur kerja, dan mekanisme kegiatan bimbingan dan konseling yang bertujuan untuk
meningkatkan efektifitas dan efesiensi, sehingga menjalin kerjasama dengan personel sekolah
dalam menciptakan tujuan pendidikan yang berorientasi pada perkembangan peserta didik di
sekolah, hal tersebut menjadi sebuah tantangan pada konselor/guru bimbingan dan konseling itu
sendiri untuk bisa menjawab tantangan tersebut dengan kinerja yang maksimal. Akan tetapi,
berbagai macam permasalahan muncul terkait pelaksanaan bimbingan dan konseling di sekolah.
Munculnya masalah-masalah yang terjadi saat ini karena berbagai macam faktor, baik faktor
yang berasal dari guru bimbingan dan konseling itu sendiri (internal), maupun dari luar guru
bimbingan dan konseling (eksternal).
Pada survei yang dilakukan di SMA PGRI 1 BANJARMASIN. Pada hari Kamis Tanggal 15
Desember 2022, dengan wawancara guru bimbingan dan konseling, diperoleh informasi bahwa
di SMA PGRI 1 BANJARMASIN ada beberapa masalah yang mempengaruhi penerapan
dukungan sistem pada pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling yaitu: Pelayanan
bimbingan dan konseling melibatkan banyak unsur yang mampu membantu perkembangan
peserta didik secara utuh dalam kerja kolaboratif. Pihak-pihak yang terlibat dalam bimbingan
dan konseling misalnya konselor, guru, tenaga medis, prikolog, psikiater, orang tua, secara
pribadi, dan praktisi.
Kolaborasi dengan berbagai pihak dapat memperlancar serta mendukung layanan bimbingan
dan konseling, mengingat guru bimbingan dan konseling tidak bisa bekerja sendiri yang artinya
membutuhkan bantuan atau dorangan dari berbagai pihak yang dapat mendukung penuh
kegiatan-kegiatan bimbingan dan konseling di sekolah. Adapun hal lain yang dapat membantu
dalam melaksanakan kolaborasi ialah pada manajemen bimbingan dan konseling, di SMA PGRI
1 BANJARMASIN mengelola pelaksanaakn bimbingan dan konseling dengan mendayagunakan
semua sumber daya yang ada di sekolah yang melalui pengaturan dan fungsi manajemen
bimbingan dan konseling. Manajemen bimbingan dan konseling yang baik diharapkan dapat
mendukung sistem bimbingan dan konseling di sekolah berjalan efektif dan efisien dalam
mencapai tujuan kegiatan bimbingan dan konseling, serta dapat menegakkan akuntabilitas
bimbingan dan konseling di sekolah.
Manajemen bimbingan dan konseling yang dilaksanakan di SMA PGRI 1 Banjarmasin pada
dasarnya dilakukan sesuai dengan arahan kepala sekolah dan tujuan yang telah ditetapkan.Tujuan
utama dari bimbingan dan konseling itu sendiri yaitu fokus terhadap perkembangan peserta
didik. Dalam pelaksanaannya secara teknis BK menghubungi guru/wali kelas atau BK terjun
langsung menemui peserta didik maupun sebaliknya hal ini dikarenakan bahwa BK tidak masuk
pada program kurikulum yang sedang berlaku. Sedangkan untuk evaluasi bimbingan dan
konseling dilakukan bersama dengan kepala sekolah.
Dalam konteks pelayanan bimbingan dan konseling (BK), manajemen dapat berarti proses
perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan aktifitas-aktifitas pelayanan
bimbingan dan konseling, serta penggunaan sumber daya lainnya untuk mencapai tujuan yang
telah ditetapkan. Pelayanan BK mengupayakan agar tercapainya efektivitas dan efisiensi serta
tercapainya tujuan. Pelayanan bimbingan dan konseling di SMA PGRI 1 BANJARMASIN
terlaksana melalui sejumlah kegiatan bimbingan. Kegiatan-kegiatan tersebut diselenggarakan
melalui suatu program bimbingan (guidance program). Secara umum program bimbingan
merupakan suatu rancangan atau rencana kegiatan yang akan dilaksanakan dalam jangka waktu
tertentu.

HASIL OBSERVASI DAN WAWANCARA


Setelah kami melakukan observasi ke SMA PGRI 1 BANJARMASIN, didapat hasil
penelitian seperti Visi Misi Sekolah dan BK, Rencana jangka pangjang, pengorganisasian BK
disekolah, pelaksanaan BK disekolah, dan money (instrument yang digunakan), hasil penelitian
tersebut akan dijabarkan seperti dibawah ini.

1. VISI MISI SEKOLAH DAN BK


- VISI MISI SEKOLAH SMA PGRI 1
Visi misi sekolah PGRI 1, visi sekolahnya adalah Cerdas, Mandiri, Kreatif, dan
Berwawasan Lingkungan untuk Meraih Prestasi

a) Dan misi sekolahnya adalah Melaksanakan pembelajaran dan bimbingan secara efektif
dan efisien sehingga setiap siswa berkembang secara optimal sesuai dengan potensi yang
dimilikinya;
b) Melaksanakan program pembinaan jasmani dan rohani dalam rangka meningkatkan iman
dan taqwa, serta mewujudkan akhlak terpuji;
c) Menumbuhkan kreativitas setiap warga sekolah secra intensif dan berkesinambungan;
d) Menciptakan lingkungan pembelajaran yang kondusif dalam upaya meningkatkan mutu
pembelajaran
e) Meningkatkan pelayanan secara profesional dan proporsional;
f) Meningkatkan prestasi siswa, baik melalui kegiatan intrakurikuler maupun
ekstrakurikuler;
g) Menerapkan manajemen partisipatif seluruh warga sekolah;
h) Meningkatkan sikap kepedulian siswa terhadap lingkungan dimanapun berada.

