Anda di halaman 1dari 8

Evaluasi program kerja Bimbingan Konseling di

MAN 2 Model Makassar

Nirwana
Bimbingan Konseling, UNM
Email: nirwanamasdar@gmail.com

(Diterima: 00-bulan-2016; di revisi: 00-bulan-2016; dipublikasikan: 00-bulan-2016)

ABSTRAK

Studi ini menelaah tentang evaluasi program kerja bimbingan dan konseling di Man 2 Model Makassar yang
meliputi komponen program layanan dasar, responsif, perencanaan individual dan dukungan sistem. Tujuan
penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran perencanaan, pelaksanaan dan gambaran evaluasi serta untuk
mengetahui faktor pendukung dan penghambat program BK di MAN 2 Model Makassar. Penelitian ini
menggunakan pendekatan kualitatif dengan teknik pengumpulan data melalui wawancara, FGD (focus group
discussion) dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (i). Perencanaan program bimbingan dan konseling
yang dilakukan di MAN 2 Model Makassar digambarkan sebagai berikut: a) program BK dibuat berdasarkan
referensi hasil diklat dan seminar yang diikuti, b) kurangnya analisis terhadap need assessment, pembagian tugas
guru BK jelas dari sekolah d) visi misi , tujuan dan deskripsi kebutuhan tertuang pada dokumen wajib guru BK, e)
sarana dan prasarana di MAN Model Makassar telah memenuhi standar. (ii) Pelaksanaan Program BK di MAN
Model Makassar digambarkan yaitu: a) Layanan dasar meliputi : 1) Guru BK hanya melakukan bimbingan pada
kelas besar, 2) guru BK tidak proaktif. 3) layanan klasikal tidak ada b) Layanan responsif meliputi : 1) layanan BK
tidak memiliki catatan kejadian , 2) guru BK memberikan layanan tanpa materi dan RPBK, c) Perencanaan
individual meliputi; 1) pemberian psikotes,2) kolaborasi terkait dengan sekolah lanjutan. d) Dukungan sistem
meliputi : 1) memfasilitasi pendaftaran jalur undangan ,2) tidak aktif MGBK. (iii) Evaluasi program BK di MAN
Model Makassar digambarkan sebagai berikut: a.laporan evaluasi dilakukan secara lisan, b. pemahaman tentang
evaluasi program BK belum terpahami dengan baik, c. tidak adanya laporan evaluasi sistematis dan terdokumentasi.
(iv) Faktor pendukung yaitu: a). ragam dan karakteristik peserta didik, b) sarana dan prasarana, c) dukungan moral
pimpinan. Adapun faktor penghambat, yaitu : a) waktu, b) praksis keilmuan bimbingan dan konseling, c) jumlah
siswa bimbingan, d) komitmen yang rendah.

Kata kunci : Evaluasi, Bimbingan Konseling

ABSTRAK

NIRWANA. The Evaluation of Counseling Guidance Work Program in MAN 2 Model Makassar in 2018.
(Supervised by Arifin Ahmad dan Abdullah Pandang).

This study aims to determine the gap between the performances of counseling guidance work program in
MAN 2 Model Makassar with predetermined standards. This study uses of the Regulation of the Minister of
Education and Culture No 111 of 2014 on Counseling Guidance on Basic Education and Secondary Education. This
study is an evaluation study. The approaches used are a qualitative approach with interview data collection
techniques, FGD and documentation. This study focuses on planning, execution and evaluation as well as inhibiting
and supporting work guidance and counseling programs. Based on the analysis of the results of the evaluation of
counseling guidance work program in MAN 2 Makassar is still far from the standard. The results of this study
recommends to the counselors to improve the quality of counseling guidance program implementation so as to
provide a positive influence for students.

