tentang ketidakcocokannya dengan perilaku konseli. Konfrontasi adalah keterampilan konselor untuk menunjukkan adanya kesenjangan, diskrepensi, atau inkongruensi dalam diri konseli dan kemudian konselor mengumpanbalikkan kepada konseli. SIFAT konfrontasi
Dapat digunakaan apabila hubungan
antara konselor dan konseli sudah terbina dengan baik dan sudah mencapai KEPERCAYAAN, jika tidak justru terjadi resistensi di pihak konseli. TUJUANNYA Confronting (Konprontasi)
• Untuk membantu proses
perkembangan konseli yang sementara ini nampak terganggu oleh adanya KESENJANGAN KESENJANGAN….. 1. Ketidak sesuaian antara ekspresi konseli tentang siapa dia dan apa yang diinginkannya. (real self atau self concept versus ideal self). 2. Ketidak sesuaian antara verbal konseli tentang dirinya (awareness atau ansight) dengan perilakunya. (Klien mengatakan satu pihak dia sangat memperhatikan pacarnya, tapi dalam pernyataan lain dia malas menghubungi) 3. Antara Dua Tingkahlaku Non Verbal (Kaki gemetar, sedangkan bibir tersenyum) 4. Antara dua orang atau lebih (Dia berkata begini, dan Anda mengatakan begitu..”) 5. Antara Pernyataan dan Tingkahlaku Non-Verbal (Konseli menyatakan bahwa dia sangat senang di runag konseling, tetapi wajahnya menunjukkan ketegangan dan gemetar) Contoh KALIMAT PERCAKAPAN Ce “Pak Rosidan, saya inginnya belajar ini nanti ingin menjadi ranking I di kelas, tapi saya itu kalau sudah membaca buku jadi mudah ngantuk atau kalau diajak teman-teman ngobrol saya ikutikutan saja, atau kalau diajak jalan-jalan teman saya langsung ikut.”
KET Kesenjangan apa?: antara diri actual (=mudah ngantuk, ikutikutan
saja) dan diri ideal (= menjadi ranking 1)
Co “Anda katanya ingin menjadi rangking 1, tapi anda mudah ngantuk
kalau sudah membaca buku? 3. Reassurance (Penguatan) Teknik yang dipergunakan untuk memperkuat atau mendukung pernyataan positif konseli agar iamenjadi lehih yakin dan percaya diri. Teknik ini juga dapat dipergunakan untuk mendorong diri konseli agar ia tabah dalam menghadapi hal-hal yang tidak menyenangkan bagi dirinya. 3 jenis : Reassurance dibedakan menjadi :
1. Prediction reassurance (penguatan prediksi),
yaitu penguatan yang dilakukan konselor terhadap pernyataan konseli yang berisi rencana positif yang akan dilaksanakan, Contoh: ”Bagus, apabila anda mau menolong teman anda, kemungkinan besar mereka juga akan menolong Anda”; Jika benar-benar Anda lakukan rencana itu, ….maka” (prediksi). 2. Postdiction reassurance (penguatan postdiksi) yaitu penguatan konselor lerhadap tingkah laku positif yang telah dilakukan klien dan tampak hasilnya.
Contoh: “Bagus sekali, setelah anda benusaha
belajar dengan keras, nilai anda menjadi lchih tinggi dari cawu kemarin”,
Semula konseli takut menghadapi sesuatu, tetapi
dengan keberaniannya ternyata ia berhasil juga menyelesaikan tugas yang selama ini ia takutkan. Konselor: “Bagus, ternyata apa yang Anda bayangkan selama ini tidak terbukti”. 3. Factual reassurance (penguatan faktual) yaitu penguatan yang dipergunakan konselor untuk mengurangi beban penderitaan psikologis (pengalaman yang tidak menyenangkan) konseli, karena pengalaman demikian tidak hanya konseli sendiri yang mengalaminya, akan tetapi akan dialami oleh semua orang.
Contoh: Pada saat konseli mengalami musibah, misalnya,
konselor dapat membantu meringankan beban konseli dengan memberikan dukungan faktual bahwa apa yang dialami konseli juga dapat dialami oleh orang lain dan merasakan seperti apa yang dirasakan konseli saat ini.” 4. Summary (Ringkasan)
• Keterampilan konselor untuk
mendapatkann kesimpulan atau ringkasan mengenai apa yang telah dikemukakan oleh konseli. • Okun (1987) mengemukakan bahwa summary adalah teknik yang dipergunakan konsetor untuk menyimpulkan hal-hal yang dikomunikasikan selama session bantuan dan hal-hal tersebut merupakan bagianbagian yang penting. Summary dibedakan menjadi dua (2 ) :
1. Kesimpulan bagian 2. kesimpulan akhir CONTOH Summary bagian :
Kesimpulan bagian dibuat pada percapakan
konseli dan konselor yang dipandang telah sampai pada titik penting, dan dibuat dengan menggunakan.
kata-kata, seperti: “untuk sementara ini….”, “sejauh
percakapan kita ini…..”, “sampai saat ini…”. CONTOH ; Summary Akhir Kesimpulan akhir dibuat setelah konselor menganggap bahwa percapakan telah sampai pada titik akhir Simpulan akhir merupakan review dari keseluruhan wawancara pada suatu sesi konseling. Menggunakan kata-kata pendahuluan, seperti:“dari awal dan akhir percakapan kita, maka dapat disimpulkan….”, “sebagai kesimpulan akhir pembicaraaan kita…”.