- VISI BK DISEKOLAH
Pelaksanaan bimbingan dan konseling di SMA memiliki visi yaitu terwujudnya
kehidupan pribadi-sosial-individu sesuai dengan nilai-nilai luhur kemanusiaan yang
membahagiakan sesuai dengan karakter bangsa melalui tersedianya pelayanan bantuan
dalam pemberian dukungan perkembangan dan pengentasan masala agar peserta didik
berkembang secara optimal, mandiri, mampu mengendalikan diri dan bahagia.

- MISI BK DISEKOLAH
Pelaksanaan bimbingan dan konseling di SMA memiliki Misi sebagai berikut:
a) Misi Pendidikan, yaitu misi pelayanan BK yang memfasilitasi pengembangan peserta
didik/sasaran layanan melalui pembentukan perilaku efektif-normatif dan berkarakter
cerdas dalam kehidupan keseharian dan masa depan melalui upaya pendidikan yang
dijalani peserta didik/sasaran layanan.
b) Misi Pengembangan, yaitu misi pelayanan BK yang memfasilitasi pengembangan dan
kompetensi peserta didik/ sasaran layanan yang berkarakter cerdas di dalam lingkungan
sesuatu pendidikan, keluarga dan masyarakat.
c) Misi Pengentasan masalah, yaitu misi Pelayanan BK yang memfasilitasi pengentasan
masalah peserta didik/sasaran layanan yang mengacu pada kehidupan efektif dan
berkarakter cerdas sehari-hari.

2. RENCANA JANGKA PANJANG


Tidak ada perencanaan karena guru BK di PGRI 1 hanya 1 orang saja maka tidak ada
perencanaan karena permasalahan nya di luar Bimbingan Konseling
3. PENGORGANISASIAN BK DISEKOLAH
Ada kepala sekolah, menggunakan originator bk, untuk pengordinasian bk, hmj bk
biasanya

4. PELAKSANAAN BK DISEKOLAH
Yang melaksanakan layanan bk hanya 1 guru saja yaitu ibu nadia, untuk tahun ini ibu
nadia tidak ada kelas mengajar di karena kan jam pembelajaran lainnya full, karna guru
BK tidak di wajibkan masuk kelas, hambatan bk lebih tidak tidak ada, yang mendukung
pelasanaan bk ada kepala sekolah

5. MONEY (INSTRUMEN YANG DIGUNAKAN)


Biasanya di bk klasikal instrument nya lebih ke penilaian pada siswa, instrument yang
biasa di gunakan ada supervisi wawancara/observasi siswa nya aktif atau tidak, kriteria
penilainnya biasanya ada S1 S2 S3 tergantung RPL yang kita buat,biasanya aktif atau
tidak aktif siswanya

PENUTUP

Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa Manajemen bimbingan dan konseling
adalah segala upaya atau cara yang digunakan untuk mendayagunakan secara optimal semua
komponen atau sumber daya (tenaga, dana, sarana prasarana) dan sistem informasi berupa
himpunan data bimbingan dan konseling untuk menyelenggarakan pelayanan bimbingan
dan konseling. Dimana Manajemen bimbingan dan konseling yang dilaksanakan di SMA
PGRI 1 Banjarmasin pada dasarnya dilakukan sesuai dengan arahan kepala sekolah dan
tujuan yang telah ditetapkan. Pelayanan bimbingan dan konseling di SMA PGRI 1
BANJARMASIN terlaksana melalui sejumlah kegiatan bimbingan. Kegiatan-kegiatan
tersebut diselenggarakan melalui suatu program bimbingan (guidance program). 

Pelaksanaan penelitian menggunakan metode penelitian dengan cara wawancara.


Sumber data pada penelitian ini diperoleh dari Guru Bimbingan dan Konseling SMA PGRI
1 Banjarmasin. Dengan menggunakan metode wawancara tersebut didapat hasil penelitian
seperti Visi Misi Sekolah dan BK, Rencana jangka pangjang, pengorganisasian BK disekolah,
pelaksanaan BK disekolah, dan money (instrument yang digunakan)
DAFTAR PUSTAKA
Yusuf, A. M. (2014). Kuantitatif, Kualitatif, & Penelitian Gabungan. Jakarta: Kencana

Zamroni, E., & Rahardjo, S. (2015). Manajemen bimbingan dan konseling berbasis

permendikbud nomor 111 tahun 2014. Jurnal konseling gusjigang, 1(1).

Teti Ratnawulan, S. (2016). Manajemen Bimbingan Konseling Di SMP Kota Dan Kabupaten

Bandung. JURNAL EDUKASI: Jurnal Bimbingan Konseling, 2(1), 1-17.

Anda mungkin juga menyukai