Keyword: program evaluation ; counseling guidance

Copyright © 2017 Universitas Negeri Makassar. This is an open access article under the CC BY-NC-ND license
(http://creativecommons.org/licenses/by-nc-nd/4.0/).
A. Pendahuluan Eksistensi bimbingan dan konseling di
dunia pendidikan Indonesia mengalami
Pemerintah telah mengupayakan
perkembangan yang cukup signifikan dengan
penyempurnaan sistem pendidikan, hal
berbagai program Bimbingan dan konseling
tersebut terlihat jelas melalui perubahan atau
yang merupakan bagian integral satuan
revisi kurikulum, penambahan fasilitas
pendidikan, memiliki komponen program
pendidikan dan peningkatan kualitas
yang terdiri dari dari layanan dasar, responsif,
pendidikan di sekolah, penyelenggaraan
perencanaan individual, dan dukungan sistem
pendidikan bukan kegiatan yang sederhana,
ditambah dengan strategi layanan yang
dampak pendidikan akan meliputi banyak
sebelumnya dilakukan asesmen sebelum
orang dan menyangkut banyak aspek, olehnya
layanan diberikan. Seperangkat komponen
itu Kegiatan pendidikan harus dievalauasi agar
tersebut saling terkait yang umumnya
dapat dikaji kekurangan-kekurangan.
ditujukan untuk mengembangkan potensi,
Kegiatan evaluasi terkadang karakter, dan kemandirian siswa dan akan
terabaikan, mengingat banyak hal yang terkait menjadi pertanyaan sendiri jika program
dan membutuhkan kemampuan analisis tersebut tidak dianalisis dan di evaluasi
singkronisasi data, fakta, kondisi maupun
Mendesain evaluasi yang baik dan
sumber daya. Untuk mengetahui dan
menganalisis hasilnya mampu meningkatkan
mengukur tingkat ketercapaian tujuan
efektivitas arah produktif potensial, dan
khususnya bimbingan dan konseling, perlu
kinerja selanjutnya, dengan menyediakan
dilakukan evaluasi secara terarah dan
informasi yang relevan untuk pembuat
berkesinambungan. Pada hakekatnya evaluasi
kebijakan, evaluasi dapat membantu menata
diyakini sangat berperan dalam upaya
seperangkat prioritas, mengarahkan alokasi
meningkatkan kualitas operasional suatu
sumber dana, memfasilitasi dan modifikasi
program dan berkontribusi penting dalam
penajaman struktur program dan aktivitas
memandu pembuat kebijakan, guru
yang nantinya memberi sinyal akan kebijakan
BK/konselor, guru mata pelajaran, orang tua,
penataan ulang personil sumber daya yang
staff tenaga pendidikan dan peserta didik
dimiliki.
sendiri.
Studi ini bertujuan untuk menelaah B. Material dan Metode
program kerja bimbingan dan konseling yang
1. Ruang lingkup bimbingan dan konseling
objeknya adalah satuan pendidikan MAN
Perkembangan bimbingan dan
Model Makassar yang merupakan sekolah
konseling Indonesia telah mengalami berbagai
dibawah pengorganisasian Kementrian
perubahan yang signifikan baik dari segi
Agama. Kurikulum yang diterapkan tidak jauh
keilmuan, praktis program, dan kompetensi
berbeda dengan sekolah umum yang lain,
sumber daya guru pembimbing atau konselor,
penambahan kompetensi Agama Islam
berikut berbagai definisi bimbingan yang
merupakan identitas tersendiri yang menjadi
dikemukakan oleh berbagai ahli.
visi dan misi MAN Model Makassar. Peran
Pendapat lain dikemukakan oleh
serta program bimbingan dan konseling
Sukardi (2009: 37) menyatakan bahwa
merupakan pendukung utama yang diharapkan
bimbingan adalah proses pemberian bantuan
mampu meningkatkan potensi peserta didik
yang diberikan oleh konselor (guru
dan berakhlakul karimah serta mencapai
pembimbing) kepada seseorang atau
perkembangan kemandirian peserta didik.
sekelompok orang agar menjadi pribadi yang
Evaluasi pada program kerja mandiri. Gladding (2006: 66) juga
merupakan bagian dari komponen program berpendapat mengenai bimbingan yakni:
yang harus dilakukan konselor/ guru BK yang “Guidance is a point of view in
education that emphasizes the total
tentu saja memiliki format dan teoritik dalam
development of individual students and
pengaplikasiannya. Teori diskrepansi utilizes instructional services to help
students develop their abilities and
mewarnai dalam perjalanan analisis penelitian
learn to cope. Guidance also deals
ini sebagai kerangka konseptual menganalisis with helping individuals learn to make
choices”.
program kerja BK di MAN Model Makassar,
meski penulis membuat indikator dan kriteria Berdasarkan Permendikbud Nomor
tersendiri dalam mengevaluasi program kerja 111 Tahun 2014 tentang Pedoman Bimbingan
bimbingan dan konseling. Tulisan ini akan Konseling terdapat beberapa istilah
memberikan gambaran tentang evaluasi didalamnya sebagai berikut :
program kerja bimbingan dan konseling di 1. Bimbingan dan Konseling sebagai bagian
MAN Model Makassar integral dari pendidikan adalah upaya
memfasilitasi dan memandirikan peserta
didik dalam rangka tercapainya serta mencapaikemandirian dalam
perkembangan yang utuh dan optimal. kehidupannya.
2. Layanan Bimbingan dan Konseling adalah 6. Konselor atau Guru Bimbingan dan
upaya sistematis, objektif, logis, dan Konseling di satuan pendidikan bertugas
berkelanjutan serta terprogram yang merencanakan, melaksanakan,
dilakukan oleh konselor atau guru BK mengevaluasi dan melakukan tindak lanjut
untuk memfasilitasi perkembangan peserta layanan bimbingan dan konseling.
didik/Konseli untuk mencapai kemandirian, 2. Evaluasi dalam bimbingan dan konseling
dalam wujud kemampuan memahami, Evaluasi dihadirkan untuk
menerima, mengarahkan, mengambil mengembangkan program bimbingan dan
keputusan, dan merealisasikan diri secara konseling menjadi baik, dan yang paling sulit
bertanggung jawab sehingga mencapai adalah menentukan sebuah model yang baik
kebahagiaan dan kesejahteraan dalam dan benar untuk melakukan sebuah format
kehidupannya. evaluasi, sebagaimana sebuah jurnal yang
3. Konselor adalah pendidik profesional yang ditulis oleh Lison, J (2014:2) yaitu:
berkualifikasi akademik minimal Sarjana Sebuah alternatif metodologis dalam
pengembangan evaluasi program
Pendidikan (S-1) dalam bidang Bimbingan
bimbingan dan konseling yang
dan Konseling dan telah lulus Pendidikan ditawarkan oleh universitas Ireland
dengan mempertimbangkan beberapa
Profesi Guru Bimbingan dan Konseling/
alternatif metode evaluasi.
Konselor. Mengevaluasi program bimbingan dan
konseling merupakan upaya
4. Guru Bimbingan dan Konseling adalah
mengasosiasikan sifat sensitif, dimensi
pendidik yang berkualifikasi akademik kontekstual, eksplorasi serta
memastikan dengan benar data yang
minimal Sarjana Pendidikan (S-1) dalam
ada, hal itulah yang mendasari
bidang Bimbingan dan Konseling dan munculnya evaluasi bimbingan dan
konseling, riset ini mengeksplorasi
memiliki kompetensi di bidang Bimbingan
karakteristik iluminatif, serta berusaha
dan Konseling. untuk membahas batasan teoritik
dalam kajian ilmu bimbingan dan
5. Konseli adalah penerima layanan bimbingan
konseling.
dan konseling pada satuan pendidikan
dalam rangka realisasi tugas-tugas Pertemuan guru BK dengan siswa
perkembangan secara utuh dan optimal dalam hal ini sebagai konseli dalam
membicarakan perubahan perilaku adalah hal
dasar yang menjadi target evaluas baik proses melaksanakan berbagai layanan pada peserta
maupun hasil.evaluasi yang dijalankan dalam didik secara ilmiah, professional dan dapat
program bimbingan dan konseling tidaklah dipertanggungjawabkan.
bersifat diskriminatif tapi lebih mengarah Umumnya pelaksanaan pelayanan yang
kepada unsur pengembangan dan perbaikan diberrikan oleh guru BK pada MAN Model
layanan. Makassar bersifat temporer, dan bersifat
Kegiatan evaluasi program bimbingan “menunggu bola”, meski berada pada kondisi
dan konseling, guru BK harus dapat tersebut dengan kompetensi yang dimiliki
memberikan keseimpulan akhir,apakah guru BK senantiasa mengawal kondisi-
program maupun layanan yang dilakukan kondisi peserta didik agar mampu
berhasil atau tidak, dengan melihat indikator menyesuaikan diri dan mensukseskan program
dan karakteristik perubahan yang dialami oleh program pendidikan sekolah sekaitan dengan
peserta didik, serta sejauhmana keterlaksanaan pembinaan yang dilakukan pada MAN Model
program bimbingan dan konseling. Makassar.
Pelaksanaan program bimbingan dan Mewujudkan layanan sesuai dengan
konseling yang berkesinambungan dan standar yang telah diterbitkan oleh Dirjen
melewati prosedur evaluasi merupakan suatu GTK dengan pedoman operasional
kegiatan yang relatif sulit. Furqon (2014:34) pelaksanaan bimbingan dan konseling masih
menyatakan bahwa: terasa sulit, dikarenakan program sekolah
Kondisi ini terjadi karena program BK yang dicanangkan oleh unsur pimpinan beserta
komprehensif merupakan program
staf lebih diprioritaskan, dan tenaga konselor
yang terdiri atas komponen komponen
program yang disebut intervensi, di menghabiskan waktu untuk mensukseskan
mana program adalah suatu perangkat
program-program tersebut, mengingat
yang terstruktur dari intervensi dan
layanan yang didesain untuk mencapai program hasil perencanaan sekolah bagi guru
tujuan yang spesifik atau kumpulan
BK lebih mudah dna praktis untuk
kegiatan yang didesain agar peserta
pendidik belajar informasi baru atau dilaksanakan dan terlihat dibandingkan
keterampilan baru.
dengan program yang telah dicanangkan oleh
Implementasi sebuah program pedoman bimbingan dan konseling.
mengacu pada model model konseptual
Perumusan tujuan program dilakukan
tertentu, bermaksud untuk meningkatkan
dengan analisis yang baik berdasarkan bukti
kapasitas guru bimbingan dan konseling dalam
yang tak terbantahkan maka tujuan tercapai
dengan baik pula. masalah bisa timbul bila penelitian berupa data deskriptif kualitatif
tidak ada bukti nyata pencapaian program diperoleh dari FGD, Wawancara dan lembar
tujuan, atau jika beberapa tujuan telah tercapai Dokumentasi yang dilakukan oleh peneliti
tetapi yang lainnya dipertimbangkan sebagian pada guru dan siswa serta staf administrasi
lagi belum terlaksana, pada intinya bahwa dan unsur pimpinan.
rumusan tujuan harus realistis. (Whynne,
C. Hasil dan Pembahasan
2008: 57).
Kurikulum bimbingan yang
Pendekatan penelitian yang
dikembangkan oleh pemerintah juga menjadi
digunakan dalam penelitian ini adalah
dasar konsep untuk membuat program-
pendekatan kualitatif. Penelitian kualitatif
program pelayanan BK menjadi semakin baik
lebih bersifat deskriptif, yaitu data yang
yang komponen programnya diistilahkan
terkumpul berbentuk kata atau gambar,
layanan dasar dengan berbagai muatan materi
tidak mementingkan angka, tetapi lebih
seperti belajar berinteraksi secara positif dan
pada proses (Sugiyono, 2013:231).
efektif, sehingga mereka menjadi pelajar aktif
Penulisan menekankan pada aspek evaluatif
dan memperoleh lingkungan sekolah yang
bertujuan untuk mengetahui keterlaksanaan
positif memanfaatkan potensi penuh mereka
program bimbingan dan konseling, bukan
untuk mencapai tingkat keberhasilan
hanya pada kesimpulan sudah terlaksana
pendidikan, menerima dan memperbaiki diri,
dengan baik atau tidaknya, tetapi ingin
memahami dan menerima orang lain dan
mengetahui apakah yang menyebabkan
meningkatkan kemampuan komunikasi
suatu program sudah dapat
mereka, mengembangkan sikap dan perilaku
diimplementasikan dengan baik atau apa
positif, agar bisa mengejar kondisi hidup yang
yang menyebabkan belum terimplemetasi
aman dan sehat, mencapai kematangan yang
dengan baik (Suharsimi Arikunto, 2010:
diperlukan untuk membuat keputusan
37).
pendidikan dan kejuruan.
Kriteria evaluasi ditentukan dengan
pendekatan fidelity, yaitu kriteria telah D. Kesimpulan
ditentukan sebelum penelitian dilakukan.
Berdasarkan hasil analisis data dapat
Penyusunan kriteria mengacu pada
bahwa sistem evaluasi program layanan
Permendikbud No 111 tahun 2014 tentang
bimbingan dan konseling di MAN 2 Model
Pedoman Bimbingan Konseling. Data
Makassar, telah dilaksanakakan, hanya saja
kriteria yang telah ditetapkan dalam penelitian pada permintaan atau kondisi sekolah
ini menunjukkan kurang memenuhi standar yang terlihat.3) tidak proaktif dalam
permendikbud No 111 Tahun 2014. Hal ini program sekolah (kehadiran guru BK di
dapat disimpulkan mengenai penggambaran sekolah), 4) layanan klasikal ditiadakan
hasil penelitian sebagai kesimpulan antara mengingat padatnya jam pelajaran.
lain: a. Layanan responsif meliputi : 1) layanan
1. Perencanaan program BK yang dilakukan diberikan pada saat kejadian, 2) guru BK
di MAN Model Makassar digambarkan tidak menjadwalkan kegiatan layanan
sebagai berikut: a) Guru BK membuat konseling individual secara
formulasi perencanaan didasarkan pada berkelanjutan, 4) kolaborasi orang tua
referensi yang didapatkan pada hasil prosedurnya dimulai dengan wali kelas,
diklat dan seminar yang diikuti, b) kemudian dilanjutkan ke guru BK.
kurangnya analisis terhadap need b. Perencanaan individual meliputi; 1)
assessment dimana kebutuhan siswa pemberian psikotes oleh lembaga
selalu berubah, dan hanya berfokus pada tertentu, 2) kolaborasi dengan lembaga
aspek pendisiplinan, c) pembagian tugas terkait
guru BK telah terdeskripsikan secara jelas c. Dukungan sistem meliputi : 1)
pada surat keputusan yang dikeluarkan memfasilitasi pendaftaran jalur
oleh kepala madrasah,d) visi misi sekolah, undangan serta yang terkait dengan
tujuan dan deskripsi kebutuhan telah sekolah lanjuutan, 2) tidak aktif lagi di
tertuang secara jelas pada dokumen wajib MGBK.
guru BK, e) sarana dan prasarana telah 3. Evaluasi program BK di MAN Model
BK di MAN Model Makassar telah Makassar dapat digambarkan sebagai
memenuhi standar. berikut: a. evaluasi proses layanan
2. Pelaksanaan Program BK di MAN Model dilakukan secara langsung, pada satu kali
Makassar digambarkan sebagai berikut: a. kegiatan atau pertemun, b. evaluasi
Layanan dasar meliputi : 1) Guru BK terhadap program diserahkan sepenuhnya
hanya melakukan bimbingan pada kelas kepada pengawas atau kepala madrasah,
besar yaitu pada awal tahun ajaran ( c. pemahaman tentang evaluasi program
layanan orientasi), 2) Pelaksanaan BK belum terpahami dengan baik, d. tidak
program BK dilakukan hanya berdasar adanya laporan evaluasi secara sistematis
dan terdokumentasi, kegiatan hanya Furqon dan Aip Badrujaman.2014. Model
Evaluasi Layanan Dasar Berorientasi
dilaporkan secara lisan..
Akutabilitas.Jakarta: PT. Indeks.
4. Faktor yang mempengaruhi evaluasi
Liston, J. 2015. Evaluating A Guidance
program bimbingan dan konseling di Counsellor Education Programme, The
MAN 2 Model Makassar terdiri dari dua Methodological Complexities. Jurnal.
Procedia Social and Behavioral
faktor yaitu, faktor pendukung dan faktor Sciences (191) 1014 – 1018
pengahambat, adapun faktor pendukung Sugiyono. 2013. Metode Penelitian
yaitu: a). ragam dan karakteristik peserta Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.
Bandung: Alfabeta
didik, b) sarana dan prasarana, c)
dukungan moral pimpinan dan unsur Wynne S. 2008. Guidance and Counseling
PK-12 Teacher Certification
pimpinan. Adapun faktor penghambat, Exam.Boston: XAMonline National
yaitu : a) waktu, b) praksis keilmuan Education Association Of Evaluation
Systems testing ffiliates.
bimbingan dan konseling, c) jumlah siswa
bimbingan, d) komitmen yang rendah.

E. Ucapan Terima kasih


Puji syukur kehadirat Allah SWT ,
tak lupa penulis ucapkan terima kasih kepada
Direktur Program Pasca Sarjana UNM, ketua
Jurusan Program Bimbingan dan Konseling,
Pengelola Jurnal Bimbingan dan Konseling,
para responden yang telah meluangkan
waktunya untuk memberikan informasi data,
serta teman mahasiswa PPS UNM, semoga
Allah SWT meridhoi segenap aktivitas kita.

Daftar Pustaka

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.


2014. Peraturan Menteri Pendidikan
Nasional No. 111 Tahun 2014 tentang
Bimbingan dan Konseling pada
Pendidikan Dasar dan Pendidikan
Menengah. Jakarta. Kementerian
Pendidikan Kebudayaan

Anda mungkin juga menyukai